Atom. Sudaryatno Sudirham

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Atom. Sudaryatno Sudirham"

Transkripsi

1 Atom Sudayatno Sudiham Beikut ini kita akan menelusui iwayat pemikian tentang atom. Pemikian tentang atom dapat ditelusui ke belakang sampai zaman Junani kuno. Bebeapa filosof Yunani kuno, sepeti Democitus (± 460 SM), bepandangan bahwa mateial tedii dai patikel-patikel kecil, sedemikian kecilnya sehingga ia tidak dapat dibagi lagi. (Dalam bahasa Yunani kata atomos, atau dalam bahasa Latin atomus, beati tak dapat dibagi ). Walaupun pemikian ini atau teoi ini besifat spekulatif, namun ia mampu betahan sampai kuang lebih dua ibu tahun lamanya, sampai awal abad ke-19. Model Atom Dalton Pada tahun 1803, John Dalton ( ), akhli kimia dan fisika Inggeis, membeikan landasan yang lebih tegas pada teoi mengenai atom. Melalui pemahamannya tentang peilaku gas, John Dalton menyatakan bahwa setiap unsu tedii dai atom-atom identik dan atom dai suatu unsu bebeda beatnya dai semua unsu yang lain. Ia menghitung beat elatif dai bebagai unsu, yang kemudian disebut beat atom. Dengan dasa teoi Dalton, atom digambakan sebagai keleeng kecil yang halus, licin, keas dan tak dapat dipecah lagi. Gambaan sepeti ini betahan swatu abad lamanya, sampai akhi abad ke-19. Model Atom Thomson Pada tahun 1897 fisikawan Inggeis Si J.J. Thomson ( ) menunjukkan bahwa suatu bentuk adiasi, yang disebut sina katoda, tedii dai patikel-patikel yang jauh lebih kecil dai atom dan patikel ini mengandung muatan listik negatif. Patikel-patikel inilah yang kemudian disebut elekton yang meupakan patikel sub-atom yang petama kali ditemukan. Thomson menyatakan bahwa atom bukanlah patikel tekecil akan tetapi tedii dai patikel-patikel yang lebih kecil lagi. Ia menggambakan atom sebagai patikel yang bemuatan positif dengan di sana-sini tetanam patikel lain yang bemuatan negatif. Jumlah patikel yang bemuatan negatif itu adalah sedemikian upa sehingga keseluuhan atom secaa elektis menjadi netal. Model Atom Ruthefod Pada awal abad ke-0, antaa Si Enest Ruthefod ( ) menunjukkan bahwa patikel-patikel yang dipancakan oleh bahan adioaktif hampi seluuhnya dapat menembus lembaan tipis metal, dan sangat sedikit patikel yang dipantulkan. Kejadian ini membuat Ruthefod pecaya bahwa sebagian besa dai suatu atom, yaitu atom-atom yang tesusun membentuk lembaan tipis metal, adalah beupa uang kosong. Ruthefod kemudian membei gambaan bahwa muatan positif atom tekonsentasi dalam uang kecil di pusat atom (yang kemudian disebut inti atom) dan dikelilingi oleh elekton-elekton. Inti atom inilah yang memantulkan patikel adioaktif apabila kebetulan patikel ini menabak inti atom; sementaa patikel yang tidak menabak inti atom akan melewati uang kosong di sekita inti atom. Patikel bemuatan positif yang beada dalam inti atom ia namakan poton. Sudayatno Sudiham, Atom 1/13

2 Peistiwa Fisika yang Tekait dengan Pekembangan Konsep Atom Pekembangan konsep tentang atom tidaklah bedii sendii tetapi tekait pula dengan pekembangan pemahaman mengenai gejala-gejala fisika yang lain, sepeti pepindahan panas. Pepindahan panas dapat tejadi melalui peistiwa konduksi, konveksi, dan adiasi. Apa yang akan kita bahas beikut ini adalah pepindahan panas, atau pepindahan enegi, melalui adiasi. Dua benda yang bebeda tempeatu, akan mengalami poses penyamaan tempeatu dan poses ini tetap tejadi walaupun meeka beada dalam uang hampa. Petukaan enegi yang tejadi antaa dua benda yang beada di uang hampa tesebut tejadi melalui adiasi gelombang elektomagnetik dai atom-atom pada kedua benda tesebut. Benda yang lebih tinggi tempeatunya akan memancakan enegi dan enegi yang dipancakan ini tetangkap oleh benda yang betempeatu lebih endah. Atom-atom pada benda yang menyeap enegi akan naik tingkat eneginya sehingga tempeatunya menjadi lebih tinggi, sementaa atom-atom pada benda yang memancakan enegi akan menuun tingkat eneginya sehingga tempeatunya menuun, sehingga tempeatu kedua benda menjadi sama. Hukum Kichhoff. Misalkan dua benda yang telibat dalam poses penyamaan tempeatu membentuk sistem tetutup, yaitu sistem yang teisolasi sehingga tidak tejadi adiasi yang menembus dinding isolasi. Setelah bebeapa waktu, sistem ini mencapai keseimbangan dan memiliki tempeatu sama dan meata di seluuh sistem. Namun hal ini tidak beati bahwa peistiwa adiasi behenti. Peningkatan dan penuunan enegi tetap tejadi pada setiap atom dai benda ini; namun kelompok atom-atom pada benda ini di setiap saat meneima dan mengeluakan jumlah enegi yang sama, dan hal ini belaku untuk semua panjang gelombang. Secaa umum, setiap benda menyeap sebagian adiasi yang diteima untuk menaikkan tingkat enegi atom-atomnya; dan sebagian yang lain dipancakan olehnya. Kenaikan enegi yang tejadi pada suatu atom tidaklah belangsung lama kaena ia akan kembali pada tingkat enegi sebelumnya dengan melepaskan enegi yang diteimanya dalam bentuk adiasi. Jika kita tinjau satu satuan luas yang tedii dai sejumlah atom dan enegi yang diteima pe detik pada satu satuan luas ini adalah ϑ, maka enegi yang diseap pe detik oleh satu satuan luas ini dapat dinyatakan dengan E seap = aϑ (1) dengan a adalah fakto tak bedimensi yang disebut absobsivitas. Dalam keadaan keseimbangan, enegi yang diseap ini sama dengan enegi yang diadiasikan dan tempeatu tidak beubah. Eseap = Eadiasi = E = aϑ () Petanyaan yang timbul adalah: bagaimanakah keseimbangan haus tejadi jika bebeapa benda yang masing-masing memiliki absobtivitas bebeda telibat dalam pencapaian keseimbangan tesebut? Bedasakan analisis themodinamis, Gustav Kichhoff ( ), fisikawan Jeman, menunjukkan bahwa keseimbangan akan tejadi jika intensitas adiasi yang diteima di pemukaan satu benda sama dengan intensitas yang sampai di pemukaan benda-benda yang lain. Jadi E a 1 1 E E3 = = =... = ϑ a a Sudayatno Sudiham, Atom /13 3 (3)

3 dengan E i dan a i adalah enegi yang diseap dan absotivitas masing-masing benda yang telibat. Relasi (3) ini dikenal sebagai hukum Kichhoff, yang belaku untuk sembaang panjang gelombang dan sembaang tempeatu. Ia menyatakan bahwa asio daya adiasi (enegi adiasi pe detik) tehadap absobtivitas untuk sembaang panjang gelombang dan sembaang tempeatu adalah konstan. Dalam hal keseimbangan belum tecapai, elasi ini masih bisa diaplikasikan jika kita meninjau inteval-inteval waktu yang pendek dalam poses menuju ke keseimbangan tesebut. Radiasi Benda Hitam. Peistiwa fisika lain yang juga tekait dengan pemahaman tentang atom adalah adiasi benda hitam. Pada dekade teakhi abad 19, bebeapa ahli fisika memusatkan pehatiannya pada suatu poblem, yaitu distibusi enegi pada spektum adiasi benda hitam (black-body adiation). Benda hitam adalah benda yang menyeap seluuh adiasi gelombang elektomagnetik yang jatuh padanya dan sama sekali tidak memantulkannya. Peilaku benda hitam semacam ini dipeoleh pada lubang kecil dai suatu kotak atau bola tetutup; bekas sina yang masuk melalui lubang ini sulit akan kelua lagi melalui lubang tesebut, kecuali mungkin jika bekas sina ini sudah bekali-kali dipantulkan oleh dinding kotak; namun demikian dalam setiap pantulan ia sudah kehilangan enegi. Oleh kaena itu jika kotak cukup besa dan lubang cukup kecil maka bekas sina tak dapat lagi kelua dai lubang yang beati lubang menyeap keseluuhan sina, semua panjang gelombang, tanpa memancakan kembali; ia menjadi benda hitam. Hukum Pegesean Wien. Hukum Kichhoff yang kita bahas sebelumnya, memiliki konsekuensi sangat menaik. Benda yang telibat pepindahan panas melalui adiasi pada fekuensi dan tempeatu tetentu, meneima gelombang elektomagnetik dengan intensitas yang sama dai benda sekelilingnya, tidak tegantung dai macam mateial dan sifat fisiknya. Untuk setiap panjang gelombang fekuensi f, dan untuk setiap tempeatu T, dipeoleh satu nilai ϑ. Oleh kaena itu tedapat fungsi univesal ϑ(f,t) yang akan menentukan poses pepindahan panas melalui adiasi. Untuk benda hitam a =1, sehingga dipeoleh elasi E = ϑ( f, T ) (4) ϑ(f,t) adalah enegi pe detik yang diseap atau dipancakan, disebut daya adiasi dai benda hitam. Untuk menguku ϑ(f,t), sebuah pipa tebuat dai mateial tahan panas, dimasukkan dalam oven dan intensitas adiasi yang kelua dai lubang pipa dipelajai dengan menggunakan spektogaf. Hasil ekspeimen ini sangat dikenal, dan memiliki bentuk kuva sepeti dipelihatkan pada Gb.1. yang temuat dalam banyak buku efeensi. Pada Gb.1. telihat bahwa adiasi tekonsentasi pada selang panjang gelombang yang tidak telalu leba, yaitu antaa 1 sampai 5 µ. Jika kita ingat bahwa panjang gelombang cahaya tampak adalah antaa 4000 sampai 7000 Å, maka hanya pada tempeatu tinggi saja adiasi benda hitam mencakup spektum cahaya tampak. Radiasi panas tejadi pada panjang gelombang yang lebih pendek, ke aah panjang gelombang infa meah. Pada selang tempeatu yang biasa kita jumpai sehai-hai, gelombang infa meah meupakan pembawa enegi dan seing disebut sebagai gelombang panas. Sudayatno Sudiham, Atom 3/13

4 1700 o Daya Radiasi 1500 o 1300 o λ[µ] Gb.1. Daya adiasi sebagai fungsi panjang gelombang. Pada Gb.1. telihat bahwa nilai panjang gelombang yang tekait dengan intensitas adiasi yang maksimum begese ke kii dengan naiknya tempeatu. Pegesean ini mengikuti hukum pegesean Wien (Wilhelm Wien , fisikawan Jeman). λ T b (5) m = dengan λ m panjang gelombang pada adiasi maksimum, T tempeatu dalam deajat Kelvin, 3 dan b =, m o K yang disebut konstanta pegesean Wien. Jika adiasi untuk panjang gelombang tetentu disebut E λ, maka adiasi total adalah = Eλ 0 R d λ (6) yang tidak lain adalah luas daeah antaa kuva dan sumbu mendata pada Gb.1. Nilai R beubah cepat dengan naiknya tempeatu, yang dapat dinyatakan dalam elasi R = σt 4 eg/cm sec (7) 5 dengan σ = 5, W m o K 4, yang disebut konstanta Stefan-Boltzmann. (Ludwig Boltzmann , fisikawan Austia). Kuantum Enegi. Teoi Kichhoff digunakan oleh Max Kal Enst Ludwig Planck ( ), fisikawan Jeman, sebagai titik awal studinya, yang akhinya membawanya pada hukum mengenai adiasi dan teoi kuantum enegi. Planck menggambakan dinding ongga sebagai tedii dai osilato-osilato kecil, dan masing-masing osilato memancakan adiasi sesuai dengan fekuensinya sendii, dan secaa selektif menyeap adiasi yang jatuh padanya. Pada 1901 ia mengemukakan postulat bahwa peubahan enegi hanya tejadi dalam kuantitas yang diskit (quanta); dan dengan postulatnya ini Planck sangat mempengauhi pekembangan fisika pada masa-masa beikutnya. Ia menyatakan bahwa dalam masalah adiasi benda hitam, enegi osilatolah yang petama-tama haus dipehatikan dan bukan enegi adiasi yang dipancakannya. Enegi adiasi akan mempunyai elasi tetentu dengan enegi osilato. Planck melakukan pehitungan untuk mempeoleh distibusi dai keseluuhan enegi. Tenyata bahwa pehitungan tesebut hanya mungkin dilakukan jika enegi tedii dai elemen-elemen diskit. Pada tahap ini Planck tidak menganggap penting ati fisis dai elemen-elemen enegi yang dikemukakannya. Pengetian tesebut dimunculkan aga ia dapat melakukan pehitungan-pehitungan pada masalah yang sedang dihadapinya. Akan tetapi kemudian ia menemukan bahwa aga hukum pegesean Wien dapat dipenuhi, elemen enegi tiap osilato hauslah sama dengan fekuensinya kali suatu konstanta h yang ia sebut quantum of action. Anggapan yang dikemukakan oleh Planck adalah sebagai beikut: Sudayatno Sudiham, Atom 4/13

5 1. Enegi osilato adalah E = nhf (8) dengan n bilangan bulat, h konstanta, f fekuensi. Dai data-data ekspeimental yang dipeoleh, Planck menghitung nilai dai h, yang kemudian dikenal sebagai suatu konstanta univesal yang disebut konstanta Planck h = 6,66 10 eg - sec = 6,66 10 joule - sec (9). Kaena peubahan enegi adalah diskit maka tansisi dai satu tingkat enegi ke tingkat enegi yang lain hauslah diikuti oleh pengeluaan (emisi) enegi atau penyeapan (absobsi) enegi. 3. Enegi yang dikeluakan ataupun enegi yang diseap hauslah dalam jumlah yang diskit. Efek Foto Listik. Gagasan Planck mengenai tekuantisasinya enegi digunakan oleh Albet Einstein ( ), seoang fisikawan ketuunan Yahudi yang lahi di Jeman dan kemudian pindah ke Ameika, untuk menjelaskan efek photolistik. Photolistik adalah peistiwa tejadinya emisi elekton dai pemukaan metal apabila pemukaan tesebut meneima cahaya monochomatik. Skema ekspeimen mengenai peistiwa photolistik ini dipelihatkan pada Gb.. cahaya monochomatik A emisi elekton V Gb.. Skema ekspeimen photolistik. Elekton dapat kelua meninggalkan pemukaan metal kaena ia meneima tambahan enegi dai cahaya. Jika intensitas cahaya ditambah maka jumlah elekton yang diemisikan dai pemukaan metal akan betambah (ditandai dengan naiknya aus listik di angkaian lua) akan tetapi enegi kinetik maksimum elekton yang kelua tesebut tidak beubah. Jadi enegi kinetik elekton yang diemisikan bukan meupakan fungsi intensitas cahaya yang jatuh di pemukaan metal. Jika fekuensi cahaya dinaikkan dengan menjaga intensitasnya tetap, enegi kinetik maksimum elekton yang diemisikan akan betambah tetapi jumlah elekton yang diemisikan tidak beubah (aus listik di angkaian lua tidak beubah). Hal ini beati bahwa enegi kinetik elekton betambah apabila fekuensi cahaya betambah. Dengan pekataan lain fekuensi gelombang cahayalah (gelombang elektomagnit) yang menentukan beapa besa enegi elekton yang diemisikan dan bukan intensitasnya. Jika dibuat kuva enegi kinetik maksimum tehadap fekuensi gelombang cahaya telihat hubungan yang linie sepeti telihat pada Gb.3. Sudayatno Sudiham, Atom 5/13

6 E maks metal 1 metal metal 3 0 W 1 W W 3 Gb.3. Enegi maksimum elekton sebagai fungsi fekuensi cahaya. Hubungan linie ini dipeoleh untuk bebagai macam metal dan semuanya membeikan kemiingan kuva yang sama. Pebedaan teletak pada titik potong antaa kuva dengan sumbu tegak (enegi). Jaak antaa titik potong ini dengan titik (0,0) menunjukkan apa yang disebut sebagai fungsi keja, W. Pebedaan letak titik potong kuva dai bemacam metal menunjukkan pebedaan fungsi keja dai bebagai metal. Fungsi keja adalah tambahan enegi minimum yang dipelukan aga elekton dapat kelua dai pemukaan metal. Hal inilah yang tejadi pada peistiwa photolistik dan gejala ini dijelaskan oleh Einstein pada 1905 dengan mengambil postulat bahwa enegi adiasi juga tekuantisasi sepeti halnya Planck membuat postulat kuantisasi enegi pada osilato. Anggapan-anggapan yang dipakai oleh Einstein dalam menjelaskan peistiwa photolistik adalah: 1. Radiasi cahaya tebangun dai pulsa-pulsa diskit yang disebut photon.. Photon-photon ini diseap atau dikeluakan dalam kuantitas yang diskit. 3. Setiap photon memiliki enegi yang meupakan kelipatan bulat dai hf. 4. Photon bepeilaku sepeti gelombang dengan fekuensi yang sesuai. Jika E ke adalah enegi kinetik maksimum elekton yang meninggalkan pemukaan metal, dan hf adalah enegi gelombang cahaya, maka hubungan linie pada Gb.1.3. dapat dituliskan sebagai E = hf = W + E ke atau E = hf W (10) Jadi peistiwa photolistik menunjukkan bahwa elekton dalam metal hanya akan meninggalkan pemukaaan metal apabila ia memiliki enegi yang cukup, yaitu paling sedikit sebesa enegi yang semula ia miliki ditambah dengan sejumlah enegi sebesa W. Keadaan ini digambakan pada Gb.1.4. ke f E ke makss E ke < E ke maks enegi maksimum elekton dalam metal hf W metal enegi potensial pada pemukaan metal yang haus dilewati vakum pemukaan metal Gb.1.4. Wok function dan enegi potensial di pemukaan metal yang haus dilewati. Sudayatno Sudiham, Atom 6/13

7 Penjelasan Einstein memantapkan validitas hipotesa mengenai kuantum enegi. Ia juga melakukan pehitungan-pehitungan yang bekaitan dengan geak Bown, yang pada akhinya meyakinkan paa ilmuwan bahwa atom memang bena-bena ada. Teoi Atom Boh Stuktu Atom. Beangkat dai gagasan Planck mengenai kuantisasi enegi, pada 1913 Niels Boh ( ), seoang fisikawan Denmak, menyatakan bahwa elekton di dalam atom beada pada tingkat-tingkat enegi tetentu. Jika atom menyeap enegi, elekton melompat ke tingkat enegi yang lebih tinggi. Jika elekton kembali pada tingkat enegi sebelumnya yang lebih endah maka atom mengeluakan enegi. Tingkat-tingkat enegi tesebut mempunyai nilai-nilai diskit (tekuantisasi); penyeapan dan pengeluaan enegi juga tejadi secaa diskit. Atom dengan konsep ini disebut atom Boh. Model atom Boh mampu menjelaskan cukup baik atom hidogen tetapi tidak mampu menjelaskan atom dengan banyak elekton dan juga tidak mampu menjelaskan ikatan atom. Walaupun model atom Boh tenyata kuang memadai untuk menjelaskan bebagai gejala atom, namun langkah Boh meupakan satu tahapan penting dalam pekembangan konsep atom. Kita akan meninjaunya aga mempeoleh gambaan lengkap mengenai pekembangan pengetian tentang atom. Model atom yang dikemukakan oleh Boh bebasis pada model yang dibeikan oleh Ruthefod, yaitu bahwa atom tesusun dai patikel-patikel. Patikel bemuatan positif beada di pusat atom, yang disebut inti atom, dan di sekeliling inti atom ini tedapat elekton-elekton yang bemuatan negatif dengan jumlah yang sama dengan muatan positif inti atom. Pebedaan penting antaa kedua model atom itu adalah bahwa dalam model Ruthefod elekton beada di sekeliling inti atom dengan caa yang tidak menentu sedangkan pada model atom Boh elekton-elekton tesebut beada pada lingkaan-lingkaan obit yang diskit dan tetahan pada obitnya tanpa kehilangan enegi; enegi elekton adalah diskit. Gagasan mengenai enegi yang diskit ini pada dasanya sama dengan gagasan yang telah dikemukakan oleh Planck seta Einstein. Model atom Boh dikemukakan dengan menggunakan pendekatan mekanika klasik. (Catatan: istilah obit menjadi obital pada tinjauan elekton sebgai gelombang di bab-bab selanjutnya). 19 Enegi Elekton Tekuantisasi. Elekton bemuatan negatif, e = 1,60 10 C. Kita bayangkan satu atom dengan inti bemuatan positif sebesa dan sebuah elekton mengelilingi inti atom ini dalam obit lingkaan bejai-jai. Elekton ini mendapat gaya coulomb sebesa F c = (11) Jika elekton ini haus tetap beada pada obitnya maka gaya sentipetal yang ia alami hauslah sama dengan gaya coulomb; jadi mv = atau Dai (1.10) ini kita dapat menghitung enegi kinetik elekton, yaitu mv = (1) mv E k = = (13) Sudayatno Sudiham, Atom 7/13

8 Mengenai enegi potensialnya, kita ambil efeensi enegi potensial 0 pada = sehingga enegi potensial elekton adalah E p = = E k (14) Enegi total, yaitu enegi elekton pada obit ini, adalah E = E p + Ek = = Ek (15) Relasi (15) menunjukkan bahwa besa enegi total elekton sama dengan enegi kinetiknya. Jika f adalah fekuensi siklus peedaan elekton pada obit lingkaan yang bejai-jai, maka kecepatan elekton adalah v = πf dan enegi kinetiknya adalah Dai (16) kita dapatkan E k mv m(π ) = = f (16) de k df = m( π ) f atau = m(π ) f f E k (17) Jadi peubahan-peubahan enegi elekton tekait dengan peubahan fekuensi siklus. Gagasan Boh adalah bahwa obit elekton adalah diskit dan bahwa ada hubungan linie antaa enegi dan fekuensi sepeti halnya apa yang dikemukakan oleh Planck dan Einstein. dengan n bilangan bulat, dan h adalah konstanta Planck. E = nhf (18) Dengan demikian peubahan fekuensi siklus juga diskit. Dai (1.15) dan (1.16) dipeoleh h f = n m( π ) (19) Relasi enegi kinetik (16) dapat ditulis sebagai m(π ) m(π f ) m E k = f = = ω (0) Dai sini kita dapatkan momentum sudutnya, yaitu p θ dek = = m dω ω dan peubahan Kaena ω = π f maka ω = π f sehingga (16) dapat ditulis Sementaa itu (17) dapat kita tulis sebagai Pesamaan (3) ini membeikan θ p = m ω (1) p θ = m ( π f ) () E k = m(π ) f f = m(π )(π f ) f = nhf (3) n h m ( π f ) = (4) π Pesamaan (4) dan () menunjukkan bahwa peubahan momentum juga diskit. Sudayatno Sudiham, Atom 8/13

9 = n p θ m ( π f ) = h (5) π Jadi dalam model atom Boh ini, enegi dan juga momentum sudut adal tekuantisasi. Oleh kaena itu dalam model atom Boh, setiap obit ditandai dengan dua macam bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum pime n yang menentukan tingkat enegi, dan bilangan lh n kuantum sekunde l yang menentukan momentum sudut sebesa. Rasio sama π l dengan pebandingan antaa sumbu panjang dan sumbu pendek obit yang bebentuk elips. Apabila n = l obitnya bebentuk lingkaan, yaitu bentuk obit yang digunakan untuk menuunkan hubungan-hubungan (11) sampai (5) di atas. Untuk suatu nilai n tetentu, bilangan kuantum l dapat mempunyai n nilai. Untuk n tetentu, makin endah nilai l makin tinggi eksentisitas dai obit yang bebentuk elips dan elekton yang beada di obit ini akan secaa peiodik mendekat ke inti atom. Nilai l paling besa adalah n kaena pada l = n itu obitnya bebentuk lingkaan. Atom yang paling stabil adalah atom yang seluuh elektonnya menempati obit-obit yang paling endah yang dipekenankan, yang disebut gound states. Jai-Jai Atom Boh. Jai-jai atom dapat dihitung melalui pesamaan (1.8) yang menyatakan bahwa gaya sentipetal elekton sama dengan gaya coulomb, mv = /. Dai sini kita dapatkan = / mv. Akan tetapi kecepatan elekton tidak diketahui. Oleh kaena itu kita menggunakan momentum dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan m sehingga kita peoleh Momentum sudut dibeikan oleh (17), m = (6) (mv) p θ = m ω. Kaena v ω =, maka v pθ p θ = m = mv atau mv = (7) Kaena momentum sudut adalah diskit maka dai (5) dan (7) kita peoleh Substitusi (8) ke (6) membeikan m (π ) = sehingga n h n h mv = (8) π n h = (9) 4π m Inilah fomulasi untuk jai-jai atom Boh, yang dapat pula dituliskan sebagai n = k1 (30) Z 8 dengan konstanta k 1 = 0,58 10 cm. Untuk atom hidogen dalam gound state, di mana n dan Z benilai satu, maka = 0, 58Å. Sudayatno Sudiham, Atom 9/13

10 Enegi Kinetik Elekton. Enegi kinetik elekton dapat dipeoleh dai (7) dan (11) (4π m ) = = π m n h nh E k = (31) Kecepatan Elekton. Kecepatan elekton dapat dihitung dai fomula untuk enegi kinetik (13) dan momentum (8). mv E k = = dan n h mv = π Ek 4π π v = = = (3) mv / nh nh Tingkat-Tingkat Enegi Atom Hidogen. Menuut (15) enegi total elekton adalah Dengan memasukkan (9) E = n h = 4π m dan mengambil Z = 1 untuk hidogen, kita peoleh enegi untuk tiap bilangan kuantum pinsipal n, Tingkat-tingkat enegi ini digambakan pada Gb.1.5. enegi total [ev] 0 1,510 3,4 E n n : 4 π mz e 13,6 = = ev (33) n h n bilangan kuantum pinsipal , ev 1,89 ev 13,6 gound state -16 Gb1.5. Tingkat-tingkat enegi atom hidogen.[]. Spektum Atom Hidogen. Menuut (13) enegi total elekton adalah E = Ek. Dengan anggapan bahwa fekuensi dai suatu gais spektum sebanding dengan beda dai dua status enegi, maka enegi yang tekait dengan gais spektum adalah atau hf = E E = Ek 1 Ek = π m (34) h n1 n Sudayatno Sudiham, Atom 10/13

11 4 π mz e 1 1 f = (35) 3 h n1 n Bebeapa gais spektum atom hidogen dipelihatkan pada Gb.6. Spektum selengkapnya telihat dalam Tabel-1. Tingkat Enegi Gb.1.6. Diagam spektum atom hidogen.[1]. Tabel-1.[3]. Deet n 1 n Radiasi Lyman 1,3,4, UV Balme 3,4,5, tampak Paschen 3 4,5,6, IR Backett 4 5,6,7, IR Pfund 5 6,7,8, IR UV : ulta violet ; IR : infa meah Model atom Boh behasil menjelaskan dengan cukup baik atom hidogen namun tidak mampu menjelaskan detil spektum dai atom yang memiliki banyak elekton; model ini juga tidak mampu membeikan penjelasan mengenai ikatan-ikatan kimia. Kesulitan-kesulitan ini diatasi oleh mekanika kuantum, yang akan kita pelajai dalam bab-bab selanjutnya. Elekton Sebagai Gelombang deet Lyman deet Balme deet Paschen Jika Niels Boh masih memandang bahwa elekton adalah patikel, tidak demikian halnya Louis V. de Boglie, seoang fisikawan Peancis. Pada tahun 193, de Boglie menyatakan bahwa patikel sub-atom dapat dipandang sebagai gelombang. Penyataan ini dapat dilihat sebagai kebalikan dai penyatan Einstein yang mengatakan bahwa gelombang elektomagnetik tekuantisasi sepeti layaknya patikel, yang disebut photon (1905). De Boglie membuat postulat bahwa elekton dapat dipandang sebagai gelombang dengan panjang gelombang h λ = (36) p dengan h adalah konstanta Planck dan p adalah momentum elekton. Sudayatno Sudiham, Atom 11/13

12 Konfimasi Ekspeimental Pada 197 pendapat de Boglie dikonfimasi oleh fisikawan Ameika Clinton Joseph Davisson ( ) dan Leste H. Geme, dan juga Geoge P Thomson (189 - ), melalui pecobaan yang menunjukkan bahwa bekas elekton yang semuanya memiliki enegi sama besa dapat didefaksi oleh sebuah kistal. Peistiwa defaksi ini dapat dijelaskan melalui anggapan bahwa elekton bepeilaku sepeti gelombang. Pesamaan Gelombang Schödinge Pada masa itu, seoang fisikawan Austia yaitu Ewin Schödinge ( ) mengembangkan pengetahuan mekanika kuantum dan aplikasinya pada gejala-gejala atom (196). Mekanika kuantum membeikan hasil matematis yang lebih mendekati hasil obsevasi dibandingkan dengan mekanika klasik; teoi inilah yang akan mengatasi kelemahan dai model atom Boh. Dalam pesamaan Schödinge, elekton dimodelkan sebagai gelombang yang akan kita bahas lebih lanjut di Bab-3 yang kemudian diaplikasikan pada stuktu atom pada Bab-4. Pinsip Ketidak-Pastian Heisenbeg Wene Kal Heisenbeg ( ), fisikawan Jeman, memfomulasikan mekanika kuantum secaa independen dai Ewin Schödinge. Pada 197 ia mengemukakan pinsip ketidakpastian yang beimplikasi bahwa makin akuat kita mengengetahui momentum suatu patikael, makin tidak akuat kita mengetahui posisinya. Pengembangan Lebih Lanjut Mekanika Kuantum Paul Adien Mauice Diac (190 - ), fisikawan Inggis, mengembangkan lebih lanjut teoi mekanika kuantum yang dikemukakan oleh Schödinge dan Heisenbeg. Pada 198 ia mengemukakan teoi bau tentang elekton, yang menggabungkan elativitas dan mekanika kuantum. Teoi bau ini dapat menjelaskan sifat elekton yang disebut spin elekton, yang tidak dapat dijelaskan oleh mekanika kantum non-elativitas yang telah dikemukakan sebelumnya oleh Schödinge. Teoi Diac tidak hanya menjelaskan tentang spin elekton, tetapi juga meamalkan adanya anti-elekton atau positon, yang kemudian diamati secaa ekspeimental oleh C.D. Andeson pada 193. Patikel-Patikel Sub Atom Yang Lain Pada 193 James Chadwick, seoang fisikawan Inggis, menemukan patikel sub-atom yang tidak bemuatan listik dan dinamakannya neuton. Neuton dan poton mempunyai massa hampi sama dan massa masing-masing adalah sekita 1800 kali massa elekton. Dengan penemuan ini maka inti atom digambakan sebagai tebangun dai poton dan neuton. Inti atom mengandung hampi seluuh massa atom kaena massa elekton jauh lebih kecil dai massa poton maupun massa neuton. Patikel sub-atom yang lain ditemukan oleh C.D. Andeson, fisikawan Ameika, pada 193. Patikel ini sepeti elekton akan tetapi bemuatan positif dan disebut positon. Pada tahun-tahun empatpuluhan dan lima puluhan ditemukan bebagai patikel yang mempunyai massa antaa massa poton dan elekton. Patikel-patikel ini disebut messon yang dipecaya betindak sebagai peekat inti atom. Untuk patikel selanjutnya kita pelu baca lebih lanjut, namun tinjauan kita kita batasi sampai di sini. Sudayatno Sudiham, Atom 1/13

13 Bebeapa Konstanta Fisika Kecepatan ambat cahaya c 3, mete / detik Bilangan Avogado N 0 6, molekul / mole Konstanta gas R 8,3 joule / (mole)( o K) Konstanta Planck h 6, joule-detik Konstanta Boltzmann k B 1, joule / o K Pemeabilitas µ 0 1, heny / mete Pemitivitas ε 0 8, faad / mete Muatan elekton e 1, coulomb Massa elekton diam m 0 9, kg Magneton Boh µ B 9, amp-m Pustaka (beuut sesuai pemakaian) 1. Zbigniew D Jastzebski, The Natue And Popeties Of Engineeing Mateials, John Wiley & Sons, ISBN , Daniel D Pollock, Physical Popeties of Mateials fo Enginees, Volume I, CRC Pess, ISBN , William G. Moffatt, Geoge W. Peasall, John Wulf, The Stuctue and Popeties of Mateials, Vol. I Stuctue, John Wiley & Sons, ISBN , Macelo Alonso, Edwad J. Finn, Fundamental Univesity Physics, Addison-Wesley, Robet M. Rose, Lawence A. Shepad, John Wulf, The Stuctue and Popeties of Mateials, Vol. IV Electonic Popeties, John Wiley & Sons, ISBN , Sudayatno Sudiham, P. Gomes de Lima, B. Despax, C. Mayoux, Patial Synthesis of a Dischage-Effects On a Polyme Chaacteized By Themal Stimulated Cuent makalah, Conf. on Gas Dishage, Oxfod, Sudayatno Sudiham, Réponse Electique d un Polyimide Soumis à une Déchage Luminescente dans l Agon, Desetasi, UNPT, Sudayatno Sudiham, Analisis Rangkaian Listik, Bab-1 dan Lampian-II, Penebit ITB 00, ISBN W. Tilla Shugg, Handbook of Electical and Electonic Insulating Mateials, IEEE Pess, 1995, ISBN Daniel D Pollock, Physical Popeties of Mateials fo Enginees, Volume III, CRC Pess, ISBN , Jee H. Bophy, Robet M. Rose, John Wulf, The Stuctue and Popeties of Mateials, Vol. II Themodynamic of Stuctue, John Wiley & Sons, ISBN X, L. Solyma, D. Walsh, Lectues on the Electical Popeties of Mateials, Oxfod Scie. Publication, ISBN X, Daniel D Pollock, Physical Popeties of Mateials fo Enginees, Volume II, CRC Pess, ISBN , G. Boune, C. Boussel, J.J. Moine, Chimie Oganique, Cedic/ Fedinand Nathan, Fed W. Billmeye, J, Textbook of Polyme Science, John Wiley & Son, Sudayatno Sudiham, Atom 13/13

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 1 Pendahuluan Material tersusun dari atom. Tinjauan mengenai sifat material yang akan kita lakukan berbasis pada mekanika kuantum. Dalam

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB 7 Difraksi dan Hamburan BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2) UNIVRSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Aja 1: Kelistikan (Minggu ke 1 dan 2) FISIKA DASAR II Semeste 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB q k ' qq' ˆ - - Matei Kuliah isika asa II (Pokok Bahasan 1) MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB s. Ishafit, M.Si. Pogam Stui Peniikan isika Univesitas Ahma ahlan, 5 Muatan Listik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 10: Astrofisika (Minggu ke 15) FISIKA DASAR II Semester 2/3 sks/mff 1012.

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 10: Astrofisika (Minggu ke 15) FISIKA DASAR II Semester 2/3 sks/mff 1012. UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Aja : Astofisika (Minggu ke 5) FISIKA DASAR II Semeste /3 sks/mff Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan 3 Nopembe

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN

DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN I. Tujuan: Menentukan haga konstanta ydbeg dan spectum atom hydogen II. Teo Dasa Pengamatan menunjukan bahwa gas yang besuhu tngg memancakan cahaya dengan spectum gas yang

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas TRIGONOMETRI Untuk SM dan Sedeajat Husein Tampomas Penebit 0 Husein Tampomas, Tigonometi, Unntuk SM dan Sedeajat, 018 PENGERTIN 1 PENGNTR KE FUNGSI TRIGONOMETRI Dalam bahasa Yunani, tigonometi tedii dai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Hand Out Fisika Interaksi Elekstrostatik. XII IPA SMAN 8 Pekanbaru

Hand Out Fisika Interaksi Elekstrostatik. XII IPA SMAN 8 Pekanbaru Hand Out isika Setelah membahas matei ini dengan tuntas dihaapkan siswa dapat:. Menjelaskan konsep muatan listik. Menghubungkan benda banda netal dan bemuatan listik dengan poton poton dan elekton elekton

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 2 BAB 14 Gejala Permukaan Setelah kita mengenal fasa-fasa, kita akan melihat permukaan, yaitu bidang batas antara satu fasa dengan fasa yang

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak

Lebih terperinci

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 007 JAM 09.00-.30 PILIHAN GANDA Pilihlah jawab yang bena dan nyatakan keyakinanmu dengan mengisi () jika tidak yakin () kuang yakin (3) Agak yakin dan (4) Yakin

Lebih terperinci