Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur"

Transkripsi

1 D-414 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Prnt) Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruh Produks Pad d Jawa Tmur Ajeng D. P. Sar dan Wwek Setya Wnahju Jurusan Statstka, Fakultas MIPA, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya Indonesa e-mal: wwek.statstka@gmal.com ajengdes.ps@gmal.com Abstrak Pemlhan Provns Jawa Tmur sebaga objek penelt-an n karena provns n merupakan salah satu dar lma provns yang memlk kontrbus terbesar untuk ketahanan pangan nasonal. Selan tu provns Jawa Tmur menjad andalan Ke-mentran Pertanan untuk produks pad d tahun 016. Apabla melhat kembal d tahun 014, kontrbus provns Jawa Tmur dar seg produks pad sebesar 17,74% terhadap ketahanan pangan nasonal. Produks pad d Jawa Tmur dpengaruh oleh faktor nput untuk produks pad. Pada peneltan yang pernah dlakukan sebelumnya faktor luas lahan, jumlah pupuk, jumlah pestsda, pemberan bbt, dan tenaga kerja memlk pengaruh terhadap produks pad. Hal tersebut yang menjad panduan dalam pemlhan varabel d peneltan n untuk mendapatkan model dar setap varabel yang sgnfkan d setap kabupaten/kota d Jawa Tmur. Deskrps data dketahu bahwa kabupaten Jember memlk tngkat produks tertngg d Jawa Tmur pada tahun 014. Jka dgunakan taraf sgnfkans 5 % pada regres lner, luas panen memlk pengaruh yang sgnfkan terhadap produks pad. Pada analss GWR (Geographcally Weghted Re-gresson) dgunakan fungs pembobot adaptf gausan dengan melhat nla CV (Cross Valdaton) mnmum. Peneltan n menunjukkan bahwa dengan taraf sgnfkans 5% terdapat perbedaan yang sgnfkan antara regres lner dan GWR. Terdapat kelompok yang terbentuk berdasarkan varabel yang sgnfkan d setap kabupaten/kota d Jawa Tmur. Pada peneltan n model GWR lebh bak dgunakan karena memlk AIC lebh kecl dar model global (lner) dan memlk nla R yang lebh besar dar model global. Kata Kunc Dependens Spasal, Heterogentas Spasal, GWR. P I. PENDAHULUAN ada saat n d Indonesa menghadap tantangan semakn banyaknya jumlah penduduk yang dkut dengan pertambahan konsums terhadap kebutuhan pokok, terutama beras. Sedangkan lahan pertanan banyak yang telah beralh fungs menjad lahan non pertanan Oleh karena tu dlakukan berbaga usaha untuk menngkatkkan produks pad. Banyak cara untuk menngkatkan produks pad yatu dengan ntensfkas pertanan, ekstensfkas pertanan, dversfkas pertanan, mekansas pertanan, dan rehabltas pertanan. Upaya khusus juga dlakukan Kementran Pertanan untuk secara konssten menngkatkan produks pad yatu berupa pemberan benh, pupuk, serta pemberan alat mesn pertanan kepada petan. Provns Jawa Tmur mash menjad andalan Kemtan untuk produks pad d tahun 016 yang dtargetkan sebesar 6,36 juta ton [1]. Lahan pertanan dperkrakan bertambah sebesar hektar pada tahun 014 turut andl dalam menngkatkan produks pad. Badan Pusat Statstk (BPS), mencatat ada lma provns d Indonesa yang mengalam penngkatan produks pad tertngg hngga bulan Jun tahun 015. Kelma provns tersebut adalah Lampung, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Tmur. Jka kembal pada tahun 014, Provns Jawa Tmur merupakan sentra utama produks pad d Indonesa. Berdasarkan angka sementara pada tahun 014 dar BPS [], Jawa Tmur memlk luas panen pad terluas, yakn,07 juta hektar, produktvtas pad datas rata-rata nasonal (5,14 ton/ha), yatu 5,98 ton/ha (kedua terbesar setelah Provns Bal), dan menyumbang produks pad sebesar 17,50 persen. Provns Jawa Tmur juga merupakan salah satu daerah yang turut berkontrbus terhadap ketahanan pangan nasonal sehngga tanaman pad memlk potens dan peluang yang sangat besar untuk dkembangkan. Peneltan yang sebelumnya telah dlakukan oleh Slvra,dkk [3] yatu produks usaha tan pad sawah d desa Medang kabupaten Batu Bara Sumatra Utara pada tahun 013 cukup tngg dengan rata-rata sebesar kg/ha. Secara bersama-sama (smultan) faktor-faktor pemberan bbt pad, jumlah pupuk yang dberkan, jumlah pestsda dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produks pad sawah. Secara parsal faktor yang mempengaruh produks pad sawah adalah jumlah pestsda. Karakterstk sosal ekonom pada petan memlk hubungan dengan produks pad sawah adalah luas lahan. Peneltan tersebut hanya terbatas untuk mendapatkan faktor yang mempengaruh produks pad tanpa memperhatkan faktor spasal. Produks pad d setap kabupaten/kota d Jawa Tmur berbeda d setap lokas (kabupaten/kota) sehng-ga membuat terjadnya ketmpangan besar dan keclnya produks pad dan faktor yang mempengaruh sepert luas lahan, jumlah pupuk, dan lan-lan. Berdasarkan uraan yang djelaskan, maka dlakukan pemodelan produks pad d Jawa Tmur untuk mengetahu faktor yang berpengaruh secara sgnfkan d setap kabupaten/kota menggunakan metode Geographcally Weghted Regresson (GWR) karena adanya faktor spasal, sehngga hubungan antara varabel respon dan varabel predktor dapat dketahu. II. Multkolnertas TINJAUAN PUSTAKA Salah satu syarat yang harus dpenuh dalam pembentukan model regres adalah tdak terjad multkolnertas atau tdak ada korelas antar varabel predktor satu dengan yang lannya. Pendeteksan multkolnertas salah satunya dlakukan dengan

2 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Prnt) D-415 menggunakan krtera nla VIF (Varance Inflaton Faktor) sebaga berkut [4]. 1 VIF (1) 1 R j Dmana R j adalah koefssen determnas antara satu varabel predktor (X j ) dengan varabel predktor lannnya Model Regres Lner Regres lner berganda merupakan metode yang memodelkan hubungan antara varabel respon (y) dan varabel predktor (x 1, x, x 3,..., x p ) dengan menggunakan metode pendu-gaan parameter Ordnary Least Square (OLS). Model regres lner untuk p varabel predktor secara umum dtuls sebaga berkut [5]. p 0 k k k1 y x () dengan, y : nla observas varabel respon ke- x k : nla observas varabel predktor ke-k pada pengamatan ke- β 0 : nla ntercept model regres β k : koefsen regres varabel predktor ke-k ε : error pada pengamatan ke- dengan asums dentk, ndependen, dan berdstrbus normal dengan mean nol dan varans konstan σ Pendugaan parameter model regres lner dperoleh menggunakan metode Ordnary Least Square (OLS) yang ddapatkan dengan memnmumkan jumlah kuadrat error [6]. T 1 T βˆ (X X) X y (3) dengan, β : vektor dar parameter yang destmas berukuran (p + 1) 1 X : matrks varabel predktor berukuran n (p + 1) y : vektor observas dar varabel respon berukuran n 1 Pengujan Aspek Spasal Langkah awal untuk melakukan analss dengan metode Geographcally Weghted Regresson adalah menguj aspek spasal dar data yatu uj dependens dan heterogentas spasal. Pengujan dependens spasal dapat dlakukan dengan uj Moran s I dan uj heterogentas spasal dlakukan dengan uj Breusch Pagan. Uj heterogentas spasal dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya karakterstk atau keunkan d setap lokas pengamatan dengan menggunakan statstk uj Breusch Pagan dengan hpotess sebaga berkut [7]. H 0 : (homokesdatstas) 1 n H 1 : mnmal ada satu (heterokedaststas) Satstk uj : 1 T T 1 T BP f Z(Z Z) Z f (4) Daerah penolakan untuk hpotess n adalah tolak H 0 jka BP > χ p ata p-value < α, dengan p adalah banyak varabel predktor. Model Geographcal Weghted Regresson Model Geographcally Weghted Regresson adalah pengembangan dar model regres dmana setap parameter dhtung pada setap lokas pengamatan, sehngga setap lokas pengamatan mempunya nla pengamatan regres yang berbeda[5]. Model GWR dapat dtuls sebaga berkut. p 0 u ) k ( u ) xk ;, k 1 y ( 1,, n (5) dengan, y : nla observas varabel respon untuk lokas ke- x k : nla observas varabel predktor ke-k pada lokas pengamatan ke-, k=1,,...,p β 0 (u,v ): ntersep model GWR β k (u,v ): koefsen regres varabel predktor ke-k pada lokas pengamtan ke- (u,v ) : koordnat letak geografs (lntang,bujur) dar lokas pengamatan ke- ε : error pengamatan ke- yang dasumskan dentk, ndependen, dan berdstrbus normal Estmas parameter d suatu ttk (u,v ) dpengaruh oleh ttk-ttk yang dekat dengan lokas (u,v ) darpada ttk yang lebh jauh. Proses penaksran para-meter model GWR d suatu ttk (u,v ) membutuhkan pembobot spasal dmana pembo-bot yang dgunakan adalah fungs kernel gaussan sebaga be-rkut [8]. 1 d j w j ( u ) exp (6) b dmana, d j = (u u j ) + (v v j ) adalah jarak Eucldean antar lokas (u,v ) ke lokas (u j,v j ) dan b adalah nla parameter penghalus bandwdth [9]. Metode untuk menentukan bandwdth optmum adalah menggunakan metode Cross Valdaton (CV) sebaga berkut [5]. CV n 1 ( y yˆ ) (7) dengan, y 1 merupakan nla estmas y dmana lokas ke (u,v ) tdak dmasukkan dar proses estmas. Untuk menda-patkan nla b optmum maka dperoleh dar CV yang mnmum. Sedangkan untuk estmas parameter model GWR menggunakan metode Weghted Least Square (WLS) yatu dengan memberkan pembobot yang berbeda setap lokas yang dambl, sehngga estmas parameter model GWR setap lokas adalah. T 1 βˆ( u ) (X W( u ) X) X W( u )y (8) Langkah selanjutnya jka sudah dlakukan estmas parameter adalah menguj kesesuaan model secara serentak, yatu dengan mengkombnaskan uj regres lner dengan model untuk data spasal dengan hpotess sebaga berkut [5]. H 0 : k ( u ) k, k 1,,, p, 1,, n (Tdak ada perbedaan yang sgnfkan antara model regres lner dengan model regres GWR) H 1 : mnmal ada satu k ( u ) k Statstk uj GWR dtulskan sebaga berkut. ( SSE( H ) SSE( H )) F htung Tolak H 0 jka 0 v SSE( H1) 1 T 1 (9) F htung F, df 1, df, Setelah melakukan pengujan secara serentak dlanjutkan dengan pengujan parameter secara parsal untuk mengetahu parameter yang sgnfkan

3 D-416 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Prnt) mempengaruh varabel respon de-ngan hpotess sebaga berkut. H 0 : u, v ) 0 k ( k ( u H 1 : ) 0 ; 1,,, n ; k 1,,, p Statstk uj : ˆ k ( u ) thtung ˆ g (10) kk Daerah penolakan: Tolak H 0 jka t htung > t ( α,df) Untuk menentukan model terbak antara model regres lner dengan model GWR dlakukan dengan menggunakan krtera AIC (Akake s Informaton Crteron). Krtera AIC d-gunakan apabla pembentukan model regres lner bertujuan untuk mendapatkan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap model. Nla AIC drumuskan sebaga berkut [10]. AIC nlog ( ˆ ) nlog ( ) n tr(s) (11) III. e Sumber Data e METODOLOGI PENELITIAN Data yang dgunakan dalam peneltan n merupakan data sekunder yang dperoleh dar data publkas Badan Pusat Statstk Provns Jawa Tmur. Terdapat data dalam peneltan n yang berasal dar raw data Dnas Pertanan dan UPT Proteks Tanaman Pangan dan Holtkultura Provns Jawa Tmur. Peneltan n menggunakan data produks pad dan 6 varabel predktor pada tahun 014. Unt peneltan merupakan kabupaten/kota d Provns Jawa Tmur yang terdr dar 38 pengamatan. Varabel Peneltan Data yang dgunakan sebaga varabel peneltan adalah data cross secton. Verabel peneltan terdr dar Y X 1 X X 3 X 4 X 5 X 6 TABEL 1. VARIABEL PENELITIAN Varabel Respon Produks Pad (ton) Varabel Predktor Luas Panen (hektar) Luas lahan pertanan (hektar) Banyak pupuk Urea (ton) Banyak pupuk Sp-36 (ton) Banyak pupuk Phonska (ton) Luas lahan yang dber pestsda (hektar) Langkah Analss Langkah analss untuk menyelesakan permasalahan ada-lah sebaga berkut. 1. Mengumpulkan data sekunder terkat faktor yang dduga mempengaruh produks pad d Jawa Tmur.. Mendeskrpskan data dengan menggunakan peta tematk 3. Mendeteks kasus multkolnertas 4. Melakukan transformas dengan boxcox trnasformaton pada varabel respon 5. Memodelkan faktor yang dduga berpengaruh terhadap produks pad dengan regres lner menggunakan metode OLS 6. Melakukan pengujan aspek spasal, yatu uj dependens dan heterogentas spasal pada data produks pad. 7. Memodelkan faktor yang dduga berpengaruh terhadap produks pad d Jawa Tmur menggunakan metode GeographcallyWeghted Regresson 8. Membandngkan nla AIC dan R model regres lner dengan model GWR untuk mendapatkan model terbak 9. Menympulkan hasl analss IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskrps Data Produks Pad dengan Faktor Penduga d Jawa Tmur Untuk mengetahu karakterstk varabel respon dan pre-dktor n maka dgunakan analss menggunakan statstka deskrptf. TABEL. STATISTIKA DESKRIPTIF VARIABEL RESPON DAN OREDIKTOR Varable Mean StDev Mnmum Maxmum Y X X X X X X Pada Tabel dapat dketahu bahwa produks pad tertngg dsumbang oleh Kabupaten Jember yatu sebesar hektar. Rata-rata d Jawa Tmur selama tahun 014 produks pad d Kab/kota sebesar ton. Namun untuk daerah Batu produks padnya mash mnm karena lahan pertanan pad kurang luas sehngga produksnya sebesar ton. Luas panen menyumbang andl yang besar untuk produks pad, luas panen terbesar d Kabupaten Jember yatu sebesar hektar. Hal tersebut berbandng lurus dengan produks padnya. Untuk luas lahan pertanan yang palng besar berada d Kabupaten Sumenep yatu hektar. Namun wlayah tersebut tdak memproduks pad besar karena lebh unggul d bdang pertanan sektor jagung. D Jawa Tmur rata-rata lahan yang dgunakan untuk bertan sebesar hektar. Untuk subsd pupuk urea palng tngg d Kabupaten Jember yatu sebesar ton, dan yang palng sedkt adalah kota Mojokerto 385 ton. Berbeda hal nya untuk subsd pupuk Sp-36 palng tngg d Lamongan (16.06 ton) sedangkan yang palng sedkt mendapatkan subsd pupuk Sp-36 adalah Kota Pasuruan (18 ton). Untuk lahan yang dber pestsda harapan-nya adalah semakn sedkt lahan yang dber pestsda. Keadaan tersebut berada d Kota Madun dan Kota Pasuruan karena tdak ada lahan pertanan yang dber pestsda (0 hektar). Mash ada lahan pertanan d Bojonegoro yang sangat banyak d ber pestsda yatu ada hektar lahan pertanan dber pestsda. Beberapa daerah dpandang sebaga sentra pad d Jawa Tmur, yang terbesar menghaslkan produks pad adalah kabupaten Jember. Produks pad yang dhaslkan kabupaten Jember pada tahun 014 sebesar ,6 (978373^0,918) ton. Peta yang menggambarkan produks pad d Jawa Tmur dlustraskan sepert Gambar 1.

4 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Prnt) D-417 Gambar 1. Produks Pad d Jawa Tmur Jember selalu menjad surplus beras sehngga pasokan beras terjaga dan ranta dstrbus berjalan dengan lacar untuk membantu memasok kebutuhan daerah lan d provns Jawa Tmur. Hal tersebut menjadkan Jember menjad sentra produks pad d Jawa Tmur, sehngga dtetapkan sebaga kawasan sentra komodtas beras oleh Tm Pengendal Inflas Daerah d Jawa Tmur pada tahun 014. Sebalknya Kota Batu menyumbang produks pad palng sedkt d Jawa Tmur pada tahun 014 sebesar ton. Pemodelan Produks Pad dengan Regres Lner Pemodelan regres lner bertujuan untuk mengetahu varabel-varabel yang mempengaruh produks pad d Jawa Tmur tanpa mempertmbangkan aspek spasal. Langkah awal adalah pemerksaan multkolnertas sebaga berkut n. TABEL 3. PEMERIKSAAN MULTIKOLINIERITAS Varabel VIF X 1 7,79 X 3,383 X 3 7,491 X 4 4,469 X 5 4,565 X 6 1,513 Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa masng-masng varabel memlk nla VIF kurang dar 10, maka dapat dkatakan tdak terjad kasus multkolnertas antar varabel predktor. Berdasarkan uj parameter model secara serentak dengan taraf sgnfkans 5% ddapatkan kesmpulan bahwa terdapat mnmal satu varabel predktor yang berpengaruh terhadap varabel respon. Setelah dlakukan pengujan secara parsal ddapatkan bahwa varabel luas panen berpengaruh secara sgnfkan terhadap produks pad d Jawa Tmur dengan R sebesar 99 %. Berkut n model untuk regres lner dengan varabel predktor sgnfkan. Ŷ 363,7,109 X 1 Dar model tersebut dapat djelaskan bahwa apabla terdapat pertambahan luas panen sebesar satu hektar maka akan menambah produks pad sebesar 1,99 ton (,109^0,918). Untuk regres lner dperlukan pemerksaan hasl resdual dar model. Resdual dar model harus memenuh asums resdual dentk, ndependen, dan berdstrbus normal. Uj asums dentk menggunakan uj Gletser yatu meregreskan absolut resdual dengan varabel predktor. Pada uj glestser haslnya tdak ada varabel predktor yang p-value setap varabel kurang dar taraf sgnfkans 5%. Hal tersebut menjad acuan bahwa asums resdual dentk telah terpenuh. Pemerksaan asums resdual ndependen dapat menggunakan nla durbn watson statstk. Pada model n nla durbn watson nya adalah,9, jka dbandngkan dengan durbn watson tabel nlanya lebh besar dar du yatu 1,146. Maka dsmpulkan asums resdual ndependen terpenuh. Asums dstr-us normal pada resdual menggunakan Kolmogorov Smr-nov, dperoleh p-value 0,150 maka dnyatakan terma H 0 sehngga dsmpulkan resdual mengkut dstrbus normal. Pemodelan Produks Pad dengan Model GWR Analss yang mengakomodr masalah spasal salah satu-nya adalah Geographcally Weghted Regresson. Untuk dapat menentukan bsa atau tdak suatu pemodelan menggunakan GWR adalah duj terlebh dahulu tentang aspek spasal. Pengujan pengaruh heterogentas spasal dlakukan untuk mengetahu data yang akan dlakukan pemodelan spasal mengandung heterogentas spasal atau tdak. Adanya pengaruh heterogentas dapat dketahu dengan statstk uj Breusch Pagan. Hasl p-value statstk uj Breusch Pagan sebesar 0,0579. Hasl uj heterogentas spasal menunjukkan terdapat heterogentas spasal pada data menggunakan taraf sgnfkans 10%. Untuk pengujan dependens spasal menggunakan Moran I dsmpulkan bahwa tdak ada korelas spasal antar wlayah pada taraf nyata 10%. Salah satu pengujan aspek spasal sudah terpenuh (heterogentas spasal), maka dapat dlanjutkan dengan analss menggunakan GWR. Dalam peneltan n proses perhtungan nla Cross Valdaton menghaslkan nla bandwdth optmum sebesar 1,957 dan CV sebesar ,. Kemudan dlanjutkan dengan menaksr parameter model GWR. Hasl estmas parameter model GWR adalah TABEL 4. ESTIMASI PARAMETER MODEL GWR Parameter mn Max Mean ˆ 0 363, ,11 480,575 ˆ 1,038,147,034 ˆ 0,037 0,114 0,080 ˆ 3-0,36-0,184-0,56 ˆ 4-1,00-0,304-0,767 ˆ 5 0,398 0, ˆ 6-0,451-0,311-0,375 Hasl penaksran parameter pada Tabel 4. menunjukkan rata-rata penaksran parameter untuk rata-rata luas panen adalah,034 dengan nla mnmum,038 dan nla maksmum,147. Nla tersebut menunjukkan besarnya pengaruh rata-rata luas panen terhadap produks pad. Sementara penaksran parameter luas lahan pertanan (X ), pemberan pupuk urea (X 3 ), pemberan pupuk Sp-36 (X 4 ), pemberan pupuk phonska (X 5 ), dan luas lahan pertanan yang dber pestsda (X 6 ) memlk art yang sama yatu besar pengaruh parameter tersebut terhadap produks pad nla rata-ratanya dengan ksaran antara nla mnmum dan maksmum sesua pada Tabel 4.. Pengujan kesesuaan model menggunakan uj F, dlakukan untuk mengetahu pengaruh pemberan bobot

5 D-418 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Prnt) dalam proses penaksran parameter berkut n hpotess kesesuaan model GWR. Hpotess : H 0 : ( u, v ) k H 1 : mnmal ada satu k ( u ) k, k=1,,...,6 =1,,..,38 Dperoleh nla F htung sebesar 1,446 atau lebh kecl dsbandng F (0,1;4,501;6,499) =,1745 sehngga dapatdsmpulkan gagal tolak H 0 artnya tdak ada perbedaan yang sgnfkan antara model regres OLS dan GWR. Perbedaan yang sgnfkan antara regres OLS dan GWR terjad pada taraf keyaknan 5 persen. Pengujan secara parsal bertujuan untuk mengetahu varabel predktor yang mempengaruh produks pad dsetap lokas dengan hpotess sebaga berkut Hpotess : H 0 : u, v ) 0 k ( H 1 : k ( u ) 0, k=1,,...,6, =1,,..,38 Jka dtetapkan taraf sgnfkans 5% dperoleh nla t- tabel sebesar 1,585 (t (0,5/;6,499) ). Dengan membandngkan t setap lokas dengan t-tabel, maka dperoleh varabelvarabel yang berpengaruh terhadap produks pad d setap kabupaten atau kota. Berdasarkan varabel yang sgnfkan dapat dbentuk dua kelompok, meskpun berada pada satu kelompok yang sama model dar setap lokas yang terbentuk berbeda. Berkut n kabupaten/kota yang memlk kesamaan varabel sgnfkan. No. 1 TABEL 5. VARIABEL SIGNIFIKAN SETIAP KAB/KOTA k Kabupaten/Kota Pactan, Ponorogo,Trenggalek, Tulungagung, Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Madun, Magetan, Ngaw, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Bangkalan, Kota Kedr, Kota Bltar, Kota Malang, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madun, Kota Surabaya, Kota Batu, Bltar, Kedr, Malang, Mojokerto, Gresk, Malang, Sdoarjo, Bondowoso, Pamekasan, Kota Probolnggo, Banyuwang, Jember, Probolnggo, Sampang, Stubondo, Sumenep Varabel Sgnfkan X 1 X 5 Berdasarkan Tabel 5,terlhat bahwa pada kabupaten/kota yang berdekatan, mempunya kesamaan varabel yang mempe-ngaruh produks pad. Msalnya, pada wlayah Banyuwang untuk Bondowoso, Stubondo, dan Jember varabel X 1 (luas panen) sama-sama mempengaruh produks pad. Pada kelom-pok satu Kabupaten Pactan untuk Ponorogo, Trenggalek varabel X 1 (luas panen) dan varabe X 5 (pemberan pupuk phonska) berpengaruh d wlayah tersebut terhadap produks pad. Sebaga contoh dntepretaskan model dar Model GWR untuk Kabupaten Pactan dan Banyuwang berdasarkan varabel predktor yang sgnfkan adalah sebaga berkut. 1. Model untuk Pactan Y ˆ 1, 17 18, 969X1 1, 88X 5 Pada kabupaten Pactan modelnya berart apabla jumlah luas panen bertambah sebesar satu hektar maka produks pad akan bertambah sebesar 1,956 (,0684^0,981) ton dengan syarat bahwa varabel pemberan pupuk phonska (X 5 ) bernla tetap. Sementara, jka pemberan pupuk phonska dtambah sebesar 1 ton maka akan berpengaruh pada bertambahnya produks pad X 1 sebesar 0,53(0,505^0,981) ton dengan ketentuan varabel luas panen nlannya tetap.. Model untuk Banyuwang Y ˆ 1363, 9565, 109X1 Model untuk Banyuwang hanya menggunakan satu varabel predktor karena hanya varabel luas panen (X 1 ) yang berpengaruh secara sgnfkan terhadap produks pad d Banyuwang. Model produks pad d Banyuwang dapat dartkan bahwa setap luas panen pad menngkat sebesar satu hektar maka akan menakkan produks pad d Banyuwang sebesar 1,99(,109^0,981) ton. Untuk melhat model yang lebh bak, perlu dlakukan pemlhan model terbak. Krtera pemlhan model terbak yatu dengan melhat nla AIC terkecl dan R yang terbesar dar kedua model. Berkut n dberkan perbandngan nla AIC dan R dar kedua model. TABEL 6. PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DAN GWR Model AIC R Regres Lner 819,181 0,989 GWR 816,104 0,099 Pada Tabel 6 dapat dlhat nla AIC mnmum dan R maksmum terdapat pada analss dengan menggunakan metode GWR. Apabla dhtung selsh nla R dan AIC dar kedua model sangat kecl yatu sektar 0,003 dan 3,07. Untuk krtera R selshnya sangat kecl, hal tersebut tdak memberkan perbedaan yang nyata dar model regres lner dan model GWR. Berdasarkan hal tersebut dapat dsmpulkan bahwa model GWR tdak jauh lebh bak dar model yang dhaslkan dengan regres lner. Hal tersebut terjad karena dengan menggunakan metode GWR juga tdak menambah varabel yang sgnfkan d setap lokas. V. KESIMPULAN DAN SARAN Hasl analss menunjukkan bahwa produks pad terbesar dsumbang oleh kabupaten Jember. Pemodelan dengan regres lner menghaslkan keputusan bahwa hanya terdapat satu varabel predktor yang memlk pengaruh terhadap produks pad yatu luas panen. Berdasarkan uj kesesuaan model GWR, menghaslkan kesmpulan bahwa pada taraf sgnfkans 10% tdak terdapat perbedaan yang sgnfkan antara model regres lner dengan model GWR. Perbedaan yang sgnfkan terjad antara metode OLS dengan GWR pada taraf sgnfkan 5 %. Hasl pemodelan dengan GWR dperoleh model yang berbeda-beda untuk tap kabupaten/kota d Provns Jawa Tmur. Berdasarkan varabel yang sgnfkan untuk tap kabupaten/kota, terbentuk dua kelompok kabupaten/kota yang memlk ke-samaan varabel yang berpengaruh terhadap produks pad. Untuk pemlhan model terbak dsmpulkan bahwa model GWR sedkt lebh bak darpada model regres lner karena perbedaan antara krtera kebakan model dengan AIC dan R sangat kecl. Pada peneltan selanjutnya dsarankan pemlhan varabel lebh bervaras dar berbaga aspek. Sehngga dharapkan dapat menambah varabel yang berpengaruh secara sgnfkan karena pada peneltan n varabel yang sgnfkan sedkt dengan R yang nlanya tngg. Sehngga dapat menghaslkan model yang lebh bak.

6 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) (301-98X Prnt) D-419 VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Laol, N., & Vebr,H. (015). 016, Produks Pad Dtargetkan 80,9 juta ton. [] Badan Pusat Statstk Jawa Tmur. (015). Indkator Pertanan Tahun 015 Provns Jawa Tmur. Surabaya. [3] Slvra, dkk. (013). Analss Faktor-Faktor yang Mempengaruh Produks Pad Sawah (Stud Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Beras, Kabupaten Batu Bara. Jurnal Sosal Ekonom Pertanan dan Agrbsns. Fakultas Pertanan. Unverstas Sumatera Utara. [4] Hockng, R.R. (1996). Methode of Loner Models ( nd edtoned.)new York: John Wley & sons, Inc. [5] Fotherngham, A.S., Brudson, C., & Charlton, M. (00). Geographcally Weghted Regresson. Chchester,UK: Jhon Wley & Sons. [6] Draper, N. R., & Smth, H. (199). Analss Regres Terapan. Jakarta: PT. Grameda Pustaka Utama [7] Anseln, L. (1998) Spatal Econometrcs: Methods and Model. Dordrecht: Kluwer Academc Publsher. [8] Lee, J., dan Wong, D. W. (001). Statstcal Analyss wth Arcvew GIS. Canada: John Wlley & Sons, Inc [9] Yasn, H. (011). Model Mxed Geographcally Weghted Regresson. Surabaya: Insttut Teknolog sepuluh Nopember. [10] Bozdogan, H. (006). Akake s Informaton Crteron and Recent Developments n Informaton Complexty (Vol.44). Mathemathcal Psychology.

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression Faktor yang Mempengaruh Kematan Ibu Haml d Jawa Tmur Dengan Menggunakan Metode Geographcally Weghted Posson Regresson Rfk Arsta-1311.105.009 rfk11@mhs.statstka.ts.ac.d Pembmbng : Ir. Mutah Salamah, M.

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression Pemodelan Angka Harapan Hdup Propns Jawa Tmur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographcally Weghted Regresson Oleh : Lus Frdal (13732) Dosen Pembmbng : Dr. Purhad, M. Sc BACK LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR Andyono; Rokhana Dw Bekt; Edy Irwansyah Computer Scence Department, School

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur) ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Stud Kasus Data PDRB per Kapta d Provns Jawa Tmur) Wahyu Sr Lestar ), Gandh Pawtan ), Mndra Jaya 3) ) Mahasswa Program Magster

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 575-584 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Statstka, Vol. 3, No., November 015 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Pada Tngkat Kemsknan d Provns Jawa Tengah Monca Frda Agustna 1, Rochd Wasono, Moh. Yamn Darsyah 3 1,,3) Program Stud

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel atau lebih dari dua variabel independen X 1, X 2, X 3,...,X i terhadap satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel atau lebih dari dua variabel independen X 1, X 2, X 3,...,X i terhadap satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analss Regres Berganda Analss regres berganda adalah suatu metode untuk meramalkan nla pengaruh dua varabel ndependen atau lebh terhadap satu varabel dependen. Lebh mudahnya

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION

PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION TUGAS AKHIR SS 4556 PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION Vresa Endra Marta NRP 34 030 063 Dosen Pembmbng :

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) Prosdng Semnar Nasonal MIPA 06 Peran Peneltan Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Jatnangor, 7-8 8 Oktober 06 ISBN 978-60 60-76 76-- Pemodelan Tngkat Kesejahteraan Penduduk Propns Kalmantan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah The 6 th Unversty Research Colloquum 017 Unverstas Muhammadyah Magelang Penerapan Model Geographcally Weghted Posson Regresson pada Jumlah Kematan Ibu d Provns Jawa Tengah Isca Yuntasar1, Sr Sulstjowat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2.

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2. p-issn 1979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 9() 016: 133-147 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION PADA INGKA PENGANGGURAN

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION TUGAS MATA KULIAH ANALISIS SPASIAL PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION Dosen: Dr. Sutkno Dr. Setawan Dsusun Oleh: RINDANG BANGUN PRASETYO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosdng Semnar Nasonal Matematka, Statstka, dan Aplkasnya 7 3 September 7, Samarnda, Indonesa ISBN: 978-6-53--3 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Dengan Fungs Kernel Adaptve Gaussan Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomor, ahun 3, Halaman 59-68 Onlne d: http://eournal-s.undp.ac.d/ndex.php/gaussan ANALISIS FAKOR-FAKOR INGKA KEMISKINAN DI KABUPAEN WONOSOBO DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR)

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR) JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., () (98X Prnt) D9 Pemodelan Jumlah Kasus Penyakt etanus Neonatorum d Jawa mur ahun dengan Geographcally Weghted ZeroInflated Posson Regresson (GWZIPR) Rath Kumala Puspa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG)

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) OKTAVIANI PRIHATININGSIH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Prnt) C-119 Faktor - Faktor yang Mempengaruh Alh Fungs Lahan Pertanan Sebaga paya Predks Perkembangan Lahan Pertanand Kabupaten Lamongan Mersa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH La Mftakhul Janah 1, TanWahyu Utam 2 1, emal: lamftakhul7@gmal.com

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-146

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-146 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Prnt) D-146 Pemodelan Propors Kasus Penyakt Infeks Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagan Atas pada Balta d Kabupaten Gresk dengan Geographcally

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Model Geographically Weighted Poisson Regression (Studi Kasus : Jumlah Kematian Bayi di Jawa Timur & Jawa Tengah Tahun 2007)

Model Geographically Weighted Poisson Regression (Studi Kasus : Jumlah Kematian Bayi di Jawa Timur & Jawa Tengah Tahun 2007) LOGO Model Geographcally Weghted Posson Regresson (Stud Kasus : Jumlah Kematan Bay d Jawa Tmur & Jawa Tengah Tahun 2007) SEMINAR HASIL TESIS Oleh : Salmon Notje Aulele Dosen Pembmbng : Dr. Purhad, M.Sc

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN DI DAERAH TERTINGGAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI PANEL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN DI DAERAH TERTINGGAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI PANEL TUGAS AKHIR SS 145561 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN DI DAERAH TERTINGGAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI PANEL Eka Yula Andn NRP 1314 030 021 Dosen Pembmbng Dr.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci