RANCANGAN SISTEM EKSTRAKSI PADA GRID ELEKTRODA GENERATOR PLASMA UNTUK IRADIATOR ELEKTRON PULSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN SISTEM EKSTRAKSI PADA GRID ELEKTRODA GENERATOR PLASMA UNTUK IRADIATOR ELEKTRON PULSA"

Transkripsi

1 Agus Purwadi, dkk ISSN RANCANGAN SISTEM EKSTRAKSI PADA GRID ELEKTRODA GENERATOR PLASMA UNTUK IRADIATOR ELEKTRON PULSA Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Lly Susita R.M., Suprapto, Anjar Anggraini H., Ihwanul Azis Pusat Sains dan Tknologi Akslrator BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Tlp. (0274) , Yogyakarta mail: ABSTRAK RANCANGAN SISTEM EKSTRAKSI PADA GRID ELEKTRODA GENERATOR PLASMA UNTUK IRADIATOR ELEKTRON PULSA. Tlah dilakukan rancangan dan studi kstraksi lktron khususnya untuk prolhan arus kstraksi lktron mlalui pada Bjana Gnrator Plasma (BGP) akibat adanya tgangan kstraksi Ua. Elktron pada prmukaan plasma trmisi k darah prcpatan mlalui jndla misi dan slanjutnya dikstraksi mlalui jndla foil k darah atmosfir olh tgangan kstraksi untuk diaplikasikan k suatu targt. Tgangan kstraksi trpasang Ua pada prangkat Iradiator Elktron Pulsa (IEP) mmpngaruhi pross pmbntukan bsar arus dan tnaga brkas kstraksi lktron I sdang dimnsi BGP brpngaruh trhadap bsar arus misi lktron trmal I0. Tlah ditntukan bntuk dan dimnsi BGP pnghasil arus misi lktron atas dasar bsar arus lucutan busur plasma yang dikhndaki pada krapatan plasma n trtntu. Dari hasil prhitungan untuk n = cm -3 dan arus lucutan busur Id = 80 A (lbar pulsa = 100s) digunakan BGP ukuran (80 x 20 x 40) cm 3. Jndla misi sluas (65 x 15) cm 2 di prmukaan BGP ditutup dngan lmbaran (kassa) dari bahan Stainlss Stl(SS) bntuk bujur sangkar dngan jarak antar lubang 0,25 mm. Bsar arus I disamping brgantung pada paramtr plasma juga brgantung pada ukuran lubang. Bntuk dan ukuran lubang optimum BGP adalah bujur sangkar dngan rusuk p 0,50 mm dngan bsar paramtr plasma optimum (krapatan n = m -3 dan suhu plasma T = 6 V). Dari hasil ksprimn awal diprolh nilai fisinsi kstraksi lktron α = 37,25 pada tgangan kstraksi V = 3 kv. Kata kunci: plasma, rapat arus kstraksi/misi lktron, iradiator lktron pulsa ABSTRACT DESIGN OF EXTRACTION SYSTEM ON GRID OF PLASMA GENERATOR ELECTRODE FOR PULSED ELECTRON IRRADIATOR. It has bn carrid out dsign and study of lktron xtraction particularly for obtaining th lctron xtraction currnt via on th Plasma Gnrator Chambr (PGC) causd by th xistnc of xtraction voltag Ua. Elctrons of plasma surfac mittd to acclration rgion through mission window and thn xtractd acclration by xtraction voltag Ua through foil window to atmosphric rgion for bing applid to any targt. Applid xtraction voltag Ua on PEI dvic influncs th forming and nrgy valu of lctron xtraction currnt I thn th PGC dimnsion influncs th product of thrmal lctron mission currnt I0. It has bn dtrminatd th PGC gomtry and dimnsion of producing lctron xtraction currnt basd on arc discharg plasma currnt to dsir on any plasma dnsity. From th calculation yild for th valu of plasma dnsity n = cm -3 and th arc discharg currnt Id = 80 A (puls width = 100s) usd th PGC siz of (80 x 20 x 40) cm 3. Emission window ara of (65 x 15) cm 2 locatd on th low part surfac of PGC is covrd by a sht mad of stainlss stl of rctangular shap and th distanc of on hol to anothrs is 0,25 mm ach othrs. Currnt valu of I bsid dpns on plasma paramtrs also dpns on th siz of hols. Th optimum of gomtry and siz is rctangular with its sid siz of p 0,50 mm with th plasma paramtrs optimum (dnsity valu n = m -3 and lctron tmpratur T = 6 V). From th initial xprimnt yilds obtaind that th lctron xtraction fficincy valu α = 37,25 on xtraction voltag V = 3 kv. Kywords: plasma, lctron mission/xtraction currnt dnsity, pulsd lctron irradiator PENDAHULUAN usat Sains dan Tknologi Akslrator (PSTA) P BATAN tlah mncoba mngmbangkan MBE dngan sumbr lktron brbasis katoda plasma dngan kluaran brkas lktron bntuk pulsa yang disbut prangkat Iradiator Elktron Pulsa (IEP). Prangkat IEP akan lbih mnguntungkan dari pada jnis Msin Brkas Elktron (MBE) karna MBE mnggunakan sumbr lktron jnis filamn, tabung akslrator, sistm pmfokus dan sistm pmayar (scanning systm) brkas shingga mnimbulkan prmasalahan, diantaranya harganya mahal, bntuknya cukup bsar dan kurang kompak, srta brkas lktron yang mngnai prmukaan bahan targt masih kurang sragam [1].

2 136 ISSN Agus Purwadi, dkk Prangkat IEP mrupakan suatu gnrator brkas lktron pulsa dimana brkas lktron trbntuk olh misi atau kstraksi lktron dari prmukaan plasma di dalam Bjana Gnrator Plasma (BGP). Plasma lktron dimisikan kluar mnuju darah pmrcpat mlalui lubang (sistm kstraksi) yang trpasang pada dinding BGP. Pada darah pmrcpat brkas lktron diprcpat hingga kcpatan trmal olh mdan Coulomb mnggunakan tgangan tinggi kstrnal yang slanjutnya dikstrak mnuju targt mlwati jndla foil pada dinding bjana vakum IEP. Prangkat IEP dngan kluaran brkas lktron brpnampang luas dan brarus bsar akan sangat brmanfaat untuk diaplikasikan pada prmukaan bahan datar yang luas. Prangkat IEP sangat mnjanjikan untuk digunakan dalam brbagai industri antara lain dalam bidang kshatan untuk industri pngolahan bahan yang mngandung racun (latks kart alam), modifikasi prmukaan pada industri smikonduktor dan polimr, srta industri pangan untuk pasturisasi tanpa mrusak tkstur dan nutrisi, juga untuk ntralisasi limbah [2-3]. Modul BGP dalam prangkat IEP diharapkan dapat mnghasilkan lucutan busur plasma dalam ord puluhan hingga ratusan ampr (A), maka tip lucutan yang cocok adalah hanya dngan lucutan tip arc discharg (lucutan busur) [4]. Sistm yang mampu mnghasilkan lktron yang fisin, kstraksinya stabil srta distribusi krapatan lktron pada brkas bisa optimum adalah hanya dngan pnggunaan sistm kstraksi yakni dngan cara mmasang sbagai anoda mitor pada dinding BGP [5]. Dimnsi dari anoda mitor/kstraktor bjana IEP dan tgangan kstraksi harus dissuaikan dngan ukuran dan bntuk BGP, karna unsur paramtr trsbut brhubungan rat dngan syarat dapat atau tidaknya lktron dikstraksi dari BGP dngan optimum [6]. Kgiatan rancang bangun prangkat IEP ini diawali dngan dsain BGP untuk arus lucutan busur plasma I d = 80 A (lbar pulsa τ = 100 µs) dngan krapatan plasma/lktron dalam kisaran n = cm -3, dimana nilai krapatan optimum dalam kisaran n = ( ) cm -3 [7]. Pnntuan paramtr arus lucutan I d dan krapatan lktron n dipilih atas dasar dari hasil studi litratur, ksprimn awal dan kspakatan dalam rapat koordinasi rutin yang tlah dilakukan di klompok litbang SEKP, PSTA BATAN, Yogyakarta. Tujuan dilakukannya rancangan sistm kstraksi pada lktroda gnrator plasma untuk prangkat IEP ini adalah agar arus kstraksi lktron I pada prangkat IEP dapat diprolh dngan kuantitas dan kualitas yang lbih maksimum. TEORI Prangkat IEP trdiri dari dua buah bjana utama yakni bjana IEP dan BGP, skmatik sdrhananya adalah sprti ditunjukkan pada Gambar 1[8]. Bjana IEP yang mrupakan ruang vakum tinggi trdiri dari BGP dan tgangan tinggi kstraksi lktron. Brkas lktron yang trmisi diprcpat dari jndla misi (pada dinding BGP) mnuju k jndla foil (pada dinding bjana IEP). BGP tmpat trjadinya plasma trdiri dari komponn-komponn lktroda ignitor, isolator, lktroda, katoda dan jndla misi, sdang IEP trdiri dari BGP yang dilngkapi dngan kabl sumbr daya lktroda (ignitor dan gnrator plasma), bjana tkan, isolator HV, lktroda kstraksi dan jndla foil (kluaran brkas lktron).. Gambar 1. Skmatik sdrhana prangkat Iradiator Elktron Pulsa (IEP) Sumbr lktron plasma brada di dalam BGP shingga BGP mrupakan bjana yang paling brpranan pada prangkat IEP. Karaktristik brkas lktron yang dihasilkan (kluaran) prangkat IEP sangat dipngaruhi olh tgangan kstraksi U a dan paramtr plasma di dalam BGP. Plasma di dalam BGP scara ksluruhan dianggap homogn dan distribusi nrgi lktron adalah Maxwllian [9]. Kadaan yang paling khusus, plasma mmpunyai potnsial positip trhadap lktroda lucutan dan ini brarti ion-ion dikstraksikan dari prmukaan plasma, sdang lktron harus mngatasi halangan potnsial untuk lolos dari prmukaan plasma sampai dngan lktroda kolktor [10]. Dalam pross pmbntukan brkas plasma, pnambahan bsar tgangan kstraksi U a harus mnybabkan pnambahan bsar kcpatan dan nrgi dari ion dan lktron. Aplikasi tgangan kstraksi ion tidak akan mrubah kondisi ion yang trmisi dari plasma k darah prcpatan dan juga misi ion tak mrubah paramtr plasma di dalam BGP. Olh karnanya fnomna misi atau kstraksi lktron plasma adalah tidak ssdrhana sprti kstraksi ion dari prmukaan plasma. Skmatik kstraksi lktron dari prmukaan plasma (potnsial p) mlalui jndla misi (anoda mitor/) dngan potnsial a k kolktor

3 Agus Purwadi, dkk ISSN brpotnsial k adalah sprti ditunjukkan pada Gambar 2 [11]. Gambar 2. Skmatik kstraksi lktron dari prmukaan plasma [11] Prsamaan umum rapat arus misi lktron j k mlalui halangan potnsial ditntukan olh rlasi Boltzmann [12]. j k j 0 p k xp k T (1) k T dngan j0 n 2 m (2) dan j 0 adalah krapatan arus lktron plasma trmal, = muatan lktron = 1,602 x C, n = krapatan plasma, m = massa lktron = 9,109 x kg, φ p = potnsial plasma, φ k = potnsial kolktor, k = ttapan Boltzmann = 1,381 x J/K dan T = suhu plasma. Untuk misi lktron dari plasma dngan tanpa tgangan kstraksi U a (U a = 0). Agar dapat lolos dari plasma yakni saat tidak ada tgangan kstraksi (U a = 0) atau potnsial kolktor φ k = 0 maka lktron harus dapat mngatasi pnghalang potnsial, olh karnanya krapatan arus lktron k kolktor j k dibrikan olh prsamaan Boltzman p j k j0 xp k T (3) Ditunjukkan pada prs. (3) walaupun tidak ada tgangan kstraksi (U a = 0), ttapi ttap ada arus yang mngalir mnuju k kolktor, sprti ditunjukkan pada Gambar 3. Kalau tgangan kstraksi U a dinaikkan shingga 0 < U a < p) maka akan diprolh prsaman : j k j 0 p k xp k T (4) Gambar 3. Emisi lktron dari plasma tanpa tgangan kstraksi (U a = 0) Nilai j k pada prs. (4) lbih bsar dari pada j k pada prs. (3) yakni saat U a = 0 atau k = 0. Jika nilai j k naik maka nilai φ p juga naik yang akan mnaikkan halangan potnsial di prmukaan dinding BGP dan mloloskan plasma lktron k lktroda lain (yang tidak k kolktor). Emisi lktron dngan tgangan kstraksi ( 0 < U a < p) akan mngalami knaikan potnsial plasma ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Emisi lktron dari plasma dngan tgangan kstraksi U a (0 < U a < p) Untuk tgangan kstraksi U a sama dngan tgangan plasma p (U a = p) maka misi lktronnya adalah sprti ditunjukkan pada Gambar 5. Rapat arus misi lktron j mncapai harga jnuh (maksimum) dngan nilai yang jauh lbih tinggi dari pada arus misi lktron awal (U a = 0) atau dapat dinyatakan dalam prsamaan: j j 0 n k T 2 m (5)

4 138 ISSN Agus Purwadi, dkk Gambar 5. Emisi lktron dari plasma dngan tgangan kstraksi U a = p Ditunjukkan pada prs. (5) faktor naiknya arus misi lktron adalah N dngan nilai : N xp p k T (6) Untuk misi lktron dngan tgangan kstraksi U a > p maka akan ttap diprolh bsar j yang sama, sdang tnaga brkas lktronnya akan mngikuti nilai variasi tgangan kstraksi U a yang dipakai. Untuk misi lktron dngan potnsial pmrcpat U a > p ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Emisi lktron dari plasma dngan tgangan pmrcpat U a > p Dngan dmikian pada tgangan kstraksi U a > 0, untuk U a < p, U a = p dan U a > p akan diprolh bsar j yang brnilai sama yakni sama dngan nilai j pada prs. (5), sdang yang brbda adalah bsar tnaga brkasnya yang sbanding dngan slisih naiknya tgangan kstraksi. TATA KERJA Bsar rapat arus lktron trmal j = j 0 brgantung pada nilai krapatan plasma n sdang suhu plasma T yang mlukiskan tnaga partikl lkton plasma (11600 K = 1 V) adalah sbanding dngan nilai tgangan kstraksi U a yang trpasang [13]. Olh karnanya untuk mrncanakan nilai arus kstraksi lktron pada prangkat IEP, slain ditntukan olh bsar U a untuk mnaikkan tnaga brkas lktron juga harus diktahui pnggunaan bsar n di dalam BGP untuk pnntuan bsar arus lktron trmalnya. Bsar n brgantung pada dimnsi (volum) dan bsar arus lucutan busur plasma I d di dalam BGP, sdang nilai I d brgantung pada pngoprasian sistm tgangan lucutan pmicu dan sistm tgangan lucutan busur. Suhu plasma T yang brhubungan dngan tnaga lktron dipngaruhi olh bsar U a. Emisi brkas lktron pada jndla misi atau pmbntukan brkas lktron di darah pmrcpat akan optimum kalau krapatan plasma pada BGP brada pada kisaran n = ( ) cm -3 [14]. Untuk BGP bntuk prsgi panjang dngan volum V (panjang p, lbar l dan tinggi t), kalau arus sbsar I d dngan lbar pulsa τ maka bsar krapatan plasma n yang mrupakan jumlah muatan Q dibagi dngan V dapat dituliskan sbagai : n n Q V Id p l t Id p l t (7) dngan = muatan lktron = 1,602 x C Kalau yang dikhndaki lbar pulsa arus busur = 100 s dan luas alas BGP = (pl) = 80 cm 20 cm = 1600 cm 2 maka dngan mnsubstitusikan bsaran, p dan l dalam pr. (7) diprolh ukuran panjang t dalam prsamaan : (8) Dari prs. (7) kalau dikhndaki arus busur plasma sbsar I d trtntu dngan lbar pulsa = 100 s srta luas alas BGP bntuk prsgi panjang yang akan digunakan adalah (panjang lbar) = (pl) = 80 cm 20 cm = 1600 cm 2 maka dngan mnsubstitusikan bsaran, p dan l trsbut dapat diprolh variasi bsar tinggi t BGP bntuk prsgi panjang sbagai fungsi arus busur plasma I d dan krapatan plasma n sprti ditunjukkan pada prs. (8). Jndla misi pada BGP ditutup dngan lmbaran (kassa) dari bahan Stainlss Stl (SS) bntuk bujur sangkar dngan ukuran lubang optimum. Kalau jarak antara lubang yang satu dngan lainnya diktahui maka untuk mdia/luasan mitor BGP sluas trtntu akan ada 1 lubang. Bsar arus misi lktron maksimum I yang mlalui lubang mrupakan hasil prkalian antara rapat partikl C cm cm 3 3 I d I t p l n n d cm 39, cm

5 Agus Purwadi, dkk ISSN arus misi lktron maksimum pada prsamaan (2) dngan luas lubang. Bsar I disamping akan brgantung pada paramtr plasma sprti krapatan lktron n, suhu lktron T juga brgantung pada ukuran jjari r. Karna jumlah lubang diktahui dan bsar arus misi lktron I yang mlalui tiap lubang dapat dihitung, maka bsar arus misi lktron total yang kluar mlalui mitor lktron pada bjana gnrator plasma dapat ditntukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabl 1 ditunjukkan hasil prhitungan variasi tinggi (t) BGP bntuk prsgi panjang (luas alas = p l = 80 cm 20 cm) sbagai fungsi bsar krapatan plasma (n ) dan arus lucutan busur (I d). Krapatan plasma n divariasi pada kisaran nilai krapatan plasma optimum dalam BGP yakni dalam kisaran n = ( ) cm -3, sdang arus lucutan busur plasma I d divariasi dari I d = 30 A sampai dngan I d = 60 A. Pada Tabl 2 yang mrupakan lanjutan dari Tabl 1 yakni untuk arus lucutan busur plasma yang divariasi dari I d = 70 A hingga I d = 90 A ttapi untuk variasi nilai n dari n = cm -3 sampai dngan n = cm -3. Tabl 1. Tinggi t BGP bntuk prsgi panjang (luas alas = pl = 80cm 20cm) sbagai fungsi bsar krapatan plasma (n ) dan arus lucutan busur (I d) untuk lbar pulsa = 100s. (n divariasi dari 10 9 cm -3 s.d cm -3 dan I d divariasi dari 30 A s.d. 60 A) No. Krapatan n cm -3 untuk Id = 30 A untuk Id = 40 A untuk Id = 50 A untuk Id = 60 A 1 0, , , , , ,2 5852, , , , ,3 3901, , , , ,4 2926, , , , ,5 2340, , , , ,6 1950, , , , ,7 1672, , , , ,8 1463, , , , ,9 1300, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,521 78, , , ,014 52,018 65,023 78, , ,014 48,767 58, ,408 31,211 39,014 46, ,507 26,009 32,511 39, ,720 22,293 27,867 33, a 75 15,605 20,807 26,009 31, b 76 15,400 20,533 25,667 30, c 77 15,200 20,267 25,333 30, d 78 15,005 20,007 25,009 30, ,815 19,754 24,692 29, ,630 19,507 24,383 29, ,004 17,339 21,674 26, ,704 15,605 19,507 23,408

6 140 ISSN Agus Purwadi, dkk Tabl 2. Tinggi t BGP bntuk prsgi panjang (luas alas = pl = 80cm 20cm) sbagai fungsi bsar krapatan plasma (n ) dan arus lucutan busur (I d) untuk lbar pulsa = 100s (n divariasi dari cm -3 s.d cm -3 dan I d divariasi dari 60 A s.d. 90 A) No. Krapatan n cm -3 untuk Id = 60 A untuk Id = 70 A untuk Id = 80 A untuk Id = 90 A ,440 39,014 44,587 50, a 75 31,211 36,413 41,615 46, b 76 30,800 35,934 41,067 46, c 77 30,400 35,467 40,534 45, d 78 30,010 35,012 40,014 45, ,631 34,569 39,507 44, ,260 34,137 39,014 43, ,009 30,344 34,679 39, ,408 27,310 31,211 35,112 Mngacu data tknis yang prnah dilakukan orang lain yakni dngan mnggunakan dimnsi BGP bntuk prsgi panjang brukuran volum V = p l t = cm 3 dngan luas lubang misi brkas lktron 65 cm 15 cm [8], maka dari hasil prhitungan pada Tabl 1 yakni untuk pnggunaan ukuran tinggi BGP 15 cm (t = 15 cm) dngan arus lucutan busur plasma I = 30 A (τ = 100 µs) trjadi pada krapatan plasma n = cm -3. Nilai krapatan n = cm -3 trsbut (lihat Tabl 1 dan Tabl 2) dapat digunakan pada dimnsi BGP bntuk prsgi panjang dngan ukuran : (p l t ) = ( ) cm 3 untuk I = 30 A (τ = 100 µs) sprti ditunjukkan pada Gambar 7, atau kalau diinginkan prolhan arus lucut yang lbih bsar harus digunakan dimnsi BGP ( ) cm 3 yakni dapat diprolh I = 80 A (τ = 100 µs). Gambar 7. Bjana Gnrator Plasma bntuk prsgi panjang brukuran ( ) cm 3 Pada dinding BGP dibuat jndla misi brukuran 6515 cm 2 yang brfungsi sbagai mitor plasma. Jndla misi ditutup dngan lmbaran (kassa) dari bahan SS bntuk bujur sangkar dngan ukuran lubang optimum 0,50 0,50 mm 2 [15]. Kalau jarak antara lubang yang satu dngan lainnya adalah sbsar 0,25 mm maka untuk mdia/luasan mitor BGP sluas 0,75 0,75 mm 2 akan ada 1 lubang sprti ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8. Grid bujur sangkar 0,500,50 mm 2, 4 buah mnmpati luasan 1,50 1,50 = 2,250 mm 2 Bsar arus misi lktron maksimum I yang mlalui lubang mrupakan hasil prkalian antara rapat arus misi lktron maksimum pada prsamaan (2) dngan luas lubang. Bsar I disamping akan brgantung pada paramtr plasma juga brgantung pada ukuran jjari r. Karna jumlah lubang diktahui dan bsar arus misi lktron I yang mlalui tiap lubang dapat dihitung, maka bsar arus misi lktron total yang kluar mlalui mitor lktron pada BGP dapat ditntukan. Grid dalam bntuk bujur sangkar brukuran 0,50 0,50 mm 2 adalah idntik dngan bntuk lingkaran dngan jjari 0,28 mm atau 2, m karna bsar luas dari kdua bntuk gomtri trsbut mmpunyai nilai yang sama. Slanjutnya hal ini bisa dijadikan sbagai standar bahwa stiap lubang bntuk lingkaran dngan jjari 0,28 mm 0,30 mm mrupakan ukuran lubang optimum [16].

7 Agus Purwadi, dkk ISSN Mngingat jjari lubang optimum (bntuk lingkaran) untuk SEKP adalah 0,30 mm dan jarak antar yang brdkatan adalah sjauh 0,25 mm maka untuk suatu mdia luasan prmukaan mitor 0,85 0,85 mm 2 akan ditmpati olh 1 (satu) lubang. Pada Gambar 9 ditunjukkan 4 (mpat) buah lubang yang saling brdkatan dngan masingmasing lubang brdiamtr 0,56 mm pada suatu mdia luasan 0,81 0,81 mm 2. Gambar 9. Grid lingkaran jjari 0,28 mm, 4 buah mnmpati luasan 1,62 1,62 = 2,624 mm 2 Pnntuan bsar arus misi lktron yang mlalui dngan bsar arus misi trtntu, dapat dilakukan dngan cara mmvariasi ukuran jjari r srta nilai paramtr plasma dalam BGP (n dan T ). Pada BGP bntuk prsgi panjang brukuran ( ) cm 3 dngan mnggunakan luasan /mitor total sluas cm 2, diharapkan dapat diprolh arus brkas lktron optimum I yang tntunya juga akan brgantung pada nilai fisinsi kstraksi lktron α. Pada Tabl 3 ditunjukkan hasil prhitungan jumlah lubang pada luasan anoda misi A = cm 2 trhadap variasi jjari lubang r dngan jarak antara lubang h = 0,25 mm untuk lubang bntuk lingkaran atau bujur sangkar. Pada Tabl 4 ditunjukkan hasil prhitungan bsar arus misi lktron (I ) sbagai fungsi jjari (0,28 mm sampai dngan 0,90 mm) pada krapatan lktron plasma n = m -3 untuk brbagai nilai suhu lktron T (1 V s.d. 5 V), srta dilanjutkan pada Tabl 5 untuk T (6 V s.d. 10 V). Pada Tabl 6 ditunjukkan hasil prhitungan bsar I sbagai fungsi jjari (0,28 mm sampai dngan 0,90 mm) pada krapatan lktron plasma n = m -3 untuk brbagai nilai suhu lktron T (1 V s.d. 5 V), srta dilanjutkan pada Tabl 7 untuk T (6 V s.d. 10 V). Tabl 3. Hasil prhitungan jumlah lubang pada luasan anoda misi A = 1565 cm 2 trhadap variasi jjari lubang r dngan jarak h = 0,25 mm No Jumlah lubang (pada anoda misi A = cm 2 trhadap variasi jjari lubang r dngan jarak antar lubang h = 0,25 mm Jjari r (mm) Sisi bujursangkar s = (π r 2 ) 1/2 Luas mdia tiap L = (s + h) 2 Jum. lubang Bujur sangkar 1 0,28 0,50 0, ,30 0,53 0, ,40 0,71 0, ,50 0,88 1, ,60 1,06 1, ,70 1,24 2, ,80 1,42 2, ,90 1,59 3,

8 142 ISSN Agus Purwadi, dkk Tabl 4. Nilai arus misi lktron (I ) sbagai fungsi panjang sisi bujur sangkar atau jjari lubang r (pada n = m -3 untuk suhu lktron T = (1, 2, 3, 4, 5) V Panjang sisi bj. sangkar (mm) Jumlah lubang bj.sangkar / Suhu Elktron Plasma T (K)/Arus Emisi Elktron / / / / 0, ,5 16,3 19,9 23,0 25,7 0, ,0 17,0 20,8 24,1 26,9 0, ,4,2 20,1 24,6 28,4 31,8 0, ,5,8 22,4 27,4 31,6 35,4 1, ,7,0 24,1 29,5 34,1 38,1 1, ,8,0 25,5 31,2 36,0 40,3 1, ,8,8 26,6 32,5 37,6 42,0 1, ,9,4 27,5 33,7 38,9 43,4 Tabl 5. Nilai arus misi lktron (I ) sbagai fungsi panjang sisi bujur sangkar atau jjari lubang r (pada n =10 16 m -3 ) untuk suhu lktron T = (6, 7, 8, 9, 10) V Panjang sisi bj. sangkar (mm) Jum. lubang bj.sangkar / Suhu Elktron Plasma T (K)/Arus Emisi Elktron / / / / 0, ,2 30,4 32,5 34,5 36,4 0, ,5 31,8 34,0 36,1 38,0 0, ,8 37,6 40,2 42,6 44,9 0, ,7 41,8 44,7 47,4 50,0 1, ,7 45,1 48,2 51,1 53,9 1, ,1 47,6 50,9 54,0 56,9 1, ,0 49,7 53,1 56,4 59,4 1, ,6 51,4 55,0 58,3 61,4 Tabl 6. Nilai arus misi lktron (I ) sbagai fungsi panjang sisi bujur sangkar atau jjari lubang r (pada n = m -3 untuk suhu lktron T = (1, 2, 3, 4, 5) V Panjang sisi bj. sangkar (mm) Jumlah lubang bj.sangkar 11160/ Suhu Elktron Plasma T (K)/Arus Emisi Elktron / / / / 0, , , , , , , , ,34

9 Agus Purwadi, dkk ISSN Tabl 7. Nilai arus misi lktron (I ) sbagai fungsi panjang sisi bujur sangkar atau jjari lubang r (pada n =10 17 m -3 ) untuk suhu lktron T = (6, 7, 8, 9, 10) V Panjang sisi bj. sangkar (mm) Jum. lubang bj.sangkar Suhu Elktron Plasma T (K)/Arus Emisi Elktron / / / / / 0, , , , , , , , Pada Gambar 10 ditunjukkan gambar grafik data hasil ksprimn (awal) untuk bsar arus kstraksi brkas lktron I (A) trhadap variasi brbagai tgangan kstraksi (0 3000) Volt. Gambar 10. Grafik arus brkas lktron (A) vrsus tgangan kstraksi (Volt) pada bban R= 10 ohm Mnurut tori, bsar fisinsi kstraksi lktron akan brlaku untuk jjari lubang (r ) jauh lbih kcil dari pada tbal shat plasma (l ) dan nilai optimumnya sbsar α opt. = 0,50. Hal ini bolh diartikan bahwa nilai fisinsi α brada pada kisaran (0 50) %. Bsar fisinsi kstraksi lktron (α) pada tgangan kstraksi (maksimum) yang akan diprolh adalah sbsar α = I /I ADPS = 29,80 A / 80 A = 37,25. Slanjutnya dapat dilihat dari Tabl (hasil prhitungan), bsar arus misi brkas lktron I yang nilainya mndkati 29,80 A trsbut adalah sbsar I = 29,50 A (pada Tabl 5), shingga ukuran lubang dan paramtr plasma yang brssuaian dan atau yang trbaik untuk dipakai dalam IEP adalah bntuk bujur sangkar dngan panjang sisi p = 0,53 mm atau p mndkati nilai 0,50 (p 0,50 mrupakan ukuran umum di pasaran) srta paramtr plasma pada BGP mnggunakan krapatan lktron n = m -3 dan suhu lktron plasma T = 6 V. KESIMPULAN Bsar krapatan plasma n brgantung pada dimnsi (volum) BGP dan bsar arus lucutan busur plasma I d srta lbar pulsa τ yang trjadi di dalam BGP, sdang nilai I d dan τ trsbut brgantung pada pngoprasian/pngaturan sistm sumbr daya pmicu dan sumbr daya lucutan busur plasma. Atas dasar hasil prhitungan dapat disimpulkan bahwa untuk pnggunaan I d = 80 A dngan τ = 100 µs pada n = cm -3 dan luas lubang misi brkas lktron (65 x 15) cm 2 dapat digunakan dimnsi BGP bntuk prsgi panjang dngan ukuran (802040) cm 3. Dari hasil prhitungan dan ksprimn awal diprolh nilai fisinsi kstraksi lktron (α) pada tgangan kstraksi V = 3 kv adalah sbsar α = 37,25. Bntuk dan ukuran lubang yang trbaik untuk digunakan pada prangkat IEP adalah bntuk bujur sangkar dngan panjang sisi p 0,50 mm srta paramtr plasma pada BGP yang digunakan adalah n = m -3 dan T = 6 V. UCAPAN TERIMA KASIH Pnulis mngucapkan banyak trima kasih kpada Bapak Kapus PSTA BATAN yang tlah mmbiayai pnlitian ini mlalui Proyk DIPA 2015 srta kpada smua rkan-rkan di grup pnlitian Sumbr Elktron Katoda Plasma atas sgala masukan dan sarannya shingga makalah ini bisa dislsaikan, smoga smua amal mrka akan mndapatkan balasan yang stimpal dari Allah SWT. DAFTAR PUSTAKA 1. Sudjatmoko, dkk., Uji Fungsi Prangkat Sistm Sumbr Elktron Katoda Plasma Untuk Larg Ara E-Bam, Usulan Kgiatan

10 144 ISSN Agus Purwadi, dkk (Krangka Acuan Krja Tingkat Komponn) Tahun Anggaran 2014, PSTA BATAN Yogyakarta, J.Z. Glizr, V. Vkslman, S. Yatom, J. Flstinr, and Y.E. Krasik, Radiation Effcts & Dfcts in Solids, First, 1-10, J.Z. Glizr, V. Vkslman, S. Yatom, J. Flstinr, and Y.E. Krasik, Journal of Applid Physics 103, h t t p : / / w w w. g l o w - discharg.com/?physical_background:glow_d ischargs: Discharg_ Rgims, A. Krokhmal, J.Z.Glizr, Ya.E.Krasik, V.T.S. Gurovich, and J.Flstinr, Grid-controlld Elctron Emission From A Hollow-Anod Elctron Sourc, Physics Dpartmnt, Tchniuon, Haifa, Isral, 7 January Efim Oks, Lctur 6 Elctron Extraction, prsntd in BATAN Acclrator School, Yogyakarta, Indonsia, 5 th - 9 th Dc Efim Oks, Plasma Cathod Elktron Sourcs, Physics, Tchnology, Applications, Institut of High Currnt Elktronics (IHCE), Russian Acadmy of Scincs, 2/3 Akadmichiscy Av, Russia. Translatd from Russian by Titiana, Chrkashina and Anna Korovina Dcmbr (2006). 8. R. Purwadi, t al., Application of Larg Ara Plasma Cathod Elktron Bam for Natural Rubbr Vulcanitation, ITAC Ltd., 8-2 Kamisuwa Tsubam City Niigata Niigata, Japan (2010) J.A. Bittncourt, Fundamntal Of Plasma Physics, Rsarch Scintist and Profssor Institut For Spac Rsarch (INPE), p , Prgamon Prss (Aust.) Pty. Ltd., PO. Box544, Potts Point, N.S.W., Australia (2011) 10. Efim Oks, Lctur 4 Mchanisms of plasma lctron mission (lctron mission 1), prsntd in BATAN Acclrator School, Yogyakarta, Indonsia, 5 th - 9 th Dcmbr (2011). 11. A.V. Zharinov, Yu.A. Kovalnko, I.S. Roganov, P.M. Tryukanov, Sovit Physics Tchnical Physics, 31, No. 1, 39 (1986). 12. Efim Oks, Lctur 4 Elctron mission from plasma, prsntd in BATAN Acclrator School, Yogyakarta, Indonsia, 5 th - 9 th Dcmbr (2011). 13. Efim Oks, Lctur 3 Basic Plasma Paramtrs (Elctron tmpratur T ), prsntd in BATAN Acclrator School, Yogyakarta, Indonsia, 5 th - 9 th Dcmbr (2011). 14. Agus Purwadi, Optimasi Arus Brkas Elktron dan Pnntuan Harga Paramtr Plasma Dalam Bjana Gnrator Plasma, Jurnal Iptk Nuklir, Ganndra, Volum 17 Nomor 2 Juli 2014, ISSN , Trakrditasi Nomor: 551/AU2/P2MI-LIPI/06/2013, Pusat Sains dan Tknologi Akslrator-BATAN, Yogyakarta, Juli (2014). 15. Efim Oks, Lctur 4 Mchanisms of plasma lctron mission, Acclrator School, Yogyakarta, Indonsia (5 th - 9 th Dcmbr 2011). 16. Efim Oks, Lctur 8 DUET Broad bam lctron sourc, prsntd in BATAN Acclrator School, Yogyakarta, Indonsia (5 th - 9 th Dcmbr 2011) TANYA JAWAB Darsono - cara mngukur arus lktron? Agus Purwadi Mdan magnt trinduksi B(t) olh arus lucutan I(t) I ( t) : B( t) 2a AN Fluks: ( t) ANB( t) I ( t) 2a Tgangan trinduksi V(t) yang lwat trminal koil: d( t) AN di ( t) V ( t) dt 2a dt Supaya I(t) dapat trukur dalam praktk digunakan rangkaian kivaln Rangkaian kivaln : Prsamaan rangkaian kivaln tgangan V(t) loop trtutup di 1 V ( t) Lc i( R Rc) dt C t 0 tdt

11 Agus Purwadi, dkk ISSN Digunakan rsistor R>>R c dan R>> L c 1 V ( t) ir C V( t) ir t 0 tdt Tgangan kluaran koil V o(t) trintgrasi 1 Vo ( t) RC t 0 V ( t) dt ANI ( t) 2aRC V o ( t) atau I( t) Vo ( t) 2 arc AN Trlihat bahwa arus lktron I(t) hanya brgantung pada V o(t) yang trukur pada osiloskop (bsaranbsaran lain adalah konstanta/dapat diukur langsung) o r o : prmabilitas diruang hampa r : prmabilitas rlatif 2. Mtod Faraday Cup Mnampung brkas lktron pada luasan trtntu dan diukur arus yang mngalir dngan mmasang ssuatu tahanan 3. Mtod R-Shunt Diukur arus lktron I atas dasar pmasangan tahanan (R-Shunt) Hukum Ohm V I R Bsar : R = trukur/dibuat Harga V = diprolh dngan bantuan alat osiloskop

ANODA EKSTRAKTOR ELEKTRON PADA BEJANA GENERATOR PLASMA DAN PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS ELEKTRONNYA

ANODA EKSTRAKTOR ELEKTRON PADA BEJANA GENERATOR PLASMA DAN PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS ELEKTRONNYA Volum 14, Novmbr 2012 SSN 1411-1349 Agus Purwadi, Widdi Usada, Bambang Siswanto, Sukidi Pusat Tknologi Akslrator dan Pross Bahan BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Tlp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM ELEKTRODE IGNITOR UNTUK PERANGKAT SISTEM IRADIATOR ELEKTRON PULSA

PERANCANGAN SISTEM ELEKTRODE IGNITOR UNTUK PERANGKAT SISTEM IRADIATOR ELEKTRON PULSA 204 ISSN 0216-3128 Lly Susita dan Ihwanul Aziz PERANCANGAN SISTEM ELEKTRODE IGNITOR UNTUK PERANGKAT SISTEM IRADIATOR ELEKTRON PULSA Lly Susita R.M. dan Ihwanul Aziz Pusat Sains dan Tknologi Akslrator,

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

DESAIN AWAL SISTEM KENDALI PARAMETER BERKAS RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma PTAPB BATAN YOGYAKARTA

DESAIN AWAL SISTEM KENDALI PARAMETER BERKAS RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma PTAPB BATAN YOGYAKARTA DESIN WL SISTEM KENDLI RMETER BERKS RDISI MESIN BERKS ELEKTRON 350 k/10 m TB BTN YOGYKRT SUTNTO Skolah Tinggi Tknologi Nuklir Badan Tnaga Nuklir Nasional - BTN JL.Babarsari Kotak os 6101 YKBB, Yogyakarta

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA

OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA Optimasi Arus Berkas Elektron dan Penentuan Harga Parameter Dalam Bejana Generator Plasma (Agus Purwadi) OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA ELECTRON

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

GABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1

GABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 TEGSN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 UNIT 10 RINSI GBUNGN OBJEKTIF : mplajari dan mmahami prinsip gabungan tgasan trus dan tgasan lntur, prkaitannya dngan bban sipi, strusnya mngira dan mlakar taburan tgasan

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN. JUDUL PRAKTIKUM PENENTUAN MUATAN SPESIFIK (e/m) ELEKTRON

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN. JUDUL PRAKTIKUM PENENTUAN MUATAN SPESIFIK (e/m) ELEKTRON LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN JUDUL PRAKTIKUM PENENTUAN MUATAN SPESIFIK (/) ELEKTRON OLEH: NAMA : THATHIT SUPRAYOGI NIM : 1303615513 OFFERING : N- KELOMPOK : PEMBIMBING : Dr. HARI WISODO, M. Si LABORATORIUM

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2)

SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2) SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2) Abstrak Ssuai dngan praturan trbaru yang ditrbitkan olh Pmrintah Indonsia, sistm prpipaan transmisi dan distribusi untuk minyak

Lebih terperinci

PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI

PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI DETERMINATION OF PLASMA SPOT CURRENT AND ARC DISCHARGE PLASMA CURRENT

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 29 November 2013

Hendra Gunawan. 29 November 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hndra Gunawan Smstr I, 013/014 9 Novmbr 013 Latihan (Kuliah yang Lalu) Ssorangygtingginya~1,60 m brdiri ditpiatastbing, mlihat lh k laut yang brada ~18,40 m di bawahnya. Pada saatitu

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK MODELING PENGTURN KECEPTN MOTOR DC DENGN SIMULINK Olh : I N Satya Kumara Staf Pngajar Tknik Elktro Univrsitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Email: ins_kumara@yahoo.com Intisari Motor arus sarah (motor

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER

MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER Tomi Tristono 1 1 adalah Dosn Fakultas Tknik Univrsitas Mrdka Madiun Abstract A hat transfr modl of a-multilayrs cylindrical shap with

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika. Oleh: Margareta Inke Mayasari NIM :

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika. Oleh: Margareta Inke Mayasari NIM : PLAGIA MRUPAKAN INAKAN IAK RPUJI PRHIUNGAN BAAS RNAH NILAI PRBANINGAN ANARA SUHU BY AN SUHU KRISAL SCARA NUMRIK UNUK MNNUKAN PNGARUH SUHU RHAAP PANAS JNIS KRISAL Skripsi iajukan untuk Mmnuhi Salah Satu

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas Pngaruh Posisi Pipa Sgi Empat dalam Aliran Fluida Trhadap Prpindahan Panas Kaprawi Jurusan Tknik Msin, Fakultas Tknik UNSRI, Palmbang E-mail: kaprawis@yahoo.com ABSTRAK Sbuah pipa brpnampang sgi mpat dipasang

Lebih terperinci

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA UJICOBA SISTEM EEKTRODE SUMBER EEKTRON Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Wirjoadi, ely Susita RM, Widdi Usada PTAPB-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : gs_purwadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Ringkasan atri Kuliah ETODE-ETODE DASAR PERSAAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Pndahuluan Prsamaan dirnsial adalah prsamaan ang mmuat turunan satu atau bbrapa) ungsi ang takdiktahui skipun prsamaan sprti itu harusna

Lebih terperinci

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS L.) SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC 1) Maya Sukma

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA Aminus Salam. Budi Santoso, Saefurrachman, Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : aminussalam@yahoo.com ABSTRAK. Telah

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena Availabl onlin at TRANSMISI Wbsit http://journal.undip.ac.id/indx.php/transmisi TRANSMISI, 13 (1), 2011, 39-45 Rsarch Articl Prancangan dan Analisa Antna Mikrostrip dngan Frkunsi 850 MHz untuk Aplikasi

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL BAB DISTRIBUSI IDUK DA DISTRIBUSI SAMEL.. EDAHULUA Jika suatu bsaran mmiliki nilai ssungguhnya sdangkan hasil ukurnya adalah maka kita mngharapkan hasil pngamatan mndkati, namun knyataannya tidak slalu

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

BAB VI MODEL ELEKTRON BEBAS ( GAS FERMI )

BAB VI MODEL ELEKTRON BEBAS ( GAS FERMI ) A VI MODL LKRON AS GAS RMI MARI 6.1. ltron bbas dalam satu dimnsi. 6.1.1.tingat nrgi 6.1..distribusi rmi-dirac 6.1..nrgi rmi 6.. ltron bbas dalam tiga dimnsi. 6..1.nrgi rmi untu tiga dimnsi. 6...cpatan

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA

KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA Kusmiyati 1, Virgita Dwi Rachmatika 2, Dnny Vitasari 3, Ahmad M Fuadi 4 1,2,3,4 Jurusan Tknik Kimia Univrsitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG x u comparator MVV RMVV vcc rst vcc rst COUNTER IC 407 COUNTER IC 407 0 0 switch cntral N N2 N3 N4 switch cabang rlay rlay snsor snsor out put out put BLOCK RANGKAIAN RELA BLOCK RANGK TRANSDUCER AC AC

Lebih terperinci