Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban Untuk Prediksi Waktu Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban Untuk Prediksi Waktu Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area"

Transkripsi

1 Vol., 07 Simulai Perubahan Frekueni Akibat Perubahan Beban Untuk Prediki Waktu Ketabilan pada Sitem Tenaga Litrik Dua Area Arief Goeritno *, Wihnu Kurniawan Soekarna. Program Studi Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Ibn Khaldun Bogor Jalan K.H. Sholeh Ikandar km., Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor 664, Indoneia. CV. AAFAH Jalan Sidomulyo T03/W, Cemani Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah 5755 Telepon/Fakimili: ; Mobilephone: Abtrak Telah dilakukan imulai untuk prediki waktu ketabilan pada item tenaga litrik dua area, melalui penentuan ejumlah parameter dan pemberian nilai-nilai aumi. Sejumlah parameter meliputi pengaturan kecepatan, koefiien beban karena enitivita terhadap frekueni, kontanta ineria, tetapan waktu governor, tetapan waktu turbin, da daar berama (common bae)untuk maing-maing area dengan nilai-nilai aumi dipilih, dan perubahan beban (load change) dengan nilai 87,5 MW, 80 MW, dan 60 MW. Nilai perubahan beban dan parameter diubtituikan terhadap ejumlah peramaan untuk perolehan hail penghitungan dengan cara manual. Berdaarkan hail penghitungan, dibuat pemrograman berbantuan Simulink berupa algoritma bentuk grafi dengan dua pilihan, tanpa area control error (ACE) atau dengan ACE. Sejumlah peramaan dan hail algoritma ecara grafi berdaarkan Simulink, dibuat algoritma dan penuian intak berbai aplikai MATLAB. Pilihan algoritma dalam bentuk diagram alir (flowchart) dengan metode iterai. Penentuan intak didaarkan kepada penggunaan aplikai MATLAB. Tampilan e dilakukan perhitungan dengan bantuan program dan imulai berupa () hail perhitungan, () imulai berbantuan diagram blok dalam Simulink tanpa ACE, dan (3) imulai diagram blok dalam Simulink dengan ACE. Pengekekuian program untuk perolehan hail imulai berupa tek dan bentuk kurva. Penggunaan ACE (berupa kompenator integral dan gain) berpengaruh terhadap kecepatan peniadaan nilai deviai frekueni terhadap nilai frekueni item untuk kedua area, itu ebear tiga kali lebih cepat, jika dibandingkan dengan tanpa penggunaan ACE. Pengontrol integral berfungi ebagai penghail repon (tanggapan) item dengan kealahan keadaan tunak ama dengan nol (error aat Steady State 0). Kata kunci: perubahan frekueni akibat perubahan beban, prediki onal computer, automation, future tr, mart ytem Pahuluan Kondii item tenaga litrik ng benar-benar mantap ebenarn tidak pernah ada, karena perubahan beban elalu terjadi etiap aat dalam item tenaga litrik. Perubahan beban bermakna penambahan atau pengurangan beban []. Perubahan beban ng berakibat kepada perubahan frekueni pada item tenaga litrik dikategorikan dalam tabilita keadaan tunak (teady tate) atau ketabilan inl kecil (mall ignal tability) [], ehingga dapat dilakukan dengan pekatan model linear [-6]. Stabilita teady tate merupakan ebuah fungi dari kondii operai, ehingga dapat didefiniikan ebagai ebuah keterjagaan untuk kondii inkroniai euai kemampuan item tenaga litrik ng Manucript received 0 Sepetember 0, revied 0 Oktober 07 E - 37 Copyright 07 FT - UHAMKA. - All right reerved

2 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 38 terjadi diantara mein-mein dalam item dan aluran ekternal, apabila terjadi perubahan beban baik ecara normal atau lambat [,4,5]. Pengamatan ecara langung terhadap fenomena perubahan beban, han dapat dilakukan pada puat-puat pembangkitan atau pengali beban [7]. Penggunaan model matemati, penentuan algoritma, penyuunan intak, dan penggunaan aplikai komputer dapat digunakan untuk imulai fenomena perubahan beban [4,5]. Aplikai Matrix Laboratory atau lebih dikenal dengan MATLAB [8,9] dapat digunakan untuk keperluan imulai dengan pekatan model linear. Aplikai berbai MATLAB untuk imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan beban ng diimplementaikan terhadap item tenaga litrik area [5]. Sitem tenaga litrik dua area merupakan bentuk analogi multi area ng diederhanakan, karena keberadaan aluran ikat (tie line) ebagai penghubung antar area [5]. Berdaarkan latar belakang terebut, dibuat algoritma, truktur intak, dan pengekekuian terhadap hail pembuatan program dengan bantuan Simulink [0] dan aplikai berbai MATLAB [8,9] euai tujuan penelitian ng meliputi: () memperoleh hail penghitungan ecara manual berbantuan ejumlah peramaan; () memperoleh pemrograman ng meliputi (a) pemrograman berbantuan Simulink untuk keberadaan fenomena ecara grafik pada perubahan frekueni akibat perubahan beban tanpa dan dengan area control error (ACE), (b) pemrograman berbai aplikai MATLAB, melalui pembauatan algoritma dan uunan intak, dan (c) hail perhitungan berdaarkan program berbai aplikai MATLAB; (3) memperoleh perbandingan antara hail penghitungan ecara manual dan perhitungan dengan program berbai aplikai MATLAB; dan (4) memperoleh hail fenomena perubahan frekueni akibat perubahan beban melalui dua pilihan (tanpa dan dengan ACE) dengan imulai kondii perubahan beban. Daar Teori.. Pengontrolan Sitem Satu Area Sejumlah model digunakan ebagai permodelan matemati untuk implementai pengontrolan frekueni maupun tegangan pada generator inkron. Model-model pada pengontrolan frekueni [5], meliputi model generator (generator model), model beban (load model), model penggerak mula (prime mover model), dan model governor (governor model). Semua model ng ada dijadikan uatu model pengontrolan terhadap frekueni beban atau Load Frequency Control (LFC). Model-model pada pengontrolan tegangan [5], meliputi model amplifier (amplifier model), model ekiter (exciter model), model generator (generator model), dan model enor (enor model). Semua model ng ada dijadikan uatu model pengontrolan terhadap tegangan atau Automatic Voltage egulator (AV). Untuk penghitungan keluaran (output) dalam bentuk nilai frekueni dan tegangan akibat perubahan beban dapat dilakukan melalui perhitungan analitik ecara manual, ehingga perolehan hail dapat dibandingkan terhadap hail penghitungan dengan bantuan komputer, melalui penggunaan bahaa pemrograman. Diagram kemati pengontrolan frekueni dan tegangan pada generator inkron [5], eperti ditunjukkan pada Gambar. Steam P V Valve Control Mechanim P G Turbine P tie Load Frequency Control (LFC) Excitation Sytem Gen. Field G Frequency Senor Gambar. Diagram kemati pengontrolan frekueni dan tegangan pada generator inkron Automatic Voltage egulator (AV) Voltage Senor PG, Q G Berdaarkan Gambar ditunjukkan, bahwa diagram kema terebut dikenal dengan nama bagian dari pengontrolan pembangkitan ecara otomati atau Automatic Generation Control (AGC). Untuk truktur item dengan interkoneki, AGC berperan ebagai pembagi beban antar item, pembangkit, dan generator, agar diperoleh capaian hail ng ekonomi, ketepatan pengaturan pertukaran jadwal da pada hubungan jaringan, diamping untuk perawatan keeragaman frekueni ng lak. Diagram blok item atu area dengan pengontrolan otomati terhadap frekueni beban [5,4], eperti ditunjukkan pada Gambar. P L P ref P g +τ g P V +τ T P m H + D governor turbin perubahan momentum dan beban K I Ω Gambar. Diagram blok item atu area dengan pengontrolan otomati terhadap frekueni beban Berdarkan Gambar ditunjukkan, bahwa fungi alih item kontrol loop tertutup diperoleh peramaan [5], eperti peramaan (). Ω() P L () + τ g ( + τ T ) (H + D) + τ g ( + τ T ) + K + () Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

3 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 39 Penyederhanaan terhadap diagram blok pada Gambar, dengan maukan (input) han dari PL, maka diperoleh diagram blok dengan truktur baru [5]. Diagram blok ekivalen item atu area dengan pengontrolan otomati terhadap frekueni beban [5], eperti ditunjukkan pada Gambar 3. P L H + D ( +τ )( + τ ) g T Ω Gambar 3. Diagram blok ekivalen item atu area dengan pengontrolan otomati terhadap frekueni beban Perubahan merupakan ebuah maukan dengan P P L L ( ) [5]. Berdaarkan teorema nilai akhir, nilai teady-tate dari Δω diperoleh [5] melalui peramaan (): ω lim Ω( ) ( PL ) (). 0 D + Untuk kondii dimana nilai D 0 [5], maka peramaan () berubah menjadi peramaan (3). ω ( P L ) (3), ehingga nilai perubahan frekueni eperti peramaan (4). f f0 ω (4), maka dapat diperoleh nilai frekueni kondii baru (5) melalui peramaan (5). f f 0 f (5)... Pengontrolan Sitem Dua Area Sitem tenaga litrik untuk keterwakilan dua area, dapat diaumikan dengan penggabungan atu area dan diperhitungkan nilai reaktan aluran tranmii ( X tie ). Setiap area direpreentaikan dengan ebuah umber tegangan dan ebuah reaktan ekivalen. Diagram kemati rangkaian ekivalen item tenaga litrik dengan dua area [5], eperti ditunjukkan pada Gambar 4. G X X X E δ E δ Gambar 4. angkaian ekivalen item tenaga litrik dengan dua area G Paokan da dari bu- ke bu- [5] didekati dengan peramaan (). E E P inδ (6) X dengan: P aliran da dari bu- ke bu-, [MW]; X reaktan aluran dari bu- ke bu-, [ohm]; δ beda udut tegangan bu- dan bu-, [derajat litri]. Perhitungan untuk pengontrolan frekueni item dengan dua area [5], digunakan permaan-peramaan berikut: dp P δ δ P 0 δ (7) dδ Deviai da aluran penghubung (tie-line) diberikan: P P ( δ ) (8) S δ Saat kondii tunak, kedua area bernilai frekueni tunak dengan penyimpangan ama [5], itu: ω ω ω (9) dan (0) Pm P PL ωd P m + P ωd () Perubahan da mekani ditentukan oleh percepatan karakteritik governor [5], eperti ditunjukkan dengan peramaan () dan peramaan (3). P ω () m dan P m ω (3) Perubahan ω [5] dihitung dengan peramaan (4). PL P ω B + B + D D + + L (4) dengan: B dan B faktor penyimpangan frekueni. Perubahan da pada aluran penghubung [5], dihitung dengan peramaan (5). + D PL (5) B P ( PL ) B + B + D D + Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

4 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 40 Diagram blok pengontrolan frekueni untuk item tenaga litrik dengan dua area tidak dipengaruhi aluran penghubung [5], eperti ditunjukkan pada Gambar 5. P ref P ref + τ g governor P V + τ turbin T + τ g P τ T V P m P L P H + Ω D Gambar 5. Diagram blok pengalian frekueni dua area tidak dipengaruhi aluran penghubung Diagram blok pengontrolan frekueni untuk item tenaga litrik dengan dua area ng dipengaruhi aluran penghubung [4,5], eperti ditunjukkan pada Gambar 6. ACE ACE K I K I B governor turbin perubahan momentum dan beban P H + D + P m P L perubahan momentum dan beban Ω P L P V P m + τ g + τ H + D governor governor T turbin turbin + τ g τt P V P L perubahan momentum dan beban P + H + D P m perubahan momentum dan beban 3 Metodologi Penelitian Untuk perolehan tujuan penelitian, diperlukan ejumlah bahan dan alat penelitian dengan ejumlah langkahlangkah pelakanaan penelitian melalui metode penelitian. 3.. Bahan dan Alat Penelitian Bahan penelitian berupa analogi item tenaga litrik dua area dengan ejumlah aumi, aplikai MATLAB dan Simulink [7]. Nilai-nilai aumi untuk ejumlah parameter pada analogi item tenaga litrik dua area, eperti ditunjukkan pada Tabel. Tabel. Nilai-nilai aumi untuk ejumlah parameter pada analogi item tenaga litrik dua area Parameter Area- Area- Pengaturan kecepatan, 0,05 0,065 Koefiien beban, karena enitif D 0,6 terhadap frekueni, D Kontanta ineria, H H 5 Tetapan waktu governor, τ g τ 0,. g Tetapan waktu turbin, τ 0,5. Da daar berama (common bae) τ T T 000 MVA D 0,9 H 4 τ 0,3. g τ 0,6. T 000 Alat penelitian berupa eperangkat laptop dengan aplikai untuk penghitungan dan imulai. 3. Metode Penelitian Metode penelitian dibuat dalam bentuk diagram alir dengan cara iterai. Diagram alir metode penelitian, eperti ditunjukkan pada Gambar 7. mulai Simulai Perubahan Frekueni Akibat Perubahan Beban Untuk Prediki Waktu Ketabilan pada Sitem Tenaga Litrik Dua Area Memperoleh Hail Penghitungan Secara Manual Berbantuan Sejumlah Peramaan (i) Nilai deviai frekueni keadaan tunak dalam p.u. digunakan peramaan (4); (ii) Nilai deviai frekueni keadaan tunak diperoleh dengan peramaan (4); (iii) Nilai frekueni kondii baru digunakan peramaan (5), (iv) Nilai perubahan da mekani diperoleh peramaan () untuk area- dan peramaan (3) untuk area-; (v) Perubahan beban pada area- digunakan peramaan (0) dan Perubahan beban pada area- digunakan peramaan (); dan (vi) Perolehan nilai perubahan da pada aluran penghubung digunakan peramaan (5). Penghitungan euai peramaan terkait dan berurutan Apakah penghitungan ecara manual, udah euai dan eleai? Tampilkan hail penghitungan Memperoleh Pemrograman ng meliputi: (a) Pemrograman berbantuan Simulink, (b) Pemrograman berbai aplikai MATLAB, (c) Hail perhitungan berdaarkan program berbai aplikai MATLAB, dan (d) Hail perbandingan antara hail penghitungan ecara manual dan perhitungan dengan program berbai aplikai MATLAB; (a) pemrograman berbantuan Simulink untuk keberadaan fenomena ecara grafik pada perubahan frekueni akibat perubahan beban tanpa dan dengan area control error (ACE); (b) pemrograman berbai aplikai MATLAB, melalui pembauatan algoritma dan uunan intak; (c) hail perhitungan berdaarkan program berbai aplikai MATLAB dengan nilai-nilai aumi untuk ejumlah parameter, dan (d) hail perbandingan antara hail perhitungan dengan program berbai aplikai MATLABdan penghitungan ecara manual; Pemrograman berbai aplikai MATLAB, melalui pembuatan algoritma dan uunan intak Apakah pemrograman berbai aplikai MATLAB, udah euai dan eleai? Perhitungan berdaarkan program berbai aplikai MATLAB dengan nilai-nilai aumi untuk ejumlah parameter Perbandingan antara hail perhitungan dengan program berbai aplikai MATLAB dan penghitungan ecara manual Apakah perhitungan dengan nilai-nilai aumi, udah euai dan eleai? Memperoleh Perbandingan antara Hail Perhitungan dengan Program Berbai Aplikai MATLAB dan Penghitungan Secara Manual Perbandingan antara hail perhitungan dan penghitungan (dipilih contoh: perubahan beban 87,5 MW) Apakah proe perbandingan perhitungan dan penghitungan, udah euai dan eleai? Memperoleh Hail Fenomena Perubahan Frekueni akibat Perubahan Beban melalui Simulai terhadap dengan Dua Pilihan (tanpa dan dengan ACE) dengan Nilai-nilai Aumi () Aumi 3 kondii perubahan beban (87,5 mw, 80 MW, dan 60 MW) tanpa pemberian ACE; () Aumi 3 kondii perubahan beban (87,5 mw, 80 MW, dan 60 MW) dengan pemberian ACE; B ACE Area Control Error Gambar 6. Diagram blok pengontrolan frekueni untuk item tenaga litrik dengan dua area ng dipengaruhi aluran penghubung Apakah pemrograman dengan Simulink, eleai Apakah hail fenomena perubahan frekueni, udah euai? udah euai dan eleai? Gambar 7 Diagram alir metode penelitian Pemrograman dengan Simulink (tanpa dan dengan) area control error Perbandingan antara hail perhitungan dengan program berbai aplikai MATLAB dan penghitungan ecara manual 4 Hail dan Pembahaan 4.. Penghitungan dengan Cara Manual Berbantuan Sejumlah Peramaan Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

5 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 4 Penggunaan terhadap ejumlah peramaan ng diketahui, maka perubahan beban pada area- dalam p.u., diperoleh itu load change 87,5 P 0, 875. Nilai deviai L common bae 000 frekueni keadaan tunak dalam p.u. digunakan peramaan (4). P L 0,875 ω + D , ,9 D 0,05 0,065 0,875 0,875 0,005 ( 0 + 0,6) + ( 6 + 0,9) 37,5 Nilai deviai frekueni keadaan tunak diperoleh dengan peramaan (4), itu: f ω f0 ( 0,005) (60) 0,3 Hertz. Untuk nilai frekueni baru digunakan peramaan (5), ehingga: f f0 + f 60 0,3 59, 7 hertz. Nilai perubahan da mekani diperoleh dengan penggunaan peramaan () untuk area- dan penggunaan peramaan (3) untuk area-, ehingga: ω 0,005 P 0, p.. 0,05 u m atau 00 MW dan ω 0,005 P 0,080 p.. 0,065 u m atau 80 MW. Perbandingan kedua nilai ini (00 MW dan 80 MW) didaarkan kepada pilihan nilai aumi untuk kontanta ineria ( H ). Berdaarkan hail penghitungan terebut, maka nilai da generator pada area- ebear 00 MW dan pada area- ebear 80 MW dengan nilai frekueni kondii baru ebear 59,7 hertz. Total pergantian da generator ebear 80 MW. Saat perubahan beban ebear 87,5 MW, terdapat kekurangan da ebear 7,5 MW. Kekurangan da dengan nilai frekueni terebut, da generator alami penurunan. Penggunaan peramaan (0) dan (), maka perubahan beban pada area- ebear ω D ( 0,005) (0,6) 0, 003 p.u. atau -3 MW dan perubahan beban pada area-, ebear ω D ( 0,005) (0,9) 0, 0045 p.u. atau -4,5 MW, maka total perubahan beban ebear 7,5 MW. Perbandingan kedua nilai ini (3 MW dan 4,5 MW) didaarkan kepada pilihan nilai aumi untuk koefiieni beban, karena enitif terhadap frekueni ( D ). Penggunaan peramaan (5) untuk perolehan nilai perubahan da pada aluran penghubung, dengan ejumlah penghitungan: #pertama + D PL P + D + D 0, , ,05 0,065 ( 0,005) ( 6,9) 0,0845 p. u. atau 84,5 MW atau #kedua P ω + D ( 0,005) + 0, 9 0,065 ( 0,005) ( 6,9) 0,0845 p. u. atau 84,5 MW atau #ketiga + 0,9 B 0,065 P ( P ) L ( 0,875) B + B , ,9 0, ( 0,875) ( 0,875 0,065 ) ( 0,6 + 6,9) 37,5 0,4507 0,875 0,0845 p. u. atau -84,5 MW. Nilai 84,5 MW adalah nilai aliran da dari area- ke area- ebear 80 MW dan terdapat penambahan pada area- ebear 4,5 MW ng diperoleh dari hail reduki da di area- pada aat terjadi penurunan nilai frekueni. Dapat dilakukan cara ng ama untuk untuk kondii perubahan da beban ebear 80 MW dan 60 W. 4. Pemrograman 4.. Pemrograman berbantuan Simulink Pemrograman berbantuan Simulink merupakan pembuatan algoritma ecara grafi. Untuk imulai perubahan frekueni akibat perubahan beban dibuat untuk ejumlah kondii perubahan beban, itu pada nilai 87,5 MW, 80 MW, dan 60 MW. Diagram blok pengontrolan dibuat tanpa pemberian area control error dan dengan pemberian area control error. Area Control Error berupa kompenator bentuk integral dan penguatan (gain). Pembuatan pemrograman dengan algoritma grafi berdaarkan Gambar 5 dan Gambar 6. Diagram kemati algoritma ecara grafi berbantuan Simulink untuk imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan tanpa pemberian area control error, eperti ditunjukkan pada Gambar 8. Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

6 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 4 Gambar 8. Diagram kemati algoritma ecara grafi berbantuan Simulink untuk imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan tanpa pemberian area control error Berdaarkan Gambar 8 ditunjukkan, bahwa dibuat diagram ejeni untuk ejumlah nilai aumi untuk perubahan beban ebagai nilai aumi, itu 87,5 MW, 80 MW, dan 60 MW. Diagram kemati algoritma ecara grafi berbantuan Simulink untuk imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan dengan pemberian area control error, eperti ditunjukkan pada Gambar Pemrograman berbai aplikai MATLAB Pemrograman berbantuan aplikai elalu diawali dengan pembuatan algoritma dan diikuti penyuunan intak. Untuk pemrograman berbai MATLAB, pembuatan algoritma dapat dilakukan ecara berama-ama aat pembuatan intak. Suunan intak untuk imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan beban di item tenaga litrik dua area, eperti ditunjukkan uunan beikut. %DATA PADA AEA SATU% input('maukkan pengaturan kec., ') Dinput('maukkan koef.beban.krn.en.thdp.frek., D ') Hinput('maukkan kont. ineria, H ') TGinput('maukkan tetapan waktu governor, TG ') TTinput('maukkan tetapan waktu turbin, TT ') %DATA PADA AEA DUA% input('maukkan pengaturan kec., ') Dinput('maukkan koef.beban.krn.en.thdp.frek., D ') Hinput('maukkan kont. ineria, H ') TGinput('maukkan tetapan waktu governor, TG ') TTinput('maukkan tetapan waktu turbin, TT ') %DATA TETAP% F0 60 %frekueni tandar BP 000 %bae MVA LC87.5 %load change LC80 %load change LC360 %load change 3 MENUmenu('PENGONTOLAN FEKUENSI DI STL AEA DENGAN LOAD CHANGE',... '()HASIL PEHITUNGAN BEBASIS APLIKASI MATLAB',... '()SIMULASI BEBASIS SIMULINK TANPA ACE',... '(3)SIMULASI BEBASIS SIMULINK DGN ACE') if MENU %perubahan beban pada area dalam p.u.% deltapllc/bp %deviai frekueni keadaan tunak dalam p.u.% deltaomega-deltapl/(((/)+d)+((/)+d)) %deviai frekueni keadaan tunak% deltafrekuenideltaomega*f0 %nilai freueni kondii baru% FF0+deltafrekueni %perubahan da mekani area-% deltapm-deltaomega/ deltapmdeltapm*000 %perubahan da mekani area-% deltapm-deltaomega/ deltapmdeltapm*000 Gambar 9. Diagram kemati algoritma ecara grafi berbantuan Simulink untuk imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan dengan pemberian area control error Berdaarkan Gambar 9 ditunjukkan, bahwa dibuat diagram ejeni untuk ejumlah nilai aumi untuk perubahan beban ebagai nilai aumi, itu 87,5 MW, 80 MW, dan 60 MW. %pada area- dihailkan... MW dan area-... MW, dan% %frekueni kondii baru br... hertz. Total dari generator, br... MW,% %edangkan eharun... MW, maka kekurangan br... MW,% %karena pada area beban alami drop tegangan% %perubahan beban pada area-% JtdeltaOmega*D JtJt*000 %perubahan beban pada area-% JtdeltaOmega*D JtJt*000 %da pd jaringan penghubung% deltap(-deltapl/(((/)+d)+((/)+d))*((/)+d)) deltapdeltap*000 delta.pdeltaomega*((/)+d) delta.pdelta.p*000 B((/)+D) B((/)+D) delta_p((b/(b+b))*(-deltapl)) delta_pdelta_p*000 %maka aliran dari area- ke area- br... MW,% %dgn... MW dari penambahan pd area-,% %dan... MW reduki di area-, krn jatuh frekueni% ele if MENU open ('AGSD.mdl') paue im ('AGSD') ele if MENU3 open ('AGSD.mdl') paue im ('AGSD') paue Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

7 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 43 MENUmenu('"PENGONTOLAN FEKUENSI DI STL AEA DENGAN LOAD CHANGE"',... '()HASIL PEHITUNGAN BEBASIS APLIKASI MATLAB',... '()SIMULASI BEBASIS SIMULINK TANPA ACE',... '(3)SIMULASI BEBASIS SIMULINK DGN ACE') if MENU %perubahan beban pada area- dalam p.u.% deltapllc/bp %deviai frekueni keadaan tunak dalam p.u.% deltaomega-deltapl/(((/)+d)+((/)+d)) %deviai frekueni keadaan tunak% deltafrekuenideltaomega*f0 %nilai frekueni kondii baru% FF0+deltafrekueni %perubahan da mekani area-% deltapm-deltaomega/ deltapmdeltapm*000 %perubahan da mekani area-% deltapm-deltaomega/ deltapmdeltapm*000 %pada area- dihailkan... MW dan area-... MW, dan% %frekueni kondii baru br... hertz. Total dari generator, br... MW,% %edangkan eharun... MW, maka kekurangan br... MW,% %karena pada area beban alami drop tegangan% %perubahan beban pada area-% JtdeltaOmega*D JtJt*000 %Perubahan beban pada area % JtdeltaOmega*D JtJt*000 %Jarinngan ikat da% deltap(-deltapl/(((/)+d)+((/)+d))*((/)+d)) deltapdeltap*000 delta.pdeltaomega*((/)+d) delta.pdelta.p*000 B((/)+D) B((/)+D) delta_p((b/(b+b))*(-deltapl)) delta_pdelta_p*000 %maka aliran dari area ke area 8. MW.% %dimana 76.8 MW adalah increaed generation pada area,% %dan 4.3 MW adalah reduki di area karena da due terhadap jatuh frekueni% ele if MENU open ('AGSD3.mdl') paue im ('AGSD3') ele if MENU3 open ('AGSD4.mdl') paue im ('AGSD4') paue MENU3menu('"PENGONTOLAN FEKUENSI DI STL AEA DENGAN LOAD CHANGE"',... '()HASIL PEHITUNGAN BEBASIS APLIKASI MATLAB',... '()SIMULASI BEBASIS SIMULINK TANPA ACE',... '(3)SIMULASI BEBASIS SIMULINK DGN ACE') if MENU3 %perubahan beban pada area dalam p.u.% deltapllc3/bp %deviai frekueni keadaan tunak dalam p.u.% deltaomega-deltapl/(((/)+d)+((/)+d)) %deviai fekueni keadaan tunak% deltafrekuenideltaomega*f0 %nilai freueni kondii baru% FF0+deltafrekueni %perubahan da mekani area-% deltapm-deltaomega/ deltapmdeltapm*000 %perubahan da mekani area-% deltapm-deltaomega/ deltapmdeltapm*000 %pada area- dihailkan... MW dan area-... MW, dan% %frekueni kondii baru br... hertz. Total dari generator, br... MW,% %edangkan eharun... MW, maka kekurangan br... MW,% %karena pada area beban alami drop tegangan% %perubahan beban pada area-% JtdeltaOmega*D JtJt*000 %Perubahan beban pada area % JtdeltaOmega*D JtJt*000 %Jaringan ikat da% deltap(-deltapl/(((/)+d)+((/)+d))*((/)+d)) deltapdeltap*000 delta.pdeltaomega*((/)+d) delta.pdelta.p*000 B((/)+D) B((/)+D) delta_p((b/(b+b))*(-deltapl)) delta_pdelta_p*000 %maka aliran da dari area- ke area- br... MW.% %dengan... MW dari penambahan pada area-,% %dan... MW dari reduki di area- karena dadue terhadap jatuh frekueni% ele if MENU3 open ('AGSD5.mdl') paue im ('AGSD5') ele if MENU33 open ('AGSD6.mdl') paue im ('AGSD6') MENU4menu('"Apakah keluar dari program MATLAB?"',... '() YA',... '() TIDAK') if MENU4 quit ele if MENU4 cloe_ytem ('AGSD'); cloe_ytem ('AGSD'); cloe_ytem ('AGSD3'); cloe_ytem ('AGSD4'); cloe_ytem ('AGSD5'); cloe_ytem ('AGSD6'); Struktur intak terebut, diekekui pada aplikai MATLAB, ehingga tertampilkan pada Command Window aplikai untuk dilakukan ubtitui ejumlah nilai-nilai aumi untuk ejumlah parameter eperti ditunjukkan pada Tabel. Tampilan etelah dilakukan ubtitui diperoleh informai, itu maukkan pengaturan kec., maukkan koef.beban.krn.en.thdp.frek., D 0.6 D maukkan kont. ineria, H 5 H 5 maukkan tetapan waktu governor, TG 0. TG maukkan tetapan waktu turbin, TT 0.5 TT maukkan pengaturan kec., maukkan koef.beban.krn.en.thdp.frek., D 0.9 D maukkan kont. ineria, H 4 H 4 maukkan tetapan waktu governor, TG 0.3 TG Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

8 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E maukkan tetapan waktu turbin, TT 0.6 TT F0 60 BP 000 LC LC 80 LC3 60. Selain hal terebut, juga ditampilkan bentuk dahboard. Tampilan bentuk dahboard, eperti ditunjukkan pada Gambar 0. Gambar 0. Tampilan bentuk dahboard Berdaarkan Gambar 0 ditunjukkan, bahwa untuk perhitungan berbantuan program berbai aplikai MATLAB, maka dipilih () HASIL PEHITUNGAN BEBASIS APLIKASI MATLAB Perhitungan berbantuan program berbai aplikai MATLAB Pilihan terhadap () HASIL PEHITUNGAN BEBASIS APLIKASI MATLAB, diperoleh MENU deltapl deltaomega deltafrekueni F deltapm deltapm deltapm deltapm 80 Jt Jt -3 Jt Jt deltap deltap delta P: delta P: P: B B delta_p delta_p Perbandingan antara Hail Perhitungan dengan Berbai Aplikai MATLAB dan Hail Penghitungan dengan Cara Manual Hail perhitungan berbantuan aplikai MATLAB dibandingkan terhadap hail penghitungan ecara manual untuk kondii tiga aumi nilai perubahan beban ebear 87,5 MW, 80 MW, dan 60 MW. Tertampilkan pada makalah ini diwakili oleh perubahan beban dengan nilai aumi ebear 87,5 MW. Hail diperoleh ditunjukkan, bahwa terdapat keamaan (tidak terdapat perbedaan) antara kedua penghitungan, ehingga pembuatan program berbai aplikai MATLAB telah memenuhi ecara algoritma dan intak, ehingga dalam hal nilai da generator pada area- ebear 00 MW dan pada area- ebear 80 MW dengan nilai frekueni kondii baru ebear 59,7 hertz, total pergantian da generator ebear 80 MW. Saat perubahan beban ebear 87,5 MW, terdapat kekurangan da ebear 7,5 MW ng dialami generator, ehingga terdapat penurunan frekueni ebear 0,3 hertz dan terjadi penurunan da pada area- ebear 3 MW dan di area- ebear 4,5 MW. Perolehan nilai perubahan da pada aluran penghubung ebaar 84,5 MW, adalah nilai aliran da dari area- ke area- ebear 80 MW dan terdapat penambahan pada area- ebear 4,5 MW ng diperoleh dari hail reduki da di area- pada aat terjadi penurunan nilai frekueni Simulai Fenomena Perubahan Frekueni Akibat Perubahan Beban Simulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan beban dilakukan berbantuan Simulink. Simulai didaarkan kepada diagram kemati pada Gambar 8 dan Gambar 9 untuk tiga kondii/bear nilai perubahan beban. Tampilan perubahan nilai deviai frekueni terhadap perubahan waktu hail imulai perubahan frekueni akibat perubahan beban berbantuan Simulink tanpa area control error, eperti ditunjukkan pada Gambar. Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

9 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 45 Tampilan perubahan nilai deviai frekueni terhadap perubahan waktu hail imulai perubahan frekueni akibat perubahan beban berbantuan Simulink dengan area control error, eperti ditunjukkan pada Gambar. (a) Perubahan beban 87,5 MVA (a) Perubahan beban 87,5 MVA (b) Perubahan beban 80 MVA (b) Perubahan beban 80 MVA (c) Perubahan beban 60 MVA Gambar. Tampilan perubahan nilai deviai frekueni terhadap perubahan waktu hail imulai perubahan frekueni akibat perubahan beban berbantuan Simulink tanpa area control error (c) Perubahan beban 60 MVA Gambar Tampilan perubahan nilai deviai frekueni terhadap perubahan waktu hail imulai perubahan frekueni akibat perubahan beban berbantuan Simulink dengan area control error Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

10 A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 46 Berdaarkan Gambar dan Gambar ditunjukkan, bahwa penerapan ACE berpengaruh terhadap kecepatan peniadaan nilai deviai frekueni terhadap nilai frekueni item untuk kedua area. Perubahan beban eungguhn dapat berpengaruh terhadap kedua mekanime pengontrolan, baik frekueni maupun tegangan. Berkenaan dengan imulai ini han terhadap perubahan da real, maka nilai perubahan tegangan tidak dianggap berpengaruh dalam perhitungan manual maupun perhitungan dengan berbai aplikai komputer. 5 Simpulan Berdaarkan hail dan pembahaan, maka ditarik impulan euai tujuan penelitian. () Penghitungan ecara manual imulai fenomena perubahan frekueni akibat perubahan beban dilakukan dengan penggunaan ejumlah peramaan, parameter, niali aumi. Hail imulai dengan nilai aumi perubahan beban ebear 87,5 MW ditunjukkan, bahwa perubahan beban terebut dipaok dari mein area- ebear 00 MW dan dari mein area- ebear 80 MW. Perbandingan kedua nilai ini (00 MW dan 80 MW) didaarkan kepada pilihan nilai aumi untuk kontanta ineria ( H ). Kekurangan 7,5 MW diatai dengan pengurangan beban pada area- ebear 3 MW dan area- ebear 4,5 MW dengan kondii nilai frekueni ebear 59,7 hertz, dari en ebear 60 hertz. Perbandingan kedua nilai ini (3 MW dan 4,5 MW) didaarkan kepada pilihan nilai aumi untuk koefiieni beban, karena enitif terhadap frekueni ( D ). () Pemrograman berbantuan Simulink berupa algoritma ecara grafi dengan kondii tanpa ACE dan dengan ACE ng dibuat maing-maing untuk untuk perubahan beban 87,5 MW, 80 MW, dan 60 MW. Pemrograman berbai aplikai MATLAB dibuat dengan ejumlah tahapan. Tahapan etelah ekekui program, muncul permintaan ubtitui ejumlah nilai aumi, ehingga tertampilkan emacam dahboard berupa pilihan (i) perhitungan berbantuan program, (ii) pilihan tampilan kurva perubahan frekueni dengan item tanpa ACE, dan (iii) pilihan tampilan kurva perubahan frekueni dengan item diberi ACE. Pilihan terhadap perhitungan berbantuan program dihailkan eperti hail penghitungan ecara manual. Hal itu berarti, bahwa truktur program telah euai dan dapat digunakan untuk imulai pengontrolan frekueni pada item tenaga litrik dua area. (3) Hail imulai dengan program berbantuan apikai MATLAB tidak terdapat perbedaan jika dibandingkan terhadap penghitungan ecara manual, dengan hail tertampilkan untuk nilai aumi perubahan beban 87,5 MW. (4) Hail imulai perubahan frekueni akibat perubahan beban ditunjukkan, bahwa penggunaan ACE (berupa kompenator integral dan gain) berpengaruh terhadap kecepatan peniadaan nilai deviai frekueni terhadap nilai frekueni item untuk kedua area, itu ebear tiga kali lebih cepat, jika dibandingkan dengan tanpa penggunaan ACE. Pengontrol integral berfungi ebagai penghail repon (tanggapan) item dengan kealahan keadaan tunak ama dengan nol (error aat Steady State 0). Keputakaan [] Elgerd, O.I., Chapter 3 The Electric Energy Sytem Operational Conideration, in Electric Energy Sytem Theory: An Introduction, New Delhi: Tata McGraw-Hill Publihing Company Ltd., pp (97). [] Xu, Z., Shao, W., Zhou C., Power Sytem Small Signal Stability Analyi Baed on Tet Signal, in 4 th PSCC, Sevilla, pp. -8, 4-8 June 00. [3] Mondal, D., Chakrabarti, A., Sengupta, A., Chapter Concept of Smal Signal Stability, in Power Sytem Small Sgnal Stability Analyi and Control, Firt Edition. London: Academic Pre, pp. -. (04). [4] Wood, A.J. and Wollengerg, B.F., Chapter 9 Control of Generation, in Power Generation, Operation, and Control, Second Edition, New York, NY: John Wiley & Son, Inc., pp (996). [5] Saadat, H., Chapter Power Sytem Control, in Power Sytem Analyi. New York, NY: WCB/McGraw-Hill, pp (999). [6] Chompoobutrgool, Y., Concept for Power Sytem Small Signal Stability Analyi and Feedback Control Deign Conidering Synchrophaor Meaurement, MS Thei, KTH School of Electrical Engineering, Stockholm, 0. [7] Bevrani, H., Watanabe, M., Mitan, Y., Chapter An Introduction On Power Sytem Monitoring, In Power Sytem Monitoring And Control, t Edition. Hoboken, Nj: John Wiley & Son, Inc., Pp. -4. (04). [8] Dukkipati,.V., Analyi and Deign of Control Sytem Uing MATLAB, t Edition. New Delhi: New Age International, pp (006). [9] Moyi, L., Tiaoui, M., Charalampidi, N., Eliadou, M., Kafetzi, I., An Introduction to Control Theory Application with Matlab, pp (05). [Online]. Available: _to_control_theory_application_with_matlab [0] Omari, S., Bloch, M., MATLAB Control Sytem Toolbox Compium, Zürich: ETH (Eidgenöiche Techniche Hochchule, Swi Federal Intitute of Technology) Zürich, pp (October 6, 007). Copyright 07 FT-UHAMKA. - All right reerved Seminar Naional TEKNOKA ke -, Vol., 07

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL Y. Arifin Laboratorium Mesin Mesin Listrik, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tadulako Email: yusnaini_arifin@yahoo.co.id Abstrak Tulisan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Analisa Kekokohan Tanggapan Tegangan Sistem Eksitasi Generator Terhadap Perubahan Parameterkonstanta Penguatan Generator dengan Berbagai Pengendali

Analisa Kekokohan Tanggapan Tegangan Sistem Eksitasi Generator Terhadap Perubahan Parameterkonstanta Penguatan Generator dengan Berbagai Pengendali Jurnal Sain, eknologi dan Indutri, Vol. 13, No.1, Deember 215, pp.9-18 ISSN 1693-239 print/issn 247-939 online Analia ekokohan anggapan egangan Sitem Ekitai enerator erhadap Perubahan Parameterkontanta

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

PENGARUH POWER SYSTEM STABILIZER PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR

PENGARUH POWER SYSTEM STABILIZER PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR PENGARUH POWER SYSTEM STABILIZER PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR I Made Ari Nrartha dan Agung Budi Muljono Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univerita Mataram Jl. Majapahit

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

KOORDINASI KONTROLER PID DAN THYRISTOR CONTROLLED PHASE SHIFTER

KOORDINASI KONTROLER PID DAN THYRISTOR CONTROLLED PHASE SHIFTER KOORDINASI KONROLER PID DAN HYRISOR CONROLLED PHASE SHIFER (CPS) PADA LOAD FREQUENCY CONROL (LFC) MENGGUNAKAN IMPERIALIS COMPEIIE ALGORIHM (ICA) Candra Pradipta, Fakhruddin Arazzi, Herlambang Setiadi dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler TE09346 aar Sitem engaturan ontroler r. Jo ramudijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FT TS Telp. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.id aar Sitem engaturan - 06 efinii ontroler Struktur ontroler ontroler

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC

RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVEIONAL DAN GOVERNOR FUY LOGIC Yusnaini Arifin* * Abstract This paper aims to know how the conventional and fuzzy logic governor respons by load/disturbance

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik JURNA FOURIER April 013, Vol., No. 1, 45-61 ISSN 5-763X Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik Arifin, Muhammad Wakhid Muthofa, dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakulta Sain dan Teknologi,

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

Rekayasa Elektrika. Jurnal APRIL 2018 VOLUME 14 NOMOR 1. TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/2016

Rekayasa Elektrika. Jurnal APRIL 2018 VOLUME 14 NOMOR 1. TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/2016 TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/6 Jurnal Rekayaa Elektrika VOLUME 4 NOMOR APRIL 8 Deain Power Sytem Stabilizer Berbai Fuzzy Tipe- untuk Perbaikan Stabilita Mein Tunggal I Made Ginara, Agung Budi

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Andry Setyo A 1, Bambang Sutopo 1 Penuli, Mahaiwa S-1 Teknik Elektro UGM, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Oleh : Awal Mu amar 2404 100 030 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT Fitri Adi Ikandarianto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory 1 Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory Triyudha Yusticea Sulaksono, Hadi Suyono, Hery Purnomo Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KENDALI DERAU AKTIF PADA RUANG TERBUKA MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF H

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KENDALI DERAU AKTIF PADA RUANG TERBUKA MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF H DESAIN DAN IMLEMENASI KENDALI DERAU AKIF ADA RUANG ERBUKA MENGGUNAKAN FILER ADAIF H Abtrak Yuda Bakti Zainal Juruan eknik Elektro, Univerita Jenderal Achmad Yani Jalan eruan Jenderal Sudirman O BOX 148

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Koordinasi Kontroler PID dan Thyristor Controlled Phase Shifter (TCPS) pada Load Frequency Control (LFC) Menggunakan Differential Evolution (DE)

Koordinasi Kontroler PID dan Thyristor Controlled Phase Shifter (TCPS) pada Load Frequency Control (LFC) Menggunakan Differential Evolution (DE) JURNAL TEKNIK ITS Vol. No. (Sept. 0) ISSN: 30-97 B-47 Koordinai Kontroler ID dan Thyritor Controlled hae Shifter (TCS) pada Load Frequency Control (LFC) Menunakan Differential Evolution (DE) Wendy Kurniawan

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci