PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK
|
|
- Ivan Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK erna Alber Suoh 1), Maria D. Bobano 1) 1) Juruan Fiika, FMIPA, Unra, Manado ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk menenukan konenrai parikel pada aap rokok pada beberapa ampel rokok yang menggunakan filer dan ampel rokok erebu merupakan rokok yang beredar di Indoneia. Ada 4 ampel rokok berfiler yang digunakan yakni filer x, filer B, filer DE, dan filer DF. Jumlah konenrai parikel aap rokok diukur dengan menggunakan P-Track. Hail peneliian yang di dapa bervariai berganung dari karakeriik filer yang ada pada maing -maing rokok erebu. Konenrai parikel aap rokok yang erukur dengan menggunakan beberapa filer didapakan bahwa dengan menggunakan Filer B akan mendapakan konenrai parikel paling inggi yaiu p/cc edangkan Filer DE konenrai parikel p/cc unuk Filer DF konenrai parikel p/cc dan Filer X konenrai parikel p/cc. Fakor emii parikel aap rokok yang dikeluarkan oleh baang rokok filer B lebih bear dibanding dengan filer lain oleh karena pada maing-maing filer memiliki karakeriik yang berbeda ehingga aap yang dikeluarkan akan anga berbeda. Dari daa erebu dapa dikeahui ingka bahaya parikel aap rokok ebanding dengan banyaknya aap rokok yang mauk ke deecor. Kaa kunci: P-Trak, konenrai Parikel, aap rokok SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK ABSTRACT Thi reearch aim o deermine he concenraion of paricle in cigaree moke in ome ample of cigaree and cigaree ample uing he filer i a cigaree ha circulaed in Indoneia. There are 4 ample of filered cigaree ued he filer x, filer B, filer DE, and DF filer. The amoun of moke paricle concenraion were meaured by uing he P-Track. Reul of reearch on may vary depending on he characeriic of he exiing filer on each of hee cigaree. The concenraion of paricle of cigaree moke meaured by uing muliple filer found ha by uing Filer B will ge a concenraion of paricle highe of p/cc while Filer DE paricle concenraion of p/cc o filer DF paricle concenraion p/cc and Filer X concenraion of paricle p/cc. Cigaree moke paricle emiion facor releaed by cigaree filer rod B i greaer han he oher filer becaue a each filer ha differen characeriic o ha he moke releaed will be very differen. From hee daa i can be een he danger level of cigaree moke paricle i proporional o he number of cigaree moke coming ino he deecor. Keyword: P-Trak, he concenraion of paricle, cigaree moke PENDAHULUAN Pencemaran udara aa ini elah mencapai ingka yang mereakan. Pencemaran udara diarikan ebagai mauknya za, energi, aau komponen lain ke dalam udara ambein oleh kegiaan manuia ehingga muu udara ambien urun ampai ke ingka erenu yang menyebabkan udara ambien idak dapa
2 Suoh dan Bobano: Pengukuran Konenrai Parikel 81 memenuhi funginya. Pencemaran udara idak hanya berupa aap mein pabrik aau meinmein kendaraan aja, namun juga aap aap rokok yang dapa kia emui dimana-mana, ayangnya dampak buruk akiba aap rokok idak hanya dianggung penikma aja namun orang-orang ekiar yang idak merokok yang iku menghiap aap rokok aau diebu perokok paif. Merokok elah dikeahui dapa menyebabkan gangguan keehaan. Gangguan keehaan ini dapa diebabkan olehnikoin yang beraal dari aap rokok yang dihiap oleh perokok. Dengandemikian penderia idak hanya perokok endiri (perokok akif) eapi juga orang yang berada di lingkungan aap rokok(environmenal Tobacco Smoke) aau diebu dengan perokok paif. Gangguan keehaan yang diimbulkan dapaberupa bronkii kroni, emfiema, kanker paru-paru, larink, mulu, faring, eofagu, kandung kemih, penyempianpembuluh nadi dan lainlain.namun demikian maih banyak orang baik laki-laki maupun perempuan yang belum aauidak dapa meninggalkan kebiaaan merokok ini. Merokok adalah membakar embakau yang kemudian diiap aapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.temperaur pada ebaang rokok yang engah dibakar adalah 900 unuk ujung rokok yang dibakar dan 30 unuk ujung rokok yang erelip dianara bibir perokok. Aap rokok yang diiap aau aap rokok yang dihirup melalui dua komponen: komponen yang leka menguap berbenuk ga dan komponen yang berama ga erkondenai menjadi komponen parikula. Dengan demikian aap rokok yang diiap dapa berupa ga ejumlah 85% dan ianya berupa parikel. Parikel merupakan unur buir (daar) benda aau bagian benda yang anga kecil dan berdimeni; maeri yang anga kecil, eperi buir pair, elekron, aom, aau molekul.pada peneliian ini akan mengukur berapa jumlah konenrai paikel yang erkandung pada aap rokok. Pada aap rokok yang yang diaumikan bula memiliki diameer parikel raa-raa 0,01 μm 1 μm. Maerial dan Meode Unuk mendapa ujuan yang ingin dicapai dalam peneliian ini pengukuran konenrai parikel aap rokok yang erhirup oleh manuia. Percobaan yang dilakukan adalah mengukur jumlah parikel aap yang keluar melalui filer. Pengukuran ini dengan menguji 4 baang rokok menggunakan filer dengan karakeriik yang berbeda yaiu Filer X pada rokok, Filer ipe B, Filer ipe DE dan Filer Tipe DF. Percobaan ini dilakukan dengan ampai rokok erebu habi erbakar dan rokok yang digunakan memiliki panjang 5 cm dengan waku empu anara 10 ampai 12 meni. Dengan menenpakan ujung enor pendeeki parikel aap rokok pada elang maka akan mengukur jumlah paricle dalam p/cc (parikel per cenimeer cubic). Ala pengukuran parikel aap rokok ini erdiri dari 3 buah elang yang diambung berjejeran mulai dari yang berdiameer paling kecil ampai berdiameer paling bear. Ujung elang berdiameer kecil unuk mauknya aap rokok kemudian pada ujung elang yang paling bear akan dihubungkan ke pompa pengiap dan pada elang yang berdiameer 2,5 cm diberi lubang dengan diameer 0.8 mm ebagai empa unuk memaukkan ujung ample probe dari P-Trak. Dan elanjunya P- Trak die pengukuran parikel aap dengan pembacaan eiap 10 deik epanjang 5 cm pada eiap baang rokok yang dibakar. Gambar 1 diampilkan deain peralaan yang digunakan. Gambar 1. Deain Peralaan HASIL DAN PEMBAHASAN Analia Parikel Pada Aap Rokok Seelah dilakukan pengukuran jumlah konenrai parikel aap rokok pada 4 baang rokok yang dibedakan pada filer dengan karakeriik filer yang berbeda, maka berdaarkan hail pengukuran dapa dianalia fakor emii parikel pada eiap baang rokok adalah ebagai beriku: E p= P oal dimana: Ep = fakor emii parikel pada baang rokok Toal parikel dalam eiap pembakaran rokok,
3 82 Jurnal Ilmiah Sain ol. 16 No. 2, Okober 2016 P = C(). d = C P = C. dengan : P = Konenrai parikel ( p ) cc C ()= Konenrai Parikel ( p ) cc 1 cc= 1 cm 3 Sedangkan volume pada pada elang ebagai media unuk mengalir aap adalah: oal = Q. Q = v.a dengan : Q = Debi aap rokok = Waku pembakaran rokok v = Kecepaan aliran udara aap rokok adalah 0,1 m = 10-3cm A = Lua elang. Maka debi pada aap rokok yang mengalir melalui elang adalah: - Debi pada Selang 1 dengan diameer 2,5 cm Q 1 = v A 1 = v π d 1 2 = 10-3cm. 3,14. 2,52 4 cm2 = 4,91 x 10-3cm3 - Debi pada Selang 2 dengan diameer 1,5 cm Q 2 = v A 1 = v π d 1 2 = 10-3cm. 3,14. 1,52 4 cm2 = 1,77 x 10-3cm3 - Debi pada Selang 3 dengan diameer 0,8 cm Q 3 = v A 1 = v π d 1 2 = 10-3cm. 3,14. 0,82 4 cm2 = 0,50 x 10-3cm3 Sehingga didapa debi oal adalah Q oal = (Q 1 + Q 2 +Q 3) =(4,91x ,77x ,50x10-3 )cm 3 = 7,18 x 10 Menenukan Fakor Emii Parikel Pada Baang Rokok Fakor Emii pada baang rokok adalah bb: a. Rokok Filer X Pada aa rokok dengan fier x dibakar maka dapa diliha jumlah parikel yang dihailkan pada baang rokok ini berdaarkan waku yang di empu elama pembakaran dapa diliha pada gambar Gambar 2. Grafik Filer x x adalah = 940 P = C(). d = C = p oal = Q oal. cc = 7,18 x 10 x 940 = 6,75 cm 3 = p 6,75 cm3 cm3 940 = ,88 p p Fakor emii parikel yang dikeluarkan pada rokok filer x adalah p b. Rokok Filer B Pada aa rokok dengan fier B dibakar maka dapa diliha jumlah parikel yang dihailkan pada baang rokok ini berdaarkan waku yang di empu elama pembakaran dapa diliha pada gambar 3. Gambar 3 Grafik Filer B B adalah = 740 P = C(). d = C = p oal = Q oal. cc
4 Suoh dan Bobano: Pengukuran Konenrai Parikel 83 = 7,18 x 10 x 740 = 5,31 cm 3 = p 5,31cm3 cm3 740 = ,88 p p Fakor emii parikel yang dikeluarkan pada rokok filer B adalah p c. Rokok Filer DE Pada aa rokok dengan fier DE dibakar maka dapa diliha jumlah parikel yang dihailkan pada baang rokok ini berdaarkan waku yang di empu elama pembakaran dapa diliha pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik Filer DE DE adalah = 870 P = C(). d = C = p oal = Q oal. cc = 7,18 x 10 x 870 = 6,25 cm 3 = p 6,25cm3 cm3 870 = ,07 p p Fakor emii parikel yang dikeluarkan pada rokok filer DE adalah p d. Rokok Filer DF Pada aa rokok dengan filer DE dibakar maka dapa diliha jumlah parikel yang dihailkan pada baang rokok ini berdaarkan waku yang di empu elama pembakaran dapa diliha pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Filer DF DF adalah = 810 P = C(). d = C = p oal = Q oalx cc = 7,18 x 10-3cm3 x 810 = 5,82 cm 3 = p 5,82cm3 cm3 810 = ,36 p p Fakor emii parikel yang dikeluarkan pada rokok filer DF adalah p Tabel 1 adalah emii parikel yang dikeluarkan pada beberapa filer rokok. Tabel 1. Emii Parikel Pada Maing-Maing Filer Parikel Aap Rokok (p) Filer X Filer B Filer DE Filer DF Karakeriik Pengukuran Konenrai Parikel Aap Rokok Pada Gambar 6 dapa liha konenrai parikel pada emua filer rokok, yang dapa di ampilkan.
5 84 Jurnal Ilmiah Sain ol. 16 No. 2, Okober 2016 Gambar 6. Konenrai Parikel eiap Filer Rokok a. Filer X Pengukuran parikel aap rokok aa pengukuran dimulai dapa dinyaakan jumlah konenrai parikel minimum p/cm 3 dan makimum p/cm 3. Konenrai parikel raa-raa p/cm 3. Dari daa erebu dapa dikeahui ingka bahaya parikel aap rokok ebanding dengan banyaknya aap rokok yang mauk ke deekor. Semakin banyak aap rokok yang mauk di dalam deekor maka ingka konenrai parikel aap rokok akan emakin inggi. Hal ini erbuki dari hail pengukuran yang elah dilakukan dengan menggunakan ala P-Trak pada rokok Filer X. Seelah rokok habi erbakar maka dengan cepa akan kembali pada kondii minimum. Hal ini di ebabkan karena aa rokok habi erbakar akan dimaikan ehingga mengakibakan aap b. Filer B Pengukuran dengan menggunakan Filer B, parikel aap rokok aa pengukuran dimulai dapa dinyaakan jumlah konenrai parikel minimum p/cm 3 dan makimum p/cm 3. Konenrai parikel raa-raa p/cm 3. Dari daa erebu dapa dikeahui ingka bahaya parikel aap rokok ebanding dengan banyaknya aap rokok yang mauk ke deekor. Semakin banyak aap rokok yang mauk di dalam deekor maka ingka konenrai parikel aap rokok akan emakin inggi. Hal ini erbuki dari hail pengukuran yang elah dilakukan dengan menggunakan ala P-Trak pada rokok Filer - B. Seelah rokok habi erbakar maka dengan cepa akan kembali pada kondii minimum. Hal ini di ebabkan karena aa rokok habi erbakar akan dimaikan ehingga mengakibakan aap c. Filer DE Pengukuran dengan menggunakan Filer DE, parikel aap rokok aa pengukuran dimulai, dapa dinyaakan jumlah konenrai parikel minimum p/cm 3 dan makimum p/cm 3. Konenrai parikel raa-raa p/cm 3. Dari daa erebu dapa dikeahui ingka bahaya parikel aap rokok ebanding dengan banyaknya aap rokok yang mauk ke deekor. Semakin banyak aap rokok yang mauk di dalam deekor maka ingka konenrai parikel aap rokok akan emakin inggi. Hal ini erbuki dari hail pengukuran yang elah dilakukan dengan menggunakan ala P-Trak pada rokok Filer - DE. Seelah rokok habi erbakar maka dengan cepa akan kembali pada kondii minimum. Hal ini di ebabkan karena aa rokok habi erbakar akan dimaikan ehingga mengakibakan aap d. Filer DF Pengukuran dengan menggunakan Filer DE, parikel aap rokok aa pengukuran dimulai, dapa dinyaakan jumlah konenrai parikel minimum 6616 p/cm 3 dan makimum p/cm 3. Konenrai parikel raa-raa p/cm 3. Dari daa erebu dapa dikeahui ingka bahaya parikel aap rokok ebanding dengan banyaknya aap rokok yang mauk ke deekor. Semakin banyak aap rokok yang mauk di dalam deekor maka ingka konenrai parikel aap rokok akan emakin inggi. Hal ini erbuki dari hail pengukuran yang elah dilakukan dengan menggunakan ala P-Trak pada rokok Filer - DF. Seelah rokok habi erbakar maka dengan cepa akan kembali pada kondii minimum. Hal ini di ebabkan karena aa rokok habi erbakar akan dimaikan ehingga mengakibakan aap KESIMPULAN Berdaarkan hail analia daa yang didapakan elama peneliian dapa diambil keimpulan ebagai beriku:
6 Suoh dan Bobano: Pengukuran Konenrai Parikel Fakor emii parikel aap rokok yang dikeluarkan oleh baang rokok filer B lebih bear dibanding dengan filer lain oleh karena pada maing-maing filer memiliki karakeriik yang berbeda ehingga aap yang dikeluarkan akan anga berbeda. 2. Dari daa erebu dapa dikeahui ingka bahaya parikel aap rokok ebanding dengan banyaknya aap rokok yang mauk ke deecor. Semakin banyak aap rokok yang mauk di dalam deekor maka ingka konenrai parikel aap rokok akan emakin inggi. 3. Konenrai parikel aap rokok yang erukur dengan menggunakan beberapa filer didapakan bahwa dengan menggunakan Filer B akan mendapakan konenrai parikel paling inggi yaiu p/cc edangkan Filer DE konenrai parikel p/cc unuk Filer DF konenrai parikel p/cc dan Filer X konenrai parikel p/cc. 4. Meode yang dilakukan ini dapa pula dikembang dengan perilaku yang ama unuk ampel aap hail pembakaran lainnya. DAFTAR PUSTAKA Daher, N., R. Saleh, E. Jaroudi, H. Sheheili, T. r.. Badr, E. Sepedjian, M. A. Rahidi, N. Saliba dan A. Shihadeh Comparion of carcinogen, carbon monoxide, and ulrafine paricle emiion from narghilewaerpipe and cigaree moking: Sideream moke meauremen and aemen of econdhand moke emiion facor. Amopheric Environmen: 1-2. Imanyah Ibnu Hakim, Bambang Suryawan, I Made K., Nandy Pura. Karakeriai hermal precipiaor ebagai moke Collecor dengan menggunakan ga enor. Deparemen of Mechanical Engineering Faculy of Engineering Univeriy of Indoneia Pappa, R. S., G. M. Polzin, L. Zhang, C. H. Waon, D. C. Pachal dan D. L. Ahley Cadmium, lead, and hallium in mainream obacco moke pariculae.food and Chemical Toxicology. 44: Suanna, D e al., Penenuan Kadar Nikoin. Dalam Aap Rokok, Jurnal Ilmiah Makara, ol.7 No.2 Deember 2003 Seri Keehaan Young, T., J. McAughey, C. Mocker, C. McGrah dan R. Zimmermann Influence of filer venilaion on he chemical compoiion of cigaree mainream moke. Analyica Chimica Aca(36 44). Tian, B., P. Chen, J. Chen dan L. Bai Blocking and filering effec of Bombyx moriilkworm ilk fiber filer ip again mainream moke of cigaree. Maerial and Deign. 30:
Bab III. Menggunakan Jaringan
Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL
PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari
Lebih terperinciPENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION
PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA GERAK LURUS
BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru
Lebih terperinciPENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS
Keenagalirikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Deember 2014 : 139 1 ISSN 1978-2365 PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS EVALUATION OF TOUCH
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciUlangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m
Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)
JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T,
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL
Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciPerancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu
erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING
Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria
Lebih terperinciULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA
Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperincidaerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b
AAI4 Tipe Soal A Pembenukan Tabel Moralia. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. / didalam daerah domain, enukan nilai 64. a.. b..5 c..4 d.. > b..5. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. 5 / didalam
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR
RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN LANDASAN TEORI
PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa
Lebih terperinciBAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua
Lebih terperinciTransformasi Laplace Bagian 1
Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN
BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN IV.1. Perhiungan Kemiringan Daar Sungai Rumu yang dipakai unuk menghiung kemiringan aluran adalah ; ΔH S.(IV.1) Δ x dimana : S Kemiringan daar aluran ΔH Beda
Lebih terperinciREPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL
Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan
1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinci15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.
NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciLag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)
Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ASITEKTU ELEKTO ELASI ANTAA DEBIT DENGAN KENAIKAN EAD DI DALAM ESEOI GANDA Daud Paabang* dan Kriian Seleng * Abrac A double ued reervoir i commonly found a e inallaion of demin waer a feeding
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK
ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK Sobron Yamin Lubi, Roehan, Denny Handoko, Wahyudi Komala Juruan Teknik Mein Fakula Teknik Univeria Tarumanagara e-mail: Sobron_lb@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciBANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi
NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk
Lebih terperinciModel Rangkaian Elektrik
Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinciSIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI
SIMUSI KESTIN SISTEM KNT PD PEMUKN CIN MENGGUNKN METDE KUV EKSI PD METDE ZIEGE- NICS ESIS S DEPI Munhidhoul Ummah STK Dalam bidang eknologi elah dikembangkan uau pengonrol yang dapa mengaur keinggian cairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA
Lebih terperinciANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas
Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ASITEKTU ELEKTO ELASI ANTAA DEBIT DENGAN KENAIKAN EAD DI DALAM ESEVOI GANDA Daud Paabang* dan Kriian Seleng * Abrac A double ued reervoir i commonly found a e inallaion of demin waer a feeding
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciFISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI
FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN INI AOM A. SRUKUR INI Aom adalah bagian erkecil dari suau maeri yang masih memiliki sifa dasar maeri ersebu. Aom erdiri dari parikel-parikel subaom,
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinciJ U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB
J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON
Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.*
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciSistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)
Siem Komunikai II (Digial Communicaion Syem) Topik: Lecure #2: Modulai Baeband (Baeband Modulaion) 2. Mapping (Formaing). - Binary (2-Level) PAM / PCM. - M-ary (Muli-Level) PAM / PCM. 2.2 Pule Shaping
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3
Sudarano Sudirham AnaliiRangkaian RangkaianLirik di awaanwaku #3 Bahan uliah Terbuka dalam forma pdf eredia di www.buku-e.lipi.go.id dalam forma pp beranimai eredia di www.ee-cafe.org Teori dan Soal ada
Lebih terperinciPenduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar
Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinci2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari
2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Kecepatan Fluidisasi Terhadap Unjuk Kerja Swirling Fluidized Bed Coal Dryer
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) B-300 Sudi Eksperimen Pengaruh Kecepaan Fluidisasi Terhadap Unjuk Kerja Swirling Fluidized Bed Coal Dryer Alim Jabbar Ibrahim dan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)
ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciModul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini
BANGUN-BANGUN GEOMETRI P PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-4 dalam maa kuliah Maemaika. Ii modul ini membaha enang bangun-bangun geomeri. Modul ini erdiri dari 3 kegiaan belajar. Pada kegiaan belajar
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,
BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009 di Laboraorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakulur, Deparemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB.
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciTryout SBMPTN. Fisika. 2 v
Tryou SBMPTN Fisika Doc. Name: TOSBMPTN1FIS Doc. ersion : 216-5 halaman 1 m v H 1/ 2m θ 1 2 v Dua meriam menembak bersamaan. Massa bola meriam yang diembakan dari anah seengah kali massa bola meriam yang
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinci