BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT
|
|
- Ridwan Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB ANGKAIAN TANSIENT. Penahuluan Paa pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang bahas aalah untuk kons steay state/mantap. Akan tetap sebenarnya sebelum rangkaan mencapa keaaan steay state, arus maupun tegangan paa rangkaan mengalam transs (transent), an apabla transs n berakhr maka katakanlah arus maupun tegangan paa rangkaan tersebut telah mencapa keaaan steay state. Aapun yang bahas paa mater kulah n hanya mencakup rangkaanrangkaan yang lnear yang memlk persamaan ferensal ore satu an ua engan konstanta sembarang.. Kons Awal alam analsa rangkaan transent perlu beakan tga aerah waktu yatu:. Sesaat sebelum lakukan perubahan paa rangkaan (paa kulah n yang maksu perubahan aalah poss ar saklar paa rangkaan) yang lambangkan paa saat t (-).. Saat terjanya perubahan yang lambangkan paa saat t (). 3. Sesaat setelah terjanya perubahan yang lambangkan paa saat t (+). Keaaan awal sangat perlukan agar konstanta sembarang yang muncul alam penyelesaan umum ar persamaan ferensal apat htung. Sebagamana ketahu bahwa penyelesaan umum suatu persamaan ferensal ore satu akan berskan satu konstanta sembarang an untuk persamaan ferensal ore ua akan berskan ua buah konstanta sembarang seangkan untuk ore n persamaan ferensal akan memlk n buah konstanta sembarang.
2 .3 Kons Awal Komponen angkaan Komponen Paa resstor eal, arus an tegangan hubungkan engan hukum Ohm = I, bla tegangan tegangan yang kenakan paa resstor (unt step) aka arus akan mempunya bentuk yang sama engan tegangan yang hanya rubah oleh faktor ( / ), maka apat katakan bahwa arus yang mengalr paa resstor akan segera berubah engan seketka bla tegangan paa termnal resstor tersebut rubah, sehngga apat katakan bahwa paa resstor : (-) (O) (+) Komponen Arus yang mengalr paa nuktor tak apat berubah engan seketka, karena energ yang secara tba-tba berkan paa nuktor tak akan merubah arus yang aa sebelumnya paa nuktor tersebut, maka nuktor akan bersfat sebaga rangkaan terbuka paa saat energ yang baru kenakan paa nuktor tersebut, engan emkan arus (-) yang mengalr akan tetap mengalr saat terjanya perubahan paa termnal nuktor, atau apat katakan (-) = () = (+) Komponen Tegangan paa kapastor yang memlk kapastans tetap tak apat berubah engan seketka, hal n apat lhat ar bla sebuah kapastor yang tak bermuatan hubungkan ke sumber energ, maka arus akan mengalr alam waktu sesaat sehngga kapastans ekalen engan suatu rangkaan hubung sngkat, hal n sebabkan tegangan an muatan aalah berbanng lurus alam kapastor [ = q / c ] sehngga muatan nol sebanng engan tegangan nol (sfat hubungan sngkat). engan muatan awal yang aa paa kapastor, maka kapastor ekalen engan sebuah sumber tegangan sebesar [ = q /c] mana q aalah muatan awal. Aapun sfat ar ketga komponen tersebut secara rngkas apat perlhatkan sebaga berkut :
3 Tabel.. Sfat.4 Harga Awal ar Suatu Turunan Msalkan suatu rangkaan ser sepert bawah n : Gambar. angkaan ser maka menurut hukum Krchoff, persamaan tegangan paa rangkaan atas aalah :. o (.) 3
4 atau apat buat : o o o. (.) Persamaan (.) memperlhatkan aras turunan arus engan waktu an sebagamana ketahu bahwa sesaat setelah saklar tutup, paa rangkaan tak mengalr arus (karena sfat nuktor yang tak bsa berubah engan seketka) maka sesaat setelah penutupan saklar, arus paa rangkaan aalah nol, sehngga persamaan (.) berbentuk : o (.3) Besaran / aalah merupakan kemrngan grafk arus sebaga fungs waktu yang postf engan magntunya aalah o/, alam suatu nteral waktu yang sangat kecl an arus menak secara lnear engan laju o/ mencapa harga paa saat t. Kemuan setelah nteral waktu t maka harga arus aalah : = (o/). t an paa saat n berasarkan Persamaan (.), laju perubahan arus terhaap waktu nyatakan engan: t o. (.4) Msalkan arus terus menak paa nteral ar t t, maka apatkan grafk sepert berkut n : Gambar. Kura penekatan kons awal arus paa rangkaan ser engan melanjutkan proses n, sepert terlhat paa Gambar. atas, maka akan peroleh penafsran secara geometrs an penyelesaan persamaan ferensal an 4
5 semakn kecl nteral waktu yang ambl kura penafsran akan semakn menekat kura yang sesungguhnya. Aapun langkah-langkah untuk kons awal ar suatu turunan paa rangkaan:. Gantkan semua nuktor engan engan rangkaan terbuka atau engan sumber arus yang memlk arus sebesar arus yang mengalr paa saat t (+).. Gantkan semua kapastor engan hubungan sngkat atau engan sumber tegangan sebesar q bla terapat muatan awal (q ). 3. esstor/tahanan barkan tetap tanpa aa perubahan. ontoh : ar rangkaan bawah n : arlah harga-harga : (+) ; an bla saklar tutup paa saat t =. Jawab : Karena sfat yang tak bsa berubah engan seketka, maka rangkaan ekalen ar rangkaan atas saat saklar tutup aalah : maka terlhat bahwa (+) =. Aapun persamaan tegangan paa rangkaan setelah penutupan saklar aalah :
6 . Paa saat saklar tutup arus yang mengalr paa rangkaan aalah nol an karena sfat ar yang tak bsa berubah engan seketka, maka saat setelah penutupan saklar (t = ), engan emkan persamaan (a) menja : untuk menapatkan.. atau Amp/et. (a), maka persamaan (a) eferensalkan satu kal : atau Amp / et Amp/et. Amp / et ontoh angkaan bawah n suah alam keaaan steay state. Paa saat t = saklar pnahkan ke poss, carlah (+) ; an. Jawab : Aapun bentuk rangkaan ekalen alam keaaan steay state :
7 Maka sewaktu saklar poss besar arus paa rangkaan aalah : Amp Aapun bentuk rangkaan setelah saklar poss aalah : Karena sfat yang tak apat berubah engan seketka, maka : Amp. Saklar poss, maka persamaan tegangan paa rangkaan aalah :. Amp (a).. atau 6Amp / et. Bla persamaan (a) ferensalkan satu kal maka peroleh : -6 Amp 6Amp / et 6Amp / et. 8 Amp / et
8 .5 Kons Awal ar angkaan Ser angkaan bawah n paa t = hubungkan ke sumber tegangan searah engan asums bahwa semua kons awal elemen pasf aalah nol an selanjutnya akan car (+) ; an Gambar.3 angkaan ser Karena kons awal ar elemen pasf asumskan nol, maka sesaat setelah saklar tutup yatu paa saat t =, rangkaan ekalennya aalah : Gambar.4 rangkaan ekalen Gambar.3 paa saat t = + Sehngga ar rangkaan ekalen terlhat bahwa : (.5) ar Gambar.3 blamana saklar tutup, maka persamaan tegangan paa rangkaan aalah:. (.6)
9 Untuk t =, maka persamaan (.6) berbentuk : Maka terlhat bahwa :. (.7) Selanjutnya untuk mencar t =, sehngga peroleh : maka ferensal persamaan (.6) satu kal untuk. o/.. (.8) ontoh : engan mengasumskan semua kons awal ar elemen pasf rangkaan bawah n, an paa saat t = saklar tutup, maka carlah : (+) ; an. Jawab : Aapun rangkaan ekalen setelah saklar tutup aalah :
10 maka terlhat ar rangkaan bahwa : Saat saklar tutup rangkaannya aalah : maka persamaan tegangan paa rangkaan aalah : untuk t =, maka persamaan (a) menja :. (a). Amp / et. Selanjutnya untuk menapatkan ferensalkan Persamaan (a) satu kal: untuk t =, maka : atau peroleh :.. Amp/et.
11 .amp / et..amp / et..amp / et. Amp / et. ontoh : angkaan bawah n telah mencapa keaaan steay state sebelumnya, maka paa saat t = saklar pnahkan ke poss. arlah : (+) ; an. Jawab : Sewaktu saklar poss, rangkaan telah alam keaaan steay state, sehngga rangkaan ekalennya aalah : Terlhat bahwa sesaat sebelum saklar geser ke poss yatu paa saat t = -, paa rangkaan tak mengalr arus. Sesaat setelah saklar poss an karena sfat ar an yangtak apat berubah engan seketka, maka arus paa rangkaan aalah : Paa saat saklar poss rangkaan ekalennya aalah :
12 maka persamaan tegangan paa rangkaan :. (a) an untuk t =, persamaan n berbentuk : maka peroleh :. Amp/ et. Selanjutnya untuk menghtung ferensalkan Persamaan (a) satu kal : paa t =., maka persamaan n menja :. Amp/et..amp/ et..amp/ et
13 .6 Kons Awal angkaan ua oop Perhatkan rangkaan bawah n : Gambar.5 angkaan ua oop angkaan atas merupakan rangkaan yang terr ar ua loop, mana paa saat t = saklar paa rangkaan tutup, engan mengabakan semua kons awal ar setap elemen maka ar rangkaan perlukan : (+) ; (+) ; ; ; ;. Karena semua kons awal ar setap elemen pasf abakan, maka saat saklar tutup rangkaan ekalen berbentuk : Gambar.6 angkaan Ekalen sesaat saklar tutup an ar Gambar.6 terlhat bahwa : (.9) an : (+) = (.) ar rangkaan Gambar.5 bla sakalar tutup, maka persamaan tegangan setap loop aalah : oop : o
14 oop : o (.) (.) Persamaan (.) an (.) aalah merupakan bentuk umum persamaan paa setap loop an bentuk n berlaku juga untuk t =. emkan juga engan besaran akan menja nol paa t =, karena bagan n akan mengakbatkan tegangan paa termnal kapastor, an termnal kapastor akan bersfat hubung sngkat paa t =. Untuk t =, maka persamaan (.) akan menja : maka : (.3) Selanjutnya untuk menapatkan kal untuk t = : maka ferensalkan Persamaan (.) satu maka : maka : (.4) (.5) 4
15 Selanjutnya untuk menapatkan kal : an untuk t = :, maka ferensalkan Persamaan (.4) satu / 3 (.6) an untuk menapatkan ferensalkan Persamaan (.) satu kal : an untuk t = : o / (.7) ontoh : Perhatkan rangkaan bawah n, apabla paa saat t = saklar tutup maka engan mengasumskan semua kons awal eleman pasp aalah nol carlah : ; ; ; ; an 5
16 Jawab : Aapun rangkaan ekalen rangkaan atas paa saat t = aalah : Maka terlhat bahwa ar rangkaan ekalen : Amp. Amp. Aapun persamaan loop paa rangkaan saat saklar tutup : oop : oop : Aapun Persamaan ( b ) untuk t = + aalah : (a) (b) (c) Amp/et 6
17 Selanjutnya blamana Persamaan (a) untuk t = + eferensalkan satu kal maka peroleh Untuk t = peroleh : sehngga: Amp/ et () Untuk menapatkan maka untuk t = peroleh : ferensalkan Persamaan (b) satu kal : Amp/ et Selanjutnya untuk menapatkan sehngga peroleh :, maka ferensalkan Persamaan () satu kal 7
18 Untuk t = : ,4995., Amp/ et ontoh : Paa rangkaan bawah n, saklar buka paa saat t =, engan mengabakan an semua kons awal ar semua komponen pasf maka carlah. Jawab : Sesaat setelah saklar buka maka rangkaan ekalen ar rangkaan atas aalah : Maka terlhat ar rangkaan ekalen bahwa : = olt Aapun persamaan arus paa rangkaan setelah saklar buka aalah : an untuk t = : I G (a) 8
19 I G olt / et..7 Kons Awal angkaan Yang Terr ar Tga oop Perhatkan rangkaan yang terr ar tga loop bawah n. Gambar.7 angkaan yang terr ar tga loop asumskan rangkaan Gambar.7, sebelum saklar tutup suah alam keaaan steay state, an paa saat t = saklar tutup. Aapun yang ngnkan ar rangkaan n aalah ; an 3. Sebelum lhat kons paa t =, maka harus lhat terlebh ahulu kons paa t = (sesaat sebelum saklar tutup), aapun rangkaan ekalen sebelum saklar tutup aalah : + - t = 3 3 (-) = (-) Gambar.8 angkaan ekalen ar Gambar.7,paa t = - 9
20 alam keaaan steay state nuktor bersfat hubungan sngkat seangkan kapastor an, sehngga arus yang mengalr paa nuktor aalah : I I Seangkan tegangan paa termnal kapastor-kapastor aalah : (.8) (.9). Karena muatan paa kapastor yang terhubung ser aalah sama, maka peroleh : q q.. atau apat nyatakan : c c an an apabla msalkan :, maka apat tulskan : atau apat nyatakan engan : Apabla harga c. n substtuskan ke Persamaan (.9), maka peroleh :.. (.). sehngga :.. (.)
21 Apabla Persamaan (.) n substtuskan ke Persamaan (.9), maka peroleh : sehngga peroleh :. (.) engan emkan rangkaan ekalen paa saat t = + aalah : Gambar.9 angkaan ekalen ar Gambar.7,paa t = + ar rangkaan Gambar.9 n apat tulskan persamaan tegangan paa rangkaan n aalah: =. ( + ) + +
22 atatan : sehngga :.. maka : (.3) Oleh karena arus paa tak bsa berubah engan seketka, maka : angkaan resstor ser sebaga pembag tegangan.
23 3 (.4) emkan pula karena tegengan paa kapastor tak apat berubah engan seketka, maka tegangan paa kapastor aalah : oleh karena tu: sehngga engan emkan : (.5) Soal athan. angkaan bawah n telah alam keaaan steay state, maka paa saat t = saklar geser ke poss, htunglah : ; an paa saat t = +.
24 . Aapun rangkaan bawah n saat saat saklar poss keaaan staey state telah tercap, an paa saat t = saklar geser ke poss. arlah : ; an paa saat t = Paa rangkaan bawah n sebelum saklar tutup (t = -) tegangan sebesar, kemuan paa saat t = saklar tutup carlah : ; ; ; ; an paa saat t = + 4
BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap
Lebih terperinciBAB 3 RESPONS SINUSOIDAL PADA RANGKAIAN SERI RL DAN RC
BAB 3 ESPONS SINUSOIDAL PADA ANGKAIAN SEI L DAN 3. esons Snusodal Pada angkaan L Ser Perhatkan rangkaan bawah n : Gambar 3. angkaan L dengan sumber tegangan v = sn (ωt + ) angkaan atas memlk sumber tegangan
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciPENENTUAN UKURAN SAMPEL UNTUK SURVEY PILKADA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES
Prosng Semnar Nasonal Matematka an Penkan Matematka (SESIOMADIKA) 017 ISBN: 978-60-60550-1-9 Statstka, hal. 14-18 PENENTUAN UKURAN SAMPEL UNTUK SURVEY PILKADA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES NENENG SUNENGSIH
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciBAB III MODEL LINEAR TERGENERALISASI. Perkembangan pemodelan stokastik, terutama model linier, dapat dikatakan
BAB III MODEL LINEAR TERGENERALISASI 3.1 Moel Lnear Perkembangan pemoelan stokastk, terutama moel lner, apat katakan mula paa aba ke 19 yang asar oleh teor matematka yang elaskan antaranya oleh Gauss,
Lebih terperinciA. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2
1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING (FLP) UNTUK OPTIMASI HASIL PERENCANAAN PRODUKSI
Soft Computng, Intellgent Systems an Informaton Technology 2005 UK Petra Surabaya, 28 Jul 2005 APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING (FLP) UNTUK OPTIMASI HASIL PERENCANAAN PRODUKSI Basuk Rahmat, Panca Raharanto,
Lebih terperinciBAB V TEOREMA RANGKAIAN
9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan
Lebih terperinciELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd
ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,
Lebih terperincib) Sebaliknya : interaksi kalor antara sistem dan lingkungan yang harus berlangsung kuasistatik dan disertai kenaikan suhu,
I. KALOR DAN HKM KE-1 1.1 Kalor Dketahu ua sstem paa suhu berbea. Apabla kontakkan satu engan yang lan melalu nng atermk, ketahu bahwa suhu keua sstem akan berubah seemkan rupa sehngga akhrnya menja sama.
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Open ourse nalss angkaan Lstrk D Kawasan Waktu () Oleh: Sudaryatno Sudrham akupan ahasan Hukum-Hukum Dasar Kadah-Kadah angkaan Teorema angkaan Metoda nalss Dasar Metoda nalss Umum angkaan Pemroses Energ
Lebih terperinciberasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat
10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass
Lebih terperinci² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri
IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) UNTUK PENGATURAN TEGANGAN EKSITASI GENERATOR SINKRON 3 FASA Arman Jaya ¹, Iranto ², Amn Setaj 3 1 Dosen Jurusan Teknk Elektro Inustr ²
Lebih terperinciQ POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED
Q POWE ELECTONIC LABOATOY EEYTHING UNDE SWITCHED PAKTIKUM ELEKTONIKA ANALOG 01 P-04 Dasar Opamp Smt. Genap 2015/2016 A. Tujuan Menngkatkan pemahaman dan keteramplan mahasswa tentang: 1. Unjuk kerja dan
Lebih terperinciPertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd
Pertemuan Ke-6 D asng Pada J ALFH, S.Pd,M.Pd Pemran bas pada rangkaan J Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung, dpredks dan tdak senstf terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
65 BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penyaan Data Hasl Peneltan Data-ata hasl peneltan yang gunakan alam pengolahan ata aalah sebaga berkut: a. ata waktu kera karyawan b. ata umlah permntaan konsumen c. ata
Lebih terperinciBAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN
angkaan strk BAB III HUKUM HUKUM ANGKAIAN Hukum Ohm Jka sebuah penghantar atau resstans atau hantaran dlewat oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensal, atau Hukum
Lebih terperinciRUANG FUNGSI GELOMBANG PARTIKEL TUNGGAL (ONE-PARTICLE WAVE FUNCTION SPACE)
RUANG FUNGSI GELOMBANG PARTIKEL TUNGGAL (ONE-PARTICLE WAVE FUNCTION SPACE) Intepetas pobablstk a fungs gelombang t suatu patkel telah kta pelaa yatu t yang menyatakan peluang menemukan patkel paa waktu
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciCatatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Sudaryatno Sudrham Analss Rangkaan Lstrk D Kawasan Waktu BAB 5 Model Prant Aktf, Doda, OP AMP Dengan mempelajar model prant aktf, kta akan mampu memformulaskan karakterstk arus-tegangan elemen aktf: sumber
Lebih terperinciPERCOBAAN 8 RANGKAIAN INVERTING DAN NON INVERTING OP-AMP
PCOBAAN 8 ANGKAIAN INVTING DAN NON INVTING OP-AMP 8. Tujuan : ) Mendemonstraskan prnsp kerja dar rangkaan penguat nvertng dan non nvertng dengan menggunakan op-amp 74. 2) Investgas penguatan tegangan closed
Lebih terperinciMODUL 10 TEOREMA NORTON
MODUL 0 TEOEMA OTO 0. Teorema orton Pada teorema n berlaku bahwa: Suatu rangkaan lstrk dapat dsederhanakan dengan hanya terdr dar satu buah sumber arus yang dhubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan
Lebih terperinciSEGMENTASI CITRA MEDIS DENGAN ALGORITMA DETEKSI TEPI KONTUR BERBASIS PELACAKAN TARGET SECARA DINAMIS
SEGMENTASI CITRA MEDIS DENGAN ALGORITMA DETEKSI TEPI KONTUR BERBASIS PELACAKAN TARGET SECARA DINAMIS Puruhto Bagus Prakosa, Agus Zanal Arfn, Anny Yunart 3 Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas,
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciSOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA
ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl
Lebih terperinciBAB V INTEGRAL KOMPLEKS
6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:
Lebih terperinciPENGUAT TRANSISTOR. dimana A V adalah penguatan tegangan (voltage gain). Hal yang sama untuk penguat arus berlaku
13 PNGUA ANSSO 13.1 Mdel Setara Penguat Secara umum penguat (amplfer) dapat dkelmpkkan menjad 3 (tga), yatu penguat tegangan, penguat arus dan penguat transresstans. Pada dasarnya kerja sebuah penguat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciARUS BOLAK BALIK V R. i m
Modul 9 Elektroagnet KEGIATAN BEAJA A. ANDASAN TEOI AUS BOAK BAIK Arus dan tegangan lstrk bolak balk adalah arus dan tegangan lstrk yang berubah terhadap waktu atau erupakan fungs waktu. Yang berubah adalah
Lebih terperinciKOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA 1. RESISTOR serng dsebut werstan, pelawan atau penghambat. suatu komponen elektronk yang dapat menghambat gerak lajunya arus lstrk/m /membatas jumlah arus yang mengalr dalam
Lebih terperinciKalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di
Petunuk Pengunaan Sarngan Ar Nazava Nazava Benng XL Kam ucapkan terma kash atas kepercayaan ana membel Sarngan Ar Nazava. Dengan Sarngan Ar Nazava ana bsa apat ar mnum yang 100% aman untuk mnum. Sarngan
Lebih terperinciOPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF PADA DAERAH BERSHADOWING
/7 OTIMASI LINTAS LAISAN ADA SISTEM KOMUNIKASI KOOERATIF ADA DAERAH BERSHADOWING Achma Yusuf 05 00 074 Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Fakultas Teknolog Inustr, Jurusan Teknk Elektro Kampus ITS Sukollo,
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB III SKEMA NUMERIK
BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,
Lebih terperinciBAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model
BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk
Lebih terperinciSTUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK ABSTRAK
STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK Wjayanto Mahasswa Magster Bang Keahlan Manajemen Dan Rekayasa Transportas Fakultas Teknk Spl an Perencanaan Insttut Teknolog
Lebih terperinciHistogram Citra. Bab Membuat Histogram
Bab 6 Hstogram Ctra I nformas pentng mengena s ctra dgtal dapat dketahu dengan membuat hstogram ctra. Hstogram ctra adalah grafk yang menggambarkan penyebaran nla-nla ntenstas pxel dar suatu ctra atau
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciBAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )
28 BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR III.1 Ruang Dual Defns III.1.2: Ruang Dual [10] Msalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformas lnear f L ( V, F ) dkatakan fungsonal lnear (atau
Lebih terperinciTeori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang
Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan
Lebih terperinciV. DISTRIBUSI PERJALANAN
V. DISTRIBUSI PERJALANAN 5.. PENDAHULUAN Trp strbuton aalah suatu tahapan yang menstrbuskan berapa jumlah pergerakan yang menuju an berasal ar suatu zona. Paa tahapan n yang perhtungkan aalah :. Sstem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
KUT US LISTIK HUKUM OHM ESISTO/HMBTN NGKIN ESISTO SEI NGKIN ESISTO PEL NGKIN ESISTO SEGITIG-BINTNG LT UKU JEMBTN WHETSTONE LT UKU GLVNOMETE LT UKU VOLTMETE ENEGI LISTIK DY LISTIK GY GEK LISTIK (GGL) NGKIN
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. 18 Universitas Indonesia. Penggunaan non linier..., Arief Suwandi, FT UI, 2009
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Goal Programmng Goal Programmng merupakan pengembangan ar Lnear Programmng. Dperkenalkan oleh Charnes an Cooper paa awal tahun 1960. Kemuan teknk n sempurnakan oleh Ijr paa pertengahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan.
BAB III PEMBAHASAN Pada bab n akan dbahas mengena rng embeddng dan faktorsas tunggal pada rng komutatf tanpa elemen kesatuan. A. Rng Embeddng Defns 3.1 (Malk et al. 1997: 318 Suatu rng R dkatakan embedded
Lebih terperinciPerceptual Mapping Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Berdasarkan Sub Lapangan Usaha
SEMINAR SAISIKA FMIPA UNPAD 07 (SNS VI) Perceptual Mappng Kabupaten an Kota Jawa Barat Berasarkan Sub Lapangan Usaha t Purwanar, Yuyun Hayat Departemen Statstka Fakultas MIPA Unverstas Paaaran Departemen
Lebih terperinciKAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah
BAB III KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC III. Batas Bawah Magc Number pada Pelabelan Total Pseudo Edge-Magc Teorema 3.. Anggap G = (,E) adalah sebuah graf dengan n-ttk dan m-ss dan memlk
Lebih terperinciI. PENGANTAR STATISTIKA
1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan
Lebih terperinciSolusi Ujian 2 EL2005 Elektronika Sabtu, 3 Mei
Solus Ujan 2 EL2005 Elektronka Sabtu, 3 Me 2014 13.00-15.30 1. Transstor MOSFET Penguat berkut memlk penguatan -25V/V. Anggap nla kapastor tak berhngga. V DD = 5V, V t =0,7V, k n =1mA/V 2. Resstans nput
Lebih terperinciUKURAN GEJALA PUSAT &
UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN LETAK UKURAN GEJALA PUSAT & LETAK Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengena suatu populas atau sampel Ukuran yang merupakan wakl kumpulan data mengena populas atau sampel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciPenerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC
Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciPERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM
PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciPRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel
PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan
Lebih terperinciBab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN
Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH DATA DAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERHADAP ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN ARUS LALU LINTAS
PENGARUH JUMLAH DATA DAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERHADAP ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN ARUS LALU LINTAS Wwt Tr Rahayu 1 Abstract The more ata traffc count usng n process wth
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Robot Berkaki Empat Pendeteksi Cahaya dan Penghindar Rintangan
Makalah Semnar Tugas Akhr Robot Berkak Empat Peneteks Cahaya an Penghnar Rntangan Dw Inro Woo [], Iwan Setawan, S.T, M.T [], Bu Setyono, S.T, M.T [] Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas Dponegoro
Lebih terperinciKALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN ISIKA PMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Smak Petanaan! Bang A B Bentuk kuva apakah ang menunjukkan jaak tepenek ang menghubung-kan ttk A an ttk B alam bang ata
Lebih terperinciMisalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang
Fngs Analtk FUNGSI ANALITIK Fngs sebt analtk ttk apabla aa sema ttk paa sat lngkngan Untk mengj keanaltkan sat ngs kompleks w = = + gnakan persamaan Cach Remann Sebelm mempelejar persamaan Cach-Remann
Lebih terperinciIII PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK
34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381
Bab 1 Ruang Vektor Defns Msalkan F adalah feld, yang elemen-elemennya dnyatakansebaga skalar. Ruang vektor atas F adalah hmpunan tak kosong V, yang elemen-elemennya merupakan vektor, bersama dengan dua
Lebih terperinciAMPERMETER-VOLTMETER-AVOMETER
mpermeter, oltmeter dan vometer KEGITN BELJ 1. LNDSN TEOI MPEMETE-OLTMETE-OMETE Dalam Fska Dasar II pada pokok bahasan gaya magnetk dan momen gaya magnetk, telah dbahas mengena bagamana kumparan berarus
Lebih terperinciMATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)
MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :
JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka
Lebih terperinciBAB VIII. Analisa AC Pada Transistor
Bab, Analsa A pada Transstot Hal 166 BAB Analsa A Pada Transstor Analsa A atau serngkal dsebut analsa snyal kecl pada penguat adala analsa penguat snyal A, dengan memblok snyal D yatu dengan memberkan
Lebih terperinciKetidakpastian dan Pengukuran
Modul Ketdakpastan dan Pengukuran Paken Pandangan, S.S., M.S. Artoto Arkundato, S.S., M.S. P PENDAHULUAN engamatan atas suatu besaran fss basanya akan berlanjut dengan pengukuran suatu besaran fss tertentu,
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciBAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc
BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,
Lebih terperinciUJI PRIMALITAS. Sangadji *
UJI PRIMALITAS Sangadj * ABSTRAK UJI PRIMALITAS. Makalah n membahas dan membuktkan tga teorema untuk testng prmaltas, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton. D sampng
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP INKLUSI EKSKLUSI
BAB 3 PRINSIP INKLUSI EKSKLUSI. Tentukan banyak blangan bulat dar sampa dengan 0.000 yang tdak habs dbag 4, 6, 7 atau 0. Jawab: Msal: S = {, 2, 3, 4, 5,..., 0.000} a = {sfat habs dbag 4} a 2 = {sfat habs
Lebih terperinciKAPASITOR. Pengertian Kapasitor
7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas
Lebih terperinciBab 3. Teori Comonotonic. 3.1 Pengurutan Variabel Acak
Bab 3 Teor Comonotonc Pada bab n konsep teor comonotonc akan dpaparkan dar awal dan berakhr pada konsep teor n untuk jumlah dar peubah - peubah acak 1. Setelah tu untuk membantu pemahaman akan dberkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciPENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya
Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciPembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1
Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperincidan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.
E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI LATAR BELAKANG Teori Dasar Tujuan LANGKAH KERJA Rangkaian Buffer...
DFT ISI DFT ISI....LT BELKNG... 2. Teor Dasar... 2.2 Tujuan... 3 2. LNGKH KEJ... 4.. angkaan Buer... 4.2. angkaan Invertng... 4.3. angkaan Non- Invertng... 5.4. angkaan Summng... 5.5. angkaan Derensator...
Lebih terperinciBAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA
BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang
Lebih terperinciMODEL ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK DAN PENYELESAIANNYA UNTUK PROGRAM SIMULASI
Semnar Nasonal eknolog Informas dan Multmeda SMIK AMIKOM Yogyakarta, 9 Januar ISSN: -85 MODEL ELEMEN RANGKAIAN LISRIK DAN PENYELESAIANNYA UNUK PROGRAM SIMULASI Har Sutksno ), Francsca H. Chandra ), Anastasa
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciPEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR
PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 1-10, April 2001, ISSN :
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMUTER Vol.. No., -, Aprl, ISSN : -88 ENDEKATAN RERESI OLINOMIAL ORTHOONAL ADA RANCANAN DUA FAKTOR (DENAN ALIKASI SAS DAN MINITAB) Tat Wharh Jurusan Matemata FMIA UNDI Abstra eneatan
Lebih terperinci