Sofi, et al. Karakteristik, Tingkat Konsumsi, Status Kesehatan, dan Status Gizi Lansia...
|
|
- Agus Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik, Tingkat Konsumsi, Status Kesehat, d Status Gizi Lsia Peserta d Buk Peserta Program Bina Keluarga Lsia (Characteristic, Consumption Level, Health Status, d Nutritional Status Among Elderly Participt d Non Participt of Elderly Person Family Guidce Program) Fitri Nadia Sofi, Ninna Rohmawati, Sulistyi Bagi Gizi Kesehat Masyarakat Fakultas Kesehat Masyarakat Universitas Jember Jal Kalimt 7, Jember 611 korespondensi: fitrinadiasofi6@gmail.com Abstract The increasing population of elderly will cause a lot of problems in various aspects. Consumption, health d nutrition problem quite much experienced by the elderly. The results of preliminary study in Kalisat known that the majority of elderly experiencing a deficit consumption levels d had hypertension. Based on that problem, the attention of elderly need to be increased. Elderly Person Family Guidce Program is a group which aimed to improve the knowledge d skills of families d the elderly to improve elderly s quality of life. The purpose of this study was to alize the difference of consumption level, health status, d nutritional status among elderly participts d nonparticipts of this program. A total of 10 elderly (1 participts d 1 nonparticipts) were actively followed. A cross sectional study was conducted on elderly people aged 6090 years in Kalisat, Jember. Analytical techniqs used in this research was Mn Whitney d ChiSquare with α = 0.0 level. The study showed no significt difference of characteristics; energy consumption level; carbohydrate consumption level; fat consumption level; health complaints; d type of illness but there were significt difference of protein consumption level; illness treatment actions; d nutritional status of elderly participts d nonparticipts. Keywords: Elderly, Consumption Level, Health Status, Nutritional Status Abstrak Meningkatnya jum penduduk lsia ak menimbulk permasa di berbagai aspek kehidup. Permasa konsumsi, kesehat d gizi cukup byak dialami oleh lsia. Hasil studi pendahulu pada lsia di Kecamat Kalisat diketahui bahwa mayoritas lsia mengalami tingkat konsumsi defisit d mayoritas mengalami hipertensi. Deng adya permasa tersebut maka perhati terhadap lsia perlu ditingkatk. Bina Keluarga Lsia () ada kelompok kegiat yg bertuju meningkatk pengetahu d ketrampil keluarga yg memiliki lsia d lsia itu sendiri untuk meningkatk kualitas hidup lsia. Tuju dari peneliti ini ada untuk mengalisis perbeda tingkat konsumsi, status kesehat, d status gizi lsia peserta d buk peserta. Sampel dalam peneliti ini ada 10 responden yaitu 1 lsia peserta d 1 lsia buk peserta. Peneliti ini merupak peneliti alitik cross sectional pada lsia yg berusia 6090 tahun di Kecamat Kalisat Kabupaten Jember. Teknik alisis yg digunak ada Mn Whitney d ChiSquare deng α = 0,0. Berdasark hasil alisis diperoleh tidak terdapat perbeda karakteristik; tingkat konsumsi energi; tingkat konsumsi karbohidrat; tingkat konsumsi lemak; keluh kesehat; d jenis penyakit tetapi terdapat perbeda tingkat konsumsi protein; tindak pengobat; d status gizi tara lsia peserta d buk peserta. Kata Kunci: Lsia, Tingkat Konsumsi, Status Kesehat, Status Gizi 1 Pendahulu Keberhasil pembgun ada citacita suatu bgsa yg terlihat dari peningkat taraf hidup d Umur Harap Hidup (UHH)/Angka Harap Hidup (AHH). Namun peningkat UHH ini dapat mengakibatk terjadinya trsisi epidemiologi dalam bidg kesehat akibat meningkatnya jum gka kesakit karena penyakit degeneratif. Perubah struktur demografi ini diakibatk oleh peningkat populasi ljut usia (lsia) deng menurunnya gka kemati serta penurun jum keir [1]. Peningkat jum penduduk ljut usia menjadi sa satu indikator keberhasil
2 pembgun sekaligus sebagai ttg pembgun. Bila permasa tersebut tidak ditisipasi, maka tidak menutup kemungkin bahwa proses pembgun ak mengalami berbagai hambat []. penduduk lsia di Indonesia tahun 01 sekitar 1, juta org atau 7,7 persen dari total penduduk Indonesia []. Deng jum penduduk lsia tersebut maka dapat dikategorik bahwa Indonesia termasuk negara yg memasuki era penduduk berstruktur tua (aging structured population) karena jum penduduk lsia di atas 7% []. Berdasark proyeksi Bappenas, jum penduduk lsia 60 tahun atau lebih diperkirak ak meningkat dari 1,1 juta pada tahun 010 menjadi 9,1 juta pada tahun 00 d 6 juta pada tahun 0 []. Meningkatnya jum penduduk lsia ak menimbulk permasa di berbagai aspek kehidup lsia. Permasa yg byak dihadapi oleh penduduk lsia ada masa konsumsi, kesehat, d gizi. Berdasark hasil studi pendahulu pada lsia di Kecamat Kalisat diketahui bahwa sebyak 1 lsia (6%) mengalami tingkat konsumsi defisit d sebyak 0 lsia (66,67%) mengalami penyakit hipertensi. Konsumsi mak merupak jum pg, secara tunggal maupun beragam, yg dikonsumsi seseorg atau sekelompok org yg bertuju untuk memenuhi kebutuh fisiologis, psikologis, d sosiologis. Kebutuh asup mak lsia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelgsung proses pergti sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, d memperlambat terjadinya usia biologisnya [6]. Status gizi merupak hasil akhir dari keseimbg tara mak yg masuk kedalam tubuh (nutrient input) deng kebutuh tubuh (nutrient output) ak zat gizi tersebut [7]. Status gizi lsia dipengaruhi oleh byak faktor yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidik d pengetahu gizi, pekerja, kebiasa merokok, status perkawin, aktifitas fisik, aktifitas sosial, pola tempat tinggal, gggu suasa hati, riwayat sakit, d konsumsi mak []. Masa gizi yg dapat terjadi pada lsia yaitu gizi kurg d gizi lebih. Definisi kesehat lsia yg mengacu pada rumus sehat WHO yaitu merupak kemdiri dalam perikehidup biopsikososiologiknya. Masa kesehat yg sering terjadi pada lsia ada munculnya penyakit degeneratif d penyakit infeksi. Dari hasil studi tentg kondisi sosial ekonomi d kesehat lsia yg dilaksak Komnas lsia tahun 006 diketahui bahwa penyakit yg terbyak diderita lsia ada penyakit sendi (,%), hipertensi (,%), emia (0,7%), d katarak (%) [9]. Deng adya berbagai permasa yg terjadi pada lsia, maka perhati terhadap lsia perlu ditingkatk sa satunya melalui program Bina Keluarga Lsia (). merupak kelompok kegiat yg dilakuk untuk meningkatk pengetahu d ketrampil keluarga lsia d keluarga yg memiliki ljut usia dalam pengasuh, perawat, d pemberdaya lsia agar dapat meningkatk kesejahteranya [10]. Program memiliki beberapa kegiat yg dapat berdampak pada kesehat lsia yaitu penyuluh, pemeriksa kesehat, pemberi rujuk, pencatat, pelapor, serta kegiat bina kesehat fisik yg meliputi oraga, senam, d penyedia mak tambah [11]. Peneliti ini bertuju untuk mengalisis perbeda karakteristik, tingkat konsumsi, status kesehat, d status gizi peserta d buk peserta program di Kecamat Kalisat, Kabupaten Jember karena berdasark data yg diperoleh dari BPPKB Kabupaten Jember diketahui bahwa Kelompok Kecamat Kalisat merupak kelompok yg sering dijadik contoh untuk kecamatkecamat lain d pernah mengikuti Lomba Pemilih Kelompok Terbaik tahun 01 sehingga diggap sudah dapat memberik pengetahu d ketrampil yg baik dalam perawat kesehat lsia. Metode Peneliti Peneliti merupak jenis peneliti alitik observasional deng desain peneliti cross sectional. Populasi pada peneliti ini ada seluruh lsia peserta Bina Keluarga Lsia () yaitu sebyak 1 lsia d lsia buk peserta Bina Keluarga lsia yaitu () sebyak 0 lsia. Sampel peneliti berjum 1 org lsia peserta Bina Keluarga Lsia d 1 org lsia buk peserta Bina Keluarga Lsia yg diambil deng menggunak teknik proportional rdom sampling. Variabel dalam peneliti ini yaitu karakteristik, tingkat konsumsi, status kesehat, d status gizi. Teknik pengumpul data karakteristik, tingkat konsumsi, status kesehat diperoleh deng wawcara menggunak ksioner d status gizi deng pengukur Body Mass Armsp (BMA). Teknik alisis data menggunak uji MnWhitney d ChiSquare. Hasil Peneliti Karakteristik Responden Berikut ini ada tabel yg mendeskripsik karakteristik responden.
3 Tabel 1 Karakteristik Responden Lsia Peserta d Karakt Buk Peserta Bina Keluarga Lsia () N eristik Karakt o. Respon N eristik den o. Respon den 1. Umur 607 tahun 790 tahun. Jenis Kelami n Lakilaki Peremp u. Pendidi k Dasar Meneng ah Tinggi. Pekerja Peti Buruh Wirasw asta Pensiun Tidak Bekerja Lainnya. Pendap at < UMK > UMK 6. Status Pernika h Menika h Tidak menikah Cerai mati , 7,, 7, 9,0,1,9 1,7 19,6 1,, 0,9 9,1 6,7, ta se, 1, 7, 7, 6,7, 11, 17,6 11,, 1,,9, 1, 6,9,1 Cerai hidup 7. Living Arrg ement Tinggal Sendiri Tinggal Bersam a Keluarg a ta se,9 96,1 Tabel 1 menunjukk sebagi besar responden berusia 607 tahun yaitu 7 responden (7,%) lsia peserta d 0 responden (,%) lsia buk peserta. Sebagi besar responden berjenis kelamin perempu yaitu responden (7,%) lsia peserta d 7 responden (7,%) lsia buk peserta. Sebagi besar responden memiliki tingkat pendidik dasar yaitu sebyak responden (9%) lsia peserta d responden (6,7%) lsia buk peserta. Sebagi besar responden tidak bekerja yaitu 17 responden (,%) lsia peserta d 1 responden (1,%) lsia buk peserta. Sebagi besar responden memiliki pendapat dibawah UMK yaitu 6 responden (0,9%) lsia peserta d 0 responden (,%) lsia buk peserta. Sebagi besar lsia berstatus menikah yaitu responden (6,7%) lsia peserta d 9 responden (6,9%) lsia buk peserta. Seluruh responden lsia peserta (100%) tinggal bersama keluarga d sebyak 9 responden (96,1%) lsia buk peserta tinggal bersama keluarga. Tingkat Konsumsi Berikut ini ada tabel yg menjelask tingkat konsumsi responden. Tabel Tingkat Konsumsi responden lsia peserta d bukpeserta Bina Keluarga Lsia () N o. Tingkat Konsu msi 1. Energi Lebih Baik Sedg Kurg Ju mla h 6 7 9, 11, 1,7 1,7 1 1,9 9,,, p 0,
4 Tingkat p N Ju Konsu o. mla msi h Defisit 9,0 0 9, Protein Lebih Baik Sedg Kurg Defisit 1,9 7, 1,7 9, 60, 1 1,7, 1,7, Lemak Lebih Baik Sedg Kurg Defisit , 9,, 1,7 17, ,, 9, 9,, Karboh idrat Lebih Baik Sedg Kurg Defisit 7 0 7, 1,7 9, 9,, 9,9 7,,9 17,6 6, Tabel menunjukk tingkat konsumsi energi sebagi besar responden ada defisit yaitu responden (9,0%) lsia peserta d 0 responden (9,%) lsia buk peserta. Berdasark uji MWhitney diperoleh sig atau p=0, (p>α) sehingga Ho diterima, artinya tidak ada perbeda tingkat konsumsi energi tara lsia peserta d lsia buk peserta. Tingkat konsumsi protein sebagi besar responden ada defisit yaitu sebyak 1 responden (60,%) lsia peserta d responden (,1%) lsia buk peserta. Berdasark uji MWhitney diperoleh sig atau p=0,0 (p<α) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat perbeda tingkat konsumsi protein tara lsia peserta d lsia buk peserta. terbyak tingkat konsumsi lemak berada pada kategori lebih yaitu sebyak 17 responden (,%) lsia peserta d 16 responden (1,%) lsia buk peserta. Berdasark uji MWhitney diperoleh sig atau p=0,16 (p>α) sehingga Ho diterima, artinya tidak ada perbeda tingkat konsumsi lemak tara lsia peserta d lsia buk peserta. Tingkat konsumsi karbohidrat sebagi besar responden ada defisit yaitu sebyak 0 responden (,%) lsia peserta d responden (6,7%) lsia 0,0 0,1 6 0, 79 buk peserta. Berdasark uji MWhitney diperoleh sig atau p=0,79 (p>α) sehingga Ho diterima, artinya tidak terdapat perbeda tingkat konsumsi karbohidrat tara lsia peserta d lsia buk peserta. Status Kesehat Gambar makro kondisi kesehat lsia dapat diketahui melalui keluh kesehat, jenis penyakit, d cara berobat penduduk lsia. Tabel Keluh Kesehat Responden lsia peserta d buk peserta Bina Keluarga Lsia () Keluh Keseh at Ya,, Tidak 9 17,6 6 11, Total p 0, 0 Tabel menunjukk bahwa sebagi besar responden mengalami keluh kesehat yaitu responden (,%) lsia peserta d responden (,%) lsia buk peserta. Berdasark hasil uji ChiSquare diperoleh sig atau p=0,0 (p>α) sehingga Ho diterima, artinya tidak ada perbeda keluh kesehat tara lsia peserta d lsia buk peserta.. Tabel Jenis Penyakit Responden lsia peserta d buk peserta Bina Keluarga Lsia () Jenis Penya kit Infeks i 6 1, 7 1,6 Non Infeks 6,7, i Total p u e 0,6 Tabel menunjukk bahwa mayoritas responden mengalami penyakit non infeksi yaitu sebyak 6 responden (,7%) lsia peserta d responden (,%) lsia buk peserta. Berdasark hasil uji ChiSquare diperoleh sig atau p=0,6 (p>α) sehingga Ho diterima, artinya tidak ada perbeda jenis penyakit tara lsia peserta d lsia buk peserta.
5 Tabel Tindak Pengobat Responden lsia Pembahas peserta d buk peserta Bina Keluarga Lsia () Tindak Pengob at Pengob at Sendiri Pelay Kesehat l ah p 16 1, 7,9 0,0 7 6,6 7,1 Total Berdasark tabel diketahui bahwa mayoritas responden lsia peserta memilih tindak pengobat ke pelay kesehat yaitu sebesar responden (6,6%). Sedgk sebagi besar responden lsia buk peserta memilih tindak pengobat sendiri yaitu sebesar 7 responden (,9%). Berdasark hasil uji ChiSquare diperoleh sig atau p=0,07 (p<α) sehingga Ho ditolak, artinya ada perbeda tindak pengobat tara lsia peserta d lsia buk peserta. Status Gizi Berikut tabel yg menjelask status gizi responden. Tabel 6. Status Gizi Responden lsia peserta d buk peserta Bina Keluarga Lsia () Stat us Gizi l ah t ase l ah t ase Kura ng 7 1,7 17, Baik 6,7,1 Lebi h 11 1,6 1,6 Tota l p 0,0 1 Tabel 6 menunjukk bahwa sebagi besar responden memiliki status gizi baik yaitu responden (6,7%) lsia peserta d responden (,1%) lsia buk peserta. Berdasark hasil uji Chisquare diperoleh sig atau p=0,01 (p<α) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat perbeda status gizi tara lsia peserta d lsia buk peserta. Hasil peneliti di lapg menunjukk sebagi besar lsia peserta maupun buk peserta berada pada rentg usia 607 tahun. Hasil ini sesuai deng peneliti sebelumnya bahwa lebih dari separuh peserta d buk peserta home care berada pada kelompok usia ljut yaitu tara 607 tahun [1]. Byaknya responden yg masuk golong umur 607 tahun disebabk karena ratarata menjelg usia 60 tahun lsia tidak lagi dibebk oleh pekerja pokoknya atau memasuki masa pensiun sehingga tidak jarg lsia yg memasuki masa pensiun lebih byak menyibukk diri deng aktivitas barunya, misalnya deng berkebun, menjaga cucu bahk mendatgi suatu perkumpul sosial lsia. Hasil peneliti di lapg menunjukk bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempu. Hal ini sesuai deng peneliti sebelumnya bahwa proporsi lsia perempu lebih byak dibdingk lsia lakilaki [1]. Byaknya responden perempu disebabk karena karena jum lsia perempu di Kecamat Kalisat lebih byak daripada lsia lakilaki. Hasil peneliti menunjukk bahwa sebagi besar peserta d buk peserta memiliki tingkat pendidik dasar. Hasil ini sesuai deng hasil Susenas 00 yg menyatak bahwa presen penduduk lsia yg berpendidik rendah relatif tinggi [1]. Hal ini disebabk responden dalam peneliti ini sebagi besar termasuk golong lsia yg mempunyai status sosial menengah ke bawah sehingga tingkat pendidiknyapun sebagi besar tergolong tingkat dasar. Hasil peneliti menunjukk bahwa mayoritas lsia peserta d buk peserta tidak bekerja. Hal ini sesuai peneliti sebelumnya bahwa kecenderung lsia yg tidak bekerja cukup besar yaitu 90% pada lsia peserta home care d 76,7% pada lsia buk peserta home care [1]. Byaknya responden yg tidak bekerja disebabk oleh usia yg sudah ljut serta rendahnya tingkat pendidik responden. Hasil peneliti di lapg menunjukk sebagi besar lsia peserta d buk peserta memiliki tingkat pendapat dibawah UMK (<Rp ). Hal ini sesuai deng hasil peneliti sebelumnya yg menyatak bahwa sebagi besar lsia memiliki pendapat <UMK [1]. Hal ini disebabk oleh byaknya responden yg tidak bekerja serta rendahnya tingkat ekonomi keluarga lsia sehingga mayoritas responden memiliki tingkat pendapat <UMK.
6 Hasil peneliti menunjukk bahwa sebagi besar responden berstatus menikah. Hal ini sesuai deng peneliti sebelumnya bahwa sebagi besar lsia berstatus menikah [16]. Hal ini disebabk karena sebagi besar lsia memiliki ratarata umur yg tinggi sehingga jum lsia yg bersatus menikah lebih byak dibdingk yg cerai mati. Hasil peneliti diketahui bahwa mayoritas responden tinggal bersama keluarga. Hal ini sesuai deng peneliti sebelumnya bahwa mayoritas responden lsia tinggal bersama keluarga [1]. Hal ini disebabk karena faktor ekonomi keluarga yg rendah sehingga menyebabk mayoritas lsia tinggal bersama keluarga. Hasil peneliti menunjukk bahwa tidak terdapat tidak terdapat perbeda tingkat konsumsi energi tara lsia peserta d buk peserta. Hal ini sesuai deng peneliti sebelumnya bahwa tidak ada perbeda nyata konsumsi energi d d tingkat kecukup energi pada lsia peserta d buk peserta home care [1]. Tidak adya perbeda tingkat konsumsi energi pada lsia peserta d buk peserta disebabk karena kedua kelompok samasama mengurgi porsi maknya. Sebagi besar responden menyatak bahwa byaknya mak yg mereka konsumsi tidak sebyak ketika usia muda. Hasil peneliti menunjukk terdapat perbeda tingkat konsumsi protein tara lsia peserta d buk peserta. Hal ini berbeda deng peneliti sebelumnya yg menyatak bahwa tidak terdapat perbeda tingkat konsumsi protein tara lsia peserta d buk peserta home care [1]. Berdasark hasil wawcara konsumsi pg deng menggunak recall x jam diketahui bahwa mayoritas lsia peserta tidak menyukai mak sumber protein hewi deng alas kesehat tertentu sehingga menyebabk byaknya lsia peserta yg memiliki tingkat konsumsi protein defisit dibdingk lsia buk peserta. Hasil peneliti menunjukk bahwa tidak terdapat perbeda tingkat konsumsi lemak tara lsia peserta d buk peserta. Hal ini berbeda deng peneliti sebelumnya yg menyatak bahwa terdapat perbeda tingkat konsumsi lemak tara lsia di perumah d lsia di pti wredha [17]. Tidak adya perbeda tingkat konsumsi lemak disebabk karena pada lsia peserta maupun buk peserta menyukai pengo mak deng cara digoreng sehingga lemak jenuh yg dikonsumsi responden cukup byak. Hasil peneliti menunjukk bahwa tidak terdapat perbeda tingkat konsumsi karbohidrat tara lsia peserta d buk peserta. Hal ini berbeda deng peneliti sebelumnya yg menyatak bahwa terdapat perbeda tingkat konsumsi karbohidrat tara lsia yg aktif d tidak aktif pada kunjung posydu lsia [1]. Tidak adya perbeda tingkat konsumsi karbohidrat responden disebabk karena baik pada lsia peserta d buk peserta sudah mengurgi konsumsi sumber mak karbohidrat terutama nasi karena lsia raw terhadap penyakit degeneratif. Hasil peneliti di lapg menunjukk bahwa tidak terdapat perbeda keluh kesehat tara lsia peserta d buk peserta. Hal ini sesuai deng hasil peneliti sebelumnya bahwa tidak ada perbeda yg nyata keluh kesehat yg dialami lsia peserta d buk peserta home care [1]. Tidak adya perbeda keluh kesehat pada responden dapat disebabk oleh usia peserta d buk peserta yg semakin menua sehingga menyebabk terjadinya perubah dalam struktur d fungsi sel, jaring, sistem org serta penurun kemampu fisik yg mengakibatk timbulnya keluh kesehat. Dari 10 responden, terdapat 7 responden yg mengalami keluh kesehat. Berdasark hasil peneliti diketahui bahwa tidak terdapat perbeda jenis penyakit tara lsia peserta d buk peserta. Sebagi besar lsia mengalami keluh berupa penyakit non infeksi. Penyakit non infeksi yg byak diderita responden ada linulinu d hipertensi. Hal ini sesuai deng hasil peneliti sebelumnya yg menyatak bahwa pola penyakit lsia yg pernah diderita pada umumnya ada penyakit degeneratif seperti jenis penyakit hipertensi, reumatik, diabetes mellitus, jtung, osteoporosis, d stroke [19]. Penyakit non infeksi yg byak diderita lsia peserta d buk peserta dapat disebabk karena konsumsi mak lsia yg cenderung berlemak selain itu dapat juga disebabk oleh rendahnya aktivitas lsia. Berdasark hasil peneliti menunjukk bahwa terdapat perbeda tindak pengobat tara lsia peserta d buk peserta. Hal ini sesuai deng peneliti sebelumnya bahwa terdapat perbeda tindak pengobat tara lsia peserta d buk peserta home care [1]. Adya perbeda tindak pengobat lsia disebabk oleh adya penyuluh kesehat yg diberik kepada keluarga lsia peserta mengenai pemeriksa kesehat berkala d rujuk sehingga apabila ada keluh kesehat yg dialami lsia, keluarga dapat membawa ke pelay kesehat. Berdasark hasil peneliti diketahui bahwa terdapat perbeda status gizi tara lsia peserta d buk peserta. Sebagi besar responden peserta d buk peserta memiliki status gizi baik. Hal ini berbeda deng peneliti sebelumnya yg 6
7 menyatak bahwa tidak ada perbeda nyata status Daftar Pustaka gizi lsia peserta d buk peserta home care [1]. Adya perbeda status gizi responden dapat disebabk oleh beberapa faktor yaitu faktor asup mak d faktor aktifitas responden. Responden lsia peserta rutin mengikuti kegiat sosial lsia, seperti kegiat, posydu lsia, karg werdha juga kegiat rutin lain seperti senam bersama. Sehingga keikutserta lsia pada kegiat ini juga secara tidak lgsung mempengaruhi status gizi lsia. Simpul d Sar Berdasark hasil peneliti pada lsia peserta d buk peserta Bina Keluarga Lsia () dapat disimpulk bahwa tidak terdapat perbeda karakteristik lsia yg meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidik, pekerja, pendapat, status pernikah, d living arrgement. Tidak terdapat perbeda tara tingkat konsumsi energi, lemak, d karbohidrat tetapi ada perbeda tingkat konsumsi protein. Perbeda variabel status kesehat menunjukk tidak terdapat perbeda keluh kesehat d jenis penyakit lsia tetapi terdapat perbeda tindak pengobat lsia. Terdapat perbeda status gizi tara lsia peserta d buk peserta. Adapun sar yg ditawark oleh peneliti ada lsia peserta d buk peserta Bina Keluarga Lsia () dapat meningkatk mak yg mengdung sumber energi, protein, d karbohidrat tetapi mengurgi mak yg mengdung lemak seperti gorenggoreng karena dapat menyebabk obesitas d memicu penyakit degeneratif. Lsia juga diharapk mengikuti kegiat sosial di wilayahnya secara rutin. Bad Pemberdaya Perempu d Keluarga Berenca (BPPKB) sebagai bad yg menyelenggarak kegiat diharapk perlu mengadak penyuluh peningkat konsumsi pg lsia melalui upaya pemfaat perumah sebagai sumber pg d meningkatk sosialisasi program Bina Keluarga Lsia () bagi keluarga sehingga keluarga dapat mengikuti kegiat secara rutin. Bagi peneliti seljutnya, diharapk menggunak ksioner menggunak metode kombinasi tara food recall d SQFFQ, menggunak food model d URT untuk memperoleh data yg id mengenai tingkat konsumsi lsia, serta lebih fokus terhadap kegiatkegiat yg dapat mempengaruhi kesehat lsia. [1] Indonesia. Buletin Jendela d Data Informasi Kesehat: Gambar Kesehat Usia Ljut di Indonesia. Jakarta: Kementri Kesehat Republik Indonesia; 01. [] Siregar EW. Perilaku Hidup Bersih d Sehat pada Lsia di Kelurah Losung Batu Kecamat Padgsidempu Utara Kota Padgsidempu. Skripsi. Med: Fakultas Keperawat Universitas Sumatera Utara; 01. [] Indonesia. Statistik Penduduk Ljut Usia. Jakarta : Bad Pusat Statistik Republik Indonesia; 01. [] Indonesia. Statistik Penduduk Ljut Usia. Jakarta : Bad Pusat Statistik Republik Indonesia; 009. [] Supriytoro. Sehat d Aktif di Usia Ljut [internet]. [Place unknown]: Supriytoro Association; 01 [cited 01 April 0]. Available from: vw=&id=1 [6] Fatmah. Gizi Usia Ljut. Jakarta : Erlgga; 010. [7] Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilai Status Gizi. Jakarta : EGC; 01. [] Simjuntak E. Status Gizi Ljut Usia di Kawas Pedesa, Kecamat Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatra Utara Tahun 010. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehat Masyarakat; 010. [9] Indonesia. Penduduk Ljut Usia Meningkat. Jakarta: Departemen Kesehat Republik Indonesia; 00. [10] Indonesia. Materi Bina Keluarga Lsia (). Jakarta: Direktorat Pengembg Ketah Keluarga Bad Koordinasi Keluarga Berenca Nasional; 010. [11] Indonesia. Pedom Pembina Ketah Keluarga Lsia. Jakarta: Bad Koordinasi Keluarga Berenca Nasional; 01. [1] Puspitasari A. Keraga Konsumsi Pg, Status Kesehat, Tingkat Depresi, d Status Gizi Lsia Peserta d Buk Peserta Program Home Care di Tegal Alur, Jakbar. Skripsi. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Musia Institut Perti Bogor; 011. [1] Enny E, Elnovriza D, Sudihati. FaktorFaktor yg Berhubung deng Status Gizi Usila di Kota Padg. Jurnal Kesmas Vol 1 (No.1):. [1] Indonesia. Statistik Penduduk Ljut Usia. Jakarta: Bad Pusat Statistik; 00. 7
8 [1] Sulistiyawati I. Hubung Antara Pekerja, Pendapat, Pengetahu, d Sikap Lsia deng Keaktif Kunjung Ke Posydu Lsia. Skripsi. Jember : Fakultas Kesehat Masyarakat Universitas Jember; 010. [16] Herry. Hubung Karakteristik Individu Gaya Hidup D Konsumsi Zat Gizi Terhadap Status IMT Lsia Di Posbindu Kelurah Rgkap Jaya Lama Kecamat Pcor Mas Kota Depok Tahun 00. Skripsi. Jakarta : Fakultas Kesehat Masyarakat Universitas Indonesia; 00. [17] Rumu S. Perbeda Tingkat Konsumsi Lemak, Natrium, Serat, Kejadi Hipertensi Pada Lsia di Perumah Kusumawardhi d Pti Wredha Pucg Gading Semarg 006. Skripsi. Semarg: Fakultas Kesehat Masyarakat; 007. [1] Aznia N. Perbeda Status IMT Lsia yg Aktif d Tidak Aktif pada Kunjung Posydu Lsia. Skripsi. Surabaya : Sakultas Kesehat Masyarakat; 011. [19] Elvia N. Siregar MA. Siagi A. Gambar Pola Konsumsi Pg d Pola Penyakit Pada Usia Ljut di Wilayah Kerja Puskesmas Tapaktu Kecamat Tapaktu Kabupaten Aceh Selat Tahun 01. Jurnal Kesmas USU. 01.Vol (No.). Hal 07
Jannah, et al. Tingkat Konsumsi, Tingkat Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Lansia...
Tingkat Konsumsi, Tingkat Aktivitas Fisik, dan Status Gizi pada Lansia Anggota dan Bukan Anggota Karang Werda (Consumption Level, Level of Physical Activity, and Nutritional Status of elderly in member
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh
Lebih terperinciDETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BRANTA PESISIR DAN DESA TLANAKAN KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN
ejurnal Boga, Volume 3 Nomor 3, Yudisium Oktober Tahun 2014 Halam 8-12 DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BRANTA PESISIR DAN DESA TLANAKAN KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN
Lebih terperinciDeaselia Carmelita P *), Zahroh Shaluhiyah, Kusyogo Cahyo, Priyadi Nugraha P. *) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Analisis Faktor-Faktor yg Berhubung Deng Praktik Skrining IMS Oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) Sebagai Upaya Pencegah Penular HIV (Studi Kasus Pada Semarg Gaya Community) Deaselia Carmelita P *), Zahroh Shaluhiyah,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU GAYA HIDUP DAN KONSUMSI ZAT GIZI TERHADAP STATUS IMT LANSIA DI 3 POSBINDU KELURAHAN RANGKAPAN JAYA LAMA KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK TAHUN 2008
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO Bobi Hidayat & Kuswono Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak: Peneliti ini merupak peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: PATRA YANIS
PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK CERSA PASAMAN JURNAL Oleh: PATRA YANIS 11090036
Lebih terperinciKAJIAN TEORI DAN METODE
PERBANDINGAN KEGIATAN UKS DENGAN USAHA KESEHATAN DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT BINA MANDIRI CIPAGERAN KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN KELURAHAN CIPAGERAN KOTA CIMAHI
Lebih terperinciVolume I No.01, Februari 2016 ISSN :
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN USAHA JASA MIKRO DI KABUPATEN LAMONGAN *( Ali fathoni Prodi Majemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamong Jl. Veter
Lebih terperinciKeywords: Lifestyle, Nutritional Status, Elderly
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, GAYA HIDUP, DAN ASUPAN GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AEK HABIL KOTA SIBOLGA (THE RELATIONSHIP OF CHARACTERISTICS, LIFESTYLE, NUTRITION INTAKE WITH
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA
V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati
Lebih terperinciANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG)
ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG) Gloria Ch Mulgga, Rully Soelaim Program Studi Magister Majemen Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakg DUKUNGAN PASANGAN DENGAN NIAT YANG MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN LAKI-LAKI (LSL) UNTUK MELAKUKAN VCT DI KABUPATEN MADIUN Heni Eka Puji Lestari, SST (Prodi D3 Kebid) Stikes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan, terutama di bidang kesehatan secara tidak langsung menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk, serta meningkatkan usia harapan hidup.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PDRB TANAMAN BAHAN MAKANAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU
PERTUMBUHAN PDRB TANAMAN BAHAN MAKANAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Rini Nizar 1 d Anto Ariyto 2 Dosen Fakultas Perti UNIVERSITAS LANCANG KUNING.PEKANBARU Jl. Yos Sudarso Km. 08.
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS VII SMP
KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS VII SMP Vincencia Dwi Indra Astuti Iqbal Hilal Ni Nyom Wetty S. Fakultas Keguru d Ilmu Pendidik e-mail:vinsadwi@gmail.com Abstract The aim of
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III dalam Perencanaan Incident Management akan membahas
BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III dalam Perenca Incident Magement ak membahas semua aktivitas yg dilakuk dari awal kegiat sampai akhir. Gambar 3.1 merupak alur dari sergkai tahap metodologi peneliti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana diketahui, ketika manusia
Lebih terperinciJURNAL PSIKIATRI INDONESIA
JURNAL PSIKIATRI INDONESIA Vol. No.1 Tahun 016 Hubung Komunikasi Terapeutik Deng Kecemas Keluarga Pasien Di Rug Flamboy RSUD Jombg M.Mahmudi 1, Monika Sawitri Prihatini, Rifa i 3 1,,3 STIKes Pemkab Jombg
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT KELAS A DAN B DI INDONESIA
PENGARUH KARAKTERISTIK TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT KELAS A DAN B DI INDONESIA Widingsih Program Studi Ners, Fikes Universitas Esa Unggul, Jal Jal Arjuna Utara
Lebih terperinciPromotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER PROTEIN, LEMAK DAN AKTIFITAS Sedentary DENGAN STATUS GIZI LANSIA ANGGOTA BINAAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TALISE WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE ABSTRAK Abd. Farid
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.pemilihan desain cross sectional karena penelitian ini
Lebih terperinciDAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR DI KELURAHAN SAMBIROTO, KECAMATAN TEMBALANG
Jurnal Teknik PWK Volume 4 Nomor 3 05 Online :http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/pwk DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR DI KELURAHAN SAMBIROTO,
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF
PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF Nur Aziezah 1, Merryana Adriani 2 1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient
Lebih terperinciFAKTOR PSIKOLOGI DAN KONDISI KESEHATAN IBU BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA 0-6 BULAN
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) -ISSN : 254-2543 Vol 1. No.1, Juari 21 E-ISSN : 25- FAKTOR SIKOLOGI DAN KONDISI KESEHATAN IBU BERHUBUNGAN DENGAN EMBERIAN SUSU FORMULA ADA BAYI USIA -6 BULAN KIKI MEGASARI
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMBUAT ANYAMAN KERTAS PADA SISWA KELAS VII DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMBUAT ANYAMAN KERTAS PADA SISWA KELAS VII DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Bungar Situmorg Surel : bungarsitumorg05@gmail.com ABSTRAK Peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN APD TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAJIN BATU MARMER DI DESA GAMPING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENGARUH PEMAKAIAN APD TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAJIN BATU MARMER DI DESA GAMPING KABUPATEN TULUNGAGUNG Rulik Tri Anggraini Dinas Keseh Kabupen Trenggalek ABSTRACT Workplace accidents
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat Indonesia merupakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa dapat berhasil dilaksanakan
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA HUBUNGAN RODA-RODA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DI SMAN 1 SIDOARJO Mochamad Dedik Setiaw, Prabowo Jurus Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dan kesejahteraan rakyat adalah meningkatnya usia harapan hidup, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia yang telah berusia >60 tahun, mengalami perubahan tingkat kemandirian (Maryam, 2008). Secara umum saat proses menua terjadi, akan menimbulkan banyak perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MP-ASI atau makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakg MP-ASI atau mak pendamping ASI adalah mak atau minum yg mengdung gizi, yg diberik pada balita usia 6-24 bul untuk memenuhi kebutuh gizi selain ASI. 1 Karena normalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliti Jenis peneliti ini adalah peneliti deskriptif pendekat kualitatif untuk menghasilk gambar jelas d terperinci mengenai kemampu berpikir tingkat tinggi siswa dibedak
Lebih terperinciPENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU
PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU Reni Zulfitri Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau renz_emi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciRingkasan Dari Kebijakan-Kebijakan Yang Mengatur Tentang Pengelolaan DAS
Ringkas Dari Kebijak-Kebijak Yg Mengatur Tentg Pengelola DAS No Kebijak 01 UU No 7 2007 sumber daya air 02 UU No 11 1974 pengair Secara berkeljut Secara optimal Secara terpadu Secara adil Secara menyeluruh
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KINERJA PUSKESMAS
KERANGKA ACUAN KINERJA PUSKESMAS A. Pendahulu Dalam mencapai derajat kesehat yg optimal dibidg kesehat pada saat ini diupayak melalui perbaik mutu pelay di fasilitas Puskesmas merupak fasilitas kesehat
Lebih terperinciANALISIS CAPAIAN INDIKATOR KELUARGA SEHAT MENGGUNAKAN METODE COMMUNITY DIAGNOSIS
AALISIS CAPAIA IDIKATR KELUARGA SEHAT MEGGUAKA METDE CMMUITY DIAGSIS Avicena Sakufa Marsti (Prodi S1 Kesehat Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Guna mengurgi dampak kesehat di masyarakat,
Lebih terperinciKata Kunci : Metode theatre games, metode ceramah, pendekatan apresiatif, pembelajaran drama, hasil belajar, kemampuan berbicara.
Susilo et al., Perbeda Hasil Belajar... 1 Perbeda Hasil Belajar Kemampu Berbicara tara yg Diajar melalui Metode Theatre Games deng yg Diajar melalui Metode Ceramah Pada Siswa Kelas V Semester II SD Muhammadiyah
Lebih terperinciBERBAGAI PENELITIAN KELANJUTUSIAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh: Prof. Dr. Clara M. Kusharto, MSc
BERBAGAI PENELITIAN KELANJUTUSIAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: Prof. Dr. Clara M. Kusharto, MSc PENDAHULUAN Dunia menua dengan cepat. Jumlah orang berusia 60 tahun keatas akan 2 x lipat secara global,
Lebih terperinciBiro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI RPJMD SUMATERA BARAT Visi jgka menengah daerah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : Terwujudnya Masyarakat Sumatera
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG)
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG) Julia Widya S.K.
Lebih terperinciPendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Dasar Hukum
I Pendahulu A Latar Belakg Penyelenggara d pengelola pendidik di sekolah pada dasarnya meliputi kegiat: perenca, pelaksa, d pengawas Kegiat-kegiat tersebut saling berkait d merupak fungsi pokok dari kegiat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciPROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG
PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG Dwi Novrianda Fakultas Keperawatan Universitas Andalas e-mail: dwinov_82@yahoo.co.id
Lebih terperinciOLEH : KOMARIYAH NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. Bambang Soenarko, M.Pd 2. Drs. Yatmin, M.Pd
Artikel Skripsi JURNAL PENGARUH MODEL DIRECTIVE LEARNING DIDUKUNG MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN SIFAT - SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan kemampuan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PERBAIKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2015
KERANGKA ACUAN PERBAIKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2015 I. Pendahulu Dalam mencapai derajat kesehat yg optimal dibidg kesehat pada saat ini diupayak melalui perbaik mutu pelay di fasilitas Puskesmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat terjadi pada abad 21.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat terjadi pada abad 21. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia di seluruh dunia sekitar 6,8% total populasi
Lebih terperinciRESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI
RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarja S-1 Pendidik Geografi DisusunOleh:
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinci142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016
142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 ANALISIS PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI Analysis Of Reproductive Health Knowledge Of Exposure
Lebih terperinciPENGGUNAAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DI SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DI SEKOLAH DASAR Siti Istiyati, Jenny IS Poerwti Program Studi PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Slamet Riyadi No.449 Surakarta,
Lebih terperinciKualitas Pelayanan Uji Kelayakan Kendaraan Penumpang di Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember
Kualitas Pelay Uji Kelayak Kendara Penumpg di Unit Pelaksa Teknis Penguji 1 Rizqi Tri Utami, Drs. Agus Suharsono, M.Si, Selfi Budi H., S.Sos, M.Si Jurus Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial d Ilmu Politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Populasi lanjut usia (lansia) adalah kemajuan bagi keberhasilan umat manusia dalam meningkatkan kesehatan dan keberhasilan masyarakat untuk perilaku hidup sehat.
Lebih terperinciABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN
SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN ABSTRAK HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN (FOOD SECURITY) DENGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan
Lebih terperinciZulfikar., Design Pengembangan Balanced Scorecard Di RSU Kaliwates PT. Rolas Nusantara Medika Jember,...
Zulfikar., Design Pengembg Balced Scorecard Di RSU Kaliwates PT. Rolas Nustara Medika Jember,... 1 DESIGN PENGEMBANGAN BALANCED SCORECARD DI RSU KALIWATES PT. ROLAS NUSANTARA MEDIKA JEMBER (DESIGN DEVELOPMENT
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Wardha, Nahendra. Mereka Lansia Mereka Berdaya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Wardha, Nahendra. Mereka Lansia Mereka Berdaya. http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/mereka-lansia-merekaberdaya_54f72ffla33311b06d8b4693. Diakses 10 Nopember 2015. 2. Kepmenkes Republik
Lebih terperinciDeni Candra Irawan et al., Efektivitas Program Keaksaraan Fungsional Bagi Masyarakat Miskin
1 EFEKTIVITAS PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER (THE EFFECTIVENESS OF THE PROGRAM OF FUNCIONAL SCRIPT FOR THE POORSOCIETY IN SUKOWONO DISTRICT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliti Peneliti ini menggunak peneliti tindak deskriptif kualitatif. Jenis peneliti yg digunak untuk meremediasi kesalah siswa tentg materi persama d pertidaksama linear
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI SIMULASI DAN MODUL AJAR INTERAKTIF DALAM CD ROM PADA MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN
PENGEMBANGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI SIMULASI DAN MODUL AJAR INTERAKTIF DALAM CD ROM PADA MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN M. Agung Wibowo *) Abstract Learning Process Needs Improvement On The
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PENGGALANGAN KOMITMEN PUSKESMAS COKONDANG TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN PENGGALANGAN KOMITMEN PUSKESMAS COKONDANG TAHUN 2017 A. Pendahulu Dalam era globalisasi ttg terbesar bagi suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta adalah kemampu untuk menjamin kepuas
Lebih terperinciLentera Vol. 14 No.2 Maret
GAMBARAN STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DESA COT BADA TUNONG KABUPATEN BIREUEN ACEH Nurhidayati Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Almuslim yun_bir_aceh@yahoo.com Gizi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup (UHH) merupakan salah satu dampak dari perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat dan tercermin dari semakin meningkatnya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta
Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Nanik Kristianti, Dwi Sarbini dan Mutalazimah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Evaluasi pdu desain untuk mengurgi kepadat penumpg akibat keberada area komersial di desain stasiun bawah tah pada proyek Mass Rapid Trsit (MRT) Jakarta deng pemodel berbasis agen Akhmad Hidayatno 1, Reiner
Lebih terperinciSistem Informasi Manajemen Hubungan Pelanggan Pada PD. Mebel Marthi Palembang
Sistem Informasi Majemen Hubung Pelgg Pada PD. Mebel Marthi Palembg Hariysyah (tiharahari@gmail.com), Dafid, S.Si, M.T.I (Dafid@stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP PALEMBANG Abstrak: Tuju
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN PELATIHAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI STUDI pada PT GRESIK CIPTA SEJAHTERA
PENGARUH DIMENSI KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN PELATIHAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI STUDI pada PT GRESIK CIPTA SEJAHTERA ARIEF TRI WICAKSONO JUN SURJANTI Jurus Majemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEUNTUNGAN MELALUI SISTEM PEMANGKASAN TERATUR PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT DI FORUM AGROWISATA NAGARI MADANI
PENINGKATAN KEUNTUNGAN MELALUI SISTEM PEMANGKASAN TERATUR PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT DI FORUM AGROWISATA NAGARI MADANI Rda Putra Satria 1 Raeza Firsta Wisra 2 Abstrak Tomat merupak salah satu komoditas
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL
SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL Zulprisyah (zulprisyah04@yahoo.com) Dafid (dafid@stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP Abstrak :
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TANGGAPAN PERUSAHAAN PASCATINDAKAN KOMPLAIN MELALUI MEDIACETAK
Jur. 11m. Kel. Kons., Agustus 2009, p: 186-192 ISSN : 1907-6037 Vol. 2, No.2 TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TANGGAPAN PERUSAHAAN PASCATINDAKAN KOMPLAIN MELALUI MEDIACETAK Consumer's Satisfaction Level
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kesehatan manusia dan diperlukan untuk menentukan kualitas fisik, biologis, kognitif dan psikososial sepanjang hayat manusia. Komposisi zat
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh Miftakhul Jannah NIM
TINGKAT KONSUMSI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK, DAN STATUS GIZI PADA LANSIA ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA KARANG WERDA (Studi di Kelurahan Sumbersari dan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight
Lebih terperinciFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUUT KOTA MANADO Mohamad I. Djihu *, Nita Momongan *, Nova H. Kapantow * * Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH: RORO UTAMI ADININGSIH No BP : 0910335075 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciGAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI
49 GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 50
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin
Lebih terperinciAnalisa Penjadwalan Proyek Menggunakan PDM dan Pert Serta Crash Project (Studi kasus: Pembangunan Gedung Main Power House PT.
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 1, 21 Analisa Penjadwal Proyek Menggunak PDM d Pert Serta Crash Project (Studi kasus: Pembgun Gedung Main Power House PT. Adhi Karya) Suherm 1, Amarina Ilma 2 1,2 Jurus
Lebih terperinciPOLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA
Devi Rahmayanti dkk, Pola Makan Anak POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA Devi Rahmayanti, Emmelia Astika F.D Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciKomplek joglo Baru Blok E 16 RT 007/006, Lemabayan, Jakarta
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KECAMATAN KEBON JERUK, JAKARTA BARAT Sus Novita Rotua Situmorg, Haryadi Sarjono 2,2
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan ini banyak diderita oleh kelompok balita yang merupakan generasi penerus bangsa.
Lebih terperinciEnok Yanti SMP Negeri 4 Maja, Kab. Majalengka,
Enok Yti, Analisis Pemfaat Lah... 93 ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS (Studi Kasus pada Materi Pelestari Lingkung Hidup di SMP Kecamat Argapura Kabupaten Majalengka) Enok Yti
Lebih terperinci