Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
|
|
- Sucianty Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya adalah melhat bahwa besar arus yang mengalr pada tap cabang merupakan penjumlahan dar tap-tap arus yang dhaslkan oleh masng-masng sumber tegangan atau sumber arus yang terpasang pada rangkaan tersebut. Msalkan dalam sebuah rangkaan ada sumber. Kta ngn menghtung besar arus I yang melewat pada salah satu cabang rangkaan. Caranya adalah, pertama kta plh salah satu sumber kta paka sebaga sumber tunggal. Untuk sumber yang lan berlaku ketentuan berkut: Jka sumber lannya berupa sumber tegangan, maka dlakukan hubung sngkat. Jka sumber lannya berupa sumber arus, maka sumber arus dputus (rangkaan terbuka). Kemudan kta htung besar arus yang melewat cabang yang dtanyakan untuk sumber pertama, msalnya I. Dengan cara yang sama kta kerjakan untuk sumber yang lan, msalnya dperoleh I 2, I 3, I. Maka besar arus yang melewat cabang tersebut adalah : I = I + I 2 + I I. Teorema n hanya berlaku untuk rangkaan yang bersfat lner, yatu rangkaan yang memenuh persamaan f(x) = k x, dmana k = konstanta dan x = varable, dengan beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus. Contoh 5. Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema superposs. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL
2 Jawab: Pertama kta plh sumber tegangan 2V kta paka sebaga sumber tunggal. Sedangkan sumber yang lan berupa sumber arus A, dgant dengan rangkaan terbuka (dputus). Maka dperoleh gambar berkut Berdasarkan Gambar datas maka: Selanjutnya kta plh sumber arus A sebaga sumber tunggal. Maka sumber yang lan yatu sumber tegangan 2V, dgant dengan hubung sngkat, dperoleh Gambar berkut. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2
3 Besar arus 2 adalah: Sehngga, besar arus adalah : Contoh 5.2 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema superposs. Jawab: Sumber tegangan 7V dplh sebaga sumber tunggal. Sumber lannya 6V dhubung sngkat, sedangkan arus 2A dputus, dperoleh Gambar berkut. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 3
4 Sehngga dperoleh: Plh sumber tegangan 6V dpaka sebaga sumber tunggal. Sumber lannya 7V dhubung sngkat, dan arus 2A dputus, dperoleh Gambar berkut. Maka besar 2 dapat dhtung dengan cara berkut Sumber arus 2A dpaka sebaga sumber tunggal, sumber lannya 7V dan 6V dhubung sngkat, dperoleh Gambar berkut FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 4
5 Maka besar 3 dapat dhtung dengan cara berkut Sehngga besar adalah Contoh 5.3 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema superposs. Jawab: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 5
6 angkaan datas hanya mengandung 2 (dua) sumber arus bebas. Karena tu dengan superposs keadaan yang bsa danalss hanya ada dua. Plh arus 8A sebaga sumber tunggal, dperoleh Gambar berkut Besar dhtung dengan cara berkut Plh arus 4A sebaga sumber tunggal, dperoleh Gambar berkut Besar 2 dhtung dengan cara berkut Sehngga besar adalah: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 6
7 5.2 Teorema Thevenn Jka dketahu sebuah rangkaan aktf memlk satu sumber atau lebh dan terdr dar susunan tahanan, maka rangkaan tersebut dapat dsederhanakan menggunakan Teorema Thevenn. Teorema Thevenn dgunakan untuk menyederhanakan analss rangkaan, dengan cara menggant rangkaan menjad sebuah rangkaan yang hanya terdr dar sebuah sumber tegangan tunggal yang dhubungkan secara ser dengan sebuah tahanan tunggal. Teorema n menyatakan bahwa Sebuah rangkaan bsa dsederhanakan menjad sebuah sumber tegangan yang dhubungkan ser dengan tahanan penggantnya. Berkut adalah langkah-langkah untuk menentukan besarnya arus dan tegangan dalam suatu rangkaan menggunakan metode Thevenn. Msalkan dketahu rangkaan sepert Gambar 5-(a).. Berdasarkan rangkaan yang dketahu, pertama dcar dahulu Tegangan Thevenn (V TH ), yatu, tegangan yang dperoleh dengan cara melepaskan komponen yang akan dcar besar arus atau tegangannya. 2. Selanjutnya mencar nla tahanan penggant ( TH ) yatu, tahanan yang dperoleh dengan cara berkut: a. Jka semua sumber merupakan sumber bebas, maka sumber tegangan dhubung sngkat sedangkan sumber arus dlepas (rangkaan terbuka). b. Jka ada sumber tak bebas, maka dcar dahulu I TH, kemudan T dcar menggunakan hukum Ohm: TH = V TH /I TH. 3. Gambar rangkaan penggant Thevenn (Gambar 5-(b)) dan pasangkan kompenen yang telah dlepaskan. Dengan menggunakan hukum Ohm dapat dperoleh besar tegangan drop dan kuat arus yang mengalr pada komponen tersebut. angkaan Aktf (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V TH V TH + (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V (a) Gambar 5-: (a) angkaan aktf (b) (b) angkaan penggant Thevenn FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 7
8 Contoh 5.4 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan = 4Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. VTH Vab V Karena rangkaan hanya mengandung sumber bebas, maka untuk mencar TH, semua sumber d nonaktfkan. TH ab 8x Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 8
9 Sehngga besar arus pada rangkaan adalah : A Contoh 5.5 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan = 6Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. Dalam hal n V ab lebh mudah dhtung menggunakan analss node. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 9
10 Lhat node v (KC): v 6 v v 2 2 6V 3 Maka : V ab.3 v V 4 Karena rangkaan hanya mengandung sumber bebas, maka untuk mencar TH, semua sumber d nonaktfkan. TH ab Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah Sehngga besar arus pada rangkaan adalah : 28 2A 8 6 Contoh 5.5 Tentukan besar V ab pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: V ab pada rangkaan terletak pada sumber arus 2A. Ber tanda termnal a-b pada sumber arus tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL
11 Menggunakan konsep pembag tegangan: V Vab Vax Vxb.( 24) TH 4 Karena rangkaan hanya mengandung sumber bebas, maka untuk mencar TH, semua sumber d nonaktfkan. V TH ab Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah Sehngga V ab V Contoh 5.6 Tentukan besar tegangan V pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL
12 Jawab: V pada rangkaan terletak pada tahanan 3Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. V TH V ab Kta lhat pada Gambar datas bahwa = 6A, sehngga VTH Vab 3 2 3( 6) 2 3 V Karena pada rangkaan terdapat sumber tak bebas, maka untuk menghtung TH tdak bsa langsung menonaktfkan semua sumber. Karena tu TH dcar dengan cara menghtung I TH terlebh dahulu, yatu arus yang dperoleh saat termnal a-b dhubung sngkat. TH sc 2 6 Hukum KVL: A Sehngga, ITH sc A Maka TH VTH 3 ITH 3 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2
13 Dengan menggunakan konsep ppembag tegangan, maka besar tegangan V adalah: 3 V.3V 5V 3 3 Contoh 5.7 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema Thevenn. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan Ω. Ber tanda termnal a-b pada tahanan tersebut. Htung tegangan V TH dttk a-b pada saat konds terbuka. VTH Vab 2 3( 6) 6V Karena pada rangkaan terdapat sumber tak bebas, maka TH dcar dengan cara menghtung I TH terlebh dahulu, yatu arus yang dperoleh saat termnal a-b dhubung sngkat. Hukum KVL: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 3
14 2 sc sc 3( sc 6 A 5 6) Dalam hal n, 2 I TH sc VTH 6 Jad, TH 5 ITH 6/5 Gambar rangkaan penggant Thevennnya adalah 6 Jad, A Teorema orton Teorema orton dgunakan untuk menentukan besar arus yang melewat sebuah komponen yang terdapat dalam rangkaan. Dengan teorema n kta bsa menyederhanakan rangkaan hngga menjad rangkaan yang hanya terdr dar sebuah sumber arus I (arus orton) yang dhubungkan secara paralel dengan tahanan ekvelennya (Tahanan orton). Arus orton adalah arus yang mengalr pada komponen, saat komponen tersebut dhubung sngkat. Sehngga arus orton dsebut sebaga arus hubung sngkat. Tahanan orton adalah tahanan penggant rangkaan setelah menonaktfkan semua sumber yang terdapat dalam rangkaan. Gambar 5-2 menunjukkan skema rangkaan ekvalen orton. angkaan Aktf (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V I (a) (b) Komponen yang akan dcar besar I atau V (a) (b) Gambar 5-2: (a) angkaan aktf (b) angkaan penggant orton FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 4
15 Langkah-langkah penyelesaan dengan teorema orton:. Car dan tentukan ttk termnal a-b dmana parameter yang dtanyakan. 2. Lepaskan komponen pada ttk a-b tersebut, short crcut kan pada termnal a-b kemudan htung nla arus dttk a-b tersebut (I ab = I sc = I ). 3. Jka semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nla tahanan dukur pada ttk a-b tersebut saat semua sumber d non aktfkan dengan cara dgant dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas dgant rangkaan short crcut dan untuk sumber arus bebas dgant dengan rangkaan open crcut) ( ab = = th ). 4. Jka terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencar nla tahanan penggant ortonnya ddapatkan dengan cara V I OC 5. Untuk mencar V oc pada termnal ttk a-b tersebut dbuka dan dcar tegangan pada ttk tersebut (V ab = V oc ). 6. Gambarkan kembal rangkaan penggant ortonnya, kemudan pasangkan kembal komponen yang tad dlepas dan htung parameter yang dtanyakan. Contoh 5.8. Dengan mempergunakan teorema orton carlah bag jarngan pada Gambar. 2 kω 3 kω 4 V + 2 ma kω Gambar : Lhat contoh soal. Jawab: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 5
16 Untuk mencar arus orton ( SC ) kta gant rangkaan tahanan kω dengan rangkaan hubung sngkat 2 kω 3 kω 4 V + 2 ma Gambar 2: Gambar dmana kω dgant dengan rangkaan hubung sngkat. dengan mempergunakan superposs yatu pertama jka sumber tegangan 4 V bekerja maka sumber arus 2 ma dgant dengan rangkaan hubung terbuka, 2 kω 3 kω 4 V + ( SC ) 4V (a) Gambar 3a: Gambar dmana sumber arus 2 ma dhubung terbuka. ( ) SC V, 8 ma dan kedua yatu dengan menggant sumber tegangan 4 V dengan rangkaan hubung sngkat. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 6
17 2 kω 3 kω ( SC ) 2mA 2 ma (b) Gambar 3b: Gambar dmana sumber tegangan 4 V dhubung sngkat. ( ) SC ma 2, 8 ma maka ( SC ) total,8,8, 6 ma Sehngga rangkaan ekvalen orton untuk Gambar 3 adalah,6 ma 5 kω kω (c) Gambar 3c: Ekvalen orton untuk Gambar. 5 5,6 5 6,6 3 ma FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 7
18 2. Tentukan nla dengan teorema orton! Jawab: Gambar 4: Lhat contoh soal 2. Superposs : Sumber Arus dpaka sebaga sumber Mencar sc : 6 A 4 A 2 A sc 2 A 4 A Gambar 5. Arus hubung sngkat pada Gambar 4. I I A 4 A sehngga: SC 2 I A FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 8
19 Mencar : Sumber tegangan dpaka sebaga sumber + Gambar 6: Mencar tahanan orton pada Gambar 4. S S S S 48 2 S 2 S A 24 Sehngga rangkaan penggant orton: Gambar 7: angkaan ekvalen orton Gambar 4. Sehngga : 2 3 A FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 9
20 3. Tentukan rangkaan ekvalen Thevenn dan orton sebagamana terlhat dar termnal a b bag jarngan pada Gambar 8. 2 Ω 4 Ω a V b Gambar 8: Lhat Contoh Soal 3. Jawab: Pertama-tama kta car tegangan Thevennnya, langkahnya dengan terlebh dahulu mencar besar arus pada loop tunggal : Dengan mempergunakan KVL pada Loop tunggal n n A Kemudan mencar tegangan Thevenn pada salah satu loop : 2 Ω 4 Ω + a V b Gambar 9: Tegangan Thevenn FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2
21 Dengan mempergunakan KVL pada salah satu Loop n n TH OC V atau pada loop yang satunya lag, n n TH OC V Kemudan kta mencar arus ortonnya ( SC ), dengan menghubung sngkatkan termnal a b, sebagamana terlhat pada Gambar, 2 Ω 4 Ω SC V Gambar : Arus orton. KVL pada loop, n n FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 2
22 ,25 A KVL pada loop 2, n n (,25) 2, ,5,625 A Sehngga arus ortonnya adalah SC 2,625,625,625 A (,25,25) Dkarenakan terdapatnya sumber tegangan tak bebas pada Gambar 8 menghambat kta untuk mencar tahanan Thevenn atau tahanan ortonnya, sehngga cara yang memungknkan adalah dengan persamaan v oc = th sc, TH OC SC,625 6 FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 22
23 maka angkaan Ekvalen Thevennnya adalah 6 Ω a V + b Gambar : angkaan Ekvalen Thevenn Gambar 8. dan angkaan Ekvalen ortonnya adalah a,625 A 6 Ω b Gambar 2: angkaan Ekvalen orton Gambar 8. Contoh 5.8 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema orton. Jawab: FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 23
24 arus pada rangkaan terletak pada tahanan 4Ω. Ber tanda termnal a-b pada sumber tahanan tersebut, kemudan hubung-sngkatkan. Htung arus orton dttk a-b pada saat konds terhubung sngkat. v I sc 4v 3V 2A sc 6 sc 2A Karena dalam rangkaan mengandung sumber tak bebas, maka kta harus menghtung besar tegangan Thevenn dahulu. v V ab 3V 2 x4v 2 6 Vab 8 4 I 2 2 x2 8 8V angkaan penggant ortonnya adalah Sehngga besar arus pada tahanan 4Ω adalah : FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 24
25 4 x2a A 4 4 Contoh 5.9 Tentukan besar arus pada rangkaan berkut menggunakan teorema orton. Jawab: arus pada rangkaan terletak pada tahanan Ω. Ber tanda termnal a-b pada sumber tahanan tersebut, kemudan hubung-sngkatkan. Htung arus orton dttk a-b pada saat konds terhubung sngkat. 2 I sc sc 3( 6 5 sc sc A 6) 6 5 A 2 Karena dalam rangkaan mengandung sumber tak bebas, maka kta harus menghtung besar tegangan Thevenn dahulu. FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 25
26 V ab 2 V I ab / 5 6V angkaan penggant ortonnya adalah 5 Sehngga : 5 6 x( ) A A 5 5 FASILKOM-UDIUS T.SUTOJO AGKAIA LISTIK HAL 26
MODUL 10 TEOREMA NORTON
MODUL 0 TEOEMA OTO 0. Teorema orton Pada teorema n berlaku bahwa: Suatu rangkaan lstrk dapat dsederhanakan dengan hanya terdr dar satu buah sumber arus yang dhubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan
Lebih terperinciBAB V TEOREMA RANGKAIAN
9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap
Lebih terperinciELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd
ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Open ourse nalss angkaan Lstrk D Kawasan Waktu () Oleh: Sudaryatno Sudrham akupan ahasan Hukum-Hukum Dasar Kadah-Kadah angkaan Teorema angkaan Metoda nalss Dasar Metoda nalss Umum angkaan Pemroses Energ
Lebih terperinciPertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd
Pertemuan Ke-6 D asng Pada J ALFH, S.Pd,M.Pd Pemran bas pada rangkaan J Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung, dpredks dan tdak senstf terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN
angkaan strk BAB III HUKUM HUKUM ANGKAIAN Hukum Ohm Jka sebuah penghantar atau resstans atau hantaran dlewat oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensal, atau Hukum
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciBAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA
BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN
Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciMETODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.
METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciUKURAN GEJALA PUSAT &
UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN LETAK UKURAN GEJALA PUSAT & LETAK Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengena suatu populas atau sampel Ukuran yang merupakan wakl kumpulan data mengena populas atau sampel
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciberasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat
10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass
Lebih terperinciBAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:
BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciPendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan
Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciBAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT
BAB ANGKAIAN TANSIENT. Penahuluan Paa pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang bahas aalah untuk kons steay state/mantap. Akan tetap sebenarnya sebelum rangkaan mencapa keaaan steay state,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory
BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinci3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW
12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciBAB V INTEGRAL KOMPLEKS
6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciPenerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC
Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciSCHEMATICS 2009 National Programming Contest
SCHEMATICS 2009 Natonal Programmng Contest No Nama Problem 1 Berhtung 2 Gelang Cantk 3 Jalan 4 Kubangan Lumpur 5 Ayam dan Bebek 6 Schematcs09 7 Pagar Labrn JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciKWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL
KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL 1. KWARTIL Kwartl merupakan nla yang membag frekuens dstrbus data menjad empat kelompok yang sama besar. Dengan kata lan kwartl merupakan nla yang membag tap-tap 25% frekuens
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciUJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD
UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciApabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.
ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Sudaryatno Sudrham Analss Rangkaan Lstrk D Kawasan Waktu BAB 5 Model Prant Aktf, Doda, OP AMP Dengan mempelajar model prant aktf, kta akan mampu memformulaskan karakterstk arus-tegangan elemen aktf: sumber
Lebih terperinciLAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES
LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciTEORI KESALAHAN (GALAT)
TEORI KESALAHAN GALAT Penyelesaan numerk dar suatu persamaan matematk hanya memberkan nla perkraan yang mendekat nla eksak yang benar dar penyelesaan analts. Berart dalam penyelesaan numerk tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi
BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut
Lebih terperinciEL2005 Elektronika PR#01
EL2005 Elektronka PR#0 SOAL B C E G a. Buktkan bahwa n = ( ). b. Turunkan peramaan untuk A v = /. c. Htung nla n dan A v = / jka dberkan = 00 kω, = 00 Ω, = kω, dan = 00. d. Ulang oal (c) jka dberkan =
Lebih terperinciSTATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND
E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciAPLIKASI INTEGRAL TENTU
APLIKASI INTEGRAL TENTU Aplkas Integral Tentu థ Luas dantara kurva థ Volume benda dalam bdang (dengan metode cakram dan cncn) థ Volume benda putar (dengan metode kult tabung) థ Luas permukaan benda putar
Lebih terperinciBAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE
BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan
Lebih terperinciAnalisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :
Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :
JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud
Lebih terperinciPertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI )
Halaman 1 dar Pertemuan 14 Pertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI 1726 2002) Analss statk ekvalen merupakan salah satu metode menganalss struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan
Lebih terperinciAMPERMETER-VOLTMETER-AVOMETER
mpermeter, oltmeter dan vometer KEGITN BELJ 1. LNDSN TEOI MPEMETE-OLTMETE-OMETE Dalam Fska Dasar II pada pokok bahasan gaya magnetk dan momen gaya magnetk, telah dbahas mengena bagamana kumparan berarus
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
9 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab n bers penjelasan mengena langkah-langkah perhtungan serta prosedurprosedur yang dgunakan untuk menemukan solus atas rumusan masalah pada Bab. Dalam bab n juga akan dtamplkan
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciCatatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K
Lebih terperinciINFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER
Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran (Inferens Fungs Ketahanan dengan Metode Kaplan-Meer INFERENI FUNGI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran Jurusan Matematka FMIPA UNDIP
Lebih terperinciKEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU
KEPUTUSA-KEPUTUSA LITAS WAKTU Dr. Mohammad Abdul Mukhy Page Modal adalah uang dan sumber daya yang dnvestaskan Bunga (nterest) adalah pengembalan atas modal atau sejumlah uang yang dterma nvestor untuk
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinci