APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract"

Transkripsi

1 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso APLKAS GEOLSTRK RESSTVTAS UNTUK MELHAT STRUKTUR PERLAPSAN BATUAN DAERAH LONGSOR Abdul Wahid* Abstact Has been done detemination of ock laye stuctues with method geolistik esistivity geoelectik method in avalanche egion Meofmuti land slide aea, Tunbaun village subdistict west Amaasi, Kupang. The aim of this eseach to shown the ock laye stuctues unde suface with esistivity geolectic method by dipole-dipole configuation, which cause the land slide. This eseach uses Geoelectic equipment : OYO Mc OHM-EL Model 9. Data analysis use ResDinv softwae pogam to find the ock esistivity value fom ock laye stuctues vetically and lateally ock distibution. Based on the ock esistivity value is obtainded, to be estimated that the ock distibution vaiation at eseach location consist of : limestone ock, sandstone ock and mable ock. Limestone ock with esistivity value 8,5 up to 38 ohm.m, sandstone ock with esistivity value 38 up to ohm.m, and mable ock with esistivity value 3789 up to 7587 ohm.m. The land slide at eseach location is caused by ock laye unstable (to be dominated by sandstone) unde the suface laye. Key wods: land slide, laye stuctue, esistivity Abstak Telah dilakukan penentuan stuktu pelapisan batuan dengan metode geolistik esistivitas di wilayah longsoan Meofmuti desa Tunbaun Kecamatan Amaasi Baat Kabupaten Kupang. Penelitian ini betujuan untuk melihat stuktu pelapisan batuan bawah pemukaan dengan metode geolistik esistivitas konfiguasi dipole-dipole, yang menyebabkan tejadinya longso. Penelitian ini menggunakan alat Geolistik meek OYO Mc OHM-EL Model 9 Analisis data penelitian menggunakan pogam softwae ResDinv untuk mendapatkan nilai esistivitas batuan dai stuktu pelapisan batuan secaa vetikal dan pola penyebaan batuan secaa lateal. Bedasakan nilai esistivitas batuan yang ada diduga jenis batuan yang tesikap dilokasi penelitian tedii dai batu gamping, batu pasi dan batu mabel. Batu gamping dengan esistivitas sebesa 8,5 38 ohm mete, batu pasi dengan esistivitas sebesa Ohm mete, batu mabel memiliki esistivitas Ohm mete. Longso pada lokasi penelitian diakibatkan kaena ketidak stabilan lapisan batuan (dominasi batu pasi) di bawah pemukaan. Media Exacta Volume No. Januai 0

2 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso Tanah longso (land slide) meupakan bentuk eosi tanah dengan pengangkutan atau geakan massa tanah pada suatu saat dengan volume yang besa. Secaa alamiah telah tampak bahwa suatu daeah/wilayah yang memiliki tatanan geologi beupa lembah atau tebing yang cuam lebih mudah longso dibandingkan dengan daeah lain. Pola patahan batuan, pelapisan batuan, ketebalan tanah lapuk, kemiingan cuam, kandungan ai yang tinggi, atau getaan gempa meupakan sifat geologis yang mempengauhi poses longsoan (Paipuno, 007). Secaa geologi, aeal yang tebentuk dai geusan tanah yang menghasilkan mateial halus akan mudah lapuk oleh media eosi sepeti ai sehingga menjadikan tanah ini awan longso, Daeah Meofmuti desa Tunbaun Kecamatan Amaasi Baat Kabupaten Kupang meupakan kawasan yang bepotensi tejadinya longso. Secaa nyata daeah ini dilihat dai kondisi geologis beupa lembah dan tebing yang cuam. Kondisi infastuktu beupa jalan negaa yang menghubungkan desa Kotabes dan desa Tunbaun Kecamatan Amaasi Baat Kabupaten Kupang yang mengalami keusakan dan penyempitan akibat longso. Oleh sebab itu pelu dilakukan kajian tentang pola pelapisan batuan bawah pemukaan pada daeah tesebut. Geofisika meupakan cabang dai ilmu yang mempelajai sifat-sifat fisika batuan, sehingga dapat dipeoleh infomasi jenis batuan yang ada dibawah pemukaan bumi, salah satunya adalah metode geolistik esistivitas yang memanfaatkan sifat kelistikan batuan melalui sifat esistivitasnya dengan caa menginjeksikan aus listik ke dalam tanah dan menangkap espon tegangan dan besa aus melalui pasangan elektoda yang dibentangkan (Wahid.007). Melalui analisis stuktu pelapisan batuan bedasakan nilai esistivitasnya dapat diketahui penyebab longsoan daeah penelitian, apakah diakibatkan oleh patahan atau kuang stabilnya lapisan batuannya Media Exacta Volume No. Januai 0

3 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso MATER DAN METODE MATER Teoi Geolistik Geolistik meupakan salah satu metode pengukuan nilai esistivitas yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi, dengan caa menginjeksikan aus listik ke dalam bumi, dengan menguku beda potensial seta aus yang tejadi dan dikaitkan dengan jenis konfiguasi elektoda yang dipakai akhinya dipeoleh nilai esistivitas pelapisan batuan di bawah pemukaan (Wahid,007). Bedasakan tujuan penelitian, metode geolistik esistivitas dapat dibagi menjadi dua kelompok besa yaitu (Hendajaya dan Aif, 998):. Metode Resistivitas Mapping Metode esistivitas mapping meupakan metode esistivitas yang betujuan untuk mempelajai vaiasi esistivitas lapisan bawah pemukaan secaa hoisontal.. Metode Resistivitas Sounding Metode esistivitas sounding meupakan metode esistivitas yang betujuan untuk mempelajai vaiasi esistivitas lapisan bawah pemukaan secaa vetikal. Pada metode geolistik esistivitas, aus listik diinjeksikan ke dalam bumi dengan mengunakan dua elektoda aus (C dan C ), dan pengukuan beda potensial dengan menggunakan dua elektoda potensial (P dan P ), sepeti pada Gamba V C C P P C 3 4 Gamba. Susunan Elektoda Suvei Geolistik ( Hendajaya dan Aif, 988) Dengan: : jaak dai titik P ke sumbe aus positif : jaak dai titik P ke sumbe aus negatif 3 : jaak dai titik P ke sumbe aus positif 4 : jaak dai titik P ke sumbe aus negatif Dai Gamba, besanya beda potensial antaa titik P dan P adalah: Media Exacta Volume No. Januai 0

4 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso Media Exacta Volume No. Januai Vp Vp V () 4 3 V V 4 3 () Dai besanya aus dan beda potensial yang teuku maka nilai esistivitas dapat dihitung dengan menggunakan pesamaan: V K s (3) 4 3 K Konfiguasi elektoda dipole-dipole Konfiguasi Dipole pada pinsipnya menggunakan 4 buah elektoda yaitu pasangan elektoda aus (C -C ) yang disebut Cuent Dipole dan pasangan elektoda potensial (P -P ) yang disebut Potential Dipole. Pada konfiguasi Dipole elektoda aus dan elektoda potensial bisa teletak tidak segais dan tidak simetis. Penyelidikan dengan konfiguasi elektoda dipole-dipole dapat dilakukan dengan mapping, untuk mempelajai vaiasi esistivitas bawah pemukaan bumi secaa hoizontal, dan sounding untuk mempelajai vaiasi esistivitas bawah pemukaan bumi secaa vetikal. Mapping dilakukan dengan jaak antaa dipole potensial (P -P ) dan dipole aus (C -C ) tetap yakni a, sepeti pada Gamba dengan pekataan lain, bahwa konfiguasi elektoda- elektoda menggunakan jaak yang tetap. Pada caa sounding jaak (a) dipebesa sesuai dengan kedalaman tembus yang diinginkan. Demikian pula jaak untuk masing-masing dipole dipebesa bila medan listik pada daeah pengukuan telalu lemah untuk dideteksi. Susunan elektoda dipole-dipole ditunjukkan pada Gamba.

5 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso C a C P a P na Gamba Susunan elektoda dipole-dipole (Loke, 999) 4 Apabila jaak antaa dipole aus C -C sejauh a, jaak antaa dipole potensial P -P sejauh a seta jaak antaa dipole aus dan dipole potensial (C -P ) sejauh a, jika jaak antaa dipole dipepanjang sejauh na, maka esistivitas semu dan fakto geometi untuk konfiguasi dipole-dipole adalah (Wahid,004): n n a K n...(4) V s nn n a...(5) Dengan n =,,3,4. Teoi batuan dan tanah longso Batuan adalah massa dai satu atau lebih macam mineal yang membentuk satuan tekecil dai keak bumi dan mempunyai komposisi kimia dan mineal yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Atau dengan kata lain, batuan adalah matei penyusun bumi yang tedii dai mineal, bahan-bahan anoganik dan bahan-bahan vulkanik sehingga dengan jelas dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Bedasakan tejadinya, batuan digolongkan atas batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamof (Muni 003). Secaa umum komposisi batuan di keak bumi tedii dai sekita 95 % batuan beku dan hanya sekita 5 % batuan sedimen dan batuan metamof (Bowles, 984). Batuan yang tesingkap di pemukaan bumi adalah 75 % beupa batuan sedimen. Jenis batuan yang telihat dipemukaan bumi dapat dilihat pada Tabel. Tabel.. Jenis batuan dan jumlahnya di pemukaan bumi (Bowles, 984) Batuan Jumlah (%) Sepih 5 Batuan gamping 7 Batu Pasi 5 Ganit 5 Basal 3 Lain-lain 8 3 Media Exacta Volume No. Januai 0

6 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso 003): Tanah longso akan tejadi di suatu tempat apabila memenuhi hal-hal beikut (Muni,. Adanya leeng yang cukup cuam memungkinkan volume besa tanah meluncu atau begeak.. Adanya lapisan bawah pemukaan yang kedap ai dan lunak yang akan meupakan bidang luncu. 3. Tedapat cukup ai dalam tanah sehingga lapisan tanah yang beada tepat di atas lapisan kedap ai itu akan jatuh. Bedasakan coak geakannya, tanah longso dapat digolongkan menjadi bebeapa jenis:. Guguan/untuhan. Suatu guguan atau untuhan adalah jatuhnya sejumlah batuan atau bahan lain ke aah bawah dengan geakan meluncu tuun atau melenting di udaa. Umumnya tejadi disepanjang jalan yang kanan-kiinya betebing cuam. Tebing batu/tanah yang besa dan apuh bisa menyebabkan keusakan besa bila untuh atau gugu.. Longsoan/luncuan sejumlah besa bahan. Bila guguan hanya meluncukan sejumlah kecil bahan dai pemukaan yang lebih tinggi (hanya ontokan saja), longsoan atau luncuan besa ini melibatkan sejumlah besa bahan yang tadinya membentuk pemukaan lebih tinggi, yang tegelinci ke bawah. ni tejadi akibat lapuk atau apuhnya suatu bagian atau bebeapa bagian dai pemukaan yang lebih tinggi. 3. Robohan. Sesuatu oboh apabila posisi semula yang membuatnya bedii mantap mengalami peubahan sehingga kedudukannya goyah dan jatuh. Dalam kasus suatu tebing, keambukan tejadi akibat gaya-gaya otasi yang memindahkan posisi batuan. Kaena peubahan ini, batuan mungkin tedoong ke posisi yang tidak stabil di puncak tebing. Keseimbangan hanya betumpuk pada sudut tetentu yang masih bepijak. Bila tedapat pemicu yang menyebabkan titik tumpu itu beubah, maka batuan akan tedoong ke depan dan bejatuhan ke dataan di bawahnya. Robohan ini tidak memelukan banyak geakan dan tak haus menyebabkan guguan atau longsoan batu. 4. Pesebaan lateal. Bongkah-bongkah tanah yang beukuan besa begeak melintang (hoizontal) dengan etaknya pusat semula. Sebaan lateal biasanya tejadi di leeng-leeng landai, kuang dai 6 % dan umumnya menyeba sampai 3-5 mete (biasanya mencapai mete bila kondisinya memungkinkan). Mula-mula biasanya tejadi patahan/sesa dai dalam, membentuk banyak ekahan di pemukaan. 5. Alian ombakan. Alian tanah dan batuan yang longso ini menyeupai caian kental, kadang begeak sangat cepat, dan bisa menjangkau bebeapa kilomete. Biasanya tejadi setelah hujan lebat, meskipun ai tidak selalu dipelukan untuk menyebabkan alian ini. Alian lumpu sedikitnya 50% diantaanya beupa pasi, lempung dan endapan. Media Exacta Volume No. Januai 0

7 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Desa Tunbaun Kecamatan Amaasi Baat Kabupaten Kupang. Secaa geogafis Desa Tunbaun teletak di bagian timu kota Kupang yang bejaak ± 4 km. Penentuan letak geogafis lokasi penelitian teletak pada (0 o o 5 50 ) LS dan (3 o o ) BT. Beada pada ketinggian m di atas pemukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 juni 009 sampai dengan tanggal 0 juli 009. Posedu Akuisisi Data Posedu pengambilan data dilapangan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beikut:. Suvei lokasi penelitian, dalam suvei ini dibutuhkan peta wilayah, peta geologi dan peta topogafi untuk menentukan lokasi penelitian yang bepotensi, sesuai dengan tujuan awal penelitian.. Menentukan titik pengukuan, aah bentangan elektoda dibuat sama sehingga titik-titik uku tetap beada pada satu gais luus, banyak lintasan uku yang dipegunakan adalah 3 lintasan dengan jaak antaa lintasan yakni 5 m dan panjang tiap lintasan 300 m. Jaak antaa tiap elektoda adalah 5 m dan pebesaan jaak (n) antaa elektoda aus dan elektoda potensial dipebesa secaa gadual dai n = hingga n = Pengambilan data dengan konfiguasi dipole-dipole, pengukuan dilakukan dengan caa menempatkan elektoda-elektoda pengukuan bedasakan konfiguasi dipole-dipole. Jaak antaa tiap elektoda adalah 5 m dengan jaak antaa elektoda potensial P -P dan elektoda aus C -C tetap yakni a = 5 m sedangkan jaak antaa kedua elektoda (C -P ) adalah n a = n x 0 m, dimana nilai n yang digunakan dalam penelitian ini adalah dai n = sampai n =0. Penempatan elektoda dan peubahan jaak elektoda ditunjukan pada Gamba. Pengukuan untuk n = pada lintasan petama, titik sounding teletak pada jaak 7.5 m dai elektoda C dan P. Pada pengukuan selanjutnya, elektoda-elektoda tesebut dipindahkan dengan jaak antaa elektoda tetap. Untuk n = pada lintasan yang sama, titik-titik sounding teletak pada jaak 0 m. Demikian pengukuan dengan caa yang sama dilakukan sampai n = 0 untuk tiap lintasan. HASL DAN PEMBAHASAN Dasa ntepetasi Data Geolistik Sebagai dasa untuk melakukan intepetasi data geolistik adalah tiap batuan memiliki daya hanta listik dan nilai esistivitas. Pada batuan yang sama belum tentu memiliki nilai esistivitas yang sama, akan tetapi nilai esistivitas yang sama bisa dimiliki oleh batuan yang bebeda. Bebeapa aspek yang bepengauh tehadap nilai esisitivitas suatu bahan (Soenato, 005) adalah:. Batuan sedimen yang besifat lepas memiliki esistivitas lebih endah bila dibandingkan dengan batuan sedimen padu dan kompak.. Batuan beku dan batuan metamof memiliki nilai esistivitas tegolong tinggi. 3. Batuan yang basa dan mengandung ai, nilai esisitivitas endah, semakin lebih endah lagi bila ai yang Media Exacta Volume No. Januai 0

8 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso tekandung di dalamnya teasa asin. 4. Kandungan logam yamg beada disekita lokasi penelitian sangat bepengauh tehadap nilai esisitivitas batuan. Analisis data hasil penelitian dengan caa komputasi iteasi atau yang dikenal dengan metode invesi dengan bantuan Softwae ResDinv. Hasilnya dapat digunakan untuk intepetasi pola pelapisan batuan, dengan dikoelasikan tehadap haga-haga esistivitas batuan yang tedapat pada Tabel. Tabel. Dafta Resistivitas Bebeapa Batuan dan Ai (Loke, 999) Mateial Resistivity (Ωm) Conductivity (Siemen/m) gnous Metamophic Rocks Ganite Basalt Slate Mable Quatzite mentay Rocks 5 x x 0 4 x 0 7 0,5 x x x ,5 x 0-8,7 x x x Sandstone Shale Limestone 8 4 x x x 0,5 x 0-4 0,5 5 x 0-4 0,05,5 x 0-3 0,0 Soil and Wates Clay Aluivium Goundwate Seawate on 0,0 M. Potasium chloide 0,0 M. Sodium chloide 0,0 M. Acetic acid Xylene , 9,074 x 0-8 0,708 0,843 6,3 6,998 x 0 6 0,0,5 x 0-3 0, 0,0 0, 5,0 x 0 7,43,85 0,63,49 x 0-7 Hasil Penelitian Pengukuan data geolistik konfiguasi dipole-dipole dilakukan pada V lintasan dengan jaak titik uku 5m dengan aah lintasan pengukuan timu tenggaa baat laut. Hasil pengukuan beupa nilai beda potensial ( V), kuat aus () dan esistansi (R). Selanjutnya dengan pesamaan (4) dan (5), maka dipeoleh nilai tahanan jenis semu sepeti telampi pada Lampian. Nilai ini akan dijadikan input data pada Media Exacta Volume No. Januai 0

9 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso softwae Resdinv sehingga menghasilkan nilai tahanan jenis sebenanya dan melihat visualisasi dua dimensi pola pelapisan batuan. Bedasakan hasil analisis output softwae ResDinv dai data lapangan dipeoleh hasil beupa pola pelapisan batuan secaa dua dimensi yang membei infomasi nilai esistivitas sebenanya yaitu bekisa antaa 8, Ωm dengan kedalaman m dai pemukaan tanah. Bedasakan nilai esistivitas kemudian dibandingkan dengan Tabel untuk menentukan jenis batuan yang ada di lokasi penelitian. Bedasakan nilai esistivitas diduga batuan yang tedapat dilokasi penelitian yaitu batuan gamping, batuan pasi dan batuan mable. Pembahasan Untuk mendukung hasil analisis dan intepetasi seta klasifikasi lapisan batuan di atas maka dilakukan intepetasi untuk masing-masing lintasan uku sebagai beikut :. Lintasan Nilai esistivitas yang teuku pada lintasan yaitu, bekisa antaa 8 75 Ωm. Bedasakan hasil sebaan nilai esistivitas tesebut diduga pada lintasan ini didominasi oleh batuan gamping, batuan pasi dan batuan mable. Batuan gamping memiliki esistivitas 8-38 Ωm, batuan pasi memiliki esisitivitas Ωm dan batuan mable memiliki esistivitas Ωm (Gamba 3). Gamba 3. Hasil analisis Resdiv untuk lintasan. Lintasan Nilai esistivitas yang teuku pada lintasan yaitu, bekisa antaa Ωm. Bedasakan hasil sebaan nilai esistivitas tesebut diduga pada lintasan ini didominasi oleh batuan gamping, batuan pasi dan batuan mable. Batuan gamping memiliki esistivitas Ωm, batuan pasi memiliki esisitivitas Ωm dan batuan mable memiliki esistivitas Ωm (Gamba 4). Media Exacta Volume No. Januai 0

10 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso Gamba 4. Hasil analisis Resdiv untuk lintasan 3. Lintasan 3 Nilai esistivitas yang teuku pada lintasan yaitu, bekisa antaa Ωm. Bedasakan hasil sebaan nilai esistivitas tesebut diduga pada lintasan ini didominasi oleh batuan gamping, batuan pasi dan batuan mable. Batuan gamping memiliki esistivitas Ωm, batuan pasi memiliki esisitivitas Ωm dan batuan mable memiliki esistivitas Ωm (Gamba 5). Gamba 5. Hasil analisis Resdiv untuk lintasan 3 Bedasakan Tabel sebaan dan lampian esistivitas batuan antaa 8, Ωm. Pada daeah penelitian meupakan batuan gamping, batuan pasi dan batuan mable dengan kedalaman m dai pemukaan tanah. Kebeadaan dilokasi penelitian yang tampak dai hasil longsoan yang tejadi ditemukan sedikit batuan mable, batuan gamping dan batuan pasi lebih mendominasi sehingga menyebabkan longsoan tesebut. Media Exacta Volume No. Januai 0

11 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso Bedasakan peta Geologi Lemba Kupang Atambua-Timo (Rosidi,et,:996), pengelompokan batuan bedasakan kandungan ai dalam batuan, batuan yang tesingkap di daeah penelitian meupakan fomasi noole dan fomasi batu putih yang tesusun oleh napal pasian dan beselang-seling pasi tufaan. Secaa geologi batu pasi yang mengandung mateial tuf yang lapuk akan menghasilkan mineal lempung. Jalan sebagai jalan tanspotasi betumpu di atas lempung maka beat dinamis lalu lintas bepean mempepaah keusakan jalan. Hal ini batuan lempung sensitif menyeap ai dan mudah menjadi lunak sehingga awan tejadinya longso. Bencana tanah longsoan dapat disebabkan kaena adanya patahan di dalam bumi, tetapi setiap ada longsoan belum tentu ada patahan, longsoan bisa disebabkan oleh fakto-fakto lainnya. Adapun faktofakto yang menyebabkan longso dilokasi penelitian adalah adanya leeng yang cukup cuam memungkinkan volume besa tanah begeak atau meluncu, adanya lapisan bawah pemukaan yang kedap ai dan lunak yang akan meupakan bidang luncu dan tedapat cukup ai dalam tanah sehingga lapisan tanah yang beada tepat di atas lapisan kedap ai itu akan jatuh kaena ketidak stabilan lapisan batu pasi di atas pemukaan. SMPULAN Di lokasi penelitian ditemukan stuktu pelapisan batuan yang tedii dai tiga jenis lapisan batuan yakni : batu gamping, batu pasi dan batu mable. Di lokasi penelitian yang nampak di pemukaan didominasi oleh batu pasi yang sifatnya tidak stabil, hal inilah yang di indikasikan menjadi penyebab tejadinya tanah longso. Media Exacta Volume No. Januai 0

12 Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso DAFTAR RUJUKAN Bowles J.E. & Hainin, J.K Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Elangga,Jakata. Hendajaya L. & Aief., 998.Geolistik Tahanan Jenis.Laboatoium Fisika Bumi Juusan Fisika FMPA TB,Bandung. Loke M. H., 999. ntoduction to Resistivity Suveys.Penang,Malaysia. Muni M.H., 003.Geologi Lingkungan. Bayumedia, Jakata. Paipuno E.T., 007. Bebagai Potensi Bencana Alam di ndonesia. 4_0760.pdf. Rosidi.Tjokosapoeto dan Gasfoe.996.Peta Geologi Lemba Kupang-Atambua- Timo.Teknik Geologi UGM Yogyakata. Wahid, A. 004, Penentuan Pospek Mineal Logam dengan Metode Geolistik Resistivitas Dipole-dipole, Junal Media Sains, vol., no., Desembe 004, hal 38-4, no. SSN 89-75X, Mandii Wahid, A.,007. Analisis Kebeadaan Batuan Gamping (Limestone) Bedasakan Nilai Resistivitasnya, Media Exacta, Jounal of Science and Engineeing, vol.8, no., Juli 007, hlm , SSN: , Mandii. Media Exacta Volume No. Januai 0

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: 978-60-9755-- Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan ISBN : 978-602-72658-1-3 Studi Sebaan Potensi Ai Tanah Di Keluahan Tanah Meah Kecamatan Samainda Utaa Bedasakan Resistivitas Batuan Debby Khaiunnisa Suyo 1, Supiyanto 2, dan Djayus 3 1 Laboatoium Geofisika,

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru Pendugaan Lapisan dengan Metode Geolistik Konfiguasi Schlumbege di Rampa Manunggul, Kotabau Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan pengukuan lapisan akuife di Rampa Manunggul, Kabupaten Kotabau bedasakan

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan Pendugaan Lapisan Akuife Bedasakan Kaakteistik Kelistikan Bumi di Kabupaten Kotabau Kalimantan Selatan Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan lapisan akuife di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI Youngste Physics Jounal ISSN : 202-771 Vol., No. 2, Apil 2014, Hal 165-170 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI Syamsul Ilmi (1), Udi Hamoko (1) dan

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulah dan Mustaqim ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala alam atau enomena alam yaitu

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci