BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan. Untuk kelompok ekspermen dkena perlakuan pembelajaran dengan mult level tutoral. Sedangkan untuk kelompok kontrol merupakan kelompok yang tdak dkena perlakuan. Data nla tersebut yang akan djadkan alat ukur untuk menjawab hpotess pada peneltan n. Sebelum dber perlakuan kedua kelompok harus berdstrbus normal serta memlk kemampuan awal yang sama dengan melakukan uj normaltas dan homogentas. Sebagamana yang telah dpaparkan pada Bab III, pengumpulan data pada peneltan n menggunakan teknk wawancara, metode dokumentas, dan metode tes. Wawancara dgunakan untuk mengetahu permasalahan dalam yang dhadap d sekolah. Dokumentas dgunakan untuk memperoleh data nla semester gasal, sebelum dtentukan kelas yang menjad kelompok ekspermen dan kontrol pada peneltan n. Kemudan setelah pemberan perlakuan yang berbeda pada setap kelas, dlakukan post test untuk memperoleh data hasl belajar masng-masng kelas.. Analss Data Nla Awal a. Uj Normaltas Data nla awal kelompok ekspermen dan kontrol dperoleh dar data nla ulangan semester gasal sebelum mendapat perlakuan. Untuk data nla awal dapat dlhat pada lampran 3. () Uj normaltas nla awal pada kelompok ekspermen Hpotess: H o Data berdstrbus normal H Data tdak berdstrbus normal 48

2 Z X S Pengujan hpotess: ( O E E k ) Keterangan : Ch Kuadrat O Frekuens hasl pengamatan E Frekuens yang dharapkan Krtera yang dgunakan dterma H o htung < Dar data nla awal akan duj normaltas untuk menunjukkan kelompok ekspermen berdstrbus normal. Adapun langkahlangkah pengujan normaltas sebaga berkut: Nla Maksmal 87 Nla Mnmal 5 Rentang Nla (R) Banyak Kelas (K) + (3,3) log 39 6, 6 kelas 35 Panjang Kelas (P) 5, X 503 X N 39 64,795 s ( X X ) n s 6,7077 Menghtung Z 709, ,9933 (39 ) Z Bk X S Contoh untuk batas kelas nterval (X) 5,5 5,5 64,795 Z,89 6,7077 Selanjutnya dcar peluang untuk Z dar kurva Z () pada nla Z yang sesua. 49

3 Menghtung luas kelas untuk Z yatu dengan menghtung selsh antara peluang-peluang Z, kecual untuk peluang Z bertanda postf dan negatf djumlahkan. Untuk menghtung frekuens yang dharapkan ( E ) yatu luas daerah Z dkalkan dengan jumlah responden (n 39) Contoh pada nterval , ,0 Tabel 4. Daftar Nla Frekuens Observas Nla Kelompok Ekspermen Kelas Bk Z P(Z ) Luas Daerah Jumlah 39 4,487 O E ( O E ) E Keterangan: Bk Batas kelas bawah 0,5 Z Blangan Bantu atau Blangan Standar P( Z ) Nla E Z pada luas dbawah lengkung kurva normal standar dar O s/d Z Frekuens yang dharapkan O Frekuens hasl pengamatan 50

4 Berdasarkan perhtungan uj normaltas dperoleh bahwa htung 4,487 dan,07 dengan dk 6-5, α 5%. Jad < berart data yang dperoleh berdstrbus normal. htung Jad nla awal pada kelompok ekspermen berdstrbus normal (lhat lampran 4). () Uj normaltas nla awal pada kelompok kontrol Hpotess: H 0 Data berdstrbus normal H Data tdak berdstrbus normal Pengujan hpotess: ( O E E k ) Keterangan : Ch Kuadrat O Frekuens hasl pengamatan E Frekuens yang dharapkan Krtera yang dgunakan dterma H o htung < Dar data nla awal akan duj normaltas untuk menunjukkan kelompok kontrol berdstrbus normal. Adapun langkah-langkah pengujan normaltas sebaga berkut: Nla Maksmal 86 Nla Mnmal 5 Rentang Nla (R) Banyak Kelas (K) 34 Panjang Kelas (P) 5, (3,3) log 40 6,87 6 kelas X 574 X N 40 64,3500 s ( X X ) n 64,000 4,0795 (40 ) 5

5 Z X S s 6,4869 Menghtung Z Z Bk X S Contoh untuk batas kelas nterval (X) 5,5 5,5 64,3500 Z,98 6,4869 Selanjutnya dcar peluang untuk Z dar kurva Z () pada nla Z yang sesua. Menghtung luas kelas untuk Z yatu dengan menghtung selsh antara peluang-peluang Z, kecual untuk peluang Z bertanda postf dan negatf djumlahkan. Untuk menghtung frekuens yang dharapkan ( E ) yatu luas daerah Z dkalkan dengan jumlah responden (n 40) Contoh pada nterval ,3 40 4,9 Tabel 4. Daftar Nla Frekuens Observas Nla Kelompok Kontrol Kelas Bk Z P(Z ) Luas Daerah O Jumlah 40 E ( O E ) E 5

6 Keterangan: Bk Batas kelas bawah 0,5 Z Blangan Bantu atau Blangan Standar P( Z ) Nla E Z pada luas dbawah lengkung kurva normal standar dar O s/d Z frekuens yang dharapkan O frekuens hasl pengamatan Berdasarkan perhtungan uj normaltas dperoleh bahwa htung 0,403 dan,07 dengan dk 6-5, α 5%. Jad < berart data yang dperoleh berdstrbus normal. htung Jad nla awal pada kelompok kontrol berdstrbus normal (lhat lampran 5). (3) Uj homogentas nla awal pada kelompok kontrol dan ekspermen Hpotess yang dgunakan : H 0 : σ σ H : σ σ dengan rumus: dengan { n log s } ( ln 0 ) B ( ) B ( log ) ( n ) Keterangan: s dan ch kuadrat s varans sample ke- s ( n ) S ( n ) n k banyaknya peserta sample ke- banyaknya kelompok sampel 53

7 Tabel 4.3 Sumber Data Homogentas Sumber varas Kelas Kelas Ekspermen Kontrol Jumlah N x 64,8 64,35 Varans (s ) 44,99 4,08 Standart devas (s) 6,7 6,49 Table 4.4 Tabel Uj Bartlett Sampel dk n /dk s Log s dk.log s dk * s 38 0,063 44,993,653 6,80 709, ,056 4,079,64 63,339 64,00 Jumlah 77 6, ,844 s ( n ( n ) s ) 3350, ,57449 B (Log s ). (n ) B (Log43,57449).77 B (,63866). 77 B 6,77 htung (Ln 0) { B - (n -) log s } htung,30585 {6,77 6,583} htung 0,

8 Berdasarkan perhtungan uj homogentas dperoleh bahwa htung 0,0434 dan α 5%. Jad 3,84 dengan dk k- - dan htung < berart nla awal pada kelompok ekspermen dan kelompok kontrol mempunya varans yang homogen (lhat lampran 6). (4) Uj kesamaan dua rata-rata nla awal pada kelompok kontrol dan ekspermen Tabel 4.5 Rngkasan Data untuk Uj Kesamaan Dua Rata-Rata Sumber varas Ekspermen Kontrol Jumlah N Χ 64,795 64,3500 Varans (S ) 44,9933 4,0795 Standart devas (S) 6,7077 6,4869 Dengan perhtungan t-tes dperoleh bahwa t htung -0,5 dan t t ( 0,9750)(77).993 dengan taraf sgnfkan α 5% dan dk n + n Peluang t -/ α - 0,05 0, 975. Sehngga dapat dketahu bahwa t -,993 < t htung -0,5 < t,993. Maka berdasarkan uj persamaan dua rata-rata (uj t) kemampuan peserta ddk kelas VII-A dan VII-B tdak berbeda secara sgnfkan (lhat lampran 7). Dengan demkan dapat dsmpulkan bahwa kelompok ekspermen dan kontrol berangkat dar keadaan dmana keduanya berasal dar populas dengan dstrbus normal, mempunya varans yang homogen dan tdak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal, sehngga jka terjad perbedaan sgnfkan semata-mata karena perbedaan perlakuan. 55

9 . Instrumen Tes dan Analss Butr Soal Instrumen Sebelum nstrumen tes dgunakan untuk memperoleh data kemampuan matemats peserta ddk, perlu dlakukan beberapa langkah supaya mendapatkan nstrumen yang bak. Adapun langkah-langkahnya sebaga berkut. a. Mengadakan Pembatasan Mater yang Dujkan Dalam peneltan n bahan yang akan dujkan terdr dar tga sub pokok dar hmpunan yatu; Pertama, rsan hmpunan. Kedua, gabungan hmpunan. Ketga, selsh (dfference) hmpunan. Keempat, komplemen hmpunan. b. Menyusun Ks-ks Ks-ks nstrumen dapat dlhat pada lampran 8 dan tes uj coba dapat dlhat pada lampran 9. c. Menentukan Waktu yang Dsedakan Waktu yang dperlukan untuk menyelesakan soal-soal uj coba tersebut selama 80 ment dengan jumlah soal yang berbentuk uraan. d. Analss Butr Soal Hasl Uj Coba Instrumen Sebelum nstrumen dberkan pada kelompok ekspermen sebaga alat ukur kemampuan peserta ddk, terlebh dahulu dlakukan uj coba nstrumen kepada kelompok uj coba dalam bentuk soal uraan. Uj coba dlakukan untuk mengetahu apakah butr soal tersebut sudah memenuh kualtas soal yang bak atau belum. Adapun alat yang dgunakan dalam pengujan analss uj coba nstrumen melput valdtas tes, relabltas tes, tngkat kesukaran, dan daya beda. Untuk perhtungannya lhat lampran. ) Analss Valdtas Tes Uj valdtas dgunakan untuk mengetahu vald atau tdaknya butr-butr soal tes. Butr soal yang tdak vald akan d drop (dbuang) dan tdak dgunakan. Sedangkan butr soal yang vald berart butr soal tersebut dapat mempresentaskan mater 56

10 hmpunan yang telah dtentukan oleh penelt. r Hasl analss perhtungan valdtas butr soal ( htung dkonsultaskan dengan harga krtk r product moment, dengan ) taraf sgnfkan 5 %. Bla harga r > r htung maka butr soal tersebut dkatakan vald. Sebalknya bla harga butr soal tersebut dkatakan tdak vald. r < r htung maka Berdasarkan hasl analss perhtungan valdtas butr soal dperoleh data sebaga berkut: No Soal Tabel 4.6 Analss Perhtungan Valdtas Butr Soal r htung Valdtas r Keterangan Vald Vald Vald Vald Vald Vald Tdak Vald Vald Vald Vald 0.65 Tdak Vald Vald Tabel 4.7 Prosentase Valdtas Butr Soal No Krtera No. Soal Jumlah Prosentase Vald,,3,4,5,6,8,9,0, % 57

11 No Krtera No. Soal Jumlah Prosentase Tdak Vald 7, 6.66% Setelah dketahu ada soal yang tdak vald maka soal tersebut dbuang dan tdak dgunakan. Untuk soal yang sudah vald akan duj valdtas lag. Berdasarkan hasl analss perhtungan valdtas butr soal tahap dperoleh data sebaga berkut: No Soal Tabel 4.8 Uj Valdtas yang Kedua rhtung Valdtas r Keterangan Vald Vald Vald Vald Vald Vald Vald Vald Vald Vald Tabel 4.9 Prosentase Valdtas Butr Soal No Krtera No. Soal Jumlah Prosentase Vald,,3,4,5,6,8,9,0, 0 00 % Berdasarkan krtera d atas terdapat 0 butr soal vald yang akan dgunakan sebaga tes akhr untuk kelas ekspermen dan kelas kontrol. 58

12 ) Analss Relabltas Tes Setelah uj valdtas dlakukan, selanjutnya dlakukan uj relabltas pada nstrumen tersebut. Uj relabltas dgunakan untuk mengetahu tngkat konsstens jawaban tetap atau konssten untuk dujkan kapan saja nstrumen tersebut dsajkan. Harga r yang dperoleh dkonsultaskan dengan harga r product moment dengan taraf sgnfkan 5 %. Soal dkatakan relabltas jka harga r r >. Berdasarkan hasl perhtungan koefsen relabltas butr r soal dperoleh r 0.83, sedang product moment dengan taraf r sgnfkan 5 % dan n 40 dperoleh 0.7, karena r r > artnya koefsen relabltas butr soal uj coba memlk krtera pengujan yang tngg (relabel). 3) Analss Tngkat Kesukaran Uj tngkat kesukaran dgunakan untuk mengetahu tngkat kesukaran soal tersebut apakah sukar, sedang, atau mudah. Berdasarkan hasl perhtungan koefsen tngkat kesukaran butr soal dperoleh hasl sebaga berkut. Tabel 4.0 Perhtungan Koefsen Tngkat Kesukaran Butr No Soal Tngkat Kesukaran Keterangan 0.89 Mudah 0.8 Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang 59

13 0 0.3 Sedang 0.3 Sedang Tabel 4. Prosentase Tngkat Kesukaran Butr Soal No Krtera No. Soal Jumlah Prosentase Sedang 4,8,9,0, 7 50 % Mudah,,3,5, % 4) Analss Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta ddk yang berkemampuan tngg dengan peserta ddk yang berkemampuan rendah. Soal dkatakan bak, bla soal dapat djawab dengan benar oleh peserta ddk yang berkemampuan tngg. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda dsebut ndeks dskrmnas, dsngkat D. Berdasarkan hasl perhtungan daya beda butr soal dperoleh hasl sebaga berkut. Tabel 4. Perhtungan Koefsen Daya Beda Butr Soal No Soal Tngkat Kesukaran Keterangan 0. Cukup 0.5 Cukup 3 0. Cukup Cukup Cukup Cukup 8 0. Cukup Cukup 60

14 0 0.4 Cukup 0.4 Cukup Tabel 4.3 Prosentase Daya Beda Butr Soal No Krtera No. Soal Jumlah Prosentase Bak % Cukup,,3,4,5,6,8,9,0, 0 00 % 3 Jelek 0 0 0% 4 Jelek Sekal 0 0 0% Berdasarkan daya beda d atas soal yang dpaka adalah nomor,, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 0, yang mempunya krtera cukup. 3. Analss Data Nla Akhr Untuk mendapatkan nla akhr pada kelompok kontrol dan ekspermen, sebelumnya perlu dlakukan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda. Pada kelompok ekspermen menggunakan pembelajaran mult level tutoral. Sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensonal. Setelah dlakukan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, maka selanjutnya dadakan post test untuk soal post test dapat dlhat d lampran. Tujuannya dadakannya post test untuk mengetahu hasl belajar dar kelas ekspermen dan kelas kontrol. Nla tersebut dgunakan untuk menguj hpotess dar peneltan n. Untuk data nla post test dapat dlhat pada lampran 4. a. Uj Normaltas Nla Post Test ) Uj Normaltas Kelompok Ekspermen Hpotess: H o Data berdstrbus normal H Data tdak berdstrbus normal 6

15 Z X S Pengujan hpotess: ( O E E k ) Keterangan : Ch Kuadrat O Frekuens hasl pengamatan E Frekuens yang dharapkan Krtera yang dgunakan H 0 dterma jka htung < Dar data nla post test akan duj normaltas untuk menunjukkan kelompok ekspermen berdstrbus normal. Adapun langkah-langkah pengujan normaltas sebaga berkut: Nla Maksmal 00 Nla Mnmal 43 Rentang Nla (R) Banyak Kelas (K) 57 Panjang Kelas (P) 9, (3,3) log 39 6,5 6 kelas X 34 X N 39 80,564 ( X X ) s n s 6,9935 Menghtung Z 0973,59 88,77868 (39 ) Z Bk X S Contoh untuk batas kelas nterval (X) 40,5 40,5 80,564 Z,36 6,9935 Selanjutnya dcar peluang untuk Z dar kurva Z () pada nla Z yang sesua. 6

16 Menghtung luas kelas untuk Z yatu dengan menghtung selsh antara peluang-peluang Z, kecual untuk peluang Z bertanda postf dan negatf djumlahkan. Untuk menghtung frekuens yang dharapkan ( E ) yatu luas daerah Z dkalkan dengan jumlah responden (n 39) Contoh pada nterval ,096 39, Tabel 4.4 Daftar Nla Frekuens Observas Nla Kelompok Ekspermen Kelas Bk Z P(Z ) Luas Daerah , , , , , , O Jumlah 39 E ( O E ) 4,878 E Keterangan: Bk Batas kelas bawah 0,5 Z Blangan Bantu atau Blangan Standar P( Z ) Nla E Z pada luas dbawah lengkung kurva normal standar dar 0 s/d Z frekuens yang dharapkan O frekuens hasl pengamatan 63

17 bahwa Berdasarkan dengan perhtungan uj normaltas dperoleh htung 4,878 dan,07 dengan dk 6-5, α 5%. Jad < berart data yang dperoleh berdstrbus htung normal. Jad nla post test pada kelompok ekspermen berdstrbus normal (lhat lampran 5). ) Uj Normaltas Kelompok Kontrol Hpotess: H 0 Data berdstrbus normal H Data tdak berdstrbus normal Pengujan hpotess: ( O E E k ) Keterangan : Ch Kuadrat O Frekuens hasl pengamatan E Frekuens yang dharapkan Krtera yang dgunakan dterma H 0 htung < Dar data nla post test akan duj normaltas untuk menunjukkan kelompok kontrol berdstrbus normal. Adapun langkahlangkah pengujan normaltas sebaga berkut: Nla Maksmal 98 Nla Mnmal 40 Rentang Nla (R) Banyak Kelas (K) 58 Panjang Kelas (P) 9, (3,3) log 40 6,87 6 kelas X 8 X N 40 70,3000 s ( X X ) n 8906,40 8,3693 (40 ) 64

18 Z X S s 5,8904 Menghtung Z Z Bk X S Contoh untuk batas kelas nterval (X) 39,5 39,5 70,3000 Z,04 5,8904 Selanjutnya dcar peluang untuk Z dar kurva Z () pada nla Z yang sesua. Menghtung luas kelas untuk Z yatu dengan menghtung selsh antara peluang-peluang Z, kecual untuk peluang Z bertanda postf dan negatf djumlahkan. Untuk menghtung frekuens yang dharapkan ( E ) yatu luas daerah Z dkalkan dengan jumlah responden (n 40) Contoh pada nterval , ,3 Tabel 4.5 Daftar Nla Frekuens Observas Nla Kelompok Kontrol Kelas Bk Z P(Z ) Luas Daerah O Jumlah 40 E ( O E ) E 65

19 Keterangan: Bk Batas kelas bawah 0,5 Z Blangan Bantu atau Blangan Standar P( Z ) Nla E Z pada luas dbawah lengkung kurva normal standar dar 0 s/d Z frekuens yang dharapkan O frekuens hasl pengamatan bahwa Berdasarkan dengan perhtungan uj normaltas dperoleh htung 7,6747 dan,07 dengan dk 6-5, α 5%. Jad < berart data yang dperoleh htung berdstrbus normal (lhat lampran 6). Jad nla post test pada kelompok kontrol berdstrbus normal. b. Uj Homogentas Nla Post Test Hpotess yang dgunakan : H 0 : σ σ H : σ σ dengan rumus: dengan { n log s } ( ln 0 ) B ( ) B ( log ) ( n ) Keterangan: s dan ch kuadrat s varans sample ke- n banyaknya peserta sampel ke- k banyaknya kelompok sampel s ( n ) S ( n ) 66

20 Tabel 4.6 Sumber Data Homogentas Nla Post test Sumber varas Kelas Ekspermen Kelas Kontrol Jumlah 34 8 N ,564 70,3000 Varans (S ) 88,7787 8,369 Standart devas (S) 6,9935 5,9 Tabel 4.7 Uj Bartlett Nla Post Test Sampel dk n /dk S Log S dk.log S dk * S 38 0,063 88,7787, , , ,056 8,369,3586 9, ,4000 Jumlah 77 85, ,990 s ( n ( n ) s ) 9879, ,8685 B (Log s ). (n ) B (log58,8685). 77 B (,493). 77 B 85,78 htung (Ln 0) { B - (n -) log s } htung,3059 {85,783 85,4883} htung 0,594 67

21 Berdasarkan perhtungan yang terdapat pada lampran7. Uj homogentas dperoleh bahwa htung 0,6658 dan 3,84 dengan dk k- - dan α 5%. Jad htung < berart nla post test pada kelompok ekspermen dan kelompok kontrol mempunya varans yang homogen. B. Pengujan Hpotess Setelah dlakukan uj prasyarat, pengujan kemudan dlakukan dengan pengujan hpotess. Data atau nla yang dgunakan untuk menguj hpotess adalah nla kemampuan akhr (nla post test). Hal n dlakukan untuk mengetahu adanya penngkatan kemampuan akhr setelah peserta ddk dber perlakuan, dmana dharapkan jka nla rata-rata menngkat adalah karena adanya pengaruh perlakuan, yang menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut efektf selama pembelajaran dlakukan. Untuk mengetahu apakah pembelajaran tersebut efektf maka dgunakan rumus t-test (uj phak kanan) dalam pengujan hpotess sebaga berkut. H 0 µ µ : rata-rata kemampuan yang menggunakan pembelajaran mult level tutoral tdak lebh besar atau sama dengan ratarata kemampuan kemampuan yang menggunakan pembelajaran konvensonal. H µ > µ : rata-rata kemampuan yang menggunakan pembelajaran mult level tutoral lebh besar dar pada rata-rata kemampuan yang menggunakan pembelajaran konvensonal. Dar uj homogentas dperoleh σ σ atau kedua varans sama (homogen), maka uj perbedaan dua rata-rata menggunakan rumus: x x t s + n n dmana, s ( n ) s + ( n ) s n + n 68

22 Berdasarkan perhtungan t-test dperoleh hasl sebaga berkut. Tabel 4.8 Hasl Perhtungan t-test N X s SD S Dk t htung t Kelompok ekspermen 39 80,56 88,7787 6, , ,64,66 Kelompok kontrol 40 70,30 8,369 5, 9 s (39 ).88, (40 ).8, ,87 6,06803 Dengan s 6,06803 maka: t 80,56 70,30 6, t,839 Menurut hasl perhtungan menunjukkan bahwa hasl peneltan yang dperoleh untuk kemampuan akhr kelompok ekspermen dengan pembelajaran mult level tutoral dperoleh rata-rata 80,56 dan standar devas (SD) adalah 6,9935 sedangkan untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensonal dperoleh rata-rata 70,30 dan standar devas (SD) adalah 5,9. Dengan dk dan taraf nyata 5% maka dperoleh t,66. Dar hasl perhtungan t-test t htung,839. Jad dbandngkan antara t htung dan t maka t htung > t sehngga H 0 dtolak dan H dterma (lhat lampran 8). 69

23 C. Pembahasan Hasl Peneltan Berdasarkan perhtungan dengan t-test, dperoleh t htung,839 sedangkan t,66. Hal n menunjukkan bahwa t htung > t artnya ratarata kemampuan pada mater pokok hmpunan yang menggunakan pembelajaran mult level tutoral lebh besar dar pada rata-rata kemampuan pada mater pokok hmpunan yang yang menggunakan pembelajaran konvensonal. Hal tu juga ddukung dengan ketuntasan hasl belajar kelas ekspermen sebesar 9,30%. Berdasarkan krtera ketuntasan klaskal yang dtetapkan oleh Depdknas yakn sebesar 75%, dapat dkatakan proses pembelajaran berlangsung efektf. Prosentase tersebut merupakan perolehan yang sangat memuaskan dbandngkan kelas kontrol yang baru mencapa ketuntasan klaskal sebesar 7,5% Jad dapat dtark kesmpulan bahwa pembelajaran mult level tutoral lebh efektf dalam menngkatkan hasl belajar mater hmpunan pada peserta ddk kelas VII MTs Nurul Huda Dempet. Untuk melhat gambaran yang lebh luas bagamana perolehan nla post test peserta ddk pada mater pokok hmpunan, dapat dlhat pada hstogram berkut. 70

24 Gambar 4.9 Hstogram Nla Post test Dar hstogram terlhat kemampuan matematka Hstogram Nla Post Test Dar hstogram terlhat kemampuan pada kelompok nla 40-48, 49-57, dan kelas kontrol lebh tngg frekuensnya dbandng dengan kelas ekspermen tetap ketka pada kelompok nla antara 58-66, dan 94-0 frekuens tertngg terdapat pada kelas ekspermen. Jad dapat dsmpulkan bahwa yang mendapatkan nla d atas KKM yang lebh banyak adalah kelas ekspermen. D. Keterbatasan Peneltan Dalam peneltan yang penuls lakukan tentunya mempunya banyak keterbatasan antara lan :. Keterbatasan Tempat Peneltan Peneltan yang penuls lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yatu MTs Nurul Huda Dempet untuk djadkan tempat peneltan. Apabla ada hasl peneltan d tempat lan yang berbeda, tetap kemungknannya tdak jauh menympang dar hasl peneltan yang penuls lakukan. 7

25 . Keterbatasan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama pembuatan skrps. Waktu yang sngkat n termasuk sebaga salah satu faktor yang dapat mempersempt ruang gerak peneltan. Sehngga dapat berpengaruh terhadap hasl peneltan yang penuls lakukan. 3. Keterbatasan dalam Objek Peneltan Dalam peneltan n penuls hanya menelt tentang teknk penerapan pembelajaran mult level tutoral pada pelajaran matematka mater pokok hmpunan pada kompetens dasar melakukan operas rsan, gabungan, selsh (dfference), dan komplemen pada hmpunan. Sehngga dalam penyusunan nstrumen penlaan menyesuakan dengan karakterstk mater, serta dalam pembuatan rubrknya. Dar berbaga keterbatasan yang penuls paparkan d atas maka dapat dkatakan bahwa nlah kekurangan dar peneltan n yang penuls lakukan d MTs Nurul Huda Dempet. Meskpun banyak hambatan dan tantangan yang dhadap dalam melakukan peneltan n, penuls bersyukur bahwa peneltan n dapat terselesakan dengan lancar. 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Setelah melakukan peneltan, penelt mendapatkan stud lapangan untuk memperoleh data nla pos test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan meda vdeo kma sebaga meda pembelajaran pada mater pokok larutan elektrolt dan nonelektrolt, peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt Penerapan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians Uj Homogentas Varans I. DUA VARIANS Pengujan hpotess dua varans dlakukan untuk mengetahu varans dua populas sama (homogen atau tdak (heterogen. S dan S merupakan penduga σ dan σ Rumus varans : x ( x S

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA. Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN:088-3943 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci