Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)"

Transkripsi

1 Pemodelan Pendudu Msn D Jawa Tmur Menggunaan Metode Geographcally Weghted Regresson (GWR) Yuanta Damayant, dan Dr. Vta Ratnasar S.S, M.S Jurusan Statsta, F-MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Ham, Surabaya E-mal: vtaratna70@gmal.com 1 Abstra Pendudu msn adalah pendudu yang meml pengeluaran per apta perbulan lebh ecl dar gars emsnan. Jawa Tmur dalam realtanya mash banya masyaraat yang hdup d bawah gars emsnan. Dalam peneltan n dambl rumusan permasalahan yatu mengetahu fator-fator yang berpengaruh d tap abupaten/ota pendudu msn d Propns Jawa Tmur dengan tujuan mendapatan model pendudu msn menggunaan metode Geographcally Weghted Regresson (GWR). Dalam peneltan n dgunaan beberapa varabel yang dduga mempengaruh pendudu msn. Desrps persentase pendudu msn tap abupaten/ota menunjuan bahwa pendudu msn meml pola menyebar begtu pula fatorfator yang mempengaruhnya. Gambaran tersebut dperuat dengan hasl pengujan Breuch-Pagan yang menunjuan bahwa data meml heterogentas spasal. Hasl pemodelan dengan GWR lebh ba darpada model regres global darenaan meml R yang lebh besar dan jumlah uadrat error yang lebh ecl. Model GWR yang dhaslan berbeda-beda untu tap abupaten/ota dan mengelompoan varabel-varabel yang sgnfan edalam hasl pemodelan dengan menggunaan peta temat. Kata Kunc Heterogentas Spasal, Geographcaly Weghted Regresson, Pendudu Msn P I. PENDAHULUAN ROGRAM pemerntah. telah berhasl menurunan jumlah pendudu msn dar 54, juta jwa pada tahun 1976 menjad,5 juta jwa pada tahun Pada tahun 1998, jumlah pendudu msn menngat menjad 49,50 juta jwa dar jumlah pendudu Indonesa. Secara relatve pada tahun 1998 terjad penurunan persentase pendudu msn dar 4,3% menjad 15,97% pada tahun 005. Pemerntah menaan harga bahan baar mnya (BBM) pada bulan Maret dan Otober tahun 005, enaan harga BBM n menyebaban nanya harga-harga ebutuhan dasar sehngga nflas mencapa 17,95% selama perode tahun 005-Maret tahun 006. Abatnya jumlah pendudu msn mengalam enaan sebesar 4,0 juta menjad 39,30 juta jwa pada tahun 006. Namun, selama perode tahun 007 hnga tahun 01 mengalam penurunan jumlah pendudu msn secara berala. Pendudu msn adalah pendudu yang meml pengeluaran per apta perbulan lebh ecl dar gars emsnan. Gars emsnan adalah suatu gars yang menunjuan nla pengeluaran maanan per orang untu memenuh ebutuhan dasar 100 al per har dtambah dengan pengeluaran non maanan selama 1 bulan [1]. Jawa Tmur merupaan merupaan salah satu propns d Indonesa yang meml jumlah pendudu terpadat edua setelah Jawa Barat. Jumlah pendudu Jawa Tmur terus mengalam penngatan seja sensus pendudu tahun Berdasaran Permendagr No mor 66 Tahun 011 detahu bahwa jumlah pendudu d Propns n adalah jwa dengan luas wlayah ,75 Km. Propns Jawa Tmur terbag atas 9 abupaten dan 9 ota atau secara admnstratf terdapat 38 abupaten/ota dengan wlayah yang luas Jawa Tmur dapat dataan berembang dalam bdang eonom. Namun deman, dalam realtanya mash banya masyaraat yang hdup d bawah gars emsnan. Berbaga upaya yang telah dlauan pemerntah dalam menurunan jumlah pendudu msn dengan cara memberan Bantuan Langsung Tuna atau memberan bantuan beras msn. Upaya lan yang dapat dlauan untu menean pendudu msn adalah dengan mengetahu fator-fator penyebabnya. Peneltan sebelumnya tentang emsnan dlauan oleh Yasn 011 [] melauan rumah tangga msn dengan menggunaan model MGWR. Model MGWR merupaan gabungan dar model regres lner global dengan model GWR. Sehngga dengan model MGWR aan dhaslan estmator parameter yang sebagan bersfat global dan sebagan yang lan bersfat loal sesua dengan loas pengamatan data. Metode regres merupaan metode yang menghaslan estmas dar parameter yang memodelan hubungan varabel bebas dan varabel respon. Namun, metode regres basa tda mempertmbangan aspe loal yang berbedabeda antar wlayah. Oleh arena tu dalam peneltan n aan dembangan pemodelan persentase pendudu msn yang drepresentasan dalam pembobot yang berbeda-beda untu masng-masng loas dengan menggunaan Geographcally Weghted Regresson (GWR). GWR merupaan pengembangan dar regres global untu varabel yang bersfat ontnu. Berdasaran uraan datas, maa dlauan peneltan mengena bagamana hubungan antara varabel respon persentase pendudu msn dengan varabel predtor yang dduga mempengaruh emsnan d abupaten/ota Jawa Tmur dengan menggunaan Geographcally Weghted Regresson (GWR). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspe Data Spasal Analss spasal dlauan ja data yang dgunaan memenuh aspe spasal yatu meml sfat error yang salng berorelas atau meml heterogentas spasal [3]. Heterogentas spasal dapat ddetes dengan melauan uj Breusch-Pagan yang mempunya hpotess sebaga berut. H 0 : σ σ σ ( homosedaststas) 1 n

2 H 1 : σ (heteroedaststas) σ j Statst uj: T T 1 T BP (1/ ) f Z( Z Z) Z f (1) e elemen vetor f adalah ( σ 1) f dmana e merupaan resdual least square unntu observas e- dan Z merupaan matrs beruuran nx(p+1) yang bers vetor yang sudah dnormalstandartan untu setap observas. Tola H 0 ja BP lebh besar dar χ atau p-value urang dar α. p B. Geographcally Weghted Regresson Geographcally Weghted Regresson (GWR) adalah model regres yang dembangan oleh Fotherngham, Brunsdon, dan Chartlon pada tahun 00 [4] untu varabel respon yang bersfat ontnu yang mempertmbangan aspe loas. Berbeda dengan regres global yang nla parameter modelnya onstan untu semua obje pengamatan yang berupa loas, maa parameter model GWR dtasr pada setap loas. Model GWR dapat drumusan sebaga berut. p ( ) ( ) () y β uv + β uv x + ε 0,, 1 Dengan 1,,... n Penasran parameter model GWR menggunaan metode Weghted Least Square (WLS) yatu dengan memberan pembobot yang berbeda pada tap loas. Koefsen GWR dpreds secara ndependen dengan memberan pembobot yang berbeda untu setap loas dmana data tersebut dumpulan. Msalan pembobot untu loas e- adalah wj( u, v), j 1,,... n maa persamaan () menjad sebaga berut. T 1 βˆ T ( u, v ) ( X W( u, v ) X) X W( u, v )y (3) Dmana W ( ) dag[ w1 ( ), w ( ),..., wn ( )] adalah matr dagonal pembobot yang bervaras dar setap preds parameter pada loas. Pemlhan pembobot spasal yang dgunaan dalam menasr parameter sangat pentng untu mementuan besarnya pembobot masng-masng loas yang berbeda. Fungs ernel adaptve meml nla bandwdth berbedabeda untu tap loas pengamatan sedangan fungs ernel fx nla bandwdthnya telah optmum dan dgunaan untu seluruh pengamatan. Pembobot yang dgunaan adalah fungs ernel yatu fungs ernel yang terdr dar empat fungs [5]. Namun, dalam peneltan n dgunaan tga fungs yatu: Fungs Gaussan : 1 w j ( u, v ) exp ( dj b) (4) Fungs Bsquare : 1 ( d / ), untu j b dj b wj( u, v) 0, untu dj > b (5) Fungs Trcube 3 1 ( d / ) 3,untu j b dj b wj( u, v) 0,untu dj > b (6) (6) Dmana d j d adalah jara eucldean antar loas dan j j ( u u ) + ( v v ) j j dan b adalah parameter non negatf yang dsebut parameter penghalus (bandwdth). Nla bandwdth yang cuup besar aan menyebaban bas yang seman besar arena model yang dbentu terlalu halus (oversmoothng) arena banyanya pengamatan yang dgunaan. Terdapat beberapa metode yang dapat dgunaan untu mendapatan b optmum, salah satunya dengan memnmuman nla cross valdaton (CV) [5]. Secara matemats dapat dtuls sebaga berut: n ( h) ( y yˆ ( b) ) CV 1 (7) yˆ ( b) adalah nla preds y dengan pengamatan d loas 1 dhlangan dar proses preds [4]. Beberapa pengujan hpotess pada model GWR adalah sebaga berut: a. Uj Kesamaan Model Regres Lner dengan Model GWR Uj n bertujuan untu menguj sgnfans dar fator geografs. Berut adalah hpotess dar uj esamaan model GWR dengan model regres lner [5]. β u, v β (tda ada perbedaan yang sgnfan H : ( ) 0 antara model GWR dan model regres lner) H 1 : palng tda terdapat satu β ( u, v ) β ; 1,,, n; 1,,, p (terdapat perbedaan yang sgnfan antara model GWR dan model regres lner) Terdapat berbaga statst uj yang dapat dgunaan pada pengujan esesuaan model GWR. Statst uj yang dapat dgunaan adalah sebaga berut [6]. 1. Brunsdon, Forterngham and Chartlon F Test Statst uj: SSEOLS v1 Fht δ1 (8) ata Statst uj: SSEOLS v1 Fht δ1 (9) Daerah penolaan: tola H 0 ja F ht > atau ja p-value < α F( 1 α,( v1 / v ),( δ1 / δ )). Leung, Me and Zhang F1 Test Statst uj: δ1 Fht SSEOLS n p 1 (10) Daerah penolaan: tola H 0 ja F ht < F atau ja p-value < α ( 1 α,( δ1 / δ ), n p 1) 3. Leung, Me and Zhang F Test Statst uj: SSE GWR SSEOLS v1 Fht SSEOLS n p 1 (11) Daerah penolaan: tola H 0 ja F ht > F atau ja p-value < α ( α,( v1 / v ),( δ1 / δ )) b. Uj Parsal Uj parsal dgunaan untu mengetahu sgnfans parameter β ( u, v ) terhadap varabel respon secara parsal pada model GWR. Hpotess dar pengujan n adalah sebaga berut [5]. H 0 : β ( u, v ) 0

3 3 H 1 : (, ) 0 β u v ; 1,,, n; 1,,, p ( ) ˆ β Statst uj: u, v T ˆ σ g (1) Hpotess aan dtola ja T > t atau p-value < α. α /, δ1 / δ III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Data yang dgunaan dalam peneltan n merupaan data seunder yang dperoleh dar BPS (Badan Pusat Statst) Propns Jawa Tmur Surabaya yatu data profl emsnan d Indonesa tahun 010, data n dolah dengan cara Surve Sosal Eonom Nasonal (SUSENAS). Data seunder dalam peneltan n aan dpaa unt observas d 38 tngatan ota/abupaten d Jawa Tmur. B. Varabel Peneltan Varabel yang dgunaan dalam peneltan n terdr dar satu varabel respon dan tujuh varabel predtor. Varabel respon pada peneltan n adalah persentase pendudu msn dan varabel predtor yang dgunaan adalah sebaga berut. 1. Anga partspas seolah pendudu msn usa tahun (X 1 ). Persentase Pendudu msn usa 15 tahun e atas yang beerja d setor pertanan (X ) 3. Persentase pengeluaran perapta untu maanan (X 3 ) 4. Persentase balta yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan pada persalnan pertama (X 4 ) 5. Persentase pendudu msn yang menggunaan ar bersh (X 5 ) 6. Pelayanan esehatan Jamesmas pendudu msn (X 6 ) 7. Persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn (X 7 ) C. Langah Analss Langah-langah analss yang dlauan dalam peneltan n adalah sebaga berut. 1. Mendesrpsan tentang pendudu msn dan fator fator yang mempengaruh dengan menggunaan peta temat.. Mengdentfas pola hubungan antar varabel. 3. Mendapatan model regres pendudu msn d Jawa Tmur dengan langah analss sebaga berut. a. Mendapatan model regres lner antara varabel respon dan predtor. b. Melauan uj sgnfans parameter regres lner secara serenta dan parsal. c. Mengdentfas asus multoolneartas dengan menggunaan nla VIF dan oefsen orelas Pearson. 4. Memersa aspe spasal pada data peneltan. 5. Menganalss model GWR dengan langah-langah berut. a. Menentuan u dan v berdasaran gars lntang selatan dan gars bujur tmur untu setap abupaten/ota d Propns Jawa Tmur. b. Menghtung jara Eucldean anatara loas terhadap loas j yang terleta pada oordnat (U, V ). perhtungan n dlauan untu seluruh loas pengamatan yatu untu 1,,. 38. c. Mendapatan model regres terba untu pemodelan pendudu msn dengan crtera AIC. d. Menentuan bandwth optmum dengan menggunaan metode Cross Valdaton (CV) e. Menghtung matrs pemboot dengan menggunaan fungs ernel. f. Mendapatan penasr parameter model GWR. g. Melauan pengujan esamaan model regres lner dan GWR. h. Melauan pengujan sgnfans parameter model GWR secara serenta dan parsal.. Melauan pemapngan sgnfans parameter model GWR. 6. Menar esmpulan berdasaran analss. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Propns Jawa Tmur terbag atas 9 abupaten dan 9 ota atau secara admnstratf terdapat 38 abupaten/ota. Perembangan Jumlah dan Persentase Pendudu Msn d Indonesa mengalam penurunan dar tahun 1976 e tahun Pada tahun 1998 hngga tahun 005 terjad penurunan jumlah pendudu msn sebesar 14,40 juta jwa. Jumlah pendudu msn mengalam enaan sebesar 4,0 juta jwa pada tahun 006. Namun, selama perode tahun 007 hngga tahun 01 mengalam penurunan jumlah pendudu msn secara berala. Persentase pendudu msn abupaten/ota d Propns Jawa Tmur berdasaran penyebaranya menunjuan persentase pendudu msn yang ada d ota cenderung sangat rendah antara lan Kota Surabaya, Sdoarjo, Kota Mojoerto, Kota Batu, Kota Madun dan Kota Bltar. Pendudu msn d perotaan mengalam penurunan darenaan pendudu d ota cenderung menjauh dar gars emsnan. Sedangan, ategor persentase sangat tngg terdapat d Bangalan, Sampang, Sumenep, dan Probolnggo. Dengan ata lan, pendudu msn yang cenderung tngg tersebut pendapatannya dbawah gars emsnan, yatu sejumlah rupah yang dbutuhan sangat urang untu membayar maanan setara 100 al sehar dan ebutuhan yang dperluan agar hdup laya belum terpenuh. /ota d Jawa Tmur dengan persentase pendudu msn meml persebaran sepert pada Gambar 1. Gambar 1 Persebaran persentase pendudu msn d Jawa Tmur Desrps Fator-fator yang berpengaruh terhadap jumlah pendudu msn dengan menggunaan peta

4 4 temat pada Anga Partspas Seolah pendudu msn yang cenderung rendah terjad d Bojonegoro, Nganju, Magetan, Bltar, dan Jember sehngga perlu mendapatan perhatan yang lebh ba dalam penngatan pencapaan Anga Partspas Seolah. Kota Batu cenderung tngg pada setor pertanan dsebaban arena ota batu denal sebaga ota agrowsata yang terdapat lahan pertanan penghasl buah-buahan dan sayur-mayur. Begtu juga dengan persentase pengeluaran perapta pendudu msn untu maanan Kota Batu mendudu tertngg. Persebaran persentase pendudu msn yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan sangat rendah terjad d Kepulauan Madura hal n dsebaban mnmnya atau urangnya tenaga ahl meds. Tnggnya penggunaan ar bersh d Kota Surabaya. Sdoarjo cenderung rendah dalam mendapatan pelayanan esehatan jamesmas dan memperoleh beras rasn. Pola hubugan varabel predtor dengan varabel respon dlauan sebelum mendapatan model regres lner sederhana Gambar Pola Hubungan Antar Varaabel Predtor dengan Varabel Respon Berdasaran Gambar dlhat bahwa hubungan yang menunjuan hubungan postf adalah hubungan antara varabel respon dengan varabel persentase pendudu msn pada pelayanan esehatan jamesmas dan pendudu msn yang menerma beras rasn. Hal n menunjuan bahwa seman tngg persentase pendudu msn, maa persentase pelayanan jamesmas dan pendudu yang menerma rasn juga seman tngg. Pemodelan persentase pendudu msn dengan regres lner berganda dlauan dengan tujuan untu mengetahu varabel mana yang berpengaruh secara sgnfan terhadap pendudu msn dengan tanpa melbatan fator loas pengamatan. Hasl pengujan secara serenta pada pemodelan regres lner dperoleh nla F htung sebesar 11,10 dan P-value sebesar 0,000. Dengan menggunaan α0,1 dperoleh F tabel sebesar 1,3177, maa nla F htung lebh besar dar pada F tabel. Sehngga, H 0 dtola, yang berart bahwa pemodelan dengan menggunaan regres lner berganda secara serenta menghaslan parameter yang sgnfan. Pengujan aspe data spasal heterogen dlauan dengan uj Breuch-Pagan dengan hpotess sebaga berut: H 0 : σ 1 σ σ n (esamaan varans resdual/ homosedaststas) H 1 : σ σ j (heteroedaststas) Berdasaran hasl pengujan dperoleh nla statst uj Breuch-Pagan sebesar 14,3834 dengan p-value sebesar 0, Dengan jumlah parameter tujuh dan dgunaan α0,1 dperoleh nla p-value sebesar 0,04477, maa nla p-value pada Breuch-Pagan lebh ecl dar α0,1. Sehngga, H 0 dtola, dengan ata lan terjad heterosedaststas. Hasl pengecean asums resdual dent, ndependen, dan berdstrbus normal ba melalu pengujan maupun vsual menyataan bahwa resdual tda dent, namun ndependen dan berdstrbus normal. Pengecean tersebut juga duatan dengan pengujan aspe data spasal yang menyataan terjadnya heterosedaststas atau varans yang tda dent. Karena tda dpenuhnya asums resdual dent, ndependen, dan berdstrbus normal serta dpenuhnya salah satu aspe data spasal maa pemodelan aan dlanjutan dengan Geographcally Weghted Regresson. Pemodelan Geographcally Weghted Regresson dlauan dengan memasuan pembobot spasal dengan metode weghted least square. Matr pembobot yang dgunaan merupaan matr yang elemenya merupaan fungs ernel yang terdr dar jara antar loas dan bandwdth. Fungs ernel yang dgunaan dalam pemodelan GWR dplh dengan melhat nla AIC terecl dar hasl pemodelanya. Tabel 4.4 Nla AIC dan R untu Masng-masng Model Model AIC R Regres Lner 16,341 7,14% GWR Gaussan 06,0443 7,54% Adaptve Gaussan ,98% Bsquare ,55% Adaptve Bsquare ,3% Trcube ,55% Adaptve Trcube* ,33% Keterangan: *) Pembobot terba Nla AIC terecl dperoleh dar pemodelan dengan fungs ernel Adaptve Trcube. fungs ernel adaptve meml bandwdth yang berbeda-beda d setap loas pengamatan. Setelah menentuan fungs ernel yang dgunaan, selanjutnya menentuan bandwdth untu setap loas yang damat. Setelah dperoleh nla bandwdth maa langah yang perlu dlauan berutnya yatu mencar matrs pembobot. Matr pembobot yang dperoleh untu tap-tap loas emudan dgunaan untu membentu model sehngga tap-tap loas meml model yang berbeda-beda. Ranguman hasl estmas parameter model GWR dapat dlhat pada Tabel 1. Tabel 1. Ranguman Estmator Model GWR Nla β(u Estmator,v ) Global Mn Medan Max X.Intercept X X

5 5 Tabel 1. (Lanjutan) Ranguman Estmator Model GWR Estmator Nla β(u,v ) Global Mn Medan Max X X X X R 76,3% 7,10 % SSE 349, ,5 Nla R pemodelan GWR dperoleh sebesar 76,3%, hal n berart sebanya 76,3% varabel respon dapat djelasan oleh varabel predtor. Ja dbandngan dengan R pemodelan dengan regres lner berganda dperoleh sebesar 7,10%, maa untu sementara pemodelan dengan GWR dataan lebh ba. Untu melhat apaah pemodelan dengan menggunaan GWR menghaslan model yang lebh ba dlauan pengujan esesuaan model dengan hpotess sebaga berut. β u, v β H 0 : ( ) H 1 : β ( u, v ) β Berdasaran hasl uj F pada rumus (9) dperoleh F sebesar 1,1768 dan p-value sebesar 0,3439. Dengan menggunaan α0,1 dperoleh F tabel sebesar 1,31756, maa nla F htung lebh besar dar pada F tabel. Sehngga, H 0 gagal dtola, dengan ata lan tda terdapat perbedaan yang sgnfan antara model GWR dan model regres lner. Pengujan sgnfans model GWR secara parsal dlauan untu mengetahu parameter-parameter yang sgnfan d setap wlayah. Hpotess yang dgunaan dalam pengujan sgnfans model GWR secara parsal adalah sebaga berut. β u v H 0 : (, ) 0 H 1 : β ( u, v ) 0 Berdasaran hasl pengujan sgnfans parameter dengan dperoleh parameter yang sgnfan berbeda-beda untu tap abupaten/ota. Hasl estmas parameter GWR dapat dlhat pada Tabel sebaga berut. Tabel 3 Varabel Sgnfan d Tap Varabel sgnfan Varabel sgnfan Pactan X6, Kota Probolnggo X6, Ponorogo X6, Kota Pasuruan X6, Trenggale X6, Kota Mojoerto X6, Tulungagung X6, Kota Madun X5, X6, Lumajang, Kota X5, X6, Surabaya X5, X6, Bondowoso X6, Kota Batu X5, X6, Pasuruan, X5, Bltar X6, X5, Jombang X5, Kedr X5, Nganju, X5, Mojoerto X5, Madun X4, Banyuwang X6, Magetan X5, Gres X5, X6, Ngaw X5, Jember X5, X6, Tabel 3 (Lanjutan) Varabel Sgnfan d Tap Varabel sgnfan Varabel sgnfan Bojonegoro X5, Malang X5, Bangalan X5, Sdoarjo X6, X6, Pameasan X5, Stubondo X6, X5, X6, Kota Kedr X6, Kota Malang X6, Kota Bltar X6, Sumenep X5, X6, Intepretas Model GWR Sdoarjo, pemodelan GWR tap abupaten/ota dapat dlhat pada Lampran-14. Y -8,1935-0,0959 X + 0,5458 X 3-0,1309 X 4 + 0,1138 X 6 + 0,1691 Kesmpulan yang dperoleh model untu persentase pendudu msn tersebut yatu untu setap enaan 1 persen pendudu msn usa 15 tahun e atas yang beerja d setor pertanan, persentase pendudu msn aan turun sebesar 0,0959 bla fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan na 0,545 bla persentase pengeluaran perapta untu maanan na sebesar 1 persen dan fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan turun 0,13 bla persentase balta yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan pada persalnan pertama turun sebesar 1 persen dan fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan na 0,113 bla pelayanan esehatan Jamesmas pendudu msn na dan fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan na 0,169 bla persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn na 1 persen dan fator lan tetap. Gambar 3 Parameter yang Sgnfan d Setap Kecamatan Hasl Pemodelan dengan GWR Berdasaran Gambar 3 hasl pemodelan dengan GWR dperoleh empat elompo wlayah. Wlayah dengan warna merah yang rendah persentase pendudu msnnya dantaranya Sdoarjo, Kota Mojoerto, Kota Kedr, dan Kota Bltar. Pada wlayah merah semua fator berpengaruh secara sgnfan terhadap pendudu msn. Dpaparan perbedaan ategor pemapngan antara pendudu msn dengan pemodelan GWR pendudu msn d Propns Jawa Tmur. Pembagan menjad 5 ategor yatu ategor sangat tngg antara,47-3,47 persen (ode 5), ategor tngg edua antara 16,4-,47 persen (ode 4), ategor sedang antara 1,54-16,4 persen

6 6 (ode 3), ategor rendah antara 7,63-1,54 persen (ode ), dan ategor sangat rendah antara 5,01-7,63 persen (ode 1) yang djelasan dalam Tabel 4. Tabel 4.Perbedaan Kategor Pemapngan Antara Pendudu Msn Dengan Pemodelan GWR Pendudu Msn I (Lamp 16.) Gambar II (Lamp 17.) Kode 1 Kode Kota Malang, Kota Madun, Kota Surabaya, Kota Batu Kode 3 Kode 4 Pasuruan, Jember, Stubondo Kode 4 Kode 5 Pameasan Kode 4 Kode Bojonegoro, Kota Probolnggo Kode 4 Kode 3 Ngaw, Lamongan Kode 3 Kode Ponorogo, Nganju, Madun, Magetan, Kedr Kode Kode 1 Kota Kedr Kota Kedr mengalam penurunan presentase pendudu msn setelah ddapatan pemodelan GWR yang telah mendapatan varabel-varabel sgnfan dapat dlhat pada Tabel 3. Rendahnya pendudu msn d Kota Kedr yang beerja pada setor pertanan, dduga merupaan abat dar urangnya lahan pertanan d perotaan. Tnggnya tenaga esehatan d perotaan dduga merupaan abat dar tersedanya tenaga ahl meds dan orang yang berpengalaman dalam menangan elahran balta sudah dbeal emampuan pengetahuan ebdanan secara memada. Selan tu juga untu pembagan beras rasn dperotaan cenderung rendah dbandngan dengan d pedesaan. V. KESIMPULAN Berdasaran pembahasan peneltan yang telah dlauan dperoleh esmpulan sebaga berut. 1. Persentase pendudu msn d abupaten/ota d Propns Jawa Tmur menujuan pola yang menyebar begtu juga dengan fator-fator yang mempengaruhnya. Persebaran persentase pendudu msn tertngg terdapat d Bangalan, Sampang, Sumenep, dan Probolnggo. Persentase Anga Partspas Seolah pendudu msn yang tertngg terdapat d Sumenep, Lamongan, dan Sdoarjo. Kota Batu, Kota Pasuruan, Kota Probolnggo, Bojonegoro, Kedr, Bltar, Ponorogo, Pactan, dan Trenggale merupaan tertngg pada setor pertanan. Pactan dan Kota Batu merupaan tertngg untu pengeluaran perapta maanan. Persentase pendudu msn yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan terendah terdapat d epulauan Madura. Sementara tu, Kota Surabaya yang meml persentase tertngg pendudu msn yang menggunaan ar bersh. Tuban, Ponorogo, Trenggale, dan Bondowoso meml persentase tertngg pada pelayanan esehatan jamesmas. Sedangan, persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn terendah terdapat d Kota Surabaya, Sdoarjo, Kota Madun, Kota Bltar, dan Kota Malang.. Data yang dgunaan dalam pemodelan memenuh aspe spasal sehngga dlauan pemodelan dengan GWR dengan ernel Adaptve Trcube. Berdasaran hasl pemodelan dengan GWR dperoleh model yang berbeda-beda untu tap abupaten/ota. 3. Hasl pemapngan menunjuan bahwa berdasaran varabel yang sgnfan untu tap abupaten/ota terbentu pengelompoan sebanya empat elompo. Madun berada dalam satu elompo yang meml dua varabel predtor yang berpengaruh sgnfan terhadap pendudu msn, yatu persentase balta yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan pada persalnan pertama (X 4 ) dan persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn (X 7 ). Kebjaan pemerntah pada pemberan beras rasn perlu dtngatan, hal n dlhat dar hasl persebaran varabel yang sgnfan menurut abupaten/ota yatu terdapat d seluruh wlayah Jawa Tmur. UCAPAN TERIMA KASIH Penuls mengucapan terma ash epada BPS Propns Jatm yang telah memberan duungan nformas dan data peneltan. Penuls juga mengucapan terma ash epada Laboratorum Statsta Sosal dan Pemerntahan, Jurusan Statsta ITS DAFTAR PUSTAKA [1] BPS. (010). Indator Eonom dan Sosal Jatm. Surabaya: BPS. [] Yasn, H. (011). Model Mxed Geographcally Weghted Regresson, Stud Kasus : Persentase Rumah Tangga Msn d Mojoerto Tahun 008. Surabaya: Program Pasca Sarjana, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember. [3] Anseln, L. (1998). Spatal Econometrcs: Methods and Models. Dordrecht : Kluwer Academc Publshers. [4] Fotherngham, A. S., Brunsdon, C., & Charlton, M. (00). Geographcally Weghted Regresson : the Analyss of Spatally Varyng Relatonshps. Chchester: Wley. [5] Purhad, R. M., & Wulandar, S. P. (01). Geographcally Weghted Ordnal Logstc Regresson Model (Vol.16, Issue :3 ed.). Surabaya: Internatonal Journal of Mathematcs and Computaton. [6] Safuddn, A. B., Setabud, N. A., & Achsan, N. A. (011). On Comparsson between Ordnary Lnear Regfresson and Geographcally Weghted Regresson: WthApllcaton to Indonesa Poverty Data (Vol. 57 No. (011), pp ed.). European Journal of Scentfc Research.

Faktor-Faktor Eksternal Pneumonia pada Balita di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression

Faktor-Faktor Eksternal Pneumonia pada Balita di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D-37 Fator-Fator Esternal Pneumona pada Balta d Jawa Tmur dengan Pendeatan Geographcally Weghted Regresson Ftrarma Putr Santoso, Sr Pngt W, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

Pemodelan MGWR Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan MGWR Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Value Added, Vol., No., 5 Pemodelan MGWR Pada Tngat Kemsnan d Provns Jawa Tengah Moh Yamn Darsyah, Rochd Wasono, Monca Frda Agustna 3,,3 Program Stud StatstaUnverstas Muhammadyah Semarang Emal: mydarsyah@unmus.ac.d

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression

Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression JURNAL EKNIK IS Vol. 6, No., (7) ISSN: 337-3539 (3-97 Prnt) D- Pemodelan Anga Buta Huruf d Kabupaten/Kota se-jawa mur dengan Metode Geographcally Weghted t Regresson Nndya Kemala Astut, Purhad, dan Shof

Lebih terperinci

Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression

Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) 337-350 (30-98X Prnt) D-333 Pemetaan Anga Gz Buru pada Balta d Jawa Tmur dengan Geographcally Weghted Regresson Adtya Kurnawat, Mutah Salamah C., dan Shof Andar

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., (Sept. 0) ISSN: 30-98X D-3 Pemodelan Fator-Fator Yang Mempengaruh ngat Buta Huruf Kabupaten/ota d Jawa mur dengan Geographcally Weghted Ordnal Logstc Regresson Nur Lalyah

Lebih terperinci

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No.1, (014 7-50 (01-98X Prnt D-18 Pemodelan Persentase Krmnaltas Dan Fator- Fator ang Mempengaruh D Jaa Tmur Dengan Pendeatan Geographcally Weghted Regresson (GWR Pan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

PEMODELAN KEJADIAN BALITA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN KEJADIAN BALITA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PEMODELAN KEJADIAN BALIA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA IMUR DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION Rahandn Luta Lestar 1 dan Sutno 1 Mahasswa Jurusan Statsta, IS, Surabaya Dosen Pembmbng, Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Pemodelan Mxed Geographcally Weghted Regresson pada Tngat Kemsnan d Provns Jawa Tengah The Model of Mxed Geographcally Weghted Regresson (MGWR) for Poverty Level n Central Java Moh Yamn Darsyah, Rochd

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION PEMODELAN INGKA KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPAEN LAMONGAN DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED ORDINAL LOGISIC REGRESSION Marsa Rfada 1, Purhad 1) Mahasswa Magster Jurusan Statsta, Insttut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 339-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, ahun 05, Halaman 639-650 Onlne d: http://ejournal-s.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN FAKOR-FAKOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPAEN/

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression Pemodelan Angka Harapan Hdup Propns Jawa Tmur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographcally Weghted Regresson Oleh : Lus Frdal (13732) Dosen Pembmbng : Dr. Purhad, M. Sc BACK LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression Faktor yang Mempengaruh Kematan Ibu Haml d Jawa Tmur Dengan Menggunakan Metode Geographcally Weghted Posson Regresson Rfk Arsta-1311.105.009 rfk11@mhs.statstka.ts.ac.d Pembmbng : Ir. Mutah Salamah, M.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR Andyono; Rokhana Dw Bekt; Edy Irwansyah Computer Scence Department, School

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur) ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Stud Kasus Data PDRB per Kapta d Provns Jawa Tmur) Wahyu Sr Lestar ), Gandh Pawtan ), Mndra Jaya 3) ) Mahasswa Program Magster

Lebih terperinci

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) D-305 Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Eonom d Jawa Tmur Tahun 010-014 Menggunaan Regres Data Panel Putr Rachmawat, Wahu

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION E-ISSN 57-9378 Jurnal Statsta Industr dan Komputas Volume, No., Januar 017, pp. 59-66 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 016 S 15 Penggunaan Model Regres obt Pada Data ersensor Def Yust Fadah 1, Resa Septan Pontoh 1, Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padjadjaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188 JURNL SINS DN SENI POMITS Vol., No., () ISSN: - (- Prnt) D- Pemodelan Fator-Fator yang Mempengaruh Jumlah Kasus Penyat Tuberuloss d Jawa Tmur dengan Pendeatan Generaled Posson Regresson dan Geographcally

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur D-414 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruh Produks Pad d Jawa Tmur Ajeng D. P. Sar dan Wwek Setya Wnahju Jurusan Statstka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 05 Pendeatan Hurdle Posson Pada Excess Zero Data S - 7 Def Yust Fadah, Resa Septan Pontoh Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padadaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION Oleh : SOEMARTINI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 008 DAFTAR ISI Hal DAFTAR

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR

PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Tenolog IX Program Stud MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruar 2009 PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR Teguh Otarso Program

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda KOLINEARITAS GANDA MULTICOLLINEARIT Oleh Bambang Juanda Model: = X + X + + X + ε. Hubungan Lnear Sempurna esa, Ja C X 0 C onstanta yg td semuanya 0. Mudah detahu rn td ada dugaan parameter oef dgn OLS,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e ANALISIS PEMAKAIAN KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS PASIEN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA Aref Yudssanta, dan Dra. Madu Ratna, M.S Jurusan

Lebih terperinci

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D- Analss Pemaaan Kemoterap pada Kasus Kaner Payudara dengan Menggunaan Metode Regres Logst Multnomal (Stud Kasus Pasen d Rumah Sat X Surabaya)

Lebih terperinci

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA Pengaruh Kelembaban dan Ser Tanah Terhadap Mutu dan Produs Tanaman Tembaau Temanggung dengan Metode MANOVA Mftala Al Rza ), Sutno ), dan Dumal ) ) Jurusan Statsta, Faultas MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) Prosdng Semnar Nasonal MIPA 06 Peran Peneltan Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Jatnangor, 7-8 8 Oktober 06 ISBN 978-60 60-76 76-- Pemodelan Tngkat Kesejahteraan Penduduk Propns Kalmantan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

Pemodelan Penduduk Miskin di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Penduduk Miskin di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) 337-350 (301-98X Prt) D-39 Pemodela Pedudu Ms d Jawa Tmur Megguaa Metode Geographcally Weghted Regresso (GWR) Yuata Damayat, Vta Ratasar Jurusa Statsta, Faultas

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-36

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-36 JURNAL SAINS DAN SENI POMIS Vol. 3, No., (04 337-350 (30-98X Prnt D-36 Fator-Fator Yang Mempengaruh ngat Keberhaslan Pemberan Kemoterap Pada Pasen Penderta Kaner Payudara D RSUD Dr.Soetomo Dengan Menggunaan

Lebih terperinci

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Statstka, Vol. 3, No., November 015 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Pada Tngkat Kemsknan d Provns Jawa Tengah Monca Frda Agustna 1, Rochd Wasono, Moh. Yamn Darsyah 3 1,,3) Program Stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL Nama Mahasswa : Respat Yet Wbowo Nrp : 306 00 003 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah The 6 th Unversty Research Colloquum 017 Unverstas Muhammadyah Magelang Penerapan Model Geographcally Weghted Posson Regresson pada Jumlah Kematan Ibu d Provns Jawa Tengah Isca Yuntasar1, Sr Sulstjowat

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si Analsa Penerapan Metode Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots Pada Oblgas ( Analyss of Applcaton Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots s Method n Oblgaton ) Oleh : Wahyu Saf

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6. Oleh : Anik Djuraidah

EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6. Oleh : Anik Djuraidah EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6 S-21 Oleh : An Djuradah Departemen Statsta FMIPA- IPB e-mal : andjuradah@gmal.com ABSTRAK Pembangunan daerah tertnggal merupaan upaya

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 575-584 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosdng Semnar Nasonal Matematka, Statstka, dan Aplkasnya 7 3 September 7, Samarnda, Indonesa ISBN: 978-6-53--3 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Dengan Fungs Kernel Adaptve Gaussan Untuk

Lebih terperinci

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG)

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) OKTAVIANI PRIHATININGSIH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab n aan dpaparan beberapa teor tentang analss dsrmnan dar berbaga sumber sepert: buu, jurnal dan prosdng. Analss dsrmnan adalah salah satu metode dependens dar analss multvarat.

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK. PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK. Fanny Ayu Octavana dan Dra. Luca Ardnant, MT. Jurusan Statsta, Faultas Matemata dan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS REGRESI MULIVARIA BERDASARKAN FAKOR-FAKOR ANG MEMPENGARUHI DERAJA KESEHAAN DI PROVINSI JAWA IMUR Rosy Rsyant Ir. Sr Pngt Wulandar, M.S Mahasswa Jurusan Statsta FMIPA-IS (308 00 508) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online Jurnal Ensten 4 () (06): 4-3 Jurnal Ensten Avalable onlne http://jurnal.unmed.ac.d/0/ndex.php/ensten Penguuran Intrus Ar Laut Pada Sumur Gal Dengan Kondutvtmeter D Desa Pematang Guntung Kecamatan Telu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH La Mftakhul Janah 1, TanWahyu Utam 2 1, emal: lamftakhul7@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK Marsa Rfada 1, Nur Chamdah 2, Toha Safudn 3 1,2,3 Departemen Matematka, Fakultas Sans

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-M3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING Vvn Mandasar (306 00 069), Dr Ir Setawan, M S (960030 9870 00) Mahasswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION TUGAS MATA KULIAH ANALISIS SPASIAL PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION Dosen: Dr. Sutkno Dr. Setawan Dsusun Oleh: RINDANG BANGUN PRASETYO

Lebih terperinci

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability Bab III Model Estmas Outstandng Clams Lablty. Model ELRF Suatu model yang dgunaan untu menasr outstandng clams lablty, tda cuup hanya melbatan data pada run-off trangle saa. Sebab, pembayaran lam d masa

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2.

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2. p-issn 1979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 9() 016: 133-147 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION PADA INGKA PENGANGGURAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci