Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)"

Transkripsi

1 Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

2 BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan meliat aplikasi pesamaan Scödinge pada atom yang anya memiliki satu elekton sepeti idogen, deuteium, titium, ion elium He, ion litium Li. Dalam buku Macelo Alonso dan E.J Finn, pesoalan ini dibaas secaa detil, namun pesamaan Scödinge agak kuang teliat aplikasinya. Dalam bab ini kita akan membaas pesoalan tesebut secaa lebi sedeana namun kita akan beangkat dai pesamaan Scödinge yang tela kita baas dalam koodinat katesian xyz; pebedaannya adala bawa di sini kita meliat atom dengan menggunakan koodinat bola. 4.. Pesamaan Scödinge Dalam Koodinat Bola Gaya sental ole inti atom menyebabkan elekton beada dalam medan potensial yang membentuk simeti bola, yang meupakan fungsi jaak dai inti,. Ze V ( ) (4.) 4πε Pesamaan Scödinge tiga dimensi bebas-waktu menjadi ψ ψ ψ Ze E ψ m 4 x y z πε (4.) Dalam pesoalan gaya sental ini, kita akan bekeja dalam koodinat bola, dengan memposisikan inti atom pada titik asal sepeti teliat pada Gb.4.. elekton z inti atom x Gb.4.. Koodinat bola dengan inti atom di titik asal. ϕ y 4-

3 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () Fungsi gelombang dinyatakan dalam,, dan ϕ, menjadi ),, ( ϕ ψ. Enegi potensial elekton, yang disebabkan ole adanya pengau dai inti atom, anya meupakan fungsi. Dalam koodinat bola, pesamaan (4.) menjadi 4 sin cot ψ πε ϕ ψ Ψ ψ Ψ ψ Ze E d m (4.3) Sepeti apa yang kita lakukan pada tinjauan sumu tiga dimensi xyz, kita tuliskan fungsi gelombang dalam koodinat bola sebagai ) ( ) ( ) ( ),, ( ϕ Φ Θ ϕ ψ (4.4) dengan, Θ, dan Φ adala fungsi-fungsi dai satu peuba saja, betuut-tuut,, dan ϕ. Kita masukkan tuunan-tuunan pasial (4.4) ke (4.3) kemudian kita kalikan dengan ),, ( / ϕ ψ, maka akan kita peole 4 sin cot πε ϕ Φ Φ Θ Θ Θ Θ e E d m (4.5) uas kii (4.5) dapat kita kelompokkan dalam suku-suku yang mengandung peuba dan yang tidak, seingga (4.5) dapat dituliskan menjadi sin cot 4 ϕ Φ Φ Θ Θ Θ Θ πε m e E d m (4.6)

4 Enegi Elekton Enegi elekton tekait dengan besa momentum sudutnya akan tetapi tidak dengan aa momentum. Ada satu kondisi di mana momentum tidak memiliki aa tetentu, yaitu kondisi simeti bola. Dalam kondisi ini fungsi gelombang tidak meupakan fungsi dan ϕ dan al ini akan tejadi jika suku kedua uas kii (4.6) tidak memiliki pean seingga dapat kita katakan sebagai benilai nol. Dalam keadaan demikian kita memiliki pesamaan: 4 πε Ze E d m (4.7) Jika (4.7) kita kalikan dengan / maka akan kita peole 4 πε Ze E m (4.8) Jika kedua uas (4.8) kita kalikan dengan / m dan kita kelompokkan suku-suku yang bekoefisien konstan akan kita peole 4 πε me mze (4.9) Sala satu keadaan aga pesamaan (4.9) tepenui untuk semua nilai adala 4 πε mze (4..a) dan me (4..b) Masing-masing pesamaan pada (4.) dapat diselesaikan secaa tepisa tetapi dengan ketentuan bawa solusi dai pesamaan petama aus pula meupakan solusi dai pesamaan kedua. Bentuk solusi

5 s mze adala A e dengan s, yang juga aus memenui 4πε me s. Dai sini kita peole fomulasi untuk E 4 mze mz e E (4.) m 4 πε 3π ε Inila nilai E yang aus dipenui aga bentuk fungsi gelombang yang meupakan solusi pesamaan (4..a) juga meupakan solusi pesamaan (4..b) Pobabilitas Kebeadaan Elekton Fungsi gelombang belaku untuk < <. Pobabilitas kebeadaan elekton dalam selang ini dapat dicai dengan mengitung pobabilitas kebeadaan elekton dalam suatu volume dinding bola yang mempunyai jai-jai dan tebal dinding. Di dalam volume itu pobabilitas kebeadaan elekton adala s e 4 π A e (4.) P dengan adala fungsi gelombang yang dipeole pada pemecaan pesamaan (4.9) yang juga membeikan elasi (4.). Gb.4.. mempeliatkan kuva dan P e teadap dinomalisasikan...5. P e [Å] Gb.4.. Fungsi gelombang dan pobabilitas kebeadaan electon teadap. Peatikan bawa kuva-kuva pada Gb.4.. dinomalisasikan seingga nilai maksimum maupun P e adala. Nilai-nilai maksimum sesunggunya dapat dipeole dengan memasukkan 4-4 Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

6 s besaan-besaan fisis pada pesamaan A e dengan mze s s, dan P e 4 π A e. Nilai s 4πε dalam al ini adala -8, Jika maks (pada ) maka P emaks pada,5 Å. Kuva ini menunjukkan pobabilitas maksimum ada di sekita suatu nilai sedangkan di lua pobabilitas ditemukannya elekton dengan cepat menuun. Hal ini beati bawa kebeadaan elekton tekonsentasi di sekita jai-jai. Inila stuktu atom yang memiliki anya satu elekton di sekita inti atomnya dan inila yang disebut status dasa atau gound state. Enegi elekton pada status ini dibeikan ole pesamaan (4.), yang jika kita masukkan nilai-nilai e, m,, dan Z untuk atom idogen, akan kita dapatkan nilai 8 E,8 J atau E 6 ev (4.3) 3, Jai-jai dapat dicai melalui difeensiasi (4.) yang disamakan dengan nol yang akan membeikan. 4π ε s e m,58 Å (4.4) Pada model atom Bo, inila jai-jai dai obital petama yang dikemukakan ole Bo dan disebut jai-jai atom Bo. Pada teoi kuantum jai-jai ini adala posisi di mana elekton paling mungkin ditemukan. Dengan (4.4) ini maka fungsi gelombang dapat ditulis sebagai / s A e Ae (4.5) Fungsi gelombang ini mempunyai satu titik simpul yaitu titik di mana benilai nol; titik simpul ini teletak di, dan gelombang ini membeikan tingkat enegi yang petama yaitu E. Kita ingat bawa dalam tinjauan satu dimensi, aplikasi pesamaan Scödinge untuk elekton di dalamn sumu potensial menunjukkan bawa ada ketekaitan antaa tingkat enegi dengan jumla simpul fungsi gelombang yaitu jumla titik di mana fungsi gelombang benilai 4-5

7 nol. Dalam tinjauan tiga dimensi, pengetian mengenai titik simpul gelombang tentula beuba menjadi bidang di mana fungsi gelombang benilai nol. Fungsi gelombang (4.5) memiliki satu titik simpul yang tekait dengan tingkat enegi E. Solusi lain dai (4.7) beupa fungsi gelombang yang memiliki dua simpul, satu di dan satu lagi misalnya di A /B dengan bebentuk s ( A B ) e (4.6) Solusi yang lain lagi adala fungsi gelombang yang memiliki tiga simpul, dengan bentuk 3 s3 ( A B C ) e (tentang fungsi polinom liat ef.[4]) (4.7) Secaa umum solusi yang dapat dipeole akan bebentuk dengan n mulai dai. sn n L n ( ) e (4.8) Peitungan untuk mempeole solusi ini tidak kita baas; kita anya akan meliat asilnya saja. Bentuk fungsi gelombang n sampai dengan n 3 dipeliatkan pada Gb ,5,5,5 3 3,5 4 Gb.4.3. Bentuk gelombang dengan satu, dua, dan tiga simpul.[,3] Pobabilitas kebeadaan elekton adala snt en 4π Ln ( ) e (4.9) P [Å] Kuva pobabilitas kebeadaan elekton untuk ketiga bentuk fungsi gelombang yang dipeliatkan pada Gb.4.3. adala sepeti teliat pada Gb.4.4. Kuva-kuva dalam gamba ini dinomalisasikan aga integal dai nol sampai tak ingga benilai satu. 4-6 Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

8 ,,8,6,4, P e P e Pe3,5,5,5 3 3,5 4 Gb.4.4. Kuva pobabilitas kebeadaan elekton untuk fungsi gelombang,, 3. [,3]. Masing-masing fungsi gelombang membeikan tingkat enegi tetentu yang tekait dengan n yaitu E n 3,6 n, dengan n,, 3, (4.) Inila tingkat-tingkat enegi yang meupakan tingkat-tingkat enegi utama pada atom dan bilangan n disebut bilangan kuantum utama. Hal ini tela pula kita liat pada model atom Bo Momentum Sudut Sebagaimana tela kita liat, bilangan kuantum utama n yang tekait dengan tingkat enegi utama, muncul pada aplikasi pesamaan Scödinge pada bagian yang meupakan fungsi. Pada benda yang begeak, selain enegi kita juga mengenal momentum; keduanya adala besaan-besaan geak. Jika enegi tekuantisasi, seausnya momentum juga tekuantisasi. Hal ini akan kita liat. Dalam pesamaan Scödinge, momentum sudut tekait dengan bagian fungsi gelombang yang tidak tegantung yang beati tidak tegantung dai potensial V (). Besa dan aa momentum sudut tekait dengan fungsi gelombang yang meupakan fungsi sudut ϕ,. L Gb.4.5. Vekto Momentum Sudut p 4-7

9 Dalam mekanika klasik, vekto momentum sudut elekton yang beeda mengelilingi inti atom dapat kita tuliskan sebagai (Liat Gb.4.5). L p Dalam mekanika kuantum, kita memiliki opeato momentum sudut, yaitu L j. Opeato ini dapat kita tuliskan sebagai u x L j j x y z (4.) / x u y / y u z / z Komponen-komponen dai opeato momentum ini adala L x j y z ; L y j x z ; z y z x L z j x y (4.) y x Dai ubungan-ubungan dalam koodinat bola kita dapat mempeole x sin cosϕ, y sinsinϕ, z cos x y z sin sinϕ y; sin cosϕ x; ϕ ϕ ϕ ϕ seingga x y z y x ϕ x ϕ y ϕ z x y dan opeato L z pada (4.) dapat dituliskan L z j (4.3) ϕ Penyataan (4.3) ini besifat umum. Sumbu z bisa dipili pada aa manapun dai posisi inti atom yang beada di titik asal. Ole kaena 4-8 Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

10 itu dapat dikatakan bawa opeato momentum sudut pada aa manapun, adala j dengan ϕ adala sudut yang diuku ϕ sekeliling aa tesebut. Jika opeato L z bekeja pada bagian fungsi gelombang Φ yang anya tegantung dai ϕ, maka dapat kita tuliskan L z Φ( ϕ) L z Φ( ϕ) j Φ( ϕ) (4.4) ϕ Dalam elasi (4.4), untuk suatu Φ(ϕ) tetentu tedapat L z yang meupakan nilai konstan; Φ(ϕ) yang membeikan nilai L z konstan tesebut disebut fungsi pope dan L z adala nilai pope-nya. Dai (4.4) kita dapatkan pesamaan ϕ Φ( ϕ) jm Φ( ϕ) (4.5) L dengan m z l. Pada pesamaan (4.5) tuunan suatu fungsi sama dengan suatu nilai konstan kali fungsi itu sendii; solusi dai (4.5) dapat kita duga bebentuk fungsi eksponensial l jmlϕ Φ( ϕ) Ae (4.6) jmϕ ( ϕ π) Kaena sifat peiodiknya maka l jml e e dan ausla jπm e l. Hal ini beati bawa m l aus benilai bulat positif ataupun negatif, temasuk nol. Jadi m, ±, ±...dst (4.7) l Nilai A pada (4.6) dapat kita peole melalui nomalisasi; pobabilitas ditemukannya elekton pada kisaan sudut antaa sampai π adala satu. Jadi π * Φ Φd ϕ, seingga π jm ϕ ϕ l jml ( Ae )( Ae ) dϕ A π dϕ π A Jika A benilai nyata maka A / π. Dengan demikian maka fungsi pope (yang dinomalisi) dai L z pada (4.4) adala 4-9

11 Φ dan nilai pope jmlϕ ( ϕ) e dengan m l, ±, ±... dst (4.8) π L z m l (4.9) elasi ini menunjukkan bawa komponen z dai momentum sudut adala tekuantisasi, dan al ini besifat umum. Tanpa mengetaui komponen yang lain, kita dapat mengatakan bawa aa momentum sudut tekuantisasi kaena sudut yang dibentuk ole vekto momentum L dengan sumbu z tidakla sembaang melainkan ditentukan ole bilangan bulat m l. Bagaimanaka dengan besa momentum? Kita tidak menelusui lebi lanjut pesamaan yang tekait dengan momentum ini akan tetapi anya akan meliat asil yang tela dipeole dalam analisis teoitis maupun ekspeimental. Hasilnya adala bawa besa momentum sudut juga tekuantisasi. ( ) L l l (4.3) dengan l,,, 3,... bilangan bulat positif Dengan demikian maka momentum sudut ditentukan ole dua macam bilangan bulat, yaitu l yang menentukan besa momentum sudut, dan m l yang menentukan komponen z momentum sudut yang bemakna aa momentum sudut. Nilai m l tidak akan melebii nilai l sebab jika al itu tejadi L z akan lebi besa dai L, suatu al yang tak dapat diteima. Nilai l dan m l yang mungkin adala sebagai beikut: l m ; l l m, ± ; (4.3) l l m, ±, ± ; dst. l Bilangan bulat l dan m l adala bilangan-bilangan kuantum untuk momentum; l (yang menentukan besa momentum) disebut bilangan kuantum momentum sudut, atau bilangan kuantum azimutal; m l (yang menentukan aa momentum sudut) disebut bilangan kuantum magnetik. Bilangan kuantum l dinyatakan dengan simbol uuf untuk mengindakan keancuan dengan bilangan kuantum utama. Simbol uuf yang digunakan adala sepeti teliat pada Tabel Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

12 Tabel-4.. Simbol Huuf Untuk Status Momentum Sudut bilangan kuantum l simbol s p d f g Dalam mekanika klasik momen sudut dibawa pengau gaya sental mempunyai nilai dan aa konstan. Akan tetapi dalam mekanika kuantum tidakla mungkin untuk mengetaui secaa eksak lebi dai satu komponen momentum sudut. Ole kaena itu jika L z diketaui, L x dan L y anya dapat diketaui dalam ketidakpastian Lx dan Ly sesuai dengan elasi L L z x Ly (4.3) elasi (4.3) ini miip dengan elasi ketidakpastian posisi-momentum dan enegi-waktu. Dengan demikian maka mengenai momentum sudut kita anya dapat mengetaui besanya, z L, dan komponen-z-nya, L z. Ole kaena itu jika L kita menggambakam momentum sudut ini kita y dapat menggambakan besa L dengan aa yang anya ditentukan ole x sudut yang dibentuk ole Gb.4.6. Momentum Sudut vekto L dengan sumbu z, sepeti teliat pada Gb Bilangan Kuantum Pembaasan kita sampai kepada kesimpulan bawa ada tiga bilangan kuantum. Bilangan kuantum yang petama adala bilangan kuantum utama, n, yang menentukan tingkat enegi; bilangan kuantum yang kedua adala bilangan kuantum momentum sudut, atau bilangan kuantum azimutal, l; dan yang ketiga adala bilangan kuantum magnetik, m l. Setiap tingkat enegi yang ditentukan ole n, tedapat n momentum sudut yang memiliki enegi yang sama, dengan nilai l mulai dai l 4-

13 sampai l (n ). Status momentum ini dinyatakan sebagai ns untuk l, np untuk l, nd untuk l dst. Nilai l membeikan kondisi simeti bola yang disebutkan pada awal pembaasan enegi elekton, atau dengan kata lain status s membeikan simeti bola. Pada status p (l ) ada tiga fungsi sudut yang menyatakan tiga kemungkinan aa momentum sudut yang tekait dengan m l,, dan. Untuk status d (l ) ada lima fungsi sudut yang menyatakan lima kemungkinan aa momentum sudut, tekait dengan m l, ±, ± dan seteusnya. Untuk n yang sama, semua elekton dengan status momentum sudut yang bebeda memiliki enegi yang sama. Akan tetapi dalam teoi yang lebi cemat yang mempeitungkan pengau lain sepeti elativitas, status momentum sudut yang bebeda pada n yang sama memiliki enegi yang bebeda walaupun pebedaan enegi antaa status momentum di n yang sama ini sangat kecil. Gb.4.7. menjelaskan pebedaan penyataan tingkat enegi atom idogen menuut model atom Bo dan penyataan tingkat enegi pada peitungan yang lebi cemat. Enegi total [ev] bilangan kuantum utama n : 3 4 5, s, 6 3p, 3d 3,4 s, p 3,6 s -6 Bo lebi cemat Gb.4.7. Tingkat-tingkat enegi atom idogen menuut Bo dan peitungan yang lebi cemat. [6]. 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

14 4.6. Spin Elekton Apabila sebekas atom be-elekton tunggal melintasi medan magnet tak omogen, aa dan besa gaya pada atom tegantung dai pebedaan aa antaa dipole magnet pada atom dengan aa medan magnet. Jika aa dipole magnet atom paalel dengan aa medan magnet, atom begeak keaa medan magnet yang lebi tinggi. Jika dipole magnet atom antipaalel dengan aa medan magnet, atom begeak ke aa medan magnet yang lebi kecil. Gejala ini tetap tejadi walaupun atom beada pada gound state di mana momentum obitalnya benilai nol (l ), yang seausnya tidak tepengau ole medan magnet. Gejala ini dijelaskan dengan pengetian spin elekton. Gagasan mengenai spin elekton ini petama kali dikemukakan ole Ulenbeck untuk menjelaskan peilaku tetentu dai atom yang memiliki elekton tunggal. Penjelasan tentang spin elekton tidak kita bicaakan lebi jau Tansisi Elekton Dalam Atom Dengan tesedianya banyak tingkat enegi dalam satu atom, maka dimungkinkan tejadinya tansisi (pepindaan) elekton dai satu tingkat enegi ke tingkat enegi yang lain, jika keadaan memungkinkan. Dalam meninjau tansisi (pepindaan status) elekton, pelu dipeatikan kenyataan bawa setiap tingkat enegi memiliki bebeapa status momentum. Tansisi elekton ini diikuti dengan emisi ataupun absobsi poton, tegantung dai apaka elekton bepinda dai tingkat enegi yang lebi tinggi ke tingkat yang lebi enda atau sebaliknya. Poton yang di-emisi-kan ataupun yang di-absobsi dalam poses tansisi ini juga memiliki momentum. Kaena dalam poses tansisi elekton pinsip konsevasi momentum tetap aus dipenui, maka tedapat kaida tansisi. Untuk geakan yang dipengaui gaya sental, kaida seleksi tansisi elekton adala l ±, m, ± (4.33) l Pinsip konsevasi momentum sudut dan atuan penjumlaan momentum sudut sesunggunya mempekenankan tansisi l, ±. Akan tetapi al lain (paitas fungsi gelombang) tidak memungkinkan tejadinya pepindaan dengan l. Menuut kaida seleksi (4.33) tansisi elekton bisa tejadi misalnya 4-3

15 - dai status p ke s, dai 3s ke p tetapi tidak dai 3s ke s - dai 3p ke s tetapi tidak dai 3p ke p - dai 4d ke 3p, dai 4d ke p - dai 4p ke s, dai 3p ke s dst. Status s adala satu-satunya status yang beada di bawa status s, namun tansisi dai s ke s tidak dipekenankan. Ole kaena itu status s disebut status metastabil. Tela disebutkan bawa status s (l ) tidak tepengau ole medan magnet, sedangkan status p, dibawa pengau medan magnet yang kuat tepeca menjadi tiga status sesuai dengan m l,, dan. Ole kaena itu tansisi p ke s meupakan tansisi dengan tiga kemungkinan, yaitu tansisi dai m l ke m l yang tejadi dengan fekuensi aslinya, dan dua kemungkinan lain yaitu tansisi dai m l ± ke m l yang tejadi dengan pebedaan fekuensi µ B B f ±,4 B Hz (4.34) e dengan µ B adala magneton Bo. me 4-4 Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial ()

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

Aplikasi Persamaan Gelombang Schrödinger pada Atom dengan Satu Elektron. Sudaryatno Sudirham

Aplikasi Persamaan Gelombang Schrödinger pada Atom dengan Satu Elektron. Sudaryatno Sudirham Dapubic www.dapubic.com Apikasi Pesamaan Geombang Scödinge pada Atom dengan Satu Eekton Sudayatno Sudiam Setea kita meiat apikasi pesamaan Scödinge daam koodinat katesian xyz, kita akan meiat apikasinya

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

Variasi Kuat Medan Gravitasi

Variasi Kuat Medan Gravitasi Vaiasi Kuat edan avitasi By Anawa Kuat medan avitasi bumi sanat dipenaui ole bebeapa al, antaa lain:. KETINIAN Vaiasi kuat medan avitasi akibat penau ketinian maksudnya, bawa besanya aya yan dialami ole

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Megenal Sifat Material

Megenal Sifat Material 8/1/1 Sudayatno Sudiam Megenal Sifat Mateial Kulia Tebuka pps beanimasi tesedia di www.ee-cafe.og Buku-e tesedia di www.buku-e.lipi.go.id dan www.ee-cafe.og 1 Pendauluan: Pekembangan Konsep Atom Elekton

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

REMBESAN AIR DALAM TANAH

REMBESAN AIR DALAM TANAH REMBESAN AIR DALAM TANAH Bagian Dosen Pengampu: RUNI ASMARANTO, ST., MT Email : uni_asmaanto@ub.ac.id REMBESAN AIR DALAM TANAH Tana tesusun ole butianbutian tana padat dan poipoi yang saling beubungan

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR FAKULTAS TEKNK JURUSAN TEKNK SPL. MOMEN NERSA BDANG DATAR. Pendauluan Momen inesia dapat diseut juga Momen Kedua atau Momen Kelemaman. Data momen inesia suatu penampang dai komponen stuktu akan dipelukan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola Bab 3 Solusi Pesamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Besimeti Bola Bedasakan bentuk kanonik metik besimeti bola.18, dapat dibuat sebuah metik besimeti bola yang begantung paamete non-koodinat τ sebagai,

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 8-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 8-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudiram ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 8- Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 8 Teori Pita Energi Tentang Padatan Setela mempelajari bagaimana atom

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

BAB V. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL

BAB V. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL BAB V. SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL Bangsa Perancis Louis Victor prince de Broglie (189-1987) menyampaikan ipotesisnya bawa materi memiliki sifat gelombang di samping sifat partikel. Prinsip ini yang

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS 397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik - Magnet

Fisika Dasar II Listrik - Magnet Fisika Dasa II Listik - Magnet Sua Dama, M.Sc Depatemen Fisika UI Silabus Listik Medan Listik: Distibusi Muatan Diskit Distibusi Muatan Kontinu Potensial Listik Kapasitansi, Dielektik, dan negi lektostatik

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

Matematika ITB Tahun 1975

Matematika ITB Tahun 1975 Matematika ITB Taun 975 ITB-75-0 + 5 6 tidak tau ITB-75-0 Nilai-nilai yang memenui ketidaksamaan kuadrat 5 7 0 atau atau 0 < ITB-75-0 Persamaan garis yang melalui A(,) dan tegak lurus garis + y = 0 + y

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pesamaan Diac Pesamaan Schödinge meupakan pesamaan gelombang yang digunakan pada medan nonelativistik, pesamaan ini hanya dapat digunakan untuk patikel yang memiliki kecepatan

Lebih terperinci

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN 184 Lampian 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN 185 186 187 188 189 190 Lampian 4 PEMBELAJARAN TOPIK LINGKARAN DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF 191 Pengetian Lingkaan Kegiatan 1A Aga

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani)

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani) LAMPIRAN A (Bebeapa Besaan Fisika, Fakto konvesi dan Alfabet Yunani) Bebeapa Tetapan dan Besaan Fisika Massa matahai Jai-jai matahai Massa bumi Kecepatan cahaya Konstanta gavitasi = 1,99 10 30 kg = 6,9599

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

HANDOUT KULIAH LISTRIK MAGNET I. Oleh: Dr. rer. nat. Ayi Bahtiar

HANDOUT KULIAH LISTRIK MAGNET I. Oleh: Dr. rer. nat. Ayi Bahtiar HANDOUT KULIAH LISTRIK MAGNET I Oleh: D. e. nat. Ayi Bahtia JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 6 -Q - Q LISTRIK MAGNET I AYI BAHTIAR JURUSAN FISIKA

Lebih terperinci

Atom. Sudaryatno Sudirham

Atom. Sudaryatno Sudirham Atom Sudayatno Sudiham Beikut ini kita akan menelusui iwayat pemikian tentang atom. Pemikian tentang atom dapat ditelusui ke belakang sampai zaman Junani kuno. Bebeapa filosof Yunani kuno, sepeti Democitus

Lebih terperinci

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL GELOMBANG HARMONIK Bentuk gelombang hamonik begantung waktu : ψ Re (, t) A( ) exp[ iϕ( )] exp( iπνt ) [ ] { ψ (, t)

Lebih terperinci

MODEL DINAMIKA PADA SISTEM PENGEREMAN MOBIL

MODEL DINAMIKA PADA SISTEM PENGEREMAN MOBIL MODE DINMIK PD SISTEM PENGEREMN MOI geng Maulana 1, Yaan Nuadi 2 Yoanes Dewanto 3 Naniek ndiani 4 Juusan Teknik Inomatika, akultas Teknik UKM Reseac & Development Univesitas Pancasila, Sengseng Sawa, Jagakasa

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

4. Metode Mekanika Statistik

4. Metode Mekanika Statistik 4. Metode Mekanika Statistik Reesentatif ensemble ada bebeaa sistem Distibusi Kanonik Fungsi Patisi dan ntoi Sistem Kanonik Besa 4.1. Reesentatif nsemble ada Bebeaa Sistem Sistem teisolasi: Ada atikel

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci