Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) (30-98X Prnt) D-333 Pemetaan Anga Gz Buru pada Balta d Jawa Tmur dengan Geographcally Weghted Regresson Adtya Kurnawat, Mutah Salamah C., dan Shof Andar Jurusan Statsta, Faultas MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Ham, Surabaya 60 Indonesa e-mal: adtya.urnawat@gmal.com, mutah_s@statsta.ts.ac.d, shof.andar@statsta.ts.ac.d Abstra Status gz balta merupaan salah satu ndator dalam menla derajat esehatan masyaraat serta tola uur esejahteraan suatu bangsa. D antara semua provns d Indonesa, tngat anga gz buru balta d Jawa Tmur termasu dalam elompo menengah dan belum dapat memenuh target Dnas Kesehatan. Selan fator esehatan, emsnan serta lngungan juga mempengaruh anga gz buru pada balta, tetap onds esehatan, lngungan, dan eonom pada tap abupaten/ota d Jawa Tmur berbeda-beda. Oleh sebab tu pada peneltan n dgunaan pendeatan geografs dalam memodelan anga gz buru pada balta dengan varabel-varabel yang dduga mempengaruhnya. Analss statsta yang dgunaan untu menyelesaan masalah n yatu Geographcally Weghted Regresson (GWR) Berdasaran pengujan heterogentas spasal, anga gz buru pada balta meml eragaman antara satu wlayah dengan wlayah lan. Pembobot yang dgunaan pada peneltan n adalah fungs ernel fxed gaussan dengan AIC sebesar 94,464. Nla R yang dhaslan model GWR sebesar 5,04%, nla n lebh besar dbandngan model regres lner, yatu sebesar 4,6%. Terbentu dua elompo daerah berdasaran varabel yang sgnfan. Kelompo pertama yatu abupaten/ota yang berada d bagan tmur provns Jawa Tmur, d mana persentase pendudu msn berpengaruh terhadap anga gz buru balta. Sedangan elompo edua yatu bagan barat Jawa Tmur, d mana persentase pendudu msn dan persentase posyandu pur berpengaruh terhadap anga gz buru balta. S Kata Kunc Anga Gz Buru, Aspe Spasal, GWR. I. PENDAHULUAN tatus gz balta merupaan salah satu ndator dalam menla derajat esehatan masyaraat serta tola uur esejahteraan suatu bangsa. Menurut UNICEF, Indonesa mendudu perngat elma duna untu negara dengan jumlah balta urang gz terbanya, dengan perraan 36% atau sebesar 7,7 juta ana balta []. Konds tersebut perlu dperhatan arena balta urang gz lebh berso terena penyat dan pertumbuhan terhambat yang mengabatan sult mendapat penghaslan eta dewasa. Salah satu target Mllennum Development Goals (MDG s) yang harus dcapa pada tahun 05 adalah menurunan prevalens balta gz buru menjad 3,6%. Gz buru menurut Dnas Kesehatan Jawa Tmur adalah status onds seseorang yang eurangan nutrs, atau nutrsnya d bawah standar rata-rata []. D antara semua provns d Indonesa, tngat anga gz buru balta Jawa Tmur termasu dalam elompo menengah d mana terdapat.703 balta mengalam gz buru. Dnas Kesehatan berupaya menean anga n sesua dengan target, yan 0% atau tda ada lag balta yang menderta gz buru. Anga gz buru balta d Jawa Tmur belum mampu men-capa target, sehngga perlu adanya peneltan mengena fator-fator yang beratan dengan anga gz buru balta. Peneltan tentang gz buru antara lan dlauan oleh Megahardyan yang menelt gz balta masyaraat nelayan ecamatan Bula Surabaya dengan regres logst ordnal [3]. Dew menelt gz buru d Jawa Tmur dengan pendeatan regres nonparametr splne [4]. Kemudan Saputra & Nurrza menelt gz buru dan gz urang dengan regres logst ordnal [5]. Peneltan-peneltan tersebut belum meneanan aspe spasal, d mana pada setap loas dang-gap mempunya cr yang sama. Tetap onds esehatan, lngungan, dan eonom pada tap abupaten/ota d Jawa Tmur berbedabeda. Sehngga leta geografs merupaan sa-lah satu fator yang mempengaruh gz balta. Berdasaran onds tersebut, maa perlu untu mengembangan pemo-delan anga gz buru pada balta dengan mempertmbangan adanya aspe geograf. Dengan deman upaya untu mene-an anga gz buru dapat dlauan dengan lebh efetf. Varabel respon yang dgunaan yatu anga gz buru balta d Jawa Tmur yang berbentu ontnu. Oleh sebab tu pada peneltan n dgunaan metode Geographcally Weghted Re-gresson (GWR). GWR adalah bentu loal dar regres lner untu varabel respon yang bersfat ontnu. Peneltan tentang GWR yang pernah dlauan yatu Ayunn pemodelan balta gz buru d abupaten Ngaw [6]. Marchanngtyas menelt tentang pemodelan asus balta gz buru d abupaten Bojo-negoro [7]. Maulan menelt tentang fator-fator yang mem-pengaruh asus gz buru ana balta d Jawa Barat [8]. Tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n yatu mendapatan araterst serta hubungan anga gz buru pada balta d Jawa Tmur dengan fator-fator yang dduga mempengaruhnya menggunaan GWR. Hasl peneltan n dharapan dapat bermanfaat sebaga nformas tentang fator-fator yang berpengaruh terhadap anga gz buru balta pada setap abupaten/ ota d Jawa Tmur. II. Peta Temat TINJAUAN PUSTAKA Peta temat adalah peta rupa bum yang dgunaan untu memperlhatan onsep geografs suatu onds tertentu, sepert populas, epadatan, lm, dll,

2 D-334 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) (30-98X Prnt) berdasaran data ualtatf maupun uanttatf [9]. Salah satu metode lasfas peta temat adalah natural brea. Pada metode n dgunaan optmas Jens, yatu meredus nla varans pada elas yang sama dan memasmuman nla varans untu elas yang berbeda. Multolnertas Multolnertas dgunaan untu menunjuan adanya hubungan lner d antara varabel-varabel predtor dalam model regres berganda. Pendetesan adanya asus multol-nertas menurut Hocng (996) dalam Santoso (0) dapat dlhat melalu oefsen orelas Pearson (r j ) yang lebh dar 0,95 [0]. Selan tu untu mengdentfas multolnertas dapat dlauan dengan melhat nla varance nflaton factors (VIF) yang lebh besar dar 0. Berut adalah rumusnya: VIF () R dengan SSE dan adalah varabel predtor e- SST. R Model Regres Lner Metode regres lner merupaan metode yang dgunaan untu menjelasan hubungan antara satu varabel respon dan satu atau lebh varabel bebas [3] y 0 p X Persamaan () merupaan model regres lner dmana y adalah nla observas varabel respon pada pengamatan e-, X adalah nla observas varabel predtor e- pada penga-matan e-, β 0 adalah nla ntersep model regres, β adalah oefsen regres varabel predtor e-, ε adalah error pada pengamatan e- dengan asums ndependen, dent, dan ber-dstrbus normal, dengan mean nol dan varans onstan σ. Estmator dar parameter model (β) ddapatan dengan metode Ordnary Least Square (OLS). Pendugaan parameter model ddapat dar persamaan berut []. ˆ T β X X X T y (3) dengan β adalah vetor parameter yang destmas beruuran (p + ), X adalah matrs varabel predtor beruuran n (p + ), y adalah vetor observas varabel respon beruuran n. Pengujan parameter secara serenta merupaan pengujan secara bersama semua parameter dalam model regres. Hpotess uj sgnfans parameter secara serenta adalah: H 0 : β = β = = 0 H : mnmal ad satu β = 0; =,,, p Statst uj yang dgunaan dalam pengujan n: MSR Fht (4) MSE Daerah penolaan H 0 adalah F htung > F α,p(n-d-), yang artnya palng sedt ada satu varabel predtor yang meml pengaruh sgnfan terhadap varabel respon. Pengujan sgnfans parameter secara parsal bertujuan untu mengetahu parameter mana saja yang sgnfan terhadap model. Hpotessnya adalah sebaga berut. H0 : 0 H : 0, dmana,,, p () Statst uj yang dgunaan dalam pengujan n: ˆ t htung (5) SE( ˆ ) Daerah penolaan H 0 berlau untu t htung > t ( α,n o ). Pengujan Aspe Data Spasal Analss spasal dlauan ja data yang dgunaan memenuh aspe spasal yatu meml dependens spasal dan atau heterogentas spasal. Dependens spasal menunjuan bahwa pengamatan d suatu loas bergantung pada pengamatan d loas lan yang letanya berdeatan. Heterogentas meruju pada varas yang terdapat d setap loas. Setap loas meml ehasan atau araterst sendr dbandngan dengan loas lannya []. Uj dependens dlauan menggunaan uj Moran s I dengan hpotess sebaga berut: H 0 : I = 0 (tda ada dependens spasal) H : I 0 (ada dependens spasal). Statst uj yang dgunaan dalam pengujan n []: Iˆ E( Iˆ) ZI (6) var( Iˆ ) Daerah penolaan H 0 berlau untu Z I htung > Z α, dengan I 0 = E(I ) =, var(i ) = n S ns +3S 0 S n (n [E(I )], )S 0 n n d mana S 0 = = j= w j, S = n n (w j+w j ) = j=, dan S = n n n ( j= w j + j= w j ) =. Indes adalah loas pengamatan asal, =,,...,n, ndes j adalah loas pengamatan yang dtuju, j=,,...,n, dan w j adalah bobot tap tt data dengan loas. Uj heterogentas spasal dlauan menggunaan uj Breusch Pagan dengan hpotess sebaga berut: H 0 : varans antar loas sama H : varans antar loas berbeda Statst uj yang dgunaan dalam pengujan n [4]: BP (/ ) f Z(ZZ) Zf (7) Daerah penolaan H 0 berlau untu BP > χ (α,) dmana elemen matrs f adalah f = ( e σ ) dengan e = y y, (y ) dperoleh dar metode regres lner), e adalah uadrat ssaan untu pengamatan e-, σ adalah estmas varans dar y, dan Z merupaan matrs beruuran n ( p ) yang bers vetor yang sudah dnormal bauan (z) untu setap pengamatan. Model Geographcally Weghted Regresson (GWR) Model Geographcally Weghted Regresson (GWR) merupaan pengembangan dar model regres lner dmana setap parameter dhtung pada setap tt loas, sehngga setap tt loas geografs mempunya nla parameter regres yang berbeda-beda. Varabel respon y dalam model GWR bersfat ontnu dan dpreds dengan varabel predtor yang masng-masng oefsen regresnya bergantung pada loas d mana data tersebut damat. Model GWR dapat dtuls sebaga berut [3]: y p 0 u, v ) ( u, v ) x ( ; =,,...,n (8) dengan y adalah nla observas varabel respon pada loas e-, x adalah nla observas varabel predtor e pada loas e-, =,,...,p, (u, v ) adalah tt oordnat

3 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) (30-98X Prnt) D-335 longtude dan latttude loas e-, β 0 (u, v ) adalah ntersep model GWR, β (u, v ) adalah oefsen regres varabel pre-dtor e- untu loas e-, ε adalah error pada loas e-. Matrs pembobot merupaan matrs dagonal yang menunjuan pembobot yang bervaras dar setap preds parameter pada loas e-. Salah satu pembobot yang terbentu dar fungs ernel adalah Fxed Gaussan: dj ;,j =,,...,n (9) wj exp h dengan d j = (u u j ) + (v v j ) adalah jara antara loas (u, v ) e loas (u j, v j ) dan h adalah parameter non negatf yang detahu d setap loas e- dan basanya dsebut parameter penghalus (bandwdth) yang dperoleh dar CV mnmum [3]: CV h n y y h ˆ (0) Estmas parameter model GWR dtunjuan pada persa-maan berut. βˆ( u, ) ( XWX) XWy () v Pengujan hpotess pada model GWR terdr dar pengujan model GWR secara serenta atau esesuaan model untu menguj sgnfans dar fator geografs dan pengujan parameter model secara parsal. Langah pengujan esesuaan model GWR melput penentuan hpotess: H 0 : β (u, v ) β, =,,...,p, =,,...,n H : mnmal ada satu β (u, v ) β Statst uj yang dgunaan dalam pengujan n [3]: SSE(H ) F () SSE(H ) ( n p ) Daerah penolaan H 0 berlau untu F > F (α,df,df ), df = δ δ, df = n p dmana δ = tr((i L) (I L)) dan δ = tr((i L) (I L)) dengan L adalah matrs proyes y. Pengujan sgnfans parameter model secara parsal menggunaan hpotess sepert berut: H0 : ( u, v ) 0,,,, p H : ( u, v ) 0 Statst uj yang dgunaan dalam pengujan n [3]: ˆ ( u, v ) t (3) ˆ c Daerah penolaan H 0 berlau untu t > t α,(δ δ ) dmana c adalah elemen dagonal e- dar matrs CC dan ma-trs C dperoleh dengan rumusan C=(X W(u, v )X) - X W(u, v ) dan σ adalah aar dar σ = SSE(H ). δ Pemlhan Model Terba Pemlhan model terba dapat dlauan dengan menggu-naan metode yatu AIC dengan nla terecl. Bentu persa-maan dar AIC adalah sebaga berut [3]: AIC nlog ( ˆ ) nlog ( ) n tr( L ) (4) dengan σ = SSE n. Status Gz Balta e Keadaan gz yang ba merupaan prasyarat utama dalam mewujudan sumber daya manusa yang sehat dan berualtas. Gz buru (severe malnutrton) adalah suatu 0 e onds d mana seseorang dnyataan eurangan nutrs, atau dengan ungapan lan nutrsnya berada d bawah standar rata-rata [3]. Anga gz buru drumusan sebaga berut. balta gz buru (5) Anga gz buru pada balta 000 balta dtmbang Fator-Fator yang Mempengaruh Gz Buru Balta Kejadan gz buru pada ana buan saja dsebaban oleh rendahnya ntae (onsums) maanan terhadap ebutuhan maanan ana, tetap ebanyaan orang tua tda tahu mela-uan penlaan status gz terhadap ananya [6]. Menurut Departemen Kesehatan ndator program gz yang dperlu-an dalam pelaporan gz d anta-ranya jumlah Fe, berat badan balta, caupan ASI eslusf, vtamn A, MP-ASI, dan onsums garam beryodum. III. Sumber Data METODOLOGI PENELITIAN Data yang dgunaan dalam peneltan n merupaan data seunder dar Profl Kesehatan Provns Jawa Tmur tahun 03 dan Surve Sosal Eonom Nasonal (SUSENAS) tahun 03. Varabel Peneltan Dalam peneltan n terdapat satu varabel respon dan enam varabel predtor dengan unt observas 38 abupaten/ota d Jawa Tmur. No. Varabel TABEL. VARIABEL PENELITIAN Anga Gz Buru pada Balta (Y) Raso Persentase Ibu Haml Mendapat Fe3 (X ) Raso 3 Persentase Berat Badan Bay Lahr Rendah (X ) Raso 4 Persentase Pemberan ASI Eslusf (X 3 ) Raso 5 Presentase Posyandu Pur (X 4 ) Raso 6 Persentase Rumah Tangga Berperlau Hdup Bersh dan Sehat (PHBS) (X 5 ) Raso 7 Persentase Pendudu Msn (X 6 ) Raso Langah Analss Data Sala Varabel Berut adalah langah-langah analss yang dlauan dalam peneltan n.. Mendesrpsan araterst anga gz buru pada balta dan fator-fator yang mempengaruh d Jawa Tmur de-ngan menggunaan statsta desrptf serta peta temat.. Mendetes dan mengatas asus multolnertas berdasar-an nla VIF. 3. Menganalss model gz buru menggunaan regres lner berganda dengan langah sebaga berut. a. Melauan estmas parameter model regres lner ber-ganda. b. Melauan pengujan sgnfans parameter. 4. Melauan pengujan aspe data spasal, yatu uj depen-dens spasal serta uj heterogentas spasal. 5. Menganalss model gz buru menggunaan GWR dengan langah sebaga berut. a. Menghtung jara eucldean antar loas pengamatan berdasaran leta geografs. Jara eucldean antara

4 D-336 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) (30-98X Prnt) loas pada oordnat (u, v ) terhadap loas j pada oordnat (u j, v j ). b. Menentuan bandwth optmum dengan menggunaan metode CV. c. Menentuan pembobot optmum dengan bandwth opt-mum yang ddapat. d. Mendapatan estmator parameter model GWR. e. Melauan uj serenta atau uj esesuaan model GWR f. Melauan pengujan secara parsal pada parameter GWR. g. Membuat peta temat berdasaran varabel sgnfan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karaterst Anga Gz Buru pada Balta dan Fator-Fator yang Mempengaruhnya Sebelum melauan pemodelan dengan menggunaan metode regres lner berganda dan GWR, terlebh dahulu dla-uan analss secara desrptf dan vsual untu mengetahu araterst varabel yang dgunaan. TABEL. STATISTIKA DESKRIPTIF VARIABEL RESPON DAN PREDIKTOR Varabel Mean Varans Mnmum Masmum Y,9 34,67 3,9 70,55 X 84,76 45,37 67,60 99,4 X 3,93,79,7, X 3 66,6 43,64,9 85,8 X 4,5 0,9 0,50,05 X 5 45,34 0,75 7,4 67,3 X 6,54 7,4 4,77 7,08 Tabel menunjuan bahwa rata-rata anga gz buru balta pada abupaten/ota d Jawa Tmur tahun 03 sebesar,9. Hal n menunjuan bahwa anga gz buru pada balta cuup rendah, yatu dar 000 balta terdapat,9 atau balta yang mengalam gz buru. Fator yang meml eragaman data palng tngg yatu persentase rumah tangga ber-phbs. Gambar. Persebaran Anga Gz Buru pada Balta d Jawa Tmur Gambar menunjuan persebaran anga gz buru pada balta yang terbag menjad tga ategor, yatu rendah, sedang, dan tngg. Berdasaran gambar tersebut dapat dlhat bahwa abupaten/ota yang terleta d bagan barat Jawa Tmur cenderung termasu daerah dengan ategor rendah. Daerah yang termasu dalam ategor sedang merupaan abu-paten/ota yang cenderung berada d setar Pulau Madura atau daerah tapal uda. Sedangan Bojonegoro dan Ngaw merupaan daerah yang tergolong meml anga gz buru pada balta tngg dan belum mampu memenuh target MDG s. Pemodelan Anga Gz Buru dengan Regres Lner Langah awal yang dlauan sebelum pembentuan model yatu menguj hubungan antar varabel predtor atau yang dsebut dengan multolneartas. Krtera yang dapat dguna-an untu melhat asus multolnertas salah satunya adalah matrs orelas. TABEL 3. MATRIKS KORELASI ANTAR VARIABEL PREDIKTOR X X X3 X4 X5 X 0,09 X3-0,083-0,004 X4-0,098 0,36 0,64 X5 0,54-0,06 0,5 0,3 X6 0,03-0,3-0,6 0,095 0,4 Selan tu multolnertas juga dapat ddetes menggunaan rtera VIF (Varance Inflaton Factor). TABEL 4. NILAI VIF VARIABEL PREDIKTOR Predtor VIF X,34 X,090 X 3,086 X 4,30 X 5, X 6, Tabel 3 menunjuan bahwa semua nla orelas urang dar 0,95. Sedangan pada Tabel 4 dapat dlhat bahwa tda terdapat nla VIF yang lebh dar 0, sehngga tda ada varabel predtor yang salng berorelas. Oleh arena tu eenam varabel tersebut dapat dlanjutan e analss berutnya, yatu regres lner dan GWR. Model regres lner yang terbentu adalah sebaga berut. yˆ 5,58 0, X 0, 6X 0,09 X 3 7,39X 4 0,03 X 5 0,84 X 6 Nla R yang dperoleh cuup rendah, yatu sebesar 4,6%. Nla n berart model yang terbentu dapat menjelasan eragaman anga gz buru pada balta sebesar 4,6%, sedangan ssanya djelasan oleh varabel lan yang tda masu e dalam model. Nla R yang ecl pada peneltan n dsebaban terdapat nla pengamatan yang jauh berbeda dbandngan dengan nla pengamatan lannya. Setelah terbentu model, langah selanjutnya yatu pengu-jan sgnfans parameter untu mengetahu varabel pred-tor yang berpengaruh terhadap varabel respon. Pertama-tama melauan pengujan sgnfans parameter secara serenta. Berdasaran tabel ANOVA ddapatan F htung sebesar 0,85. Dengan taraf sgnfans 0,05 dperoleh nla F (0,05;6;3) sebesar,409. Sehngga dapat dsmpulan bahwa mnmal terdapat satu varabel yang berpengaruh terhadap anga gz buru pada balta. Selanjutnya untu mengetahu varabel predtor mana saja yang memberan pengaruh secara sgnfan, maa dlauan pengujan parameter secara parsal TABEL 5. UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER SECARA PARSIAL Varabel Estmas SE t htung Intersep ,80 X ,679 X ,6 X ,75 X ,478 X ,8 X ,039 Pada taraf sgnfans 0,3 dperoleh t (0,5;3) sebesar,476. Parameter yang berpengaruh terhadap varabel

5 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) (30-98X Prnt) D-337 respon adalah yang meml nla ǀt htung ǀ lebh dar,476. Berdasaran Tabel 5 dapat detahu bahwa persentase posyandu pur (X 4 ) dan persentase pendudu msn (X 6 ) berpengaruh terhadap anga gz buru pada balta. Berdasaran pengujan asums resdual tersebut, dsmpul-an bahwa resdual pada model regres lner tda memenuh asums dent, ndependen, maupun berdstrbus normal. Selanjutnya dlauan pengujan aspe spasal pada data. Pengujan Aspe Spasal Berut adalah rngasan pengujan aspe spasal yang dtamplan pada Tabel 6. TABEL 6. PENGUJIAN ASPEK SPASIAL Pengujan Statst Uj Dependens Spasal : Moran s I 0,94967 Heterogentas Spasal : Breusch Pagan 8,4 Taraf sgnfans sebesar 0,05, sehngga ddapatan nla tabel Z (0,975) sebesar,96 untu uj Moran s I dan nla tabel χ (0,05;6) sebesar,59 untu uj Breusch Pagan. Berdasaran Tabel 6 dapat dsmpulan bahwa tda terdapat dependens spasal, tetap terdapat heterogentas spasal pada data peneltan. Oleh arena tu metode regres lner urang tepat untu menggambaran fenomena anga gz buru pada balta d Jawa Tmur, sehngga lebh ba menggunaan model yang mengaomodas fator loas pengamatan. Pemodelan Anga Gz Buru dengan GWR Terjadnya asus heterogentas spasal pada data gz buru pada balta d Jawa Tmur mengndasan bahwa parameter model regres dpengaruh oleh fator loas pengamatan, dalam hal n leta geografs abupaten/ota. Selanjutnya menentuan matrs pembobot dar eempat fungs ernel berdasaran rtera AIC. TABEL 7. PEMBOBOT OPTIMUM GWR Fungs Pembobot AIC Fxed Gaussan 94,464 Fxed Bsquare 94,464 Adaptve Gaussan 94,6 Adaptve Bsquare 94,6 Berdasaran Tabel 7 d atas maa dapat dlhat bahwa nla AIC terecl yatu pembobot dengan fungs ernel fxed gaussan dan fxed bsquare, yatu sebesar 94,464. Karena terdapat dua pembobot yang meml nla AIC terecl, untu selanjutnya pembobot yang dgunaan dalam peneltan yan fungs ernel Fxed Gaussan. Nla bandwdth optmum untu fxed gaussan sebesar 3,55 dengan nla CV mnmum sebesar 6608,05. Matrs pembobot yang dperoleh untu tap loas emu-dan dgunaan untu membentu model, sehngga tap loas meml parameter model yang berbeda. Nla R yang dperoleh sebesar 5,04%. Hal n berart model yang terbentu dapat menjelasan eragaman anga gz buru pada balta sebesar 5,04%, sedangan ssanya djelasan oleh varabel lan yang tda masu e dalam model. Apabla dtnjau berdasaran nla R model GWR merupaan model yang lebh ba ja dbandngan dengan model regres lner berganda, arena menghaslan nla R yang lebh tngg. Pengujan Kesesuaan Model GWR Selanjutnya dlauan pengujan esesuaan model GWR atau goodness of ft dlauan untu mengetahu apaah fator loas berpengaruh terhadap anga gz buru pada balta. TABEL 8. ESTIMASI PARAMETER MODEL GWR Model SSE Df F P-value GWR 43,607 30,409, Regres Lner 477,3 3 Berdasaran Tabel 8 terlhat bahwa nla F htung sebesar,003. Dengan taraf sgnfans sebesar 0,05 maa ddapat-an F (0,05;30,409;3) sebesar,88. Karena F htung urang dar F tabel, maa dsmpulan bahwa model regres lner lebh ba menjelasan data darpada model GWR. Tetap analss dalam peneltan n tetap dlanjutan menggunaan metode GWR. Pengujan Sgnfans Parameter Model GWR Perhtungan statst uj parameter model GWR dlauan untu masng-masng parameter pada setap abupaten/ota d Jawa Tmur. Pada taraf sgnfans 0,05 tda ada varabel yang sgnfan. Apabla dtngatan menjad 0, ddapatan 4 abupaten/ota d Jawa Tmur yang sgnfan terhadap persentase pendudu msn, sedangan ssanya tda sgnfan terhadap varabel apapun. Pada taraf sgnfans 0, semua abupaten/ota d Jawa Tmur sgnfan terhadap persentase pendudu msn. Dduga ada beberapa fator yang mempengaruh anga gz buru pada balta, sehngga dengan menaan taraf sgnfans menjad 0,3 dperoleh hasl pengelompoan sepert berut. TABEL 9. KELOMPOK KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN VARIABEL SIGNIFIKAN Varabel Sgnfan Kabupaten/Kota Bltar, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwang, Bondowoso, Stubondo, Probolnggo, Pasuruan, X 6 Pameasan, Sumenep, Kota Bltar, Kota Malang, Kota Probolnggo, Kota Pasuruan X 4, X 6 Pactan, Ponorogo, Trenggale, Tulungagung, Kedr, Sdoarjo, Mojoerto, Jombang, Nganju, Madun, Magetan, Ngaw, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gres, Bangalan, Sampang, Kota Kedr, Kota Mojoerto, Kota Madun, Kota Surabaya, Kota Batu Model GWR yang dhaslan pada masng-masng loas pengamatan aan berbeda-beda. Msalan untu Pactan, model yang dhaslan adalah sebaga berut: yˆ 6,67 0, 3X 0, 3X 0,05X 3 7,6X 4 0,03X 5 0,86 X 6 Koefsen regres X 4 berlanan tanda dengan ajan teorts. Hal n dapat dsebaban urangnya esadaran dar masyara-at untu menggunaan fasltas posyandu pur secara mas-mal, sehngga mespun fasltas tersebut dtambah anga gz buru pada balta tetap tngg. Gambar. Persebaran Kab/Kota Berdasaran Varabel Sgnfan

6 D-338 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) (30-98X Prnt) Informas yang ddapat dar Tabel 9 dan Gambar adalah terbentu dua elompo berdasaran varabel yang sgnfan. Dapat detahu bahwa persentase pendudu msn (X 6 ) sg-nfan terhadap anga gz buru balta pada seluruh abu-paten/ota d Jawa Tmur. Sedangan persentase posyandu pur (X 4 ) sgnfan terhadap anga gz buru balta pada abupaten/ota yang berada d bagan barat Jawa Tmur. V. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasaran analss dan pembahasan yang telah dlauan, ddapatan esmpulan bahwa Bojonegoro dan Ngaw meml- anga gz buru palng tngg pada tahun 03 dan belum mencapa target MDG s untu tahun 05. Hasl pengujan heterogentas spasal yatu anga gz buru pada balta meml eragaman antara satu wlayah dengan wlayah lan. Pembobot yang dgunaan pada pemodelan GWR adalah fungs ernel fxed gaussan dengan AIC sebesar 94,464. Nla R yang dhaslan model GWR lebh besar dbandng-an model regres lner, yatu sebesar 5,04%. Fator yang berpengaruh terhadap anga gz buru adalah persentase posyandu pur dan persentase pendudu msn. Sebanya pemerntah berfous pada pengentasan ems-nan untu menean anga gz buru pada balta. Selan tu oefsen regres posyandu pur berlanan tanda dengan ajan teorts. Hal n dapat dsebaban urangnya esadaran dar masyaraat untu menggunaan fasltas esehatan secara masmal. Oleh arena tu dsaranan supaya Dnas Kesehatan melauan sosalsas tentang pentngnya memanfaatan fas-ltas esehatan yang ada sebaga upaya menurunan gz buru pada balta. Adapun saran lannya yatu agar pada peneltan selanjutnya menggunaan data tme seres dan metode lan un-tu model yang tda lner, arena data dan metode yang dgunaan pada peneltan n menghaslan nla R yang ecl. [] Dnas Kesehatan Jawa Tmur. (006). Profl Kesehatan Provns Jawa Tmur Tahun 006. Surabaya: Dnas Kesehatan Jawa Tmur. [3] Dew, R. K. (0). Fator-Fator yang Mempengaruh Anga Gz Buru d Jawa Tmur dengan Pendeatan Regres Nonparametr Splne. Surabaya: Tugas Ahr Jurusan Statsta FMIPA ITS. [4] Megahardyan, C. E. (009). Analss Regres Logst Ordnal untu Mengetahu Fator-Fator yang Mempengaruh Status Gz Balta Masyaraat Nelayan Kecamatan Bula Surabaya. Surabaya: Tugas Ahr Jurusan Statsta FMIPA ITS. [5] Saputra, W., & Nurrza, R. H. (0). Fator Demograf dan Rso Gz Buru dan Gz Kurang. Jurnal Maara, Kesehatan, 6, [6] Ayunn, L. (0). Pemodelan Balta Gz Buru d Kabupaten Ngaw dengan Geographcally Weghted Regresson. Surabaya: Tugas Ahr Jurusan Statsta FMIPA ITS. [7] Marchanngtyas, A. P. (03). Pemodelan Kasus Balta Gz Buru d Kabupaten Bojonegoro dengan Geographcally Weghted Regresson. Jurnal Sans dan Sen ITS,, [8] Maulan, A. (03). Aplas Model Geographcally Weghted Regresson untu Menentuan Fator-Fator yang Mempengaruh Kasus Gz Buru Ana Balta d Jawa Barat. Bandung: Unverstas Penddan Indonesa. [9] Karta, Y. (007). Pola Penyebaran Spatal Demam Berdarah Dengue d Kota Bogor Tahun 005. Bogor: Departemen Statsta FMIPA Insttut Pertanan Bogor. [0] Santoso, F. P. (0). Fator-Fator Esternal Pneumona pada Balta d Jawa Tmur dengan Pendeatan Geographcally Weghted Regresson. Surabaya: Tugas Ahr Jurusan Statsta FMIPA ITS. [] Draper, N. R., & Smth, H. (99). Analss Regres Terapan Eds Kedua. Jaarta: PT. Grameda Pustaa Utama. [] Anseln, L. (988). Spatal Econometrs: Methods and Models. Dordrecht: Kluwer Academc Publshers. [3] Fotherngham, A. S., Brunsdon, C., & Charlton, M. E. (00). Geographcally Weghted Regresson: The Analyss of Spatally Varyng Relatonshp. England: John Wley and Sons LTd. DAFTAR PUSTAKA [] UNICEF. (00). Indonesa Menetapan Sasaran untu Memperba Gz Ana. Dpet Februar, 06, dar UNICEV Indonesa:

Faktor-Faktor Eksternal Pneumonia pada Balita di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression

Faktor-Faktor Eksternal Pneumonia pada Balita di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D-37 Fator-Fator Esternal Pneumona pada Balta d Jawa Tmur dengan Pendeatan Geographcally Weghted Regresson Ftrarma Putr Santoso, Sr Pngt W, dan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression

Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression JURNAL EKNIK IS Vol. 6, No., (7) ISSN: 337-3539 (3-97 Prnt) D- Pemodelan Anga Buta Huruf d Kabupaten/Kota se-jawa mur dengan Metode Geographcally Weghted t Regresson Nndya Kemala Astut, Purhad, dan Shof

Lebih terperinci

Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) Pemodelan Pendudu Msn D Jawa Tmur Menggunaan Metode Geographcally Weghted Regresson (GWR) Yuanta Damayant, dan Dr. Vta Ratnasar S.S, M.S Jurusan Statsta, F-MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

PEMODELAN KEJADIAN BALITA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN KEJADIAN BALITA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PEMODELAN KEJADIAN BALIA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA IMUR DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION Rahandn Luta Lestar 1 dan Sutno 1 Mahasswa Jurusan Statsta, IS, Surabaya Dosen Pembmbng, Jurusan

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No.1, (014 7-50 (01-98X Prnt D-18 Pemodelan Persentase Krmnaltas Dan Fator- Fator ang Mempengaruh D Jaa Tmur Dengan Pendeatan Geographcally Weghted Regresson (GWR Pan

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION PEMODELAN INGKA KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPAEN LAMONGAN DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED ORDINAL LOGISIC REGRESSION Marsa Rfada 1, Purhad 1) Mahasswa Magster Jurusan Statsta, Insttut

Lebih terperinci

Pemodelan MGWR Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan MGWR Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Value Added, Vol., No., 5 Pemodelan MGWR Pada Tngat Kemsnan d Provns Jawa Tengah Moh Yamn Darsyah, Rochd Wasono, Monca Frda Agustna 3,,3 Program Stud StatstaUnverstas Muhammadyah Semarang Emal: mydarsyah@unmus.ac.d

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., (Sept. 0) ISSN: 30-98X D-3 Pemodelan Fator-Fator Yang Mempengaruh ngat Buta Huruf Kabupaten/ota d Jawa mur dengan Geographcally Weghted Ordnal Logstc Regresson Nur Lalyah

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 339-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, ahun 05, Halaman 639-650 Onlne d: http://ejournal-s.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN FAKOR-FAKOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPAEN/

Lebih terperinci

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Pemodelan Mxed Geographcally Weghted Regresson pada Tngat Kemsnan d Provns Jawa Tengah The Model of Mxed Geographcally Weghted Regresson (MGWR) for Poverty Level n Central Java Moh Yamn Darsyah, Rochd

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188 JURNL SINS DN SENI POMITS Vol., No., () ISSN: - (- Prnt) D- Pemodelan Fator-Fator yang Mempengaruh Jumlah Kasus Penyat Tuberuloss d Jawa Tmur dengan Pendeatan Generaled Posson Regresson dan Geographcally

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION E-ISSN 57-9378 Jurnal Statsta Industr dan Komputas Volume, No., Januar 017, pp. 59-66 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 05 Pendeatan Hurdle Posson Pada Excess Zero Data S - 7 Def Yust Fadah, Resa Septan Pontoh Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padadaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda KOLINEARITAS GANDA MULTICOLLINEARIT Oleh Bambang Juanda Model: = X + X + + X + ε. Hubungan Lnear Sempurna esa, Ja C X 0 C onstanta yg td semuanya 0. Mudah detahu rn td ada dugaan parameter oef dgn OLS,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression Pemodelan Angka Harapan Hdup Propns Jawa Tmur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographcally Weghted Regresson Oleh : Lus Frdal (13732) Dosen Pembmbng : Dr. Purhad, M. Sc BACK LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) D-305 Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Eonom d Jawa Tmur Tahun 010-014 Menggunaan Regres Data Panel Putr Rachmawat, Wahu

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression Faktor yang Mempengaruh Kematan Ibu Haml d Jawa Tmur Dengan Menggunakan Metode Geographcally Weghted Posson Regresson Rfk Arsta-1311.105.009 rfk11@mhs.statstka.ts.ac.d Pembmbng : Ir. Mutah Salamah, M.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR Andyono; Rokhana Dw Bekt; Edy Irwansyah Computer Scence Department, School

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur D-414 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruh Produks Pad d Jawa Tmur Ajeng D. P. Sar dan Wwek Setya Wnahju Jurusan Statstka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-36

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-36 JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol. 3, No., (04 337-350 (30-98X Prnt D-36 Fator-Fator Yang Mempengaruh ngat Keberhaslan Pemberan Kemoterap Pada Pasen Penderta Kaner Payudara D RSUD Dr.Soetomo Dengan Menggunaan

Lebih terperinci

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 016 S 15 Penggunaan Model Regres obt Pada Data ersensor Def Yust Fadah 1, Resa Septan Pontoh 1, Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padjadjaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur) ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Stud Kasus Data PDRB per Kapta d Provns Jawa Tmur) Wahyu Sr Lestar ), Gandh Pawtan ), Mndra Jaya 3) ) Mahasswa Program Magster

Lebih terperinci

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e ANALISIS PEMAKAIAN KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS PASIEN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA Aref Yudssanta, dan Dra. Madu Ratna, M.S Jurusan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION Oleh : SOEMARTINI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 008 DAFTAR ISI Hal DAFTAR

Lebih terperinci

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah The 6 th Unversty Research Colloquum 017 Unverstas Muhammadyah Magelang Penerapan Model Geographcally Weghted Posson Regresson pada Jumlah Kematan Ibu d Provns Jawa Tengah Isca Yuntasar1, Sr Sulstjowat

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR

PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Tenolog IX Program Stud MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruar 2009 PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR Teguh Otarso Program

Lebih terperinci

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D- Analss Pemaaan Kemoterap pada Kasus Kaner Payudara dengan Menggunaan Metode Regres Logst Multnomal (Stud Kasus Pasen d Rumah Sat X Surabaya)

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA Pengaruh Kelembaban dan Ser Tanah Terhadap Mutu dan Produs Tanaman Tembaau Temanggung dengan Metode MANOVA Mftala Al Rza ), Sutno ), dan Dumal ) ) Jurusan Statsta, Faultas MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab n aan dpaparan beberapa teor tentang analss dsrmnan dar berbaga sumber sepert: buu, jurnal dan prosdng. Analss dsrmnan adalah salah satu metode dependens dar analss multvarat.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL Nama Mahasswa : Respat Yet Wbowo Nrp : 306 00 003 Jurusan

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6. Oleh : Anik Djuraidah

EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6. Oleh : Anik Djuraidah EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6 S-21 Oleh : An Djuradah Departemen Statsta FMIPA- IPB e-mal : andjuradah@gmal.com ABSTRAK Pembangunan daerah tertnggal merupaan upaya

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosdng Semnar Nasonal Matematka, Statstka, dan Aplkasnya 7 3 September 7, Samarnda, Indonesa ISBN: 978-6-53--3 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Dengan Fungs Kernel Adaptve Gaussan Untuk

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK Marsa Rfada 1, Nur Chamdah 2, Toha Safudn 3 1,2,3 Departemen Matematka, Fakultas Sans

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) Prosdng Semnar Nasonal MIPA 06 Peran Peneltan Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Jatnangor, 7-8 8 Oktober 06 ISBN 978-60 60-76 76-- Pemodelan Tngkat Kesejahteraan Penduduk Propns Kalmantan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS REGRESI MULIVARIA BERDASARKAN FAKOR-FAKOR ANG MEMPENGARUHI DERAJA KESEHAAN DI PROVINSI JAWA IMUR Rosy Rsyant Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Mahasswa Jurusan Statsta FMIPA-IS (308 00 508) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Watu Peneltan. Tempat Peneltan Obje dalam peneltan n adalah Kelas VIII M.Ts. Neger onang yang terleta d Kecamatan onang Kabupaten Dema.. Watu Peneltan Peneltan dlasanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Statstka, Vol. 3, No., November 015 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Pada Tngkat Kemsknan d Provns Jawa Tengah Monca Frda Agustna 1, Rochd Wasono, Moh. Yamn Darsyah 3 1,,3) Program Stud

Lebih terperinci

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi Independent Var. Dependent Var. Test Nomnal Interval Independent t-test, ANOVA Nomnal Nomnal Cross Tabs, Ch Square, dan Koefsen Kontngens Nomnal Ordnal Mann Whtney, Kolmogorov- Smrnow, Kruskall Walls Ordnal

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK. PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK. Fanny Ayu Octavana dan Dra. Luca Ardnant, MT. Jurusan Statsta, Faultas Matemata dan Ilmu

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR)

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR) JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., () (98X Prnt) D9 Pemodelan Jumlah Kasus Penyakt etanus Neonatorum d Jawa mur ahun dengan Geographcally Weghted ZeroInflated Posson Regresson (GWZIPR) Rath Kumala Puspa

Lebih terperinci

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference B-54 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prnt) Analss Persebaran Sesmstas Wlayah Sumatera Selatan Menggunaan Metode Double Dfference Dew Fajryyatul Mauldah, Bagus Jaya Santosa

Lebih terperinci

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG)

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) OKTAVIANI PRIHATININGSIH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline untuk Memodelkan Rata-Rata Umur Kawin Pertama (UKP) di Provinsi Jawa Timur

Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline untuk Memodelkan Rata-Rata Umur Kawin Pertama (UKP) di Provinsi Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-350 (30-98X Prnt) D-9 Pendeatan Regres Semarametr Slne untu Memodelan Rata-Rata Umur Kawn Pertama (UKP) d Provns Jawa Tmur Dhra Audha Pratw, I Nyoman

Lebih terperinci

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-M3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING Vvn Mandasar (306 00 069), Dr Ir Setawan, M S (960030 9870 00) Mahasswa Jurusan

Lebih terperinci

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil Bab 7 STATISTIKA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetens Dasar Setelah mengut pembelajaran n sswa mampu:. Menghayat dan mengamalan ajaran agama yang danutnnya. 2. Meml motvas nternal, emampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION TUGAS MATA KULIAH ANALISIS SPASIAL PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION Dosen: Dr. Sutkno Dr. Setawan Dsusun Oleh: RINDANG BANGUN PRASETYO

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si Analsa Penerapan Metode Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots Pada Oblgas ( Analyss of Applcaton Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots s Method n Oblgaton ) Oleh : Wahyu Saf

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA MANDIRI MAHASISWA ITS

ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA MANDIRI MAHASISWA ITS ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA MANDIRI MAHASISWA ITS Wasa Yula, Dw Endah Kusrn, S.S., M.S. Mahasswa Jurusan Statsta FMIPA-ITS (305 00 003)

Lebih terperinci

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2.

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2. p-issn 1979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 9() 016: 133-147 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION PADA INGKA PENGANGGURAN

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci