BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN"

Transkripsi

1 BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN IV.1. Perhiungan Kemiringan Daar Sungai Rumu yang dipakai unuk menghiung kemiringan aluran adalah ; ΔH S.(IV.1) Δ x dimana : S Kemiringan daar aluran ΔH Beda inggi ΔX Jarak memanjang Conoh perhiungan kemiringan ungai Lemaang Tabel IV.1 : Daa Pengukuran Kemiringan Sungai Lemaang N o. paok jarak (m ) jarak L (m ) Elevai (m ) B M B M B M IV-1

2 4.5 BM Elevai (m) BM Jarak Memanjang (m) Gambar IV.1. : Kemiringan Raa-Raa Sungai Lemaang KEMIRINGAN LOKAL TTK 1 ( Pia 1-2 ) KEMIRINGAN LOKAL TTK BM1 ( Pia 6 - BM.1-7 ) ELEVAS (m)i ELEVAS (m)i JARAK (m) JARAK (m) KEMIRINGAN LOKAL TTK 11 ( Pia ) KEMIRINGAN LOKAL TTK 17 ( Pia ) ELEVASI (m) ELEVASI (m) JARAK (m) JARAK (m) KEMIRINGAN LOKAL TTK BM2 ( Pia 21 - BM.2-22 ) KEMIRINGAN LOKAL TTK 27 ( Pia ) ELEVAS (m)i ELEVAS (m)i JARAK (m) JARAK (m) Gambar IV.2. : Kemiringan Lokal Sungai Lemaang Unuk kemiringan ungai-ungai yang lain dapa diliha pada able beriku : IV-2

3 Tabel IV.2. : Kemiringan Lokal Sungai KEMIRINGAN LOKAL SUNGAI LEMATANG TITIK DATA 1 BM BM.2 27 KEMIRINGAN LOKAL (S) KEMIRINGAN LOKAL SUNGAI LAKITAN TITIK DATA 3 BM BM.2 KEMIRINGAN LOKAL (S) KEMIRINGAN LOKAL SUNGAI ENIM TITIK DATA BM BM2 KEMIRINGAN LOKAL (S) KEMIRINGAN LOKAL SUNGAI BATANGHARILEKO TITIK DATA BM BM2 KEMIRINGAN LOKAL (S) IV.2. Perhiungan Kedalaman Pendekaan Einein dipakai unuk menghiung kedalaman reraa rua ungai. Einein Approach Langkah-langkah perhiungannya : Sep 1 : Aumikan harga R Sep 2 : Unuk menenukan harga V digunakan gambar 3.9 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang, halaman 71 ' ' R V 5.75 U log X k...(iv.2) Gambar IV.3. : Fakor Koreki Diribui Kecepaan gambar. Sep 3 : Hiung ψ dan hubungan anara V / U dengan menggunakan '' IV-3

4 ' γ γ d35 Ψ...(IV.3) ' γ SR Gambar IV.5. : Hubungan Anara V / U dan '' ' Ψ Sep 4 : Hiung U V " " U V......(IV.4) Sep 5 Sep 6 " ( ) 2 R.....(IV.5) gs : Hiung R R +R : Hiung Q VA, jika Q hail hiungan ama dengan harga Q awal maka perhiungan udah benar, jika belum ama maka aumikan kembali harga R ampai harga Q hail hiungan dan harga Q awal ama. " U IV-4

5 ' Tabel IV.3. : Perhiungan Kedalaman Sungai Lemaang So B m Q daa m 3/dk Q ed.daa 2.18 on/dk ukuran edim en Debi fall vicoia G raviai G am m a air G am m a Sedim en Tk daa d 90 d 65 d 50 d 35 Rancangan velociy kinem aik ( g ) γ γ ( ω ) ( v ) m m m m m m m m m 3 / d e ik m / d e Tk daa 1 ( ) 1/2 ( ) 1/2 γ γ d ' R' ' ' 11.6ν x V ' 35 " V log U grs δ ' k d ' x 5.75 " ψ U U V ' k log R 50 R V U x " ' dicoba U δ δ k U graf 3.9 γ SR graf Tk daa 1 R " U " ( ) 2 gs ' " 2 R R + R A 69.5D + 2D Q A V Unuk menenukan kedalaman ungai-ungai yang lain ama eperi perhiungan diaa dan dapa diliha pada lampiran. D IV-5

6 IV.4. Perhiungan Tranporai Sedimen Perhiungan menggunakan rumu-rumu angkuan edimen yaiu : Yang, Acker dan Whie, Einein, Engelund dan Hanen, Shen dan Hung, Lauren, Leo Van Rijn, Colby, Karim dan Kenedy dan Chang,Simon, Richardon IV.4.1. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Yang. Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) V Q A m/deik 3. Tenukan harga W dengan meliha grafik 1.3 buku edimen ranpor, Chih Ted Yang, halaman 10 beriku : IV-6

7 Gambar IV.6 : Hubungan Anara ω dan d 4. Hiung kecepaan geer U (grs) m/deik 5. Hiung nilai bilangan Reynold Re Ud 50 /v Hiung harga parameer V cr U d 50 log 0.06 ν Koenrai edimen oal ωd50 U log C log log ν ω ωd50 U VS VcrS log log log ν ω ω ω ppm 8. Muaan edimen Q x10 5 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV-7

8 IV.4.2. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Acker dan Whie Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) Q V A m/deik 3. Hiung kecepaan geer U (grs) m/deik 4. Parameer d gr d γ g 1 γ v /3 IV-8

9 d gr 7. Parameer 9.66 m d gr m Parameer n log d gr n log (958.83) n Parameer 2.86log d ( log ) 2 gr dgr 3.53 C Parameer A ( d gr ) 1 1/2 A Hiung F gr F gr 12. Hiung n U V 1/2 γ α D ( gd50( 1) ) 32 log( ) d γ Fgr Ggr C 1 A 1 G gr m 1 n 13. Hiung X γ Ggrd50 γ n U D V IV-9

10 X Hiung nilai koenrai edimen C ppm 15. Muaan edimen Q C Q L Q x10 5 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV.3.3 Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Einein Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah perhiungan adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) V Q A m/deik IV-10

11 3. Hiung ' 30.2D qsw 11.6U Caa 2.303log I1+ I2 Δ q SW dimana : - a d ' - ( ) 1/2 U U grs 0.1 k ' U d δ 11.6ν dari grafik 3.9 didapa nilai x Gambar IV.7. : Hubungan Anara k δ 65 - Δ k d x x 2d A D - 65 ω Z ' 0.4U dan x didapa nilai Z dan A, - Dari grafik 5.7 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang halaman 131 didapa nilai I 1 51 IV-11

12 Gambar IV.8. : Hubungan Anara I 1 dan A - Dari grafik 5.8 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang halaman 132 didapa nilai I 2 97 Gambar IV.9. : Hubungan Anara I dan A 2 6. Hiung G γ W D S w IV-12

13 7. Hiung Q W q w 8. Hiung Q C ppm Gw 9. Hiung muaan edimen Q C Q x10 4 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV.3.4. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Engelund dan Hanen Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) Q V A m/deik IV-13

14 3. Hiung q 3/2 2 d50 τ γ V γ ( γ γ) d50 q dimana 4. Hiung /2 g 1 γ τ 0 γ D S G γ W D V w G w dimana Wlebar aluran 5. Hiung Q W q Hiung koenrai edimen Q C ppm Gw 7. Didapa nilai edimen yang dicari Q C Q x10 5 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV.3.5. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Shen dan Hung Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik IV-14

15 - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) V Q A m/deik 3. Tenukan nilai Fall velociy dari grafik 1.3 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang halaman 10 SF unuk pair alam diambil 0,7, dengan meliha grafik didapa nilai Fall velociy Gambar IV.10. : Hubungan Anara ω dan d IV-15

16 4. Hiung logc Y Y Y 2 3 C ppm dimana : Y VS ω 5. Didapa nilai edimen yang dicari Q C Q x10 8 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV.3.6. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Lauren Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 IV-16

17 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) Q V A m/deik 3. Hiung τ 0 γ D S Tenukan nilai Fall velociy dari grafik 1.3 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang halaman 10 SF pair alam diambil 0,7, dengan meliha grafik didapa nilai Fall velociy. 5. Hiung Gambar IV.11. : Hubungan Anara ω dan d 1/3 2 ' ρv d50 τ D 6. Hiung ( gds ) 1/2 d50 R e ν 7. Dengan meliha grafik 2.2 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang halaman 22 didapa nilai egangan krii IV-17

18 Gambar IV.12. : Hubungan Anara R e dan τ 8. Tenukan nilai U ω ( gds )( d ) 1/2 ω 50 U ω Didapa nilai diaa kemudian dari grafik 6.11 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang halaman 171 didapa nilai: U f 9.1 ωi Gambar IV.13. : Hubungan Anara U U ω dan f ( ) i ω i 9. Hiung IV-18

19 C 7/6 ' 50 τ U d 0.01γ 1 f D τ c ωi C 1.07 ppm dimana : ( ) τ τ γ γ c d 10. Didapa nilai edimen yang dicari Q C Q x10 6 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV.3.7. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Leo Van Rijn Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampanh (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) Q V A m/deik IV-19

20 3. Hiung q b q b ( T) ( 1) g ( d ) 1/ ( D ) 4. Hiung Debi edimen bed load Q q ρ B b b Unuk edimen layang : 1. Hiung ( )( ) d d T 25 d Hiung ω Z β k U 3. Hiung ' Z Z ψ dimana : 4. Hiung d ψ RS ' a z a ( ) ( ) 1.2 h h F Hiung ' a z ' ( 1 h ) ( 1.2 Z ) q F U h Ca q 210 x 4 6. Hiung debi edimen oal ( ) Q q + q b Q x10 4 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV-20

21 IV.3.8. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Colby Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampang (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) V Q A m/deik 3. Dari daa yang keahui dengan meliha grafik 6.12, buku edimen ranpor, Chih Ted Yang, halaman 172 didapa nilai q i 26 IV-21

22 Gambar IV.14. : Hubungan Anara D dan 4. Dari daa yang keahui dengan meliha grafik 6.13, buku edimen ranpor, Chih Ted Yang, halaman 173 didapa nilai k 1 8, k 2 2.1, k 3 1 q i Gambar IV.15. : Harga k 1, k 2, k 3 5. Hiung ( ) q 1 + k k k q q Hiung Q W q dimana WB 7. Hiung G γ W D S w i IV-22

23 8. Hiung koenrai edimen Q C 0.69 ppm Gw 9. Didapa nilai edimen yang dicari Q C Q x10 4 on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV.3.9. Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Karim dan Kenedy Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampang (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) Q V A m/deik 3. Hiung Q q W IV-23

24 dimana WB 3. Hiung V q D 4. Hiung q V log log + 1/2 1/2 3 ( 1.65gd50 ) ( 1.65gd50 ) q dimana : - ( ) 1/2 U g D S R Ud ν log V log U U c + 1/2 1/2 ( 1.65gd50 ) ( 1.65gd50 ) D U U c 0.299log log 1/2 d 50 ( 1.65gd50 ) Ud 50 - Didapa nilai R dari grafik 2.2, buku Sedimen ν Tranpor, Chih Ted Yang, halaman 22 didapa harga τ Gambar IV.16. : Hubungan Anara R e dan τ IV-24

25 - τ τ ( γ γ) - 5. Hiung c d50 1/2 τ c ρ U c f ( θ) ( θ) ( θ) ( θ) f o f 1.93 fo dimana : 6. Hiung D S θ d V /2 1/ ( 1.65gd ) ( 1.65gd ) 7. Hiung q D V 8. Hiung f 9. Hiung 10. Hiung 1 8gDS V 2 1 DS θ d U 50 ( qds) 1/ Hiung Ud 50 Re ν q f fo IV-25

26 Ud 50 Didapa nilai R dari grafik 2.2, buku Sedimen ν Tranpor, Chih Ted Yang, halaman 22 didapa harga τ Hiung 13. Hiung Gambar IV.17. : Hubungan Anara ( ) τ τ γ γ c d50 1/2 τ c U c ρ 14. Hiung q 4.09 R e dan τ q V V log log log 1/2 1/2 1/2 3 ( 1.65gd50 ) ( 1.65gd50 ) ( 1.65gd50 ) log U U c D U U c log log 1/2 1/2 ( 1.65gd50 ) d50 ( 1.65gd50 ) 15. Hiung 2 γ on/hari Q W q x Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. IV-26

27 IV Perhiungan Tranporai Sedimen Sungai Lemaang Dengan Meode Chang-Simon dan Richardon Dikeahui daa uau aluran ebagai beriku : - Ukuran diameer edimen (d 50 ) mm - Kemiringan daar aluran (S) Temperau () 14.5 O C - Lebar daar aluran (B) 69.5 m - Debi rancangan (Q) 50 m 3 /deik - Bera jeni edimen ( γ ) Bera jeni air ( γ ) Grafiai (g ) 9.80 Langkah-langkah perhiungannya adalah : 1. Hiung lua penampang (A) A BD+D x x m 2 2. Hiung kecepaan raa-raa (V) V Q A m/deik 3. Hiung ( ) q K V τ τ bw 0 c q bw dimana : - τ 0 γ D S τ τ ( γ γ) c d IV-27

28 - V U τ 0S d ( γ γ) Dari grafik 4.4 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang, halaman 95 didapa nilai K Gambar IV.18. : Hubungan Anara 6. Hiung q q R w bw τ S ( ) dan K γ γ d V U 50 dimana : 7. Hiung: 8. Hiung D 0.8 a V R U k - R V I1 I2 a ξ a D Z 2 2ω βuk - Dari grafik 5.10 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang, halaman 135 didapa nilai I IV-28

29 Gambar IV.19. : Hubungan Anara ξ a dan I 1 - Dari grafik 5.11 buku Sedimen Tranpor, Chih Ted Yang, halaman 136, didapa nilai I Hiung q K V τ τ 1 R Gambar IV.20. : Hubungan Anara ( )( ) c q ξ a dan I 2 IV-29

30 10. Hiung G γ W D V w 11. Hiung Q W q Hiung Q C 0.41 G w 13. Hiung muaan edimen Q C Q x on/hari Unuk perhiungan elanjunya dapa diliha pada abel dihalaman lampiran. Selanjunya unuk perhiungan angkuan edimen ungai lainnya yaiu ungai Enim, ungai Lakian dan ungai Baanghari Leko, dengan menggunakan meoda dan cara yang ama eperi perhiungan diaa akan diajikan dalam benuk abel. IV-30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAAN PSTAKA II.1 raian Pengertian umum angkutan sedimen adalah sebagai pergerakan butiran-butiran material dasar saluran yang merupakan hasil erosi yang disebabkan oleh gaya dan kecepatan aliran

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN TESIS

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN TESIS KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN (Sungai Enim, Sungai Lematang, Sungai Lakitan dan Sungai Batanghari Leko) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen 1 BED LOAD Transpor Sedimen Transpor Sedimen 2 Persamaan transpor sedimen yang ada di HEC-RAS Ackers and White (total load) Engelund and Hansen Laursen (total load) Meyer-Peter and Müller Beberapa persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS SEDIMENTASI PADA MUARA SUNGAI KOMERING KOTA PALEMBANG Kurnia Oktavia Usman

ANALISIS SEDIMENTASI PADA MUARA SUNGAI KOMERING KOTA PALEMBANG Kurnia Oktavia Usman ANALISIS SEDIMENTASI PADA MUARA SUNGAI KOMERING KOTA PALEMBANG Kurnia Okaia Usman Jurusan TeknikSipil, UniersiasSriwijaya (Jl. Srijaya Negara, Buki Besar, Palembang, Sumaera Selaan) kurnia_okai@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

= = =

= = = = + + + = + + + = + +.. + + + + + + + + = + + + + ( ) + ( ) + + = + + + = + = 1,2,, = + + + + = + + + =, + + = 1,, ; = 1,, =, + = 1,, ; = 1,, = 0 0 0 0 0 0 0...... 0 0 0, =, + + + = 0 0 0 0 0 0 0 0 0....

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Data Data-data yang dikumpulkan dalam skripsi ini meliputi (1) Peta Topografi DAS Bah Bolon berbentuk shapefile (SHP), (2) Data Jenis Tanah,

Lebih terperinci

STUDI MUATAN SEDIMEN DI MUARA SUNGAI KRUENG ACEH

STUDI MUATAN SEDIMEN DI MUARA SUNGAI KRUENG ACEH STUDI MUATAN SEDIMEN DI MUARA SUNGAI KRUENG ACEH Muhammad Multazam 1, Ahmad Perwira Mulia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: tazzam92@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN TOTAL SUNGAI PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN TOTAL SUNGAI PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN TOTAL SUNGAI PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil IKHWAN INDRAWAN 11 0404

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b AAI4 Tipe Soal A Pembenukan Tabel Moralia. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. / didalam daerah domain, enukan nilai 64. a.. b..5 c..4 d.. > b..5. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. 5 / didalam

Lebih terperinci

Hidrograf satuan (Unit hydrograph) Hujan titik. Peta Topografi. Hujan DAS. Hujan rancangan. Parameter DAS. Hidrograf satuan sintetik

Hidrograf satuan (Unit hydrograph) Hujan titik. Peta Topografi. Hujan DAS. Hujan rancangan. Parameter DAS. Hidrograf satuan sintetik Meode Bagan HIDROGRAF SATUAN Hidrograf sauan (Uni hydrograph) Adalah hidrograf limpasan langsung (direc runoff) akiba hujan reraa DAS sau sauan selama sau sauan waku (umumnya dalam mm/jam). Hidrograf Limpasan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Sub Kompetensi. satuan sintetik berdasarkan ketersediaan data karakteristik DAS

Sub Kompetensi. satuan sintetik berdasarkan ketersediaan data karakteristik DAS REKAYASA HIDROLOGI II HIDROGRAF SATUAN SINTETIK Sub Komeensi Mamu menghiung hidrograf Mamu menghiung hidrograf sauan sineik berdasarkan keersediaan daa karakerisik DAS 1 * H S * S Hidrograf Sauan Sineik

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma Lalace Tranform Penganar Maemaika Teknik Kimia Muhia Elma Penemu Pierre-Simon LPLCE 749 87 hli Maemaika dari Peranci Lalace Tranform Rumu lain.. ω σ π σ σ j d e j x d e x j j.. 0 [x] x - [] Kone variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Morfologi Sungai

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Morfologi Sungai 57 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Morfologi Sungai Perhitungan ini akan menjelaskan langkah-langkah perhitungan hidrometri dan menentukan tipe morfologi Sungai Progo. Contoh perhitungan diambil

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

HITUNGAN TRANSPOR SEDIMEN

HITUNGAN TRANSPOR SEDIMEN Hitungan Tranpor Sedimen 1 HTUNGAN TRANSPOR SEDMEN 1. PENDAHULUAN ntenita tranpor edimen (T) pada uatu tampang lintang ungai/aluran adalah banyaknya edimen yang lewat tampang lintang terebut tiap atuan

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC BAB III POWE MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK POSES PENEKUKAN ACYLIC 3.1. Gaya Usaha Dan Daya Lisrik Mesin Tekuk Acrylic Bila kia hendak memindahkan suau benda dari sau empa keempa yang lain, aau mengangkanya

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUDUT TIKUNGAN TERHADAP DEBIT SEDIMEN PADA SALURAN SEGIEMPAT DAN DINDING TETAP

HUBUNGAN SUDUT TIKUNGAN TERHADAP DEBIT SEDIMEN PADA SALURAN SEGIEMPAT DAN DINDING TETAP HUBUNGAN SUDUT TIKUNGAN TERHADAP DEBIT SEDIMEN PADA SALURAN SEGIEMPAT DAN DINDING TETAP Darwizal Daoed Laboratorium Hidrolika Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Unand ABSTRAK Sudut belokan di ungai angat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

HIDDEN MARKOV MODEL. Proses Stokastik dapat dipandang sebagai suatu barisan peubah acak dengan T adalah parameter indeks dan X

HIDDEN MARKOV MODEL. Proses Stokastik dapat dipandang sebagai suatu barisan peubah acak dengan T adalah parameter indeks dan X BAB II HIDDE MARKOV MODEL.. Pendahuluan Proses Sokasik dapa dipandang sebagai suau barisan peubah acak { X, } dengan adalah parameer indeks dan X menyaakan keadaan pada saa. Himpunan dari semua nilai sae

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK Frandy Ferdian, Amelia Makmur, S.T., M.T. Binus Universiy, Jl.

Lebih terperinci

2015 ANALISIS SEDIMEN DASAR (BED LOAD) DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG BANDUNG, JAWA BARAT INDONESIA

2015 ANALISIS SEDIMEN DASAR (BED LOAD) DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG BANDUNG, JAWA BARAT INDONESIA DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER Muflih Rori Pura Harahap 30 00 052 Pembimbing : Dr. Drs. Agus Suharsono, M.S. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN INI AOM A. SRUKUR INI Aom adalah bagian erkecil dari suau maeri yang masih memiliki sifa dasar maeri ersebu. Aom erdiri dari parikel-parikel subaom,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

3. EXTERNAL FORCE ACTING ON FISHING GEAR HYDROSTATIC LIFT (B) HYDRODYNAMIC FORCES FROCE OF GRAVITY (W) Gambar 1. Gaya luar yang bekerja pada jaring.

3. EXTERNAL FORCE ACTING ON FISHING GEAR HYDROSTATIC LIFT (B) HYDRODYNAMIC FORCES FROCE OF GRAVITY (W) Gambar 1. Gaya luar yang bekerja pada jaring. 3. EXTERNAL FORCE ACTING ON FISHING GEAR 3.1 The naure of forces acing on fishing gear: Line ension HYDROSTATIC LIFT (B) HYDRODYNAMIC FORCES FROCE OF GRAVITY (W) Ground reacion 3.1.1 Gaya Graviasi dan

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS Keenagalirikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Deember 2014 : 139 1 ISSN 1978-2365 PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS EVALUATION OF TOUCH

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.*

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA 759 RELA SEPTIANI 7433 RIKA OCTALISA 7447 ULPA ARISANDI 745 RIRIN BRILLIANTI 7467 KELAS : 6.L MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

Chapter 7. hogasaragih.wordpress.com

Chapter 7. hogasaragih.wordpress.com Chaper 7 7. ebuah gaya berpengaruh erhadap kg peluru meriam yang bergerak pada ebuah bidang xy yang mempunyai bear 5,0 N. Kecepaan mula mula peluru 4 m/ pada arah x poiif dan beberapa aa kemudian memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM) JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci