Simulasi Reaktor MOCVD Dengan Menggunakan FEMLAB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Simulasi Reaktor MOCVD Dengan Menggunakan FEMLAB"

Transkripsi

1 Kontrbu Fka Indonea Vol. 3 o., Aprl 00 Sula Reaktor MOCVD Dengan Menggunakan FEMLAB Bud Mulyant,), Ftr S. Aryad,3), Soeganto S 4), M. Baraw ), dan Sr Jatno W ) ) Laboratoru Fka Materal Elektronka, Departeent Fka, Inttut Teknolog Bandung, Jl. Ganea 0 Bandung, E-al: ulyant@poe.org ) Juruan Penddkan Teknk Elektro, Fakulta Penddkan Teknolog dan Kejuruan, Unverta Penddkan Indonea, Jl. Setabudh 7 Bandung 3) Juruan Fka, Unverta Srwjaya, Kapu FMIPA Unr, Jl. Perabuulh, Palebang 4) Laboratoru Fka Teor, Departeen Fka, Inttut Teknolog Bandung, Jl. Ganea 0 Bandung 403 Abtrak Sula nuerk dperlhatkan untuk eperoleh harga paraeter penubuhan yang optal pada penubuhan l tp Ga dala reaktor MOCVD. Sula n dlakukan dengan cara engubah-ubah paraeter penubuhan yang elput duvta dan laju alran ga erta geoetr reaktor. Ga uber yang dgunakan d n adalah tretl galu (TMGa) dan aona (H 3 ) dan ntrogen () ebaga ga pebawa. Dar ula yang dlakukan, l tp Ga yang unor terjad pada harga duvta 0, -, laju alran ga dan jarak antara leher reaktor terhadap ubtrat ebear 3,5 c. Kata kunc: l tp Ga, reaktor MOCVD, paraeter penubuhan Abtract uercal ulaton preented n order to have optal growth paraeter when thn l Ga grown n the MOCVD reactor. The ulaton perored by changng the growth paraeter uch a duvte and low rate o gae, and the reactor geoetre. Gae that are ued n th ulaton are trethyl gallu (TMGa) and aona (H 3 ) a ource gae and ntrogen () a a carrer ga. The unor thn l obtaned ro th ulaton, when the growth paraeter are 0. -, 0-3 -, and 3.5 c or ga duvty, ga low rate and dtance between reactor neck and ubtrate, repectvely. Keyword: thn l Ga, MOCVD reactor, and growth paraeter.. Pendahuluan Checal Vapor Depoton (CVD) adalah uatu etode penubuhan lapan tp berdaarkan reak uap ka pada ubtrat dala uatu lngkungan ka yang terkontrol. Peneltan tentang etal organc checal vapor depoton (MOCVD) dula pada tahun 968 ketka Maneevt enggunakan ae uap dar bahan etal-organk tr-etl galu dan arn (AH 3 ) dala penubuhan lapan tp GaA ). Dala paper n, penul enggunakan bahan tretl galu (TMGa) dan aona (H 3 ) ebaga uber ga dan ebaga ga pebawa untuk enubuhkan lapan/l tp Ga dengan enggunakan etode MOCVD yang dlk oleh Laboratoru Fka Materal Elektronk, Departeen Fka, ITB. Banyak hal yang haru dpenuh dala etoda penubuhan n antara lan: laju penubuhan yang cukup tngg, lapan yang unor dan tabl pada uhu tngg, een ga uber, tngkat purta yang rendah dan lan-lan ). Maalah yang dbaha dala peneltan n adalah penubuhan lapan/l tp Ga dengan etode MOCVD agar dhalkan lapan yang unor dan een ga uber yang optal. Hal n dlakukan dengan cara evarakan paraeter penubuhan dan geoetr reaktor dengan enggunakan ula nuerk. Perangkat lunak yang dgunakan adalah FEMLAB Ver. buatan COMSOLAB, USA, Prnp Daar Proe Penubuhan dala MOCVD Dala proe CVD, lapan tp dtubuhkan dar ae ga elalu reak ka. Fl tp yang dtubuhkan erupakan hal reak heterogen d perukaan ubtrat. Secara uu langkah-langkah dala proe CVD adalah epert yang djelakan oleh Gabar, yatu ) :. Tranport konvek dan du ga-ga reaktan dar nlet ke daerah reak d dala tabung reaktor.. Reak ka dala ae ga enghalkan pee baru yang reakt dan hal apngan. 3. Tranport du dan konvek reaktan awal dan reak berkutnya ke perukaan ubtrat. 4. Adorp pee reakt pada perukaan ubtrat. 5. Du perukaan pee yang teraorp. 6. Reak perukaan heterogen enyebabkan pebentukan l padatan. 7. Deorp ga hal reak. 8. Tranport du hal reak enjauh perukaan ubtrat. 9. Tranport konvek dan atau du enjauh daerah reak enuju outlet. 65

2 66 KFI Vol. 3 o. 00 du dan adorp pee reakt alran ga uber reak ae ga du perukaan dan reak heterogen deorp dan du hal reak heterogen penubuhan l Gabar. Dagra proe penubuhan l d dala MOCVD Capuran d dala reaktor pada uunya tdak dala keetbangan terodnaka ehngga elbatkan enoena tranport dan knetka kaw. aun dekan kadang-kadang kedua enoena n dapat dabakan. 3. Fenoena Tranport dan Reak Ka 3. Au Daar Beberapa penyederhanaan dlakukan untuk engurang koplekta aalah dan untuk tujuan koputa dala encar olu peraaan peodelan CVD. Pada uunya au n tdak engurang akura atau ketepatan dan dapat daplkakan pada peroean CVD. Au-au terebut adalah: a. Capuran ga d dala raktor adalah kontnu. Au n berlaku jka jalan beba rata-rata l jauh lebh kecl dar geoetr reaktor (l << ) l () πσ n b. Ga d dala reaktor danggap ebaga ga deal. c. Alran laner. d. Tdak enyerap reak pana. e. Mengabakan pengaruh pana pada vkota.. Mengabakan pengaruh tekanan pada capuran ga. 3. Peraaan Tranport Fenoena tranport d dala reaktor CVD dapat dgabarkan dengan peraaan tranport aa, oentu, pana dan konentra beraca-aca koponen ka d dala capuran ga. Kopo capuran ga yang terdr dar koponen dapat dnyatakan ebaga rak aa tak berden ω untuk pee ke- dana ϖ () Dengan au-au data, tranport oentu, pana dan pee ka dapat dnyatakan dengan ekupulan peraaan derenal paral. Peraaan-peraaan terebut adalah ) : () Peraaan kontnuta r ρ.( ρ v ) 0 (3) t () Peraaan Moentu r rr r r + r ρ.( ρ ) +. ( + ( )) ) ( ) Ι +ρ 0 3 r v vv v v v p g (4) t () Peraaan Energ c p ρt t c (v) Peraaan Spee. p r. ( ρv T ) +. ( λ T ) 0 E g ( c v ).( c D ) A exp c (5) r (6) g RT dengan: vkota capuran ga c p pana jen peratuan aa ga tekanan kontan T teperatur ρ denta λ konduktvta teral R kontanta ga uu rak ol pee ga ke- rak aa pee ga ke- D koeen du A g blangan Arhenu E g energ aktva konentra pee ga ke- c Vkota capuran ga dperoleh dar 3) : M 6 T,6693 x 0 (7) σ Ω dengan: M berat olekul ke- σ I daeter tubukan Lennard Jone untuk olekul ke- Ω ntegral tubukan Untuk capuran ga yang terdr dar banyak pee ga, dperoleh dar aproka Wlke ebaga berkut: dengan φ j j j φ j (8) 4 M M j + + (9) 8 M j j M Konduktvta teral untuk ang-ang pee dperoleh dengan enggunakan ruu Eucken, yatu

3 KFI Vol. 3 o R λ c p + M 4 (0) Sedangkan konduktvta teral capuran ga adalah: λ j λ j φ j () Koeen du untuk paangan ga ke- dan j adalah: D j 3 T + M M j,8583 x0 () p σ Ω Koeen du pee ke- adalah: ρ j M j j D (3) j M D j dana M adalah berat olekul capuran. 3.3 Syarat Bata j Peraaan tranport yang dnyatakan dala keepat peraaan d ata, dapat deleakan dengan yarat bata-yarat bata pada nlet, outlet, dndng reaktor, dan perukaan ubtratebaga berkut 4) : Pada nlet j D Dan produk aa ga netto pada perukaan ubtrat adalah: P Pada outlet; R (6) Sedangkan koponen kecepatan tegak luru ubtrat adalah: P n. v r (7) ρ Dan luk du pada perukaan: n r v. j R ϖ P (8) Graden harga varabel dala arah bdang outlet daukan 0 atau dtul ebaga: rv v ll 0; n. vρv ( ) 0 n r r. T 0; n. v 0 n r. p 0 4. Proe Sula 4.. Bentuk/Geoetr Reaktor r (9) Sebelu elakukan ula terlebh dahulu elh bentuk/geoetr reaktor yang akan dgunakan. Dagra reaktor MOCVD yang dplh adalah napak epert Gabar dengan daeter nlet dan daeter ubtrat ang-ang 0 c, edangkan jarak antara leher reaktor dengan ubtrat bervara,5 3,5 c. V II 0 ; V V n ; T T n ; n Pada dndng : a. v 0, artnya : - tdak terjad reak - tdak tergelncr - tdak perabel nlet leher reaktor tepat ubtrat b. Dndng oteral atau adabatk T T dndng c. Tdak ada luk aa yang tegak luru perukaan c T ( j + j ) 0 n. (4) G Pada perukaan Subtrat: Laju penubuhan pee dala reak ke-l adalah: ρ L l l R L l koeen tochoetr aa ol pee bulk denta ae padat ρ R L laju reak perukaan netto (5) outlet Gabar. Skea dagra reaktor MOCVD 4. Langkah Sula Setelah kta enentukan geoetr reaktor (- den), aka kta gabarkan dala progra Felab dengan enggunakan GUI. Berhubung penapang lntang reaktor berbentuk etr, aka penggabarannya enjad lebh ederhana, napak epert Gabar 3. Proe koputa pada perangkat lunak Felab n berdaarkan peraaan-peraaan derenal paral: peraaan aver-stoke, dan peraaan du dan konvek 5). Peraaan aver-stoke n dperoleh dengan ebuat peraaan oentu untuk ang-ang

4 68 KFI Vol. 3 o. 00 den dala koordnat lnder, yatu dala arah x dan r. Au yang dgunakan d n adalah bahwa luda berat laner, dengan blangan Reynold < 000. Varabel-varabel yang dgunakan untuk enyeleakan peraaan n adalah vkota dan denta ga. Peraaan du dan konek dgunakan karena adanya tranport aa oleh konvek dan du. Varabel-varabel yang dgunakan adalah koeen du, konentra ga dan laju reak yang harga-harganya angat bergantung pada teperatur dan tekanan reaktor. Untuk dapat enyeleakan peraaan-peraaan d ata, aka kta perlu eberkan yarat awal dan yarat-yarat bata pada nlet, dndng reaktor, ubu etr, perukaan ubtrat dan oulet, epert yang telah djelakan d depan. Adapun bearan untuk ula n dperoleh dengan enggunakan ruu (7) (5) dengan harga paraeter yang tercantu pada Tabel 6). Tabel. Paraeter depo yang dgunakan dala ula Paraeter depo Laju alran (cc) TMGa H 3 0, Berat olekul Tekanan (Pa) 0,57 0,57 0,57 0,85 0,85 0,85 Teperatur(K) Hal Sula dan Pebahaan Sepert telah djelakan, dala ula n dgunakan tretl galu (TMGa) dan H 3 (aona) ebaga ga reaktan erta ebaga ga pebawa, untuk enubuhkan l tp Ga (Galu trat). Untuk engetahu tngkat unorta lapan tp yang dhalkan, dlakukan perubahan geoetr reaktor dengan jalan engubah jarak antara leher reaktor dengan perukaan ubtrat dan engubah laju alran ga uber dan pebawa erta engubah harga duta ga ebaga ung tekanan dan teperatur. Reak ka yang terjad d ata perukaan ubtrat adalah: Ga (CH 3 ) 3 + H 3 Ga + 3CH4 (0) Dar hal ula untuk jarak antara leher reaktor dan ubtrat ebear,5 c dan harga laju alran ga,3 x 0 / dan harga duvta berbeda-beda, yatu: (a) (b) (c) (d) 0 - dperoleh bahwa l tp Ga yang dtubuhkan akn unor jka harga duvta ga akn tngg (Gabar 3 dan 4). Sedangkan dar prol konentra ga reaktan dan laju depo/penubuhan Ga pada Gabar 5 dan 6 dapat terlhat bahwa l tp Ga palng unor terbentuk pada harga laju alran ga ebear 0,00 / untuk harga duvta kontan ebear Dar prol konentra ga reaktan dan laju depo/penubuhan Ga pada Gabar 7 dan 8 napak l tp Ga terbentuk palng unor pada jarak 3,5 c antara leher reaktor dengan ubtrat untuk harga laju alran ga ebear 0,00 / dan harga duvta ebear (a) (b) (c) (d) Gabar 3. Prol konentra ga reaktan d dala reaktor pada harga laju alran ga,3 x 0 / dan harga duvta berbeda-beda,yatu: (a) (b) (c) (d) 0 -

5 KFI Vol. 3 o (a) (b) (c) (d) Gabar 4. Laju depo/penubuhan l tp Ga pada harga laju alran ga,3 x 0 / dan harga duvta berbeda-beda, yatu: (a) (b) (c) (d) 0 - (a) (b) (c) (d) Gabar 5. Prol konentra ga reaktan d dala reaktor pada harga duvta berbeda-beda, yatu: (a) 0 4 / (b) 0 3 / (c) 0 - / (d) 0 /. dan harga laju alran ga

6 70 KFI Vol. 3 o. 00 (a) (b) (c) dan harga laju alran ga berbeda- Gabar 6. Laju depo/penubuhan l tp Ga pada harga duvta beda, yatu: (a) 0 4 / (b) 0 3 / (c) 0 - / (d) 0 /. (d) (a) (b) (c) Gabar 7. Prol konentra ga reaktan d dala reaktor pada harga laju alran ga,3 x 0 / dan harga duvta dan jarak antara leher reaktor dengan ubtrat berbeda-beda,yatu: (a),5 c (b),5 c (c) 3,5 c.

7 KFI Vol. 3 o (a) (b) (c) Gabar 8. Laju depo/penubuhan l tp Ga pada harga laju alran ga,3 x 0 / dan harga duvta0 3 - dan jarak antara leher reaktor dengan ubtrat berbeda-beda,yatu: (a),5 c (b),5 c (c) 3,5 c. 6. Kepulan Konentra ga dan laju depo atau penubuhan l tp uatu ateral ekonduktor (dala hal n Ga) dengan reaktor MOCVD dapat dketahu elalu ula nuerk, khuunya dengan enggunakan perangkat lunak Felab, 000. Dengan eaukkan harga-harga paraeter penubuhan, kta dapat eperoleh harga-harga yang eua yatu untuk dapat enghalkan l tp yang unor, yatu harga duvta 0, -, laju alran ga dan jarak antara leher reaktor terhadap ubtrat ebear 3,5 c. Harga-harga n angat berguna dala ekperen penubuhan l tp Ga d dala reaktor MOCVD, dengan uber ga berupa tretl galu (TMGa), aona (H 3 ) dan ntrogen ( ) ebaga ga pebawa. Datar Putaka. R. A. San, Proe Depo Ka Organo-Loga Dala Reaktor MOCVD, Derta Progra Doktor ITB, R. Klejn, Checal Vapor Depoton Procee, Del Unverty o Technology, The etherland, Jngx Sun et.al, Phy. tat. Sol. (a) 76,693 (999) 4. Sutn, R.A. San, P.Arn dan M. Baraw, KFI, Vol.0 o.3, 90 (999) 5. Felab Manual Reerence, Ver.. (000) 6. Krhnan and ng Zhou, Analy o Checal Vapor Depoton n Indutral Reactor.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik PROSIDING SEMINR NSIONL REKYS KIMI DN PROSES 4 ISSN : 1411-416 Siulai Kinetika Reaki Menggunakan Peraaan Model idrodinaik Endang Srihari, Lie wa, adi Wijaya S. dan Selvi Litiany Juruan Teknik Kiia Fakulta

Lebih terperinci

6. Keseimbangan antar Fasa atau Spesies Kimia

6. Keseimbangan antar Fasa atau Spesies Kimia 6. Keebangan antar Faa atau Spee Ka Ste yang udah ddkukan te koponen tunggal dan faa tunggal aun tua Fka yang real tentu aa lebh koplek dar tu. Multfaa ultkoponen atau ultkoponen ultfaa. Keeuanya n dapat

Lebih terperinci

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION )

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION ) 9/08/0 ( MULTIPLE LINEA EGEION ) Elty arva, T., MT. Fakulta Teknk Juruan Teknk Indutr Unverta Krten Maranatha Bandung Pengantar Pada e ebelumnya kta hanya menggunakan atu buah X, dengan model Y = a + bx

Lebih terperinci

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK PERBANDINGAN PRETAI IWA ANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM OLVING DENGAN METODE KONVENONAL PADA DALIL PHYTAGORA TERHADAP IWA KELA VIII MP NEGERI PEUANGAN ELATAN KABUPATEN BIREUEN Marzuk Program tud Penddkan Matematka

Lebih terperinci

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas JURNAL TEKNIK POITS Vol. 1, No. 1, (01 1-5 1 Kaan Pemlhan Struktur Dua Ranta Paok yang Berang Untuk Strateg Perbakan Kualta Ika Norma Kharmawat, Lakm Prta W, Suhud Wahyud Juruan atematka Fakulta atematka

Lebih terperinci

Siti Nur Hamidah, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalsel

Siti Nur Hamidah, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalsel Jurnal Mateatika Murni dan Terapan pilon Vol. 07, No.02, Hal 26-33 TEKNIK PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUAN EKPONENIAL HOLT-WINTER iti Nur Haidah, Nur ala, Dewi ri uanti Progra tudi Mateatika Fakulta

Lebih terperinci

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN 8 IV PEMBAHASAN 4 Aum Berkut n aum yang dgunakan dalam memodelkan permanan a Harga paar P ( merupakan fung turun P ( kontnu b Fung baya peruahaan- C ( fung baya peruahaan- C ( merupakan fung nak C ( C

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming JURNAL SAINTIFIK VOL. NO., JANUARI 0 Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solu Integer Lnear Programmng Wahyudn Nur, Nurul Mukhlah Abdal Program Stud Matematka FMIPA Unverta

Lebih terperinci

MODEL PRODUKSI BIOETANOL DARI LIMBAH KEJU MENGGUNAKAN KLUYVEROMYCES MARXIANUS

MODEL PRODUKSI BIOETANOL DARI LIMBAH KEJU MENGGUNAKAN KLUYVEROMYCES MARXIANUS Jurnal Teknk Ka UU, ol. 2, No. 3 (23) MODEL PODUKI BIOETANOL DAI LIMBAH KEJU MENGGUNAKAN KLUEOMCE MAIANU udy Agutryanto, Akbarnngru Fatawat Juruan Teknk Ka, Fakulta Teknk, Unverta urabaya Jl. aya Kalrungkut,

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA. Disusun Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd., M.Sc.

MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA. Disusun Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd., M.Sc. MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA Dsusun Oleh: Kuncoro Ash Nugroho, M.Pd., M.Sc. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA BAB I METODE

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

Bab VIII Aspek Kosmologi Teori Skalar-Vektor-Tensor

Bab VIII Aspek Kosmologi Teori Skalar-Vektor-Tensor Bab VIII Apek Komolog Teor Skalar-Vektor-Tenor VIII. Pendahuluan Kemungknan nvaran Lorentz dlanggar pada energ-energ tngg dalam teor 4- dmen dengan konekuen yang dapat duj (Mattngly dan Vucetch, 005 telah

Lebih terperinci

+ HCO 3 K2 HCO 3 + H 2 O H 3 O + 2-

+ HCO 3 K2 HCO 3 + H 2 O H 3 O + 2- PREDISI SOLUBILITAS GAS CO DI DALAM LARUTAN POTASIUM ARBONAT DAN MENGGUNAAN MODEL ELETROLIT UNIQUAC Saidah Altay ( 36191, uendra Di Marhetha ( 36116 Pebibing : 1. Dr. Ir. uandi, DEA. Ir. Winarih Laboratoriu:

Lebih terperinci

Bab VII Contoh Aplikasi

Bab VII Contoh Aplikasi Bab VII Contoh Aplkas Dala bab n akan dberkan lustras tentang aplkas statstk penguj VVVS dala eontor kestablan atrks korelas pada proses produks dudukan kabel tegangan tngg (flange) d PT PINDAD (Persero).

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK V R. i m

ARUS BOLAK BALIK V R. i m Modul 9 Elektroagnet KEGIATAN BEAJA A. ANDASAN TEOI AUS BOAK BAIK Arus dan tegangan lstrk bolak balk adalah arus dan tegangan lstrk yang berubah terhadap waktu atau erupakan fungs waktu. Yang berubah adalah

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#01

EL2005 Elektronika PR#01 EL2005 Elektronka PR#0 SOAL B C E G a. Buktkan bahwa n = ( ). b. Turunkan peramaan untuk A v = /. c. Htung nla n dan A v = / jka dberkan = 00 kω, = 00 Ω, = kω, dan = 00. d. Ulang oal (c) jka dberkan =

Lebih terperinci

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI * PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI Oleh : eko wahyudanto (409.05.004) Pembmbng : Ir.Mochamad.Ilya HS NIP. 949099 97903 00 Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM FISIS

PEMODELAN SISTEM FISIS 4 PEMODEAN SSTEM SS 4. Pendahuluan Satu tuga yang pentng dalam anal dan perancangan tem kendal adalah pemodelan dar tem. Sebelum kta melakukan perancangan ebuah tem kendal, terlebh dahulu haru dlakukan

Lebih terperinci

AYUNAN DAN PERCEPATAN GRAVITASI (M.3)

AYUNAN DAN PERCEPATAN GRAVITASI (M.3) AYUNAN DAN PERCEPAAN GRAVIASI (M.3) I. UJUAN Mepelajari ifat-ifat ayunan. Menentukan kecepatan gravitai. II. DASAR EORI Dala kehidupan ehari-hari kita tidak terlepa dari ilu fiika, diulai dari yang ada

Lebih terperinci

Tugas Kimia Umum B Nama : Apsari Puspita Aini NIM : L2C Kelas : C Blog : apsaripuspita.wordpress.com

Tugas Kimia Umum B Nama : Apsari Puspita Aini NIM : L2C Kelas : C Blog : apsaripuspita.wordpress.com Tuga Kiia Uu B Naa : Apari Pupita Aini NIM : L2C00935 Kela : C Blog : aparipupita.wordpre.o Jawaban :. Perobaan Milikan Menentukan aa eletron dengan perobaan tete inyak Milikan. Perobaan Millikan atau

Lebih terperinci

Pemanfaatan Potensi Sumber Energi Terbarukan Di Pedesaan Guna Menuju Desa Mandiri Energi (Studi kasus di Desa Slawu Kec.

Pemanfaatan Potensi Sumber Energi Terbarukan Di Pedesaan Guna Menuju Desa Mandiri Energi (Studi kasus di Desa Slawu Kec. Peanfaatan Poteni Suber Energi Terbarukan Di Pedeaan Guna Menuju Dea Mandiri Energi (Studi kau di Dea Slawu Kec. Patrang, Jeber) Heru Miranto Juruan Teknik Mein, FTI-ITS, Kapu ITS, Sukolilo Surabaya 60

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN PENYELESAIAN PERHITUNGAN DALAM MENCARI MAKSIMALISASI TERKENDALA PADA BEBERAPA MODEL EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS AMS

PENYEDERHANAAN PENYELESAIAN PERHITUNGAN DALAM MENCARI MAKSIMALISASI TERKENDALA PADA BEBERAPA MODEL EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS AMS 2004 A. Mubarok Poted: 24 Deceber, 2004 Makalah Pribadi Falafah Sain (PPS 702) Sekolah Paca Sarjana / S3 Intitut Pertanian Bogor Deeber 2004 Doen: Prof Dr Ir Rudy C Taruingkeng, M F (Penanggung Jawab)

Lebih terperinci

MODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont)

MODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) 1.7 Kapaita, Head, dan Daya Popa 1.7.1 Popa Angkat MODUL 1 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) Kapaita popa angkat yang dipakai adalah euai dengan kebutuhan air pada ja puncak ( Q h ak ) yaitu 0,5 /enit.

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balk Negat Hal 217 BB 5E UMPN BK NEGTF Dengan pemberan umpan balk negat kualta penguat akan lebh bak hal n dtunjukkan dar : 1. pengutannya lebh tabl, karena tdak lag dpengaruh leh kmpnen-kmpnen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDHULUN 1.1 Latar elakang Dala pelaksanaan proyek serng kal engala suatu habatan atau penypangan sehngga serng terad kerugan bag penyelesaan proyek tersebut. Untuk tu perlu adanya suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ALAT PENUKAR KALOR

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ALAT PENUKAR KALOR BB III PENGUMPULN DN PENGOLHN D L PENUKR KLOR 3.1 Latar belakang lat penukar kalr sangat berpengaru besar dala peras kegatan ndustr, untuk enega aupun engurang penngkatan panas yang seakn tngg serta serng

Lebih terperinci

Nama : Dewi Fatmawati Kelas : C NIM : L2C Blog : sakura03.wordpress.com. Tugas Kimia Umum B

Nama : Dewi Fatmawati Kelas : C NIM : L2C Blog : sakura03.wordpress.com. Tugas Kimia Umum B Naa : Dewi Fatawati Kela : C NIM : L2C00950 Blog : akura03.wordpre.o Tuga Kiia Uu B Jawaban :. Perobaan Milikan Menentukan aa elektron dengan perobaan tete inyak Milikan. Perobaan Millikan atau dikenal

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Transportasi Dengan Metoda Primal-Dual Wawan Laksito YS 4)

Penyelesaian Masalah Transportasi Dengan Metoda Primal-Dual Wawan Laksito YS 4) ISSN : 69 7 Peyeleaa Maalah Traporta Dega Metoda Pral-Dual Wawa Lakto YS 4) Abtrak Maalah Traporta erupaka peraalaha pedtrbua uatu produk hooge dar beberapa uber ke beberapa tuua dega cara yag palg optal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Laboratoriu Hidrogeologi 015 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilu engenai batuan) adalah erupakan perpaduan antara ilu geologi dengan ilu hidrolika

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan

TE Dasar Sistem Pengaturan TE09346 Daar Stem Pengaturan Perancangan ontroler : ontroler Prooronal Integral Ir Jo Pramudjanto, MEng Juruan Teknk Elektro FTI ITS Tel 594730 Fax59337 Emal: jo@eetacd Daar Stem Pengaturan 06b Objektf:

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika Jurnal Penddkan Mateatka & Mateatka Syasah. (2011). Pengaruh Puasa Terhadap Konsentras Belajar Sswa. Jakarta: UIN Syarf Hdayatullah Jakarta. Thabrany, Hasbullah. (1995). Rahasa Sukses Belajar. Jakarta:

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Siti Aminah 1) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK

Siti Aminah 1) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KEMBUNG (Ratrellger pp) DI PERAIRAN KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN UTILIZATION ANALYSIS OF THE MACKEREL (RASTRELLIGER SPP) RESOURCES IN TANAH LAUT

Lebih terperinci

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember PERBEDAAN PRETAI BELAJAR PENYEDERHANAAN BENTUK AKAR YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVETIGAI PADA IWA KELA X MA NEGERI 7 KOTA LHOKEUMAWE Marzuk Doen

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BESI DENGAN PERCOBAAN REGANGAN

PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BESI DENGAN PERCOBAAN REGANGAN Berkala Fka Indonea Volume Nomor Jul 009 PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BESI DENGAN PERCOBAAN REGANGAN Dw Martn,), Raden Oktova,3) ) SMA N Wate, Kab. Kulon Progo, Jl. Terbahar, Yogyakarta ) E-mal : dwmart70@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk mengetahu Pembelajaran Kooperatf Tpe Student Team Achevement Dvon (STAD) dengan Meda Komk Lebh Efektf darpada Pembelajaran dengan

Lebih terperinci

TEORI KESALAHAN (GALAT)

TEORI KESALAHAN (GALAT) TEORI KESALAHAN GALAT Penyelesaan numerk dar suatu persamaan matematk hanya memberkan nla perkraan yang mendekat nla eksak yang benar dar penyelesaan analts. Berart dalam penyelesaan numerk tersebut terdapat

Lebih terperinci

Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcher

Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcher Vol., No., -9, Januar 06 Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcer Mutar Abtrak Tulan n membaa aplka deret Butcer dalam penurunan yarat orde metode Runge- Kutta. Penurunan deret Butcer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

VOLUME ANGKUTAN SEDIMEN DIPENGARUHI OLEH KECEPATAN ALIRAN KAJIAN : LABORATORIUM

VOLUME ANGKUTAN SEDIMEN DIPENGARUHI OLEH KECEPATAN ALIRAN KAJIAN : LABORATORIUM Volue Angkutan Sedien Dipengaruhi Oleh Kecepatan Aliran VOLME ANGKTAN SEDIMEN DIPENGARI OLE KECEPATAN ALIRAN KAJIAN : LAORATORIM Subary Adinegara ASTRACT The volue of edient tranport in a river can be

Lebih terperinci

4. sebuah gaya F yang dikerjakan pada sebuah benda bermassa m. menghasilkan percepatan sebesar 4

4. sebuah gaya F yang dikerjakan pada sebuah benda bermassa m. menghasilkan percepatan sebesar 4 . Gaya 5 N digunakan untuk enarik benda kg epanjang uatu eja datar. Jika gaya geekan 5 N yang enghabat gerak bekerja pada benda itu, hitung: reultan gaya benda itu. ercepatan bend Σ = f = 5 5 = 5 N Σ 5N

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III SAMPLING BERKELOMPOK DAN SAMPLING BERKELOMPOK DENGAN PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS)

BAB III SAMPLING BERKELOMPOK DAN SAMPLING BERKELOMPOK DENGAN PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS) BAB III SAPLING BERKELOPOK DAN SAPLING BERKELOPOK DENGAN PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS) 3. Saplng Berkelopok Populas elk konds yang berbeda beda jka dlhat berdasarkan ukurannya. Pada pebahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

Review Thermodinamika

Review Thermodinamika Revew hermodnamka Hubungan hermodnamka dan Mekanka tatstk hermodnamka: deskrps fenomenologs tentang sfatsfat fss sstem makroskopk dalam kesetmbangan. Phenomenologs : mendasarkan pada pengamatan emprs terhadap

Lebih terperinci

PERBANDINGAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PANAS TERHADAP AIR DINGIN YANG MASUK RUANGAN PENCAMPURAN

PERBANDINGAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PANAS TERHADAP AIR DINGIN YANG MASUK RUANGAN PENCAMPURAN ARIKA, ol 05, No Pebruari 0 ISSN: 978-05 PERBANDINGAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PANAS TERHADAP AIR DINGIN YANG MASUK RUANGAN PENCAMPURAN Aloyiu Eddy Lieena Doen Juruan Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosdng Senar Sans dan Teknolog FMIPA Unul Perode Maret 016, Saarnda, Indonesa ISBN: 978-60-7658-1-3 Pengendalan Kualtas Produk Menggunakan Peta Kendal T Hotellng Dan Analss Keapuan Proses Untuk Data Multvarat

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN CONTOH OPTIMUM DESAIN TWO STAGE CLUSTER SAMPLING (Studi Kasus Pendugaan Variabel Demografi di Kabupaten Blitar)

PENENTUAN UKURAN CONTOH OPTIMUM DESAIN TWO STAGE CLUSTER SAMPLING (Studi Kasus Pendugaan Variabel Demografi di Kabupaten Blitar) J. Sans IPA, Aprl 009, Vol. 5, o., Hal.: 66-70 ISS 978-873 PEETUA UKURA COTOH OPTIU DESAI TWO STAGE CLUSTER SAPLIG (Stud Kasus Pendugaan Varabel Deograf d Kabupaten Bltar) Rusda Yulyant* Pusat Peneltan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JUUSAN : TEKNIK ELEKTO NOMO : III POGAM STUDI :DI WAKTU : x 50 MENIT MATA KULIAH/KODE : ELEKTONIKA DAYA 1 TOPIK : PENYEAAH SATU

Lebih terperinci

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi DEGRADAI DAAR UNGAI Ole : Imam uardjo Abtraki Degradai daar ungai umumnya merupakan akibat adanya eroi dan ebagai perantara utama adala air yang dipengarui ole kecepatan aliran. tudi ini bertujuan mengidentifikai

Lebih terperinci

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya

Gambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Dalam uatu peneltan tentu ada tujuan yang ngn dcapa eua dengan latar belakang dan rumuan maalah yang telah durakan d ata. Tujuan peneltan adalah:. Untuk mengetahu

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Penguat. output matching network. Input matching network. Rangkaian penyesuai impedansi penguat gelombang mikro

Penguat. output matching network. Input matching network. Rangkaian penyesuai impedansi penguat gelombang mikro Hgh Gan Amplfer Degn Untuk pera penguatan bear, aru dran ( untuk FET) harulah cukup bear, ektar 90% dar nla aturanya ( 0,9 I d ) Rangkaan penyeua mpedan untuk nput dan utput haru matchng cnjugate dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa

Lebih terperinci

METODE LEVENBERG MARQUARDT UNTUK MASALAH KUADRAT TERKECIL NONLINEAR

METODE LEVENBERG MARQUARDT UNTUK MASALAH KUADRAT TERKECIL NONLINEAR PROSIDING ISBN : 978 979 6353 3 MEODE LEVENBERG MARQUARD UNUK MASALAH KUADRA ERKECIL NONLINEAR -8 Lusa Krsyat Budash Progra Stud Mateatka Unverstas Sanata Dhara Yogyakarta lusa_krs@sta.usd.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

tapi juga dipakai untuk keperluan aterial peawat terbang, obil, kapal laut, dan kontruki db. Sifat-ifat kha bahan indutri perlu dikenal ecara baik kar

tapi juga dipakai untuk keperluan aterial peawat terbang, obil, kapal laut, dan kontruki db. Sifat-ifat kha bahan indutri perlu dikenal ecara baik kar PENGARUH KOMPOSISI PADUAN Al ADC1 HASIL DAUR ULANG GRAM TERHADAP SIFAT MEKANIK Ery Ricardo Juruan Teknik Mein Univerita Gunadara Jl. Ake Kelapa Dua, Cianggi Telp. (01) 8710561, e-ail : ektor@gunadara.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI LNSN TEORI. nala Jarngan Kera Metode arngan kera dperkenalkan menelang decade 0-an, oleh atu tm engneer dan ahl matematka dar peruahaan u Pont bekera ama dengan Rand orporaton, dalam uaha mengembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seinar Naional Aplikai Teknologi Inforai 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Penggunaan Algorita Genetika Untuk Optiai Penentuan Paraeter Motor Induki Dengan Model D-Q Birowo, Kuno Suryadi Doen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI ISSN 4-735 MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI Setiyadi, Suratno Lourentiu, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S. Juruan Teknik Kimia, Fakulta Teknik, Univerita Katolik Widya Mandala,

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Penyinaran Terhadap Kualitas Film Radiografi dengan Metode Gamma Ray (Ir 192 & Se 75)

Pengaruh Waktu Penyinaran Terhadap Kualitas Film Radiografi dengan Metode Gamma Ray (Ir 192 & Se 75) Pengaruh Waktu Penynaran Terhadap Kualta Flm Radograf dengan Metode Gamma Ray (Ir 192 & Se 75) Errc Eka Kunawan *, Naufal Abdurrahman P * and Nurul Lal Arfn * Batam Polytechnc Mechancal Engneerng Study

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Tube Plastik Di Pt. X Menggunakan Peta Kendali P Multivariat

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Tube Plastik Di Pt. X Menggunakan Peta Kendali P Multivariat JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (3) 33-35 (3-98X Prnt) D-95 Pengendalan Kualtas Proses Produks Tube Plastk D Pt. X Menggunakan Peta Kendal P Multvarat Ia Rdo Rarso, Luca Ardnant, dan Muhaad Mashur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Waktu Riil

Sistem Pengaturan Waktu Riil Stem engaturan Waktu Rl Algortma engatur Dgtal Ir. Jo ramudjanto, M.Eng. Juruan Teknk Elektro FTI ITS Telp. 594730 Fax.59337 Emal: jo@ee.t.ac.d Stem engaturan Waktu Rl - 0 Objektf: Metode Dan enalaan arameter

Lebih terperinci

PMMC utk Arus Bolak-Balik

PMMC utk Arus Bolak-Balik PMMC utk Aru Bolak-Balik Penggunaan PMMC eperhatikan polarita tegangan. Hanya dpt eneria aru dc, tdk ac. Utk ac berfrekueni rendah (. Hertz), pointer beruaha engikuti harga eaat aru ac : ½ iklu poitif

Lebih terperinci

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 apran II Peraturan Menter Negara ngkungan Hdup Noor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Me 2007 BAKU MUTU AIR IMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOAHAN HASI PERIKANAN YANG MEAKUKAN EBIH DARI SATU JENIS KEGIATAN

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

2. Menentukan model nonlinier jerapan P yang paling baik. PENDAHULUAN

2. Menentukan model nonlinier jerapan P yang paling baik. PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Fofor (P) merupakan unur hara pentng dalam tanah. Keteredaan P bag tanaman erng bermaalah, bentuk fofor yang tereda atau umlah yang dapat dambl oleh tanaman hanya ebagan kecl

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Institut Teknologi Nasional [September 2013]

Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Institut Teknologi Nasional [September 2013] Reka Lngkungan Teknk Lngkungan Itena No.2 Vol.1 Jurnal Inttut Teknolog Naonal [September 2013] Pengolahan Lmbah Car Hotel Aton Braga Cty Walk dengan Proe Ftoremeda menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok DEBORA

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK JALUR PEMINATAN MAHASISWA

PENERAPAN LOGIKA FUZZY DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK JALUR PEMINATAN MAHASISWA onferens Nasonal Sste dan Inforatka 09; Bal, Noveber 4, 09 PENERAPAN LOGIA FUZZY DALAM PENGAMBILAN EPUTUSAN UNTU JALUR PEMINATAN MAHASISWA Sauel Lukas*, Melayana**, Wlla Sson* * Jurusan Teknk Inforatka

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci