Vol. 1, No. 2, September 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Vol. 1, No. 2, September 2011"

Transkripsi

1 ISSN Vol. 1, No. 2, Sepember 2011 Forum Agribisnis Agribusiness Forum Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredi Usaha Rakya Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina Analisis Kepuasan dan Loyalias Konsumen Prima Fresh Mar (Pendekaan Service Qualiy) Dini Amrilla Uomo dan Ria Nurmalina Analisis Dayasaing dan Dampak Kebijakan Pemerinah Terhadap Komodias Kakao PTPN VIII Kebun Cikumpay Afdeling Rajamandala Bandung Firiyani Mir`ah Aliyaillah dan Nunung Kusnadi Kelayakan Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Risiko di Kelompok Tani Dewi Sri Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Transmisi Harga Teh Hiam Grade Dus Indonesia Muhammad Fadhil Adinugroho dan Harmini Analisis Dayasaing Ubi Jalar Cilembu Di Kabupaen Sumedang Jawa Bara Ana Hoeridah dan Tinin Sariani Program Sudi Magiser Sains Agribisnis Deparemen Agribisnis Fakulas Ekonomi dan Manajemen - IPB

2 Forum Agribisnis Vol 1 No 2 Sepember 2011 ISSN SUSUNAN REDAKSI Penanggung jawab : Keua Deparemen Agribisnis, Fakulas Ekonomi Manajemen, Insiu Peranian Bogor Dewan Redaksi: Keua : Prof. Dr. Ir. Ria Nurmalina, MS Anggoa : 1. Dr. Ir. Rana Winandi, MS 2. Dr. Ir. Anna Fariyani, MS. 3. Dr. Ir. Amzul Rifin, MA 4. Ir. Dwi Rachmina, MS Mira Besari sebagai Penelaah Ahli : 1. Prof. Dr. Busanul Arifin (Universias Lampung) 2. Prof. Dr. Ir. Masyhuri (Universias Gajah Mada) 3. Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana, MS (Kemenerian Peranian) 4. Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS (Universias Brawijaya) 5. Dr. Ir. Muhammad Firdaus, MS (Insiu Peranian Bogor) Redakur Pelaksana: 1. Ir. Harmini, MS 2. Ir. Nei Tinaprilla, MM 3. Maryono, SP., MSc Adminisrasi dan disribusi: 1. Hamid Jamaludin Muhrim, Amd 2. Yuni Sulisyawai, S.AB Alama Redaksi: Magiser Sains Agribisnis (MSA), Deparemen Agribisnis, Fakulas Ekonomi dan Manajemen, Insiu Peranian Bogor Jl. Kamper Wing 4 Level 5, Kampus IPB Darmaga, Telp/Fax : (0251) , forum.agribisnis@gmail.com FORUM AGRIBISNIS (FA) adalah jurnal ilmiah sebagai forum komunikasi anar penelii, akademisi, penenu kebijakan dan prakisi dalam bidang agribisnis dan bidang erkai lainnya. Tulisan bersifa asli berisi analisis empirik aau injauan eoriis dan review buku erbaru. Jurnal dierbikan seiap semeser pada bulan Mare dan Sepember.

3 DAFTAR ISI Forum Agribisnis Volume 1, No. 2 Sepember 2011 Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredi Usaha Rakya Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina Analisis Kepuasan dan Loyalias Konsumen Prima Fresh Mar (Pendekaan Service Qualiy) Dini Amrilla Uomo dan Ria Nurmalina Analisis Dayasaing dan Dampak Kebijakan Pemerinah Terhadap Komodias Kakao PTPN VIII Kebun Cikumpay Afdeling Rajamandala Bandung Firiyani Mir`ah Aliyaillah dan Nunung Kusnadi Kelayakan Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Risiko di Kelompok Tani Dewi Sri Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Transmisi Harga Teh Hiam Grade Dus Indonesia Muhammad Fadhil Adinugroho dan Harmini Analisis Dayasaing Ubi Jalar Cilembu di Kabupaen Sumedang Jawa Bara Ana Hoeridah dan Tinin Sariani

4

5 Kelayakan Pengembangan Usaha KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA INTEGRASI PADI DENGAN SAPI POTONG PADA KONDISI RISIKO DI KELOMPOK TANI DEWI SRI Bayu Sumanri 1) dan Anna Fariyani 2) 1,2) Deparemen Agribisnis, Fakulas Ekonomi Manajemen, Insiu Peranian Bogor ABSTRACT One of he alernaive soluions for mee he arge achieving a susainable self-sufficiency in rice, he mea self-sufficiency, energy securiy, and in order o go organic agriculure is a way o inegrae he developmen of rice wih cale. The purpose of his sudy is o analyze he feasibiliy of developing an inegraed rice business wih cale in Farmers Group Dewi Sri and analyze he feasibiliy of developing an inegraed rice business wih cale in he presence of producion risk in rice oupu and prices in he Farmers Group Dewi Sri. Locaion of research conduced a he Farmers Group Dewi Sri, Disric Karawang, Wes Java. Techniques used in making he respondens using census echniques wih reaponden number as many as 23 people. All non-financial and financial aspecs he normal condiions and he incremenal ne benefis feasible o be made. Beside ha, financial feasibiliy analysis of business developmen ha inegraes rice wih cale he risk of condiions of producion and oupu prices of rice feasible o be made. Business developmen aciviies ha inegrae rice wih cale is very sensiive o changes in rice produciviy and he highes level of risk on producion risk. Keyword(s): feasibiliy, inegraed farming, rice, cale ABSTRAK Salah sau solusi alernaif unuk memenuhi arge pencapaian swasembada berkelanjuan pada padi, swasembada pada daging sapi, keahanan energi, dan dalam rangka menuju peranian yang go organic adalah dengan cara pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong. Tujuan dari peneliian ini adalah menganalisis kelayakan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong di Kelompok Tani Dewi Sri dan menganalisis kelayakan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong dengan adanya risiko produksi dan harga oupu pada padi di Kelompok Tani Dewi Sri. Lokasi peneliian dilaksanakan di Kelompok Tani Dewi Sri, Kabupaen Karawang, Jawa Bara. Teknik yang digunakan dalam pengambilan responden menggunakan eknik sensus dengan jumlah responden sebanyak 23 orang. Semua aspek non finansial dan finansial pada kondisi normal dan incremen`al ne benefi layak unuk diusahakan. Selain iu, analisis kelayakan finansial pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada kondisi risiko produksi dan harga oupu padi juga layak unuk diusahakan. Kegiaan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong sanga sensiif erhadap perubahan produkivias padi dan ingka risiko yang paling inggi ada pada risiko produksi. Kaa kunci : Kelayakan, Inegrasi Usahaani, Padi, Sapi Poong 167

6 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani PENDAHULUAN Laar Belakang Salah sau penghasil padi dan daging sapi di Indonesia adalah provinsi Jawa Bara. Unuk mencapai swasembada berkelanjuan pada komodii padi dan swasembada pada daging sapi, Kemenerian Peranian meneapkan sasaran produksi unuk padi dan daging sapi pada provinsi Jawa Bara sebesar on unuk padi dan on unuk daging sapi pada ahun 2014 (Tabel 1). Solusi alernaif unuk memenuhi arge pencapaian swasembada berkelanjuan pada padi, swasembada pada daging sapi, keahanan energi, dan dalam rangka menuju peranian yang go organic adalah dengan cara pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong. Usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong ini dapa dikaegorikan sebagai salah sau benuk lain dari varian pola Crop-Livesock Sysem (CLS) sehingga dapa meningkakan keunungan bagi peani yang menjalankannya. Menuru Diwyano e al. (2002), CLS adalah sebuah konsep peranian erpadu aau Sisem Inegrasi Tanaman-Ternak (SITT) dan dahulu pola CLS hanya menginegrasikan anaman dan ernak hanya pada sau kawasan, di mana hasil limbah anaman menjadi pakan ernak dan hasil limbah ernak menjadi pupuk (anpa dimanfaakan menjadi biogas erlebih dahulu). Berbeda dari kebanyakan varian pola CLS yang dahulu (di mana anara Sisem Inegrasi Tanaman Ternak dan pemanfaaan limbah menjadi biogas berdiri sendiri), usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong ini memanfaakan limbah hasil ernak menjadi biogas erlebih dahulu sebelum menjadi pupuk organik. Hal ini dimaksudkan agar limbah ernak menjadi lebih bermanfaa, baik bagi anggoa kelompok ani maupun masyaraka sekiar dengan pemanfaaan biogas ersebu. Tabel 1. Sasaran Produksi Padi dan Daging Sapi di Propinsi Jawa Bara Tahun No. Tahun Komodii Perumbuhan (%) Padi Daging Sapi Padi Daging Sapi ,18 0, ,20 0, ,24 0, ,28 0,94 Sumber : Rencana Sraegis Kemenerian Peranian (2009) 168

7 Kelayakan Pengembangan Usaha Perumusan Masalah Kabupaen Karawang merupakan salah sau senra penghasil padi di Jawa Bara sehingga memungkinkan daerah ini melakukan inegrasi padi dengan sapi poong. Pemerinah Jawa Bara mengeluarkan Banuan Sosial dan Banuan Keuangan Bidang Peernakan Tahun 2008 unuk Kegiaan Pengembangan Peranian Terpadu yang eruang dalam Kepuusan Gubernur Jawa Bara No.978/Kep.476-Disnak/ 2008 kepada Kelompok Tani Dewi Sri. Pada pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong, modal invesasi yang dikeluarkan sanga besar yang mencakup pengadaan lahan, kandang, induk sapi poong, reakor biogas, dan mesin-mesin pada Kelompok Tani Dewi Sri. Berdasarkan hal ersebu, apakah pengembangan usaha inegrasi padi dan ernak ini layak unuk diusahakan pada Kelompok Tani Dewi Sri yang erdapa di Kabupaen Karawang. Bisnis-bisnis pada umumnya dan bisnis-bisnis di bidang peranian pada khususnya selalu menghadapi risiko usaha, baik iu risiko produksi, risiko harga, dan risiko kelembagaan. Pengembangan usaha inegrasi padi dengan sapi poong inipun dihadapkan dengan kondisi risiko. Pada peneliian ini hanya menggunakan risiko usaha padi. Hal ini dikarenakan hanya kegiaan usaha padi yang memiliki risiko usaha, sedangkan usaha ernak baru berjalan sau ahun dan belum menghasilkan manfaa aau keunungan dari aspek finansial. Pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong dihadapkan pada erjadinya flukuasi produkivias padi yang salah saunya diakibakan oleh hama dan penyaki yang menggambarkan risiko produksi padi dan flukuasi harga gabah yang diakibakan oleh perminaan dan penawaran yang menggambarkan risiko harga oupu padi. Flukuasi produkivias padi menunjukkan pada ahun erjadi peningkaan produkivias padi dan pada ahun 2004 sera 2009 erjadi penurunan produkivias padi dengan kecenderungan peningkaan produkivias padi dari ahun 2004 sampai 2009 (Gambar 1). Produkivias Padi (Kw/Ha) Produkivias Padi (Kw/Ha) Tahun Produkivias Padi (Kw/Ha) Sumber : BPS Propinsi Jawa Bara (2004, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009) Gambar 1. Perkembangan Produkivias Padi di Kabupaen Karawang pada Tahun

8 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Harga Gabah di Tingka Peani (Rp/Kg) Harga Gabah di Tingka Peani (Rp/Kg) Tahun Harga Gabah di Tingka Peani (Rp/Kg) Sumber : (1 Desember 2010) Gambar 2. Perkembangan Harga Gabah di Kabupaen Karawang pada Tahun Selain adanya risiko produksi padi, erdapa juga risiko harga oupu padi yang diindikasikan oleh flukuasi harga gabah di Kabupaen Karawang (Gambar 2). Pada masa kurun waku iga ahun, harga gabah di ingka peani pada Kabupaen Karawang menunjukkan harga yang sanga berflukuasi. Berdasarkan uraian di aas, adapun permasalahan yang dibahas di dalam peneliian ini adalah : 1. Apakah pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong layak unuk diusahakan di Kelompok Tani Dewi Sri? 2. Apakah pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong layak unuk diusahakan dengan adanya risiko produksi dan harga oupu pada padi di Kelompok Tani Dewi Sri? Tujuan Peneliian Berdasarkan perumusan masalah, ujuan peneliian ini adalah : 1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong di Kelompok Tani Dewi Sri. 2. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong dengan adanya risiko produksi dan harga oupu pada padi di Kelompok Tani Dewi Sri. METODE PENELITIAN Peneliian dilakukan pada bulan Juni hingga Desember Lokasi peneliian dilaksanakan di Kelompok Tani Dewi Sri, Kecamaan Telaga Sari, Kabupaen Karawang, Jawa Bara. Daa yang digunakan adalah daa primer dan daa sekunder. Teknik yang digunakan dalam pengambilan responden meng- 170

9 Kelayakan Pengembangan Usaha gunakan eknik sensus. Berdasarkan daa yang diperoleh dari Keua Kelompok Tani Dewi Sri, jumlah anggoa yang menjalankan usaha budidaya padi dengan menggunakan meode SRI (Sysem of Rice Inensificaion) sebanyak 30 orang. Jumlah populasi ini berdasarkan jumlah peani yang melakukan usaha ani pada musim anam 2010, eapi kenyaaan di lapangan didapakan bahwa penelii hanya memperoleh 23 orang responden. Hal ini dikarenakan ujuh orang peani lainnya sedang bekerja di daerah lain karena pada waku dilakukan pengambilan daa, peani sedang mengalami masa unggu anam. Luas lahan padi seluruh anggoa Kelompok Tani Dewi Sri yang menggunakan meode SRI adalah 20 ha dan jumlah sapi adalah 38 ekor. Informasi dan daa aspek non finansial dianalisis secara kualiaif dan deskripif unuk mengeahui gambaran usaha dari iap-iap aspek ersebu. Semenara iu, semua informasi dan daa kuaniaif (aspek finansial) yang elah dikumpulkan selanjunya diolah. Lalu hasil olahan dari aspek finansial ersebu digunakan unuk menilai kelayakan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada kondisi normal, perhiungan incremenal ne benefi, dan perhiungan kelayakan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong dengan adanya risiko produksi padi dan harga oupu padi dengan menggunakan analisis sensiivias dan analisis skenario. Adapun krieria invesasi unuk menganalisis aspek finansial, yaiu : 1. Ne Presen Value (NPV) (Nurmalina, Sariani, Karyadi, 2009). n B NPV = C 1 (1 i) Dimana : n = Umur bisnis (15 ahun). Hal ini dikarenakan umur bisnis diambil berdasarkan umur invesasi yang memiliki nilai ekonomis paling lama, yaiu kandang sapi. B = Manfaa pada ahun C = Biaya pada ahun = Tahun kegiaan bisnis (=1). Hal ini dikarenakan manfaa usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong dihiung pada bulan ke-12 aau ahun perama. i = Tingka DR (%) 2. Inernal Rae of Reurn (IRR) (Nurmalina, Sariani, Karyadi, 2009). NPV1 IRR= i1 x( i2 i1 ) NPV NPV 2 1 Dimana : i 1 = Discoun rae yang menghasilkan NPV posiif i 2 = Discoun rae yang menghasilkan NPV negaif NPV 1 = NPV posiif NPV 2 = NPV negaif 3. Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C Raio) (Nurmalina, Sariani, Karyadi, 2009) Ne B/C = n 1 n 1 B C (1 i) B C (1 i) Dimana : n = Umur bisnis (15 ahun) B = Manfaa pada ahun C = Biaya pada ahun i = Discoun rae (%) = Tahun ( B ( B C ) 0 C ) 0 171

10 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani 4. Payback Period (PP) (Nurmalina, Sariani, Karyadi, 2009). I PP = Ab Dimana : I = Besarnya biaya invesasi yang diperlukan Ab = Manfaa bersih yang dapa diperoleh pada seiap ahunnya 5. Perhiungan Incremenal Ne Benefi (Nurmalina, Sariani, Karyadi, 2009). Incremenal Ne Benefi = Manfaa bersih dengan bisnis Manfaa bersih anpa bisnis 6. Perhiungan Analisis Sensiivias (Nurmalina, Sariani, Karyadi, 2009). Perhiungan analisis sensiivias dilakukan dengan mengidenifikasi perubahan-perubahan yang mempengaruhi kelayakan bisnis. Pada analisis sensiivias besarnya perubahan sudah dikeahui secara empirik. Perubahan yang digunakan dalam peneliian ini adalah produkivias padi dan harga oupu gabah (Tabel 2). Tabel 2. Kombinasi Beberapa Perhiungan Analisis Sensiivias pada Usaha Padi (Ceeris Paribus) di Kelompok Tani Dewi Sri Kombinasi Perama Kedua Produkivias Padi Tinggi (+30,77%) Rendah (-17,22%) Harga Oupu Gabah Tinggi (+34,54%) Rendah (-5,45%) 7. Perhiungan Analisis Skenario Dalam analisis skenario erdapa iga ukuran unuk menilai ingka risiko dalam invesasi, yaiu NPV yang diharapkan, Sandard Deviaion, dan Coefficien Variaion. 1. NPV yang diharapkan (Weson dan Copeland, 1995) E( NPV ) n i 1 p i ( NPV i ) Dimana : n = Umur bisnis (15 ahun) E (NPV i) = NPV yang diharapkan p i = Probabilias erjadinya keiga skenario NPV i = NPV dari seiap skenario i = 1, 2, 3 (1 = Kondisi erbaik, 2 = Kondisi normal, 3 = Kondisi erburuk) Penenuan probabilias diperoleh berdasarkan kemungkinan dari suau kejadian pada kegiaan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong yang dapa diukur berdasarkan pengalaman yang elah dialami peani dan peernak anggoa Kelompok Tani Dewi Sri. Kemudian probabiliy dari masing-masing kegiaan (dalam peneliian ini hanya kegiaan usaha padi yang memiliki probabiliy, hal ini dikarenakan kegiaan usaha ernak baru berjalan sau ahun dan belum menghasilkan manfaa aau keunungan dari aspek finansial) dihiung. Pada usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong, 172

11 Kelayakan Pengembangan Usaha probabiliy dari kegiaan usaha padi pada seiap kondisi (eringgi, normal, erendah) akan diperoleh. Toal peluang dari beberapa kejadian berjumlah sau dan secara maemais dapa diuliskan sebagai beriku : n p ij 1 1 Pengukuran peluang (p) pada seiap kondisi skenario diperoleh dari frekuensi kejadian seiap kondisi yang dibagi dengan jumlah ahun selama umur pengusahaan padi (Tabel 3). Sebagai conoh adalah pada kondisi eringgi, frekuensi kejadian raa-raa peani sampel mendapakan hasil panen 7,82 on/ha/musim anam adalah sau kali dengan jumlah ahun selama umur pengusahaan padi dengan menggunakan meode SRI sampai peneliian dilakukan adalah sembilan kali. Sehingga didapakan peluang sebesar 11 persen yang merupakan rasio dari sau kali frekuensi kejadian kondisi eringgi dengan sembilan kali frekuensi kejadian hasil panen selama umur pengusahaan padi dengan menggunakan meode SRI sampai dengan peneliian dilakukan. Tabel 3. Peluang (Probabiliy) Seiap Kondisi pada Kegiaan Usaha Padi (Ceeris Paribus) dalam Risiko Produksi Padi dan Risiko Harga Oupu Gabah di Kelompok Tani Dewi Sri Risiko yang Dihadapi Risiko Produksi Padi Risiko Harga Oupu Gabah Keerangan : Kondisi Peluang (Probiliy) Hasil * Teringgi 0,11 7,82 Normal 0,67 5,98 Terendah 0,22 4,95 Teringgi 0, Normal 0, Terendah 0, * Risiko produksi padi diukur dalam on/ha/musim anam dan risiko harga oupu padi diukur dalam Rp/kg 2. Sandard Deviaion (Elon dan Gruber, 1995) NPV n i 1 p ( NPV E( NPV )) i Dimana : n = Umur bisnis (15 ahun) NPV = Sandard deviaion Pi = Probabilias erjadinya keiga skenario NPV i = NPV dari seiap skenario E (NPV) = NPV yang diharapkan 3. Coefficien Variaion (Elon dan Gruber, 1995) CV NPV NPV E(NPV ) Di mana : CV NPV = Coefficien variaion E (NPV) = NPV yang diharapkan NPV = Sandard deviaion i 2 173

12 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial yang dilakukan dengan maksud unuk mengeahui kelayakan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong di Kelompok Tani Dewi Sri. Selanjunya seelah aspek non finansial dibahas kemudian akan dibahas aspek finansial (keuangan). Aspek Pasar Pada aspek pasar menunjukkan bahwa usaha inegrasi yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewi Sri layak unuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini dikarenakan masih erbukanya peluang pasar yang cukup besar seperi konsumsi beras penduduk Indonesia yang cenderung meningka dan kebuuhan daging sapi dan pupuk organik nasional yang belum erpenuhi. Pengadaan biogas pada kelompok ani ini juga layak unuk dikomersialkan kedepannya. Hal ini disebabkan karena harga minyak dunia yang cenderung meningka akiba semakin menipisnya cadangan gas alam yang idak dapa diperbaharui. Aspek Teknis Pada aspek eknis menunjukkan bahwa secara umum inegrasi yang dilakukan oleh Kelompok Tani Dewi Sri layak unuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini dikarenakan usaha inegrasi ini dapa meningkakan hasil produksi padi dan adanya proses pemanfaaan limbah menjadi pupuk organik yang dapa menambah pemasukan unuk Kelompok Tani Dewi Sri. Aspek Manajemen dan Hukum Pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong di Kelompok Tani Dewi Sri layak unuk dijalankan dari segi aspek manajemen dan hukum walaupun peani belum memiliki srukur organisasi yang baku dan belum adanya badan hukum dari peani maupun Kelompok Tani Dewi Sri iu sendiri. Pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong di Kelompok Tani Dewi Sri layak unuk dijalankan karena usaha ini dapa dijalankan dengan baik dan idak erdapa pekerjaan yang menyimpang dari ugas masing-masing enaga kerja. Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya Pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong di Kelompok Tani Dewi Sri memberikan kesempaan kerja bagi anggoa Kelompok Tani Dewi Sri yang ingin iku usaha peernakan sapi poong. Kesempaan kerja bagi anggoa Kelompok Tani Dewi Sri ini diharapkan akan menambah pendapaan bagi anggoa yang iku usaha inegrasi ersebu. Selain memberikan aspek sosial dan ekonomi yang baik bagi anggoa, secara budaya juga membawa hasil posiif. Hal ini erliha dari berubahnya cara budidaya di mana dahulu idak memperhaikan lingkungan eapi sekarang elah memperlihakan kepedulian erhadap lingkungan dengan memanfaakan hasil limbah jerami padi dan kooran sapi. Usaha inegrasi ini 174

13 Kelayakan Pengembangan Usaha diliha dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya layak unuk dijalankan. Hal ini erliha dari adanya kesempaan kerja dan kepedulian erhadap lingkungan. Aspek Lingkungan Konsep zero wase yang dierapkan oleh Kelompok Tani Dewi Sri layak unuk diusahakan karena idak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Hal ini erbuki limbah hasil dari kegiaan usaha menjadi inpu bagi kegiaan usaha aau produksi lain, di mana jerami padi digunakan sebagai pakan ernak dan kooran ernak menjadi biogas dan pupuk organik yang digunakan unuk anaman padi. Analisis Aspek Finansial Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Normal Kelompok Tani Dewi Sri pada mulanya menjalankan usaha padi dan pupuk organik yang berasal dari limbah jerami padi dan sampah masyaraka. Seiring dengan berjalannya waku, Kelompok Tani Dewi Sri melakukan pengembangan usaha idak hanya padi, eapi juga usaha sapi poong. Pengusahaan sapi poong memanfaakan limbah sapi poong menjadi biogas dan pupuk organik. Analisis kelayakan finansial perlu dilakukan unuk menghindari kerugian dalam penanaman invesasi yang besar pada banuan keuangan bidang peernakan unuk kegiaan pengembangan peranian erpadu sehingga dapa memberikan keunungan baik bagi peani anggoa Kelompok Tani Dewi Sri maupun Kelompok Tani Dewi Sri iu sendiri. Kelayakan finansial pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada kondisi normal digambarkan pada kondisi incremenal benefi wih projec, sedangkan kelayakan finansial pengembangan usaha sapi poong dengan pemanfaaan limbah menjadi biogas dan pupuk organik digambarkan pada kondisi incremenal ne benefi (Tabel 4). Peani padi anggoa Kelompok Tani Dewi Sri yang mengusahakan padi hanya memperoleh manfaa bersih sebesar Rp ,43 selama umur bisnis, yakni 15 ahun. Jika peani anggoa Kelompok Tani Dewi Sri ingin meningkakan pendapaannya, maka mereka dapa mengusahakan ernak sapi poong, biogas, dan pupuk organik dalam peranian erinegrasinya. Jika mereka melaksanakan kegiaan usaha peranian yang erinegrasi ersebu, maka oal manfaa bersih ambahan yang mereka erima adalah Rp ,71 selama umur bisnis, yakni 15 ahun dengan nilai invesasi pada ahun perama sebesar Rp

14 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Tabel 4. Krieria Kelayakan Invesasi Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Seiap Kondisi di Kelompok Tani Dewi Sri No. Kondisi NPV (Rp) IRR (%) Ne B/C PP (Tahun) Layak/Tidak 6 ahun 2 1. Wih Projec ,71 19,8 1,24 bulan 16 Layak Wihou Projec Incremenal Ne Benefi ,43 19,75 1, , hari 6 ahun 3 bulan 11 hari 5 ahun 10 bulan 17 hari Layak Layak Usaha sapi poong dengan pemanfaaan limbah menjadi biogas dan pupuk organik (Incremenal Ne Benefi) mendaangkan manfaa bersih yang rendah. Manfaa bersih yang dierima hanya sebesar Rp ,28 unuk 15 ahun, padahal jumlah sapi yang diusahakan berjumlah 38 ekor dengan menggunakan kandang seluas m 2. Hal ini dapa erjadi karena usaha sapi poong dari ahun perama sampai keiga usaha belum mendaangkan manfaa, sedangkan salah sau inpu uama yaiu jerami padi yang digunakan sebagai pakan dihiung sebagai biaya. Oleh sebab iu, Pemerinah Jawa Bara mengeluarkan Banuan Sosial dan Banuan Keuangan Bidang Peernakan Tahun 2008 unuk Kegiaan Pengembangan Peranian Terpadu yang eruang dalam Kepuusan Gubernur Jawa Bara No.978/Kep.476-Disnak/ 2008 dengan harapan dapa memberikan manfaa ambahan bagi kegiaan usaha ernak sapi poong ini karena ersedianya pakan secara grais. Analisis Aspek Finansial Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Risiko Teknik pengukuran risiko yang digunakan dalam peneliian ini adalah analisis sensiivias dan analisis skenario. Pada analisis sensiivias memiliki kelemahan karena idak mengakomodasi seluruh peluang kejadian dan reurn yang erdapa pada suau usaha dan idak dapa mengukur ingka risiko yang dihadapi, sedangkan pada analisis skenario mengakomodasi seluruh peluang kejadian dan reurn yang dihadapi oleh suau usaha dan juga dapa mengukur ingka risiko yang dihadapi oleh suau usaha. Selain iu pada analisis skenario erdapa peluang risiko yaiu risiko eringgi, normal, dan erendah yang dihadapi, sehingga kemungkinan peluang risiko yang dihadapi lebih banyak daripada jika menggunakan analisis sensiivias. 176

15 Kelayakan Pengembangan Usaha Analisis Sensiivias Perhiungan analisis sensiivias dilakukan dengan mengidenifikasi perubahan-perubahan yang mempengaruhi kelayakan bisnis pada pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong. Kegiaan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong sanga sensiif erhadap perubahan produkivias padi, di mana jika produkivias padi menurun (kombinasi kedua) maka kegiaan pengembangan usaha inegrasi ersebu memperoleh manfaa bersih yang lebih rendah jika dibandingkan apabila harga oupu gabah urun (kombinasi perama) (Tabel 5). Analisis Skenario Komodii yang dihiung pada analisis risiko produksi dan harga oupu adalah padi. Hal ini dikarenakan pada kegiaan usaha ernak baru berjalan sau ahun dan belum menghasilkan manfaa aau keunungan dari aspek finansial sehingga sanga suli unuk mendapakan dan menghiung probabiliy dari manfaa yang dierima dari usaha ernak sapi. Analisis kelayakan finansial pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong mengacu kepada keseluruhan kegiaan inegrasi yang memiliki produk uama padi, sapi poong, biogas, dan pupuk organik pada kondisi risiko usaha padi. Jadi, perhiungan analisis kelayakan finansial idak dilakukan sau per sau komodii eapi secara erinegrasi. Perhiungan analisis kelayakan finansial erhadap usaha yang erinegrasi ini memiliki maksud apakah usaha yang dijalankan secara erinegrasi ini mendaangkan manfaa aau idak unuk dijalankan dan dikembangkan pada kondisi risiko usaha padi (ceeris paribus). Tabel 5. Krieria Kelayakan Invesasi Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Perhiungan Analisis Sensiivias dengan Tingka DF (16 %) di Kelompok Tani Dewi Sri No. Kombinasi NPV (Rp) IRR (%) Ne B/C 1. Perama ,33 24,97 1,56 2. Kedua ,60 22,22 1,39 PP (Tahun) 5 ahun 3 bulan 6 ahun 2 bulan 16 hari Layak/ Tidak Layak Layak 177

16 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Penilaian dan Perbandingan Tingka Risiko Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Risiko Usaha Padi Penilaian ingka risiko dalam invesasi pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada kondisi risiko usaha padi (ceeris paribus) diukur dengan iga hal, yaiu NPV yang diharapkan, sandard deviaion, dan coefficien variaion (Tabel 6). NPV yang diharapkan adalah penjumlahan dari seiap probabilias dikalikan dengan NPV-nya. Selain iu, NPV yang diharapkan merupakan suau nilai yang diharapkan oleh pelaku usaha dari suau invesasi yang dianamkan pada usaha ersebu. Semakin inggi NPV, maka ingka risiko yang dihadapi semakin besar. NPV yang diharapkan dari kedua kondisi yang paling inggi adalah NPV yang diharapkan pada kondisi harga oupu, yaiu sebesar Rp ,53. Makna ukuran sandard deviaion dari NPV arinya semakin besar nilai sandard deviaion dari NPV maka semakin inggi risiko yang dihadapi dalam kegiaan usaha. Sandard deviaion dari kedua kondisi yang paling inggi adalah sandard deviaion pada kondisi harga oupu, yaiu sebesar Rp ,79. Sedangkan makna ukuran dari coefficien variaion adalah semakin besar nilai coefficien variaion maka semakin inggi risiko yang dihadapi. Coefficien variaion dari kedua kondisi yang paling inggi adalah coefficien variaion pada kondisi produksi, yaiu sebesar 0,70. Penilaian ingka risiko dari NPV yang diharapkan, sandard deviaion, dan coefficien variaion menimbulkan perenangan. Kondisi risiko yang paling inggi berdasarkan NPV yang diharapkan dan sandard deviaion adalah kondisi harga oupu, sedangkan kondisi risiko yang paling inggi berdasarkan coefficien variaion adalah kondisi produksi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diharapkan dan sandard deviaion yang rendah dapa menghasilkan nilai coefficien variaion yang inggi, dan sebaliknya nilai NPV yang diharapkan dan sandard deviaion yang inggi dapa menghasilkan nilai coefficien variaion yang rendah. Oleh sebab iu, unuk penilaian ingka risiko lebih epa menggunakan coefficien variaion. Hal ini dikarenakan perbandingan di anara kegiaan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama, yaiu besarnya risiko unuk seiap reurn (dengan memakai NPV yang diharapkan). Tabel 6. Perbandingan Tingka Risiko dalam Invesasi Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Risiko Usaha Padi (Ceeris Paribus) di Kelompok Tani Dewi Sri Jenis Risiko Usaha Padi (Ceeris Paribus) NPV yang diharapkan (Rp) Sandar Deviaion Coefficien Variaion Tingka Risiko Produksi , ,21 0,70 Tinggi Harga Oupu , ,79 0,57 Rendah 178

17 Kelayakan Pengembangan Usaha Penilaian dan Perbandingan Krieria Kelayakan Pengembangan Usaha Inegrasi Padi dengan Sapi Poong pada Kondisi Normal dan Kondisi Risiko Usaha Padi (Ceeris Paribus) Krieria kelayakan pada kondisi risiko usaha padi (ceeris paribus) dilakukan dengan mengakomodasi seluruh peluang dan reurn usaha padi pada kondisi eringgi, normal, dan erendah. Pada risiko produksi padi menunjukkan krieria kelayakan yang lebih rendah dibandingkan krieria kelayakan pada risiko harga oupu padi dan kondisi normal (Tabel 7). Ini dapa diakibakan karena kegiaan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong sanga sensiif erhadap perubahan produkifias padi dibandingkan pada perubahan harga oupu gabah dan kondisi normal. Selain iu, peluang produksi erendah padi lebih besar daripada peluang harga oupu erendah (Tabel 3). Sedangkan pada analisis finansial kondisi normal, analisisnya hanya pada kondisi normal saja, sedangkan pada analisis finansial risiko produksi padi mengakomodasi pada kondisi eringgi, normal, dan erendah. Kondisi risiko yang paling inggi berdasarkan coefficien variaion adalah kondisi produksi (Tabel 6), sedangkan kondisi risiko yang paling inggi berdasarkan NPV yang diharapkan kondisi harga oupu (Tabel 7). Hal ini disebabkan nilai NPV yang diharapkan yang rendah dapa menghasilkan nilai coefficien variaion yang inggi, dan sebaliknya nilai NPV yang diharapkan yang inggi dapa menghasilkan nilai coefficien variaion yang rendah. Oleh sebab iu, unuk penilaian ingka risiko lebih epa menggunakan coefficien variaion. Hal ini dikarenakan perbandingan di anara kegiaan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama, yaiu besarnya risiko unuk seiap reurn (dengan memakai NPV yang diharapkan). Tabel 7. Perbandingan Krieria Kelayakan Pengembangan Usaha Padi yang Berinegrasi dengan Sapi Poong pada Kondisi Normal dan Kondisi Risiko Usaha Padi (Ceeris Paribus) di Kelompok Tani Dewi Sri No. Krieria Risiko Harga Normal Risiko Produksi Kelayakan Oupu 1. NPV (Rp) , , ,53 2. IRR (%) 19,80 19,71 21,27 3. Ne B/C 1,24 1,23 1,33 4. PP (Tahun) 6 ahun 2 bulan 16 hari 6 ahun 2 bulan 23 hari 5 ahun 10 bulan 20 hari 179

18 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Hasil menunjukkan bahwa walaupun usaha inegrasi ini menghadapi risiko produksi dan harga oupu pada padi, eapi usaha inegrasi ini eap layak unuk dijalankan. Hal ini dikarenakan jika salah sau usaha mengalami kerugian, maka usaha yang lain dapa menuupi kerugian dari usaha inegrasi yang lainnya, conohnya adalah jika usaha padi mengalami kerugian, maka kelompok ani massih dapa mengandalkan dari usaha lainnya seperi usaha sapi poong dan pupuk organik. Semenara unuk biogas hanya unuk konsumsi oleh anggoa kelompok ani dan masyaraka saja yang anpa dijual. Pada kasus inegrasi ini, usaha padi mengalami pengurangan keunungan, sehingga pengurangan keunungan ersebu dapa diuupi bahkan diingkakan dengan usaha sapi poong besera limbah yang dimanfaakannya. Ilusrasinya adalah jika anggoa Kelompok Tani Dewi Sri hanya menanam padi saja, maka manfaa bersih yang dierimanya hanya sebesar Rp sedangkan jika anggoa Kelompok Tani Dewi Sri menginegrasikan usaha padinya dengan ernak sapi poong, maka manfaa bersih yang dierima menjadi lebih besar, yakni Rp pada kondisi normal. Hal yang sama juga berlaku keika usaha padi yang mengalami risiko produksi dan harga oupu, di mana manfaa bersih yang dierimanya lebih kecil dibandingan jika usaha padi berinegrasi dengan sapi poong yang mengalami risiko produksi dan harga oupu pada padi. Risiko yang paling berpengaruh erhadap kelayakan pada usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada analisis sensiivias dan analisis skenario adalah risiko produksi padi. Hal ini dikarenakan kegiaan usaha ernak baru berjalan sau ahun dan belum menghasilkan manfaa aau keunungan dari aspek finansial. Pada umumnya, risiko produksi padi disebabkan oleh hama dan penyaki, walaupun idak menuup kemungkinan adalah curah hujan, inensias panas, musim, kelembaban, dan sebagainya. Salah sau cara unuk mengelola risiko pada produksi padi adalah melakukan pengurangan kerugian, yaiu dengan cara diversifikasi produk. Pada diversifikasi, produk yang dihasilkan bisa saling berhubungan sau sama lain aau sama sekali berbeda. Diversifikasi produk dilakukan selain unuk meningkakan keunungan, juga unuk meminimalkan risiko sekiranya salah sau produk yang dihasilkan mengalami kerugian. Pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong ini merupakan salah sau sraegi pengelolaan risiko yaiu berupa diversifikasi usaha. Tujuan unuk melakukan diversifikasi usaha didasarkan pada pemikiran bahwa hasil dari bermacammacam usaha idak meningka aau urun pada sau saa bersamaan, sehingga apabila sau usaha memiliki hasil yang rendah maka usaha-usaha yang lain mungkin akan memiliki hasil yang lebih inggi walaupun dengan melakukan diversifikasi akan membuuhkan keahlian manajerial yang lebih luas dan eknologi yang lebih rumi. 180

19 Kelayakan Pengembangan Usaha KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan yang elah didapakan berdasarkan peneliian yang elah dilaksanakan adalah : 1. Berdasarkan hasil analisis aspek pasar, aspek eknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dan aspek lingkungan memperlihakan bahwa kegiaan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong layak unuk diusahakan. Pada analisis kelayakan finansial pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada kondisi normal juga layak unuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini dapa diliha dari indikaor krieria invesasi yang menunjukkan nilai NPV mencapai Rp ,71, IRR mencapai 19,8 persen, Ne B/C mencapai 1,24, dan payback period mencapai 6 ahun 2 bulan 16 hari. 2. Analisis kelayakan finansial pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong layak unuk diusahakan dengan adanya risiko produksi dan harga oupu pada padi di Kelompok Tani Dewi Sri. Di mana, pada kondisi pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong pada kondisi risiko usaha padi menunjukkan bahwa ingka risiko yang paling inggi ada pada risiko produksi. Saran Adapun saran yang dapa direkomendasikan bagi kegiaan pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong adalah : 1. Perubahan produkivias dan harga oupu dalam pengembangan usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong perlu mendapa perhaian yang serius bagi pihak-pihak yang berkepeningan. Hal ini dimaksudkan agar pihak-pihak yang berkepeningan ersebu dapa mengelola perubahan dan risiko yang dihadapi dengan baik. 2. Usaha padi yang berinegrasi dengan sapi poong perlu dikembangkan di berbagai daerah dengan pola inegrasi anamanernak yang dapa berbeda, baik di daerah sebagai penghasil pakan ernak aau daerah sebagai penghasil ernak. Hal ini unuk menjawab permasalahan mendasar sekor peranian, yaiu masih rawannya keahanan pangan dan keahanan energi di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusa Saisik Saisik Indonesia: BPS Indonesia Jakara : BPS. [BPS] Badan Pusa Saisik Jawa Bara Jawa Bara dalam Angka Bandung : BPS. Deberin DL Agriculural Producion Economics. New York : Macmillan, Inc. Dinas Peranian, Kehuanan, dan Perkebunan Kabupaen Karawang. 181

20 Bayu Sumanri dan Anna Fariyani Maeri Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan Sysem of Rice Inensificaion. Karawang : Dinas Peranian, Kehuanan, dan Perkebunan Kabupaen Karawang. Dinas Peernakan Peunjuk Teknis Penyaluran Dana Banuan Keuangan Bidang Peernakan Kegiaan Pengembangan Peranian Terpadu di Jawa Bara. Bandung : Dinas Peernakan Pemerinah Provinsi Jawa Bara. Direkora Budidaya Ternak Ruminansia Pedoman Teknis Inegrasi Sapi dengan Tanaman. Jakara : Kemenerian Peranian, Direkora Jenderal Peernakan. Diwyano K, Prawiradipura BR, Lubis D Inegrasi Tanaman- Ternak dalam Pengembangan Agribisnis yang Berdaya Saing, Berkelanjuan, dan Berkerakyaan. Di dalam Diwyano, K., Prawiradipura, B. R., dan Lubis, D, edior. Warozoa. Volume 12. No. 1. Tahun Pusa Peneliian dan Pengembangan Peernakan, Badan Peneliian dan Pengembangan Peranian, Deparemen Peranian. Elon EJ, Gruber MJ Modern Porofolio Theory and Invesmen Analysis. Fifh Ediion. New York : John Wiley and Sons, Inc. Giinger JP Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Peranian. Edisi Kedua. Jakara : UI Press. Nazir M Meode Peneliian. Jakara : Ghalia Indonesia. Nurmalina R, Sariani T, Karyadi A Sudi Kelayakan Bisnis. Bogor : Deparemen Agribisnis, Fakulas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Robinson LJ, Barry PJ The Compeiive Firm s Response o Risk. New York : Macmillan Publishing Company. Sa id EG, Rachmayani, Muaqin MZ Manajemen Teknologi Agribisnis. Bogor : Ghalia Indonesia. Saragih, Bungaran Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Peranian. Bogor : IPB Press. Sundjaja RS, Barlian I Manajemen Keuangan. Edisi Keempa. Bandung : Lieraa Linas Media. Suojo S Sudi Kelayakan Proyek. Jakara : PT. Pusaka Binaman Pressindo. Umar H Sudi Kelayakan Bisnis. Edisi kedua. Jakara : PT. SUN. Weson JF, Brigham EF Dasar- Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakara : Erlangga. Weson, Copeland Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakara : Binarupa Aksara. Husnan S, Muhammad S Sudi Kelayakan Proyek. Edisi Keempa. Yogyakara : Uni Penerbi dan Perceakan AMP YKPN. 182

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi Alternatif Berbasis Individu Dan Kelompok Peternak ABSTRACT

Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi Alternatif Berbasis Individu Dan Kelompok Peternak ABSTRACT Manajemen IKM, Sepember 2009 (217-224) Vol. 4 No. 2 ISSN 2085-8418 Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi Alernaif Berbasis Individu Dan Kelompok Peernak Sri Wahyuni * 1, Suryahadi 2 dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci