Pengaruh Waktu Penyinaran Terhadap Kualitas Film Radiografi dengan Metode Gamma Ray (Ir 192 & Se 75)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Waktu Penyinaran Terhadap Kualitas Film Radiografi dengan Metode Gamma Ray (Ir 192 & Se 75)"

Transkripsi

1 Pengaruh Waktu Penynaran Terhadap Kualta Flm Radograf dengan Metode Gamma Ray (Ir 192 & Se 75) Errc Eka Kunawan *, Naufal Abdurrahman P * and Nurul Lal Arfn * Batam Polytechnc Mechancal Engneerng Study Program Jl. Ahmad Yan, Batam Centre, Batam 29461, Indonea E-mal: errc.eka.kurnawan@gmal.com Abtrak Penympangan waktu penynaran dapat terjad karena maalah tekn. Malnya pengurangan waktu penynaran agar laju produk radograf tngg. Sehngga waktu yang terlalu cepat atau terlalu lama dapat menmbulkan bear atau keclnya jumlah rada hambur yang akan ampa ke flm, ehngga mempengaruh denta yang ada pada flm radograf. Tujuan dar peneltan adalah untuk mengetahu pengaruh waktu penynaran dengan menggunakan umber radoaktf Ir 192 dan Se 75 terhadap kualta hal flm radograf. Metode yang dgunakan adalah dengan menggunakan dua umber yatu Ir 192 (12 C) dan Se 75 (36.2 C), plat dengan tebal 25mm + weld renforcement 3mm, teknk penynaran Sngle Wall Sngle Image (SWSI) dengan vara waktu berkar 5 ment, 7 ment, 9 ment, 11 ment, 13 ment, 15 ment dan 17 ment. Pada pengujan dengan umber Ir 192 & Se 75 dmana pada waktu 5 ment, 7 ment dan 9 ment denta yang dhalkan dbawah 2 ehngga tdak memenuh peryaratan d ASME V Art.2 edangkan wre yang d peryaratkan muncul adalah 2 wre (Wre No 10) ehngga mah memenuh peryaratan d ASME V Art.2. Kata kunc: Waktu Penynaran, Radograf, Kualta Flm, Snar Gamma Expoure tme devaton can occur due to techncal problem. Example reducton of expoure tme o that the rate of producton of hgh radograph. So tme too fat or too long can caue a large or mall amount of expoure radaton that would be up to the flm, thu affectng the denty of extng on radographc flm. The purpoe of the tudy to determne the effect of expoure tme ung radoactve ource Ir 192 and Se 75 agant the qualty of the radographc flm. The method ued to ue two ource of Ir 192 (12 C) and Se 75 (36.2 C), plate wth thckne 25mm + weld renforcement 3mm, the technque of radaton Sngle Wall Sngle Image (SWSI) wth varaton of tme rangng from 5 mnute, 7 mnute, 9 mnute,, 11 mnute, 13 mnute and 15 mnute and 17 mnute. In the tet wth the ource Ir 192 & Se 75 where at 5 mnute, 7 mnute, and 9 mnute denty produced below 2 o t doe not meet the requrement n ASME V Art.2 whle the requred wre appear 2 wre (Wre No 10) o that tll Meet the requrement n ASME V Art.2. Keyword: Expoure Tme, Radography, Qualty Flm, Gamma Ray 1 Pendahuluan Uj Radograf (Radographc Tetng) merupakan alah atu metode Uj Tak Ruak (Non Detructve Tetng) yang menggunakan rada gamma/x- ray ebaga meda uj. Ketka rada dpaparkan pada uatu materal maka akan terjad perbedaan penyerapan ddalam materal, yang kemudan perbedaan penyerapan terebut damat pada meda perekam. Radograf Flm adalah metode uj radograf yang menggunakan meda perekam flm [1]. Kemudan flm dgunakan untuk menentukan kualta benda uj dar dkontnuta yang dnterpreta. Sebelum dlakukan nterpreta, perlu dtentukan dulu apakah flm layak baca atau tdak. Kualta fm radograf terdr dar denta dan entvta. Denta adalah derajat kehtaman uatu flm edangkan entvta adalah detal terkecl yang terlhat pada flm radograf [1]. Sentvta baanya dlhat pada wre yang terlhat pada flm radograf. Pada ndutr radograf umber gamma yang erng dgunakan adalah Irdum (Ir 192) & Selenum (Se 75). Kedua umber n tentu memlk kelebhan maupun kekurangan. Salah atu kelebhan untuk kamera Gamma Ir 192 adalah bak untuk materal dengan ketebalan dar 20 hngga 80 mm dan untuk kamera Gamma Se 75 adalah 10 hngga 40 mm. Kerugan pemakaan dar kamera gamma Ir 192 adalah beratnya ektar 25 kg, edang kamera gamma Se 75 lebh rngan dan beratnya ektar 15 kg. [2]

2 Dalam radograf elan pemlhan umber, pemlhan waktu penynaran juga angat mempengaruh kualta radograf. Penympangan waktu penynaran dapat terjad karena maalah tekn. Malnya pengurangan waktu penynaran agar laju produk radograf tngg. Sehngga waktu yang terlalu cepat atau terlalu lama dapat menmbulkan bear atau keclnya jumlah rada hambur yang akan ampa ke flm, ehngga mempengaruh denta yang ada pada flm radograf. Tujuan dar peneltan adalah untuk mengetahu apakah waktu penynaran dalam radograf mempengaruh kualta hal flm radograf ehngga kualta flm dapat eua dengan ketentuan code ASME Sect V Art 2 Bataan maalah pada peneltan n berupa varabel beba yatu nla waktu penynaran rada, yakn ±6 ment dengan nterval 2 ment dar waktu normal. Sedangkan yang menjad varabel kendal adalah umber Ir 192 dengan aktvta 12 C dan Se 75 dengan aktvta 36.2 C, flm agfa D7 plat carbon teel 25mm + renforcement 3mm, ukuran umber Ir 192 dan Se 75 mang mang: 4.23 mm dan 3.53 mm, dan SFD 20 2 Metodolog Peneltan Tahapan peneltan yang akan dlakukan ebaga berkut : Perapan Peralatan yang dgunakan dalam peneltan n epert pada Gambar 1, menggunakan 2 kamera gamma dengan berbeda umber yatu Ir 192 dan Se 75 dengan aktvta mang-mang 12 dan 36.2 C, focal pot mang-mang 4.23 mm dan 3.53 mm. Benda uj yang dgunakan adalah materal ASTM A 36 dengan dmen 300x200x25 mm dengan weld renforcement 3 mm. Karaktertk dar umber terebut dapat d lhat pada Tabel 1. Memperapkan peralatan montor rada (peronal montor rada, urveymeter, flm badge, pocket dometer). Perlengkapan keelamatan kerja rada (tanda bahaya rada, tal kunng). Kaet dan creen Pb depan dan belakang tebal mm, bahan caran kma untuk proe flm (developer, top bath, fxer). Dalam peneltan n menggunakan penetrameter kawat ASTM 1B. Gambar 1: Peralatan yang dgunakan Perhtungan Waktu Penynaran Perhtungan waktu penynaran normal dapat dperoleh dengan peramaan: Dmana: SFD aktual E t x SFD (1) kurva A SFD aktual : SFD yang dgunakan (mm) SFD kurva : SFD tandard expoure chart (mm) E A : Expoure (C/Ment) : Aktvta Sumber Gamma (C) Pada expoure chart Ir 192 dgunakan SFD 610 mm dan expoure chart Se 75 dgunakan SFD 600 mm. Dengan mengacu pada grafk terebut maka harga A untuk ketebalan benda uj ebear 25 mm + weld renforcement 3 mm ddapat ebear 190 C ment dan 9 C Hour. SFD aktual yang dgunakan adalah 508 mm. Perhtungan Waktu normal Ir 192 = = 0,69 15,83 = 10,92 = 10 + (0,92 60 ) = Jad waktu penynaran normal Ir 192: 10 Ment 55 Detk 2 TABLE I KARAKTERISTIK SUMBER RADIOGRAFI [3] Sumber Radoaktf Waktu Paruh Rentang Tenaga Rada Gamma Rentang Daerah Kerja pada Tebal Baja (mm) Ir Har KeV Se Har KeV 10 40

3 Pemerkaan terhadap materal Plate dlakukan dengan teknk Sngle Wall Sngle Image (SWSI) ebagamana dtamplkan pada Gambar 4. Dalam pemerkaan n dpaka 2 umber rada yatu Ir 192 & Se 75 dan flm radograf jen kecepatan edang (kela 2) AGFA D7 ukuran 4x15 nch. Pada peneltan n menggunakan vara waktu yang berkar dar 5 ment, 7 ment, 9 ment, 11 ment, 13 ment, 15 ment dan 17 ment. Tebal benda uj yang dgunakan adalah 25 mm + weld renforcement 3 mm. Jarak dar umber ke flm yang dgunakan adalah 20 nch. Langkah yang menyangkut keelamatan kerja dan protek rada dlakukan ebelum, elama dan eudah pekerjaan berlangung. Paparan rada bag pekerja dan lngkungan mayarakat dlakukan berdaarkan Perka BAPETEN dan duahakan agar paparan rada ekecl mungkn. Gambar 2: Expoure Chart Ir 192 [1] Perhtungan Waktu normal Se 75 = = 0,72 0,25 = 0,18 = 0,18 60 = 10,8 9 36,2 = 10 + (0,8 60 ) = Jad waktu penynaran normal Se 75: 10 Ment 48 Detk Gambar 4: Teknk Sngle Wall Sngle Image [5] 2.3 Pencucan Flm Setelah dlakukan penynaran terhadap benda uj, flm yang telah dnar dengan rada gamma (expoed flm) dproe d ruang gelap (dark room) dengan waktu proe pencucan ektar 15 ment ampa dengan 60 ment dan pengerngan flm 10 ment. Evalua kualta flm dlakukan etelah flm dkerngkan. Gambar 3: Expoure Chart Se 75 [4] Dar perhtungan data maka waktu normal yang ddapat dbulatkan ke 11 ment ehngga pada pengujan n ddapat rentang waktu dar 5 ment, 7 ment, 9 ment, 11 ment, 13 ment, 15 ment dan 17 ment. 2.4 Interpreta Flm Setelah proe pencucan flm dlakukan, maka tahap terakhr dar proe penynaran radograf adalah nterpreta flm. Interpreta flm dlakukan dengan menggunakan dentometer yang terkalbra, vewer, dan proedure yang akan d terapkan. Vewer yang dgunakan adalah VIEW-LITE 0515L edangkan dentometer yang dgunakan adalah XOGRAPH DIGIT-X. Interpreta radograf haru dlakukan d ruang gelap menggunakan vewer dengan kapata ntenta tngg. Merk Brand Type TABLE 2 Spefka Vewer VIEW-LITE 0515L VIEW-LITE 0515L 2.2 Pemerkaan Materal dan Penynaran LIGHT INTENSITY cd/m²

4 DIMER CONTROL % LIGHT SOURCE PURE LED WINDOW SIZE ( LXW) 150mm x 50mm 75 dan Ir 192 dengan waktu 5 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 1.19 dan Ir 192 berkar 1.04 edangkan wre yang muncul adalah untuk umber Se 75 4 wre (Wre No.8) dan umber Ir wre (Wre No.9) LIGHT UNIFORM 90% TABLE 3 Spefka Dentometer XOGRAPH DIGIT-X Merk Brand Type Denty Range Fbre Optc Aperture Reoluton Accuracy Repeatablty XOGRAPH Dgt X 0.00 to 4.00 D 3mm 0.01OD 0.05OD 0.02OD 3 Anala Data dan Pembahaan Dar hal pengujan yang dlakukan dengan vara waktu 5 ment, 7 ment, 9 ment, 11 ment, 13 ment, 15 ment dan 17 ment menggunakan umber Ir 192 dengan aktvta 12 C dan Se 75 dengan aktvta 36.2 C maka ddapat hal denta dengan menggunakan dentometer dan wre yang muncul ebaga berkut: Gambar 6: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 7 ment umber Ir 192 umber Se 75 Pada gambar 6 dlakukan pengujan dengan umber Se 75 dan Ir 192 dengan waktu 7 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 1.48 dan Ir 192 berkar 1.37 edangkan wre yang muncul adalah untuk umber Se 75 4 wre (Wre No.8) dan umber Ir wre (Wre No.8) Gambar 5: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 5 ment umber Ir 192 umber Se 75 Pada gambar 5 dlakukan pengujan dengan umber Se Gambar 7: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 9 ment umber Ir 192 umber Se 75

5 Pada gambar 7 dlakukan pengujan dengan umber Se 75 dan Ir 192 dengan waktu 9 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 1.78 dan Ir 192 berkar 1.65 edangkan wre yang muncul adalah Pada gambar 9 dlakukan pengujan dengan umber Se 75 dan Ir 192 dengan waktu 13 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 2.41 dan Ir 192 berkar 2.28 edangkan wre yang muncul adalah Gambar 8: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 11 ment umber Ir 192 umber Se 75 Pada gambar 8 dlakukan pengujan dengan umber Se 75 dan Ir 192 dengan waktu 11 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 2.17 dan Ir 192 berkar 2.04 edangkan wre yang muncul adalah Gambar 10: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 15 ment umber Ir 192 umber Se 75 Pada gambar 10 dlakukan pengujan dengan umber Se 75 dan Ir 192 dengan waktu 15 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 2.72 dan Ir 192 berkar 2.56 edangkan wre yang muncul adalah Gambar 9: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 13 ment umber Ir 192 umber Se 75 Gambar 11: Hal flm radograf pada pengujan dengan waktu 17 ment umber Ir 192 umber Se 75

6 Pada gambar 11 dlakukan pengujan dengan umber Se 75 dan Ir 192 dengan waktu 17 ment. D dapat lah denta untuk umber Se 75 berkar 2.96 dan Ir 192 berkar 2.82 edangkan wre yang muncul adalah Dar tabel II denta yang dhalkan pada waktu 5 ment ampa 17 ment dengan menggunakan umber Ir 192 berkar dar 1.04 ampa 2.82 dan wre yang muncul berkar dar 3 wre (Wre No.9) ampa 5 wre (Wre No.7). Dmana pada waktu 5 ment ampa 9 ment denta yang dhalkan dbawah 2 ehngga tdak memenuh peryaratan d ASME V Art.2 edangkan wre yang d peryaratkan muncul adalah 2 wre (Wre No 10) ehngga pada waktu 5 ment ampa 17 ment mah memenuh peryaratan d ASME V Art.2. Pada umber Se 75 denta yang dhalkan pada waktu 5 ment ampa 17 ment dengan menggunakan umber Se 75 berkar dar 1.19 ampa Dmana pada waktu 5 ment, 7ment dan 9 ment denta yang dhalkan dbawah 2 ehngga tdak memenuh peryaratan d ASME V Art.2 edangkan wre yang d peryaratkan muncul adalah 2 wre (Wre No 10) ehngga pada waktu 5 ment ampa 17 ment mah memenuh peryaratan d ASME V Art.2 TABLE II DENSITAS DENGAN SUMBER IR 192 No Waktu Denta Sentvta Ir 192 Se 75 Ir 192 Se Ment Wre 4 Wre 2 7 Ment Wre 4 Wre 3 9 Ment Wre 5 Wre 4 11 Ment Wre 5 Wre 5 13 Ment Wre 5 Wre 6 15 Ment Wre 5 Wre 7 17 Ment Wre 5 Wre Dar tabel II dapat dbuat grafk perbandngan denta dan entvta dengan menggunakan umber Ir 192 dan Se 75. Pada gambar 12 dmana pada waktu 5 ment dengan menggunakan umber Ir 192 d dapatkan denta ebear 1.04 dan waktu 5 ment dengan menggunakan umber Se 75 d dapatkan denta ebear Grafk pada Gambar 12 menunjukkan emakn lama waktu penynaran ke benda uj dengan menggunakan umber Ir 192 dan Se 75 maka emakn tngg denta yang dhalkan. Tabel II juga menunjukkan tren untuk mendapatkan 6 wre mah dmungknkan, hanya aja keterbataan waktu oleh peruahaan tempat dlakukannya peneltan tdak memungknkan. D e n t a Gambar 12: Grafk Perbandngan Denta Terhadap Waktu Penynaran dengan Berbeda Sumber Gambar 13 menunjukkan pada waktu 5 ment dengan menggunakan umber Ir 192 telah dperoleh entvta ebanyak 3 wre (wre No 9) edangkan dengan menggunakan umber Se 75 dperoleh entvta ebanyak 4 wre (wre No. 8) untuk waktu yang ama. Nla n telah memenuh tandar penermaan d ASME V Art 2. Grafk pada Gambar 13 juga menunjukkan jumlah wre yang dperoleh (5 wre) tabl d waktu penynaran 9 ment -17 ment. S e n t v t a Waktu Denta Ir 192 & Se 75 Sentvta Ir 192 & Se Waktu Gambar 13: Grafk Perbandngan Sentvta Terhadap Waktu Penynaran dengan Berbeda Sumber 4 Kempulan Berdaarkan hal peneltan yang telah dlakukan dapat dmpulkan ebaga berkut: Rentang waktu penynaran yang dperoleh pada peneltan n yang memenuh peryaratan ASME V Art.2 adalah 11 ment 17 ment. Reference Denta Ir 192 Denta Se 75 Sentvta Ir 192 Sentvta Se 75 [1] Wllam Spauldng, George C. Wheeler. (1998). ASNT Level II Study Gude Radography Tetng Method Second Edton. [2] Soedardjo. (2006). Kajan Aplka Radograf Ir 192 dan Se 75 untuk npek ppa. Semnar Keelamatan Nuklr [3] Mark G Shlton. (2000). Advanced, Second Generaton Selenum-75 Gamma Radography

7 Source, IAEA Technology QSA, B329, Harwell, Ddcot Oxon, OX11 0RA, UK, Paper preented at the 15th World Conference on NonDetructve Tetng, Rome, Italy, 1521 October 2000, [4] Sapzah Rahm, Shaharudn Sayut, Noorhazleena Azaman, Arhard Yar, Ab Razak Hamzah. (2011). Development of Gamma Expoure Chart (Selenum-75) for Indutral Radography Applcaton. Nuclear Techncal Conventon 2011; Bang (Malaya) [5] ASME, (2013). ASME Boler & Preure Veel Code, Secton V, Artcle 2 Radographc Examnaton

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI

* PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI * PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI Oleh : eko wahyudanto (409.05.004) Pembmbng : Ir.Mochamad.Ilya HS NIP. 949099 97903 00 Latar Belakang

Lebih terperinci

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas

Kajian Pemilihan Struktur Dua Rantai Pasok yang Bersaing Untuk Strategi Perbaikan Kualitas JURNAL TEKNIK POITS Vol. 1, No. 1, (01 1-5 1 Kaan Pemlhan Struktur Dua Ranta Paok yang Berang Untuk Strateg Perbakan Kualta Ika Norma Kharmawat, Lakm Prta W, Suhud Wahyud Juruan atematka Fakulta atematka

Lebih terperinci

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK

Marzuki Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK PERBANDINGAN PRETAI IWA ANTARA PEMBELAJARAN PROBLEM OLVING DENGAN METODE KONVENONAL PADA DALIL PHYTAGORA TERHADAP IWA KELA VIII MP NEGERI PEUANGAN ELATAN KABUPATEN BIREUEN Marzuk Program tud Penddkan Matematka

Lebih terperinci

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION )

Pengantar. Ilustrasi 29/08/2012. LT Sarvia/ REGRESI LINEAR BERGANDA ( MULTIPLE LINEAR REGRESSION ) 9/08/0 ( MULTIPLE LINEA EGEION ) Elty arva, T., MT. Fakulta Teknk Juruan Teknk Indutr Unverta Krten Maranatha Bandung Pengantar Pada e ebelumnya kta hanya menggunakan atu buah X, dengan model Y = a + bx

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN

BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN BAB V ANALISIS RESPON DINAMIK TANAH DAN RESPON SPEKTRA DESAIN Anal repon te pefk dlakukan untuk mengevalua repon tanah lokal terhadap gerakan batuan daar d bawahnya. Kond tanah lokal mempengaruh karaktertk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk mengetahu Pembelajaran Kooperatf Tpe Student Team Achevement Dvon (STAD) dengan Meda Komk Lebh Efektf darpada Pembelajaran dengan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming

Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solusi Integer Linear Programming JURNAL SAINTIFIK VOL. NO., JANUARI 0 Penggunaan Metode Branch and Bound dan Gomory Cut dalam Menentukan Solu Integer Lnear Programmng Wahyudn Nur, Nurul Mukhlah Abdal Program Stud Matematka FMIPA Unverta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember

ABSTRAK. Lentera :Vol.12, No.3, Nopember PERBEDAAN PRETAI BELAJAR PENYEDERHANAAN BENTUK AKAR YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVETIGAI PADA IWA KELA X MA NEGERI 7 KOTA LHOKEUMAWE Marzuk Doen

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) IV. PEMBAHASAN 8 IV PEMBAHASAN 4 Aum Berkut n aum yang dgunakan dalam memodelkan permanan a Harga paar P ( merupakan fung turun P ( kontnu b Fung baya peruahaan- C ( fung baya peruahaan- C ( merupakan fung nak C ( C

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmah Wdya Teknk Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 IN 1412-7350 PENERAPAN MODEL OPTIMAI LINE BALANCING DAN GENETIC ALGORITHM (TUDI KAU: PT. KARYA MEKAR DEWATAMALI) Andy Lanto, Dan Retno ar Dew*, Dn Endah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu perbandngan hal belajar antara metode ceramah dengan metode mnd mappng pada mater pokok tem pernapaan manua d MT. PI

Lebih terperinci

Siti Aminah 1) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK

Siti Aminah 1) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KEMBUNG (Ratrellger pp) DI PERAIRAN KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN UTILIZATION ANALYSIS OF THE MACKEREL (RASTRELLIGER SPP) RESOURCES IN TANAH LAUT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Dalam uatu peneltan tentu ada tujuan yang ngn dcapa eua dengan latar belakang dan rumuan maalah yang telah durakan d ata. Tujuan peneltan adalah:. Untuk mengetahu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY ITEM RESPONSE THEORY PADA e-learning COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST

PENERAPAN METODE FUZZY ITEM RESPONSE THEORY PADA e-learning COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST Vol. 4, No. Deember 014 ISSN 088-130 PENERAPAN METODE FUZZY ITEM RESPONSE THEORY PADA e-learning COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST Dah Kuumawat 1, Andharn Dw Cahyan.Muhammad Fuad 3 Program Stud Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM FISIS

PEMODELAN SISTEM FISIS 4 PEMODEAN SSTEM SS 4. Pendahuluan Satu tuga yang pentng dalam anal dan perancangan tem kendal adalah pemodelan dar tem. Sebelum kta melakukan perancangan ebuah tem kendal, terlebh dahulu haru dlakukan

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Institut Teknologi Nasional [September 2013]

Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Institut Teknologi Nasional [September 2013] Reka Lngkungan Teknk Lngkungan Itena No.2 Vol.1 Jurnal Inttut Teknolog Naonal [September 2013] Pengolahan Lmbah Car Hotel Aton Braga Cty Walk dengan Proe Ftoremeda menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok DEBORA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI LNSN TEORI. nala Jarngan Kera Metode arngan kera dperkenalkan menelang decade 0-an, oleh atu tm engneer dan ahl matematka dar peruahaan u Pont bekera ama dengan Rand orporaton, dalam uaha mengembangkan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar...

Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... PENGARUH HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS IV SD NEGERI 70 BANDA ACEH Ithfa Kemal 1 dan St Nurbaya ABSTRAK Hal belajar

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

2. Menentukan model nonlinier jerapan P yang paling baik. PENDAHULUAN

2. Menentukan model nonlinier jerapan P yang paling baik. PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Fofor (P) merupakan unur hara pentng dalam tanah. Keteredaan P bag tanaman erng bermaalah, bentuk fofor yang tereda atau umlah yang dapat dambl oleh tanaman hanya ebagan kecl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#01

EL2005 Elektronika PR#01 EL2005 Elektronka PR#0 SOAL B C E G a. Buktkan bahwa n = ( ). b. Turunkan peramaan untuk A v = /. c. Htung nla n dan A v = / jka dberkan = 00 kω, = 00 Ω, = kω, dan = 00. d. Ulang oal (c) jka dberkan =

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balk Negat Hal 217 BB 5E UMPN BK NEGTF Dengan pemberan umpan balk negat kualta penguat akan lebh bak hal n dtunjukkan dar : 1. pengutannya lebh tabl, karena tdak lag dpengaruh leh kmpnen-kmpnen

Lebih terperinci

BASIS DATA PARALEL PADA SISTEM MULTIKOMPUTER MENGGUNAKAN POSTGRESQL-MPI

BASIS DATA PARALEL PADA SISTEM MULTIKOMPUTER MENGGUNAKAN POSTGRESQL-MPI Semnar Naonal Teknolog Informa dan Multmeda 204 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 8 Februar 204 BASIS DATA PARALEL PADA SISTEM MULTIKOMPUTER MENGGUNAKAN POSTGRESQL-MPI Rzk Arf Frdau ), Ahmad Ahar 2) ), 2) Juruan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

DESAIN ALAT PEMBUAT TEPUNG PATI KANJI MINI YANG ERGONOMIS. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang

DESAIN ALAT PEMBUAT TEPUNG PATI KANJI MINI YANG ERGONOMIS. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang Dean Alat Pemuat Tepung Mujono Sanny Hendro DESAI ALAT PEMBUAT TEPUG PATI KAJI MII YAG ERGOOMIS ) Mujono, ) Sanny Andjarar, 3) Hendro S,,3) Prod Teknk Indutr, Fakulta Teknolog Indutr, Inttut Teknolog aonal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN Peneltan yang dsajkan dalam proposal n bertujuan untuk melakukan kajan komprehensf tentang karakterstk dndng bata tanah Hat dengan atau tanpa perkuatan tulangan dan pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPUAN DAN PENGOAHAN DATA 4. Profl Peruahaan Nama Peruahaan Alamat :PT Indah Kat Pulp & Paper Tbk :Jalan Raya Serpong KM 8, Dea Pakulonan Kecamatan Telepon :02-5320222 Serpong Kota Tangerang

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Pendekatan Fuzzy Goal Programming untuk Alokasi Beban Pencemar Limbah Industri pada Perairan Sungai Surabaya

Pendekatan Fuzzy Goal Programming untuk Alokasi Beban Pencemar Limbah Industri pada Perairan Sungai Surabaya Pendekatan Fuzzy Goal Programmng untuk Aloka Beban Pencemar Lmbah Indutr pada Peraran Sunga Surabaya Andhka Eko Praetyo, Udubakt Cptomulyono Teknk Indutr ITS Surabaya Kontak Peron : Andhka Eko Praetyo

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR

PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR PENGARUH SUDU PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN ERHADAP EFISIENSI ERMAL PADA SOLAR KOLEKOR IPE PLA DAAR ulus B. Storus, Hmsar Ambarta, Mulf Hazw, ekad Stepu Departemen eknk Mesn Fakultas eknk USU Jl Almamater,

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Waktu Riil

Sistem Pengaturan Waktu Riil Stem engaturan Waktu Rl Algortma engatur Dgtal Ir. Jo ramudjanto, M.Eng. Juruan Teknk Elektro FTI ITS Telp. 594730 Fax.59337 Emal: jo@ee.t.ac.d Stem engaturan Waktu Rl - 0 Objektf: Metode Dan enalaan arameter

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

Agus Priyono, Edy Widodo. Jurusan Statistika FMIPA UII Yogyakarta

Agus Priyono, Edy Widodo. Jurusan Statistika FMIPA UII Yogyakarta Prodng Semnar Naonal Peneltan, Penddkan dan Penerapan MIPA Fakulta MIPA, Unverta Neger Yogyakarta, 16 Me 2009 ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KOMBINASI ATRIBUT PRODUK NOTEBOOK DENGAN PENDEKATAN METODE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

Ambarawa dan tanah gambut Ambarawa campur belerang memperoleh hasil berupa

Ambarawa dan tanah gambut Ambarawa campur belerang memperoleh hasil berupa BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN Pengujan yang telah dlakukan d Laboratorum Mekanka Tanah. Fakultas Teknk Spl dan Perencanaan. Unverstas Islam Indonesa, untuk tanah gambut Ambarawa dan tanah gambut Ambarawa

Lebih terperinci