VALUASI COUPON BOND DENGAN COMPOUND OPTION CALL ON CALL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VALUASI COUPON BOND DENGAN COMPOUND OPTION CALL ON CALL"

Transkripsi

1 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: VALUASI COUPON BON ENGAN COMPOUN OPION CALL ON CALL i Asih I Maruddani, edi Rosadi, Gunardi 3, Abdurakhman 4 Mahasiswa Program S3 Jurusan Maemaika FMIPA Universias Gadjah Mada,3,4 Program Sudi Saisika FMIPA Universias Gadjah Mada Absrak Obligasi sebagai salah sau sekurias berpendapaan eap (fixed income sesuriies) merupakan invesasi yang menarik di bidang finansial. Perkembangan eori obligasi pun berkembang pesa dari berbagai bidang ilmu, anara lain ekonomi, kompuasi, maupun saisik finansial. Sebagian besar eori saisik finansial mengenai obligasi didasarkan pada obligasi anpa kupon (zero coupon bond). Semenara, sebagian besar perusahaan menerbikan obligasi dengan kupon (coupon bond). Salah sau pendekaan yang digunakan dalam valuasi coupon bond adalah menggunakan eori compound opion dalam hal ini adalah opsi call on call. Pada paper ini akan dibahas beberapa valuasi pening pada coupon bond, yaiu penilaian ekuias (equiy) dan penilaian huang (liabiliy perusahaan. Kaa-kaa kunci: coupon bond, call opion, compound opion, equiy, liabiliy. Pendahuluan Obligasi merupakan salah sau insrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan invesor di pasar modal aaupun bagi perusahaan unuk mendapakan dana bagi kepeningan perusahaan. Insrumen obligasi merupakan invesasi berpendapaan eap (fixed income securiies) karena keunungan yang diberikan kepada invesor obligasi didasarkan pada ingka suku bunga yang elah dienukan sebelumnya. Sebelum memuuskan unuk berinvesasi obligasi, invesor perlu melakukan analisis agar invesasi ersebu memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan rencana. Nilai obligasi idak dapa diliha dengan membandingkan harga obligasi secara langsung karena nilai obligasi dipengaruhi fakor waku jauh empo yang berbeda, nilai kupon yang berbeda, dan lain-lain. Fakor pening yang harus diperhaikan invesor adalah imbal hasil aau yield, yaiu keunungan yang akan diperoleh invesor dalam presenase per ahun. Invesasi obligasi selain menghasilkan pendapaan juga memberikan poensi risiko invesasi. Salah sau risiko invesasi obligasi adalah risiko kredi. Risiko kredi (credi risk) adalah risiko kerugian yang disebabkan suau perusahaan gagal membayar huangnya pada saa jauh empo sehingga dapa dikaakan bangkru (defaul). Penilaian risiko kredi merupakan hal yang pening bagi bank dan lembaga keuangan lainnya, 467

2 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: karena kredi yang idak eragih khususnya yang idak eranisipasi akan menekan modal bank bersangkuan. erdapa dua pendekaan uama dalam pemodelan risiko kredi, yaiu model srukural (srucural model) dan model ereduksi (reduced-form model). Perbedaan uama model srukural dan model ereduksi adalah jenis informasi yang digunakan. Model srukural didasarkan pada himpunan informasi yang berasal dari manajemen perusahaan, yaiu nilai ase dan huang. Sedangkan himpunan informasi pada model ereduksi bersumber dari pasar, yaiu raing perusahaan. Meron (974) memodelkan kebangkruan perusahaan dengan indikaor perubahan nilai ase perusahaan dan huang perusahaan. Model Meron membua model risiko kebangkruan suau perusahaan dengan mengembangkan model penilaian harga opsi Black-Scholes (973). Suau perusahaan dikaakan bangkru keika pada saa jauh empo nilai ase perusahaan jauh di bawah nilai huang perusahaan, dengan asumsi perusahaan hanya menerbikan sau obligasi berkupon nol (zero coupon bond). Model ini merupakan awal dari model srukural. Perkembangan model risiko kredi sebagian besar didasarkan aas asumsi zero coupon bond. Geske pada ahun 977 membua model risiko kredi dengan memandang srukur huang suau perusahaan sebagai obligasi dengan kupon (Geske, 977), dimana masing-masing pembayaran kupon dipandang sebagai opsi majemuk (compound opion) yang dapa menyebabkan kebangkruan (Geske, 979). Model Meron, model Black & Cox, dan model Geske memodelkan risiko kebangkruan berdasarkan srukur kekayaan dan huang perusahaan sehingga disebu dengan Model Srukural. ulisan ini berujuan memberikan inferensi secara menyeluruh mengenai penilaian obligasi perusahaan dengan kupon berdasarkan opsi majemuk (compound opion). Hasil yang diperoleh adalah nilai ase dan nilai huang.. asar eori. Call Opion ipe Eropa Opsi adalah salah sau benuk invesasi berupa konrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang konrak iu (opion holders) unuk membeli (call opions) aau menjual (pu opions) suau ase erenu dengan harga erenu (srike price/exercise price) dalam jangka waku erenu. Ase dasarnya bisa saja saham, kurs, 468

3 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: indeks, komodias, dll. Karena merupakan hak, maka pemegang opsi dapa menggunakannya aau idak. Apabila pada saa jauh empo (iraion dae) pemegang opsi idak menggunakan haknya, maka hak ersebu akan hilang dengan sendirinya. Sehingga opsi yang dimilikinya idak akan mempunyai nilai lagi. Berdasarkan hak pemegangnya, opsi dibedakan menjadi dua, yaiu :. Opsi beli (Call Opion) adalah opsi yang memberi hak kepada pemegangnya unuk membeli sejumlah erenu saham suau perusahaan erenu dari penjual opsi pada harga erenu pada anggal erenu.. Opsi jual (Pu Opion) adalah opsi yang memberi hak kepada pemegangnya unuk menjual sejumlah erenu saham suau perusahaan erenu kepada penjual opsi pada harga erenu pada anggal erenu. Berdasarkan waku jauh emponya, opsi dibedakan menjadi dua, yaiu :. Opsi ipe Eropa (European Opion), adalah opsi yang bisa dipergunakan hanya pada waku jauh empo.. Opsi ipe Amerika (American Opion) adalah opsi yang bisa dipergunakan sebelum waku jauh empo aau pada waku jauh empo. ari pengerian opsi beli ersebu di aas, pada dasarnya ada empa hal pening yang perlu diperhaikan dalam konrak opsi beli,yaiu () perusahaan yang sahamnya akan dibeli, () jumlah saham yang dapa dibeli, (3) harga pembelian aau harga penyerahan saham ersebu (srike price/k), dan (4) anggal berakhirnya hak membeli (iraion dae/) Kondisi pada saa jauh empo, harga saham lebih kecil dari harga konrak dinamakan dengan kondisi ou of he money. Sedangkan jika harga saham sama dengan harga konrak, kondisi ini dinamakan dengan a he money. Kondisi yang diharapkan oleh pemegang opsi adalah kondisi in he money, yaiu suau kondisi dimana harga saham di aas harga konrak. Harga opsi aau premium sebelum waku jauh mempunyai dua komponen nilai, yaiu nilai waku dan nilai inrinsik. Nilai inrinsik suau opsi adalah sejumlah keunungan yang akan diperoleh pemegang opsi jika opsi ersebu di-exercise. Suau opsi mempunyai nilai inrinsik nol pada kondisi a he money aau ou of he money. Kepuusan unuk melaksanakan aau idak aas opsi call akan dienukan oleh harga pasar saham dan harga pelaksanaannya. apa disimpulkan di sini bahwa nilai inrinsik 469

4 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: aau fungsi keunungan suau opsi call dapa diuliskan dalam benuk persamaan maemais sebagai beriku dengan : f Max 0, V K () f = fungsi keunungan opsi call V = harga pasar underlying asse K = harga pelaksanaan (Srike/Exercise Price) Persamaan ersebu menunjukkan bahwa opsi beli akan bernilai nol, jika harga pelaksanaan lebih inggi dari harga pasar saham. Semenara iu jika harga pasar saham lebih inggi dari harga pelaksanaan, maka keunungan (nilai) opsi beli akan bernilai posiif yang merupakan selisih dari harga pasar saham dikurangi harga pelaksanaan. i lain pihak, penjual opsi beli memperoleh premi sebesar harga opsi. Berdasarkan Black & Scholes (973) dan Meron (974), diperoleh harga opsi call ipe Eropa pada waku ke- adalah: dengan : C d d r Emax V K,0 d K r N V N d () V ln r K d C = harga pada opsi call waku ke- = suku bunga bebas resiko N. = fungsi disribusi normal sandar kumulaif = waku hingga jauh empo = volailias dari.. Valuasi Zero Coupon Bond dengan Pendekaan Opsi Call ipe Eropa Black & Scholes (973), Meron (974) menyaakan pada seminal paper-nya bahwa kebanyakan liabilias (huang) perusahaan apa dipandang sebagai opsi, sehingga 470

5 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: rumus dan inferensi opsi dapa dierapkan pada analisis liabilias perusahaan seperi saham (common sock), obligasi (bond), dan waran (warran). imisalkan suau perusahaan dengan pergerakan nilai oal ase adalah V, dengan srukur modal erdiri dari ekuias (modal) dan obligasi dengan face value K. Jika pergerakan nilai oal ase mengikui Gerakan Brown Geomerik (Geomeric Brownian Moion), dan suku bunga bebas risiko dinoasikan dengan r, dan waku jauh empo obligasi adalah, maka nilai keunungan (payoff) pada saa jauh empo dapa diberikan pada abel sebagai beriku. abel. Payoff aau Ekuias pada Saa Jauh empo Keadaan Ase Obligasi Ekuias idak Bangkru K Bangkru K 0 Berdasarkan asumsi-asumsi di aas dapa diliha bahwa payoff aau ekuias perusahaan pada saa jauh empo adalah sebesar Max, V K 47 0 yang ekuivalen dengan payoff dari opsi call ipe Eropa pada ase perusahaan dengan srike price K, dan waku jauh empo. Sehingga menenukan ekuias, huang, dan risiko huang perusahaan dapa diselesaikan berdasarkan penenuan nilai opsi call ipe Eropa (Yi, 004). Sehingga, nilai ekuias EQ diberikan seperi rumus opsi call model Black & Scholes, yaiu EQ d K r N V N d (3) Sedangkan liabilias perusahaan LI V dengan : LI LI EQ LI d EQ aau disebu juga nilai bond adalah V EQ K r N d V N d (4) = nilai ekuias waku ke- = nilai liabilias waku ke- V ln r K

6 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: d d 3. Corporae Coupon Bond Berdasarkan Coupon Bond 3. Compound Opion Banyak permasalahan finansial yang bersifa sekuensial, dimana kejadian yang baru ersedia hanya jika kejadian sebelumnya diambil. Sifa ini yang mendasari permasalahan opsi majemuk (compound opion) (Geske, 979). efinisi (Hull, 009) Compound opion adalah suau opsi dengan underlying asenya adalah opsi lain. Ada 4 macam compound opion, yaiu. Opsi Call pada Opsi Call (Call on a Call, CoC). Opsi Call pada Opsi Pu (Call on a Pu, CoP) 3. Opsi Pu pada Opsi Call (Pu on a Call, PoC) 4. Opsi Pu pada Opsi Pu (Pu on a Pu, PoP) Call on a Call aau CoC ipe Eropa adalah call opion ipe Eropa dengan underlying assenya adalah call opion ipe Eropa yang lain. Sehingga akan dipunyai dua exercise dae, yaiu dan. an juga dipunyai srike price, yaiu K dan K. Pada exercise dae yang perama,, pemegang compound opion ipe Eropa mempunyai hak unuk membeli opsi call yang baru dengan harga (srike price) K. Opsi call yang baru mempunyai srike price K dan exercise dae. Compound opion dapa di-exercised pada exercise dae yang perama,, hanya jika nilai opsi pada saa iu lebih besar daripada nilai V (Hull, 009). Permasalahan ini dapa digambarkan seperi pada Gambar. Gambar. Compound Opion Call on Call (CoC) Menuru dan Geske (979) dan Hull (009), harga compound opion call on call ipe Eropa pada saa = sebesar : 47

7 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: CoC dengan, ; K r N, ; r N V N K (5) ln ln V K r V V r CoC = nilai compound opion call on call pada waku = = = exercise dae perama = exercise dae kedua N. = Fungsi isribusi Kumulaif Normal Univaria. N = Fungsi isribusi Kumulaif Normal Bivaria dengan koefisien korelasi V = Harga saham pada pada saa dengan srike price K = 3. Corporae Coupon Bond Berdasarkan Compound Opion Call on Call Pemodelan obligasi dengan kupon dapa dilakukan dengan memandang pemilik saham sebagai pemegang compound opion. i seiap anggal pembayaran kupon sampai dengan waku jauh empo, pemegang saham (pemilik perusahaan) memiliki opsi unuk membeli opsi berikunya dengan cara membayar kupon aau menyerahkan kepemilikan perusahaan kepada pemegang obligasi. Opsi erakhir unuk pemegang saham adalah membeli kembali hak kepemilikan perusahaan dengan cara membayar huang pokok obligasi diambah kupon erakhir. 473

8 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: Asumsi-asumsi yang mendasari model obligasi dengan kupon berdasarkan compound opion adalah (Geske, 977) :. idak ada biaya ransaksi, pajak, aau permasalahan dengan ase. idak ada dividen 3. Perubahan nilai oal ase perusahaan mengikui Persamaan iferensial Sokasik, dengan dengan = nilai oal ase dari perusahaan pada waku = raa-raa oal ase perusahaan = volailias dari V = proses Wiener sandar 4. Liabilias (kewajiban) perusahaan erdiri dari huang unggal dengan suau nilai face value, K. Huang diasumsikan memiliki kupon aau disebu juga obligasi dengan kupon (coupon bonds) dengan nilai kupon sebesar c. 5. Nilai ase perusahaan diasumsikan berdisribusi Log Normal dengan volailias konsan 6. Suku bunga konsan 7. Kebangkruan dapa erjadi saa pembayaran kupon aau saa jauh empo 8. imungkinkan erjadinya shor sell seiap waku. Pada ulisan ini, perama kali akan dibahas keadaan dimana perusahaan dalam kondisi kurang sau kali pembayaran kupon kemudian sampai pada waku jauh empo (mauriy), yang dapa digambarkan seperi pada Gambar. Gambar. Arus Kas Coupon Bond Model Bivaria 474

9 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: Ekuias Coupon Bond Model Bivaria Fungsi keunungan (payoff) suau compound opion call on call dapa diuliskan dalam benuk persamaan maemais sebagai beriku dengan : f f 0, C,, V K K Max (6) = fungsi keunungan CoC V = harga pasar underlying asse K = harga pelaksanaan (Srike/Exercise Price) CoC K = harga pelaksanaan (Srike/Exercise Price) call opion = exercise dae perama = exercise dae kedua Sehingga nilai ekspekasi dari fungsi keunungan ersebu adalah (Wee, 00) Ef CoC r EMax 0, C V, K, engan C V, K (7), persamaan (), yaiu dengan C d d K adalah nilai opsi call Black & Scholes seperi pada V, K, V Nd K r N (8) d V ln r K d Nilai payoff dari CoC ipe Eropa idak sama dengan nol hanya jika nilai V adalah nilai V yang memenuhi V K, K 0, V V dengan C (9) apa dikaakan bahwa V adalah nilai kriis dari ase pada saa dimana ekuias (modal) akan cukup nilainya unuk memiliki opsi call in he money pada saa jauh empo. Persamaan () dapa diselesaikan dengan menggunakan meode ierasi Newon- Raphson. Berdasarkan persamaan (7) dan (8), diperoleh 475

10 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: CoC r E Max0, C V, K, K C V, K f x r, K dx (0) lnv V f x adalah fungsi densias probabilias dari disribusi normal dengan Mean = Variansi = Persamaan (0) dapa diuraikan menjadi CoC r C V, K, ln V V V Nd f x K f x r dx (0a) lnv V K r N d f x r dx (0b) lnv V K f x r dx (0c) lnv V dx Berdasarkan Sifa isribusi Normal, penyelesaian persamaan (0a) adalah dx V lnv V r V Nd f x Penyelesaian persamaan (b) adalah N, ; (a) r K r N d f x lnv V r N, ; K (b) Penyelesaian persamaan (c) adalah r K f x dx K lnv V dx r N (c) Sehingga, berdasarkan persamaan (0) dan persamaan (a), (b), (c), diperoleh harga CoC ipe Eropa adalah 476

11 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: CoC dengan V r C V, K N K, ln V V K f x, ; K r N, ; r N ln ln V K r V V r CoC = nilai compound opion call on call pada waku dx V = harga ase pada waku = = r = exercise dae perama = exercise dae kedua = suku bunga bebas risiko = volailias harga ase N. = Fungsi isribusi Kumulaif Normal Univaria. N = Fungsi isribusi Kumulaif Normal Bivaria dengan koefisien korelasi V = Harga saham pada pada saa dengan srike price K = 477

12 PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: Liabilias Coupon Bond Model Bivaria Berdasarkan asumsi bahwa srukur modal perusahaan hanya erdiri dari liabilias ( LI ) dan ekuias ( EQ ), yaiu : V LI EQ Maka nilai liabilias dapa diperoleh sebagai beriku : LI V EQ V V N, ; K r N, ; r N K () 4. Kesimpulan Berdasarkan kajian eoriis yang dilakukanm valuasi coupon bond unuk dua kali periode pembayaran kupon menggunakan model disribusi normal bivaria yang merupakan pengembangan model disribusi normal univaria yang digunakan pada valuasi zero coupon bond. Sehingga ulisan ini akan bisa dikembangkan lebih lanju unuk kasus yang lebih umum, yaiu pada coupon bond yang memberikan kupon lebih dari dua kali pembayaran. eori yang digunakan merupakan generalisasi model disribusi normal univaria dan bivaria, yaiu model disribusi mulivaria. Referensi Black, F. dan Cox, J., 976, Valuing Corporae Securiies: Some Effecs of Bond Indenure Provisions, Journal of Finance, 3, Black, F. dan Scholes, M., 973, he Pricing of Opions and Corporae Liabiliies, Journal of Poliical Economy, 8, Geske, R., 977, he Valuaion of Corporae Liabiliies as Compound Opions, Journal of Financial and Quaniaive Analysis, 7, Geske, R., 979, he Valuaion of Compound Opions, Journal of Financial Economics,, Hull, J.C., 009, Opions, Fuures, and Oher erivaives 7 h ediion, Pearson Prenice Hall, USA. Meron, R.,974, On he Pricing of Corporae eb: he Risk Srucure of Ineres Rae, Journal of Finance, 9, Wee, L.., 00, Compound Opions, eaching Noe, Yi, C., 005, Credi Risk From heory o Applicaion, hesis, McMaser Universiy, Hamilon, Onario. 478

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 Materi Penunjang

BAB 2 Materi Penunjang BAB. MATERI PENUNJANG 4 BAB Maeri Penunjang. Vanilla Opion Derivaives adalah salah sau conoh dari insrumen keuangan, aau lebih sederhananya bisa dianggap sebagai perjanjian anara dua orang, yang nilainya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di: JURAL GAUSSIA, Volume 2, omor 3, Tahun 2013, Halaman 147-156 Online di: hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEGUKURA RISIKO KREDIT OBLIGASI KORPORASI DEGA CREDIT VALUE AT RISK (CVAR) DA OPTIMALISASI

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER

ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER Murni 1 dan Gao F. Herono 1, Program Magiser Maemaika, Deparemen maemaika FMIPA UI e-mail 1 : murni@ui.ac.id, e-mail : gao-f1@ui.ac.id

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE ASIA MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI NORMAL INVERSE GAUSSIAN (NIG)

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE ASIA MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI NORMAL INVERSE GAUSSIAN (NIG) E-Jurnal Maemaika Vol. 3 (3), Agusus 014, pp. 13-19 IN: 303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPI TIPE AIA MENGGUNAKAN MODEL IMULAI NORMAL INVERE GAUIAN (NIG) I Puu Oka Paramarha 1, Komang Dharmawan, Desak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Distribusi Normal Multivariat

Distribusi Normal Multivariat Vol.4, No., 43-48, Januari 08 Disribusi Normal Mulivaria Husy Serviana Husain Absrak Pada engendalian roses univaria berdasarkan variabel, biasanya digunakan model disribusi normal unuk mengamai kualias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI

PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI Irma Fauziah Dosen Maemaika FST Universias Islam Negeri Syarif

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci