KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51"

Transkripsi

1 KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Andry Setyo A 1, Bambang Sutopo 1 Penuli, Mahaiwa S-1 Teknik Elektro UGM, Yogyakarta Doen Pembimbing I, Staff Pengajar pada Juruan Teknik Elektro UGM, Yogyakarta ABSTARCT Recently, Electric Vehicle (EV) ha many technologie called mart ytem. One of them i automatic breaking ytem. Breaking ytem for dc motor refer to a peed-reduction ytem from full peed running until zero peed running. The main reference ued in peed reduction i ditance between vehicle and the obtacle. Here, a ditance-meter uing ultraonic wave i needed. The common method to handle a dc motor peed i Pule-Width Modulation (PWM) becaue of their immuninity from noie. Generating a PWM ignal uing microcontroller ha everal advantage, uch a imple programming technic and the electrical network become modetly. The aim of thi thei i deigning a peed reduction ytem for dc motor uing AT89C51 Microcontroller-baed Fuzzy Logic Controller (FLC). By uing FLC, the input (ditance and delta) will be proceed to find duty cycle value for the PWM ignal. Thi value i ued a reference for PWM generator. With thi method, the peed of dc motor can be reduced gradually depent on the ditance between vehicle and obtacle. Thi ytem i deigned to a relatively mall dimenion, therefore a minimum ytem of microcontroller only rely on ingle chip mode. Obervation how that the deign of peed reduction ytem work well. When it find no obtacle, the vehicle run in full peed. But when it find obtacle in it path, the peed i reduced gradually until it top in a cloe ditance to the obtacle. ABSTRAKSI Baru-baru ini, kendaraan litrik memiliki berbagai teknologi yang ering dikenal dengan item cerda. Salah atu di antaranya adalah item pengereman otomati. Sitem pengereman motor dc mengacu pada item penurunan kecepatan motor dari kecepatan penuh ampai dengan berhenti. Acuan utama yang digunakan dalam penurunan kecepatan adalah jarak antara kendaraan dengan objek penghalang. Di ini, piranti pengukur jarak menggunakan inyal ultraonik dibutuhkan. Metode yang umum digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor dc adalah Pule-Width Modulation (PWM) karena ketahanannya terhadap gangguan/derau. Pembangkitan inyal PWM dengan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan, eperti teknik pemrograman yang ederhana dan rangkaian litrik menjadi ederhana. Tujuan tuga akhir ini adalah merancang item penurunan kecepatan untuk motor dc menggunakan pengendali logika fuzi berbai mikrokontroler AT89C51. Dengan menggunakan FLC, maukan (jarak dan delta) akan diproe guna mendapatkan nilai duty cycle inyal PWM. Nilai ini digunakan ebagai acuan pembangkit PWM. Dengan metode ini, kecepatan motor dc dapat dikurangi ecara bertahap tergantung dari jarak kendaraan dengan penghalang. Sitem ini dirancang dengan ukuran relatif kecil, oleh karena itu item minimal mikrokontroler hanya mengandalkan ragam chip tunggal. Hail pengamatan menunjukkan bahwa deain item penurunan kecepatan bekerja dengan baik. Ketika kendaraan tidak menemukan adanya penghalang, motor berjalan dengan kecepatan penuh. Namun ketika terdapat penghalang, kecepatan akan diturunkan ecara bertahap ampai kendaraan berhenti pada jarak dekat dengan penghalang. 1. Pendahuluan Reduki kecepatan dalam konep pengereman dilakukan berdaarkan jarak kendaraan dengan objek penghalang. Jeni motor yang digunakan ebagai penggerak dalam kendaraan litrik adalah motor dc yang relatif mudah untuk dikendalikan. Salah atu cara pengendalian kecepatan motor dc yang ering digunakan adalah PWM. Pengendalian dilakukan untuk mangatur tegangan terminal yang terterap ke motor. Hubungan antara kecepatan motor dengan tegangan terminal adalah berbanding luru, ehingga emakin kecil tegangan maka kecepatan motor akan menurun. Keuntungan pengendalian kecepatan motor dc dengan PWM adalah prakti dan ekonomi dalam penerapannya. Hal ini didukung dengan adanya kemajuan teknologi emikonduktor yang memungkinkan penggunaan penyaklaran PWM dengan kecepatan tinggi. 1

2 Perkembangan pengendali logika fuzi memungkinkan dilakukannya aki pengendalian tanpa perlu adanya model matematika. Sehingga hanya dengan meneliti karakter motor dc, maka pengendalian kecepatan dapat dilakukan dengan baik. Sitem fuzi dapat digunakan untuk menghubungkan maukan jarak dan delta jarak dengan duty cycle inyal PWM yang diperlukan untuk mengendalikan kecepatan motor dc. Penurunan nilai duty cycle mampu menurunkan kecepatan motor dc dengan halu. Di amping itu pembangkitan inyal PWM ecara digital akan memberikan hail memuakan karena lebih kebal terhadap derau.. Tinjauan Putaka Sitem reduki kecepatan memerlukan adanya piranti untuk mengukur jarak penghalang. Pengukuran jarak dengan menggunakan gelombang ultraonik mampu memberikan hail yang angat preii. Apek integrai dan flekibilita yang dimiliki mikrokontroler mengakibatkan implementai rangkaian pengukur jarak menjadi angat ederhana (Firmanyah, 001). Berdaarkan maukan dari pengukur jarak, diperlukan adanya item kendali ebagai pemroe. Pengendali logika fuzi (FLC) merupakan uatu model logika yang merepreentaikan cara berpikir eeorang (Sudjarwadi, 003). FLC dapat mengatai keterbataan model matematika pengendalian, karena dapat dieleaikan jika diketahui hubungan yang pati antara maukan dan keluaran item (Hudallah, 00). Dengan implementai item fuzi berbai mikrokontroler maka hail penelitian karakter motor dc dapat dimanfaatkan dengan mudah. Nilai duty cycle yang didapatkan haru diolah ehingga mampu membangkitakan inyal PWM yang euai. 3. Daar Teori A. Pengukur Jarak Pengukuran dengan refereni waktu menggunakan metode pula yang mengukur jeda waktu antara pengiriman dan penerimaan inyal. Peramaan yang digunakan yaitu : V S = uara t dengan S = jarak terukur (meter) V uara = kecepatan rambat uara (m/) t = eliih waktu () B. Pengendali Logika Fuzi Pengendali logika fuzi (FLC) menyediakan piranti yang mampu mengubah trategi kontrol linguitik yang diturunkan dari cara berpikir eorang ahli menjadi trategi kontrol otomati. Struktur ederhana dari pengendali logika fuzi ecara umum terdiri dari : 1. Unit fuzifikai. Bai data-aturan 3. Mekanime Reaoning 4. Unit Defuzifikai maukan Unit Fuzifikai Mekanime Reaoning Bai Data-Aturan Unit Defuzifikai Gambar 1 : Pengendali Logika Fuzi keluaran C. Pengendalian Kecepatan Motor DC Kecepatan putar motor dc (N) dapat dirumukan dengan peramaan di bawah ini : V N = TM I A R KΦ A V TM merupakan tegangan terminal, I A adalah aru jangkar motor, R A adalah hambatan jangkar motor, K adalah kontanta motor, dan Ф merupakan fluk magnet yang terbentuk pada motor. Dalam kau pengendalian kecepatan putar motor dc, tegangan terminal motor V TM adalah variabel yang diatur untuk mendapatkan kecepatan putar motor yang dikehendaki. Pengaturan tegangan terminal terebut dapat dilakukan dengan teknik modulai lebar pula (PWM), ehingga didapatkan rumuan : N = Ton VTM IaRa T KΦ 4. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ebagai berikut : 1. Studi literatur mengenai pengukuran jarak menggunakan gelombang ultraonik, dan pengendalian kecepatan motor dc menggunakan PWM.. Penelitian karakter tranduer ultraonik terhadap frekueni, dan tegangan yang dihailkan. 3. Penelitian karakter motor dc terhadap variai duty cycle tegangan terterap. 4. Perancangan pengendali logika fuzi dengan Fuzzy Deign and Generator (FUDGE). 5. Perancangan perangkat kera item yang meliputi perangkat pengukur jarak, item mikrokontroler, dan penggerak motor dc.

3 6. Perancangan perangkat lunak yang meliputi pengendali perangkat pengukur jarak, item fuzi, pembangkit inyal PWM, dan pengendali penggerak motor. 7. Pengujian dan pengambilan data percobaan. 8. Analia hail dan pembuatan keimpulan. Penghitung Jarak Penunda Z -1 Delta Jarak Fuzifikai Sitem Mikrokontroler AT89C51 Infereni Fuzi Defuzifikai 5. Hail Implementai dan Pembahaan 5.1. Hail Penelitian Karakter Tranduer Ultraonik Penelitian terhadap tranduer ultraonik dilakukan untuk mendapatkan kepekaan yang tinggi terhadap frekueni dan level tegangan yang dipantulkan objek pada berbagai jarak. Hail yang diperoleh yaitu : 1. Tranduer ultraonik memiliki kepekaan yang tinggi pada frekueni 39,68 KHz.. Semakin jauh jarak penghalang, maka level tegangan inyal pantul emakin kecil, dengan grafik ebagai berikut : Tegangan VPP inyal Pantul (mv) Grafik Tanggapan Tranduer Penerima Untuk Berbagai Jarak Gambar : Tegangan inyal pantul 5.. Hail Penelitian Karakter Motor DC Penelitian terhadap motor dc dilakukan dengan variai nilai duty cycle inyal PWM pada tegangan catu 0 V. Hail percobaan menunjukkan bahwa motor berhenti pada nilai duty cycle 10%. Pengirim Tranduer Penerima Gambar 4 : Diagram Kotak Sitem Kendali Kecepatan Motor DC A. Perangkat Kera Sitem Kendali 1. Pengukur Jarak 1.1. Bagian Pengirim Bagian pengirim bertuga untuk menghailkan gelombang kotak dengan frekueni 39,68 KHz. Gelombang kotak ini digunakan untuk menggetarkan tranduer pengirim ehingga dihailkan pancaran gelombang inu 39,68 KHz untuk pengukuran jarak. Bagian pengirim merupakan multivibrator atable dengan IC 555. Kaki reet pada IC555 terhubung ke p1.5 mikrokontroler yang berguna untuk memberikan perintah pancarakan inyal atau matikan pancaran. reet terhubung ke pin TR CV 4 U1 NE555 C 10 nf R GND 1 8 VCC Q DIS THR Motor DC dan beban out ke tranduer pengirim VCC Pembangkit PWM Penguat RA 80 RB1 8K Duty Cycle VS RPM C1 1 nf 1 RB Variabel Reitor 10K Kecepatan (RPM) Duty Cycle (%) Gambar 3 : Duty Cycle V Kecepatan 5.3. Perancangan Sitem Secara lebih detail item pengendali kecepatan motor dc dapat dilihat pada gambar 4 berikut : Gambar 5 : Multivibrator Atable dengan IC Bagian Penerima Bagian penerima bertuga untuk mendeteki adanya inyal pantul dari objek penghalang. Komponen yang menyuun bagian penerima dapat dilihat pada gambar berikut : 3 3

4 Sinyal pantul Ke kaki INT0 mikro Penguat Inverting Komparator Tegangan Penyearah Preii Filter Pelewat Rendah Buffer Tegangan Penguat Differenial Gambar 6 : Diagram Kotak Sitem Penerima Sinyal inu yang ditangkap oleh tranduer penerima dikuatkan ampai dengan 375 kali ecara bertahap. Selain penguatan, dilakukan juga penyearahan inyal inu menggunakan penyearah preii dengan mode penyearahan gelombang penuh. Komponen dc inyal inu earah gelombang penuh dicari dengan menggunakan tapi pelewat rendah, dan hailnya dibandingkan oleh bagian komparator dengan tegangan refereni. Keluaran komparator berupa dua level tegangan high (5V) atau low (0V) dengan tandar logika TTL. Apabila tidak dideteki adanya inyal pantul, maka tegangan refereni lebih bear dari tegangan dc hail pengolahan inyal, ehingga keluaran komparator high. Sedangkan apabila dideteki adanya inyal pantul (jarak penghalang lebih kecil dari 10 cm), maka tegangan dc yang dihailkan lebih bear dari tegangan refereni, ehingga keluaran komparator menjadi low. Tranii menuju kondii low inilah yang dimanfaatkan mikrokontroler untuk membuat interupi ekternal.. Sitem Mikrokontroler AT89C51 Sitem mikrokontroler bekerja dengan ragam operai keping tunggal ehingga tidak diperlukan memori ekternal. Siklu mein mikrokontroler diatur menggunakan krital 1 MHz ehingga kecepatan iklu mein menjadi 1 MHz/1 = 1 MHz, yang artinya periode detak waktunya 1 mikrodetik. Mikrokontroler bertuga mengatur operai perangkat kera lain, meliputi pengukur jarak dan penguat motor. P1.5 terhubung ke kaki reet bagian pengirim untuk mengatur pemancaran inyal. Kaki INT0 terhubung ke keluaran item penerima ehingga informai diterimanya inyal pantul diperoleh. P3.6 terhubung ke pin enable penguat L93D untuk mengatur aktivai penguat. P.6 dan P.7 terhubung ke maukan 1 dan penguat ebagai maukan H-brigde yang menggerakkan motor. 3. Penguat Motor dengan L93D Penguat motor yang digunakan adalah IC L93D yang prakti dan umum digunakan untuk motor berukuran kecil. Aru makimal yang mampu dihailkan oleh L93D ebear 600 ma. Penguat ini mampu melakukan fungi penaklaran kecepatan tinggi ampai dengan 5 KHz. Kaki maukan 1 merupakan jalur inyal PWM ebagai penaklaran tegangan catu motor 0 V. Maukan merupakan jalur 0 V. Maing-maing jalur menghailkan tegangan keluaran yang akan diterapkan ke kutubkutub motor dc dengan berpedoman pada tabel kebenaran L93D ebagai berikut : Tabel 1 : Kebenaran untuk atu kanal. Maukan Enable Keluaran H H H L H L H L Z L L Z Z = Impedani keluaran tinggi B. Perangkat Lunak Sitem Kendali Perangkat lunak pada mikrokontroler memiliki tuga ebagai berikut : 1. Mengendalikan perangkat pengukur jarak Pengendalian meliputi pemancaran inyal dan pengambilan data pewaktu etelah dideteki adanya inyal pantul. Pemancaran dilakukan dengan perintah SETB atau CLR P1.5. Pada waktu pemancaran, mikrokontroler mulai melakukan perhitungan pewaktu 0 dengan mode 16 bit ampai diterima informai adanya inyal pantul. Apabila diterima pantulan, maka pewaktu dihentikan dan dicatat iinya kemudian dilakukan perhitungan jarak.. Melakukan perhitungan jarak dan eliih jarak (delta) Perhitungan jarak dan delta jarak diperlukan ebagai maukan pengendali logika fuzi dengan peramaan : IiTimer 0 Jarak = 58 Delta = jarak _ lalu jarak _ ekarang Nilai 58 merupakan kontanta untuk jarak 1 cm. Nilai ini didapatkan berdaarkan nilai kontanta perambatan uara 344 m/. V S = 344 m/ = cm/ cm t = 1 9, cm = Dalam dua arah kirim dan pantul maka didapatkan : t = 58, Dengan clock mikrokontroler 1 maka didapatkan nilai refereni waktu per centimeter, yaitu : 58 t = =

5 Maukan jarak dibatai pada nilai 4 cm ampai dengan 10 cm, edangkan nilai delta dibatai nilai 0 ampai dengan tak terhingga, namun dalam kondii normal penghalang tati operai pencarian delta dibatai ampai dengan 10 cm. Alur program perhitungan jarak dan delta jarak dapat dilihat pada diagram alir berikut : MULAI keanggotaan Jauh (J), Jauh Kecil (JK), Sedang (S), Dekat Kecil (DK), dan Dekat (D). Sedangkan untuk maukan delta digunakan fungi keanggotaan Far (F), Middle (MD), Cloe (C), dan Zero/Negative (ZN). Maukan jarak D DK S JK J Simpan Jarak Lalu Pancarkan inyal Hidupkan Timer 0 16 bit Aktifkan Int. Ekternal U Tunggu Gambar 8 : Fungi Keanggotaan Maukan Jarak Maukan delta jarak Ada Int.? ZN C MD F Hitung Jarak Ii Jarak Ultra=Hail Hitung Ii Jarak 10=10 Matikan Int. Ekternal 0 Ii Jarak Ultra=00 Ii Jarak 10=10 Matikan Int. Ekternal Gambar 9 : Fungi Keanggotaan Maukan Delta U Cari yang minimum Ii Jarak Hex = minimum Cari Delta Delta=Jarak Lalu-Jarak Hex C=1? Delta = 0 Langkah fuzifikai dilakukan dengan metode look-up table ehingga mampu mengurangi beban komputai yang dilakukan mikrokontroler. Pada ii keluaran digunakan fungi keanggotaan Cepat Bear (CB), Cepat Kecil (CK), Sedang (S), Lambat Kecil (LK), Lambat Sedang (LS), Lambat Bear (LB), dan Halt (H). H LB LS LK S CK CB RET Gambar 7 : Rutin Perhitungan Jarak dan Delta U 3. Melakukan proedur fuzi Maukan berupa jarak dan delta jarak diproe oleh item fuzi yang meliputi langkah fuzifikai, infereni (bai data dan aturan), dan defuzifikai. Langkah fuzifikai didaari oleh fungi keanggotaan etiap variabel maukan. Untuk maukan jarak digunakan fungi Gambar 10 : Fungi Keanggotaan Keluaran Fuzi Bai data dan aturan JIKA MAKA yang digunakan pengendali logika fuzi dapat dijelakan pada tabel berikut : 9 5

6 Tabel : Bai Aturan Fuzi MULAI JARAK D DK S JK J Decremen Cuplik PWM DELTA JARAK ZN C M F H LS S CK CB H LB LK CK CB H LB LK CK CB H LB LS S CB =0? Infereni fuzi berfungi untuk memetakan bobot-bobot tiap keanggotaan maukan menjadi bobot-bobot etiap anggota keluaran. Langkah yang dilakukan elanjutnya adalah defuzifikai untuk menghailkan nilai duty cycle yang diperlukan untuk pengendalian motor. Metode fuifikai yang digunakan adalah Center Of Average (COA) karena keederhanaan implementainya pada komputai mikrokontroler. Rumuan COA yang digunakan yaitu : H ( kel. H) + LB( kel. LB) CK ( kelck. ) + CB( kel. CB) % PWM = H LB LS LK S CK CB Fuzi eleai? Ii Cuplik PWM= Ii Statu PWM=Hail Fuzi Ii Cuplik PWM= Ii Statu PWM=Fuzi Lalu Statu PWM-Cuplik PWM C=1? Keluaran defuzifikai yang juga merupakan hail akhir proedur fuzi merupakan nilai duty cycle PWM antara 0 ampai dengan % yang diperlukan untuk pengendalian motor. Nilai ini akan diolah lebih lanjut oleh algoritma pembangkit PWM. 4. Pembangkitan Sinyal PWM Sinyal PWM dibangkitkan dengan interupi pewaktu 1 mode 8 bit ii ulang otomati, dan juga regiter pencacah cuplikan. Nilai cuplikan yang digunakan adalah ehingga reolui PWM yang diterapkan adalah 1%. Satu cuplikan diatur dengan perintah pengurangan antara pencacah cuplikan dan nilai duty cycle yang digunakan, dan atu cuplikan menempati periode elama, ehingga dengan cuplikan dapat dihitung periode PWM ebear : T = = 00 = 10m dengan kata lain frekueni PWM yang diterapkan ke motor ebear f 1 1 = = = Hz T m Nilai Hz ini memenuhi peryaratan penaklaran L93D ehingga dapat diimplementaikan. Diagram alir pembangkitan inyal PWM adalah ebagai berikut : Gambar 11 : Rutin Pembangkitan PWM 5.4. Hail Pengamatan A. Perangkat Pengukur Jarak Pengamatan pengukur jarak dilakukan dengan variai bahan objek penghalang, yaitu kayu, bei dan kerta (kardu). Didapatkan hail yang akurat dan preii yang ditandai dengan keamaan antara hail pengukuran dengan jarak eungguhnya mulai 4 cm ampai 10 cm, eperti pada gambar 1 berikut : Hail Ukur (cm) Set Pin.7 Clear Pin.7 RETI Hail Pengukuran Perangkat Pengukur Jarak Gambar 1 : Hail Pengukuran Jarak RETI Pengamatan dengan variai ukuran objek penghalang, mendapatkan hail bahwa agar pengukuran berhail baik, maka ukuran objek penghalang haru memenuhi yarat ukuran yang 6

7 meliputi dimeni tinggi dan lebar. Hal ini terkait dengan kawaan kerja pengukur jarak dengan gelombang ultraonik. Apabila ukuran penghalang tidak memenuhi peryaratan adalah tidak terdetekinya keberadaan penghalang untuk jarak jauh (di ata 70 cm). B. Keluaran Pengendali Logika Fuzi Pengamatan hail keluaran pengendali logika fuzi dimakudkan untuk mendapatkan karakter reduki kecepatan yang euai dengan harapan. Pengamatan dilakukan dengan memberikan nilai maukan delta jarak kontan yaitu 0 cm, dan didapatkan hail : Duty Cycle (%) Grafik Keluaran Fuzi Gambar 13 : Keluaran Pengendali Logika Fuzi Dapat dilihat bahwa nilai duty cycle PWM yang dihailkan untuk etiap maukan jarak merupakan uatu penurunan yang bertahap ampai dengan nol. Hail ini euai dengan harapan terhadap proe pengereman bertahapl. C. Kecepatan Motor Pengamatan kecepatan motor dilakukan dengan kondii catu daya 0 V, dan nilai delta jarak dibuat kontan 0 cm karena motor dikondiikan berputar di tempat, didapatkan : Kecepatan (RPM) Jarak VS Kecepatan Gambar 14 : Jarak VS Kecepatan Motor Apabila tidak terdapat halangan atau jarak penghalang di ata 90 cm, maka motor berputar dengan kecepatan penuh. Namun apabila dideteki jarak penghalang di bawah 90 cm, maka proe pengereman/reduki kecepatan mulai dilakukan. Selama penghalang maih ada maka pengereman akan teru berjalan hingga pada jarak 1 cm motor berhenti dan menunggu penghalang dipindahkan. Hail ini euai dengan harapan terhadap piranti pengereman otomati dengan karakter halu eperti perepi otak manuia, ehingga dapat dikatakan bahwa item pengendalian berjalan dengan baik. 6. Keimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik keimpulan ebagai berikut : 1. Hail pengukuran jarak menunjukkan hail akurat dan preii dengan ketelitian 1 cm.. Peryaratan agar pengukuran jarak berjalan baik menyangkut dimeni/ukuran objek penghalang yang meliputi tinggi dan lebar penampang. 3. Pengendali logika fuzi dapat diimplemetaikan dengan baik pada mikrokontroler AT89C Kecepatan motor dapat direduki ecara bertahap apabila jarak kendaraan dengan penghalang emakin dekat hingga pada jarak 1 cm motor berhenti. 7. Daftar Putaka Boyletad, R., Nahelky, L., 1994, Electronic Device and Circuit Theory, Prentice-Hall, New Delhi Carr, Joeph, J., 1993, Senor and Circuit, Prentice-Hall, New Jerey Firmanyah, E., 001, Pengukur Jarak Dengan Gelombang Ultraonik Memanfaatkan Mikrokontroler 68HC11A1FN, Tuga Akhir, Univerita Gadjah Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan) Hudallah, N., 00, Kendali Logika Fuzi Untuk Mengatur Kecepatan Motor DC (Tinjauan Pada Pengaruh Penalaan Fungi Keanggotaan), Thei, Univerita Gadjah Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan) Olon, G., Piani, G., 199, Computer Sytem for Automation and Control. Prentice-Hall. International (UK) Putra, A. E., 00, Belajar Mikrokontroler AT89C51/5/55 : Teori dan Aplikai, Gaya Media, Yogyakarta Rahid, M., 1999, Microelectronic Circuit : Analyi and Deign, PWS Publihing Company, Boton Sudjarwadi, Y. D., 00, Aplikai Pengendali Logika Fuzi Pada Sitem Permukaan Air Berbai Mikrokontroler AT89C51, Tuga Akhir, Univerita Gadjah Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan) n, J., Ryan, M., Power, J., 1994, Uing Fuzzy Logic : Toward Intelligent Sytem, Prentice-Hall, London 7

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap kehidupan dan kegiatan manusia..

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap kehidupan dan kegiatan manusia.. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem otomasi memegang peranan sangan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap kehidupan dan kegiatan manusia.. Sistem otomasi selain

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI Budi Santoso 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Teknik Elektro UGM, Yogyakarta 2 Dosen

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC

INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC Byan Baga Pradana *), Mochammad Facta, dan Iwan Setiawan Departemen

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2 l t3 tel t3 tel LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Statu Revii : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Deember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MIKROKOMPUTER KODE / SKS : IT / 3 JURUSAN / TINGKAT : TEKNIK KOMPUTER (D3) / II SEMESTER : IV

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MIKROKOMPUTER KODE / SKS : IT / 3 JURUSAN / TINGKAT : TEKNIK KOMPUTER (D3) / II SEMESTER : IV SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MIKROKOMPUTER KODE / SKS : IT014315 / 3 JURUSAN / TINGKAT : TEKNIK KOMPUTER (D3) / II SEMESTER : IV Minggu Pokok Bahaan dan TIU Sub Pokok Bahaan dan Saaran Belajar

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Oleh Hari Arbiantara Basuki, ST., MT

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKAIAN PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA FASE MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR DAN KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL ( PI )

PERANCANGAN RANGKAIAN PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA FASE MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR DAN KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL ( PI ) PERANCANGAN RANGKAIAN PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA FASE MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR DAN KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL ( PI ) SPEED CONTROL DESIGN OF THREE PHASE AC INDUCTION MO- TOR USING

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper Harrij Mukti, Penggunaan Modified Slip Energy Recovery Drive (Merd) Pada Sitem Pengaturan Kecepatan Motor Induki Rotor Belitan PENGGUNAAN MODIFIED SLIP ENERGY RECOVERY DRIVE () PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor Arus Searah Dengan Logika Fuzi

Pengendalian Kecepatan Motor Arus Searah Dengan Logika Fuzi ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 115 Pengendalian Kecepatan Motor Arus Searah Dengan Logika Fuzi Abdul Haris 1, Syaiful Alam 1 dan Meisi Diana Sari 2 1. Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC Makalah Seminar Tuga Akhir SATIYONO MARSUKAT PUTRO LF300553 Juruan Teknik Elektro Fakulta teknik Univerita Diponegoro Semarang 003 ABSTRAK Implementai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Ari Rahayuningtyas Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Jl K S Tubun no 5 Subang Jawa

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci