Deni Candra Irawan et al., Efektivitas Program Keaksaraan Fungsional Bagi Masyarakat Miskin

Transkripsi

1 1 EFEKTIVITAS PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER (THE EFFECTIVENESS OF THE PROGRAM OF FUNCIONAL SCRIPT FOR THE POORSOCIETY IN SUKOWONO DISTRICT JEMBER REGENCY) Deni Cdra Irawa, Drs. Agus Suharsono, M. Si, Hermto Rohm, S. Sos, MPA Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimt 37, Jember Abstrak Peneliti ini bertuju untuk mengetahui apakah program keaksara fungsional bagi miskin di Kecamat Sukowono Kabupaten Jember sudah efektif berdasark pedom atau tidak. Dildasi oleh KepBup No /311/012/2006 bahwa program harus merata, menyeluruh berdasark pada pedom berlaku. Pengukur efektivitas program dilihat dari grafik ak prestasi program pen telah, seljutnya dapat digunak untuk evaluasi serta pedom untuk program seljutnya. Jenis peneliti ini adalah deskriptif, pendekat kualitatif. Peneliti ini menggunak data primer sekunder. Data primer peneliti ini adalah diperoleh teknik wawcara, data sekunder adalah studi kepustaka dokumen umum tentg keaksara fungsional. Berdasark wawcara peneliti peneliti ini, diperoleh data-data menunjukk bahwa program keaksara fungsional dilaksak di Kecamat Sukowono masih belum efektif maksimal. Kata Kunci: Efektivitas, Fungsional Abstract This study aimed to determine whether functional literacy program for the poor that was done in Sukowono district, Jember was effective already d based on the guidelines or not. Based on regency decision No /311/012/2006, the implementation of the program should be equitable, inclusive d based on the prevailing guidelines. Measurement of the program effectiveness would be seen from the chart public achievements in participating in the education program that has been done, d then it could be used for the evaluation as well as guidelines for the next program. This was descriptive study with a qualitative approach. This study used primary d secondary data. The primary data in this study was obtained by interview, d secondary data was from the literary study d public documents about the functional literacy. Based on interviews d research conducted in this study, the data indicated that the functional literacy program implemented in Sukowono district was not effective d maximum yet. Keyword: Effectiveness, Fucional Script. Pendahulu Pen adalah fenomena selalu terjadi kehidup musia. Kita dapat mengatak, bahwa di ma ada kehidup musia di sa pasti ada pen. Masa dep seseorg sering disiapk oleh bersgkut melalui pen sehingga menjadi penting arti pen bagi keberlgsung seseorg. Di Indonesia, pen adalah sesuatu selama ini menjadi masalah serius. Masyarakat Indonesia terutama berada di daerah pedesa atau daerahdaerah pe sering kali mengggap pen adalah sesuatu berat tidak berguna bagi kehidup mereka. Mereka berggap bahwa lebih baik bekerja dari pada melajutk pen atau. Byak sekali Indonesia pennya tidak tuntas atau putus sekolah karena berbagai alas melatarbelakginya. Hal ini dikarenak pen tidak merata, sehingga pemaham pe ak pen tidaklah penting. Hal ini menunjukk bahwa kinerja pemerintah menggulgi masalah pen belumlah berhasil maksimal. Namun hal ini pemerintah tidak hya terpaku program-program pen bersifat formal. Karena setiap permasalah big pen byak faktor mempengaruhinya. Misalk faktor sosial, faktor budaya faktor ekonomi. Deng demiki pemerintah harus lebih jeli lebih memperhatik segala sesuatu ada di kehidup, karena selama ini kita ketahui adalah pen formal tidaklah lepas dari masalah biaya tinggi serta ketentu-ketentu harus dipenuhi. Itulah mengapa pemerintah tidaklah harus terpaku pen formal, sebab pada kenyatanya tidak semua kalg di Indonesia dapat mengupi biaya dijurk di pen formal. Ak tetapi, di

2 2 Indonesia ada beberapa macam pen berbeda berdasark sistematika model pengajarnya yaitu pen informal, formal non formal. Hal tersebut sesuai UU No.20 Tahun 2003 Pasal 26 tentg Sistem Pen Nasional yaitu sebagai berikut: jalur pen di Indonesia ada tiga jalur yaitu pen informal, pen formal pen non formal. Di membgun ketiga jalur pen ini tidak dapat dipisahk karena saling memiliki keterkait tara satu sama lain, namun dari masing-masing pen tersebut memiliki karakteristik serta sasar peserta berbeda berdasark kemampu kelayak dimiliki. Di Kabupaten Jember, jumlah miskin sgatlah tinggi menurut Departemen Sosial Republik Indonesia, di seluruh Kabupaten Jember pada tahun 2012 sebyak jiwa. Deng jumlah tersebut, menempatk Kabupaten Jember sebagai salah satu Kabupaten memiliki jumlah miskin sgat tinggi. Jumlah Kecamat Sukowono pada tahun 2012 jumlah miskin sebyak org. Deng jumlah tersebut, bahwa Jember lebih 27% dari jumlah seluruh Jember berada di bawah garis kemiskin terdapat di Kecamat Sukowono. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut: tabel 1:Data jumlah miskin Kecamat Sukowono tahun 2012 No Desa Jumlah Masyarakat Miskin 1 Sumberwaru Sukorejo Sukosari Balet Baru Sumber Wringin Mojogemi Sukokerto Sukowono Dawuh Mgli Arjasa Sumberti Pocg Jumlah Sumber:Data BPS UPTD Kecamat Sukowono. Berdasark tabel di atas tingginya gka kemiskin ada di Kecamat Sukowono mencapai , tidak bisa dipungkiri hal tersebut berdampak negatif terhadap pen. Deng demiki, bisa dikatak bahwa byak sekali Sukowono taraf atau tingkat pennya juga masih kurg. Hal itu juga dapat menunjukk bahwa tingkat pen ada di Kecamat Sukowono tidaklah memenuhi stdart ditentuk oleh pemerintah yaitu wajib sekolah 9 tahun, mengingat pengaruh kemiskin terhadap pen sgatlah besar. Dalam mengi masalah ini pemerintah harus mampu meningkatk akses pen kepada seluruh. Salah satu program dari pemerintah rgka meningkatk kualitas pen terhadap miskin adalah menciptak pen mudah fleksibel. Salah satunya adalah pen non formal, Phillips H. Combs ( Joesoef 1992:50) mengungkapk bahwa : pen non formal adalah setiap pen terorgisir diselenggarak di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupak bagi dari suatu luas, dimaksudk untuk memberik lay kepada sasar tertentu rgka mencapai tuju-tuju. Saat ini pen non formal harus lebih byak diperhatik oleh pemerintah, karena hya jal inilah pemerintah dapat meningkatk mutu pen ada pada miskin. Melihat pen formal saat ini masih membutuhk biaya tinggi, dima miskin tidak ak dapat mengupi biaya tersebut. Salah satu bentuk dari pen non formal tersebut adalah program pen Fungsional ( KF ). Deng tuju utama meningkatk maka model pen ini bisa dilaksak oleh seluruh kalg, tidak terkecuali ak-ak berasal dari miskin atau juga daerah terpencil. Seperti halnya di daerah Kecamat Sukowono ini, dima pemerintah khususnya pemerintah Kecamat Sukowono telah berupaya semaksimal mungkin mengi masalah tingkat kualitas pen ada di Sukowono. Namun masalah ini byak dipengaruhi oleh faktorfaktor internal ada pada, seperti faktor ekonomi, faktor budaya faktor sosial dima faktor sosial ini ak berpengaruh pada cara pg terhadap pentingnya pen. Deng dipengaruhi faktorfaktor itulah menyebabk Sukowono mengalami berpen minim atau bahk buta aksara. Berikut ini adalah data jumlah Sukowono tergolong buta aksara, yaitu sebagai berikut : Tabel 2: Jumlah penduduk buta aksara di Kecamat Sukowono tahun 2012 No Desa Jumlah Masyarakat Yg Mengalami Buta Aksara 1 Sumberwaru Sukorejo 734

3 3 3 Sukosari Balet Baru Sumber Wringin Mojogemi Sukokerto Sukowono Dawuh Mgli Arjasa Sumberti Pocg 543 Jumlah 8388 Sumber :UPTD Kecamat Sukowono, Kabupaten Jember. Deng melihat tabel di atas, bahwa jumlah buta aksara berada di Kecamat Sukowono sgatlah tinggi. Mengingat jumlah miskin di Kecamat Sukowono juga sgat tinggi yaitu mencapai jiwa. Deng begitu, dapat disimpulk bahwa dasar dari timbulnya masalah buta aksara ini dipengaruhi oleh faktor perekonomi itu sendiri. Di sisi lain, pemerintah harus dapat menyadark Sukowono ak pentingnya pen. Karena Sukowono cenderung mempunyai prinsip lebih baik bekerja dari pada bersekolah. Deng kenyata itu, apakah program Fungsional ini ak dapat memberik pengaruh efektif terhadap pen miskin ada di Kecamat Sukowono. Bagaima per serta relasi terjadi tara kenyata tersebut studi Ilmu Administrasi Negara. Hal itulah mendasari penulis untuk melakuk peneliti ini, berjudul Efektivitas Program Fungsional Bagi Masyarakat Miskin Di Kecamat Sukowono Kabupaten Jember. Setiap peneliti rumus masalah selalu dibutuhk memperjelas masalah seg diteliti serta dapat membtu peneliti untuk menggambark tentg apa seg terjadi atau pokok permasalah seg diteliti jelas tegas. Menurut Moleong (2001:65), Fokus peneliti atau rumus masalah pada dasarya adalah masalah bersumber pada pengalam peneliti atau melalui pengetahu diperolehnya melalui keputus ilmiah maupun keputus lainnya. Sehingga peneliti ak mendapatk data relev permasalah seg diteliti ntinya ak mempermudah peneliti untuk melakuk alisis. Deng peneliti ini, peneliti ak mendeskripsik menjelask situasi sosial terjadi pada kehidup tinggal di Desa Sukuwono, kecamat Sukowono, Kabupaten Jember untuk mewakili atau sebagai sampel masalah peneliti ini. Berdasark urai latar belakg, maka rumus masalah dari peneliti ini adalah sebagai berikut: Bagaima tingkat efektivitas program Fungsional bagi miskin berada di Desa Sukowono? Peneliti ini bertuju untuk mengetahui efektivitas program Fungsional (KF) mengatasi masalah kualitas pen serta mendeskripsik mfaat diperoleh oleh miskin berada di Kecamat Sukowono aya program Fungsional ini. Mfaat peneliti ini adalah Deng hasil di dapat dari peneliti ini berupa data, hipotesis ataupun titik temu dari masalah peneliti ini, diharapk dapat memberik suatu pengaruh signifik mampu memberik pengembg terhadap Ilmu Administrasi Negara khusunya terhadap kebijak-kebijak berkait pen masalah kemiskin pada kehidup. Serta dapat memberik atau menambah pengetahu serta pemaham terhadap masalahmasalah berkait Ilmu Administrasi Negara, sehingga peneliti dapat menerapk segala sesuatu di dapat waktu perkuliah pada permasalah nyata. Misalnya seperti teori-teori administrasi ataupun konsepkosepnya ada pada administras publik. Metode Peneliti Peneliti ini menekk pada paradigma kualitatif tipe peneliti deskriptif mengukur efektivitas program keaksara fungsional dilaksak di Kecamat Sukowono. Teknik pengambil data di lapg menggunak teknik wawcara secara lgsung kepada ra program, observasi berpacu pada dokumen keaksara fungsional. Peneliti dilaksak dari Bul Desember 2012 sampai Bul Maret 2013 di Kecamat Sukowono. D data di perolah berupa data sekunder primer, data sekunder meliputi data di peroleh dari dokumendokumen terkait keaksara fungsional dari lembaga terkait. Segk data primer di peroleh dari hasil wawcara observasi. Data-data inilah ntinya ak menjadi tolak ukur ak program keaksara fungsional di Kecamat Sukowono, sudah efektif berdasark stdart berlaku atau tidak. Hasil Peneliti Di Kecamat Sukowono ini, program Fungsional masih perlu ditingkatk lagi ranya. Karena berdasark peneliti oleh peneliti, dasar dari tidak efektifnya program ini yaitu kaitnya penentu sasar prosesnya. Dima sering kali penetap sasar Fungsional byak tidak memenuhi stdart atau tidak berdasark pada ketentu berlaku, begitu juga proses. Dima a proses ini seharusnya benar-benar

4 4 berdasark pedom atau ketentu berlaku, sebab proses inilah ntinya ak dapat menunjukk hasil atau pencapai dari program Fungsional tersebut. Dima tingkat keberhasil pencapai diperoleh oleh program merupak tolak ukur efektivitas program tersebut. Dima efektivitas dari program tersebut dapat diukur atau dilihat dari apa diperoleh oleh masyatakat serta perubah apa terjadi pada setelah program Fungsional ini. tidak berdasark pedom menentuk sasar misalnya seperti umur tersebut, buk berasal dari miskin, tinggal di kawas terpencil tidak dapat program ini. Masalah-masalah itulah menurut peneliti tidak berdasark pada ketentu atau pedom berlaku. Deng melihat kenyata itu, Bapak Mulyono berpendapat wawcara pada 24 Februari 2013 bahwa: mengenai masalah buk miskin itu, saya pikir itu buk salah kami. Karena kami data buta aksara dari BPS untuk menentuk peserta. Segk masalah umur dari peserta sendiri, mungkin dari ketidak tahu kami ak identitas dari tersebut k kebyak kalau org tua itu lupa ak tggal lahirnya. D kalau dari berasal dari pedesa atau terpencil itu masalahnya pada trsportasi mas, karena disini masih byak tidak memiliki kendara sendiri. Deng keada seperti itu, seharusnya pemerintah dapat menciptak suatu sara prasara dapat menunjg program Fungsional di Kecamat Sukowono ini. Misalk seperti, memberik sara tempat khusus di setiap desa ada supaya dapat merata di semua kalg. D hal itu ntinya dapat menciptak program mudah terjgkau bagi, karena kalau bicara tentg pen. Masyarakat pedesa atau terpencil merupak masalah sudah tidak baru lagi, karena masalah pen rendah identik tempat tinggal atau kawas itu tinggal. Selain itu juga, ra harus lebih memperhatik lagi kriteria bisa dijadik. Seperti pada segi umur, dima ditentuk pedom ada yaitu tidaklah lebih dari 60 tahun. Namun, berdasark pada peneliti oleh peneliti. Masih ada terctum sebagai peserta berumur lebih dari 60 tahun. Hal ini sudah menunjukk bahwa program Fungsional di Kecamat Sukowono ini berjal tidak berpedom pada pedom ada. Deng kenyata inilah pastinya ak berakibat pada efektivitas program, misalk seperti pada segi waktu dima hal ini ak membug-bug waktu karena memberik pengajar pada seseorg telah berumur atau lsia itu buklah hal mudah. Mengingat keadaa usia tersebut, pastinya daya ingat kesehat tubuh sgatlah lemah. Dampaknya adalah Fungsional tidak ak efektif membutuhk waktu lama. Maka selain memperhatik tempat program kriteria menentuk peserta, perlu oleh pemerintah Jember adalah penambah jumlah ggota ra. Karena salah satu masalah ada pada ra program Fungsional ini adalah jumlah tenaga minim. Pembahas Deng keterbatas-keterbatas inilah mengapa program Fungsional dilaksak di Kecamat Sukowono tidak berjal secara maksimal tidak efektif. Hal ini merupak tggungjawab pemerintah untuk bisa menunjg serta memfasilitasi, supaya program tersebut dapat memberik output maksimal. Berikut ini adalah data tabel tentg Fungsional di Kecamat Sukowono berdimensik pada penentu sasar proses berdasark pada hasil peneliti oleh peneliti. Kemudi dari tabel berikut ini kita dapat melihat apa saja oleh ra tidak berdasark pada ketentu atau pedom berlaku, yaitu sebagai berikut: Tabel 3: Tahap Tahap I Fungsion al Menurut Pedom Masyarak at buta aksara belum memiliki keterampi l dasar. Umur dibawah 60 tahun. Pemilih Di Kecamat Sukowono Masyarakat mengalami buta aksara. Byak lebih dari 60 tahun. Masyarakat buta aksara Gap Alas berggotaka n benar-benar buta aksara. sesuainya umur pada peserta. Kendala trsportasi

5 5 Tahap II adil merata. 10 dipdu oleh 1 tutor. Penyelen ggara memfasili tasi semua. Penyelen ggara memberik pengajara n dapat mengemb gk kemampu secara fungsiona l sesuai kebutuha n. Waktu pelaksa 6 bul untuk Dasar 6 bul ljut. berada di pedesa tidak dapat. Karena terbatasnya sara prasara pendukung. 30 dipdu oleh 1 tutor Semua fasilitas diperluk disedik oleh ra. untuk mengemb gk kemampu Sukowono big dasar CALISTUN G. Waktu hya 6 bul sekali semua ( dasar / ljut ) disamak. terbatas serta luasnya wilayah ada. Sehingga menyulitk r a untuk menjgkau buta aksara ada di pedesa. Disebabk karena keterbatas jumlah r a. Semua sara prasara disediak oleh r a. tuju mengembg k kemampu sekitar, yaitu kemampu CALISTUN G. Kurg efisiennya dilaksak karena dasar ljut dilaksk secara bersama. Mengingat Para tutor berpendid ik, berpengal am memiliki kompeten si serta kualisifik asi cukup PLS. Para penyeleng gara tutor memiliki kedisiplin tinggi. Pelaksa mengajar kurikulum berlaku. Prestasi peserta terakui jelas aya STSB ( surat tda selesai ). Berasal dari pemilih UPTD setempat. D hya berpedom pada titel dimiliki tidak melihat dari sisi kualisifikasi nya. Dalam berdasark wawcara sering kali ra datg terlambat. berobjekk pada proses mendengark, menulis, membaca, berhitung berkomunik asi. Dalam kelulus ra hya berdasark pada data dari para tutor. Tpa aya pengaku jelas. ada jumlah r a terbatas. Dalam melakuk proses pengajar sering kali tidak sabar/marah membuat merasa tidak nyam takut sehingga mengakibatk tidak mau lagi. Berkurgny a waktu mengajar mengakibatk dilaksak kurg maksimal.. Proses mengajar telah sesuai kurikulum berlaku. Akibat timbul adalah mengggap berlgsung tidak penting / meremehk. Bahk dapat terjadi

6 6 Tahap III Rutinitas. Sara prasara pendukun g memadai kondisi baik. bersifat fleksibel, luwes mudah. Evaluasi monitorin g Berdasark wawcara sering tidak dikarenak kesibuk dari. Kurgnya sara prasara tersedia. Seperti tempat. memudahka n, dima ra melaksak menyesuaik kondisi setempat. Pemtau cara mendatgi ada ada telah lulus terdata kembali peserta, sehingga mengakibatk jumlah garap buta aksara tidak selesaiselesai. Proses berlgsung tidak maksimal. kurg maksimal karena dilaksak secara berpindahpindah tidak menjgkau ada di pedesa. menyesuaika n waktu tempat dapat disggupi oleh. Penyelenggar a memtau terhadap peningkat pengemba ng terptau jelas. Setiap telah lulus program ak diberik STSB (surat tda selsai ). STSB di berik oleh peynelengga ra setelah telah diggap lulus atau tuntas keaksara. mendatgin ya serta mengajak berkomunika si melihat peningkat apa terjadi pada. Sebagai tda bukti bagi bahwa didirnya telah lulus. D hal ini juga untuk menghinari aya penggda untuk program seljutnya. Sumber: Hasil peneliti oleh peneliti. Berdasark data diataslah mengapa program Fungsional di Kecamat Sukowono tidak berjal efektif. masih ada - tidak berdasark pada ketentu atau pedom berlaku program Fungsional. Dapat kita lihat di tabel diatas, pada objek sasar terdapat beberapa tidak berdasark pada ketentu atau pedom ada. Seperti halnya usia, peserta ditujuk untuk miskin tinggal di pedesa. Hal itu menunjukk bahwa kinerja oleh para ra belumlah maksimal. Dima mereka (ra) melaksak program tidak berdasark pada pedom atau ketentu-ketentu berlaku. Deng begitu, pemerintah Jember diharapk untuk lebih meningkatk dukung perhatinya terhadap program ini supaya ra dapat melaksak program fasilitas sara prasar memadai. D ntinya diharapk teciptya pen efektif terhadap, juga diharapk aya peningkat pada segi pen ntinya dapat memberik dampak positif pada perekonomi ada. Deng harap-

7 7 harap itulah mendasari atau merupak maksud tuju dari aya program Fungsional ini. Kesimpul Berdasark hasil peneliti sudah oleh peneliti di lapg, maka secara garis besar dapat diambil kesimpul bahwa, untuk keefektif program Fungsional di Kecamat Sukowono Kabupaten Jember ini tidak berjal secara efektif. kebijak terdapat beberapa tidak berdasark pedom atau ketentu berlaku. Terutama program di big Tahap I Tahap II, nya big penetap sasar proses progam. Dima big ini merupak kelemah sgat mencolok dari ketidak efektif program Fungsional tersebut. Berdasark hasil peneliti maka peneliti memberik sar kepada ra program Fungsional di Kecamat Sukowono, terutama bagi lembaga terkait yaitu UPTD Kecamat Sukowono agar lebih optimal melaksak program Fungsional ini, yaitu sebagai berikut: 1. Lebih teliti penuh pertimbg memilih sasar sebagai peserta program Fungsional supaya pemilihnya tepat sasar berdasark kriteria ketentu ada. 2. Dalam proses mengajar para tutor harus bisa lebih meningkatk kedisiplinnya. 3. Perlunya sosialisasi terhadap tentg pentingnya pen bagi kehidup agar setempat lebih tusias terhadap program-program pen ada. Ucap Terima Kasih Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpah rahmat, hidayah serta Ridho-Nya, skripsi judul: Efektivitas Program Fungsional Bagi Masyarakat Miskin Di Kecamat Sukowono Kabupaten Jember, ini dapat terselesaik. Penulis skripsi ini dapat guna memenuhi salah satu syarat menyelesaik Pen Strata Satu (S1) pada Jurus Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jember. Pen ini dapat terselesaik aya btu dari beberapa pihak. Maka sudah selayaknya pada kesempat ini penulis mengucapk terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof.Dr.Hary Yuswadi, MA selaku Dek Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jember. 2. Bapak Dr.Sasongko,M.Si selaku Ketua Jurus Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jember. 3. Ibu Dra. Inti Wasiati, MM selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jember. 4. Bapak Drs. Agus Suharsono, M.Si selaku dosen pembimbing I telah memberik bimbing sar sehingga skripsi ini terselesaik. 5. Bapak Hermto Rohm, S.Sos,MAP selaku dosen pembimbing II telah memberik bimbing sar sehingga skripsi ini terselesaik. 6. Ibu Selfi Budi Helpiastuti S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik selalu memberik bimbing konsultasi pada waktu perkuliah. 7. BapakDrs. Boedijono, M.Si Drs. Suproto, M.Si selaku penguji telah melulusk peneliti serta membtu skripsi ini menjadi karya ilmiah baik benar. 8. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas bimbingnya selama penulis menempuh perkuliah. Daftar Pustaka Abidin zainal, Said Kebijak Publik. Jakarta: Salemba Humika. Moleong, Lexy Metode Peneliti Kualitatif. Bdung: PT. Remaja Rosdakarya. Faisal, Sapiah Pen Luar Sekolah Dalam Sistem Pen D Pembgun Nasional. Surabaya: Usaha Nasional. Joesoef, Soelaim Konsep Pen Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sudja, Djudju Evaluasi Program Pen Luar Sekolah Untuk Pen Non Formal D Pengembg SDM. Bdung: PT. Remaja Rosdakarya. Hadi, Sutrisno Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI Yogjakarta. Subarsono, Analisis Kebijak Publik.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Steers, Richard M Efektivitas Orgisasi. Jakarta : Erlgga Nugroho, Rit Public Policy. Jakarta: Elekmedia Komputindo. Singarimbun, Masri.1989.Metode Peneliti Survei. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES Indonesia. Miles, Matthew B Huberm, Michael Analisis Data Kualitatif. Jakarta : ( UI ) Universitas Indonesia. Dunn, William Pengtar alisis Kebijak Publik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nawawi, Hadari Peneliti Terap.Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Sugiyono Metodologi Peneliti Administrasi. Bdung: Alfabeta.