Aplikasi Persamaan Gelombang Schrödinger pada Atom dengan Satu Elektron. Sudaryatno Sudirham

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Persamaan Gelombang Schrödinger pada Atom dengan Satu Elektron. Sudaryatno Sudirham"

Transkripsi

1 Dapubic Apikasi Pesamaan Geombang Scödinge pada Atom dengan Satu Eekton Sudayatno Sudiam Setea kita meiat apikasi pesamaan Scödinge daam koodinat katesian xyz, kita akan meiat apikasinya pada koodinat poa yaitu apikasi pada atom yang anya memiiki satu eekton sepeti idogen, deuteium, titium, ion eium He, ion itium Li. Daam buku Maceo Aonso dan E.J Finn, pesoaan ini dibaas secaa deti, namun pesamaan Scödinge agak kuang teiat apikasinya. Di sini kita akan membaas pesoaan tesebut secaa ebi sedeana namun kita akan beangkat dai pesamaan Scödinge yang tea kita baas daam koodinat katesian xyz. Pesamaan Scödinge Daam Koodinat Boa Gaya senta oe inti atom menyebabkan eekton beada daam medan potensia yang membentuk simeti boa, yang meupakan fungsi jaak dai inti,. Pesamaan Scödinge tiga dimensi bebas-waktu menjadi Ze V ( ) () ψ ψ ψ Ze E ψ m x y z Daam pesoaan gaya senta ini, kita akan bekeja daam koodinat boa, dengan memposisikan inti atom pada titik asa sepeti teiat pada Gb.. z eekton () inti atom x ϕ y Gb... Koodinat boa dengan inti atom di titik asa. Fungsi geombang dinyatakan daam,, dan ϕ, menjadi ψ(,,. Enegi potensia eekton, yang disebabkan oe adanya pengau dai inti atom, anya meupakan fungsi. Daam koodinat boa, pesamaan () menjadi cot ψ Ψ ψ Ψ ψ Ze E ψ m sin d ϕ Sepeti apa yang tea kita akukan pada tinjauan sumu tiga dimensi xyz, kita tuiskan fungsi geombang daam koodinat boa sebagai ψ(,, ( ) ( ) Φ( () Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge / (3)

2 Dapubic Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge / dengan,, dan Φ adaa fungsi-fungsi dai satu peuba saja, betuut-tuut,, dan ϕ. Kita masukkan tuunan-tuunan pasia () ke (3) kemudian kita kaikan dengan ),, ( / ϕ ψ, maka akan kita peoe sin cot ϕ Φ Φ e E d m (5) uas kii (.5) dapat kita keompokkan daam suku-suku yang mengandung peuba dan yang tidak, seingga (.5) dapat dituiskan menjadi sin cot ϕ Φ Φ m e E d m (6) Enegi Eekton Enegi eekton tekait dengan besa momentum sudutnya akan tetapi tidak dengan aa momentum. Ada satu kondisi di mana momentum tidak memiiki aa tetentu, yaitu kondisi simeti boa. Daam kondisi ini fungsi geombang tidak meupakan fungsi dan ϕ dan a ini akan tejadi jika suku kedua uas kii (6) tidak memiiki pean seingga dapat kita katakan sebagai beniai no. Daam keadaan demikian kita memiiki pesamaan: Ze E d m (7) Jika (7) kita kaikan dengan / maka akan kita peoe Ze E m (8) Jika kedua uas (8) kita kaikan dengan / m dan kita keompokkan suku-suku yang bekoefisien konstan akan kita peoe me mze (9) Saa satu keadaan aga pesamaan (9) tepenui untuk semua niai adaa mze (.a) dan me (.b) Masing-masing pesamaan pada () dapat diseesaikan secaa tepisa tetapi dengan ketentuan bawa sousi dai pesamaan petama aus pua meupakan sousi dai pesamaan kedua. Bentuk sousi adaa s A e dengan mze s, yang juga aus memenui me s. Dai sini kita peoe fomuasi untuk E

3 Dapubic mze mz e E () m 3π ε Inia niai E yang aus dipenui aga bentuk fungsi geombang yang meupakan sousi pesamaan (.a) juga meupakan sousi pesamaan (.b). Pobabiitas Kebeadaan Eekton Fungsi geombang beaku untuk < <. Pobabiitas kebeadaan eekton daam seang ini dapat dicai meaui peitungan pobabiitas kebeadaan eekton daam suatu voume dinding boa yang mempunyai jai-jai dan teba dinding. Di daam voume itu pobabiitas kebeadaan eekton adaa e π s P A e () dengan adaa fungsi geombang yang dipeoe pada pemecaan pesamaan (9) yang juga membeikan easi (). Gb.. mempeiatkan kuva dan P e teadap dinomaisasikan.. P e [Å] Gb.. Fungsi geombang dan pobabiitas kebeadaan eecton teadap. Peatikan bawa kuva-kuva pada Gb... dinomaisasikan seingga niai maksimum maupun P e adaa. Niai-niai maksimum sesunggunya dapat s dipeoe dengan memasukkan besaan-besaan fisis pada pesamaan A e dengan s mze, dan e π Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge 3/ s P A e. Niai s daam a ini adaa -8, Jika maks (pada ) maka P emaks pada,5 Å. Kuva ini menunjukkan pobabiitas maksimum ada di sekita suatu niai sedangkan di ua pobabiitas ditemukannya eekton dengan cepat menuun. Ha ini beati bawa kebeadaan eekton tekonsentasi di sekita jai-jai. Inia stuktu atom yang memiiki anya satu eekton di sekita inti atomnya dan inia yang disebut status dasa atau gound state. Enegi eekton pada status ini dibeikan oe pesamaan (), yang jika kita masukkan niai-niai e, m,, dan Z untuk atom idogen, akan kita dapatkan niai 8 E,8 J atau E 3, 6 ev (3) Jai-jai dapat dicai meaui difeensiasi () yang disamakan dengan no yang akan membeikan. π ε s e m,58 Å (.)

4 Dapubic Pada mode atom Bo, inia jai-jai dai obita petama yang dikemukakan oe Bo dan disebut jai-jai atom Bo. Pada teoi kuantum jai-jai ini adaa posisi di mana eekton paing mungkin ditemukan. Dengan () ini maka fungsi geombang dapat dituis sebagai s / niai no A e A e (5) Fungsi geombang ini mempunyai satu titik simpu; titik simpu ini teetak di, dan geombang ini membeikan tingkat enegi yang petama yaitu E. Kita ingat bawa daam tinjauan satu dimensi, apikasi pesamaan Scödinge untuk eekton di daamn sumu potensia menunjukkan bawa ada ketekaitan antaa tingkat enegi dengan juma simpu fungsi geombang yaitu juma titik di mana fungsi geombang beniai no. Daam tinjauan tiga dimensi, pengetian mengenai titik simpu geombang tentua beuba menjadi bidang di mana fungsi geombang beniai no. Fungsi geombang (5) memiiki satu titik simpu yang tekait dengan tingkat enegi E. Sousi ain dai (7) beupa fungsi geombang yang memiiki dua simpu, satu di dan satu agi misanya di A /B dengan bebentuk 3 s ( A B ) e (6) Sousi yang ain agi adaa fungsi geombang yang memiiki tiga simpu, dengan bentuk s3 ( A B C ) e (7) Secaa umum sousi yang dapat dipeoe akan bebentuk dengan n muai dai. 3 sn n L n ( ) e (8) Peitungan untuk mempeoe sousi ini tidak kita baas; kita anya akan meiat asinya saja. Bentuk fungsi geombang n sampai dengan n 3 dipeiatkan pada Gb.3. 3,5,5,5 3 3,5 [Å] Gb.3. Bentuk geombang dengan satu, dua, dan tiga simpu.[] Pobabiitas kebeadaan eekton adaa P en s t n π L ( ) e (9) Kuva pobabiitas kebeadaan eekton untuk ketiga bentuk fungsi geombang yang dipeiatkan pada Gb.3. adaa sepeti teiat pada Gb.. Kuva-kuva daam gamba ini dinomaisasikan aga intega dai no sampai tak ingga beniai satu. n Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge /

5 ,,8,6,, Dapubic P e P e P e3 Gb.. Kuva pobabiitas kebeadaan eekton untuk fungsi geombang,, 3. []. Masing-masing fungsi geombang membeikan tingkat enegi tetentu yang tekait dengan n yaitu E n 3,6, dengan n,, 3, () n Inia tingkat-tingkat enegi yang meupakan tingkat-tingkat enegi utama pada atom dan biangan n disebut biangan kuantum utama. Ha ini tea pua kita iat pada mode atom Bo. Momentum Sudut,5,5,5 3 3,5 Sebagaimana tea kita iat, biangan kuantum utama n yang tekait dengan tingkat enegi utama, muncu pada apikasi pesamaan Scödinge pada bagian yang meupakan fungsi. Pada benda yang begeak, seain enegi kita juga mengena momentum; keduanya adaa besaan-besaan geak. Jika enegi tekuantisasi, seausnya momentum juga tekuantisasi. Ha ini akan kita iat. Daam pesamaan Scödinge, momentum sudut tekait dengan bagian fungsi geombang yang tidak tegantung yang beati tidak tegantung dai potensia V (). Besa dan aa momentum sudut tekait dengan fungsi geombang yang meupakan fungsi sudut ϕ,. L p Gb.5. Vekto Momentum Sudut Daam mekanika kasik, vekto momentum sudut eekton yang beeda mengeiingi inti atom dapat kita tuiskan sebagai (Liat Gb.5). L Daam mekanika kuantum, kita memiiki opeato momentum sudut, yaitu Opeato ini dapat kita tuiskan sebagai / x p / y / z L j. u x u y uz L j j x y z () Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge 5/

6 Dapubic Komponen-komponen dai opeato momentum ini adaa L x j y z ; z y L y j x z z x ; L z j x y (.) y x Dai ubungan-ubungan daam koodinat boa kita dapat mempeoe x sin cos ϕ, y sin sin ϕ, z cos x y z sin sin ϕ y; sin cos ϕ x; ϕ ϕ ϕ ϕ dan opeato L z pada () dapat dituiskan seingga x y z y x ϕ x ϕ y ϕ z x y L z j (3) ϕ Penyataan (3) ini besifat umum. Sumbu z bisa dipii pada aa manapun dai posisi inti atom yang beada di titik asa. Oe kaena itu dapat dikatakan bawa opeato momentum sudut pada aa manapun, adaa j dengan ϕ adaa sudut yang diuku sekeiing ϕ aa tesebut. Jika opeato L z bekeja pada bagian fungsi geombang Φ yang anya tegantung dai ϕ, maka dapat kita tuiskan L z Φ( L z Φ( j Φ( () ϕ Daam easi (), untuk suatu Φ( tetentu tedapat L z yang meupakan niai konstan; Φ( yang membeikan niai L z konstan tesebut disebut fungsi pope dan L z adaa niai pope-nya. Dai () kita dapatkan pesamaan ϕ Φ( jm Φ( (5) Lz dengan m. Pada pesamaan (5) tuunan suatu fungsi sama dengan suatu niai konstan kai fungsi itu sendii; sousi dai (5) dapat kita duga bebentuk fungsi eksponensia Φ ϕ ( Ae jm (6) jm ( ϕ π) Kaena sifat peiodiknya maka ϕ jm jπm e e dan ausa e. Ha ini beati bawa m aus beniai buat positif ataupun negatif, temasuk no. Jadi m, ±, ±...dst (7) Niai A pada (6) dapat kita peoe meaui nomaisasi; pobabiitas ditemukannya eekton pada kisaan sudut antaa sampai π adaa satu. Jadi π Φ Φd ϕ, seingga * Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge 6/

7 Dapubic π jm ϕ ϕ jm ( Ae )( Ae ) dϕ A π dϕ π A Jika A beniai nyata maka A / π. Dengan demikian maka fungsi pope (yang dinomaisi) dai L z pada () adaa dan niai pope jmϕ Φ( e dengan m, ±, ±... dst (8) π L z m (9) easi ini menunjukkan bawa komponen z dai momentum sudut adaa tekuantisasi, dan a ini besifat umum. Tanpa mengetaui komponen yang ain, kita dapat mengatakan bawa aa momentum sudut tekuantisasi kaena sudut yang dibentuk oe vekto momentum L dengan sumbu z tidaka sembaang meainkan ditentukan oe biangan buat m. Bagaimanaka dengan besa momentum? Kita tidak meneusui ebi anjut pesamaan yang tekait dengan momentum ini akan tetapi anya akan meiat asi yang tea dipeoe daam anaisis teoitis maupun ekspeimenta. Hasinya adaa bawa besa momentum sudut juga tekuantisasi. ( ) L (3) dengan,,, 3,... biangan buat positif Dengan demikian maka momentum sudut ditentukan oe dua macam biangan buat, yaitu yang menentukan besa momentum sudut, dan m yang menentukan komponen z momentum sudut yang bemakna aa momentum sudut. Niai m tidak akan meebii niai sebab jika a itu tejadi L z akan ebi besa dai L, suatu a yang tak dapat diteima. Niai dan m yang mungkin adaa sebagai beikut: m m m, ±, ±, ± Biangan buat dan m adaa biangan-biangan kuantum untuk momentum; (yang menentukan besa momentum) disebut biangan kuantum momentum sudut, atau biangan kuantum azimuta; m (yang menentukan aa momentum sudut) disebut biangan kuantum magnetik. Biangan kuantum dinyatakan dengan simbo uuf untuk mengindakan keancuan dengan biangan kuantum utama. Simbo uuf yang digunakan adaa sepeti teiat pada Tabe-. Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge 7/ dst Tabe-. Simbo Huuf Untuk Status Momentum Sudut biangan kuantum 3 5 simbo s p d f g Daam mekanika kasik momen sudut dibawa pengau gaya senta mempunyai niai dan aa konstan. Akan tetapi daam mekanika kuantum tidaka mungkin untuk mengetaui secaa eksak ebi dai satu komponen momentum sudut. Oe kaena itu jika L z diketaui, L x dan L y anya dapat diketaui daam ketidakpastian L dan L sesuai dengan easi x y (3)

8 Dapubic Lz Lx Ly (3) easi (3) ini miip dengan easi ketidakpastian posisi-momentum dan enegi-waktu. Dengan demikian maka mengenai momentum sudut kita anya dapat mengetaui besanya, L, dan komponen-z-nya, L z. Oe kaena itu jika kita menggambakam momentum sudut ini kita dapat menggambakan besa L dengan aa yang anya ditentukan oe sudut yang dibentuk oe vekto L dengan sumbu z, sepeti teiat pada Gb.6. z L y x Gb.6. Momentum Sudut Biangan Kuantum Pembaasan kita sampai kepada kesimpuan bawa ada tiga biangan kuantum. Biangan kuantum yang petama adaa biangan kuantum utama, n, yang menentukan tingkat enegi; biangan kuantum yang kedua adaa biangan kuantum momentum sudut, atau biangan kuantum azimuta, ; dan yang ketiga adaa biangan kuantum magnetik, m. Setiap tingkat enegi yang ditentukan oe n, tedapat n momentum sudut yang memiiki enegi yang sama, dengan niai muai dai sampai (n ). Status momentum ini dinyatakan sebagai ns untuk, np untuk, nd untuk dst. Niai membeikan kondisi simeti boa yang disebutkan pada awa pembaasan enegi eekton, atau dengan kata ain status s membeikan simeti boa. Pada status p ( ) ada tiga fungsi sudut yang menyatakan tiga kemungkinan aa momentum sudut yang tekait dengan m,, dan. Untuk status d ( ) ada ima fungsi sudut yang menyatakan ima kemungkinan aa momentum sudut, tekait dengan m, ±, ± dan seteusnya. Untuk n yang sama, semua eekton dengan status momentum sudut yang bebeda memiiki enegi yang sama. Akan tetapi daam teoi yang ebi cemat yang mempeitungkan pengau ain sepeti eativitas, status momentum sudut yang bebeda pada n yang sama memiiki enegi yang bebeda waaupun pebedaan enegi antaa status momentum di n yang sama ini sangat keci. Gb.7. menjeaskan pebedaan penyataan tingkat enegi atom idogen menuut mode atom Bo dan penyataan tingkat enegi pada peitungan yang ebi cemat. Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge 8/

9 Dapubic Enegi tota [ev],5 3, biangan kuantum utama n : s, 6 3p, 3d s, p 3,6-6 Bo ebi cemat Gb.7. Tingkat-tingkat enegi atom idogen menuut Bo dan peitungan yang ebi cemat. [6]. Spin Eekton Apabia sebekas atom be-eekton tungga meintasi medan magnet tak omogen, aa dan besa gaya pada atom tegantung dai pebedaan aa antaa dipoe magnet pada atom dengan aa medan magnet. Jika aa dipoe magnet atom paae dengan aa medan magnet, atom begeak keaa medan magnet yang ebi tinggi. Jika dipoe magnet atom antipaae dengan aa medan magnet, atom begeak ke aa medan magnet yang ebi keci. Gejaa ini tetap tejadi waaupun atom beada pada gound state di mana momentum obitanya beniai no ( ), yang seausnya tidak tepengau oe medan magnet. Gejaa ini dijeaskan dengan pengetian spin eekton. Gagasan mengenai spin eekton ini petama kai dikemukakan oe Uenbeck untuk menjeaskan peiaku tetentu dai atom yang memiiki eekton tungga. Penjeasan tentang spin eekton tidak kita bicaakan ebi jau. Tansisi Eekton Daam Atom Dengan tesedianya banyak tingkat enegi daam satu atom, maka dimungkinkan tejadinya tansisi (pepindaan) eekton dai satu tingkat enegi ke tingkat enegi yang ain, jika keadaan memungkinkan. Daam meninjau tansisi (pepindaan status) eekton, peu dipeatikan kenyataan bawa setiap tingkat enegi memiiki bebeapa status momentum. Tansisi eekton ini diikuti dengan emisi ataupun absobsi poton, tegantung dai apaka eekton bepinda dai tingkat enegi yang ebi tinggi ke tingkat yang ebi enda atau sebaiknya. Poton yang di-emisi-kan ataupun yang di-absobsi daam poses tansisi ini juga memiiki momentum. Kaena daam poses tansisi eekton pinsip konsevasi momentum tetap aus dipenui, maka tedapat kaida tansisi. Untuk geakan yang dipengaui gaya senta, kaida seeksi tansisi eekton adaa ±, m, ± (33) Pinsip konsevasi momentum sudut dan atuan penjumaan momentum sudut sesunggunya mempekenankan tansisi, ±. Akan tetapi a ain (paitas fungsi geombang) tidak memungkinkan tejadinya pepindaan dengan. s Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge 9/

10 Dapubic Menuut kaida seeksi (33) tansisi eekton bisa tejadi misanya - dai status p ke s, dai 3s ke p tetapi tidak dai 3s ke s - dai 3p ke s tetapi tidak dai 3p ke p - dai d ke 3p, dai d ke p - dai p ke s, dai 3p ke s dst. Status s adaa satu-satunya status yang beada di bawa status s, namun tansisi dai s ke s tidak dipekenankan. Oe kaena itu status s disebut status metastabi. Tea disebutkan bawa status s ( ) tidak tepengau oe medan magnet, sedangkan status p, dibawa pengau medan magnet yang kuat tepeca menjadi tiga status sesuai dengan m,, dan. Oe kaena itu tansisi p ke s meupakan tansisi dengan tiga kemungkinan, yaitu tansisi dai m ke m yang tejadi dengan fekuensi asinya, dan dua kemungkinan ain yaitu tansisi dai m ± ke m yang tejadi dengan pebedaan fekuensi dengan µ B B f ±, B Hz (3) e µ B adaa magneton Bo. m e Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge /

11 Dapubic Bebeapa Konstanta Fisika Kecepatan ambat caaya c 3, 8 mete / detik Biangan Avogado N 6, 3 moeku / moe Konstanta gas 8,3 joue /(moe)( o K) Konstanta Panck 6,63 3 joue-detik Konstanta Botzmann k B,38 3 joue / o K Pemeabiitas µ,6 6 eny / mete Pemitivitas ε 8,85 faad / mete Muatan eekton e,6 9 couomb Massa eekton diam m 9, 3 kg Magneton Bo µ B 9,9 amp-m Pustaka (beuut sesuai pemakaian). Zbigniew D Jastzebski, Te Natue And Popeties Of Engineeing Mateias, Jon Wiey & Sons, ISBN , Danie D Poock, Pysica Popeties of Mateias fo Enginees, Voume I, CC Pess, ISBN , Wiiam G. Moffatt, Geoge W. Peasa, Jon Wuf, Te Stuctue and Popeties of Mateias, Vo. I Stuctue, Jon Wiey & Sons, ISBN , Maceo Aonso, Edwad J. Finn, Fundamenta Univesity Pysics, Addison-Wesey, obet M. ose, Lawence A. Sepad, Jon Wuf, Te Stuctue and Popeties of Mateias, Vo. IV Eectonic Popeties, Jon Wiey & Sons, ISBN , Sudayatno Sudiam, P. Gomes de Lima, B. Despax, C. Mayoux, Patia Syntesis of a Discage-Effects On a Poyme Caacteized By Tema Stimuated Cuent makaa, Conf. on Gas Disage, Oxfod, Sudayatno Sudiam, éponse Eectique d un Poyimide Soumis à une Décage Luminescente dans Agon, Desetasi, UNPT, Sudayatno Sudiam, Anaisis angkaian Listik, Bab- dan Lampian-II, Penebit ITB, ISBN W. Tia Sugg, Handbook of Eectica and Eectonic Insuating Mateias, IEEE Pess, 995, ISBN Danie D Poock, Pysica Popeties of Mateias fo Enginees, Voume III, CC Pess, ISBN , 98.. Jee H. Bopy, obet M. ose, Jon Wuf, Te Stuctue and Popeties of Mateias, Vo. II Temodynamic of Stuctue, Jon Wiey & Sons, ISBN X, L. Soyma, D. Was, Lectues on te Eectica Popeties of Mateias, Oxfod Scie. Pubication, ISBN X, Danie D Poock, Pysica Popeties of Mateias fo Enginees, Voume II, CC Pess, ISBN , 98.. G. Boune, C. Bousse, J.J. Moine, Cimie Oganique, Cedic/ Fedinand Natan, Fed W. Bimeye, J, Textbook of Poyme Science, Jon Wiey & Son, 98. Sudayatno Sudiam, Apikasi Pesamaan Geombang Scodinge /

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

Momentum Sudut (Bagian 2)

Momentum Sudut (Bagian 2) Momentum Suut Bagian Pengenaan Konsep otasi aam Mekanika Kuantum:. Sistem Kooinat Boa. Hamonia Sfeis Spheica Hamonics 3. Momentum Suut Obita 4. Momentum Suut Intinsik Spin Pesamaan Schöinge aam tiga -

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

Atom. Sudaryatno Sudirham

Atom. Sudaryatno Sudirham Atom Sudayatno Sudiham Beikut ini kita akan menelusui iwayat pemikian tentang atom. Pemikian tentang atom dapat ditelusui ke belakang sampai zaman Junani kuno. Bebeapa filosof Yunani kuno, sepeti Democitus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

Variasi Kuat Medan Gravitasi

Variasi Kuat Medan Gravitasi Vaiasi Kuat edan avitasi By Anawa Kuat medan avitasi bumi sanat dipenaui ole bebeapa al, antaa lain:. KETINIAN Vaiasi kuat medan avitasi akibat penau ketinian maksudnya, bawa besanya aya yan dialami ole

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Megenal Sifat Material

Megenal Sifat Material 8/1/1 Sudayatno Sudiam Megenal Sifat Mateial Kulia Tebuka pps beanimasi tesedia di www.ee-cafe.og Buku-e tesedia di www.buku-e.lipi.go.id dan www.ee-cafe.og 1 Pendauluan: Pekembangan Konsep Atom Elekton

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

SIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal

SIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal SIMAK UI 2011 Fisika Kode Soa Doc. Name: SIMAKUI2011FIS999 Version: 2012-11 haaman 1 01. Sebuah mikroskop terdiri dari ensa obyektif (f 1 = 0,5 cm) dan ensa okuer (f 2 = 2 cm). Jarak antara kedua ensa

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS 397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik - Magnet

Fisika Dasar II Listrik - Magnet Fisika Dasa II Listik - Magnet Sua Dama, M.Sc Depatemen Fisika UI Silabus Listik Medan Listik: Distibusi Muatan Diskit Distibusi Muatan Kontinu Potensial Listik Kapasitansi, Dielektik, dan negi lektostatik

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR FAKULTAS TEKNK JURUSAN TEKNK SPL. MOMEN NERSA BDANG DATAR. Pendauluan Momen inesia dapat diseut juga Momen Kedua atau Momen Kelemaman. Data momen inesia suatu penampang dai komponen stuktu akan dipelukan

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN 4. Waktu Temuh Gelombang Ultasonik Tansit time ultasoni flowmete memanfaatkan adanya ebedaan waktu temuh gelombang ultasonik antaa waktu usteam dan downsteam

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola Bab 3 Solusi Pesamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Besimeti Bola Bedasakan bentuk kanonik metik besimeti bola.18, dapat dibuat sebuah metik besimeti bola yang begantung paamete non-koodinat τ sebagai,

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Konfigurasi Elektron Dalam Atom

Konfigurasi Elektron Dalam Atom Konfigurasi Elektron Dalam Atom Sudaryatno Sudirham Atom dengan lebih dari satu elektron akan memberikan persamaan Schrödinger yang rumit, karena setiap elektron tidak hanya mendapat gaya tarik dari inti

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

REMBESAN AIR DALAM TANAH

REMBESAN AIR DALAM TANAH REMBESAN AIR DALAM TANAH Bagian Dosen Pengampu: RUNI ASMARANTO, ST., MT Email : uni_asmaanto@ub.ac.id REMBESAN AIR DALAM TANAH Tana tesusun ole butianbutian tana padat dan poipoi yang saling beubungan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN 184 Lampian 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN 185 186 187 188 189 190 Lampian 4 PEMBELAJARAN TOPIK LINGKARAN DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF 191 Pengetian Lingkaan Kegiatan 1A Aga

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Tingkat Energi Elektron Dalam Padatan

Tingkat Energi Elektron Dalam Padatan Tingkat Energi Elektron Dalam Padatan Sudaryatno Sudiram Setela mempelajari bagaimana atom tersusun membentuk padatan, berikut ini kita akan mempelajari elektron dalam padatan. Dalam padatan dengan struktur

Lebih terperinci

Sifat Ideal Prima Dalam Kaitannya dengan Notasi Order Kiri dan Kanan dalam Gelanggang Polinom Miring

Sifat Ideal Prima Dalam Kaitannya dengan Notasi Order Kiri dan Kanan dalam Gelanggang Polinom Miring Sifat Idea Pima Daam Kaitannya dengan Notasi Ode Kii dan Kanan daam Geanggang Poinom Miing Ami Kama Ami 1 1 Depatment Mathematics, Facuty of Mathematics and Natua Sciences, Hasanuddin Univesity, J. Peintis

Lebih terperinci

4. Metode Mekanika Statistik

4. Metode Mekanika Statistik 4. Metode Mekanika Statistik Reesentatif ensemble ada bebeaa sistem Distibusi Kanonik Fungsi Patisi dan ntoi Sistem Kanonik Besa 4.1. Reesentatif nsemble ada Bebeaa Sistem Sistem teisolasi: Ada atikel

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci