PENGARUH POWER SYSTEM STABILIZER PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH POWER SYSTEM STABILIZER PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR"

Transkripsi

1 PENGARUH POWER SYSTEM STABILIZER PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR I Made Ari Nrartha dan Agung Budi Muljono Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univerita Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram 8325, Tlp , Fax nrartha@yahoo.com, agungbm@unram.ac.id Abtrak Deregulai pada item tenaga aat ini membawa kecenderungan untuk membangun unit-unit pembangkit yang letaknya terebar dekat dengan puat-puat beban. Beroperainya unit pembangkit terebar membawa kecenderungan tranfer daya inter dan antar area menjadi berkembang yang mengakibatkan perubahan titik operai pembangkitan dan maalah pada tabilita dinami item. Perbaikan tabilita dinami item tenaga dapat ditingkatkan dengan pemaangan Power Sytem Stabilizer (PSS). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemaangan PSS pada atu puat pembangkit terhadap perbaikan tabilita dinami keeluruhan unit/puat pembangkit lain termauk unit pembangkit terebar yang terkoneki ke jaringan. Penelitian dilakukan ecara imulai dengan program aplikai MatPower 3. dan MATLAB 74. Pembangkit terebar (DG) yang diteliti adalah PLTMH yang mauk ke alah atu bu pada item 4 bu dan 3 puat pembangkit. Hail penelitian menunjukkan PSS yang dipaang di Pembangkit Ampenan memberikan perbaikan nilai eigen (AVR+PSS Pembangkit Ampenan), koefiien redaman dan koefiien inkroniai rata-rata berturut-turut ebear 65.9%, 49.84% dan 78.4 % untuk berbagai operai pembebaban. Perbaikan ini juga mempengaruhi unjuk kerja keeluruhan pembangkit termauk DG, kecuali waktu teady tate perubahan kecepatan udut DG tetap (tidak mengalami perbaikan) ebear.8 detik. Kata kunci : Power Sytem Stabilizer, tabilita dinami, pembangkit terebar. INFLUENCE OF POWER SYSTEM STABILIZER ON POWER SISTEMS WITH DISTRIBUTID GENERATION UNITS Abtract Deregulation in the power ytem i currently bringing the trend to build generating unit located cloe to the center-pread the load center. Operation of generating unit to bring the trend pread inter and power tranfer between area to be developed which reulted in change in operating point at iue generation and dynamic tability ytem. Improvement of dynamic tability of power ytem can be upgraded with the intallation of PSS. Thi tudy aimed to influence the intallation of PSS at a central plant on the improvement of dynamic tability of the entire unit or other power center, including the dipered generation unit connected to the network. Reearch done by imulation with application program MatPower 3. and MATLAB 74. Plant pread (DG) wa invetigated MHPP who entered one of the bue on the ytem bu 4 and three power center. Reult how that PSS intalled in generator repair eigenvalue of Ampenan (AVR + PSS Generator Ampenan), damping coefficient and average coefficient of ynchronization in average at 65.9%, 49.84% and 78.4% repectivelly for variety of loading operation. Thi improvement alo affect the performance of the entire plant including the DG, except the teady tate angular velocity change of DG (not improved) by.8 econd. Keyword: Power Sytem Stablilizer, dinamic tability, ditributed generation.. PENDAHULUAN Deregulai item tenaga litrik membawa kecenderungan untuk membangun unit-unit pembangkit yang letaknya terebar dekat dengan puat-puat beban. Unit-unit ini umumnya berkapaita kecil dan terhubung langung pada aluran ditribui 6-35 kv, unit-unit eperti ini diebut dengan ditributed generation (DG), [,5,7]. Tipe DG umumnya dibedakan berdaarkan kapaitanya eperti ditunjukkan pada Tabel. Beroperainya unit-unit pembangkit DG membawa kecenderungan tranfer daya inter dan antar area menjadi berkembang. Umumnya tranfer daya lebih mempertimbangkan lama dan keberagaman yang komplek dari pada integrai truktur peralatan ecara vertikal []. Hal ini membawa perubahan titik operai yang angat ering Teknologi Elektro 2

2 dan pola aliran daya yang akan menyebabkan maalah pada tabilita dinami item. Tabel-. Tipe DG berdaarkan range daya [8] Tipe DG Micro DG Small DG Medium DG Large DG Range Daya watt < 5 kw 5 kw < 5 MW 5 MW < 5 MW 5 MW < 3 MW Sitem Kelitrikan Lombok mempunyai pembangkit PLMTH (pada penelitian ini diaumikan ebagai DG) yang terhubung ke item dengan penetrai.8 % dari kapaita total pembangkitan. Penelitian tabilita dinami mauknya pembangkit ini pada item menunjukkan perbaikan yang cukup ignifikan pada perbaikan tabilita dinami item ecara keeluruhan [6]. Perbaikan tabilita dinami dapat dilakukan dengan pemaangan Power Sytem Stabilizer (PSS). PSS memberikan redaman tambahan terhadap oilai kecepatan udut rotor. Redaman oilai udut rotor dapat mengurangi makimum overhot dan waktu tady tate dari tanggapan pembangkit terdapat gangguan atau perubahan beban. Pada penelitian ini dikaji pengaruh pemaangan PSS pada atu puat pembangkit terhadap tabilita dinami keeluruhan item tenaga termauk unit pembangkit terebar (DG) yang terkoneki ke item dengan memperhatikan topologi item, kondii operai dan parameter kontrol. Hail kajian berupa repon dan tanggapan keeluruhan item termauk unit pembangkit terebar, ebelum dan eudah pemaangan PSS. 2. TINJAUAN PUSTAKA Penetrai DG pada item tenaga diperkirakan akan emakin dalam. Uni Eropa ebagai pelopor DG memperkirakan penggunaan DG 2 % dari total pembangkitan pada tahun 2, 3-8% pada tahun 2 dan 5-22% pada tahun 22 [2]. Oleh karena itu perhatian bergeer ke arah mempertimbangkan efek kumulatif pada item tenaga akibat adanya level kapaita DG yang ignifikan. Dapat diperkirakan bahwa DG ukuran bear akan memberikan dampak ecara global. Penelitianpenelitian aat ini lebih banyak memperhatikan dampak DG terhadap tabilita item. [4, 8,, 6] Penelitian untuk perbaikan tabilita dinami item tenaga telah banyak dilakukan eperti pemaangan peralatan tambahan PSS. PSS pertama diperkenalkan [5] membawa pengaruh yang cukup penting pada tabilita dinami item tenaga, penelitian-penelitian berikutnya memperkenalkan berbagai metoda untuk penalaannya baik ecara konvenional [8], maupun modern (menggunakan kontrol adaptif dan kecerdaan eperti ANN dan Fuzzy [3, 9]). Metoda-metoda ini diteliti dan diperkenalkan untuk mendapatkan perbaikan yang cukup penting tabilia dinami item tenaga untuk berbagai kondii operai. 2. Ketabilan Sitem Tenaga Ketabilan item tenaga dapat didefeniikan ebagai ifat dari item itu yang memungkinkan mein-mein erempak dalam item terebut untuk memberikan reakinya terhadap uatu gangguan pada keadaan kerja yang normal, erta balik kembali ke keadaan emula bila keadaan menjadi normal kembali. Studi-tudi ketabilan biaanya digolongkan ke dalam dua jeni, tergantung pada ifat dan bearnya gangguan. Studi-tudi terebut ialah tudi bata tabilita keadaan tetap (teady tate) dan ketabilan peralihan (tranient). Penyebab Maalah Ketidaktabilan antara lain oleh : hubung ingkat, rugi koneki tie item utility, rugi ebagian plant pada co-generation, tarting motor, operai witching dari aluran, kapaitor, dampak pembebanan (motor dan beban tati) dan perubahan bear dan mendadak dari beban dan pembangkitan. 2 Model Sitem Tenaga Litrik Dalam Studi Ketabilan Dinamik Pada pemodelan ini, pengaruh kejenuhan inti generator dan tahanan tator diabaikan, dan diaumikan kondii item eimbang dengan beban dianggap tati. Dalam item multimein dalam hal ini juga berlaku untuk item DG, yang mana terdapat banyak generator dengan tipe yang berbeda dengan letak yang tidak terpuat dan langung terhubung pada item ditribui. Pemodelan pembangkit diaumikan memiliki model yang ama. Perbedaannya terletak pada kapaita pembangkitan dan bear nilai parameter-parameter meinnya. a. Model Sitem Multimein Dalam item tenaga multimein, perubahan keadaan uatu mein akan mempengaruhi keadaan mein lainnya. Kondii ini karena antara mein atu dengan mein lainnya terhubung melalui aluran tranmii. Bila mein yang diamati dinyatakan dengan mein ke i dan mein lainnya ke j, maka perubahan udut rotor mein ke i akan mempengaruhi bearan mein j eperti udut rotor, kecepatan rotor dan tegangan terminalnya, begitu ebaliknya. b. Model Sitem Ekitai Tipe ST Sitem ekitai dan AVR tipe ini menjelakan umber potenial, penyearah kontrol item ekitai. Daya ekitai di uplai melalui trafo dari terminal generator. Teknologi Elektro 3

3 M i ω T wi + T i + T + T 2 wi i + T 3 + T 4 i i K + K 3, ii ' 3, iitdo i Gambar -. Diagram Blok Dinamika Gerak Mein i dengan Interaki Dinamik. Gambar -2. Model item ekitai IEEE Tipe ST T T T W T W T T 3 4 Gambar -3. Model PSS Konvenional. Teknologi Elektro 4

4 c. Model Power Sytem Stabilizer. PSS terdiri dari tiga blok utama yaitu penguatan PSS, wah out dan kompenator lead-lag. Input PSS dapat berupa frekueni atau daya dari keluaran pembangkit dan output PSS diinputkan pada ii ekitai. PSS terdiri dari tiga blok utama yaitu penguatan PSS, wah out dan kompenator lead-lag. Input PSS dapat berupa frekueni atau daya dari keluaran pembangkit dan output PSS diinputkan pada ii ekitai. 22 Metoda Penalaan PSS. Pada penelitian ini penalaan PSS konveional dilakukan dengan metoda repon frekueni. Penalaan PSS dilakukan ecara lokal dengan mengamati atu pembangkit kemudian menala PSSnya. Hail talaan terebut diterapkan pada item. Penalaan lokal ini angat berguna untuk mengurangi pengaruh negatif mein yang ditala terhadap mein yang lain dalam item. Indikator perbaikan yang digunakan dalam penalaan PSS dengan repon frekueni adalah perbaikan nilai koefiien tori inkroniai ( T ) dan koefiien tori redaman ( T d ). Perbaikan ini dapat dilakukan dengan penalaan kompenator lead-lag pada PSS dengan melihat repon frekueninya, ehingga total tori ( T d + T ) yang dihailkan poitif. Begitu juga untuk menjaga koefiien tori SENGGIGI inkroniai efae dengan perubahan udut dan koefiien tori redaman efae dengan perubahan kecepatan udut diperlukan penalaan kotanta waktu wahout (T W ) dan K untuk mendapatkan gain makimum dari PSS ehingga repon yang dihailkan oleh item optimum untuk gangguan atau perubahan beban. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3. Mengumpulkan Data Data-data untuk analii dinami DG diperoleh dari data ekunder Sitem Kelitrikan PT. PLN (Perero) Wilayah NTB Cabang Mataram dan Sektor Lombok, terdiri dari konfigurai jaringan, parameter generator dan data pembebanan. Data operai yang digunakan pada penelitian adalah data aliran daya pada beban puncak tanggal 3 Juni Pembuatan Model Model pada penelitian, adalah model multimein dengan mengikutkan model generator inkron, ekitai dan PSS konvenional eperti model yang telah ditunjukkan pada Gambar ampai dengan Gambar 3. Rumuan matemati yang menunjukkan interai kecepatan rotor dan perubahan daya mekanik dan interaki antar mein dan pengaruh ekitai dimodelkan dalam bentuk peramaan keadaan. TANJUNG 3 4 GOMONG BUS TAMAN PLTD TAMAN BUS AMPENAN 9 2 PLTD AMPENAN 6 PANARAGA KOPANG PK. MOTONG PLTD PK. MOTONG 2 BIAU KEDIRI 4 PLTM PENGGA Gambar -4. Sitem Tenaga Litrik yang diteliti. Teknologi Elektro 5

5 3.3 Pembuatan Program Program imulai untuk kajian pengaruh PSS pada item tenaga litrik dengan pembangkit terebar dibuat menggunakan MATLAB 74, meliputi: tudi aliran daya menggunakan MatPower 3. (toolbox dari MATLAB yang dikembangkan oleh Zimmermen, dkk.), program imulai tabilita item multimein, dan program penalaan PSS menggunakan repon frekueni. 3.4 Validai Proe Validai proe dilakukan untuk mengetahui proedur pembuatan program telah dilakukan dengan benar 3.5 Analii Hail Setelah didapatkan hail keluaran program dilakukan analii terhadap keluaran terebut. a. Analii ketabilan berdaarkan akar-akar peramaan karakteritik generator ebelum dan eudah pemaangan PSS. b. Analii ketabilan berdaarkan waktu tanggapan item terhadap gangguan ebelum dan eudah pemaangan PSS. Secara keeluruhan jalannya penelitian dapat ditampilkan dalam diagram alir penelitian eperti pada Gambar 5. Mulai Periapan: - Kajian putaka - Pengumpulam data, item dengan DG Run: proram aliran daya untuk item dengan DG Run: program tabilita dinami item dengan DG Run: program penalaan PSS dengan repon frekueni pada PLTD Ampenan Run: program tabilita dinami item dengan DG + PSS di PLTD Ampenan Cetak hail imulai: - Tabel - Grafik Uji kondii pembeban lain? Ya Tidak Analii pengaruh PSS pada DG - Tanpa PSS - Dengan PSS Keimpulan Seleai Gambar- 5. Diagram alir penelitian Teknologi Elektro 6

6 4. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4 Akar-akar Peramaan Karakteritik. Tori Redaman dan Tori Sinkroniai Sitem Tenaga Litrik. Hail penalaan PSS pada pembangkit di Ampenan pada beban puncak 3 Juni 27 menggunakan repon frekueni didapatkan parameter PSS ebagai berikut : Kp = ; Tw = 2 ; T= ; T2=.794 ; T3=.687 ; T4 :.794. Hail penalaan ini memberikan perbaikan akar-akar karakteritik (nilai eigen), koefiien redaman (Kd) dan koefiien inkroniai (K) pada pembangkit Ampenan, ditabelkan pada Tabel 2. Hail pada Tabel 2, menunjukan bahwa pengaruh pemaangan PSS cukup bear ditunjukkan dengan perbaikan nilai eigen, koefiien redaman dan perbaikan koefiien inkroniai item Hail Simulai Tampilan ecara grafi pengaruh pemaangan PSS pada keeluruhan pembangkit termauk pembangkit terebar (DG) pada beban puncak dapat ditunjukkan pada Gambar 6 ampai Gambar 9. Tabel-2. Hail imulai Penerapan PSS pada Pembangkit Ampenan (PA) Beban Puncak bu #5 bu #6 bu #7 bu #8 bu #9 bu # bu # bu #2 bu #3 bu #4 Kondii Sitem Nilai eigen Kd K AVR (PA) -.298±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS -3.25±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.298±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS -3.25±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.296±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS ±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS -3.92±j Perbaikan (%) AVR (PA) -.297±j AVR (PA) + PSS -3.23±j Perbaikan (%) Rata-rata perbaikan (%) Perbaikan maximum (%) Perbaikan Minimum (%) Teknologi Elektro 7

7 Perubahan Kecepatan udut Rotor(rad/ec) 4 x -3 Grafik Pengaruh Perubahan TM Pembangkit Ampenan PLTD Ampenan tanpa PSS PLTD Ampenan dengan PSS di PLTD Ampenan Perubahan udut rotor(pu) Grafik Pengaruh Perubahan Tm Pembangkit Ampenan PLTD Ampenan tanpa PSS PLTD Ampenan dengan PSS di PLTD Ampenan Gambar-6. Oilai ω dan δ Pembangkit Ampenan, gangguan T m di Ampenan. Perubahan Kecepatan udut Rotor(rad/ec) x -3 Grafik Pengaruh Perubahan TM Pembangkit Ampenan PLTD Paokmotong tanpa PSS PLTD Paokmotong dengan PSS di PLTD Ampenan Perubahan udut rotor(pu) Grafik Pengaruh Perubahan Tm Pembangkit Ampenan PLTD Paokmotong tanpa PSS PLTD Paokmotong dengan PSS di PLTD Ampenan Gambar-7. Oilai ω dan δ Pembangkit Poakmotong, gangguan T m di Ampenan. Perubahan Kecepatan udut Rotor(rad/ec) x -3 Grafik Pengaruh Perubahan TM Pembangkit Ampenan PLTD Taman tanpa PSS PLTD Taman dengan PSS di PLTD Ampenan Perubahan udut rotor(pu).5..5 Grafik Pengaruh Perubahan Tm Pembangkit Ampenan PLTD Taman tanpa PSS PLTD Taman dengan PSS di PLTD Ampenan Gambar-8. Oilai ω dan δ Pembangkit Taman, gangguan T m di Ampenan. Teknologi Elektro 8

8 Perubahan Kecepatan udut Rotor(rad/ec) x -4 Grafik Pengaruh Perubahan TM Pembangkit Ampenan 5 PLTMH Pengga (DG) tanpa PSS PLTMH Pengga (DG) dengan PSS di PLTD Ampenan Perubahan udut rotor(pu) Grafik Pengaruh Perubahan Tm Pembangkit Ampenan PLTMH Pengga (DG) tanpa PSS PLTMH Pengga (DG) dengan PSS di PLTD Ampenan Gambar-9. Oilai ω dan δ Pembangkit PLTMH Pengga (DG), gangguan T m di Ampenan. Tabel-3. Perbandingan Unjuk kerja tabilita dinami pada beban puncak Perubahan Kecepatan udut ( ω) Settling time (detik) Peak Overhoot (rad/ec) Perubahan udut ( δ) Settling time (detik) Peak Overhoot (pu) Sitem dengan DG Sitem dengan DG + PSS di PLTD Ampenan Perbaikan (%) G G2 G3 G4 G G2 G3 G4 G G2 G3 G Ket. : G=PLTD Ampenan, G2=PLTD Poakmotong, G3=PLTD Taman, G4=PLTMHPengga (DG) Hail perbandingan unjuk kerja tanggapan perubahan kecepatan udut ( ω) dan perubahan udut ( δ) generator pada aat beban puncak untuk melihat pengaruh pemaangan PSS pada emua pembangkit termauk pembangkit DG (PLTMH Pengga) diperlihatkan dalam Tabel 3 di ata Analii ketabilan ditinjau dari akar peramaan karakteritik Generator. Hail imulai pemaangan PSS pada pembangkit Ampenan dengan penalaan repon frekueni memberikan perbaikan nilai eigen untuk imulai emua perubahan kondii pembebanan. Pemaangan PSS juga memberikan tambahan redaman pada tori inkroniai dan tori redaman pada pembangkit Ampenan ehingga pengaruh negatif pembangkit Ampenan pada item bia dikurangi Frekueni oilai redaman dari AVR Pembangkit Ampenan ebelum pemaangan PSS rata-rata ebear Hz dan etelah pemaangan PSS (AVR+PSS Pembangkit Ampenan) rata-rata ebear 2.64 Hz. perbaikan nilai eta AVR pada beban puncak, Perbaikan nilai eta dengan pemaangn PSS rata-rata ebear 57.4% yaitu ebelum pemaangan PSS eta rata-rata ebear.758 dan etelah pemaangan PSS eta rata-rata ebear.779 untuk emua kondii perubahan beban % eperti pada Tabel 2. Nilai eta juga merupakan alah atu indikator yang menunjukkan perbaikan unjuk kerja item, emakin mendekati atu unjuk kerja item makin baik. Tori redaman dan tori inkroniai bertambah dengan pemaangan PSS di Pembangkit Ampenan untuk penambahan % beban di etiap bu beban. Rata-rata perbaikan ebear % untuk tori redaman dan 78.4 % untuk tori inkroniai. Teknologi Elektro 9

9 4.4 Analii ketabilan ditinjau dari waktu tanggapan item terhadap gangguan. Hail perbandingan unjuk kerja tanggapan perubahan kecepatan ( ω) dan perubahan udut ( δ) pembangkit pada aat beban puncak untuk melihat pengaruh pemaangan PSS pada Pembangkit Ampenan eperti pada Tabel 4 menunjukan hail bahwa pemaangan PSS memberikan amplitudo dan waktu peredam oilai item lebih baik dari pada tanpa PSS. Peredaman oilai perubahan kecepatan pada item dengan PSS memberikan penurunan aplitudo puncak maing-maing pembangkit berturut-turut ebear 9.5%, 7.6%, %,.3%, dan waktu teady tate yang lebih cepat kecuali pada DG tidak terjadi perbaikan waktu tady tate, berturut-turut ebear 54%, 62.%, 28%, %, dibanding dengan item tanpa PSS. Hal yang hampir ama juga diperoleh hail perubahan udut dengan PSS memberikan perbaikan amplitudo puncak berturut-turut ebear 4.2%, 27.6%, 8%, 3.7% dan waktu teady tate berturut-turut ebear 52.6%, 66.7%, 22%, 5%. DG pada penelitian ini yang mempunyai penetrai.8% pada item, hail imulai menunjukkan perbaikan unjuk kerja yang cukup baik tetapi bila dibandingkan dengan pembangkit lain yang bukan DG, perbaikan unjuk kerjanya cukup kecil dan bahkan untuk waktu teady tate perubahan kecepatan udut tidak diperoleh perbaikan unjuk kerja. 5. KESIMPULAN Berdaarkan hail imulai dan analii yang telah dilakukan pada pengaruh PSS pada item dengan DG dapat ditarik keimpulan ebagai berikut :. Penalaan PSS pada pembangkit Ampenan memberikan perbaikan nilai eigen, koefiien inkroniai dan koefiien redaman AVR+PSS pembangkit Ampenan rata-rata beturut-turut ebear 65.9%, 78.4% dan 49.84% 2. Perbaikan unjuk kerja tanggapan item terhadap gangguan rata-rata berturut-turut ebear.85% dan 36% untuk amplitudo makimum dan waktu teady tate perubahan kecepatan udut dan ratarata berturut-turut ebear 3.375% dan % untuk amplitudo makimum dan waktu tady tate perubahan udut. 3. Perbaikan unjuk kerja DG cukup kecil bila dibandingkan dengan unjuk kerja pembangkit yang lain dan bahkan pengaruh PSS tidak dapat memperbaiki waktu teady tate perubahan kecepatan udut DG. 6. DAFTAR PUSTAKA [] Ackermann, Th., Anderon, G., Soder, L., 2, Ditributed Generation: A Definition, Electric Power Sytem Reearch, Vol.57, 4, p [2] Anonim, 2, Future COGEN, The European Cogeneration Study. EU-Project 4. 3/P/99-69/Final Publihable Report, Bruel, 88 p., 2. [3] Anonim, 25, Mater Plant Sitem Kelitrikan Lombok, PT. PLN (perero) Wilayah NTB. [4] Azmy, A.M.; Erlich, I, 25, Impact Of Ditributed Generation On The Stability Of Electrical Power Sytem, Power Engineering Society General Meeting, IEEE Volume, Iue, 2-6. [5] CIRGE Working Group, 24, Development of dipered generation and conequence for power ytem, CIGRE Working Group C6/. Electra, 25, p [6] De Mello, F.P., Concordia, C., 969, Concept of Sincronou Machine Stability a Effected by Excitation Control, IEEE Tran. On Power Sytem, PAS-88(4). [7] Dugan, R. C., Th.E. McDermont, Th., E., 22, Ditributed Generation, IEEE Indutry Application Magazine, vol.33, 2, p [8] Gueynov, A., M., and Akhundov, B. S., 26, Defining Impact of Ditributed Generation on Power Sytem Stability, Azerbaijan Scientific Reearch Intitute of Energetic and Energy Deign. [9] Guttromon, R.T., 22, Modelling Ditributed Energy Reource Dynamic on the Tranmiion Sytem, IEEE Tran. On Power Sytem, Vol. 7, No. 4, pp [] Hemdan, N. G. A., and Kurrat, M., 28, Ditributed Generation Location and Capacity Effect on Voltage Stability of Ditribution Network, Intitute of High Voltage Technology and Electric Power Sytem Braunchweig Univerity of Technology Braunchweig, Germany. [] Llic, M., Galiana, F., and Fink, L., 998, Power Sytem Retructuring, Kluwer Academic Publiher. [2] Knazkin Valerij, 24, Stability of Power Sytem with Large Amount of Ditributed Generation, KTH Elektrical Engineering, Sweden. [3] Kothari, M.L., Segal, R., and Ghodki, B.K., 996, Adaptive conventional power ytem tabilizer baed on artificial neural network, International Conference on Power Electronic, Drive and Energy Sytem for Indutrial Growth, p vol.2. [4] Kundur, P., 984, Power Sytem Stability and Control, McGraw-Hill, inc. [5] Laren, E.V. and Swann, D.A., 98, Applying Power Sytem Stabilizer Part I: General Concept, IEEE Tranaction on Power Teknologi Elektro 2

10 Apparatu and Sytem, PAS-, p [6] Laeter, R.H., 23, Ditributed Generation, Power Sytem Engineering Reearch Centre. [7] Muljono, A.B., dan Nrartha, I.M.A., 29, Analii Pengaruh Unit Pembangkit Terebar Terhadap Stabilita Dinami Sitem Tenaga, Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, UNUD, Vol. 8, no., p [8] N.I. Voropai, 26, Ditributed Generation In Electric Power Sytem, Energy Sytem Intitute, Irkutk, Ruia. [9] Suprijanto, A., 995, Metoda Sederhana Penalaan Power Sytem Stabilizer, Thei, ITB Bandung. [2] Taher, S.A., and Shemhadi, 27, A., Deign of Robut Fuzzy Logic Power Sytem Stabilizer, World Academy of Science, Engineering and Technology. [2] William, D dan Stevenon, Jr., 982, Analii Sitem Tenaga Litrik, Erlangga, Jakarta. Teknologi Elektro 2

ANALISIS PENGARUH UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR TERHADAP STABILITAS DINAMIS SISTEM TENAGA

ANALISIS PENGARUH UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR TERHADAP STABILITAS DINAMIS SISTEM TENAGA ANALISIS PENGARUH UNIT PEMBANGKIT TERSEBAR TERHADAP STABILITAS DINAMIS SISTEM TENAGA Agung Budi Muljono dan I Made Ari Nrartha Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Rekayasa Elektrika. Jurnal APRIL 2018 VOLUME 14 NOMOR 1. TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/2016

Rekayasa Elektrika. Jurnal APRIL 2018 VOLUME 14 NOMOR 1. TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/2016 TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/6 Jurnal Rekayaa Elektrika VOLUME 4 NOMOR APRIL 8 Deain Power Sytem Stabilizer Berbai Fuzzy Tipe- untuk Perbaikan Stabilita Mein Tunggal I Made Ginara, Agung Budi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper Harrij Mukti, Penggunaan Modified Slip Energy Recovery Drive (Merd) Pada Sitem Pengaturan Kecepatan Motor Induki Rotor Belitan PENGGUNAAN MODIFIED SLIP ENERGY RECOVERY DRIVE () PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban Untuk Prediksi Waktu Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area

Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban Untuk Prediksi Waktu Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area Vol., 07 Simulai Perubahan Frekueni Akibat Perubahan Beban Untuk Prediki Waktu Ketabilan pada Sitem Tenaga Litrik Dua Area Arief Goeritno *, Wihnu Kurniawan Soekarna. Program Studi Teknik Elektro, Fakulta

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

Identifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi

Identifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi 4 dentifikai Dampak Gangguan Harmonia dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phaa Pada Performa Motor nduki Purwoharjono Staf Pengajar, Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung PENGARU DURASI SERANGAN GELOMBANG TERADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECA GELOMBANG Ida Bagu Agung Fakulta Teknik, Univerita Sarjanawiyata Tamaniwa Email: idabaguagung @ yahoo.com ABSTRACT thi reearch

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR PENGAUH PEUBAHAN FEKUENS DALAM SSTEM PENGENDALAN KECEPATAN MOTO NDUKS 3-FASA TEHADAP EFSENS DAN AUS KUMPAAN MOTO Oleh : Zuriman Anthony, ST., MT* *) Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknologi ndutri

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN ANALISIS SIMULASI PENGARUH PEREDAM NON-LINEAR KUBIK DAN ASIMETRI TERHADAP RESPON DINAMIS KENDARAAN

PEMODELAN DAN ANALISIS SIMULASI PENGARUH PEREDAM NON-LINEAR KUBIK DAN ASIMETRI TERHADAP RESPON DINAMIS KENDARAAN Proiding Seminar Naional Manajemen Teknologi XXII PEMODELAN DAN ANALISIS SIMULASI PENGARUH PEREDAM NON-LINEAR KUBIK DAN ASIMETRI TERHADAP RESPON DINAMIS KENDARAAN Ardi Noerpamoengka 1 ) dan Haru Lakana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1. Umum Secara umum, motor litrik berfungi untuk mengubah energi litrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Di dalam motor DC, energi litrik diambil langung

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai engautan Konvenional Motor nduki Tiga Faa Rotor Sangkar Tupai Yunan Badruzzaman Juruan Teknik Elektro, oliteknik Negeri Semarang E-mail : yunan.badruzzaman@gmail.com Abtrak enggunaan motor induki tiga

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA. Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller ABSTRAK Sistem tenaga listrik yang baik merupakan suatu sistem yang dapat melayani permintaan beban secara berkelanjutan serta tegangan dan frekuensinya stabil. Kondisi sistem yang stabil sebenarnya tidak

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC

INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC Byan Baga Pradana *), Mochammad Facta, dan Iwan Setiawan Departemen

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Jurnal Ilmiah Foristek Vol.., No.2, September 20 PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Rika Favoria Gusa Dosen Jurusan Teknik Elektro UBB Bangka Belitung, Indonesia

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci