PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi

1 PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Dian Hairani*) Dwi Novitasari S.Kp.,Ns., M.Sc**), Umi Aniroh, S.Kp.,Ns., M.Ks **) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosn PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Diabts mllittus disbabkan olh rusaknya sl btha dari pulau Langrhans pada pankras yang brfungsi mnghasilkan insulin, akibatnya trjadi kkurangan insulin. Pnatalaksanaan non farmakologis pada pndrita DM diantaranya latihan fisik (snam). Saat brolahraga rsistnsi insulin brkurang, sbaliknya snsitivitas insulin mningkat, shingga kbutuhan insulin pada diabtisi tip 2 akan brkurang. Tujuan pnlitian ini adalah untuk mngtahui pngaruh snam lansia trhadap kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang. Pnlitian ini mnggunakan pndkatan kuantitatif dngan cara quasi ksprimn brbntuk non quivalnt kontrol group dsign. Populasi pnlitian ini pndrita DM tip 2 sbanyak 86 lansia dngan sampl 40 rspondn. Tknik sampling yang digunakan purposiv sampling dngan alat pngambilan data mnggunakan glukomtr. Analisis data mnggunakan dpndnt t tst dan indpndnt t tst Hasil pnlitian mnunjukkan bahwa ada pngaruh snam lansia trhadap kadar glukosa darah pada pndrita diabts mllitus tip 2 di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang, ditunjukkan dngan man diffrnc sbsar 21,35, nilai t hitung sbsar 2,051 dan nilai p-valu sbsar 0,047 (α = 0,05). Hndaknya masyarakat khususnya pndrita DM tip 2 mmanfaatkan snam lansia sbagai obat plngkap / komplmntr yang murah untuk mnurunkan kadar glukosa darah. Kata Kunci : snam lansia, glukosa darah, lansia Kpustakaan : 33 ( )

2 PENDAHULUAN Mnua atau mnjadi tua adalah suatu kadaan yang trjadi di dalam khidupan manusia. Pross mnua mrupakan pross spanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu trtntu, ttapi dimulai sjak prmulaan khidupan. Mnjadi tua mrupakan pross alamiah, yang brarti ssorang tlah mlalui tiga tahap khidupannya, yaitu anak, dwasa, dan tua. Tiga tahap ini brbda, baik scara biologis maupun psikologis. Mmasuki usia tua brarti mngalami kmunduran, misalnya kmunduran fisik yang ditandai dngan kulit yang mngndur, rambut mmutih, gigi mulai ompong, pndngaran kurang jlas, pnglihatan smakin mmburuk, grakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2012). Prvalnsi DM trgantung insulin di Provinsi Jawa Tngah pada tahun 2012 sbsar 0,06 lbih rndah dibanding tahun 2011 (0,09%), sdangkan prvalnsi di Kabupatn Smarang sbsar 0,66%. Sdangkan prvalnsi kasus DM tidak trgantung insulin lbih diknal dngan DM tip II, mngalami pnurunan dari 0,63% mnjadi 0,55% pada tahun Prvalnsi trtinggi adalah Kota Maglang sbsar 7,93% (Dinks Jatng, 2011). Diabts Mlitus (DM) mrupakan pnyakit gangguan mtabolism kronis yang ditandai pningkatan glukosa darah (hiprglikmia), disbabkan karna ktidaksimbangan antara suplai dan kbutuhan insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk mmfasilitasi masuknya glukosa dalam sl agar dapat digunakan untuk mtabolism dan prtumbuhan sl. Brkurang atau tidak adanya insulin mnjadikan glukosa trtahan di dalam darah dan mnimbulkan pningkatan glukosa darah, smntara sl mnjadi kkurangan glukosa yang sangat dibutuhkan dalam klangsungan dan fungsi sl (Tarwoto, 2011). Glukosa mrupakan unsur nurtin utama yang langsung dapat digunakan untuk mtabolism sl. Glukosa darah pada kadaan normal diprtahankan antara mg/dl. Slama priod puasa pankras scara trus mnrus mnskrsi insulin dalam jumlah sdikit, smntara hormon glukagon dilpaskan ktika kadar glukosa darah mnurun dan mnstimulasi hati untuk mlpaskan cadangan glukosanya. Hormon insulin dan glukagon brsama-sama brpran dalam mmprtahankan kadar glukosa darah. Stlah 8-11 jam tanpa makanan, hati mmcah glikogn dari non karbohidrat trmasuk asam amino mnjadi glukosa, yang kmudian dimanfaatkan sl untuk mtabolism dan nrgi sl (Tarwoto, 2011). Langkah prtama dalam mnglola DM yang harus dilakukan adalah pnglolaan non farmakologis, brupa prncanaan makan dan kgiatan jasmani. Baru kmudian kalau dngan langkahlangkah trsbut sasaran pngndalian DM yang ditntukan blum trcapai, dilanjutkan dngan langkah brikut, yaitu pnggunaan obat atau pnglolaan farmakologis. Umumnya pada kbanyakan kasus dapat ditrapkan langkah sprti trsbut di atas. Pnglolaan farmakologis pada kadaan kgawatan trtntu (ktoasidosis, diabts dngan infksi, strs) dapat langsung dibrikan, umumnya

3 brupa suntikan insulin. Tntu saja dngan tidak mlupakan pnglolaan non farmakologis (Sogondo, t.,al, 2013). Pnatalaksanaan non farmakologis pada pndrita DM diantaranya latihan fisik atau jasmani. Dianjurkan latihan jasmani scara tratur (3-4 kali sminggu) slama kurang lbih 30 mnit, yang sifatnya ssuai continuous, rhythmical, intrval, progrssiv, nduranc training (CRIPE). Sdapat mungkin mncapai zona sasaran 75-85% dnyut nadi maksimal (220 dikurangi umur), dissuaikan dngan kmampuan dan kondisi pnyakit pnyrta. Sbagai contoh olahraga ringan adalah brjalan kaki biasa slama 30 mnit, olahraga sdang adalah brjalan cpat slama 20 mnit dan olahraga brat misalnya jogging (Sogondo, t.,al, 2013). Olahraga pada pndrita DM tip 2, brpran utama dalam pngaturan kadar glukosa darah. Produksi insulin umumnya tidak trganggu trutama pada awal mndrita pnyakit ini. Masalah utama pada DM tip 2 adalah kurangnya rspons rsptor trhadap insulin (rsistnsi insulin). Adanya gangguan trsbut insulin tidak dapat mmbantu transfr glukosa k dalam sl. Kontraksi otot mmiliki sifat sprti insulin (insulin-lik ffct). Prmabilitas mmbran trhadap glukosa mningkat pada otot yang brkontraksi. Saat brolahraga rsistnsi insulin brkurang, sbaliknya snsitivitas insulin mningkat, hal ini mnybabkan kbutuhan insulin pada diabtisi tip 2 akan brkurang. Rspons ini hanya trjadi stiap kali brolahraga, tidak mrupakan fk yang mntap atau brlangsung lama, olh karna itu olahraga harus dilakukan trus mnrus dan tratur. Olahraga pada DM tip 2 slain brmanfaat sbagai glycmic control juga brmanfaat untuk mnurunkan BB dan lmak tubuh (Sogondo, t.,al, 2013). Brdasarkan studi pndahuluan yang dilakukan di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang pada tanggal 3 Oktobr 2013 diprolh data jumlah lansia untuk bulan Oktobr 2013 sbanyak 172 orang. Hasil slksi trhadap 172 lansia dngan mlakukan pngukuran kadar glukosa darah puasa mnggunakan glukomtr dan bbrapa prtanyaan tntang gjala diabts trhadap lansia ktika posyandu lansia diprolh 86 lansia yang mngalami DM tip 2 dngan rata-rata kadar glukosa darah puasa 172,9 mg/dl. Hasil pngukuran kadar glukosa darah puasa trhadap 5 lansia scara acak, trnyata rata-rata kadar glukosa darah puasa 238,6 mg/dl (lbih dari 126 mg/dl). Pnliti juga mnanyakan kaktifan dalam kgiatan olah raga khususnya snam lansia untuk DM tip 2 kpada 5 orang trsbut. Hasilnya dari 5 orang trsbut mlakukan dit ktika mrka mndapat informasi tntang diabts, slanjutnya mrka tidak rutin dalam mlakukan snam lansia dikarnakan tidak ada yang mngkoordinir, mngatur jadwal dan instruktur. Brdasarkan fnomna di atas maka pnliti trtarik untuk mlakukan pnlitian dngan mngambil judul, pngaruh snam lansia trhadap kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 di Dsa Lyangan Kcamatan Ungaran Timur Kabupatn Smarang.

4 METODE PENELITIAN Pnlitian ini mnggunakan pndkatan kuantitatif dngan cara quasi xprimnt. Mnurut Notoatmodjo (2010), quasi xprimnt adalah ksprimn yang blum atau tidak mmiliki ciri-ciri rancangan ksprimn sbnarnya, karna variabl-variabl yang sharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan. Jnis dsain dalam pnlitian ini brbntuk non quivalnt kontrol group dsign. Populasi yang ditliti adalah pndrita diabts mllitus tip II di dsa Lyangan Kc. Ungaran Timur Kab. Smarang yang brjumlah 86 orang dan sampl yang digunakan sbanyak 40 orang dan dibagi mnjadi dua klompok yaitu 20 klompok kontrol dan 20 klompok intrvnsi. Mtod pngambilan sampl dalam pnlitian ini mnggunakan purposiv sampling, Pnliti mmpunyai prtimbangan dalam mmilih sampl yaitu brdasarkan kritria-kritria inklusi dan ksklusi. Mnurut Notoatmodjo (2010), agar karaktristik sampl tidak mnyimpang dari populasinya, maka sblum dilakukan pngambilan sampl prlu ditntukan kritria inklusi, maupun kritria ksklusi. Pnlitian dilakukan di Dsa Lyangan Kc. Ungaran Timur Kab. Smarang. Pnlitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 16 Fbruari Instrumn pnlitian ini mnggunakan glukotst / glukomtr untuk mngukur kadar gula darah. Sblum dilakukan snam lansia pada pndrita diabts mllitus, pndrita diukur trlbih dulu kadar glukosa darahnya, alat yang digunakan untuk mngukur kadar glukosa darah adalah glukotst atau glukomtr. Analisis variabl univariat dalam pnlitian ini yaitu variabl numrik dngan paramtr ukuran pmusatan man, mdian, dan standar dviasi.sdangkan analisis bivariatnya mnggunakan uji t-tst dpndnt karna data yang dikumpulkan brasal dari dua sampl yang saling trgantungan, artinya bahwa satu sampl mmpunyai dua data yaitu pr tst dan post tst. Pnggunaan statistik paramtrik bahwa data stiap variabl pnlitian yang dianalisis mmbntuk distribusi normal. Uji paramtrik yang digunakan untuk mngtahui pngaruh snam lansia trhadap kadar gula darah pada pndrita diabts mllitus tip II antara klompok prlakuan dngan klompok kontrol maka uji yang digunakan adalah uji statistik t-tst indpndnt. Sampl-sampl indpndnt bila trdapat dua klompok yang trpisah sprti satu klompok ksprimn dan satu klompok kontrol (Notoatmodjo, 2010). Pada klompok kontrol dibrikan snam lansia stlah post tst sdangkan klompok intrvnsi dibrikan snam lansia stlah pr tst. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Tabl 5.5 Gambaran Kadar Pndrita DM Tip 2 Sblum Snam Lansia di Dsa Lyangan Kcamatan Smarang pada Klompok Intrvnsi dan Kontrol Klompok n Man Std. dv Intrvnsi ,95 41,218 Kontrol ,30 31,069

5 Brdasarkan Tabl 5.5 mnunjukkan kadar glukosa darah puasa pada pndrita DM tip 2 sblum dibrikan snam lansia pada klompok intrvnsi di Dsa Lyangan Kcamatan Ungaran Timur Kabupatn Smarang ratarata sbsar 218,95 mg/dl dngan standar dviasi 41,218 mg/dl, sdangkan pada klompok kontrol rata-rata sbsar 213,30 mg/dl dngan standar dviasi 31,069 mg/dl. Tabl 5.6 Gambaran Kadar Pndrita DM Tip 2 Ssudah Snam Lansia di Dsa Lyangan Kcamatan Smarang pada Klompok Intrvnsi dan Kontrol n Man Std. Klompok dv Intrvnsi ,00 30,731 Kontrol ,65 34,968 Brdasarkan Tabl 5.6 mnujukkan kadar glukosa darah puasa pada pndrita DM tip 2 ssudah snam lansia pada klompok intrvnsi di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang rata-rata sbsar 213,00 mg/dl dngan standar dviasi 30,731 mg/dl, sdangkan pada klompok kontrol rata-rata sbsar 191,65 mg/dl dngan standar dviasi 34,968 mg/dl. 2. Analisis Bivariat Tabl 5.7 Prbdaan Kadar Pndrita DM Tip 2 Sblum dan Ssudah Snam Lansia di Dsa Lyangan Prlaku an GD prpost Intrv nsi Kabupatn Smarang pada Klompok Intrvnsi Man diffrnc SD diffrn c t hitung p valu 27,30 15,80 7,726 0,00 0 Brdasarkan tabl 5.7 di atas, dapat diktahui bahwa slisih ratarata kadar glukosa darah rspondn sblum dan ssudah dibrikan snam lansia sbsar 27,30 mg/dl dngan slisih standar dviasi 15,80. Hasil uji paird t tst didapatkan nilai t hitung sbsar 7,726 dngan p-valu sbsar 0,000 < α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa ada prbdaan yang brmakna kadar glukosa darah pada pndrita diabts mllitus tip 2 sblum dan ssudah dibrikan snam lansia pada klompok intrvnsi di Dsa Lyangan Kcamatan Ungaran Timur Kabupatn Smarang. Tabl 5.8 Prbdaan Kadar Pndrita DM Tip 2 Sblum dan Ssudah Pnlitian di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang pada Klompok Kontrol

6 Prlakuan GD Pr post kontrol Man diffrnc SD diffrnc p Brdasarkan Tabl 5.9 t hitung valu trlihat bahwa slisih rata-rata kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 pada klompok kontrol dan intrvnsi di Dsa Lyangan 0,30 0,98 1,371 0,186 Kabupatn Smarang sbsar 21,35, dngan slisih standar dviasi 10,41. Brdasarkan uji indpndn t-tst diprolh nilai t hitung sbsar 2,051 dan nilai p-valu sbsar 0,047 (α = 0,05). Hal trsbut mnunjukkan bahwa ada pngaruh snam lansia trhadap kadar glukosa darah pada pndrita diabts mllitus tip 2 di Dsa Lyangan Kcamatan Ungaran Timur Kabupatn Smarang. Brdasarkan tabl 5.8 di atas, dapat diktahui bahwa slisih ratarata kadar glukosa darah rspondn sblum dan ssudah pnlitian pada klompok kontrol sbsar 0,30 mg/dl dngan slisih standar dviasi 0,98. Hasil uji paird t tst didapatkan nilai t hitung sbsar 1,371 dngan p-valu sbsar 0,186 > α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak ada prbdaan kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 sblum dan ssudah pnlitian pada klompok kontrol di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang. Tabl 5.9 Pngaruh Snam Lansia trhadap Kadar Pndrita DM tip 2 di Dsa Lyangan Kcamatan Smarang Equal varia ncs assum d Man diffr nc Std. Erro r diff rnc 21,35 10,4 1 t hitung p valu 2,051 0,0 47 Olahraga (snam) pada DM tip 2, brpran utama dalam pngaturan kadar glukosa darah. Produksi insulin umumnya tidak trganggu trutama pada awal mndrita pnyakit ini. Masalah utama pada DM tip 2 adalah kurangnya rspons rsptor trhadap insulin (rsistnsi insulin), karna adanya gangguan trsbut insulin tidak dapat mmbantu transfr glukosa k dalam sl. Kontraksi otot mmiliki sifat sprti insulin (insulin-lik ffct). Prmabilitas mmbran trhadap glukosa mningkat pada otot yang brkontraksi. Saat snam rsistnsi insulin brkurang, sbaliknya snsitivitas insulin mningkat, hal ini mnybabkan kbutuhan insulin pada diabtisi tip 2 akan brkurang. Rspons ini hanya trjadi stiap kali snam, tidak mrupakan fk yang mntap atau brlangsung lama, olh karna itu olahraga harus dilakukan trus mnrus dan tratur. Olahraga pada DM tip 2 slain brmanfaat sbagai glycmic control juga brmanfaat untuk mnurunkan BB

7 dan lmak tubuh (Sogondo, t.,al. 2013). KESIMPULAN 1. Kadar glukosa darah puasa pada pndrita DM tip 2 klompok intrvnsi di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang sblum dibrikan snam lansia rata-rata sbsar 218,95 mg/dl dngan standar dviasi 41,218 mg/dl, sdangkan stlah dibrikan snam lansia rata-rata sbsar 191,65 mg/dl dngan standar dviasi 34,958 mg/dl. 2. Kadar glukosa darah puasa pada pndrita DM tip 2 klompok kontrol di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang sblum pnlitian rata-rata sbsar 213,30 mg/dl dngan standar dviasi 31,068 mg/dl, sdangkan stlah pnlitian rata-rata sbsar 213,00 mg/dl dngan standar dviasi 30,731 mg/dl. 3. Ada prbdaan yang brmakna kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 sblum dan ssudah dibrikan snam lansia pada klompok intrvnsi di Dsa Lyangan Kcamatan Smarang. Hal ini ditunjukkan dngan nilai t hitung sbsar 7,726 dan p-valu (0,000) < α (0,05). 4. Tidak ada prbdaan kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 sblum dan ssudah pnlitian pada klompok kontrol di Dsa Lyangan Kabupatn Smarang. Hal ini ditunjukkan dngan nilai t hitung sbsar 1,371 dan p-valu sbsar 0,186 > α (0,05). 5. Ada pngaruh snam lansia trhadap kadar glukosa darah pada pndrita DM tip 2 di Dsa Lyangan Kcamatan Smarang. Hal ini ditunjukkan dngan nilai t hitung sbsar 2,051 dan nilai p-valu sbsar 0,047 (α = 0,05). SARAN Mngingat masih adanya ktrbatasan dari pnlitian yang tlah dilakukan, maka diharapkan pnlitian lbih lanjut dapat mlakukan pngawasan yang lbih intnsif trhadap faktor yang mnntukan dan mmbantu pngndalian kadar gula darah pada pndrita diabts mllitus misalnya mngontrol pola makan, olahraga. DAFTAR PUSTAKA Almatsir, S Pnuntun Dit. Jakarta : PT Gramdia Pustaka Utama Arikunto Prosdur Pnlitian Suatu Pndkatan Praktik. Jakarta : PT Rinka Cipta. Atun Diabts Mllitus Mmahami, Mncgah dan Mrawat Pndrita. Bantul : Krasi Wacana Offst Dahlan Bsar Sampl dan Cara Pngambilan Sampl dalam. Pnlitian Kdoktran dan Kshatan. Edisi 3. Jakarta : Salmba Mdika Diah Prncanaan Mnu Untuk Pndrita Diabts Mllitus. Jakarta : Pnbar Swadaya

8 Dinks Jatng Profil Kshatan Provinsi Jawa Tngah Smarang Ellard, T. & Smith, K.S Social support, sns of control, and coping among patints with brast,lung or colorctal cancr. Journal of Psychosocial Oncology, 7. diprolh tanggal 7 Agustus 2013 Fridman, M. Bowdn, V.R.Jons, E. G., Family Nursing Rsarch, Thory And Practic, Nw Jrsy : Prntic Hall Hasdianah Mngnal Diabts Mllitus pada Orang Dwasa dan Anak-Anak. Yogyakarta : Nuha Mdika Hidayat Mtod Pnlitian Kprawatan dan Tknik Analisa Data. Pnrbit Salmba Mdika Ignatavicus & Workman. (2006). Mdical Surgical Nurshing Critical Thingking For Ollaborativ Car. Vol. 2. Elsvir Saudrs : Ohia Mahndra., Krisnaturi, D., Tobing, A., Alting. Z. B Car Your Slf Diabts Mllitus. Jakarta : Pnbar Plus Nabyl Panduan Hidup Shat : Mncgah dan Mngobati Diabts Militus. Yogyakarta : Aulia publising. Nivn, N Psikologi Kshatan : Pngntar untuk Prawat & Profsional Kshatan Lain. Jakrta : EGC Notoatmodjo Mtod Pnlitian Kshatan. Jakarta : Rinka Cipta Nugroho, W Kprawatan Grontik & Griatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC Olatunbosun,S.T Insulin Rsistanc Ovrviw.Availabl From : http :// Emdicin. Mdscap. Com/ articl/ ovrviw#a0104 (Accsd 2 May 2011) Prkni Konsnsus Pnglolaan Diabts Mllitus Tip 2 Di Indonsia. PB PERKENI Pramudiarja, Uyung Ukuran Tubuh Manusia 100 Tahun Mndatang Bakal Mnyusut. Rachmawati Pngaruh Indks Masa Tubuh Trhadap Kjadian Hiprglikmia Pada Orang Dwasa Brusia > 40 Tahun. Dpok : Pascasarjana FKMUI Riwidigdo Statistik Kshatan, Yogyakarta : Mitra Cndika Prss Rochman A., Riyanto S Daya Antioksi Dan Ekstrak Etanol Daun Kmuning (Murraya Paniculata (L)Jack) Scara In Vitro. Majalah Farmasi Indonsia. 16: Salawati T, Sugiyarti, Mikawati, W Hubungan ktaatan dit dan kbiasaan olahraga dngan kadar gula darah pada pasin diabts mllitus yang brobat di Pusksmas Ngmbal Kulon

9 Kabupatn Kudus. Jurnal Kshatan Masyarakat Vol 7 No.1 tahun Unimus Santoso,M.(2006).Snam Diabts Sri 3. Jakarta : Yayasan Diabts Indonsia Styawan dan Saryono Mtodologi Pnlitian kbidanan. Jakarta : Nuha Mdika. Sinaga, E dan Wirawanni, Y Pngaruh Pmbrian Susu Kdlai Trhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Wanita Prdiabts. Artikl Pnlitian. Smarang : UNDIP Sogondo, S., Sowondo, P., Subkti, I Pnatalaksanaan Diabts Mllitus Trpadu. Jakarta : Badan Pnrbit FKUI Sugiyono Mtod Pnlitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabta Sumintarsih Kbugaran jasmani untuk Lanjut usia. Yogyakarta : Majora Volum 12 Agustus 2006 TH XII No 2 Tarwoto., Wartonah., Taufiq, I., Mulyati, L Kprawatan Mdikal Bdah: Gangguan Sistm Endokrin. Jakarta : TIM Widianti dan Provrawati Snam Kshatan. Yogyakarta : Nuha Mdika Wijayakusuma, H Bbas Diabts Mllitus ala Hmbing. Jakarta : Puspa Swara.