BAB V TEOREMA RANGKAIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V TEOREMA RANGKAIAN"

Transkripsi

1 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan tdak dapat dpecahkan dengan hukum-hukum dasar atau konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analss tertentu yang dbahas pada bab sebelumnya, tetap pada bab n dbahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam menyelesakan persoalan yang muncul pada angkaan strk dapat dlakukan dengan menggunakan suatu teorema tertentu. ahwa nantnya pada mplementas penggunaan teorema tertentu akan dperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analss rangkaan. da beberapa teorema yang dbahas pada bab n, yatu :. Teorema Superposs. Teorema Substtus. Teorema Thevenn 4. Teorema Norton. Teorema Mllman 6. Teorema Transfer Daya Maksmum Teorema Superposs Pada teorema n hanya berlaku untuk rangkaan yang bersfat lner, dmana rangkaan lner adalah suatu rangkaan dmana persamaan yang muncul akan memenuh jka y kx, dmana k konstanta dan x varabel. Dalam setap rangkaan lner dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat dhtung dengan cara : Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang dsebabkan tap sumber ndependent/ bebas yang bekerja sendr, dengan semua sumber tegangan/ arus ndependent/ bebas lannya dgant dengan tahanan dalamnya. Pengertan dar teorema datas bahwa jka terdapat n buah sumber bebas maka dengan teorema superposs samadengan n buah keadaan rangkaan yang danalss, dmana nantnya n buah keadaan tersebut akan djumlahkan. Jka terdapat beberapa buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposs menghtung untuk n buah keadaan dar n buah sumber yang bebasnya. angkaan lner tentu tdak terlepas dar gabungan rangkaan yang mempunya sumber ndependent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas lner (sumber dependent arus/ tegangan sebandng dengan pangkat satu dar tegangan/ arus lan, atau sebandng dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut dan elemen resstor (, nduktor (, dan kapastor ( C. Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

2 9 angkaan strk Contoh lathan :. erapakah arus dengan teorema superposs? Jawaban : Pada saat sumber tegangan aktf/bekerja maka sumber arus tdak aktf (dgant dengan tahanan dalamnya yatu tak hngga atau rangkaan open crcut : maka : Pada saat sumber arus aktf/bekerja maka sumber tegangan tdak aktf (dgant dengan tahanan dalamnya yatu nol atau rangkaan short crcut : 0. 0, 0 0 sehngga : 0, 0, Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

3 94 angkaan strk. Tentukan nla dengan superposs! Jawaban : Pada saat sumber s 7 aktf/bekerja maka sumber tegangan 6 dgant dengan tahanan dalamnnya yatu nol atau rangkaan short crcut, dan sumber arus dgant dengan tahanan dalamnya yatu tak hngga atau rangkaan open crcut : Ω // 0Ω p 0Ω x Ω // Ω p Ω 7 x7 p 4 p 7 sehngga : 8 Pada saat sumber s 6 aktf/bekerja maka sumber tegangan 7 dgant dengan tahanan dalamnnya yatu nol atau rangkaan short crcut, dan sumber arus dgant dengan tahanan dalamnya yatu tak hngga atau rangkaan open crcut : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

4 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom 9 Ω Ω Ω Ω Ω // p s p x x p p s // Ω Ω Pada saat sumber I s aktf/bekerja maka sumber tegangan 7 dgant dengan tahanan dalamnnya yatu nol atau rangkaan short crcut, dan sumber tegangan 6 dgant dengan tahanan dalamnya yatu nol atau rangkaan short crcut : x x p p // 6 // Ω Ω Ω Ω Ω Ω sehngga :

5 96 angkaan strk. Tentukan nla dengan superposs! Jawaban : Pada rangkaan n terdapat sumber tak bebasnya, maka tetap dalam perhtungan dengan teorema superposs membuat analss untuk n buah keadaan sumber bebas, pada soal datas terdapat dua buah sumber bebas, maka dengan superposs terdapat dua buah keadaan yang harus danalss. Pada saat sumber I s 8 aktf/bekerja maka sumber arus 4 dgant dengan tahanan dalamnnya yatu tak hngga atau rangkaan open crcut : x( 8 x( Pada saat sumber I s 4 aktf/bekerja maka sumber arus 8 dgant dengan tahanan dalamnnya yatu tak hngga atau rangkaan open crcut : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

6 97 angkaan strk x( 4 x( sehngga 6 : Teorema Substtus Pada teorema n berlaku bahwa : Suatu komponen atau elemen pasf yang dlalu oleh sebuah arus yang mengalr (sebesar maka pada komponen pasf tersebut dapat dgantkan dengan sumber tegangan s yang mempunya nla yang sama saat arus tersebut melalu komponen pasf tersebut. Jka pada komponen pasfnya adalah sebuah resstor sebesar, maka sumber tegangan penggantnya bernla s. dengan tahanan dalam dar sumber tegangan tersebut samadengan nol. Contoh lathan : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

7 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom 98 t t Ω 0, 0,.. dengan teorema substtus : esstor Ω yang dlalu arus sebesar 0,, jka dgant dengan s. 0,, akan menghaslkan arus yang sama pada saat sebelum dan sesudah dgant dengan sumber tegangan. Dengan analss mesh : oop : 0 ( ' ' ' ' ' loop : 0, 0 ( 0, ' ' ' ' ' dengan metoda Cramer : 0, 4 9 4, 0, , 0, ' ' ' ' sehngga : 0, 0, ' '

8 99 angkaan strk Teorema Thevenn Pada teorema n berlaku bahwa : Suatu rangkaan lstrk dapat dsederhanakan dengan hanya terdr dar satu buah sumber tegangan yang dhubungserkan dengan sebuah tahanan ekvelennya pada dua termnal yang damat. Tujuan sebenarnya dar teorema n adalah untuk menyederhanakan analss rangkaan, yatu membuat rangkaan penggant yang berupa sumber tegangan yang dhubungkan ser dengan suatu resstans ekvalennya. Pada gambar datas, dengan terorema substtus kta dapat melhat rangkaan srkt dapat dgant dengan sumber tegangan yang bernla sama saat arus melewat srkt pada dua termnal yang kta amat yatu termnal a-b. Setelah kta dapatkan rangkaan substtusnya, maka dengan menggunakan teorema superposs ddapatkan bahwa :. Ketka sumber tegangan aktf/bekerja maka rangkaan pada srkt lner tdak aktf (semua sumber bebasnya mat dgant tahanan dalamnya, sehngga ddapatkan nla resstans ekvelnnya.. Ketka srkt lner aktf/bekerja maka pada sumber tegangan bebas dgant dengan tahanan dalamnya yatu nol atau rangkaan short crcut. Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

9 00 angkaan strk Dengan menggabungkan kedua keadaan tad (teorema superposs maka ddapatkan : th sc sc KK( Pada saat termnal a-b d open crcut (OC, maka yang mengalr samadengan nol ( 0, sehngga : 0 oc oc th sc oc th. th sc sc KK( Dar persamaan ( dan (, ddapatkan : th sc sc ( th th th th. th oc. th sc Cara memperoleh resstans penggantnya ( th adalah dengan mematkan atau menon aktfkan semua sumber bebas pada rangkaan lner (untuk sumber tegangan tahanan dalamnya 0 atau rangkaan short crcut dan untuk sumber arus tahanan dalamnya atau rangkaan open crcut. Jka pada rangkaan tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya, maka untuk memperoleh resstans penggantnya, terlebh dahulu kta mencar arus hubung sngkat ( sc, sehngga nla resstans penggantnya ( th ddapatkan dar nla tegangan pada kedua termnal tersebut yang d-open crcut dbag dengan arus pada kedua termnal tersebut yang d- short crcut. angkah-langkah penyelesaan dengan teorema Thevenn :. Car dan tentukan ttk termnal a-b dmana parameter yang dtanyakan.. epaskan komponen pada ttk a-b tersebut, open crcut kan pada termnal a-b kemudan htung nla tegangan dttk a-b tersebut ( ab th.. Jka semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nla tahanan dukur pada ttk a-b tersebut saat semua sumber d non aktfkan dengan cara dgant. th Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

10 0 angkaan strk dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas dgant rangkaan short crcut dan untuk sumber arus bebas dgant dengan rangkaan open crcut ( ab th. 4. Jka terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar nla tahanan penggant th Thevennnya ddapatkan dengan cara th. I sc. Untuk mencar Isc pada termnal ttk a-b tersebut dhubungsngkatkan dan dcar arus yang mengalr pada ttk tersebut (I ab I sc. 6. Gambarkan kembal rangkaan penggant Thevennnya, kemudan pasangkan kembal komponen yang tad dlepas dan htung parameter yang dtanyakan. Contoh lathan : untuk sumber bebas/ ndependent. Tentukan nla arus dengan teorema Thevenn! Jawaban : Tentukan ttk a-b pada dmana parameter yang dtanyakan, htung tegangan dttk a-b pada saat terbuka : ab oc Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

11 0 angkaan strk Mencar th ketka semua sumber bebasnya tdak aktf (dgant dengan tahanan dalamnya dlhat dar ttk a-b : th 4Ω angkaan penggant Thevenn : sehngga : 9 8. Tentukan nla arus dengan teorema Thevenn! Jawaban : Tentukan ttk a-b pada dmana parameter yang dtanyakan, htung tegangan dttk a-b pada saat terbuka : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

12 0 angkaan strk dengan analss node : Tnjau node voltage v : v v 0 6 v v 6 0 v 48 v sehngga : 48 6 ab oc 4. v 6 8 Mencar th ketka semua sumber bebasnya tdak aktf (dgant dengan tahanan dalamnya dlhat dar ttk a-b : th 6x Ω 6 Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

13 04 angkaan strk angkaan penggant Thevenn : sehngga : Tentukan besarnya tegangan dttk a-b dengan teorema Thevenn! Jawaban : Car ab pada saat ttk a-b terbuka : ab oc ax xb 4 xa x xb x sehngga : ab oc 6 4 Mencar th ketka semua sumber bebasnya tdak aktf (dgant dengan tahanan dalamnya dlhat dar ttk a-b : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

14 0 angkaan strk 4x4 48x4 th 6 8Ω angkaan penggant Thevenn : sehngga : ab Contoh lathan : untuk sumber tak bebas/ dependent. Tentukan nla dengan teorema Thevenn! Jawaban : Mencar ab dmana tegangan d Ω, dmana rangkaan tersebut terbuka : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

15 06 angkaan strk ab oc. dm ana : 6 oc ( x Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar th tdak bsa langsung dengan mematkan semua sumbernya, sehngga harus dcar nla I sc : sc Σv 0 6. sehngga : sc oc 0 maka : th Ω sc 0 angkaan penggant Thevenn : x0. Tentukan nla dengan teorema Thevenn! Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

16 07 angkaan strk Jawaban : Car ab saat ttk a-b terbuka : ab oc Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar th tdak bsa langsung dengan mematkan semua sumbernya, sehngga harus dcar nla I sc : Σv 0 sc ( sc sc 6 0 sc oc 6 sehngga : th Ω 6 sc angkaan penggant Thevenn : 6 6 Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

17 08 angkaan strk. Tentukan nla dengan teorema Thevenn! Jawaban : Mencar ab : ab oc 4 perhatkan.. node.. c : sehngga : oc Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar th tdak bsa langsung dengan mematkan semua sumbernya, sehngga harus dcar nla I sc : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

18 09 angkaan strk Substtuskan persamaan ( dan ( : 4sc sc sc 4.4 4sc 6 sc 4 oc sehngga : th 8Ω 6 sc 4 angkaan penggant Thevenn : 4 x Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

19 0 angkaan strk Teorema Norton Pada teorema n berlaku bahwa : Suatu rangkaan lstrk dapat dsederhanakan dengan hanya terdr dar satu buah sumber arus yang dhubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekvelennya pada dua termnal yang damat. Tujuan untuk menyederhanakan analss rangkaan, yatu dengan membuat rangkaan penggant yang berupa sumber arus yang dparalel dengan suatu tahanan ekvalennya. N sc angkah-langkah penyelesaan dengan teorema Norton :. Car dan tentukan ttk termnal a-b dmana parameter yang dtanyakan.. epaskan komponen pada ttk a-b tersebut, short crcut kan pada termnal a-b kemudan htung nla arus dttk a-b tersebut (I ab I sc I N.. Jka semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nla tahanan dukur pada ttk a-b tersebut saat semua sumber d non aktfkan dengan cara dgant dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas dgant rangkaan short crcut dan untuk sumber arus bebas dgant dengan rangkaan open crcut ( ab N th. 4. Jka terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar nla tahanan penggant oc Nortonnya ddapatkan dengan cara N. I N. Untuk mencar oc pada termnal ttk a-b tersebut dbuka dan dcar tegangan pada ttk tersebut ( ab oc. 6. Gambarkan kembal rangkaan penggant Nortonnya, kemudan pasangkan kembal komponen yang tad dlepas dan htung parameter yang dtanyakan. Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

20 angkaan strk Contoh lathan : untuk sumber bebas/ ndependent. Tentukan nla arus dengan teorema Norton! Jawaban : Tentukan ttk a-b pada dmana parameter yang dtanyakan, htung sc N saat 4Ω dlepas : nalss mesh : - Tnjau loop I : I 6...( - Tnjau loop I : Σv 0 8( I 8( I substtuskan.. pers.( : I 8( 4I I I I I sehngga : sc 0 4 N I I Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

21 angkaan strk Mencar th ketka semua sumber bebasnya tdak aktf (dgant dengan tahanan dalamnya dlhat dar ttk a-b : N 4Ω angkaan penggant Norton : N Tentukan nla v dengan teorema Norton! Jawaban : Mencar sc : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

22 angkaan strk 0. 0Ω //Ω p Ω 0 p 4 x 8 8 p 7 sc N 0 0 Mencar N dttk a-b :. 60 Ω //Ω p Ω N p 0Ω 0 Ω 7 7 angkaan penggant Norton : N // 40Ω sehngga : v p N 400 x Ω x p x Tentukan nla dengan teorema Norton! Jawaban : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

23 4 angkaan strk Mencar sc : 4 I 48Ω x IΩ x6 4 4 sehngga : sc N IΩ I 48Ω 4 Mencar N : s s 4Ω 48Ω 7Ω 4Ω Ω 6Ω s. s 7.6 N 4Ω s s 7 6 angkaan penggant Norton : 4 4 sehngga : N Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

24 angkaan strk Contoh lathan : untuk sumber tak bebas/ dependent. Tentukan nla dengan teorema Norton! Jawaban : Mencar sc : v Σv 0 4v 6sc sc 0 sc 6 sehngga : sc Mencar N, harus mencar oc : v ab oc x4v x oc 8 sehngga : N 4Ω sc angkaan penggant Norton : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

25 6 angkaan strk 4 x 4 4. Tentukan nla dengan teorema Norton! Jawaban : Mencar sc : Σv 0 sc ( sc sc 6 0 sc Car N dengan mencar ab saat ttk a-b terbuka : ab oc oc 6 sehngga : N Ω 6 sc angkaan penggant Norton : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

26 7 angkaan strk 6 x. Tentukan tegangan dengan teorema Norton! Jawaban : Mencar sc : Σv sehngga : 0 sc 6 6 Mencar ab : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

27 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom 8 Ω Σ 6 6 : 6 : sc oc N oc oc ab maka sehngga v angkaan penggant Norton : x x sehngga p p 0 : // Ω Ω Ω

28 9 angkaan strk Teorema Mllman Teorema n serngkal dsebut juga sebaga teorema transformas sumber, bak dar sumber tegangan yang dhubungserkan dengan resstans ke sumber arus yang dhubungparalelkan dengan resstans yang sama atau sebalknya. Teorema n berguna untuk menyederhanakan rangkaan dengan mult sumber tegangan atau mult sumber arus menjad satu sumber penggant. angkah-langkah : - Ubah semua sumber tegangan ke sumber arus - Jumlahkan semua sumber arus paralel dan tahanan paralel t t - Konverskan hasl akhr sumber arus ke sumber tegangan ek ek. t t t Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

29 0 angkaan strk Contoh lathan :. Tentukan nla dengan transformas sumber! Jawaban : Tnjau transformas sumber d ttk a-b : Σv sehngga : x8ω ( x8 8 Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

30 angkaan strk. Tentukan a dengan transformas sumber! Jawaban : Tnjau sumber arus 8 dan 4,sehngga dhaslkan sumber arus (8-44 : Tnjau sumber arus 4 dan a,sehngga dhaslkan sumber arus ( a -4 : a x( 9 a 9 a 4 a a a a 4 a x( a 4 4. Tentukan tegangan dengan transformas sumber! Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

31 angkaan strk Jawaban : Tnjau sumber arus : Tnjau sumber arus 9 : Σv sehngga : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

32 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom Teorema Transfer Daya Maksmum Teorema n menyatakan bahwa : Transfer daya maksmum terjad jka nla resstans beban samadengan nla resstans sumber, bak dpasang ser dengan sumber tegangan ataupun dpasang paralel dengan sumber arus. Hal n dapat dbuktkan dengan penurunan rumus sebaga berkut : g g g g P sehngga ana P. ( : : dm.... dengan asums g dan g tetap, dan P merupakan fungs, maka untuk mencar nla maksmum P adalah : [ ] g g g g g g g g g g g g g g g g sehngga d dp P : ( 0 ( ( 0 ( ( (. (. ( Teorema transfer daya maksmum adalah daya maksmum yang dkrmkan ketka beban samadengan beban ntern sumber g. Maka ddapatkan daya maksmumnya : g g P 4 max

33 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom 4 Transformas esstans Star Delta (Υ Jka sekumpulan resstans yang membentuk hubungan tertentu saat danalss ternyata bukan merupakan hubungan ser ataupun hubungan paralel yang telah kta pelajar sebelumnya, maka jka rangkaan resstans tersebut membentuk hubungan star atau bntang atau rangkaan tpe T, ataupun membentuk hubungan delta atau segtga atau rangkaan tpe Π, maka dperlukan transformas bak dar star ke delta ataupun sebalknya. Tnjau rangkaan Star (Υ : Tnjau node D dengan analss node dmana node C sebaga ground. D D D D D D ( ( 0 ( ( ( ( ( ( D D D D

34 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom Tnjau rangkaan Delta ( Tnjau node dengan analss node dmana node C sebaga ground : ( andngkan dengan persamaan ( pada rangkaan Star (Υ : : ( sehngga Tnjau node : ( C C

35 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom 6 andngkan dengan persamaan ( pada rangkaan Star (Υ : C C C sehngga ( ( : ( ( ( (. ( ( C C C Perumusannya : Transformas Star (Υ ke Delta ( : C

36 angkaan strk Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom 7 Transformas Delta ( ke Star (Υ: C C C C C

37 8 angkaan strk Soal soal :. Tentukan nla dengan teorema Thevenn!. Tentukan nla dengan teorema Norton!. Tentukan nla dengan teorema Thevenn! 4. Tentukan nla a dengan Norton! Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

38 9 angkaan strk. Tentukan agar terjad transfer daya maksmum! 6. Tentukan tegangan dengna superposs : 7. Tentukan arus dengan superposs : 8. Tentukan arus dengan superposs : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

39 0 angkaan strk 9. Tentukan arus dengan superposs : 0. Tentukan arus dengan superposs. Tentukan tegangan dengan superposs :. Tentukan arus dengan superposs : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

40 angkaan strk. Tentukan arus dengan superposs : 4. Tentukan tegangan dengan superposs :. Tentukan tegangan dengan superposs : 6. Tentukan dengan superposs : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

41 angkaan strk 7. Tentukan dengan superposs : 8. Tentukan x dengan superposs : 9. Tentukan I dengan superposs : 0. Tentukan dengan superposs : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

42 angkaan strk. Tentukan arus degan Thevenn :. Tentukan arus dengan Thevenn :. Tentukan tegangan dengan Thevevnn : 4. Tentukan tegangan dengan Thevenn pada rangkaan berkut : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

43 4 angkaan strk. Tentukan arus dengan Thevenn pada rangkaan berkut : 6. Tentukan tegangan dengan Thevenn : 7. Tentukan tegangan dengan Thevenn pada rangkaan berkut : 8. Tentukan dengan Thevenn : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

44 angkaan strk 9. Tentukan dengan Thevenn : 0. Tentukan dengan Thevenn :. Tentukan dengan Thevenn :. Tentukan rangkaan penggant Thevenn dttk a-b : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

45 6 angkaan strk. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 4. Tentukan rangkaan penggant Thevenn :. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 6. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

46 7 angkaan strk 7. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 8. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 9. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 40. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

47 8 angkaan strk 4. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 4. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 4. Tentukan rangkaan penggant Thevenn : 44. Tentukan dengan Thevenn : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

48 9 angkaan strk 4. Tentukan dengan Thevenn : 46. Tentukan dengan Thevenn : 47. Tentukan dengan Thevenn : 48. Tentukan x dengan Thevenn : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

49 40 angkaan strk 49. Tentukan dengan Thevenn : 0. Tentukan x dengan Thevenn :. Tentukan dengan Thevenn :. Tentukan nla dengan Norton : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

50 4 angkaan strk. Tentukan dengan Norton : 4. Tentukan dengan Norton :. Tentukan nla pada rangkaan berkut agar terjad transfer daya maksmum : 6. Tentukan agar terjad transfer daya maksmum d : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

51 4 angkaan strk 7. Tentukan nla agar terjad transfer daya maksmum : Mohamad amdhan Sekolah Tngg Teknolog Telkom

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

MODUL 10 TEOREMA NORTON

MODUL 10 TEOREMA NORTON MODUL 0 TEOEMA OTO 0. Teorema orton Pada teorema n berlaku bahwa: Suatu rangkaan lstrk dapat dsederhanakan dengan hanya terdr dar satu buah sumber arus yang dhubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan

Lebih terperinci

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN angkaan strk BAB III HUKUM HUKUM ANGKAIAN Hukum Ohm Jka sebuah penghantar atau resstans atau hantaran dlewat oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensal, atau Hukum

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Open ourse nalss angkaan Lstrk D Kawasan Waktu () Oleh: Sudaryatno Sudrham akupan ahasan Hukum-Hukum Dasar Kadah-Kadah angkaan Teorema angkaan Metoda nalss Dasar Metoda nalss Umum angkaan Pemroses Energ

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd

Pertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd Pertemuan Ke-6 D asng Pada J ALFH, S.Pd,M.Pd Pemran bas pada rangkaan J Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung, dpredks dan tdak senstf terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y. ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Solusi Ujian 2 EL2005 Elektronika Sabtu, 3 Mei

Solusi Ujian 2 EL2005 Elektronika Sabtu, 3 Mei Solus Ujan 2 EL2005 Elektronka Sabtu, 3 Me 2014 13.00-15.30 1. Transstor MOSFET Penguat berkut memlk penguatan -25V/V. Anggap nla kapastor tak berhngga. V DD = 5V, V t =0,7V, k n =1mA/V 2. Resstans nput

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED Q POWE ELECTONIC LABOATOY EEYTHING UNDE SWITCHED PAKTIKUM ELEKTONIKA ANALOG 01 P-04 Dasar Opamp Smt. Genap 2015/2016 A. Tujuan Menngkatkan pemahaman dan keteramplan mahasswa tentang: 1. Unjuk kerja dan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline. METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT

BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT BAB ANGKAIAN TANSIENT. Penahuluan Paa pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang bahas aalah untuk kons steay state/mantap. Akan tetap sebenarnya sebelum rangkaan mencapa keaaan steay state,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Modulator dan Demodulator

Modulator dan Demodulator Modulator dan Demodulator Modulas adalah suatu proses dmana parameter gelombang pembawa (carrer sgnal) frekuens tngg dubah sesua dengan salah satu parameter snyal nformas/pesan. Dalam hal n snyal pesan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudrham Analss Rangkaan Lstrk D Kawasan Waktu BAB 5 Model Prant Aktf, Doda, OP AMP Dengan mempelajar model prant aktf, kta akan mampu memformulaskan karakterstk arus-tegangan elemen aktf: sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI LATAR BELAKANG Teori Dasar Tujuan LANGKAH KERJA Rangkaian Buffer...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI LATAR BELAKANG Teori Dasar Tujuan LANGKAH KERJA Rangkaian Buffer... DFT ISI DFT ISI....LT BELKNG... 2. Teor Dasar... 2.2 Tujuan... 3 2. LNGKH KEJ... 4.. angkaan Buer... 4.2. angkaan Invertng... 4.3. angkaan Non- Invertng... 5.4. angkaan Summng... 5.5. angkaan Derensator...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 5 ( Analisa Rangkaian )

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 5 ( Analisa Rangkaian ) ANGKAIAN ISTIK Kuliah 5 ( Analisa ankaian ) ANAISA ANGKAIAN Pada baian ini akan dibahas penyelesaian persoalan yan muncul pada ankaian istrik denan menunakan suatu teorema tertentu. Ada beberapa teorema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP)

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) by: st dyar kholsoh Mater Kulah: Pengantar; Metode Euler; Perbakan Metode Euler; Metode Runge-Kutta; Penyelesaan Sstem Persamaan

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 KUT US LISTIK HUKUM OHM ESISTO/HMBTN NGKIN ESISTO SEI NGKIN ESISTO PEL NGKIN ESISTO SEGITIG-BINTNG LT UKU JEMBTN WHETSTONE LT UKU GLVNOMETE LT UKU VOLTMETE ENEGI LISTIK DY LISTIK GY GEK LISTIK (GGL) NGKIN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 9 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab n bers penjelasan mengena langkah-langkah perhtungan serta prosedurprosedur yang dgunakan untuk menemukan solus atas rumusan masalah pada Bab. Dalam bab n juga akan dtamplkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci