MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG)"

Transkripsi

1 MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) OKTAVIANI PRIHATININGSIH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ABSTRAK OKTAVIANI PRIHATININGSIH. Menentukan Faktor-Faktor yang Mempengaruh Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provns Jawa Barat dengan Regres Terbobot Geografs (RTG). Dbmbng oleh BUDI SUSETYO dan MUHAMMAD NUR AIDI. Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan propors jumlah penduduk yang sedang aktf mencar kerja terhadap jumlah penduduk angkatan kerja. Data pengangguran yang bersfat mengelompok menyebabkan keragaman karakterstk antar ttk pengamatan. Hal n dduga karena adanya pengaruh aspek spasal atau faktor lokas. Konds n menyebabkan data antar pengamatan sult untuk memenuh asums regres klask sepert kehomogenan ragam ssaan. Salah satu metode yang dgunakan untuk mengatas permasalahan keheterogenan ragam ssaan akbat adanya faktor lokas pengamatan yatu Regres Terbobot Geografs (RTG). Hasl analss dengan menggunakan fungs pembobot kernel normal (Gaussan) menunjukkan bahwa model RTG lebh bak darpada model regres klask dalam menjelaskan hubungan antara TPT dan peubah penjelasnya. Hal n dbuktkan dengan nla R 2 terkoreks model RTG (92.80%) yang lebh besar dar model regres klask (52.8%). Selan tu, nla jumlah kuadrat galat dan nla AIC model RTG lebh kecl dar model regres klask. Peubah penjelas yang berpengaruh terhadap TPT secara keseluruhan yatu peubah kepadatan penduduk (x 1 ), persentase penduduk mskn (x 2 ), upah mnmum Kabupaten/Kota (x 7 ) dan persentase unt usaha ndustr besar per jumlah penduduk usa kerja (x 10 ). Dengan uj parsal parameter model RTG, dperoleh hasl bahwa dar 26 Kabupaten/Kota terdapat delapan kelompok Kabupaten/Kota dengan pola peubah penjelas yang sama dalam pengaruhnya terhadap TPT. Kata Kunc : Regres Terbobot Geografs (RTG), Kernel normal (Gaussan)

3 MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG) OKTAVIANI PRIHATININGSIH Skrps Sebaga salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statstka pada Departemen Statstka DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

4 v Judul Nama NRP : Menentukan Faktor-Faktor yang Mempengaruh Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provns Jawa Barat dengan Regres Terbobot Geografs (RTG) : Oktavan Prhatnngsh : G Menyetuju, Pembmbng I, Pembmbng II, Dr. Ir. Bud Susetyo, MS NIP Dr. Ir. M. Nur Ad, MS NIP Mengetahu, Ketua Departemen Statstka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Dr. Ir. Har Wjayanto, M.S NIP Tanggal Lulus :

5 v PRAKATA Puj syukur penuls panjatkan kehadrat Allah SWT, rabb semesta alam atas rahmat dan karuna Nya sehngga penuls dapat menyelesakan karya lmah n dengan judul Menentukan Faktor-Faktor yang Mempengaruh Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provns Jawa Barat dengan Regres Terbobot Geografs (RTG). Penuls menyadar sepenuhnya bahwa begtu banyak phak yang telah turut membantu dalam penyelesaan karya lmah n. Melalu kesempatan n, dengan segala kerendahan hat, penuls ngn mengucapkan terma kash yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Bud Susetyo, MS dan Bapak Dr.Ir. Muhammad Nur Ad, MS selaku dosen pembmbng yang telah memberkan bmbngan, saran, dan masukan kepada penuls. 2. Bapak Agus M. Soleh, MT selaku penguj luar pada sdang skrps penuls. 3. Ibu, Bapak, adkku Bambang, tante Lls yang selalu memberkan dukungan dan kash sayangnya selama n. 4. Seluruh dosen Departemen Statstka yang telah memberkan lmu dan nashat yang bermanfaat bag penuls. 5. Bu Markonah dan Bu Tr yang selalu membantu dalam admnstras penuls selama perkulahan. 6. Ka Rendrat, Mbak Lona, Mbak Ana, Ddn, Am dan Ka Rzk yang banyak membantu penuls dan member masukan yang sangat bermanfaat. 7. Sartka Lestar dan Um Nur Chasanah yang selalu member semangat dan menjaga kekompakan selama masa bmbngan dalam pembuatan karya lmah. 8. Rath, Vta, Betha dan Arma atas segala dukungan dan kebersamaannya. 9. Teman-teman Statstka 45, Statstka 44 dan Statstka Semua phak yang telah membantu penuls dan selalu memberkan dukungan dan motvas. Penuls menyadar bahwa mash banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan karya lmah n, oleh sebab tu krtk dan saran yang membangun sangat penuls harapkan guna perbakan d kemudan har. Semoga karya lmah n bermanfaat bag semua yang membacanya. Bogor, Oktober 2012 Oktavan Prhatnngsh

6 v RIWAYAT HIDUP Penuls dlahrkan d Jakarta 18 Oktober 1989 dar pasangan Bapak Prjana dan Ibu Eka Kurnash. Penuls merupakan anak pertama dar dua bersaudara. Pada tahun 2002 penuls lulus dar SDN Grogol Utara 11 PT Jakarta, d tahun 2005 penuls lulus dar SMPN 16 Jakarta. Kemudan penuls melanjutkan studnya d SMAN 29 Jakarta dan lulus tahun Pada tahun yang sama penuls dterma d Departemen Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Pertanan Bogor melalu jalur Undangan Seleks Masuk IPB (USMI). Selama mengkut perkulahan penuls aktf dalam berbaga kegatan organsas, dantaranya yatu sebaga anggota Dvs Lead Offcer Semnar Nasonal Statstka Ra ke-6 tahun 2010, anggota Departemen Analss Data Hmpunan Keprofesan Gamma Sgma Beta (GSB) perode tahun Selan tu penuls juga bergabung dalam Koms Dspln Masa Perkenalan Fakultas dan Welcome Ceremony Statstc (WCS) tahun 2011 serta anggota Dvs Sponsorshp Pesta Sans Nasonal tahun Pada bulan Februar hngga Maret 2012 penuls berkesempatan mengkut kegatan praktk lapang d PT Fortune Indonesa Tbk. dan bergabung dalam Dvs Inovaton and Bussness Development (IBD).

7 v DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... v PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Tngkat Pengangguran Terbuka... 1 Uj Keragaman Spasal... 1 Regres Terbobot Geografs (RTG)... 2 Pengujan Paramater Model RTG... 2 Pemlhan Model Terbak... 2 Anova Model RTG... 2 Akake Informaton Crteron (AIC)... 3 METODOLOGI... 3 Bahan... 3 Metode... 3 HASIL DAN PEMBAHASAN... 4 Model Regres Klask... 4 Model RTG... 5 KESIMPULAN... 7 DAFTAR PUSTAKA... 7 LAMPIRAN... 9

8 v DAFTAR TABEL Halaman 1. Penduga parameter regres klask dengan semua peubah penjelas Penduga parameter regres klask dengan peubah penjelas berpengaruh Rngkasan penduga parameter model RTG Anova uj F model RTG Perbandngan nla JKG, AIC dan R DAFTAR GAMBAR 1. Dagram pencar uj kenormalan ssaan Kolmogorov-Smrnov Plot ssaan dengan urutan ssaan pada model regres klask Plot ssaan dengan y duga pada model regres klask Grafk lebar jendela optmum Dagram pencar y amatan dan y duga model RTG dan model regres klask Dagram pencar ssaan model RTG dan model regres klask Peta keragaman spasal peubah bebas yang sgnfkan terhadap data TPT setap kabupaten/kota d Provns Jawa Barat tahun DAFTAR LAMPIRAN 1. Penduga parameter RTG dan peubah penjelas yang berpengaruh... 10

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tenaga kerja adalah modal pentng bag bergeraknya roda pembangunan d suatu negara. Internatonal Labour Organzaton (ILO) merupakan organsas duna yang berkontrbus menyedakan konsep dan statstk ketenagakerjaan duna. Salah satu target ILO yatu mengurang angka pengangguran d setap negara. D Indonesa ndkator yang basa dgunakan untuk mengukur angka pengangguran mengkut konsep ketenagakerjaan yang dgunakan ILO yatu Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) (BPS 2007). Tnggnya angka TPT sangat mungkn berhubungan dengan beberapa peubah yang mempengaruhnya. Untuk mencar hubungan antara TPT dengan peubah penjelasnya dgunakan analss statstka yatu regres klask. Pada regres klask penduga parameter yang dhaslkan berlaku global dan juga harus memenuh beberapa asums klask yatu ssaan menyebar normal, antar ssaan salng bebas, ragam ssaan homogen, dan tdak ada multkolneartas (Draper dan Smth 1992). Data pengangguran yang bersfat mengelompok menyebabkan keragaman karakterstk antar ttk pengamatan. Hal n dduga karena adanya pengaruh aspek spasal atau faktor lokas. Konds n menyebabkan data antar pengamatan sult untuk memenuh asums regres klask sepert kehomogenan ragam ssaan. Oleh karena tu dperlukan suatu permodelan yang memperhatkan faktor lokas pengamatan. Regres Terbobot Geografs (RTG) merupakan salah satu metode yang dgunakan untuk mengatas permasalahan keheterogenan ragam ssaan akbat adanya faktor lokas pengamatan (Saefuddn et al. 2011). Model RTG merupakan pengembangan dar model regres klask. Pada model RTG nla-nla penduga yang dhaslkan bersfat lokasonal sehngga setap lokas pengamatan mempunya nla koefsen regres yang berbeda-beda. Pendugaan parameter dlakukan dengan penambahan pembobot lokas. Pemlhan fungs pembobot adalah salah satu penentu hasl analss model RTG (Fotherngham et al. 2002). Pada peneltan n fungs pembobot yang dgunakan adalah fungs kernel normal Gaussan. Tujuan Tujuan dalam peneltan n adalah menerapkan Regres Terbobot Geografs untuk menentukan model TPT dan peubahpeubah yang mempengaruh TPT untuk setap Kabupaten/Kota d Provns Jawa Barat. TINJAUAN PUSTAKA Tngkat Pengangguran Terbuka Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) dukur sebaga propors jumlah penduduk yang sedang aktf mencar kerja terhadap jumlah penduduk angkatan kerja. TPT memberkan ndkas tentang penduduk usa kerja (15 tahun ke atas) yang termasuk dalam kelompok pengangguran. TPT dapat drumuskan sebaga berkut (BPS 2007): TPT = (Pencar Kerja / Angkatan Kerja) x 100 % ILO mendefnskan beberapa peubah yang berpengaruh terhadap TPT dantaranya yatu kependudukan, penddkan, upah tenaga kerja, PDRB, banyaknya pekerja d sektor formal dan nformal, nfrastruktur, serta sarana dan prasarana yang terseda d suatu wlayah. Indkator TPT n berguna sebaga acuan pemerntah untuk dbukanya lapangan kerja baru (BPS 2007). Uj Keragaman Spasal Data yang dhubungkan dengan lokas pengamatan dmana data tersebut damat dsebut dengan data spasal (Yasn 2011). Keheterogenan ragam spasal atau keragaman spasal dsebabkan karena adanya perbedaan karakterstk antar ttk lokas pengamatan. Menurut Anseln 2009 dentfkas adanya keragaman spasal dapat dlakukan dengan uj Breusch-Pagan. Hpotess yang dgunakan dalam uj Breusch-Pagan: H 0 : Keragaman antar wlayah sama H 1 : Terdapat keragaman antar wlayah Statstk uj : BP dmana: 1 2 n 1 x f = uˆ 1; uˆ ˆ dan 2 ˆ n 2 uˆ 1 f T n 1 ( y x x T ˆ' x n 1 Tolak H 0 jka BP >χ 2 (k-1) atau nla-p<α, dengan k adalah banyaknya parameter regres (Arba 2006). ) x f

10 2 Regres Terbobot Geografs (RTG) Regres Terbobot Geografs (RTG) atau Geographcally Weghted Regresson (GWR) adalah model regres lner lokal yang menghaslkan penduga parameter model yang bersfat lokal (Fotherngham et al.2002). Karena model RTG bersfat lokasonal maka nla koefsen regres untuk setap lokas pengamatan berbeda-beda. Mengngat model RTG merupakan pengembangan dar model regres klask, model RTG dapat dtulskan sebaga berkut: dmana: y x k y β 0 (u,v ) p 0 u, v ) k ( u, v ) k k 1 ( x : nla observas peubah respon ke-, = 1, 2,..., n, n = banyaknya lokas yang damat : nla observas peubah penjelas k pada pengamatan ke- : nla ntercept model regres RTG β k : vektor koefsen regres (u,v ) : menyatakan ttk koordnat (longtude, lattude) lokas ke- ε : error yang menyebar normal (0,ζ 2 ) Pendugaan parameter dlakukan dengan penambahan pembobot lokas. Pembobotan dlakukan berdasarkan nla kedekatan dengan pusat pengamatan. Jarak yang lebh dekat dengan pusat pengamatan nla pembobotnya mendekat 1. Nla pembobot semakn mendekat 0 untuk jarak yang semakn jauh dengan pusat pengamatan. Sebaga contoh, lokas ke- merupakan pusat pengamatan, maka dasumskan pengamatan yang dekat dengan lokas ke- akan memberkan pengaruh pada dugaan parameter model RTG lebh besar darpada pengamatan yang letaknya jauh dar lokas ke- (Leung et al. 2000). Penduga parameter pada RTG dapat dtulskan sebaga berkut : ˆ ' 1 ' ( u, v ) ( X w( u, v ) X) X w( u, v ) y dmana w(u,v ) adalah matrks pembobot berukuran nxn. Elemen dagonalnya merupakan pembobot lokas ke- yang nlanya dtentukan oleh jarak antar lokas pengamatan, sedangkan elemen selan dagonalnya bernla nol (Leung et al. 2000). Pada peneltan n fungs pembobot yang dgunakan yatu fungs penghalus atau fungs kernel normal Gaussan. Fungs pembobot kernel normal Gaussan dapat dtulskan sebaga berkut : 1 d j w( u, v ) exp 2 b 2 dengan d j adalah jarak eucld dar lokas ke- ke lokas ke-j, b (bandwdth) adalah lebar jendela, yatu radus suatu lngkaran dmana ttk yang berada dalam radus lngkaran danggap mash memberkan pengaruh dalam membentuk parameter model lokas ke-. Salah satu cara untuk mendapatkan nla lebar jendela optmum dengan menggunakan valdas slang (Cross Valdaton). Rumus koefsen secara matemats ddefnskan sebaga berkut: dengan yˆ ( b) adalah nla penduga y dmana pengamatan lokas ke- dhlangkan dar proses pendugaan. Nla lebar jendela optmum dperoleh dar hasl teras dengan melhat nla CV mnmum (Fotherngham et al. 2002). Pengujan Parameter Model RTG Pengujan parameter model pada setap lokas dlakukan dengan menguj parameter secara parsal. Hpotessnya dapat dtulskan sebaga berkut : H 0 : ( u, v ) 0 k CV n 2 y ˆ y ( b) 1 H 1 : k ( u, v ) 0, k 1,2,..., p Statstk uj t yang dgunakan dapat ddefnskan sebaga berkut: ˆ k ( u, v ) t k ( u, v ) Se( ˆ ( u, v )) dmana ' 2 Se( ˆ k ( u, v )) CC Se( ˆ k ( u, v )), adalah akar dar elemen dagonal ke-k matrks C C dkalkan nla KTG model RTG, C =(X w(u,v )X) -1 X w(u,v ). Tolak H 0 jka nla t k (u,v ) > t (v;α/2), dmana v adalah derajat bebas (n-k-1), k adalah banyaknya peubah penjelas yang dgunakan (Nakaya et al. 2005). Pemlhan Model Terbak Anova Model RTG Uj yang dlakukan untuk melhat adanya perbedaan sgnfkan antara model RTG dan model regres klask adalah uj F menurut Brunsdon et al. pada Saefuddn et al Hpotess yang dgunakan sebaga berkut: H 0 : Tdak ada perbedaan sgnfkan antara model regres klask dan model RTG H 1 : Ada perbedaan sgnfkan antara model regres klask dan model RTG k

11 3 Statstk uj yang dgunakan dapat d tulskan sebaga berkut : RTG mprovement = JKG regres klask - JKG RTG ( RTG F JKG mprovement RTG / / v ) dengan RTG mprovement adalah jumlah kuadrat galat model regres klask dkurang dengan jumlah kuadrat galat model RTG, δ = tr[(i- S) (I-S)], =1,2, v 1 = n-p-1- δ, S merupakan matrks proyeks dmana yˆ Sy. Tolak H 0 jka nla F > F tabel dengan derajat pemblang v 2 1 /v 2 dan derajat penyebut δ 2 1 / δ 2, v 2 = n-p-1-2δ +δ 2 (Saefuddn et al. 2011). Akake Informaton Crteron (AIC) Pemlhan model terbak antara model RTG dan model regres klask dapat dlakukan dengan melhat nla jumlah kuadrat galat yang terkecl, nla R 2 yang terbesar dan nla Akake Informaton Crteron (AIC) terkecl (Fotherngham et al. 2002). Pemlhan model terbak dengan menggunakan nla Akake Informaton Crteron (AIC) terkecl dapat dtulskan sebaga berkut (Fotherngham et al. 2002) : AIC 2nlog ( ˆ) nlog (2 ) n tr( S) e dengan ˆ adalah nla penduga standar devas dar error hasl pendugaan maksmum lkelhood, yatu 2 RSS ˆ, dan tr(s) adalah n teras dar matrks proyeks dmana yˆ Sy. METODOLOGI Bahan Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder yang dperoleh dar publkas Badan Pusat Statstk yatu Jawa Barat Dalam Angka, Produk Domestk Regonal Bruto Kabupaten/Kota d Indonesa dan Keadaan Angkatan Kerja d Indonesa. Data pengamatan yang dgunakan adalah data pada setap Kabupaten/Kota d Provns Jawa Barat pada tahun 2009 yang terdr dar 26 Kabupaten/Kota. Berkut peubah-peubah yang dgunakan dalam analss : a. Peubah respon : Y : persentase TPT (%) b. Peubah penjelas terdr dar : x 1 : Kepadatan penduduk (jwa/km 2 ) x 2 : Persentase penduduk mskn (%) x 3 : Persentase penduduk usa kerja dengan penddkan terakhr SMP (%) x 4 : PDRB per Kabupaten/Kota (Mlyar) x 5 : Persentase penduduk usa kerja bekerja d sektor pertanan (%) e 1 1 x 6 : Persentase penduduk usa kerja bekerja d sektor nformal (%) x 7 : Upah mnmum Kabupaten/Kota (Ratus rbu rupah) x 8 : Panjang jalan Kabupaten/Kota dengan konds rusak (km) x 9 : Persentase unt usaha ndustr kecl menengah per jumlah penduduk usa kerja (%) x 10 : Persentase unt usaha ndustr besar per jumlah penduduk usa kerja (%) Ttk pengamatan yang dplh yatu ttk pusat pemerntahan d setap Kabupaten/Kota. Untuk tu dperlukan data koordnat longtude (bujur) dan lattude (lntang) dengan menggunakan perangkat lunak ArcGs vers 9.3. Perangkat lunak ArcGs vers 9.3 juga dperlukan dalam pembuatan peta keragaman spasal. Sedangkan untuk proses analss data menggunakan perangkat lunak R vers dan Mntab vers 16. Metode Peneltan n dlakukan melalu beberapa tahapan sebaga berkut: 1. Menentukan peubah penjelas yang dgunakan. 2. Menduga parameter model regres klask dengan metode kuadrat terkecl dan melakukan uj parsal parameter. 3. Melakukan pemerksaan asums regres klask. Asums kenormalan ssaan dengan uj Kolmogorov-Smrnov, jka nla-p > α maka terma H 0 yang artnya ssaan menyebar normal. Pemerksaan asums multkolneartas dengan melhat nla Varance Inflaton Factors (VIF), jka nla VIF < 10 maka tdak ada multkolneartas antar peubah penjelas (Gujarat 2004). Pemerksaan asums kebebasan ssaan dan kehomogenan ssaan dlakukan secara eksploratf. 4. Melakukan uj keragaman spasal dengan menggunakan uj Breusch-Pagan untuk melhat keragaman spasal pada data. 5. Menghtung matrks pembobot w(u,v ) untuk = 1, 2,..., 26 dengan terlebh dulu menentukan bandwdth optmum menggunakan teknk Cross Valdaton (CV) untuk fungs kernel normal Gaussan. 6. Menduga parameter model RTG dengan metode kuadrat terkecl terbobot dan melakukan uj parsal parameter untuk setap Kabupaten/Kota. 7. Melhat model terbak antara model regres klask dan model RTG dengan uj F, melhat nla R 2, jumlah kuadrat galat dan AIC masng-masng model.

12 4 8. Mendeskrpskan peta keragaman spasal untuk TPT d Provns Jawa Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regres Klask Sebelum menggunakan model RTG untuk menganalss data dgunakan terlebh dahulu model regres klask. Model regres klask dgunakan untuk mengetahu peubah penjelas mana saja yang berpengaruh sgnfkan terhadap TPT d Provns Jawa Barat tanpa melbatkan faktor lokas pengamatan. Hasl dugaan parameter dengan menggunakan model regres klask dapat dlhat pada Tabel 1. Tabel 1 Penduga parameter model regres klask dengan semua peubah penjelas Peubah Koefsen Galat Baku nla-p Konstanta x * x ** x x x x x * x x x * Keterangan : *) nyata pada α= 5%, **) nyata pada α=10% Dar Tabel 1 dapat dlhat peubah penjelas yang berpengaruh terhadap TPT adalah peubah penjelas x 1, x 7, x 10 pada taraf nyata 5% serta x 2 pada taraf nyata 10% dan menghaslkan R 2 terkoreks sebesar 51.8%. Setelah melhat peubah penjelas mana saja yang berpengaruh terhadap TPT dlakukan lag analss regres klask dengan hanya menggunakan peubah penjelas yang berpengaruh. Tabel 2 Penduga parameter model regres klask dengan peubah penjelas berpengaruh Peubah Koefsen Galat Baku nla-p Konstanta VIF x * 1.54 x ** 1.91 x * 1.60 x * 1.12 Keterangan : *) nyata pada α= 5%, **) nyata pada α=10% Uj F menghaslkan nla-p sebesar 0.00 maka tolak H 0 pada taraf nyata 5% yang artnya model regres dengan empat peubah penjelas tersebut memlk pengaruh yang nyata terhadap TPT. Pada Tabel 2 dapat dlhat peubah penjelas yang secara keseluruhan berpengaruh terhadap TPT adalah peubah penjelas x 1, x 7, x 10 pada taraf nyata 5% serta x 2 pada taraf nyata 10% dan menghaslkan R 2 terkoreks sebesar 52.8%. Uj asums kenormalan ssaan dengan menggunakan uj Kolmogorov-Smrnov menghaslkan nla-p lebh besar dar taraf nyata 5% yang berart terma H 0 yatu ssaan menyebar normal. Dagram pencar uj kenormalan ssaan dengan menggunakan uj Kolmogorov-Smrnov dapat dlhat pada Gambar 1. nla-p= >0.15 Gambar 1 Dagram pencar uj kenormalan ssaan Kolmogorov-Smrnov Untuk mengetahu adanya multkolneartas antar peubah penjelas dapat dlakukan dengan melhat nla Varance Inflaton Factors (VIF) yang nlanya lebh besar dar 10. Pada Tabel 2 dapat dlhat bahwa nla VIF semua peubah penjelas kurang dar 10 yang artnya tdak ada multkolneartas antar peubah penjelas. Gambar 2 Plot ssaan dengan urutan ssaan pada model regres klask Untuk memerksa asums kebebasan ssaan dlakukan secara eksploratf dengan melhat plot antara ssaan dengan urutan ssaan pada Gambar 2. Plot ssaan dengan urutan ssaan tdak menunjukkan pola tertentu yang artnya antar ssaan salng bebas. Pemerksaan asums kehomogenan ragam ssaan juga

13 5 dlakukan secara eksploratf yatu dengan melhat plot tebaran ssaan dengan y duga pada Gambar 3. Dar plot ssaan dengan y duga dapat dndkaskan terdapat pelanggaran asums kehomogenan ragam ssaan. Hal tu dapat dlhat dar lebar pta tebaran yang tdak sama. Gambar 3 Plot ssaan dengan y duga pada model regres klask Dengan tdak terpenuhnya asums kehomogenan ragam ssaan dduga terdapat efek spasal pada data d setap Kabupaten/Kota. Identfkas adanya keragaman spasal dlakukan dengan menggunakan uj Breusch-Pagan. Nla-p yang dhaslkan sebesar lebh kecl dar taraf nyata 5% maka tolak H 0 yang artnya terdapat keragaman spasal antar Kabupaten/Kota. Model RTG Langkah pertama dalam analss model RTG yatu mencar nla bandwdth (lebar jendela) optmum yang dgunakan untuk menentukan matrks pembobot. Nla lebar jendela optmum dperoleh dar hasl teras dengan melhat nla CV mnmum. Sebaga contoh, dagonal matrks pembobot untuk Kabupaten Bogor dengan menggunakan jarak eucldan dapat dtulskan sebaga berkut : w(u,v ) = {1.000; 0.321; 0.133; 0.015; 0.001; 0.000; 0.000; 0.000; 0.000; 0.000; 0.000; 0.000; 0.019; 0.158; 0.159; 0.359; 0.109; 0.992; 0.491; 0.024; 0.000; 0.601; 0.885; 0.052; 0.000; 0.000} Karena model RTG menduga parameter setap lokas maka setap Kabupaten/Kota masng-masng memlk matrks pembobot sehngga model yang dhaslkan sebanyak lokas pengamatan yatu sebanyak 26 model TPT. Rngkasan penduga parameter pada tap lokas dapat dlhat pada Tabel 3. Untuk keseluruhan model TPT serta hasl uj parsal parameter untuk setap Kabupaten/Kota dapat dlhat pada Lampran 1. Tabel 3 Rngkasan penduga parameter model RTG Peubah Mn Medan Maks b b b b b Pada Tabel 4 dapat dlhat anova uj F untuk model RTG. Nla uj F sebesar 4.22 sedangkan nla F tabel pada taraf nyata 5% yatu 2.97, sehngga tolak H0 yang berart terdapat perbedaan yang sgnfkan antara model regres klask dengan model RTG. Tabel 4 Anova uj F model RTG db JK KT F ht RTG mprovement RTG ssaan Gambar 4 Grafk lebar jendela optmum Pada Gambar 4 dapat dlhat nla CV yang mnmum menghaslkan nla lebar jendela optmum sebesar km. Sehngga fungs pembobot dengan kernel normal Gaussan menjad : 2 1 d j wj( u, v ) exp y duga y amatan Lnear (MKT) Lnear (RTG) Gambar 5 Dagram pencar y amatan dan y duga model RTG dan model regres klask

14 6 Pada Gambar 5 dapat dlhat dagram pencar antara nla y amatan dan y duga dengan menggunakan model regres klask dan model RTG. Model regres klask dgambarkan dengan gars putus-putus sedangkan model RTG dgambarkan dengan gars lurus, terlhat bahwa terdapat perbedaan antara model regres klask dan model RTG. Karena uj F dan dagram pencar antara nla y amatan dan y duga dengan menggunakan model regres klask dan model RTG menunjukkan adanya perbedaan, maka dlakukan pemlhan model terbak antara kedua model tersebut dengan melhat nla jumlah kuadrat galat, nla AIC dan serta R 2 yang dhaslkan pada setap model. Berdasarkan Tabel 5 dapat dlhat bahwa nla jumlah kuadrat galat dan nla AIC pada model RTG lebh kecl dar nla jumlah kuadrat galat dan nla AIC pada model regres klask serta nla R 2 model RTG yang lebh besar dar nla R 2 model regres klask. Secara keseluruhan dapat dsmpulkan bahwa model RTG lebh bak darpada model regres klask. Tabel 5 Perbandngan nla JKG, AIC, dan R 2 Model JKG AIC R 2 Model RTG % Model Regres Klask % Dapat dlhat dagram pencar ssaan model regres klask dan model RTG pada Gambar 6. Nla ssaan untuk setap Kabupaten/Kota d Provns Jawa Barat pada model RTG relatf lebh kecl darpada model regres klask. Hal tu menunjukkan model RTG lebh bak darpada model regres klask dalam menggambarkan keragaman spasal dan menjelaskan hubungan TPT dengan peubah penjelasnya. S s a a n Pengamatan MKT RTG Gambar 6 Dagram pencar ssaan model RTG dengan model regres klask Sepert yang sudah djelaskan sebelumnya bahwa model RTG bersfat lokal d setap ttk atau lokas dmana data tersebut damat dan tdak berlaku untuk wlayah lan. Oleh karena tu dperlukan uj parsal parameter untuk tap lokas pengamatan. Dengan taraf nyata 5% dan derajat bebas 21 dperoleh nla t pada tabel sebesar Pada Lampran 1 dapat dlhat hasl uj parsal parameter pada model RTG serta peubah penjelas mana saja yang secara lokal berpengaruh terhadap TPT d setap Kabupaten/Kota. Peubah penjelas yang berpengaruh d setap Kabupaten/Kota dapat dlhat pada peta keragaman spasal pada Gambar 7. Dar 26 Kabupaten/Kota terdapat delapan kelompok Kabupaten/Kota dengan pola peubah penjelas yang sama dalam pengaruhnya terhadap TPT. Pada kelompok pertama peubah penjelas yang berpengaruh d Kabupaten Cams dan Kota Banjar yang dtunjukkan dengan warna kunng adalah peubah penjelas kepadatan penduduk. Kelompok kedua dengan peubah penjelas yang berpengaruh adalah upah mnmum Kabupaten/Kota yatu Kabupaten Garut, Kabupaten Taskmalaya dan Kota Taskmalaya yang dtunjukkan dengan warna cokelat pada peta. Kelompok ketga peubah penjelas yang berpengaruh d Kabupaten Crebon dan Kota Crebon yang dtunjukkan dengan warna merah muda adalah peubah penjelas kepadatan penduduk dan presentase penduduk mskn. Pada kelompok empat yang dtunjukkan dengan warna bru tua yatu Kabupaten Kunngan, Kabupaten Sumedang dan Kota Bandung peubah penjelas yang berpengaruh adalah kepadatan penduduk dan upah mnmum Kabupaten/Kota. Pada kelompok lma, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang dan Kota Cmah peubah penjelas yang berpengaruh yatu kepadatan penduduk, presentase penduduk mskn dan upah mnmum Kabupaten/Kota yang dtunjukkan dengan warna abu-abu pada peta. Kelompok enam peubah penjelas yang berpengaruh yatu kepadatan penduduk, presentase penduduk mskn, dan presentase unt usaha ndustr besar dtunjukkan dengan warna hjau yatu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabum, Kabupaten Canjur, Kota Bogor dan Kota Sukabum. Kelompok tujuh yang hanya terdr dar Kabupaten Bandung peubah penjelas yang berpengaruh yatu kepadatan penduduk, upah mnmum Kabupaten/Kota, dan presentase unt usaha ndustr besar yang dtunjukkan dengan warna bru muda pada peta. Untuk wlayah dengan warna ungu yatu kelompok delapan yang terdr dar Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten

15 7 Bandung Barat, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekas, Kota Bekas dan Kota Depok semua peubah penjelas berpengaruh terhadap TPT. Setap Kabupaten/Kota mempunya nla koefsen model yang berbeda, ada yang berpengaruh postf dan berpengaruh negatf. Peubah penjelas tersebut secara bersama-sama mempengaruh TPT d wlayah dengan warna yang sama. Model lokal dengan peubah penjelas yang berpengaruh d setap lokas pengamatan dapat membantu optmalnya program-program pemerntah daerah dem mengurang angka pengangguran dengan permasalahan berbeda yang ada d tap daerah. Gambar 7 Peta keragaman spasal peubah penjelas yang sgnfkan terhadap data TPT setap Kabupaten/Kota d Provns Jawa Barat tahun 2009 KESIMPULAN Pada data Tngkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provns Jawa Barat tahun 2009 terdapat keragaman spasal. Uj F model RTG dengan taraf nyata 5% menympulkan bahwa model RTG berbeda nyata dengan model regres klask dalam menjelaskan hubungan antara TPT dengan peubah penjelasnya. Selan tu dlhat dar nla jumlah kuadrat galat, AIC dan R 2 dapat dsmpulkan model RTG lebh bak darpada model regres klask. Secara keseluruhan peubah penjelas yang berpengaruh terhadap TPT yatu kepadatan penduduk, persentase penduduk mskn, upah mnmum Kabupaten/Kota dan persentase unt usaha ndustr besar per jumlah penduduk usa kerja. Dar 26 Kabupaten/Kota terdapat delapan kelompok Kabupaten/Kota dengan pola peubah penjelas yang sama dalam pengaruhnya terhadap TPT. DAFTAR PUSTAKA Anseln L Spatal Regresson. Fotherngham AS, Rogerson PA, edtor, Handbook of Spatal Analyss. London: Sage Publcatons. Arba G Spatal Econometrcs: Statstcal Foundaton and Applcaton to Regonal Convergence. Berln: Sprnger. BPS Analss Perkembangan Statstk Ketenagakerjaan (Laporan Sosal Indonesa 2007). Jakarta: Badan Pusat Statstk. BPS Perkembangan Beberapa Indkator Utama Sosal-Ekonom Indonesa. Jakarta: Badan Pusat Statstk. Draper NR, Smth H Analss Regres Terapan. Sumantr B., penerjemah. Jakarta: PT Grameda Pustaka Utama. Terjemahan dar: Appled Regresson Analyss. Fotherngham AS, Brunsdon C, Chartlon M Geographcally Weghted

16 8 Regresson, the Analyss of Spatally Varyng Relatonshps. John Wley & Sons, LTD: England. ISBN Gujarat DN Basc Econometrcs Fourth Edton. New York : The McGraw Hll Companes. Leung Y, Me CL, Zhang WX. 2000a, Statstc Tests for Spatal Non-Statonarty Based on the Geographcally Weghted Regresson Model, Envronment and Plannng A, Nakaya T, Fotherngham AS, Brunsdon C, Charlton M Geographcally Weghted Posson Regresson for Dsease Assocaton Mappng. Statstcs n Medcne, Volume 24 Issue 17, pages Saefuddn A, Nur And S, Noer Azam A On Comparsson between Ordnary Lnear Regresson and Geographcally Weghted Regresson: Wth Applcaton to Indonesan Poverty Data. European Journal of Scentfc Research. Euro Journals Publshng, Inc. Yasn H Model Mxed Geographcally Weghted Regresson (Stud Kasus: Persentase Rumah Tangga Mskn d Kabupaten Mojokerto Tahun 2008) [Tess] Jurusan Statstka. Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan. Insttut Teknolog Sepuluh November.

17 LAMPIRAN

18 1 Lampran 1 Penduga parameter RTG dan peubah penjelas yang berpengaruh No. Kab/Kota b 0 b 1 b 2 b 7 b 10 Ssaan R 2 t ht b 0 t ht b 1 t ht b 2 t ht b 7 t ht b 10 t tabel (21;0.025) = Kab. Bogor x 1, x 2, x 10 2 Kab. Sukabum x 1, x 2, x 10 3 Kab. Canjur x 1, x 2, x 10 4 Kab. Bandung x 1, x 7, x 10 5 Kab. Garut x 7 6 Kab. Taskmalaya x 7 7 Kab. Cams x 1 8 Kab. Kunngan x 1, x 7 9 Kab. Crebon x 1, x 2 10 Kab. Majalengka x 1, x 2, x 7 11 Kab. Sumedang x 1, x 7 12 Kab. Indramayu x 1, x 2, x 7, x Kab. Subang x 1, x 2, x 7 14 Kab. Purwakarta x 1, x 2, x 7, x Kab. Karawang x 1, x 2, x 7, x Kab. Bekas x 1, x 2, x 7, x Kab. Bandung Barat x 1, x 2, x 7, x Kota Bogor x 1,x 2,x Kota Sukabum x 1,x 2,x Kota Bandung x 1, x 7 21 Kota Crebon x 1, x 2 22 Kota Bekas x 1, x 2, x 7, x Kota Depok x 1, x 2, x 7, x Kota Cmah x 1, x 2, x 7 25 Kota Taskmalaya x 7 26 Kota Banjar x 1 10

19

20 1

21 1

22 1

23

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah The 6 th Unversty Research Colloquum 017 Unverstas Muhammadyah Magelang Penerapan Model Geographcally Weghted Posson Regresson pada Jumlah Kematan Ibu d Provns Jawa Tengah Isca Yuntasar1, Sr Sulstjowat

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 575-584 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur) ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Stud Kasus Data PDRB per Kapta d Provns Jawa Tmur) Wahyu Sr Lestar ), Gandh Pawtan ), Mndra Jaya 3) ) Mahasswa Program Magster

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Statstka, Vol. 3, No., November 015 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Pada Tngkat Kemsknan d Provns Jawa Tengah Monca Frda Agustna 1, Rochd Wasono, Moh. Yamn Darsyah 3 1,,3) Program Stud

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH La Mftakhul Janah 1, TanWahyu Utam 2 1, emal: lamftakhul7@gmal.com

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression Pemodelan Angka Harapan Hdup Propns Jawa Tmur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographcally Weghted Regresson Oleh : Lus Frdal (13732) Dosen Pembmbng : Dr. Purhad, M. Sc BACK LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) Prosdng Semnar Nasonal MIPA 06 Peran Peneltan Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Jatnangor, 7-8 8 Oktober 06 ISBN 978-60 60-76 76-- Pemodelan Tngkat Kesejahteraan Penduduk Propns Kalmantan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur D-414 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruh Produks Pad d Jawa Tmur Ajeng D. P. Sar dan Wwek Setya Wnahju Jurusan Statstka, Fakultas

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK Marsa Rfada 1, Nur Chamdah 2, Toha Safudn 3 1,2,3 Departemen Matematka, Fakultas Sans

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel atau lebih dari dua variabel independen X 1, X 2, X 3,...,X i terhadap satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel atau lebih dari dua variabel independen X 1, X 2, X 3,...,X i terhadap satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analss Regres Berganda Analss regres berganda adalah suatu metode untuk meramalkan nla pengaruh dua varabel ndependen atau lebh terhadap satu varabel dependen. Lebh mudahnya

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression Faktor yang Mempengaruh Kematan Ibu Haml d Jawa Tmur Dengan Menggunakan Metode Geographcally Weghted Posson Regresson Rfk Arsta-1311.105.009 rfk11@mhs.statstka.ts.ac.d Pembmbng : Ir. Mutah Salamah, M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN: Prosdng Semnar Nasonal Matematka, Statstka, dan Aplkasnya 7 3 September 7, Samarnda, Indonesa ISBN: 978-6-53--3 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Dengan Fungs Kernel Adaptve Gaussan Untuk

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh Analss Regres 1 Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan nla harapannya E[Y x] E[Y x] y b

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL Heru Wbowo, Suyono, Wdyant Rahayu Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Neger Jakarta

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2.

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2. p-issn 1979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 9() 016: 133-147 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION PADA INGKA PENGANGGURAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakultas Sans dan Matematka, UKSW Salatga, 21 Jun 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR Andyono; Rokhana Dw Bekt; Edy Irwansyah Computer Scence Department, School

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

Rahmadeni 1, Zulya Desmita 2 ABSTRAK. Kata Kunci: Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Generalized Poisson, Regresi Poisson.

Rahmadeni 1, Zulya Desmita 2 ABSTRAK. Kata Kunci: Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Generalized Poisson, Regresi Poisson. Jurnal Sans Matematka dan Statstka, Vol. No. Jul 16 ISSN 46-454 Perbandngan Model Regres Generalzed Posson Dan Bnomal Negatf Untuk Mengatas Overdspers Pada Regres Posson (Stud Kasus: Penderta Flarass d

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH Dw Wra Prawaty 110502294 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Prnt) C-119 Faktor - Faktor yang Mempengaruh Alh Fungs Lahan Pertanan Sebaga paya Predks Perkembangan Lahan Pertanand Kabupaten Lamongan Mersa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR)

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR) JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., () (98X Prnt) D9 Pemodelan Jumlah Kasus Penyakt etanus Neonatorum d Jawa mur ahun dengan Geographcally Weghted ZeroInflated Posson Regresson (GWZIPR) Rath Kumala Puspa

Lebih terperinci

PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH. Charles E. Mongi 1)

PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH. Charles E. Mongi 1) PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH Charles E. Mong 1) 1) Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Samratulang, Manado emal: charlesmong@ymal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci