Kajian Teoritis Persamaan Medan Gravitasi Einstein dengan Transformasi Metrik Schwarzschild dalam Sistem Dua Koordinat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Teoritis Persamaan Medan Gravitasi Einstein dengan Transformasi Metrik Schwarzschild dalam Sistem Dua Koordinat"

Transkripsi

1 Kajian Teoitis Pesamaan Medan Gavitasi Einstein dengan Tansfomasi Metik Shwashild dalam Sistem Dua Koodinat ) Sabam P. Simbolon 2) Tenang Ginting 3) Tua aja Simbolon Juusan Fisika Teoitis Fakultas MIPA USU Mahasiswa FISIKA FMIPA 2 Dosen Pembimbing FISIKA FMIPA 3 Depatemen FISIKA FMIPA Jl. Bioteknologi No USU simbolonsabam@yahoo.om ABSTAK Telah dilakukan kajian teoitis mengenai tansfomasi metik Shwashild dalam sistem dua koodinat, pengkajian tansfomasi metik Shwashild dalam sistem dua koodinat ini, yaitu koodinat katesian dan uang- waktu dipeepat seagam dalam uang waktu data seta efek lokal suatu medan gavitasi pada uang lengkung. Medan gavitasi pada uang lengkung ini dipilih medan Shwashild yang biasanya dinyatakan dalam uang spasial bola. Melalui tansfomasi tesebut, metiknya mengandung dua suku : () suku yang behubungan dengan elemen gais dalam keangka dipeepat seagam, dan (2) suku yang behubungan dengan kelengkungan seta bekaitan dengan penyimpangan geodesik yang meupakan efek dai kelengkungan uang waktu. Sehingga dai hasil yang dipeoleh mempelihatkan adanya kesamaan antaa massa gavitasi dan massa inesial yang kaitannya dengan Teoi elativitas Umum dapat menjelaskan efek lokal dalam suatu medan gavitasi. Kata kuni : tansfomasi, koodinat, metik Shwashild ABSTACT Teoitial studies have been made egading the tansfomation of the Shwashild meti in two oodinates, the Shwashild meti tansfomation study in two oodinates: oodinates Catesian and aeleated time-spae unifom in no time flat spaes as well as loal effets of a gavitational field in uved spae. Gavitational field in uved spae is hosen the Shwashild field is usually epessed in spatial spae balls. Though these tansfomations, thei metis ontain two people: () the ates assoiated with elements within the famewok of the aeleated line unifom, and (2) the tibe assoiated with the uvatue and geodesi deviation with egad to the effet of the uvatue of spae time. So that the esults obtained fom the eistene of similaities between inetial mass and gavitational mass ae elation with the theoy of geneal elativity an eplain loal effet in the gavitational field. Key wods: Tansfomation, oodinates, Shwashild s meti. Lata Belakang Kal Shwashild adalah seoang ilmuan astonomi Jeman yang petama kali memeahkan pesamaan medan gavitasi Einstein seaa eksak pada tahun 96, yang dimaksud dengan pemeahan medan gavitasi Einstein adalah beliau mendapatkan komponen-komponen tenso metik dai kuadat metiknya uang waktu lengkung yang memenuhi hubungan antaa pesamaan medan Einstein. Metik yang didapat Shwashild ini dalam teoi keelatifanya disebut dengan metik Shwashild. Teoi elativitas Umum (TU) Einstein adalaah teoi yang menyatakan bahwa gavitasi bukan sepeti halnya gaya lain, namun gavitasi meupakan efek dai kelengkungan uangwaktu kaena adanya penyebaan massa dan enegi didalam uang waktu tesebut. Teoi elativitas Umum (TU) ini dibangun oleh dua asas, yaitu yang petama : Asas kesetaaan (Piniple of equivalene) dan yang kedua adalah kovaiansi umum (Geneal Covaine). Asas kesetaaan bebunyi, Tidak ada peobaan yang dapat dilakukan dalam daeah keil (Lokal) yang dapat membedakan medan gavitasi dengan sistem dipeepat yang setaa. Salah satu

2 impliksai asas kesetaaan adalah kesamaan massa gavitasi dan massa inesia. Sifat ini memungkinkan untuk menghilangkan efek gavitasi yang munul dengan menggunakan keangka auan yang sesuai. Hal ini meupakan konsekuensi dai medan gavitasi yaitu semua benda yang beada di dalamnya akan measakan peepatan yang sama seta tidak begantung pada ukuan maupun massanya. (into Anugaha, 2005) Salah satu fondasi teoi elativitas umum adalah pinsip kesetaaan (piniple of equivalene). Ohanian (977) menyatakan bahwa ada dua jenis pinsip kesetaaan. Jenis petama adalah pinsip kesetaaan lemah (weak piniple of equivalene) yang menyatakan bahwa dalam suatu medan gavitasi, seluuh patikel uji dengan keepatan awal yang sama akan jatuh dengan peepatan yang sama. Jenis yang kedua adalah pinsip kesetaaan kuat (stong piniple of equivalene) yang bebunyi, dalam seluuh laboatoium yang jatuh bebas seta tak beotasi, hasil- hasil dai sembaang peobaan lokal adalah sama, tidak tegantung dai medan gavitasi yang beada di sekita laboatoium tesebut.. Tujuan Penelitian. Untuk mengkaji pinsip Teoi elativitas Umum yang diteapkan di dalam tansfomasi metik Shwashild ke dalam sistem dua koodinat. 2. Untuk mengkaji pinsip kesetaaan pada kesamaan antaa Massa Gavitasi dan Massa Inesial. 3. Untuk mengkaji hubungan antaa keangka dipeepat seagam dalam uang waktu data seta efek lokal suatu Medan gavitasi pada uang lengkung..2 Manfaat Penelitian. Sebagai sumbe pustaka mengenai tansfomasi metik Shwashild 2. Sebagai penambahan wawasan bagi penulis maupun pembaa mengenai tansfomasi metik Shwashild. 3. Sebagai sumbe infomasi mengenai pinsip kesetaaan yang membawa konsekuensi pada kesamaan antaa massa gavitasi dan massa inesial..3 umusan Masalah Adapun umusan masalah dalam penulisan skipsi ini adalah bagaimana hubungan antaa keangka dipeepat seagam dalam uang waktu data seta efek lokal suatu medan gavitasi dengan menggunakan tansfomasi metik Shwashild..4 Batasan Masalah a. Penjelasan Teoi elativitas Umum (TU) tentang tansfomasi metik Shwashild dalam dua koodinat. b. Pinsip kesetaaan konsekuensi pada kesamaan antaa Massa Gavitasi (MG) dan Massa Inesial (MI).. Hubungan antaa keangka dipeepat seagam dalam uang waktu data seta efek lokal suatu medan gavitasi pada uang lengkung. II. Tinjauan Pustaka 2. Teoi elativitas Umum Einstein Tenso adalah besaan yang meupakan peluasan dai vekto, sepeti halnya vekto meupakan peluasan dai besaan skala. Tenso memiliki komponen-komponen sepeti halnya vekto. Besaan vekto sangat penting dalam fisika kaena ia menyatakan objek dengan kaedah-kaedah yang tetap sama meskipun keangka auan yang dipilih beubahubah. Peubahan keangka auan memang menyebabkan nilai komponen tenso beubah pula, namun kaedah-kaedah yang belaku bagi komponen tenso tetap tidak beubah. Teoi elativitas umum adalah salah satu teoi fisika moden yang ukup besa peanannya dalam meneangkan stuktu uang waktu dan jagad aya. Teoi ini adalah teoi yang indah memiliki daya pikat amalan tehadap gejala alam yang ukup menaik, namun memiliki pesyaatan matematika beupa analisis tenso. Kaena itu akan disajikan analisis tenso sebagai jembatan untuk memahami teoi elativitas umum. 2.2 Pinsip Ekuivalensi Ketika Newton meumuskan hukum geak dan hukum gavitasinya, ia mendefenisikan massa inesial dan massa gavitasi. Massa inesial diuku bedasakan ukuan kelembaman suatu benda tehadap gaya doong atau gaya taik yang bekeja, sedangkan massa gavitasi diuku bedasakan pengauh gaya gavitasi pada benda tesebut. Paa ekspeimentalis sejak aman Newton hingga petengahan abad ke-20 telah beusaha membuktikan kesetaaan antaa kedua jenis massa tesebut. Dengan 2

3 peobaan yang paling tekenal adalah peobaan Eotvos yang membuktikan bahwa kedua massa tesebut setaa. Bedasakan bukti ekspeimen tesebut, akhinya Einstein menyimpulkan dalam postulatnya yang tekenal dengan nama Pinsip Ekuivalensi Massa bahwa, Gaya gavitasi dan gaya inesial yang bekeja pada benda tunggal adalah sama dan tidak tebedakan (indistinguisable) satu sama lain. Konsekuensinya adalah bahwa tidak ada lagi keangka auan inesial. 2.3 Pinsip Kovaiansi Umum Akibat pinsip ekuivalensi massa yang menyebabkan tidak adanya keangka auan inesial, maka pinsip elativitas khusus menyatakan bahwa hukum-hukum fisika belaku sama pada keangka auan inesial tidaklah belaku umum. Oleh kaena itu, Einstein meumuskan postulat keduanya yang tekenal dengan nama Pinsip Kovaiansi Umum yang menyatakan bahwa, Semua hukum-hukum fisika belaku sama pada semua keangka auan tanpa keuali. Konsekuensinya adalah setiap besaan fisika hauslah dinyatakan dalam bentuk umum dan tidak begantung pada koodinat dimana ia didefenisikan. Atinya semua besaan fisika haus dinyatakan dalam bentuk tenso. Sepeti di dalam elativitas khusus, hukum-hukum geak dinyatakan dalam bentuk yang invaian tehadap tansfomasi Loent dengan konsekuensi dipekenalkannya konsep uang dan waktu dimensi 4 dengan metik Minkowski. Genealisasinya, teoi elativitas umum menyatakan bahwa hukum-hukum fisika haus invaian tehadap tansfomasi umum dengan konsep uang-waktu 4 dimensi. 2.4 Asas Kesetaaan Dalam teoi keelativan umum Albet Einstein mengemukakan asas kesetaaan, yang meintis jalan penetusan teoi keelativan umum lima tahun kemudian. Teoi ini pada dasanya menyatakan, bahwa semua hukum fisika besifat mutlak atau tak ubah tehadap setiap pengamat, temasuk yang begeak dengan peepatan. Salah satu hukum fisika sedehana untuk menyatakan ini, yakni hukum kelembaman. Menuut hukum ini, apabila semua gaya yang bekeja pada semua benda yang meniadakan pengauh, maka benda tesebut akan beada pada keadaan diam atau begeak dengan keepatan yang aah atau besanya tetap. Einstein mengemukakan asas kesetaaan pada tahun 9 yang mengatakan bahwa: dalam sistem pengamatan yang jatuh bebas dalam gaya beat (sistem ketaklemabaman), hukum fisika tetap belaku sepeti halnya dalam sistem pengamatan tanpa medan gaya beat (Sistem kelembaman) dan bahwa gaya kelembaman (atau khayal) setaa dengan gaya beat. Kaena gaya kelembaman begantung pada massa ukuan dan gaya beat begantung pada massa ukuan beat, maka asas kesetaaan diatas mengungkapkan bahwa kedua jenis massa ini sebenanya adalah setaa, atau lebih tegas lagi sama besa. Dalam teoi keelativan umum Albet Einstein mengemukakan asas kesetaaan, yang meintis jalan penetusan teoi keelativan umum lima tahun kemudian. Teoi ini pada dasanya menyatakan, bahwa semua hukum fisika besifat mutlak atau tak ubah tehadap setiap pengamat, temasuk yang begeak dengan peepatan. Salah satu hukum fisika sedehana untuk menyatakan ini, yakni hukum kelembaman. Menuut hukum ini, apabila semua gaya yang bekeja pada semua benda yang meniadakan pengauh, maka benda tesebut akan beada pada keadaan diam atau begeak dengan keepatan yang aah atau besanya tetap. 2.5 Teoi elativitas Umum dalam Metik Shwashild Peneapan Teoi elativitas Umum dalam pesamaan gavitasi Einstein yang mengabaikan tetapan kosmologi yang diumuskan sebagai beikut : = ( 8πG 2 ) T (2.) Dengan pesamaan diatas akan diteapkan untuk menelaah bebeapa gejala alam. Petama kali akan dituunkan solusi pesaam gavitasi Einstein untuk objek statik bemassa M yang diletakkan pada pusat koodinat dengan pemilihan koodinat empat dimensi beupa tiga dimensi koodinat uang pola (, θ, φ ) dan satu dimensi koodinat waktu (t), yang dikenal sebagai solusi Shwashild. Beikut ini akan dituunkan metik yang mendiskipsikan medan gavitasi isotopik statik. Aga lebih mudah dipeoleh, metik uang waktu 4 dimensi ( 3 dimensi uang dan dimensi waktu ) akan diumuskan dalam wakilan koodinat bola. Dalam koodinat bola, 3 koodinatnya adalah = (,, ) = (, θ, φ ) (2.2) Metik uang waktu data dalam wakilan koodinat bola dibeikan oleh = t + + θ + in θ φ (2.3) 3

4 Dalam mengikuti penulisan Weinbeg, nilai sementaa diisikan sama dengan sehingga metik diatas menjadi = t + + θ + in θ φ (2.4) Selanjutnya akan ditinjau metik untuk medan gavitasi isotopik statik. Tenso metik untuk medan tesebut, yang dalam hal ini untuk komponen dan hanya meupakan fungsi adial. Bentuk metiknya menjadi = B() t + A() + ( θ + in θ φ ) (2.5) Dimana metik diatas akan kembali ke metik Minkowski jika sumbe medan gavitasi dilenyapkan. Dai metik diatas, komponen tenso metik kovaian yang tak lenyap adalah = B(), = A(), = = in θ (2.6) Mengingat besifat diagonal, komponen tenso metik kontavaian benilai = B(), = A(), = = in θ (2.7) Selanjutnya deteminan matiks yang menyajikan komponen tenso metik adalah g yang benilai = A()B() in θ (2.8) 3. Konsekuensi Pinsip Kesetaaan Pinsip kesetaaan yang membawa konsekuensi pada kesamaan antaa massa gavitasi (m G ) dan massa inesial (m I ) (Wospakik, 987). Misalnya sebuah benda bemassa m jatuh di dalam medan gavitasi dengan peepatan gavitasi sebesa g. Dengan memilih koodinat (, t), menuut Newton pesamaan geak benda tesebut adalah m t = m (3.) Melalui tansfomasi = 2 t an t = t (3.2) Pada koodinat (, t ), pesamaan (3.2) diatas menjadi m + m = m (3.3) t Kaena massa inesial sama dengan massa gavitasi maka, m t = 0 (3.4) Jadi kita dapat memilih keangka auan inesial (',t') untuk menghilangkan efek gavitasi pada keangka (,t). Atau dengan kata lain, keangka (,t) adalah keangka dipeepat dengan peepatan sebesa g tehadap keangka inesial (',t') pada daeah tanpa medan gavitasi. Salah satu aplikasi pinsip ini adalah keadaan oang yang melempakan sebuah benda yang beada dalam lift yang putus talinya. Ketika lift tesebut jatuh bebas (demikian pula dengan oang tesebut), oang tesebut di keangka lokalnya akan melihat bahwa benda yang ia lepaskan akan diam (inesial) tehadap diinya. Kesimpulannya adalah hukum geak pada keangka inesial dalam daeah tanpa medan gavitasi sama dengan hukum geak pada keangka jatuh bebas di dalam medan gavitasi. Hal ini membawa kita pada asas kovaiansi umum yang bebunyi, Hukum alam haus memiliki bentuk yang tetap tehadap sebaang pemilihan tansfomasi koodinat. Implikasi dai peneapan kedua asas ini akan menuntun kita pada bebeapa amalan yang mengubah aa pandang kita tentang uang waktu. Dengan konsep yang bau, Teoi elativitas Umum bena-bena membeikan pandangan yang bau sama sekali mengenai uang-waktu. Konsep bahwa uang waktu dapat melengkung jika di dalamnya tedapat matei massif membeikan bebeapa implikasi bau. Salah satunya adalah jika ahaya bintang melewati sebuah benda langit massif sepeti matahai, maka amalan teoi elativitas umum adalah ahaya bintang tesebut akan dibelokan di sekita matahai tesebut. Membeloknya ahaya bintang tesebut bukan disebabkan oleh tetaiknya ahaya bintang kaena pengauh gaya gavitasi matahai, melainkan uang waktu di sekita matahai tesebut melengkung. Pada pasal beikut akan disinggung hubungan antaa keangka dipeepat seagam dalam uangwaktu data seta efek loal suatu medan gavitasi pada uang lengkung. Medan gavitasi pada uang lengkung ini dipilih medan Shwashild yang biasanya dinyatakan dalam uang spatial bekoodinat bola. Dai uang bekoodinat bola tesebut dilakukan tansfomasi ke dalam koodinat katesan dengan titik awal di koodinat (0,0,). Selanjutnya akan 4

5 ditunjukkan bahwa ungkapan metik Shwashild tesebut mengandung dua suku : () suku petama bekoespondensi dengan elemen gais dalam keangka dipeepat beatuan dalam uang- waktu data (flat spae- time) (2) suku kedua mengandung unsu kelengkungan (uvatue) yang dihubungkan dengan penyimpangan geodesik. 3.2 Penyelesaian metik Shwashild dan Tansfomasi Metiknya Dengan hubungan affine (affine onnetion) atau lambang Chistoffel dapat dihitung dengan menggunakan fomula : Γ = 2, + - (3.5) Dengan pesamaan diatas dan metik yang dibeikan oleh pesamaan (2.6) dan (2.7), komponen lambang Chistoffel yang tak lenyap benilai Dan Γ = 2A() Γ A() Γ = A() = in θ A() Γ = 2A() B() Γ = Γ = Γ = Γ = Γ = inθo θ Γ = Γ = otθ Γ = Γ = 2B() B() Lebih lanjut, dibutuhkan besaan tenso ii yang diumuskan sebagai = Γ Γ + Γ Γ Γ Γ (3.6) Dai lambang-lambang Chistoffel diatas, komponenkomponen tenso ii dibeikan sebagai Dan = B"() 2B() B () 4 B() (A () A() + B () B() ) A () A() = + 2A() ( A () A() + B () B() ) + A() = in θ = B () 2A() + B () 4 A() (A () A() + B () B() ) B () A() = 0 untuk μ v (3.7) Pada pesamaan-pesamaan diatas, tanda aksen beati tuunan/deivative ke. Dai hasil diatas, komponen,, an lenyap, seta = in θ yang menunjukkan konsekuensi dai invainasi tehadap tansfomasi otasi pada metik tesebut. Sementaa itu lenyap akibat konsekuensi adanya invaiasni bentuk metik ketika dilakukan tansfomasi pembalikan waktu t t. Selanjutnya pesamaan medan gavitasi Einstein akan diteapkan untuk metik isotopik statik tesebut. Pesamaan medan gavitasi Einstein untuk uang kosong tesebut bebentuk = 0 Hubungan dai pesamaan antaa dan dapat ditulis menjadi A + B = A (A A + B B ) (3.8) Dengan meneapkan pesamaan pesamaan diatas menjadi Atau A A = B B = 0, maka (3.9) A()B() = kon tan (3.0) Selanjutnya syaat batas untuk A dan B adalah bahwa untuk, bentuk metik isotopik statik tesebut haus kembali kebentuk metik Minkowski dalam koodinat bola, yang beati lim A() = lim B() = (3.) Dengan syaat batas ini hubungan antaa A() dan B() dapat dituliskan seaa lebih eksplisit dalam bentuk 5

6 A() = B() (3.2) Bentuk 2GM/ seing disingkat menjadi m (besatuan panjang), sehingga metik diatas menjadi Adapun komponen tenso ii yang lain pada pesamaan an dapat dituliskan menjadi Dan = + B () + B() (3.3) = B 2B + B B = 2B Yang dengan mengingat bahwa = 0 maka (3.4) B + B = (B) = (3.5) Solusi pesamaan difeensial diatas adalah B() = + tetapan (3.6) Untuk menentukan nilai tetapan integasi diatas, kita mengetahui bahwa untuk jaak yang ukup jauh dai pusat massa M yang teletak dipusat koodinat O, komponen = B haus benilai mendekati (+2U) dengan U adalah potensial Newton benda bemassa M pada jaak yang benilai U = GM/. Jadi nilai tetapan integasi diatas adalah -2GM, sehingga B() = ( 2GM ) (3.7) Dan A() = ( 2GM ) (3.8) Akhinya bentuk metik isotopik statik untuk uang waktu 4 dimensi bekoodinat bola adalah = ( 2GM ) t ( 2GM ) + ( θ + in θ φ ) (3.9) Bentuk metik ini petama kali dituunkan oleh K.Shwashild pada tahun 96. Kaena itu, metik ini seing disebut metik Shwashild. Bentuk metik tesebut masih mengisikan nilai =. Apabila nilai diisikan, bentuk metik Shwashild menjadi = ( 2GM ) t ( 2GM ) + ( θ + in θ φ ) (3.20) = ( 2m ) t ( 2m ) + ( θ + in θ φ ) (3.2) Metik Shwashild ini besifat simeti bola dan meepesentasikan medan gavitasi dilua suatu patikel besimeti bola dengan pusat patikel teletak pada pusat koodinat bola. Solusi pesamaan gavitasi Einstein untuk patikel simeti bola statik, tak beotasi, tak bemuatan dibeikan dalam bentuk metik Shwashild. Metik tesebut dalam koodinat 4 =(t,, θ, φ ) dinyatakan dalam bentuk = ( 2m ) t + ( 2m ) Dengan + ( θ + in θ φ ) (3.22) m = GM (3.23) dan M adalah massa patikel statik besimeti bola di O. Jika massa patikel tesebut dilenyapkan (M = 0), metik (3.22) akan kembali ke bentuk metik uangwaktu Minkowski. Metik Minkowski ini meupakan metik uang-waktu data kaena dengan melakukan tansfomasi dai koodinat bola ke koodinat Katesian akan dipeoleh metik dengan tenso metik sama dengan delta Koneke. Selanjutnya dilakukan tansfomasi ke koodinat katesian (, y, ) dengan pusat di sumbu pada jaak dai O yang diumuskan sebagai X Ф ө Z (,ө,ф) Gamba 3. Koodinat Bola = inθ o φ, y = sinθ inφ = o θ (3.24) Pesamaan (3.24) diatas dapat ditulis menjadi = ( + y ) + ( + ) (3.25) Y 6

7 Dengan mengambil difeensialnya pesamaan (3.25), sehingga dipeoleh = + y + y + (3.26) Yang jika dikuadatkan menghasilkan = d +y dy +(+) d + yddy+ +y +(+) 2( + ) + 2y( + ) y + y + ( + ) (3.27) Dengan mendifeensialkan pesamaan (3.24) maka dipeoleh = inθo φ + o θo φ θ inθ inφ φ y = inθ inφ + o θ inφ θ + inθo φ φ = o θ inθ θ (3.28) Dengan mengkuadatkan jumlah pesamaan (3.28.) dipeoleh + y + = ( θ + in θ φ )(3.29) Dengan mensubstitusikan pesamaan (3.25), (3.27) dan (3.29) ke dalam pes. (3.22) dipeoleh = ( +y +(+) ) t + 2m * + y + ( + ) + + y y + + y + ( + ) (+) d + yddy+ (+)dd+ y(+)dyd + + +y +(+) y + = ( +y +(+) ) t + 2m * + y + ( + ) + + y y + + y + ( + ) ( + ) + 2y y + 2( + ) + 2y( + ) y + y + ( + ) + y y + ( + ) + 2y y + + y + ( + ) 2( + ) + 2y( + ) y + + y + + y + ( + ) = ( +y +(+) ) t + 2m ( + * + y + ( + ) + ) + y y + ( + ) + 2y y y + ( + ) ( + ) + 2y( + ) y + y + ( + ) + y + (3.30) Jika pada peahan dalam bentuk pesamaan (3.30) masing-masing pembilang dan penyebut dibagi dengan, maka bentuk di atas dapat dituliskan menjadi [ + [ = ( 2m/ + ( 2 ) + ( + y + )/ ) t + + y + + ( y + ) ( + y 2m/ + ( 2 ) + ( + y + )/ ) ] y + ( + ) + 2y y + 2 ( + 2y ) + ( + ] ) y (3.3) Selanjutnya ditinjau daeah keil (lokal) di sekita pusat seta diasumsikan bahwa ukup besa sehingga /, y/ dan / <<. Namun dalam hal ini tidak diasumsikan m/ << sehingga tidak digunakan pendekatan medan lemah. Dengan mengabaikan suku ode kedua dalam /, y/ dan / pada pes. (3.3), dipeoleh ungkapan ode petama metik Shwashild sebagai = ( 2m + 2m ) + 4m ( 2m + 2m ) ( + y t + + y y ) + ( 2m + 2m ) (3.32) Dai metik pesamaan (3.32) di atas, tampak bahwa metik tesebut mengandung dua bagian yaitu bagian tenso metik diagonal yang nantinya akan ditunjukkan sama dengan elemen gais keangka dipeepat seagam. 7

8 = ( 2m + 2m ) t + + y + ( 2m + 2m ) Seta bagian tenso metik tak diagonal yang menyumbang pada kelengkungan. 4m ( 2m + 2m ) ( + y y ) 3.3 KEANGKA DIPECEPAT SEAGAM Ditinjau keangka dipeepat (aeleating fame) untuk dilakukan pebandingan dengan pendekatan petama metik Shwashild (3.32). Untuk tujuan tesebut, ada dua pesyaatan yang haus dipenuhi :. Sebuah patikel bebas di keangka dipeepat haus memiliki peepatan yang sama dengan geak patikel seaa adial pada uji pada metik Shwashild. 2.Waktu koodinat haus sama dengan waktu koodinat Shwashild. Untuk geakan muni adial dalam metik Shwashild, peepatan sebuah patikel bebas pada uji = dibeikan sebagai = m (3.33) untuk 0 < < seta tak begantung pada keepatan patikel. Oleh kaena itu, dengan sumbu sebagai aah peepatan, sebuah patikel yang begeak bebas sepanjang sumbu dalam keangka dipeepat akan memiliki peepatan = m (3.34) Dan tak gayut keepatan patikel. Misalkan sebuah metik memiliki bentuk = () t + + y + () (3.35) dengan fungsi () dan () ditentukan oleh pesyaatan pada pes. (3.34). Pemilihan bentuk (3.35) ini tentu saja sedemikian upa aga dapat kita dapat memanfaatkan pinsip kesetaaan untuk menghubungkan kedua metik. Metik (3.35) dapat dituliskan menjadi = () t ( + y + () ) (3.36) Ditinjau geakan patikel bebas yang memenuhi pesamaan geodesik 2 ( ) = (3.37) Patikel yang begeak jatuh bebas ini adalah patikel uji, dengan massa yang amat keil sehingga efeknya pada kelengkungan uang akibat kebeadaannya dapat diabaikan. Ditinjau geakan pada sumbu (d = dy = 0), sehingga metik (3.35) menjadi = t (3.38) yang jika masing-masing uas dibagi dengan kemudian diatu, dapat dituliskan dalam bentuk = ( t ) ( ) = ( t ) ( ) ( t ) = ( ) ( t ) = + ( ) ( t ) = + ( ) (3.39) Dengan komponen tenso metik dai pesamaan (3.38) adalah = = dan = = Dengan menggunakan pesamaan (3.37), sehingga pesamaan geodesik untuk dapat dihitung. Maka pesamaan geodesik untuk adalah 2 ( ) = 2 ( 2 ( 2 ( ) = ) = ( ) t t ( ) ) = 2 ( t ) + 2 ( ) (3.40) 8

9 Dengan mensubstitusikan pesamaan (3.39) ke dalam (3.40) akhinya dipeoleh = ( ( = = ) = ( t ) + ( ) ) = * + ( ) + + ( ) [ + + ( ) + ( ) ( ) ( ) ] ( ) (3.4) Dengan mensubstitusikan pesamaan (3.34) dan (3.4), dipeoleh m = [ + ] ( ) Dan dengan mengasumsikan bahwa * d 0, sehingga dipeoleh Seta m = d + d d + = = m (3.42) + = 0 (3.43) Pesamaan (3.43) dapat disedehanakan menjadi Atau ln = 0 ( 3.44) = (3.45) Dengan mensubstitusikan pesamaan (3.45) kedalam pesamaan (3.42) sehingga dipeoleh = m = m = m = m Dengan mengintegalkan pesamaan teakhi diatas Dengan 2K = K Maka = m 2 = m + K = 2m + 2K = + K = K + 2m (3.46) dengan K adalah tetapan integasi. Dengan substitusi pesamaan (3.46) ke dalam pesamaan (3.36) dipeoleh metik = (K + 2m ) t. + y + (K + 2m ) = (K + 2m ) t + + y / + (K + 2m ) (3.47) Selanjutnya dipilih untuk tetapan integasi K adalah K = 2m Sehingga pesamaan (3.47) menjadi = ( + ) (3.48) t + + y + ( + ) (3.49) Jika kita lihat, tampak bahwa pesamaan metik (3.49) di atas sama dengan bagian diagonal dai metik (3.32). Ini menunjukkan bahwa bagian diagonal metik (3.32) bekoespondensi dengan elemen gais dalam keangka dipeepat beatuan 9

10 dalam uang- waktu data sepeti yang tedapat pada metik (3.49). Adapun bagian tak diagonal dai metik (3.32) yaitu suku 4m ( 2m + 2m ) ( + y y ) (3.50) behubungan dengan kelengkungan uang yang beimplikasi pada penyimpangan geodesik. Dai pesamaan (3.49) dan (3.32) dalam tansfomasi metik Shwashild yang menghasilkan dua suku yang membentuk pesamaan medan gavitasi Einstein lemah dan statik teoi gavitasi Einstein yang teeduksi didalam adanya kesamaan antaa massa gavitasi dan massa inesial yang memandang konsep Teoi elativitas Umum. Didalam Teoi elativitas Umum, kalau benda begeak mendekati keepatan ahaya maka uang akan melengkung dan kaena ahaya tidak memiliki massa dan ahaya begeak dengan keepatan konstan sehingga ahaya beegeak dengan lintasan gais luus. IV. Kesimpulan Dai hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:. Teoi elativitas Umum Einstein memandang konsep metik Shwashild dan massa gavitasi sebagai suatu kesatuan dan memiliki komponen tenso metik. 2. Didalam pinsip kesetaaan yang telah dibahas dengan adanya konsekuensi pinsip kesetaaan yaitu kesamaan antaa massa gavitasi dengan massa inesial. Dai pinsip kesetaaan inilah disinggung hubungan antaa efek lokal gavitasi dai metik Shwashild pada uang lengkung yang ditansfomasi dai koodinat spasial pola ke koodinat tegak luus dengan keangka dipeepat seagam dalam uang waktu data yang memilki hubungan didalam pesamaan (3.32) dan (3.50). 3. Hubungan antaa tansfomasi metik Shwashild dan keangka dipeepat seagam adalah dapat dipilih suatu metik sebagai solusi pesamaan geodesik pada keangka dipeepat seagam sedemikian yang memiliki bentuk yang sama pada bagian diagonal metik tansfomasi Shwashild di koodinat XYZ. Namun demikian, bagian tak diagonal pada metik Shwashild yang tidak memiliki padanan pada metik keangka dipeepat. Hal ini yang menunjukkan bahwa bagian tak diagonal keangka dipeepat seagam memiliki kontibusi pada penyimpangan geodesik. 4. Didalam tenso metik pada pesamaan (3.49) yang meupakan fungsi, maka koodinat tidak menguku jaak pibadi pada aah dalam uangwaktu data. Dan juga, sebuah foton (dt = 0 ) yang begeak sepanjang sumbu tidak memiliki keepatan konstan namun meupakan fungsi. Kedua metik akan kembali ke metik Minkowski jika m = Tenso metik Shwashild membuktikan kebenaan Teoi elativitas Umum dan adanya kesetaaan antaa massa gavitasi dan massa inesial yang ditujukan oleh suku petama dan kedua dai hasil tansfomasi pada pesamaan (3.49) dan (3.50). Dafta Pustaka Anugaha, Penganta Teoi elativitas dan Kosmologi. Yogyakata: Gajah Mada Univesity Pess. Anugaha, Tansfomasi Metik. Junal Fisika FMIPA UGM. Lawden, D. F, 982, An Intodution to Tenso, elativity and Cosmology, 3-d Edition, John Wiley and Sons.Ltd., New Yok. Ohanian, H.C Gavitation and Spae Time. New Yok: W.W. Noton & Company. amadhan S. D Pendekatan Geometi Diffeensial dalam Teoi elativitas Umum dan Solusi 2 Soliton Pesamaan Medan Einstein Aisimetik. Skipsi. Depok : UI. ussel, B Teoi elativitas Einstein. Yogyakata: Pustaka Pelaja. Weinbeg, Steven Gavitation and Cosmology: Piniples and Apliations of The Geneal Theoy elativity. USA: John Wiley & Sons. Wospakik, Hans J Bekenalan dengan Teoi Keelatifan Umum Einstein & Biogafi Albet Einstein. Bandung: ITB. Wospakik, Hans J Dasa-Dasa Matematika Untuk Fisika. Bandung: ITB. 0

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani)

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani) LAMPIRAN A (Bebeapa Besaan Fisika, Fakto konvesi dan Alfabet Yunani) Bebeapa Tetapan dan Besaan Fisika Massa matahai Jai-jai matahai Massa bumi Kecepatan cahaya Konstanta gavitasi = 1,99 10 30 kg = 6,9599

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Lubang Hitam Lubang hitam (black hole) adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besa sehingga menghasilkan gaya gavitasi yang sangat besa. Gaya gavitasi yang sangat besa

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

BAB 5 (Minggu ke 7) SISTEM REFERENSI TAK INERSIA

BAB 5 (Minggu ke 7) SISTEM REFERENSI TAK INERSIA 7 BAB 5 (Minggu ke 7) SISTEM REFERENSI TAK INERSIA PENDAHULUAN Leaning Outcome: Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dihaapkan : Mampu menjelaskan konsep Sistem Koodinat Dipecepat dan Gaya Inesial Mampu

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola Bab 3 Solusi Pesamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Besimeti Bola Bedasakan bentuk kanonik metik besimeti bola.18, dapat dibuat sebuah metik besimeti bola yang begantung paamete non-koodinat τ sebagai,

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Solusi Reisner-Nordström dalam Teori Gravitasi f(r)

Solusi Reisner-Nordström dalam Teori Gravitasi f(r) JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 12, NOMOR 2 JUNI 2016 Solusi Reisne-Nodstöm dalam Teoi Gavitasi f(r) Abu Fadlol, Agus Puwanto, dan Bintoo A. Subagyo Juusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler)

MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler) MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL (Teoi Geosentis dan Heliosentis, Hukum Keple, Hukum Gavitasi Newton dan Tafsian Newton Tehadap Hukum Keple) Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Penggunaan Hukum Newton

Penggunaan Hukum Newton Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

uranus mars venus bumi yupiter saturnus

uranus mars venus bumi yupiter saturnus Bab II Gavitasi Tujuan Pembelajaan Anda dapat menganalisis keteatuan geak planet dalam tata suya bedasakan hukum-hukum Newton. uanus neptunus mekuius matahai mas venus bumi yupite satunus Sumbe: Encata

Lebih terperinci

Bab I Masalah Dua Benda

Bab I Masalah Dua Benda Bab I Masalah Dua Benda Geak planet mengitai Matahai. Satelit yang mengelilingi Bumi dan bintang-bintang yang mengitai pusat Galaksi, diatu oleh gaya sental yang bekeja sepanjang gais luus yang menghubungkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 007 JAM 09.00-.30 PILIHAN GANDA Pilihlah jawab yang bena dan nyatakan keyakinanmu dengan mengisi () jika tidak yakin () kuang yakin (3) Agak yakin dan (4) Yakin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON KSP & K- FIsika K e l a s XI HUKUM NEWON ENANG GAVIASI ujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan mampu: menjelaskan hukum avitasi Newton; memahami konsep aya avitasi dan medan avitasi;

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

PENERBIT ITB FISIKA DASAR I

PENERBIT ITB FISIKA DASAR I PENERBIT ITB CATATAN KULIAH FI-0 FISIKA DASAR I (Edisi Revisi) Oleh D.Eng. MIKRAJUDDIN ABDULLAH, M.Si. PROGRAM STUDI FISIKA Dafta Isi Bab Geak Dua Dimensi Bab Geak Peluu 7 Bab 3 Geak Melingka 36 Bab 4

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

DINAMIKA NONGRAVITASIONAL ORBIT KOMET

DINAMIKA NONGRAVITASIONAL ORBIT KOMET Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Peneapan MIPA Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 16 Mei 009 DINAMIKA NONGRAVITASIONAL ORBIT KOMET Muhammad Fachani Rosyid E-mail : fachani@ugm.ac.id

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini Gavitasi Inteaksi (Gaya) Fundaental di ala 1. Inteaksi Kuat. Inteaksi lektoagnetik 3. Inteaksi Leah 4. Inteaksi Gavitasi Meupakan inteaksi yang paling Leah Tidak Bepengauh/Diabaikan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Teorema Berbasis Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi

Teorema Berbasis Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi Junal Matematika Integatif ISSN 1412-6184 Volume 11 No 2, Oktobe 2015, pp 85-96 Teoema Bebasis Aksioma Sepaasi dalam Ruang Topologi Albet Ch. Soewongsono, Aiyanto, Jafauddin Juusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik BAB Hukum Coulomb Dan Medan Listik Pendahuluan Istilah kelistikan sudah seing di gunakan dalam kehidupan sehai-hai. Akan tetapi oang tidak banyak yang memikikan tentang hal itu. Pengamatan tentang gaya

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR

BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR 4.1 Kecepatan Geak Melengkung Hingga saat ini telah dibahas geakan patikel dalam satu dimensi yaitu geakan seaah sumbu-x. Beikut akan dibahas geakan patikel dalam dua dimensi

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2) UNIVRSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Aja 1: Kelistikan (Minggu ke 1 dan 2) FISIKA DASAR II Semeste 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan

Lebih terperinci

Rosari Saleh dan Sutarto

Rosari Saleh dan Sutarto Geak meupakan bagian tidak tepisahkan dai kehidupan kita sehai-hai. Geak muncul dan tejadi pada hampi seluuh benda dai benda yang memiliki ukuan sangat kecil sepeti elekton yang begeak mengelilingi inti

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci