4. Metode Mekanika Statistik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. Metode Mekanika Statistik"

Transkripsi

1 4. Metode Mekanika Statistik Reesentatif ensemble ada bebeaa sistem Distibusi Kanonik Fungsi Patisi dan ntoi Sistem Kanonik Besa 4.1. Reesentatif nsemble ada Bebeaa Sistem Sistem teisolasi: Ada atikel beada dalam volume:v enegi antaa dan + δ Pada situasi keseimbangan, sistem daat ditemukan dengan eluang sama ada setia accessible states. Kemungkinan menemukan sistem dalam keadaan (dengan enegi ): P C bila < < +δ = 0 ada kondisi lain ilai C daat ditentukan dengan nomalisasi. disebut ensemble mikokanonik. Sistem dalam kontak dengan esevoi anas: A A (esevoi) Sistem gabungan A (0) A & A Konsevasi enegi: + = (0) Dai hal ini, kemungkinan menemukan sistem dalam keadaan : M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 37

2 P = C Ω ( (0) ) Seeti biasanya C daat dieoleh dengan nomalisasi: P = 1 Sekaang kita angga bahwa A jauh lebih kecil dai A, sehingga << (0), oleh kaena itu: (0) (0) ln Ω' ln Ω'( ) = ln Ω'( )... ' 0 dengan menuliskan: ln Ω' β ' kaakteistik esevoi A 0 maka: atau ln Ω ( (0) ) = ln Ω ( (0) ) β Ω'( ) =Ω '( ) e (0) (0) Dai hal ini, esamaan P = C Ω ( (0) ) daat ditulis: P = Ce Sekali lagi C meuakan konstanta yang tidak tegantung : C = e 1 Dengan demikian obabilitas daat dituliskan secaa ekslisit: P e = e Fakto eksonensial distibusi kanonik. disebut fakto Boltzmann dan distibusi P = Ce disebut e β P bekaitan dengan enegi tunggal. Sekaang obabilitas P() untuk menemukan A memiliki enegi antaa dan +δ P ( ) = P disini < <+δ. Seteusnya daat ditulis: P( ) = CΩ ( ) e Bebagai haga ata-ata daat dicai: M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 38

3 y = e e y 4.. Contoh-contoh Pemakaian Paamagnetisme H Sejumlah a atom besin memiliki momen magnetik intinsik Dua kemunngkinan keadaan: + : sin u (aalel H) : sin u (anti aalel H) negi: = μ H Jadi: + = μh - = + μh Pobabilitas Pi = Ce i P + = C e -β P = C e β Haga ata-ata momen magnetik: Pμ P+ μ + P ( μ) μ H = = P P + P μh = μ tanh + M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 39

4 Pehatikan dua kondisi ekstim tanh y: y << 1 tanh y y y >> 1 tanh y 1 Jadi untuk μh μ H << 1 μ H = μh >> 1 μh = μ Kalau kita definisikan χ : susetibilitas magnetik M = χ H M : magnetisasi 0μ H 0μ μh χ = untuk <<< 1 Sesuai dengan hukum Cuie. μh Untuk >>> 1 dieoleh M o o μ Telihat bahwa M 0 tidak tegantung H, disini M 0 mengalami satuasi. M 0 μ M maks M H μh M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 40

5 4... Molekul ada Gas Ideal Molekul-molekul teus meneus dalam kotak tana inteaksi lua enegi hanya tedii dai enegi kinetik k = ½ mv = m Posisi: dan + d Momentum: dan + d Volume dai uang fasa: d 3 d 3 = dx dy dz d x d y d z Poblem Fisika statistik tentu saja untuk mencai obabilitas: d d m 3 h 0 P(, ) d d e Untuk momentum saja: m 3 = P( ) d P(, ) d d e d Daat dituunkan untuk keceatan: m P( v) d v = P( ) d = Ce d v Kalau dinomalisasi 3 3 P(, v) d d v = 3/ mv 3 3 m 3 3 dihasilkan: P( v) d d v = e d d v V π Distibusi Maxwell-Boltzmann M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 41

6 4..3. Molekul Gas Ideal dalam Pengauh Gavitasi = + mgz m z 3 3 β mgz 3 3 d d + m P(, ) d d e 3 h 0 Untuk momentum saja: 3 m 3 P( ) d = Ce d Untuk suatu ketinggian z: P(z) dz : kemungkinan suatu molekul beada diantaa z dan z+dz 3 3 Pzdz ( ) = xy, P(, ) dd menghasilkan: mgz / P( z) dz = C ' e dz mgz / P( z) dz = P(0) e dz (law of atmoshee) 4.3. Pengetian Fungsi Patisi Sistem dengan negi Rata-ata Tetentu M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 4

7 ambil a sebagai jumlah sub-sistem dengan enegi, maka: Σ a = konstan Kalau kita gunakan distibusi kanonik: P e e = (es. (1)) e Sekaang kita lakukan ehitungan enegi ata-ata: e P = Ce = e valuasi embilang ada es. (1) dieoleh: Z e = ( e ) = β β = β Z e dengan ( ) Bandingkan kembali dengan esamaan (1), dieoleh: 1 Z ln Z = = Z β β Z disebut sebagai fungsi atisi (sum ove states, Zustand Summe) Dai Z ini bebagai besaan Fisika daat dituunkan. (Ruanya besaan ini kometito Ω()!!) Pehatikan bebeaa contoh beikut: Disesi : ( Δ ) = ln Z = = β β (Poof this!, if you can t do it, lease consult Reif. 13) Keja: d' W = ~ Xdx ~ disini: X = x seteusnya daat ditunjukkan: M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 43

8 ~ X 1 ln Z = β x Contoh untuk kasus tekanan: 1 ln Z d' W = dv = dv β V Jadi 1 ln Z = β V Hubungan dengan Temodinamika: d ln Z = βd' W dβ = β d' W d( β ) + βd d (ln Z + β ) = β ( d' W + d ) = βd' Q Bandingkan dengan d' Q ds = T daat disimulkan: S = (ln Z + β ) k 1 aabila digunakan β = dieoleh: TS = ln Z + negi bebas Helmholtz: F = TS = ln Z Telihat daat dituunkan langsung dai fungsi atisi. Pilih Z atau Ω??? ntoi daat dinyatakan: S k ln Ω() S k(ln Z + β ) atau Secaa matematik, ehitungan ln Z lebih mudah dibandingkan k ln Ω(). ln Z melibatkan jumlah ada semua keadaan, sedangkan Ω() meuakan jumlah keadaan antaa dan +δ yang cuku sulit ehitungannya. Secaa fisis, definisi S k ln Ω() lebih tansaan. M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 44

9 4.4. nsemble Kanonik Besa (Gand Canonical nsemble) Pada diskusi sebelumnya: A A Tejadi inteaksi temal: Konsevasi enegi: + = (0) Sekaang kita tinjau jenis sistem lain, disini bukan hanya enegi yang dietukakan tetai atikel juga diebolehkan beindah: A A Maka ada sistem A (0) = A + A : bukan hanya tejadi konsevasi enegi, tetai jumlah atikel ada kombinasi sistem ini juga teta: + = (0) = konstan + = 0) = konstan Sama seeti agumen tedahulu (detail baca di Reif!): P (, ) Ω ( (0), (0) ) dan seteusnya didaatkan distibusi Kanonik besa: P e α Seeti yang lalu β meuakan aamete temeatu, disini α daat dikaitkan dengan otensial kimia : μ = α negi dan jumlah atikel ata-ata: α e = ; α e e = e α α M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 45

10 Selanjutnya daat dibuktikan (bukti lengka ada ying et al., Statistical Mechanics and Dynamics, halaman 04-05) ln Z = V T, μ ( T ln Z) S = k V, μ ln Z = μ VT, dengan Z meuakan fungsi atisi gand canonic. Contoh-contoh soal: 1. Suatu sistem dua level dengan = n 1 +n atikel beenegi masing-masing 1 dan. Sistem ini beada dalam kontak dengan suatu esevoi anas besuhu T. Bila ada suatu emisi kuantum tejadi menuju ke esevoi, tejadi eubahan oulasi sistem n n - 1 dan n 1 n (Angga n 1 dan n sangat besa) Hitung eubahan entoi: (a) ada sistem dua level (b) ada esevoi (c) dai (a) dan (b) fomulasikan asio n /n 1 (Qualifying xam in Univesity of Califonia at Bekeley) Jawab: Visualisasi oblem: n n 1 T esevoi (a) Peubahan entoi ada sistem dua level: ΔS = S akhi S awal!! = kln kln ( n 1)!( n1+ 1)! n! n1! n n = kln kln n1+ 1 n1 (b) Peubahan entoi ada esevoi: ΔQ Δ S = = 1 T T (c) dai (a) dan (b): ΔS 1 + ΔS = 0 dieoleh: M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 46

11 n ex 1 = n1. Pehatikan idealisasi suatu kistal yang memiliki buah titik kisi juga osisi intestisial (osisi anta titik kisi dimana atom juga daat menemati). Misalkan ε meuakan enegi yang dibutuhkan untuk memindahkan atom dai osisi titik kisi ke intestisial dan n meuakan jumlah atom-atom yang menemati osisi intestisial dalam keadaan keseimbangan (a) Hitung enegi intenal sistem! (misalkan U o meuakan enegi intenal bila semua atom menemati titik kisinya) (b) Beaa entoi S? beikan fomulasi asimtotik bila n>>>1? (c) yatakan oulasi n dalam suhu keseimbangan T! (Qualifying xam in Pinceton Univesity) Jawab: (a) Kaena ada n atom menemati osisi intestisial maka enegi dalam menjadi: = U o + nε (b) Kombinasi:! Cn = n!( n)! ada C n caa n atom menemati osisi kisi dan ada C n caa ula n atom menemati osisi intestisial, jadi jumlah keadaan mikoskoik: ( C ) n Ω=, sehingga:! S = kln n!( n )! Kalau n >>> 1, maka ln n! n ln n n S = k [ ln n ln n ( n) ln ( n)] (c) Pada keseimbangan, suhu dan volume teta, maka enegi bebas F minimum: F = TS = U o + nε Tk [ ln n ln n ( n) ln ( n)] F n = 0, dieoleh: n = e / + 1 M. Hikam, Fisika Statistik, Metode Mekanika Statistik 47

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN 4. Waktu Temuh Gelombang Ultasonik Tansit time ultasoni flowmete memanfaatkan adanya ebedaan waktu temuh gelombang ultasonik antaa waktu usteam dan downsteam

Lebih terperinci

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel . Deskripsi Statistik Sistem Partikel Formulasi statistik Interaksi antara sistem makroskopis.1. Formulasi Statistik Dalam menganalisis suatu sistem, kombinasikan: ide tentang statistik pengetahuan hukum-hukum

Lebih terperinci

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi Siklus Stiling Silus ini ditemukan oleh Stiling, dimana tedii dai dua oses isotemal dan dua oses olume konstan Dua oses teakhi tejadi dengan bantuan sebuah egeneato untuk membuat siklus ini eesibel Diagam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan

Lebih terperinci

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Viial. Ekspansi Viial. Gugus Maye Fungsi Patisi Kanonik Untuk Gas Dengan Inteaksi Lemah Misalkan tedapat inteaksi (potensial) anta patikel : u ij, sehingga Hamiltonian

Lebih terperinci

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono)

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono) Mekanika Fluida (Coutesy of D. Yogi Wibisono) Manomete U: Dasa teoi a dan b daat sebagai tekanan fluida, atau a daat sebagai tekanan fluid dan b tekanan atmosfe Caian A dan B tak becamu a Z R b 5 4 3

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Teaannya (Bimaste) Volume 06, No. 3(2017), hal 177 182. PERBANDINGAN METODE BENEFIT PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR DAN TIPE CONSTANT PERCENT PADA PENDANAAN PENSIUN MANFAAT

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS (3) Potensial Listrik BAB 1 Fisika Dasar II 44

LISTRIK STATIS (3) Potensial Listrik BAB 1 Fisika Dasar II 44 LISTRIK STTIS (3) Potensial Listik BB 1 Fisika Dasa II 44 1. PENDHULUN ds G 3.1 Muatan positif egeak sejauh ds ke aah negatif kaena adanya enegi potensial listik Dalam pemahasan tedahulu kita telah menganalisis

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Statistik + konsep mekanika. Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:

Statistik + konsep mekanika. Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah: Bab 4 Deskripsi Statistik Sistem Partikel Bagaimana gambaran secara statistik dari sistem partikel? Statistik + konsep mekanika Hal-hal yang diperlukan dalam menggambarkan keadaan sistem partikel adalah:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

ANALISIS DATA GEOFISIKA MONITORING GUNUNGAPI BERDASAR PENGEMBANGAN PEMODELAN ANALITIK DAN DISKRIT

ANALISIS DATA GEOFISIKA MONITORING GUNUNGAPI BERDASAR PENGEMBANGAN PEMODELAN ANALITIK DAN DISKRIT ANALISIS DATA GEOFISIKA MONITORING GUNUNGAPI BERDASAR PENGEMBANGAN PEMODELAN ANALITIK DAN DISKRIT HENDRA GUNAWAN Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sai Seiing dengan eneaan metoda engukuan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

IX. Aplikasi Mekanika Statistik

IX. Aplikasi Mekanika Statistik IX. Aplikasi Mekanika Statistik 9.1. Gas Ideal Monatomik Sebagai test case termodinamika statistik, kita coba terapkan untuk gas ideal monatomik. Mulai dengan fungsi partisi: ε j Z = g j exp j k B T Energi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

3. Termodinamika Statistik

3. Termodinamika Statistik 3. Termodinamika Statistik Pada bagian ini akan dibahas pemanfaatan postulat statistik yang berdasarkan sistem dalam keadaan keseimbangan untuk menjelaskan besaran makroskopis. Disiplin ini disebut Mekanika

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem /2017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan :

FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem /2017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan : ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. - 016/017 PR#1 : Review of Thermo & Microcanonical Ensemble Dikumpulkan :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Tekuk Torsi Lateral Pertemuan 9, 10

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Tekuk Torsi Lateral Pertemuan 9, 10 ata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Tekuk Tosi ateal Petemuan 9, 10 TIU : ahasiswa daat meencanakan kekuatan elemen stuktu baja beseta alat sambungna TIK : ahasiswa daat menjelaskan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani)

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani) LAMPIRAN A (Bebeapa Besaan Fisika, Fakto konvesi dan Alfabet Yunani) Bebeapa Tetapan dan Besaan Fisika Massa matahai Jai-jai matahai Massa bumi Kecepatan cahaya Konstanta gavitasi = 1,99 10 30 kg = 6,9599

Lebih terperinci

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( ) MODEL CAMPURAN LINEAR Bab 6 Linea Mixed Models (6.1-6.5) Outline Model umum Stuktu Ragam Peagam Model Campuan untuk data longitudinal Menduga pegauh tetap untuk Ragam (V) diketahui Menduga pegauh tetap

Lebih terperinci

Jawaban. atau 1 xkt. h c = = = atau. 4,965k

Jawaban. atau 1 xkt. h c = = = atau. 4,965k Jawaban Diketahui F( λ) π 5 λ hc ex( hc / λk ) a Untuk menemukan nilai maksimum F( λ ), diambil derivatif F( λ ) ke λ kemudian nilanya sama dengan 0 Misalnya Sehingga hc x λk atau xk λ hc Dengan Maka 5

Lebih terperinci

Perancangan Poros Transmisi

Perancangan Poros Transmisi Peancangan Poos Tansisi 1. ebuah oos tansisi beuta 6 dan dituu oleh bantalan seeti telihat ada gaba. Daya sebesa h ditansisikan ke oos elalui ulley bediaete 18 yang eiliki beat lb dengan asio tegangan

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

SOLUTION QUIZ 1 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION QUIZ 1 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA PR 1 - FI-52 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. 2-216/217 Waktu : 9 menit (Closed Book) 1. Tinjau dipol identik yang

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi Dengan Pengendali Thyristor Anti-Paralel

Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi Dengan Pengendali Thyristor Anti-Paralel Analisis Unjuk Keja Moto Induksi Dengan Pengendali Thyisto Anti-Paalel Suai 1, Bamang Sutoo 1 Juusan Teknik Elekto, Univesitas Semaang, Semaang Juusan Teknik Elekto, Univesitas Gadjah Mada, Yogyakata Astak

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Perpindahan Panas Konduksi. Steady-state satu arah pada permukaan datar, silinder, dan bola

Perpindahan Panas Konduksi. Steady-state satu arah pada permukaan datar, silinder, dan bola Pepindahan Panas Konduksi Steady-state satu aah pada pemukaan data, silinde, dan bola Minggu ke- OULINE Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Kontak belaja Penganta pepindahan panas Pepindahan panas konduksi

Lebih terperinci

Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal

Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal Ensembel Grand Kanonik (Kuantum) Gas IDeal Fungsi Partisi Grand Kanonik: Gas Ideal Seerti di Klasik fungsi artisi Grand Kanonik : ζ z, V, T = N=0 z N Q N (V, T) dengan Q N adalah fungsi artisi kanonik,

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012 Posiding Semina Nasional Kimia Unesa 0 ISBN : 978-979-08-550-7 Suabaya, 5 Pebuai 0 DISTORSI FUNGSI DISTRIBUSI MAXWELL AKIBAT REAKSI KIMIA PADA SISTEM GAS RAPAT I Gusti Made Sanjaya Juusan Kimia, FMIPA,Univesitas

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

log log. log q 1 log. log15

log log. log q 1 log. log15 . Bentuk sedehana dai ( + ( 0 adalah. a. b. + c. 8 d. 8 + e. 8 + Soal Ujian Nasional Tahun 007 ( + ( 0 = ( + (. = ( + ( = + + = + 8. Jika log = a dan log = b, maka log 0 =. a. b. c. d. e. a ab a( b a b

Lebih terperinci

TEOREMA PEMBATASAN DIMENSI DUA. Hendra Gunawan Jurusan Matematika ITB Jl. Ganesha 10 Bandung

TEOREMA PEMBATASAN DIMENSI DUA. Hendra Gunawan Jurusan Matematika ITB Jl. Ganesha 10 Bandung TEOREMA PEMBATASAN IMENSI UA Henda Gunawan Juusan Matematika ITB Jl Ganesha Bandung Abstak alam makalah ini kami buktikan teoema embatasan dimensi dua dengan menggunakan ketaksamaan Babenko-Hausdoff-Young

Lebih terperinci

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola Bab 3 Solusi Pesamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Besimeti Bola Bedasakan bentuk kanonik metik besimeti bola.18, dapat dibuat sebuah metik besimeti bola yang begantung paamete non-koodinat τ sebagai,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

= = =

= = = = + + + = + + + = + +.. + + + + + + + + = + + + + ( ) + ( ) + + = + + + = + = 1,2,, = + + + + = + + + =, + + = 1,, ; = 1,, =, + = 1,, ; = 1,, = 0 0 0 0 0 0 0...... 0 0 0, =, + + + = 0 0 0 0 0 0 0 0 0....

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

VI. Teori Kinetika Gas

VI. Teori Kinetika Gas VI. Teori Kinetika Gas 6.1. Pendahuluan dan Asumsi Dasar Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani LAMPIRAN I Alfabet Yunani Alha Α Nu Ν Beta Β Xi Ξ Gamma Γ Omicron Ο Delta Δ Pi Π Esilon Ε Rho Ρ Zeta Ζ Sigma Σ Eta Η Tau Τ Theta Θ Usilon Υ Iota Ι hi Φ, Kaa Κ Chi Χ Lambda Λ Psi Ψ Mu Μ Omega Ω LAMPIRAN

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Efek de Haas-Van Alphen

Efek de Haas-Van Alphen Efek de Haas-Van Alphen Diagmagnetisasi Landau pada suhu rendah menimbulkan efek osilasi dari susceptibilitas magnetik ketika medan magnet luar diturunkan, efek ini disebut efek de Haas-Van Alphen. Secara

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

Jenuh AC dan Putus AC

Jenuh AC dan Putus AC Penguat Daya Gais beban D dan A dai Penguat Emite Sekutu Kaena kapasito dianggap hubung-singkat untuk sinyal A maka tahanan beban yang dilihat oleh tansisto adalah : = R // R L Oleh kaena itu gais beban

Lebih terperinci

OVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable

OVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable OERIEW esamaan keadaan adalah pesamaan yang menyatakan hubungan antaa state vaiable yang menggambakan keadaan dai suatu sistem pada kondisi fisik tetentu State vaiable adalah opety dai sistem yang hanya

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

V. Potensial Termodinamika

V. Potensial Termodinamika V. otensial ermodinamika 5.1. Fungsi Helmholtz dan Gibbs Selain energi dalam (U) dan entropi (S) cukup banyak besaran yang dapat didefinisikan berdasarkan kombinasi U, S serta variabel keadaan lainnya.

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC 3.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya[7] telah dibuktikan bahwa sinyal efeensi optimum yang dapat menghasilkan iak aus keluaan yang minimum pada invete

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron PENDAHUUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci