Dinamika Pertukaran Partikel Pada Interaksi Nukleon-Nukleon Dalam Potensial Lokal
|
|
- Sucianty Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN: Indonesian Jounal of Applied Physics (1) Vol. No.1 halaman 15 Apil 1 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon Dalam Potensial Lokal R. Yosi Apian Sai 1, Supadi 1, Agung BSU, Aief Hemanto 1 Juusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Univesitas Negei Yogyakata Juusan Fisika, FMIPA, Univesitas Gadjah Mada yosia@uny.ac.id Received 1--1, Revised 1-3-1, Accepted 8-3-1, Published ABSTRAK Telah dilakukan penelitian inteaksi dua nukleon beupa poton dan neuton sebagai sistem yang teikat dalam potensial lokal, yang dikenal sebagai deuteon, yang mana telah dihasilkan suatu fomulasi matematis beupa dua pesamaan difeensial tegandeng dan bebeapa nilai besaan statik sebagai akibat inteaksi poton dan neuton. Inteaksi dua nukleon tesebut melalui medan potensial inti akan menghasilkan gaya inti yang mana gaya di antaa nukleonnukleon tesebut dihasilkan oleh petukaan meson. Salah satu dai anggota kelompok patikel meson adalah pion. Pion dapat bemuatan (π +,π - ) atau netal π. Bentuk potensial inteaksi yang paling sedehana adalah potensial petukaan satu-pion (OPEP), V OPEP yang mempunyai gayut adial dai potensial Yukawa. Dalam penelitian ini, langkah awal yang ditempuh adalah melakukan disketisasi tehadap ungkapan potensial OPEP yang tegandeng dengan pesamaan syaat batas akibat pengauh jaak inteaksi yang dipeoleh dai analisa teoetik. Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan suatu teknik pemogaman untuk mendapatkan nilai yang tekait dengan pengauh potensial OPEP dalam deuteon, yaitu beupa besaan-besaan statik deuteon, yaitu jaak tejadinya petukaan pion, dan pekiaan massa pion yang telibat dalam inteaksi ini. Kata-kata kunci : Deuteon, OPEP, Potensial Lokal PENDAHULUAN Sifat-sifat potensial antanukleon dapat dijelaskan secaa kuantitatif oleh Yukawa (1935) dengan ditandai oleh adanya potensial petukaan meson yang menyebabkan inteaksi nukleon-nukleon yang sebagian besa di dalam potensial tesebut tejadi petukaan π - meson atau pion. Kontibusi petukaan ini tekait pada pinsip ketakpastian Heisenbeg, yaitu mempunyai kuat potensial pada jaak π / mπc 1,4 fm dai pusat. Selain inteaksi kuat yang meupakan komponen tebesa dai petukaan pion, tedapat inteaksi lain, yaitu inteaksi elektomagnetik dan inteaksi lemah yang telibat didalamnya, misalnya pada peluuhan atau peeasan kaon K +. [1], [] Dai hasil penelitian tedahulu, inteaksi nukleon-nukleon yang beupa poton dan neuton menghasilkan suatu fomulasi matematis beupa dua pesamaan difeensial teganden yang di dalamnya memuat antaa lain bentuk tenso dan spin obit. Dai hasil penelitian selanjutnya, dipeoleh bebeapa nilai besaan statis sebagai akibat inteaksi poton dan [3], [4] neuton. Penelitian ini sangat penting dilakukan kaena tekait dengan bentuk inteaksi gaya inti dua nukleon dalam hal ini beupa poton dan neuton dalam inti. [5]
2 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon... halaman 18 KAJIAN TEORETIS Efek mesonik inti dalam inti mempunyai dua ketakpastian utama, petama fungsi gelombang yang digunakan untuk mengetahui kontibusi petukaan dipeoleh dai pesamaan Schödinge yang mengandung potensial antanukleon yang mana potensial antanukleon tesebut meupakan hasil dai petukaan meson. Kedua, secaa implisit dalam poses petukaan tesebut tedapat kebolehjadian behingga untuk mendapatkan jenis meson vitual lain, yaitu π, ρ,ω,..., isoba nukleon Δ, N,..., anti-nukleon n, p, dan lain-lain. Unsu utama dalam menelaah inti dalam inteaksinya di antaa komponen nukleon-nukleon yang dibangkitkan oleh petukaan pion dan jenis meson lainnya, yang beimplikasi dai - poses n p + π, n n + π dan lain-lain yang secaa teus meneus pion - + dipancakan dan diseap (Gamba 1). π, π dan π masing-masing adalah pion netal, bemuatan negatif dan bemuatan positif. Pion yang haus dipancakan minimal memiliki enegi sebesa 13 MeV aga dapat memecahkan massa diamnya, m. Dai pinsip ketakpastian, pion hanya dapat hidup sesaat dalam ode beada disekita nukleon dengan jejai pion. [6] / m π c π 1 3 detik dan hanya / m π c 1,4fm, dengan mπ adalah massa diam Gamba 1. Pemancaan Pion Vitual Oleh Nukleon [6] Dalam pendekatan semi klasik, nukleon dianggap sebagai patikel masif tidak behingga dan medan pion statis (yaitu tidak begantung pada waktu). Medan pion ɸ (i) ( )dai sebuah nukleon (disebut nukleon petama) diletakkan pada posisi yang mempunyai bentuk Yukawa, yakni (untuk h= c= 1 ) (1) Dengan (i) meupakan komponen ke-i opeato isospin nukleon dan konstanta gandeng (coupling) pseudovekto f yang diketahui melalui ekspeimen nilainya f / 4π,8 yang tekait tehadap konstanta gandeng pseudoskala g g / 4π 14,3 dengan f /m = g/ M. ()
3 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon... halaman 19 Vaiabel i dalam φ i adalah komponen isospin 1,, dan 3 dai medan pion. Pada dua keadaan muatan pion φ + dan φ - dibeikan sebagai φ ± = 1 1/ φ ± iφ (3) dan keadaan netal φ dibeikan sebagai 3 φ = φ. (4) Untuk ɸ (i) ( ) memiliki sifat-sifat simeti pion (baik pseudoskala dan isovekto ), ɸ (i) ( ) mempunyai bentuk yang sama dengan potensia V( ) tehadap dwikutub yang diletakkan pada, yakni yang pebedaan utamanya yaitu ɸ (i) ( )meluuh secaa eksponensial oleh kaena pion mempunyai massa behingga. Medan pion pada pes. (1) meupakan penyelesaian pesamaan Klein-Godan yang mengandung bentuk sumbe ( ), maka (5) (6) Dengan ( ) dibeikan sebagai Bentuk potensial intenukleon dibangkitkan dai petukaan pion diantaa dua nukleon, yaitu antaa lain potensial petukaan satu-pion (OPEP = One-Pion Exchange Potential) dan potensial yang dibangkitkan dai petukaan boson yaitu potensial petukaan satu boson (OBEP = One-Boson Exchange Potential). Pada pendekatan statik, inteaksi keapatan Hamiltonian pion-nukleon untuk nukleon yang diletakkan pada, adalah (7) (8) yang sama untuk nukleon kedua yang diletakkan pada da memiliki bentuk koespondi medan pion
4 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon... halaman (9) Kemudian, disubstitusikan ke dalam pesamaan inteaksi keapatan Hamiltonian δĥ untuk nukleon yang diletakkan pada u untuk medan pion tehadap nukleon yang diletakkan pada dan beinteaksi dengan nukleon yang diletakkan pada keapatan Hamiltoniannya δĥ1 yang bekoespondensi tehadap inteaksi dua nukleon [6], [7], [8] : (1) Kemudian, mengintegalkan δ Ĥ1 tehadap d 3 x yang membeikan inteaksi enegi di antaa nukleon petama dan kedua, yang dikenal sebagai potensial petukaan satupion, V OPEP, setelah dimodifikasi beupa potensial sental + tenso (11) dengan (1) Dalam pakteknya, biasanya bagian fungsi- δ dai y mπ tidak efektif tehadap gaya tolak pada jaak yang pendek, untuk mengopeasikan di antaa nukleon-nukleon. Keadaan y mπ dan y mπ masing-masing menunjukkan keadaan campuan pada L= dan L=.
5 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon... halaman 1 Gamba. Petukaan Satu-Pion tehadap V NN [6] Potensial inteaksi gaya inti (pesamaan 1) dibagi menjadi tiga bagian, sepeti pada gamba 3. Bagian petama beupa jejai inti keas (hadcoe) sekita C= 4 fm, beati daeah < C meupakan dinding potensial tidak behingga, sehingga kebolehjadian untuk mendapatkan nukleon-nukleon dalam inteval tesebut menjadi nol. Pada bagian kedua ini meupakan bagian utama beupa gaya taik nukleon-nukleon, yaitu pada jaak ~1 ~ fm. Pada Gamba 3. Bagian Potensial Inteaksi Nukleon-Nukleon [] bagian kedua ini didomimasi tejadinya petukaan meson skala, η T =, mη = 55MeV. Pada jaak yang lebih jauh lagi, yaitu pada bagian ke tiga tunggal. >~ fm tejadi petukaan pion METODE PENELITIAN Keadaan dasa deuteon memiliki nilai momentum sudut total deuteon adalah J = 1, dan memiliki keadaan paitas dan spin tiplet genap, sehingga hanya keadaan dasa dengan L= dan L= yang diizinkan yang masing-masing menunjukkan keadaan dasa deuteon pada keadaan-s dan D, dan swafungsinya tegandeng (coupled). Potensial inteaksi poton dan neuton mengandung bagian gaya sental, gaya tenso, V T (lihat pesamaan 1), V C dan bagian V = V C +VT S 1 (13) dengan bentuk opeato tenso beupa
6 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon... halaman Secaa matematis, bentuk pesamaan yang mengandung bentuk campuan L= dan L= dengan fungsi gelombang masing-masing u dan w, dapat ditulis dalam notasi spektoskopi 3 S 1 dan 3 D 1 adalah d d w d d m + m u + E E 6 m V V C C u + V T m 8 V w T w = m 8 V T u = (14) dengan E adalah enegi ikat poton dan neuton, m poton, m p dan massa neuton, m n, 1 m 1 = m 1 + p m n adalah massa teeduksi antaa massa Bagian yang dominan dai keadaan dasa deuteon adalah keadaan- 3 S 1. Kebeadaan gaya tenso deuteon menyebabkan adanya pecampuan keadaan- 3 S 1 dan 3 D 1 maka fungsi gelombang keadaan dasa sistem dapat ditulis dengan syaat nomalisasi untuk keadaan dasa deuteon 3 S 1 dan 3 D [], [3, [4], [5], [11], [1] 1 adalah u +w d = 1 (15) Dua pesamaan difeensial tegandeng (pesamaan 14) meupakan pesamaan pokok dalam mendapatkan infomasi yang tekait dengan jaak petukaan patikel dan jenis patikel yang dipetukakan, dengan mempetimbangkan syaat nomalisasi (pesamaan 15). Di sini, penyelesaian pesamaan tegandengan ini tidak bisa dilakukan secaa analitik, sehingga dipelukan suatu teknik pemogaman tetentu. HASIL DAN DISKUSI Inteaksi nukleon-nukleon yang diselidiki dalam penelitian ini adalah inteaksi poton dan neuton yang tejalin sewaktu keduanya dalam keadaan teikat menghasilkan inti atom yang disebut deuteon. Pada inteaksi ini tejadi poses yang disebut petukaan meson di antaa meeka. Kontibusi aus meson tesebut beasal dai meson netal π dan meson ± bemuatan π yang dipancakan dan diseap oleh poton / neuton secaa teus-meneus yang menimbulkan tansfe momentum yang pesatuan waktunya menghasilkan gaya ± inteaksi. Dengan adanya petukaan tiplet pion π,π tesebut, maka dibangkitkan potensial nukli yang dikenal sebagai V OPEP (One-Pion-Exchange-Potential) yang tuun secaa eksponensial tehadap jaak mengikuti fakto Yukawa exp m π c / t dengan m π = massa pion [1], [],[6], [11]. Dai hasil pehitungan kompute, jaak inteaksi dan massa pion yang dihasilkan beupa pion netal, nilainya dapat dibandingkan dengan nilai ekspeimen
7 Dinamika Petukaan Patikel Pada Inteaksi Nukleon-Nukleon... halaman 3 Keadaan Dasa Nilai Ekspeimen Nilai Komputasi Jaak petukaan meson; fm Meson skala; fm ~ 1 ~ ~,94,57 Pion tunggal; fm > >,57 Massa pion netal yang 134,9745 ±,16 143,999 (6,63 %) dipetukakan; m MeV /c UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan teima kasih dihatukan pada Ditjen DIKTI yang telah membiayai penelitian ini dengan Nomo kontak: 1/H34.1/SPI.HPKT/DPM/11, Tanggal Apil 11 DAFTAR PUSTAKA 1 Eisenbeg, J.M., and W. Geine, (1986), Nuclea Theoy; Micoscopic Theoy of The Nucleus, Noth-Holland Publishing Company, Amstedam, Nethelands. Wong, S.S.M., (199). Intoductoy Nuclea Physics, Pentice Hall: New Jesey 3 R. Yosi Apian Sai, (11), Sistem Dua Nukleon; Deuteon sebagai Sistem Teikat (p,n) Pada Potensial Lokal, Junal Media Fisika UNS, Vol. 1/No./Mei 11 hal 73 78, ISSN R. Yosi Apian Sai, (11), Penyelesaian Numeik Masalah Swanilai Keadaan Stasione Deuteon Dalam Potensial Lokal, Posiding Semnas UNY, ISBN: ISSN R. Yosi Apian Sai, Supadi, Agung BSU, Aief Hemanto, (11), Enegi Ikat Deuteon Sebagai Sistem Teikat (p, n) Dalam Potensial Lokal, Posiding Semnas UNY, ISBN: ISSN Rho, M., and D. Wilkinson, (1979), Mesons in Nuclei, Noth-Holland Publishing Company, Amstedam, Nethelands. 7 Cooke, J. R. and G. A. Mille. (). Pion-only, chial light-font model of the deuteon. Phys.Rev. C Kokin, R. V. (5). P and T odd effects in deuteon in the Reid potential. 9 Hanhat, C., (7), Pion Reactions on Two-Nucleon Systems. axiv:nuclth/738v1 1 Banejee, M. K. (1998). Relativity Damps OPEP in Nuclea Matte. Acta Phys. Polon. B Valdeaman, M. P. and E. R. Aiola. (5). Renomalization of the Deuteon with One Pion Exchange. Phys.Rev. C7:54 1 Cooke, J. R. and G. A. Mille. (). Deuteon binding enegies and fom factos fom light font field theoy. Phys.Rev. C66 () 34
Dinamika Pertukaran Partikel Pada Interaksi Nukleon-Nukleon Dalam Potensial Lokal
ISSN:89 133 Indonesian Journal of Applied Physics (1) Vol. No.1 halaman 15 April 1 Dinamika Pertukaran Partikel Pada Interaksi Nukleon-Nukleon Dalam Potensial Lokal R. Yosi Aprian Sari 1, Supardi 1, Agung
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN BIDANG ILMU TAHUN ANGGARAN 2010 DINAMIKA KUANTUM INTERAKSI DUA PARTIKEL; TELAAH INTERAKSI KUAT GAYA INTI
LAPORAN PENELITIAN BIDANG ILMU TAHUN ANGGARAN DINAMIKA KUANTUM INTERAKSI DUA PARTIKEL; TELAAH INTERAKSI KUAT GAYA INTI Diajukan oleh: R Yosi Apian Sai, MSi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciSTUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA
Studi Inteaksi Dua (Bima Anang Dwijaya)247 STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Oleh : Bima
Lebih terperinciENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H
ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciFISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciHUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik
HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2
LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciMedan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.
Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya
Lebih terperinciBahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS
SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciListrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.
LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.
* MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pesamaan Diac Pesamaan Schödinge meupakan pesamaan gelombang yang digunakan pada medan nonelativistik, pesamaan ini hanya dapat digunakan untuk patikel yang memiliki kecepatan
Lebih terperinciFISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1
FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen
Lebih terperinciChap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer
Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Viial. Ekspansi Viial. Gugus Maye Fungsi Patisi Kanonik Untuk Gas Dengan Inteaksi Lemah Misalkan tedapat inteaksi (potensial) anta patikel : u ij, sehingga Hamiltonian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].
BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK
Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciBAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN
A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)
Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA
Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciKERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI
POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan
Lebih terperinciINDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciFISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS
Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto
Lebih terperinciMEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd
MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan
Lebih terperincir, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r
4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis
LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding
Lebih terperinciUntuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.
Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan
Lebih terperinciDISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL
DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL GELOMBANG HARMONIK Bentuk gelombang hamonik begantung waktu : ψ Re (, t) A( ) exp[ iϕ( )] exp( iπνt ) [ ] { ψ (, t)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang
Lebih terperinciBAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS
397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciHand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik
MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciModel Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap
Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012
Posiding Semina Nasional Kimia Unesa 0 ISBN : 978-979-08-550-7 Suabaya, 5 Pebuai 0 DISTORSI FUNGSI DISTRIBUSI MAXWELL AKIBAT REAKSI KIMIA PADA SISTEM GAS RAPAT I Gusti Made Sanjaya Juusan Kimia, FMIPA,Univesitas
Lebih terperinciMengenal Fisika Nuklir
Mengenal Fisika Nukli Imam Fachuddin (Depatemen Fisika, Univesitas Indonesia) Dafta Pustaka: P. E. Hodgson, E. Gadioli, E. Gadioli Eba, Intoductoy Nuclea Physics (Oxfod U. P., New Yok, ) J. M. Blatt &
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciKonstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciMEDAN LISTRIK STATIS
Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciKonsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :
Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK
MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciPerkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1
Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:
Lebih terperinciLISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik
LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2)
UNIVRSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Aja 1: Kelistikan (Minggu ke 1 dan 2) FISIKA DASAR II Semeste 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia
ANALISIS SIFAT-SIFAT PION DALAM REAKSI INTI DALAM TERAPI PION R. Yosi Aprian Sari Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY; ryosia@uny.ac.id, 081578010933 Abstrak Pion dapat dihasilkan dari interaksi proton
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET
HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK
PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciRosari Saleh dan Sutarto
Geak meupakan bagian tidak tepisahkan dai kehidupan kita sehai-hai. Geak muncul dan tejadi pada hampi seluuh benda dai benda yang memiliki ukuan sangat kecil sepeti elekton yang begeak mengelilingi inti
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciAdapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 2: Potensial Listrik dan Kapasitor (Minggu ke 3 dan 4)
UNIVERSITS GDJH MD PROGRM STUDI FISIK FMIP Bahan ja : Potensial Listik dan Kapasito (Minggu ke 3 dan 4) FISIK DSR II Semeste /3 sks/mff 0 Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan
Lebih terperinciFisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern
Fisika Dasa II Listik, Magnet, Gelombang dan Fisika Moden Pokok Bahasan Medan listik & Hukum Gauss Abdul Wais Rizal Kuniadi Novitian Spaisoma Viidi 1 Repesentasi dai medan listik Gais-gais medan listik
Lebih terperinciDari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan
Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos
Lebih terperinciHubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan
Lebih terperinciDINAMIKA NONGRAVITASIONAL ORBIT KOMET
Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Peneapan MIPA Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 16 Mei 009 DINAMIKA NONGRAVITASIONAL ORBIT KOMET Muhammad Fachani Rosyid E-mail : fachani@ugm.ac.id
Lebih terperinciHUKUM GRAVITASI NEWTON
HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..
Lebih terperinciSejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )
Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb
Lebih terperinci