Fitra Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agus Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal 35-40

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fitra Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agus Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal 35-40"

Transkripsi

1 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal PENGARUH DIMENSI BATU KERIKIL PADA PERMUKAAN PELAT PENYERAP UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENYERAPAN PANAS RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER Fira Hamdani 1, Naif Fuhaid 2, Muhammad Agu Sahbana 3 ABSTRAK Pada eneliian ini adalah alah au energi yang daa membanu mayaraka khuunya dibidang rumah angga, memanfaaan olar waer heaer unuk roduki air hanga yang daa diakai unuk memenuhi kebuuhan ehari-hari eeri mandi. Sii yang kua dalam eneliian ini adalah ela enyera beon cor. Pela enyera berfungi unuk menyera ana dan meruakan komonen yang anga ening ada iem enyeraan ana radiai maahari. Dalam eneliian ini berujuan unuk mengeahui engaruh dimeni bau kerikil ada ermukaan ela enyera unuk meningkakan kinerja enyeraan ana radiai maahari ada olar waer heaer Peneliian dilakukan dengan menggunakan meode ekerimen. Adaun dimeni bau yang digunakan dalam varibel eneliian ini adalah ana dienambahan bau, 0.5 cm, 1 cm dan 1.5 cm. Bau erebu meruakan bau cor yang dileakkan ada ermukaan beon cor dan ebagian dari bau erebu ebagian dianamkan ada beon cor. Hubungan emeraur ela, emeraur kaca dan emeraur lingkungan erhada radiai harian maahari dieroleh radiai eringgi anggal 22 Juni 2013 yaiu ebear kj/m 2, hal ini juga berengaruh erhada emeraur, yaiu unuk emeraur lingkungan (TL) yaiu ebear C, emeraur kaca enuu (Tk) yaiu C, Temeraur ela enyera adalah C. Kemudian hubungan dari beberaa dimeni yang elah di uji erhada radiai maahari dieroleh bahwa emeraur erbaik erjadi ada dimeni 2 cm, ebab dengan dimeni kerikil yang lebih bear mamu menyera dan menghailkan ana yang anga inggi. Kaa kunci: Dimeni bau, ela enyera, radiai maahari. PENDAHULUAN Laar Belakang Pair bei meruakan alah au endaan bei yang elain elah dimanfaakan ebagai bahan camuran dalam induri emen juga memunyai roek unuk dikembangkan ebagai bahan baku bei baja euai dengan erkembangan eknologi engolahan dan kebuuhan aar. Selain iu juga air bei juga digunakan unuk membua beon. Samai aa ini eklorai air bei udah banyak dilakukan baik oleh ihak waa mauun emerinah, namun belum ada edoman baku eklorai air bei yang bia diakai ebagai acuan ekni, eruama dalam enyuunan laoran hail eklorai air bei. Kolekor berfungi unuk menyera ana dan meruakan komonen yang anga ening ada iem enyeraan energi radiai maahari. Berbagai eneliian dilakukan unuk meningkakan efiieni enyeraan ana kolekor yang digunakan unuk meningkakan efiieni euai dengan eneraannya. Peneliian ebelumnya yang ernah dilakukan Lemoy (2003), enambahan bau kerikil ada ela enyera beon cor, menghailkan rodukifia dan efiieni harian olar ill lebih inggi dibandingkan ana bau kerikil. Menuru Moninja (2004), kolekor jeni beon cor daa meningkakan efiieni olar ill lebih inggi dibandingkan kolekor jeni embaga. Imail (2007), menelii ela enyera jeni beon cor, aluminium, eng dan embaga ada olar heaer, menghailkan ela enyera dengan emeraur eringgi adalah jeni embaga, edang efiieni enyeraan ana yang abil adalah jeni beon cor. Imail dan Fuhaid (2012), Komoii beon cor erbaik adalah komoii beon cor yang di injau dari kua ekan dengan erlakuan ana, erlakuan emanaan buaan (daur lirik) dan dari enyeraan ana radiai maahari dan Keebalan kolekor beon cor erbaik adalah keebalan 5 cm dalam menyera ana radiai maahari dan memiliki emeraur eringgi ada erlakuan emanaan dan memiliki kua ekan yang relaif inggi. Berdaarkan eneliian yang elah dilakukan, kolekor dengan enambahan bau kerikil ada ela enyera beon cor, menghailkan rodukifia dan efiieni harian olar ill lebih inggi dibandingkan ana bau kerikil. Namun dalam hal ini belum dilakukan eneliian lebih mendalam enang dimeni bau kerikil ada ermukaan ela enyera beon cor unuk meningkakan kinerja enyeraan ana radiai maahari ada olar waer heaer. Rumuan Maalah Berdaarkan laar belakang di aa, maka rumuan maalah yang akan dibaha adalah bagaimana engaruh enambahan dimeni bau kerikil ada ermukaan ela enyera beon cor unuk meningkakan kinerja enyeraan ana radiai maahari ada olar waer heaer. Baaan Maalah Suaya embahaan idak melua dan erarah ada ermaalahan yang ada, maka erlu diberikan baaan maalah yaiu: 1) Mahaiwa Juruan Teknik Mein Univeria Widyagama Malang 2) dan 3) Saf Pengajar Juruan Teknik Mein Univeria Widyagama Malang 35

2 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal Permaalahan hanya ada engujian dimeni bau kerikil ada ermukaan beon cor 2. Dimeni bau kerikil yang digunakan : 0.5 cm, 1 cm, 1.5 cm, 2 cm dan ana erlakuan dimeni 3. Kaca enuu yang digunakan adalah 3 mm 4. Keebalan beonnya 5 cm 5. Ukuran ela enyera 30 cm x 30 cm 6. Pengujian idak membaha mengenai engaruh kooran eeri debu Tujuan Peneliian Tujuan eneliian ini adalah unuk memeroleh daa dan ukuran yang ea ada dimeni bau kerikil erhada kinerja enyeraan ana ela enyera radiai maahari ada olar waer heaer. Manfaa Peneliian Peneliian anga ening unuk dilakukan unuk mendaakan manfaa, dianaranya ebagai beriku: 1. Daa memanfaakan energi erbarukan yaiu energi maahari, ehingga daa mengurangi keerganungan erhada energi ak erbarukan dan mengurangi efek rumah kaca. 2. Daa meningkakan kinerja beon cor ebagai ela enyera ana radiai maahari dalam menyera dan menyiman radiai maahari, era menranfer ke fluida kerja. TINJAUAN PUSTAKA Pela enyera/kolekor berfungi unuk menyera ana radiai maahari dan meruakan komonen yang anga ening ada iem olar waer heaer ederhana. Kolekor Tenaga Surya Berdaarkan bear emeraur ana yang diinginkan benuk engumul ana ecara gari bear daa dikelomokkan aa dua bagian yaiu: 1. Pengumul emua dengan emuaan Pengumul emua dengan emuaan rendah yaiu anara 80 o C /d 150 o C. 2. Pengumul ela daar unuk emeraur lebih rendah dari 80 o C. Efeieni Pengumul Kolekor Pela Daar Nilai enyeraan ana (α ) ada ela enyera akan memakimalkan efiieni enerima energi maahari. Efiieni enyeraan ada eia elang waku engamaan () didefiniikan ebagai erbandingan energi ana yang diera ela enyera (Q u ) erhada bearnya radiai ana yang dierima (G ) oleh ermukaan ela enyera (A c ); Qu η A. G. dimana η adalah efiieni ela enyera, edangkan ana yang diera oleh ela enyera ada elang waku erenu (Duffie dan Beckman. 1980): Q mc T T u c ( ) i ehingga efiieni ela enyera: ( T T) mc i η Ac xgx dengan: m Maa ela enyera (kg) C Pana jeni ela enyera (kj/kg. C) T Temeraur akhir ela enyera ( C) T i Temeeraur awal ela enyera ( C) G Radiai harian maahari ( W/m 2 ) A Luaan dari bain (m 2 ) Q u Energi ana yang diera (kj) Waku engamaan (deik) η Efiieni (%) Penyeraan energi ana makimum erjadi aabila idak ada kehilangan ana ke udara ekiar yaiu aabila U L 0, ehingga bear nilai anyeraan (α ) daa dienukan dari iik oong grafik dengan umbu ordina efiieni (η ). Hubungan anara nilai efiieni (η ) enyeraan dengan nilai ( T Ta ) G diunjukkan ada gambar dibawah ini. η U η α ( T T ) ( T T ) G Gambar 1. Grafik karakeriik efiieni enyeraan ela enyera (Sumber: Duffie dan Beckman. 1980:251) Beon Kaa Beon dalam bahaa Indoneia beraal dari kaa yang ama dalam bahaa belanda. Kaa concree dalam bahaa Inggri beraal dari bahaa lain concreu yang berari umbuhan berama aau menggabungkan menjadi au. Dalam bahaa Jeang digunakan kaa konau-zai, yang ari harafiahnya maerial-maerial eeri ulang; mungkin karena agrega miri ulangulang hewan. Beon adalah camuran dari agrega halu dan agrega kaar (air, kerikil, bau ecah, aau jeni agrega lainnya) dengan emen, yang dieraukan oleh air dalam erbandingan erenu. Maerial Pembenuk Beon Unuk memahami dan memelajari eluruh erilaku elemen gabungan dierlukan engeahuan enang karakeriik maing-maing komonen. Beon dihailkan dari ekumulan ineraki mekani dan kimiawi ejumlah maerial embenuknya (Nawy, 1998). L G a a 36

3 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal Semen Porland (PC) Porland Cemen aau biaa diebu emen adalah bahan engika hidroli berua bubuk halu yang dihailkan dengan cara menghalukan klinker (bahan ini eruama erdiri dari ilika ilika kalium yang berifa hidroli), dengan bau gi ebagai bahan ambahan. Bahan baku embuaan emen adalah bahan yang mengandung kaur, ilica, alumina, okida bei, dan okida-okida lain. Jika bubuk halu erebu dicamur dengan air, dalam beberaa waku daa menjadi kera. Camuran emen dengan air erebu dinamakan aa emen, jika aa erebu dicamur dengan air akan menjadi morar emen. 2. Agrega Agrega adalah buiran mineral alami yang berfungi ebagai bahan engii dalam camuran beon yang mengii hamir 50 % amai 80 % dari volume beon, ehingga ifa-ifa dan muu agrega anga berengaruh erhada ifa-ifa dan muu beon. Ada dua jeni agrega, yaiu agrega halu (air), dan agrega kaar (kerikil). 1. Pair dibedakan menjadi iga yaiu ; a. Pair galian, air jeni ini ada umumnya ajam, berudu, berori, dan beba dari kandungan garam yang membahayakan. Namun air ini ering ercamur dengan kooran/anah, ehingga haru dicuci dulu ebelum digunakan. b. Pair ungai, umumnya berbuir halu dan berbenuk bula, maka daya leka anar buir kurang baik. c. Pair lau, benuk buirnya halu dan bula. Banyak mengandung garam, ehingga idak baik unuk bangunan. 2. Kerikil dibedakan menjadi dua jeni yaiu : a. Alami, yaiu bau yang beraal dari eriiwa alami eeri agrega beku b. Bau ecah, yaiu kerikil dari hail emecahan bau. Cara yang aling banyak dilakukan unuk membedakan jeni agrega, adalah dengan didaarkan aa bear buiran-buirannya. Penggunaan agrega dalam beon adalah unuk menghema enggunaan emen Porland, menghailkan kekuaan yang bear ada beon, mengurangi uu engeraan, mencaai uunan yang ada dan mengonrol workabiliy (ifa mudah dikerjakan). Gradai agrega adalah diribui ukuran kekaaran buiran agrega. Gradai diambil dari hail engayakan dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 mm, dan 40 mm unuk kerikil. Unuk air lubang ayakannya 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm, dan 0,15 mm. 3. Air Semen idak bia menjadi aa ana air. Air haru elalu ada di dalam beon cair, idak aja unuk hidrai emen, eai juga unuk mengubahnya menjadi uau aa ehingga beonnya lecak (workable). Jumlah air yang erika dalam beon dengan fakor airemen 0.65 adalah ekiar 20 % dari bera emen ada umur 4 minggu. Dihiung dari komoii mineral emen, jumlah air yang dierlukan unuk hidrai ecara eorii adalah 35-37% dari bera emen. Tujuan uama dari enggunaan air adalah agar erjadi hidrai, yaiu reaki kimia anara emen dengan air yang menyebabkan camuran ini menjadi kera eelah beberaa waku erenu. METODE PENELITIAN Tahaan Peneliian Tahaan eneliian eeri ada diagram alir beriku: Gambar 2. Diagram Alir Tahaan eneliian Peralaan Peneliian Pengujian enyeraan ana radiai maahari dilakukan Proe enceakan beon dan engambilan daa ela enyera erhada emeraur radiai maahari akan dilakanakan di Perum Candi Renggo Ari Blok N-4 Singoari Malang Model eralaan uji dan ala ukur daa diliha ada gambar dibawah ini; Gambar 3. Skema uji enyera ana radiai maahari 37

4 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal Proedur engujian Pada engujian enyeraan ana radiai maahari, engamaan dilakukan mulai jam WIB amai WIB hari berikunya dan langung berada dibawah inar maahari dengan durai encaaan daa dilakukan eia 5 meni. Adaun roedur engujian ebagai beriku: 1. Pengambilan daa emeraur ela enyera, radiai harian maahari, dan emeraur lingkungan dilakukan ecara beramaan dengan durai engambilan daa eia 5 meni. 2. Pengambilan daa eia blok dilakukan elama 5 hari ecara berama 3. Radiai harian maahari diambil di BMKG Karangloo Malang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hail Pengujian Dari hail engujian engaruh dimeni bau kerikil erhada enyeraan ana radiai maahari dengan menggunakan lima engujian yaiu dimeni ukuran 0.5 cm, 1 cm, 1.5 cm, 2 cm dan ana menggunakan dimeni. Dari hail engujian iu, akan menghailkan ana dan enyeraan ana yang berbeda-beda. Pana yang dihailkan dari beon cor yang udah diuji akan dianalia grafik hubungan emeraur lingkungan, emeraur kaca dan ela enyera erhada waku, grafik emeraur raa-raa harian dan radiai maahari erhada engujian lima dimeni yang berbeda, grafik efiieni enyeraan ana erhada erhada radiai maahari. Pengujian elama lima hari iu menghailkan radiai yang berbedabeda dari daa BMKG Karangloo. Perhiungan efiieni Beon Dari hail engujian anggal 18 Juni 2013 dieroleh daa dan dilakukan erhiungan adalah ebagai beriku: Perhiungan energi ana yang diera ela enyera ana dimeni Q u mc ( T T ) Perhiungan efiieni Beon Dari daa hail eneliian yang elah dilakukan, kemudian dilakukan erhiungan efiieni beon cor. Conoh erhiungan ada engujian anggal 18 Juni 2013 dengan menggunakan komoii kolekor beon cor (2 Pair, 2 emen dan 3 koral) ( T T) mc Rumu Efiieni : η Ac. G. ( ) 13.08x653 η 0.09x x300 i i 100% 100% 31.9% Hubungan Temeraur Lingkungan Terhada Radiai Harian Maahari Dari daa hail eneliian yang elah dilakukan, kemudian daa dibua grafik hubungan emeraur lingkungan erhada radiai harian maahari, ebagai beriku : Gambar 4. Hubungan emeraur lingkungan erhada radiai harian maahari. Berdaarkan gambar 4. Grafik hubungan emeraur lingkungan erhada radiai harian maahari diaa daa dianalia bahwa emeraur lingkungan diengaruhi oleh radiai maahari, yaiu naik menjelang iang hari dan urun keika menjelang ore hari. Saa radiai maahari naik maka emeraur lingkungan juga iku naik, hal ini daa diliha ada grafik diaa emeraur lingkungan eringgi erdaa ada engujian hari kelima anggal 20 juni 2013 ebear C dengan radiai maahari kj/m 2. Daa radiai harian maahari, dieroleh dari BMKG Karangloo Malang. Kemudian Temeraur lingkungan erkecil erjadi ada hari kedua anggal 18 Juni 2013 dengan radiai harian maahari (kj/m 2 ). Hubungan Temeraur Pela Terhada Radiai Maahari Dari daa hail eneliian yang elah dilakukan, kemudian daa dibua grafik hubungan emeraur ela enyera erhada radiai maahari adalah ebagai beriku: Gambar 5. Grafik Hubungan Temeraur Kaca Terhada Radiai Harian Maahari Berdaarkan grafik diaa hubungan anara emeraur ela erhada radiai harian maahari daa dikeahui ada hari kedua radiai harian maahari ebear kj/m 2 dan hari kelima radiai maahari ambah lebih bear kj/m 2 begiu juga Temeraur ela juga meningka, dengan emeraur 38

5 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal ela 1 adalah C, emeraur Pela 2 ebear C, emeraur Pela 3 ebear C, emeraur Pela 4 ebear C, dan emeraur Pela 5 ebear C. Temeraur ela 5 lebih bear dari ada yang lainnya, hal ini diebabkan karena dimeni kerikil 2 cm yang erleak diermukaan beon cor mamu menyera dan menghailkan ana yang lebih inggi dibandingkan dengan yang lainnya. Kalau dimeninya kecil maka ela enyera beon cor juga kecil menyera dan menghailkan ana. Hubungan Temeraur Kaca Terhada Radiai Harian Maahari Dari daa hail eneliian yang elah dilakukan, kemudian daa dibua grafik hubungan emeraur kaca erhada radiai maahari ebagai beriku : Gambar 6 Grafik Hubungan Temeraur Kaca Terhada Radiai Harian Maahari Berdaarkan grafik diaa hubungan anara emeraur kaca erhada radiai harian maahari daa dikeahui ada hari kedua radiai harian maahari ebear kj/m 2 dan hari kelima radiai maahari ambah lebih bear kj/m 2 begiu juga Temeraur Kaca juga meningka, dengan emeraur kaca 1 adalah C, emeraur kaca 2 ebear C, emeraur kaca 3 ebear C, emeraur kaca 4 ebear C, dan emeraur kaca 5 ebear C. Temeraur kaca 5 lebih bear dari ada yang lainnya, hal ini diebabkan karena engaruh emeraur dari ela yang mamu menghailkan ana yang lebih inggi. Efiieni Pela Penyera Beon Cor Terhada Radiai Harian Maahari Dari daa hail eneliian yang elah dilakukan, kemudian daa dibua grafik efiieni ela enyera beon cor erhada radiai harian maahari ebagai beriku : Gambar 7 Grafik Efiieni Pela Penyera Beon Cor Berdaarkan grafik diaa daa dianalia hubungan efiieni ela enyera beon cor erhada radiai harian maahari daa dikeahui bahwa, ada hari erama anggal 18 Juni 2013 radiai harian maahari ebear kj/m 2 dan efiieni 1 adalah 31.9 %, Efiieni 2 ebear 35.3 %, efiieni 3 ebear 37.0 % dan efiieni 5 adalah ebear Pada hari kedua radiai maahari naik menjadi kj/m 2 dan efiieni ela enyera beon cor juga naik. Semakin kecil radiai maahari emakin kecil ula efiieninya. Begiu ula ebaliknya jika radiai maahari naik efiieninya juga naik. Hal ini diebabkan ebagaimana mc ( T Ti) rumu efiienii beon cor η 100%. Ac. G. Jadi radiai harian maahari berbanding erbalik dengan energi yang diera (kj) oleh beon. Pembahaan Dari hail engujian yang udah dijelakan diaa daa dilakukan embahaan ebagai beriku: Dari daa radiai harian maahari yang dieroleh di BMKG Karangloo Malang ada anggal Juni 2013 didaa bahwa, Seia hari radiai maahari anga berengaruh ada kondii cuaca unuk mendaakan daa eneliian, keika mendung dan hujan maka radiai yang dihailkan kecil. Semakin inggi radiai harian maahari maka akan emakin meningka juga emeraur lingkungan (Ta), Temeraur Pela (T), kaca enuu (Tg). Temeraur lingkungan diengaruhi oleh radiai maahari dan mengikui ola waku, yaiu naik menjelang iang hari dan urun keika menjelang ore hari, namun radiai maahari cenderung mengalami enurunan yang ajam, edangkan emeraur lingkungan urun ecara erlahan-lahan. Kalau emeraur ela enyera, naik urunnya emeraur ela enyera akan mengikui ola radiai maahari, arinya dengan radiai maahari yang inggi dibanu dengan angin yang idak berhembu kencang, maka efiieni enyeraan ana beon cor juga inggi. Kemudian, emeraur kaca keika menjelang iang hari akan naik ecara erlahan-lahan, dan akan mencaai uncaknya ada iang hari dan ada ore hari akan urun. Naik urunnya emeraur kaca enuu akan mengikui ergerakan dan ancaran radiai maahari, karena makin inggi radiai maahari maka emeraur kaca enuu juga akan inggi, emeraur kaca enuu juga diengaruhi oleh emeraur ela enyera dengan dimeni yang berbeda-beda. Pada Pengujian hari erama radiai maahari ebear kj/m 2, hari kedua kj/m 2, hari keiga kj/m 2, hari keema kj/m 2, dan kelima kj/m 2. Dimeni keriki ada ermukaan beon cor ada ola grafik yang udah dijelakan diaa dan radiai harian yang didaa dari BMKG, emakin bear dimeni kerikil, emakin bear ula energy maahari yang diera dan dihailkan oleh emeraur kaca, emeraur ela dan emeraur lingkungan. 39

6 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal KESIMPULAN Dari hail eneliian daa diimulkan bahwa emeraur ela enyera yang eringgi erjadi ada hari kelima anggal 22 Juni 2013 dengan radiai maahari harian ebear kj/m 2. Dimeni bau kerikil yang menghailkan kinerja enyeraan ana radiai maahari yang bear adalah ada dimeni kerikil 2 cm dengan bearnya radiai enyeraan ananya yang dihailkan C Saran Seelah melakukan eneliian, maka aran enuli adalah ebagai beriku: 1. Hail eneliian uahakan dilakukan ada cuaca yang bagu ehingga radiai maahari yang didaakan akan lebih bear. 2. Peneliian elanjunya daa juga diambah luaan ela enyera agar ana yang diera emakin bear dan enambahan dimeni kerikil yang lebih bear. 3. Memberikan informai keada mahaiwa dan mayaraka umum ebagai refreni dan olui dalam engembangan energy alernaife dan enghemaan energy lirik Negara. Moninja Nia C. V.(2004). Uaha-uaha unuk meningkakan efiieni dan rodukifia olar ill. Thei. Malang: Program Pacaarjana Juruan Teknik Mein Unibraw Malang. N.R. Imail dan N. Fuhaid (November 2012), An analyi of raw maerial for concree a meal hee for olar radiaion aborber, Ijre, ISSN , Vol. 3 Hal Rahmad Subarkah, (2001), Peneliian aborber olar ill unuk diilai air lau, Skrii, Malang: Juruan Teknik Mein FT Unibraw Malang DAFTAR PUSTAKA Ahlan (2005), Sudi ekerimen enyeraan ana radiai maahari ad aborber gelombang dengan variai laian ca hiam dan rofil inuoida. Tei. Unibraw Malang. Duffie J.A. dan Beckman W.A. (1980). Solar Engineering Of Thermal Procee. New York: John Willey & Son. Farid A. dan Imail N.R. (2009), Pengaruh ela enyera benuk gelombang erhada kinerja olar heaer ederhana. Jurnal Proon No 2 Vol Okober Hal 5-9. Imail N. R., (2007), Pengaruh jeni ela enyera dan laju aliran erhada kinerja olar heaer ederhana. PHK-A2. Teknik Mein Imail N. R., (2007), Pengaruh jarak dan jumlah ruang enyera erhada rodukifia dan efiieni harian olar ill. PDM DIKTI, Jakara. Imail N. R., dan Adiya C. (2010), Pengaruh komoii kolekor beon cor dan keebalan erhada efiieni enyeraan ana. PDM DIKTI, Jakara. Imail N.R. dan Fuhaid N. (2012), Analia Maerial Beon Cor Sebagai Pela Penyera Pana Radiai Maahari, PHB-Diki. Lermoy K.A. (2003), Pilo royek bain ie olar ill dieiir Probolinggo, Tei. Malang. Program Pacaarjana Teknik Mein Univ. Brawijaya Malang. 40

7 Fira Hamdani, Naif Fuhaid, Muhammad Agu Sahbana (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan 1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini. NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara ENDAHUUAN P Belg aar idenifikai awali belajar roe iemaika S - uahaani erjanya enyebab menganalia lanjukan, elah, emecahan uaya ebagai alernaif beberaa muncul meme : ianaranya d awah ekoiem agro engelolaan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.*

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang Fakula Teknik Juruan Teknik Sipil Univeria Brawijaya Malang erubahan emperaur ekpani (+) aau konraki (-) bahan egangan dan regangan 1 Dimana : ε = regangan ermal α = koefiien ekpani ermal (1 / C) Δ = 1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma Lalace Tranform Penganar Maemaika Teknik Kimia Muhia Elma Penemu Pierre-Simon LPLCE 749 87 hli Maemaika dari Peranci Lalace Tranform Rumu lain.. ω σ π σ σ j d e j x d e x j j.. 0 [x] x - [] Kone variabel

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-164

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-164 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (4) 337-35 (3-98X Prin) D-64 Analii Inerveni unuk Evaluai Pengaruh Bencana Lumur Laindo dan Kebijakan Pembukaan Areri Porong Terhada Volume Kendaraan di Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK Frandy Ferdian, Amelia Makmur, S.T., M.T. Binus Universiy, Jl.

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

Analisa pasang surut dilakukan untuk menentukan elevasi muka air rencana bagi

Analisa pasang surut dilakukan untuk menentukan elevasi muka air rencana bagi BAB II TEORI DASAR. PASANG SURUT Analisa asang suru dilakukan unuk menenukan elevasi muka air rencana bagi erencanaan fasilias lau (dermaga, jaringan ia, revemen, dan breakwaer), mengeahui ie asang suru

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik. Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM) JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T,

Lebih terperinci

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS Keenagalirikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Deember 2014 : 139 1 ISSN 1978-2365 PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS EVALUATION OF TOUCH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Sub Kompetensi. satuan sintetik berdasarkan ketersediaan data karakteristik DAS

Sub Kompetensi. satuan sintetik berdasarkan ketersediaan data karakteristik DAS REKAYASA HIDROLOGI II HIDROGRAF SATUAN SINTETIK Sub Komeensi Mamu menghiung hidrograf Mamu menghiung hidrograf sauan sineik berdasarkan keersediaan daa karakerisik DAS 1 * H S * S Hidrograf Sauan Sineik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Bangun Ruang. Sifat-sifat Kubus. Jaring-jaring Kubus. jika dan hanya jika

Bangun Ruang. Sifat-sifat Kubus. Jaring-jaring Kubus. jika dan hanya jika angun Ruang. angun Ruang Sii aa 1) Pima efinii Pima adaah bangun uang yang memiiki bidang aa dan bidang aa yang ejaja dan konguen (ama), au ii ainnya bebenuk jaja genjang aau eegi anjang yang egak uu aauun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK Sobron Yamin Lubi, Roehan, Denny Handoko, Wahyudi Komala Juruan Teknik Mein Fakula Teknik Univeria Tarumanagara e-mail: Sobron_lb@yahoo.com

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X) Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI. Beberaa Definii dan Teorea Definii Nilai akiu dan iniu ialkan S daerah aal dari fungi f, yang eua iik c. aka : i fc adalah nilai akiu f ada S jika fc f unuk eua di S ii fc adalah

Lebih terperinci

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI SIMUSI KESTIN SISTEM KNT PD PEMUKN CIN MENGGUNKN METDE KUV EKSI PD METDE ZIEGE- NICS ESIS S DEPI Munhidhoul Ummah STK Dalam bidang eknologi elah dikembangkan uau pengonrol yang dapa mengaur keinggian cairan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Kombinasi Terhadap Jumlah Permintaan Darah di Surabaya (Studi Kasus: UDD PMI Kota Surabaya)

Analisis Peramalan Kombinasi Terhadap Jumlah Permintaan Darah di Surabaya (Studi Kasus: UDD PMI Kota Surabaya) JURNAL STATISTIKA Vol., No., () 5 Analisis Peramalan Kombinasi Terhada Jumlah Perminaan Darah di Surabaya (Sudi Kasus: UDD PMI Koa Surabaya) Winda Eka F., Ir. Dwiamono Agus W.,MIKom Jurusan Saisika, FMIPA,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODEL DERET WAKTU HIDDEN MARKOV

MODEL DERET WAKTU HIDDEN MARKOV 9 ; P j y π j { ; } P j y sama dengan sau jika engamaan berada ada sae j dan sama dengan nol jika engamaan berada ada sae selainnya Maka enduga raaraa unuk sae j ada ersamaan 8 akan sama dengan nilai raaraa

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini BANGUN-BANGUN GEOMETRI P PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-4 dalam maa kuliah Maemaika. Ii modul ini membaha enang bangun-bangun geomeri. Modul ini erdiri dari 3 kegiaan belajar. Pada kegiaan belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Dekomposisi Graf Hasil Kali Tiga Lintasan ke Dalam Sub Graf Perentang Reguler

Dekomposisi Graf Hasil Kali Tiga Lintasan ke Dalam Sub Graf Perentang Reguler Vol. 10, No. 1, 14-25, Juli 2013 Dekompoii Gaf Hail Kali Tiga Linaan ke Dalam Sub Gaf Peenang Regule Hamaai 1 Abak Dekompoii gaf G adala impunan * + dengan meupakan ubgaf dai Gyang memenui ( ) ( ) ( )

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK

PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK erna Alber Suoh 1), Maria D. Bobano 1) 1) Juruan Fiika, FMIPA, Unra, Manado e-mail: vernauoh@yahoo.co.id; bennylumi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM ELEKTROMEKANIKA

MODEL MATEMATIKA SISTEM ELEKTROMEKANIKA MOD MATMATIA SISTM TOMANIA PNGANTA Pada baian ini akan dibaha enenai ebuaan odel aeaika dari ie elekroekanika baik dala benuk eraaan differenial, funi alih auun diara blok Sie elekroekanika eruakan abunan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N. PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.R * Abstrak Telah banyak dilakukan usaha meningkatkan kinerja solar water

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONVERSI DAYA MAKSIMAL MODUL SURYA MELALUI DETEKSI TEGANGAN. Leonardus Heru Pratomo Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranana

SISTEM PENGKONVERSI DAYA MAKSIMAL MODUL SURYA MELALUI DETEKSI TEGANGAN. Leonardus Heru Pratomo Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranana E KAJAN MAH, lume 15, Nmr 1, Januari 2013 EM PENGKONE DAYA MAKMA MODU UYA MEAU DEEK EGANGAN enardu Heru Pram eknik Elekr Univeria Kalik egijapranana ABAK Krii energi yang diebabkan keerbaaan eredianya

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik JURNAL EKNIK POMIS Vol., No., () - Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Meode Jaringan Syaraf iruan di P. PJB Uni Pembangki Gresik Inan Mara Kusuma, Imam Abadi, S, M dan Deak Yan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL BAB III ERSAMAAN ARS DAN METODE TABEL 3. ersamaan Ars Meoda decline curve analysis (analisis enurunan kurva) meruakan suau meode yang sering digunakan unuk mengesimasi erhiungan cadangan yang daa diamil

Lebih terperinci

KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. Silvia Reni Yeni,MSi Nip : 195924081987022001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universias Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, anggal 20 desember

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN INI AOM A. SRUKUR INI Aom adalah bagian erkecil dari suau maeri yang masih memiliki sifa dasar maeri ersebu. Aom erdiri dari parikel-parikel subaom,

Lebih terperinci