PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
|
|
- Teguh Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama Absrak Seiap perusahaan melakukan penilaian erhadap pegawai seiap ahun guna menenukan kenaikan golongan. Hanya saja dalam menenukan kepuusannya cenderung bersifa subyekif, sehingga dalam penilaian pegawai ini sering erjadi kesalahan pada pemberian golongan yang dierima oleh pegawai. Berdasarkan permasalahan ersebu maka perlu adanya sebuah Sisem Penunjang Kepuusan unuk menilai kelayakan kenaikan golongan pegawai menggunakan meode maemaika. Kaa Kunci : Penunjang Kepuusan, Golongan, Meode Maemaika Pendahuluan Persoalan pengambilan kepuusan pada dasarnya adalah benuk pemilihan dari berbagai alrenaif indakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme erenu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah kepuusan yang erbaik. Penyusunan model kepuusan adalah suau cara unuk mengembangkan hubungan-hubungan yang logis yang mendasari persoalan kepuusan ke dalam suau model maemais, yang mencerminkan hubungan yang erjadi di anara fakor-fakor yang erliba, sehingga proses kepuusan harus diambil melalui proses yang berahap, sisemaik, konsisen dan diusahakan dalam seiap langkah melalui dari awal elah mengikuserakan dan memperimbangkan berbagai fakor. Demikian juga dalam hal kenaikan golongan pegawai, dimana di dalam hal menenukan kenaikan golongan banyak fakor yang menjadi perimbangan seorang pimpinan unuk menilai kelayakan seseorang unuk mendapakan kenaikan golongan, dianaranya : Disiplin, Kejujuran, Presasi, Kepemimpinan, Wawasan, Kreaifias, Bekerjasama, Sopan Sanun, Loyalias, Kesehaan. Sisem Penunjang Kepuusan (SPK) dirancang unuk mendukung seluruh ahap pengambilan kepuusan mulai dari mengidenifikasi masalah, memilih daa yang relevan, menenukan pendekaan yang digunakan dalam proses pengambilan kepuusan, sampai mengevaluasi pemilihan alernaive. Konsep Sisem Penunjang Kepuusan diandai dengan sisem inerakif berbasis kompuer yang membanu mengambil kepuusan memanfaakan daa dan model unuk menyelesaikan masalahmasalah yang idak ersrukur. Meode Peneliian Meode Maemaika yang digunakan dalam sisem ini adalah pimpinan langsung memberikan skala pada seiap crieria dalam skala erenu. Skala yang elah diinpu kemudian dinormalisasi dengan meode maemaika kemudian mendisribusikan nilai kepada seluruh krieria sehingga jika semua skala krieria diproses oleh sisem akan menghasilkan sau nilai sebagai perimbangan kepuusan bagi pimpinan. Menuru Simon Proses pengambilan kepuusan melalui ahapan :. Tahap Penelusuran (inelligence) Dalam perancangan yang dilakukan melahirkan rumusan masalah berupa sisem pendukung kepuusan unuk menilai kenaikan golongan pegawai berdasarkan krieria dari pemilih. 2. Tahap Perancangan (Design) Seelah perumusan masalah, dilanjukan dengan peneapan krieria-krieria yang dipakai dalam menilai kenaikan golongan. 3. Tahap Pemilihan (Choice) Dengan mengacu pada krieria-krieria penilaian yang elah dieapkan, dibua model model penilaian secara maemais. 4. Tahap Implemenasi (Implemenaion) Srukur Sisem Penunjang Kepuusan diimplemenasikan dengan bahasa pemrograman. Sedangkan komponen komponen Sisem Penunjang Kepuusan yang digunakan adalah:. Subsisem manajemen daa, menyediakan daa bagi sisem yang berasal dari daa inernal. 2. Subsisem manajemen model, berfungsi sebagai pengelola berbagai model 3. Subsisem anar muka pengguna, merupakan fasilias yang mampu menginegrasikan sisem erpasang dengan pengguna secara inerakif. 4
2 Seminar Nasional Informaika 24 nm_gol Perancangan basis daa sisem pendukung kepuusan yang akan memberikan pemahaman secara keseluruhan berupa hubungan anar obyek daa, aliran informasi dan ransformasi dari daa inpu manjadi oupu yang digambarkan secara grafik berupa diagram flow dan eniy relaionship. kd_gol GOLONGAN memiliki an KEPUTUSAN memiliki nip nama kd_gol kepuusan bobo Perancangan Sisem NIP 3... Model dan Skala Model ( krieria ) sisem penunjang kepuusan unuk menilai kenaikan golongan pegawai erdiri dari Disiplin, Kejujuran, Presasi, Kepemimpinan, Wawasan, Kreaifias, Bekerjasama, Sopan Sanun, Loyalias, Kesehaan. Dimana masing masing krieria ersebu mempunyai skala, Pemberian skala pada krieria ersebu berguna unuk memuuskan bagaimana kelayakan dalam penerimaan kenaikan golongan oleh pegawai. Perhiungannya berdasarkan suau nilai aau skala pada iap-iap aribu. Pemberian skala ersebu dengan membagi beberapa kemungkinan. Pada masalah diaas dapa dibagi dua krieria nilai, yaiu naik golongan dan eap. Baasan Skala range erendah dan eringgi 4 sehingga pada akhirnya kelayakan kenaikan golongan diukur dengan 2-3 Naik Golongan 2 Tingka, nilai -2 Naik Golongan Tingka dan nilai - Teap Pada Golongan Sebelumnya. Selain iu juga idak mendapakan kenaikan golongan jika erdapa skala unuk masing-masing krieria. Khusus unuk krieria disiplin skala yang berlaku adalah skala 3 dan 4, pegawai idak mendapakan kenaikan golongan jika mempunyai skala dan 2. Toal skala yang dimiliki pegawai minimal sesuai dengan sandar yang elah dieapkan dan jika oal skala lebih kecil maka pegawai akan eap pada golongan sebelumnya. Perancangan Basis Daa Perancangan Basis Daa digunakan unuk mendukung fasilias pengolahan daa, model yang digunakan adalah Eniy Relaionship Diagram (ERD), dan koneks diagram unuk mengeahui alir daa dalam sisem penunjang kepuusan. Adapun benuk hubungan dari masingmasing eniy dari sisem yang dirancang dapa diliha pada Gambar : NIP kd_gol nama PEGAWAI alama gl_lhr mp_lhr jk memiliki kesehaan loyal s_sanun b_sama Gambar. Eniy Relaionship Diagram kreaif wawasan Conex Diagram Conex Diagram adalah diagram aliran daa yang selalu mengandung sau proses saja (seringkali diberi nama proses ), proses ini mewakili proses seluruh sisem. Conex diagram juga merupakan ala banu yang digunakan dalam menganalisis sisem yang akan dikembangkan dan menggambarkan hubungan anara elemen yang membenuk suau kesauan, seperi pada PEGAWAI ASISTEN Form Yg lh di isi Rekap Form SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI PADA PTP NUSANTARA IV Lap. yg Layak Naik Gpl yg di ACC Hasil Analisa Semenara Kenaikan Gol SK Lap. yg lh di ACC SK Form Yg lh di isi Lap. yg Layak Naik Gpl yg di ACC Gambar 2. Conex Diagram Daa Flow Diagram Dengan mengacu kepada Conex Diagram maka dapa memperjelas proses yang erjadi adalah dengan menguraikan proses ersebu kedalam benuk Daa Flow Diagram (DFD) level, dapa diliha pada Gambar 3 : dspln jujur presasi kppn PIMPINAN ADMIN 4
3 Seminar Nasional Informaika 24 ASISTEN. Pengisian Pengisian D3 Daa.7 ACC SK Daa.2 Hasil penilaian Pengolahan Daa Naik Golongan.8 Penyerahan SK yg lh di ACC Penyerahan Hasil Pengolahan Daa yg Layak Naik Daa Daa Golongan Daa Kepuusan PIMPINAN D D2 D3 D4 ADMIN Golongan Kepuusan Daa.4 Hasil Analisa Semenara Kenaikan Gol Daa Daa Golongan Daa Hasil Analisa Semenara PEGAWAI SK.6 Pembuaan SK 4. Kepemimpinan (4) Tabel 4. Kepemimpinan. Menerapkan perbaikan 4 perbaikan cepa pada permasalahan yang ada 2. Dimina unuk memberi 3 naseha pada karyawan lain 3. Selalu member solusi 2 4. Peduli sesama Pengambilan Kepuusan. Pengambilan Lap. yg lh di ACC Kepuusan yg Layak Naik Gol. Wawasan () Tabel. Wawasan SK Gambar 3. Daa Flow Diagram. Memiliki wawasan 4 yang luas Perancangan Basis Model 2. Hanya dibidangnya 3 Dalam mendukung proses pengambilan saja kepuusan, digunakan model maemaika yang dibangun unuk menenukan kelayakan 3. Bisa diandalkan 2 kenaikan golongan. 4. Memiliki wawasan Rancangan model unuk mengevaluasi kelayakan yang erbaas kenaikan golongan adalah sebagai beriku: 6. Kreaifias (6) Tabel 6. Kreaifias. Disiplin () Tabel. Disiplin. Dapa mencipakan 4 inovasi erhadap. Selalu daang epa 4 produk waku 2. Hanya mampu 3 2. Pernah erlamba daang 3 memberikan pendapa 3. Sering daang 2 3. Cukup menyeujui 2 4. erlamba Sanga sering daang saja apa yang elah dibua erlamba 4. Tidak iku sera sama 2. Kejujuran (2) sekali Tabel 2. Kejujuran 7. Bekerjasama (7) Tabel 7. Bekerjasama. Dapa dipercaya 4 2. Pernah didapai 3. Mampu bekerjasama 4 melakukan dengan baik Kecurangan 2. Kurang bekerjasama 3 3. Sering didapai 2 dengan baik melakukan 3. Hanya iku-iku saja 2 Kecurangan 4. Tidak dapa 4. Tidak dapa bekerjasama dengan dipercaya baik 8. Sopan Sanun (8) 3. Presasi Kerja (3) Tabel 8. Sopan Sanun Tabel 3. Presasi Kerja. Baik erhadap semua 4. Inernasional 4 karyawan 2. Nasional 3 2. Biasa biasa saja 3 3. Provinsi 2 3. Cendrung pendiam 2 4. Kabupaen 4. Tidak ramah sesama karyawan 42
4 Seminar Nasional Informaika Loyalias (9) Tabel 9. Loyalias. Sanga loyal 4 2. Loyal 3 3. Cukup loyal 2 4. Tidak loyal. Kesehaan Tabel. Kesehaan. Kesehaan fisik prima 4 2. Pernah saki ringan 3 3. Pernah saki parah 2 4. Keerganungan erhadap alkohol. Asumsi krieria kepuusan pegawai (Y) Tabel. Kepuusan No. Keerangan Rang e. Teap Pada Golongan Sebelumnya - 2. Naik Golongan -2 Tingka 3. Naik Golongan Tingka 4. Naik Golongan Tingka Sedangkan asumsi skala berdasarkan masing-masing krieria yang diharapkan unuk kenaikan golongan agar pegawai layak unuk mendapakan golongan yang diusulkan dapa diliha pada abel 2 : Tabel 2. Asumsi Skala Minimum Masing- Masing Krieria Kenaikan Golongan Q Naik Tingka Naik 2 Tingka Naik 3 Tingka Sandar Krieria Yang Diharapkan (Range) Fungsi Tujuan Pada fungsi ujuan akan dieapkan bahwa ZQ berperan sebagai oal skala sandar golongan yang dinyaakan dalam noasi maemaika. Maka fungsi ujuannya sebagai beriku : ZQ = Baasan Model Skala yang dieapkan elah mempunyai baasan unuk mendapakan oal skala kenaikan golongan. Baasan modelnya dieapkan sebagai beriku : ZQ Dari baasan model yang ada maka dieapkan skala unuk mengeahui oal skala yang harus dicapai pegawai unuk kenaikan golongan. Penjabarannya dapa diliha sebagai beriku :. Golongan dengan Range 3 sampai 4 ZQ = = = 3 2. Golongan dengan Range 2 sampai 3 ZQ = = = Golongan dengan Range sampai 2 ZQ = = = 4. Golongan dengan Range sampai ZQ = = = Asumsi Daa Pada bagian ini, akan diasumsikan abel berisi daa yang idak lengkap. Tabel ini akan dilengkapi dengan asumsi skala yang elah dieapkan, Penjabarannya dapa diliha pada abel 3 : NI P Tabel 3. Daa Tidak Lengkap Krieria (Skala) Na ma Nur bua Mas niar Tas man Muf rizal Nofr i T o a l Berdasarkan abel 3 maka akan diperhiungkan skala krieria apakah sudah memenuhi syara dan skala yang dimiliki sama aau melebihi dari skala raa-raa yang sudah dieapkan. Penjabarannya sebagai beriku : Y 43
5 Seminar Nasional Informaika 24. NIP : dan mudah dipahami oleh user. Daa lengkap Nama : Nurbua dapa diliha pada abel 4 : Asumsi golongan (Q) : Naik golongan 3 Tabel 4. Daa Lengkap N Na Krieria (Skala) To Y Syara krieria : sudah memenuhi syara IP ma al yang sudah dienukan Skala : Z3 Nu rbu a 3 = 3 2 Ma Kepuusan (Y) : 3 (dinyaakan naik sni golongan 3 ) 2 ar Tas NIP : 22 ma Nama : Masniar 3 n Asumsi golongan (Q) : Naik golongan 2 Mu friz al Syara krieria : sudah memenuhi syara No yang sudah dienukan fri Skala : Z Srukur Program 3 2 Srukur program akan digambarkan Kepuusan (Y) : 2 (dinyaakan naik unuk membua spesifikasi modul program golongan 2 ) aplikasi. Dalam srukur program ini erliha 3. NIP : 3 bahwa program aplikasi yang dirancang erdiri Nama : Tasman aas beberapa modul program, modul ini Asumsi jabaan (Q) : Naik golongan 2 dirumuskan sesuai dengan fungsinya dan bukan. Syara krieria : sudah memenuhi syara pada gambar 4 dibawah ini : yang sudah dienukan Skala : Z Kepuusan (Y) : 2 (dinyaakan naik golongan 2 ) 4. NIP : 4 Nama : Mufrizal Asumsi jabaan (Q) : Naik golongan Syara krieria : sudah memenuhi syara yang sudah dienukan Skala : Z berdasarkan ukuran dari program, Seperi erliha 8 Gambar 4. Srukur Program Kepuusan (Y) : (dinyaakan naik golongan ) Form Inpu Daa NIP : Inpu daa pegawai digunakan unuk menyimpan Nama : Nofri daa penilaian ke daabase dalam abel penilaian Asumsi jabaan (Q) : Teap pada golongan (penilaian). Yang dapa erliha pada Gambar. sebelumnya Syara krieria : idak memenuhi syara minimum krieria kepangkaan unuk jabaan dengan skala minimal = Kepuusan (Y) : (dinyaakan eap) Berdasarkan nilai-nilai di aas, daa yang idak lengkap dapa menghasilkan daa lengkap unuk menghasilkan kepuusan yang lebih singka Menu Uama Enry Laporan Exi Daa Golongan Daa Daa Daa Kepuusan Laporan Daa Laporan Daa 44
6 Seminar Nasional Informaika 24. Sisem Penunjang Kepuusan ini dapa membanu pimpinan dalam pengambilan kepuusan kenaikan golongan pegawai secara mudah sehingga dapa memaksimalkan dan mengopimalkan kepuusan, sehingga dapa meminimalisasi kesalahan dalam pengambilan kepuusan. 2. Dengan adanya sisem ini dapa diambil suau kepuusan yang lebih cepa, epa, sera akura erhadap kinerja karyawan unuk menilaian kenaikan golongan pegawai. DAFTAR PUSTAKA Gambar. Inpu Daa Form Inpu Daa Kepuusan Inpu daa kepuusan digunakan unuk menyimpan daa kepuusan ke daabase. Yang dapa erliha pada Gambar 6. Kesimpulan Gambar 6. Inpu Daa Kepuusan Berdasarkan uraian, maka dapa diambil beberapa kesimpulan : Jogiyano HM. 2. Analisa & disain : Sisem informasi pendekaan ersrukur eori dan prakek aplikasi bisnis. Yogyakara : Andi Offse. 2 Kadir, Abdul. 23. Pengenalan Sisem Informasi. Yogyakara : Andi. 3 Simarmaa, Janner. 26. Pengenalan Teknologi Kompuer dan Informasi. Yogyakara : Penerbi Andi 4 Suryadi, Kadarsah dan M. Ali Ramdhani. 22. Sisem Pendukung Kepuusan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Turban, Aronson, and Liang, 2. Decision Suppor Sysems and Inelligen Sysems., 7h Ediion, Prenice Hall. 6 Joko Kuswano, Ema Uami, 2, Sisem Penunjang Kepuusan Penialaian Kinerja Dosen ( Sudi Kasus Pada Universias Bauraja, OKU, Sumaera Selaan ), Jurnal Teknologi Informasi, Juli 2 No 7 7 Kosasih, S., 22, Sisem Pendukung Kepuusan, Proyek Peningkaan Peneliian Tinggi Direkora Jendral Pendidikan Tinggi Deparemen Pendidikan Nasional. 4
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
44 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sisem ang berjalan Analisis Sisem adalah penguraian dari suau sisem Informasi ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen, dengan maksud unuk mendefenisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI
Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah
Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias
Lebih terperinciGROUP DECISION SUPPORT SYSTEM METODE PROMETHE DAN METODE HARE SELEKSI PENERIMA BEASISWA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM METODE PROMETHE DAN METODE HARE SELEKSI PENERIMA BEASISWA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Mahdi, ST., M.Cs. Saf pengajar Polieknik Negeri Lhokseumawe-Aceh, (email: mahdi@pnl.ac.id)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciPerancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan
Lebih terperinciPENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F
PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)
Jurnal Gradien Vol.4 No. Juli 8 : 386-393 Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menenukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Sudi Kasus PT. X) Sugandi Yahdin, Endro SC, Nova Desmala Jurusan Maemaika, Fakulas
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinci*Corresponding Author:
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciPENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN
M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya
5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)
B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen
Lebih terperinciKombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit
Kombinasi Fiing Sinusoids dan Meode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Perminaan Kredi (Sudi Kasus: Koperasi Simpan Pinjam X Salaiga, Jawa Tengah) Rahayu Prihanini Fakulas Teknologi Informasi Universias
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas
Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)
BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciKeywords: Forecasting, Exponential Smoothing
RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK
ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIndah Nursuprianah, Darsono
Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciKLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)
KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciPERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)
Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias
Lebih terperinciPerbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X
JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa
Lebih terperinci