Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura"

Transkripsi

1

2 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada cove adalah kumpulan benda-benda langit dengan bebagai fenomena

3 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT DATA DASAR GEOHDROLOG SEBAGA NFORMAS DAERAH ALRAN SUNGA (DAS) WARUHU Robet Hutagalung* Juusan Fisika FMPA, Univesitas Pattimua Ambon * obet_hutagalung@yahoo.com ABSTRAK Bencana banji yang seing tejadi tiap tahun di kota Ambon meupakan masalah seius yang haus segea dicai upaya pencegahanannya. Suvey geohidologi menjadi langkah awal dalam pengkajian dan pemahaman tentang daeah alian sungai (DAS) Waiuhu untuk meangcang tindakan solutif guna pencegahan banji yang seing melanda desa Galala. Hasil pehitungan dan intepetasi batuan di dua titik sounding seta pencocokan dengan peta geologi dan topogafi pulau Ambon menunjukkan bahwa, di titik tedapat empat jenis batuan yaitu pasi keikil tedapat lapisan lanau dengan ketebalan 0,9 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 50 Ω.m, lempung dengan ketebalan 0,9 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 9,47 Ω.m, lempung pasian dengan ketebalan 3,07 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 5,37 Ω.m, dan batuan taklapuk nilai esistivitasnya adalah 8075 Ω.m. Sedangkan, pada titik tedapat lanau pasian dengan ketebalan 0,75 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 0,86 Ω.m, pasi keikil tedapat lapisan lanau dengan ketebalan 0,6 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 46,9 Ω.m, pasian dengan ketebalan,3 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 30,587 Ω.m, dan gamping nilai esistivitasnya adalah 490 Ω.m. Selain itu, kontu kemiingan leeng sekita sungai lebih dai 5 0 di hampi seluuh wilayah suvey/penelitian sekita aea hutan desa Galala dan ±,9 pada sekita pemukiman penduduk Waa Sia dengan leba sungai ± 3 hingga 5 mete. Kata Kunci: Data Dasa, Geohidologi, nfomasi dan Daeah Alian Sungai. PENDAHULUAN Siklus ai meupakan angkaian poses bepindahnya ai pemukaan bumi dai suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya. Ai yang tuun di daatan akan beinteaksi dengan mateial kulit bumi, mengali di pemukaan tanah sebagai ai pemukaan (suface unoff/un off wate), besama dengan ai yang beasal dai alian bawah pemukaan (inteflow/subsuface flow) dan ai tanah bawah (goundwate flow) membentuk sungai. Daeah Alian Sungai (DAS) dipengauhi oleh mofologi dan bentang alam suatu wilayah. DAS meupakan suatu wilayah daatan atau lahan yang mempunyai komponen topogafi, batuan, vegetasi, tanah, ai, sungai, hewan, manusia dan aktivitasnya yang beada pada, di bawah, dan di atas tanah. Bentang alam pulau Ambon sebagian besa tedii dai daeah pebukitan kasa dan tejal dengan lembah sempit bebentuk V, kemiingannya lebih dai 0 0 seluas kuang lebih 86,9 km atau 73 % dan pada dataan endah dengan kemiingan sekita 0 0 seluas kia-kia 55 km atau 7 % dai luas seluuh wilayah daatannya. Akibatnya penduduk hanya memanfaatkan dataan endah sebagai daeah pemukiman maupun iigasi yang juga meupakan lingkup DAS. P R OS D N G 55

4 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT Akan tetapi, dalam 4 (empat) tahun teakhi, bencana banji yang tejadi khususnya di kota Ambon justu mengakibatkan banyak koban jiwa maupun hata benda yang dialami oleh penduduk di sekita DAS, temasuk penduduk di Desa Galala, Kecamatan Siimau, Kota Ambon. Desa Galala teletak di bagian hili sungai Waiuhu. Desa ini meupakan salah satu daeah yang seing dialanda banji akibat luapan sungai Waiuhu, yang tingginya mencapai 4-6 mete. Salah satu penyebab paahnya banji yang tejadi adalah cuah hujan tetinggi yang tejadi besamaan dengan pasang tetinggi. Pemeintah kota telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah ini beupa pengeukan/menomalisasi sungai, namun belum juga membeikan hasil memuaskan yang dapat menjamin keselamatan masyaakat di sekita DAS Waiuhu. Maka untuk mengatasi masalah ini, pelu dilakukan penelitian lapangan di sekita DAS Waiuhu, mengumpulkan data geohidologi beupa kodisi batuan, pembuatan peta topogafi yang dapat dimanfaatkan guna melakukan tindakan lebih lanjut untuk mengantisipasi banji. Sifat Listik Batuan TNJAUAN PUSTAKA Sifat kelistikan dai sebuah mateial temasuk sifat utama dai konduksi elektik (besanya pengangkutan) dan polaisasi dielektik (besanya pemisahan) sifat ini didefinisikan bedasakan dua hubungan pokok beikut : J E () D 0 E E () dimana : E kuat medan listik (V/m), J densitas/jumlah aus (A/m ), D pepindahan listik (C/m ), konduktifitas listik (Ω/m), pemitivitas dielektik (F/m), 0 pemitivitas vakum (8.854 x 0 - F/m), dan konstanta dielektik. Potensial Elektoda Aus Tunggal pada Pemukaan Homogen sotopis Gamba. Sumbe Aus Tunggal di Pemukaan Medium Homogen sotopis. (Sumbe : Loke, 004) 56 P R OS D N G

5 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT P R OS D N G 57 Pada gamba, dapat dilihat sebaan aus pada pemukaan akibat aus listik yang dikiim ke bawah pemukaan. Dimana aus aus yang yang dikiim mengalami espons dai lapisan pemukaan setengah bola yang mempunyai lua (Sakka, 00). Sehingga, V ) ( atau V (3) Potensial Dua Elektoda Aus pada Pemukaan Homogen sotopis Gamba. Dua Elektoda Aus dan Potensial di Pemukaan Bumi. Homogen sotopis. (Sumbe : Loke & Bake, 996) Beda potensial pada titik P akibat elektoda aus C dan C adalah V V (4) Demikian pula potensial yang timbul pada titik P akibat aus dai elektoda C dan C, sehingga beda potensial antaa titik P dan P dapat ditulis sebagai: k V 4 3 (5) atau k V (6) dengan 4 3 k, k adalah fakto geometi yang begantung pada susunan elektoda.

6 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT Konfiguasi Elektoda Caa Schlumbege Gamba 3. Elektoda Aus dan Potensial pada Konfiguasi Sclumbege. (Sumbe : Raynold, 997) Pada gamba 3, M, N digunakan sebagai elektoda potensial dan A, B sebagai elektoda aus. Nilai esistivitas untuk konfiguasi ini dibeikan oleh : dengan : V a k a (7) (L l ) k a (8) l Pesamaan (8) meupakan fakto geometi dai konfiguasi elektoda Schlumbege. Konsep Resistivitas Semu Untuk kasus tak homogen, bumi diasumsikan belapis-lapis dengan masing-masing lapisan mempunyai haga esistivitas yang bebeda. Resistivitas semu meupakan esistivitas dai suatu medium fiktif homogen yang ekivalen dengan medium belapis. Medium belapis yang ditinjau misalnya tedii dai lapis dan mempunyai esistivitas bebeda ( dan ) dalam pengukuan, medium ini dianggap sebagai medium satu lapis homogen yang memiliki satu nilai esistivitas yaitu esistivitas semu jumlah konduktansi masing-masing lapisan a, dengan konduktansi lapisan fiktif sama dengan f. Gamba 5. Lapisan dengan Resistivitas Sesungguhnya. (Sumbe : ndiana dan Danusaputo, 006) 58 P R OS D N G

7 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT Peta Topogafi Peta topogafi adalah peta yang menunjukan bentuk pemukaan bumi. Topogafi tesebut ditunjukan oleh gais-gais kontu atau dengan bayangan ketinggian (hill shading). Gais kontu adalah gais imajine pemukaan bumi, yang menghubungkan titik-titik dengan elevasinya sama. Bayangan ketinggian dilakukan dengan caa asi (hachues), yaitu seangkaian gais pendek yang ditaik menuut aah kemiingan (slope). Posedu umum yang biasa dilakukan dan cukup efektif dalam intepetasi peta topogafi, yaitu : menaik semua kontu yang menunjukkan adanya lineament/keluusan, mempetegas (biasanya dengan caa mewanai) sungai-sungai yang mengali pada peta, dan mengolompokan pola keapatan kontu yang sejenis. Penaikan lineament bisa dengan gais panjang, tetapi juga dapat bepatah-patah dengan bentuk gais-gais luus pendek. Mempetegas sungai akan sangat penting untuk melihat pola alian sungai meupakan penceminan keadaan stuktu yang mempengauhi daeah tesebut (Noo, 006). METODE PENELTAN Penyelidikan geohidologi ini dilakukan di sekita daeah alian sungai (DAS) Waiuhu, tepatnya di desa Galala dan desa Batu Meah, Kota Ambon dengan kedudukan , Lintang Selatan dan Buju Timu dengan ketinggian ± 67 hingga ± 00 mete diatas pemukaan ai laut. Waktu dan lama penelitian di lapangan dan obsevasi lapangan dimulai sejak Novembe 03 sampai dengan Desembe 03. Pealatan dan Bahan Penelitian Gamba 6. Peta Geologi daeah penelitian dan sekitanya Sumbe : Bappekot Kota Ambon, skala : Penyelidikan geolistik ini memakai esistivity mete tipe GL-400, buah elektoda aus, buah elektoda potensial, kabel-kabel penghubung, metean, kompas, akuisisi data, GPS (global positioning system), dan peta geologi seta geohidologi. Posedu Penelitian P R OS D N G 59

8 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT. Studi Pustaka Dalam tahap ini, pencaian seta menelaah bebeapa liteatu-liteatu atau teoi-teoi yang behubungan dengan hidogeologi dan junal-junal penelitian tentang geologi di daeah Ambon, dan Maluku pada umumnya.. Peninjauan Suvey atau peninjauan meupakan tahap awal pengenalan lapangan. Suvey tempat disini meliputi suvey lokasi penelitian dan mencai infomasi-infomasi yang dapat digunakan dalam pengambilan data. Dai data-data jenis batuan, pecabangan sungai, kemiingan leeng, jaak ke pemukiman, pelu diketahui untuk menentukan lokasi yang baik untuk ekomendasi pembangunan DAM. 3. Pengambilan Data Pengukuan esistivitas batuan menggunakan metode geolistik konfiguasi Schlumbege, sehingga spasi antaa dua elektoda potensial dibuat sama dan dua elektoda aus jaaknya diubah-ubah (dipebesa). Tahap-tahap pengambilan data pengukuan di lapangan adalah sebagai beikut :. Menancapkan elektoda pada pemukaan tanah dengan spasi yang telah ditentukan sesuai dengan konfiguasi schlumbege,. Kabel dibentangkan sebagai penghanta aus dan potensial yang menghubungkan antaa elektoda dengan esistivitymete, 3. Setelah keempat elektoda tehubung dengan esistivitymete, maka pengukuan sudah siap dilakukan, 4. Mencatat aus listik dan tegangan yang timbul setelah aus diinjeksikan ke dalam tanah. Sedangkan suvey topogafi dilakukan dengan caa sebagai beikut : menentukan luasan (wilayah) daeah suvei, kemudian di petakan luasan (wilayah) tesebut menjadi bebeapa titik dalam koodinat (X,Y). Jaak (inteval) petitik adalah 4 mete aah sumbu X dan 3 mete aah sumbu Y. Veifikasi data ketinggian dan identifikasi posisi (lintang, buju) masing-masing titik dengan menggunakan GPS, kemudian tabulasikan dalam tabel. 4. ntepetasi Data Data yang didapatkan dai pengukuan dilapangan akan diolah menggunakan softwae Pwin, dengan memasukkan besa nilai aus ( ) dan nilai beda potensial (V ), untuk mempeoleh esistivitas batuan tempat penelitian, kedalaman (h) dan ketebalannya secaa vetikal. Topogafi (gambaan) pemukaan lokasi penelitian dapat dibuat dengan menggunakan softwae Sufe 0, yang akan menampilkan gais yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama atau disebut gais kontu. 60 P R OS D N G

9 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT Deskipsi Lokasi Penelitian HASL DAN PEMBAHASAN Gamba 7. Titik Pengambilan Data Geolistik, Lintasan dan (Sumbe : Google Eath) Pengukuan dan pengambilan data geolistik pada lokasi Waa Sia, Desa Batu Meah, Kotamadya Ambon, Popinsi Maluku pada dua tahap/titik sounding, meliputi (gamba 7) :. Titik, di pekebunan penduduk Waa Sia. Lokasi ini teletak pada koodinat ,7 LS dan , BT dan beada pada ketinggian 70 mete di atas pemukaan laut (DPL). Aah bentangan Utaa Selatan.. Titik, pada aea hutan ( 300 mete dai pemukiman penduduk) Waa Sia. Lokasi ini teletak pada koodinat , LS dan ,4 BT dan beada pada ketinggian 59 mete di atas pemukaan laut (DPL). Aah bentangan Utaa Selatan. Gamba 8. Peta Kontu Lokasi Suvey (D) yang dibuat menggunakan Sufe 0 Hasil Penelitian Data pime yang dipeoleh dai lapangan beupa beda potensial ( V ) dan aus ( ). Besama fakto geometik ( k ) konfiguasi Schlumbege dai jaak antaa stasiun dengan P R OS D N G 6

10 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT elektoda-elektoda (AB/ dan MN/), kemudian diolah dengan menggunakan Micosoft Excel sehingga mendapatkan data esistivitas semu ( ) dan softwae Pwin untuk mendapatkan gambaan lapisan batuan di bawah pemukaan tanah secaa vetikal. a Hasil dai Pwin membeikan gambaan lapisan batuan di bawah pemukaan tempat lokasi suvey. Gafik ketebalan lapisan dan esistivitas yang dibuat dai data esistivitas semu ( a ) dilakukan poses fitting menggunakan fitting polynomial ode 9 dengan bantuan softwae oigin 8. Fitting adalah pencocokan untuk mencai fungsi dai gais yang melewati titik pada esistivitas semu (gamba 9). (a) Gamba 9. Penampang Resistivitas Hasil nvesi Pada Masing-masing Titik Sounding; (a) Lintasan (GL-0), (b) Lintasan (GL-0). Hasil penafsian dai gafik di atas dikoelasikan dengan data geologi mebeikan jenis batuan bedasakan esistivitas, di masing-masing titik sounding (lintasan), sepeti pada Tabel. No. Titik GL-0 GL-0 Pembahasan Tabel. Hasil Pehitungan dan ntepetasi Batuan di Lokasi Penelitian Hasil Penafsian Lapisan Kedalaman (m) Ketebalan (m) Resistivitas (. m ) Pekiaan Litologi 0-0,9 0,9 50 Pasi keikil tedapat lapisan lanau (b) 0,9 -,83 0,9 9,47 Lempung 3,83-4,9 3,07 5,37 Lempung 4 4,9 - ~ ~ 8075 Batuan dasa taklapuk 0-0,75 0,75 0,86 Tanah lanauan, Pasian 0,75 -,37 0,6 46,9 Pasi keikil tedapat lapisan lanau 3,37-3,68,3 30,587 Pasi 4 3,68 - ~ ~ 490 Gamping Pada titik suvey GL-0 lokasi pekebunan penduduk Waa Sia dengan aah bentangan geolistik U S sepanjang ( x 00) mete dan kondisi pemukaan keing. Pendugaan geolistik 6 P R OS D N G

11 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT tedapat empat jenis batuan yaitu : pasi keikil tedapat lapisan lanau dengan ketebalan 0,9 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 50 Ω.m yang meupakan lapisan petama. Lempung mulai dai kedalaman 0,9 mete dengan ketebalan 0,9 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 9,47 Ω.m sebagai lapisan kedua. Lempung pasian mulai dai kedalaman,83 mete dengan ketebalan 3,07 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 5,37 Ω.m, dan batuan taklapuk mulai dai kedalaman 4,9 mete dan nilai esistivitasnya adalah 8075 Ω.m meupakan lapisan keempat. Gamba 0. Penampang Litologi masing-masing Lintasan/Titik Sounding Pada titik suvey GL-0 lokasi ±300 mete dai pemukiman penduduk Waa Sia dengan aah bentangan geolistik U S sepanjang ( x 00) mete dan kondisi pemukaan keing. Pendugaan geolistik tedapat empat jenis batuan yaitu : lanau pasian dengan ketebalan 0,75 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 0,86 Ω.m yang meupakan lapisan petama. Pasi keikil tedapat lapisan lanau mulai dai kedalaman 0,75 mete dengan ketebalan 0,6 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 46,9 Ω.m sebagai lapisan kedua. Pasian mulai dai kedalaman,37 mete dengan ketebalan,3 mete dan nilai esistivitasnya adalah sebesa 30,587 Ω.m, dan gamping mulai dai kedalaman 3,68 mete dan nilai esistivitasnya adalah 490 Ω.m meupakan lapisan keempat. Sesuai dengan peta gelogi dan topogafi, pulau Ambon tesusun atas bahan alluvium dan koakkalk. Antaa daeah pantai dan daeah pebukitan dominan tesusun atas bahan alluvium (0-800 Ω.m) dan batu gamping ( Ω.m), atinya kandungan batuan di bawah pemukaan tanahnya tedii dai komponen-komponen satuan batuan alluvium yaitu lempung (clay), lanau (silt), pasi (sand), keakal (pobble), dan keikil (gavel). Sedangkan kemiingan leeng sekita sungai yang lebih dai 5 0 di hampi seluuh wilayah suvey, dengan leba sungai ± 3 hingga 5 mete. Sifat-sifat poses dan kondisi alamiah yang yang tejadi adalah mudah eosi atau geakan tanah seing tejadi dan poses denudasional seing tejadi. P R OS D N G 63

12 Semina Nasional Basic Science V F-MPA UNPATT PENUTUP Dai hasil pehitungan dan intepetasi batuan kemudian setelah dipadukan dengan peta geologi dan topogafi pulau Ambon, dapat disimpulkan bahwa :. Dai dua titik sounding, masing-masing tedapat empat jenis batuan yaitu pasi keikil tedapat lapisan lanau, lempung, lempung pasian, dan batuan dasa taklapuk pada GL- 0, dan tanah lanau pasian, pasi keikil, pasian, dan gamping pada GL-0 dengan ketebalan 0-3,07 mete.. Kemiingan leeng sekita sungai lebih dai 5 0 di hampi seluuh wilayah suvey/penelitian sekita aea hutan desa Galala dan ±,9 pada sekita pemukiman penduduk Waa Sia dengan leba sungai ± 3 hingga 5 mete (gamba 8). Kontu yang dibuat membeikan infomasi bahwa ketinggian lokasi suvey/penelitian ± 59 hingga 00 mete. DAFTAR PUSTAKA Giffith, D. J., 98. ntoduction to Elementay Paticles, John Wiley and Sons, New Yok. ndiana, R. D. dan Danusaputo, H., 006. Uji Nilai Tahanan Jenis Polutan Ai Laut Dengan Metode Ohmik dan Geolistik Tahanan Jenis Skala Laboatoium. Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam. Univesitas Diponegoo. Loke, M. H., 004, -D and 3-D Electical maging Suvey; Tutoial, Penang, Malasya. Loke, M. H, Bake, R. D., 996. Rapid Least Squaes nvesion of Appaent Resistivity Seudosection by a Quasi-Newton Method. Geophysical Pospectting. Noo, D Geologi Lingkungan. Jakata : Gaha lmu. Sakka. 00. Pendugaan Lapisan Bawah Pemukaan (Bumi) Menggunakan Metode Geofisika Eksploasi. Makassa : Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam. Univesitas Hasanudin. Reynolds, J. M., 997. An ntoduction to Appied and Envionmental Geophysics. New Yok: John Wiley and Sons. 64 P R OS D N G

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso APLKAS GEOLSTRK RESSTVTAS UNTUK MELHAT STRUKTUR PERLAPSAN BATUAN DAERAH LONGSOR Abdul Wahid* Abstact Has

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru Pendugaan Lapisan dengan Metode Geolistik Konfiguasi Schlumbege di Rampa Manunggul, Kotabau Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan pengukuan lapisan akuife di Rampa Manunggul, Kabupaten Kotabau bedasakan

Lebih terperinci

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan ISBN : 978-602-72658-1-3 Studi Sebaan Potensi Ai Tanah Di Keluahan Tanah Meah Kecamatan Samainda Utaa Bedasakan Resistivitas Batuan Debby Khaiunnisa Suyo 1, Supiyanto 2, dan Djayus 3 1 Laboatoium Geofisika,

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan Pendugaan Lapisan Akuife Bedasakan Kaakteistik Kelistikan Bumi di Kabupaten Kotabau Kalimantan Selatan Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan lapisan akuife di Kabupaten

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. mengetahui perilaku lalu lintas yang terjadi pada masing - masing simpang untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. mengetahui perilaku lalu lintas yang terjadi pada masing - masing simpang untuk BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Maksud dai penelitian pada simpang Janti dan Babasai ini adalah untuk mengetahui peilaku lalu lintas yang tejadi pada masing - masing simpang untuk masa sekaang

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulah dan Mustaqim ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala alam atau enomena alam yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci