I. PENGANTAR STATISTIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENGANTAR STATISTIKA"

Transkripsi

1 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan dar kedua jens statstka tersebut. a. Statstka Deskrptf Statstka deskrptf dapat dsebut juga sebaga statstka deduktf atau statstka sederhana. Stastka deskrptf adalah statstka yang tngkat pengerjaanya mencakup caracara menghtung, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajkan data agar dapat memberkan gambaran yang rngkas mengena suatu keadaan, sepert teknk umum mencar rata-rata, medan, modus, kuartl dan lan sebaganya. b. Statstka Inferensal Statstka nferensal adalah statstka yang berhubungan dengan analss data untuk penarkan kesmpulan dar data. Msalnya, teknk uj hpotesa, analss varans, teknk korelas, regres dan lan-lan. 1. Jens-jens Data Secara gars besar, data-data olahan dbag menjad 3 jens data, yatu: 1. Data Kuanttatf, yatu data yang berupa angka-angka. Informas yang dkandung data berupa data angka. Contoh: data jumlah penduduk, jumlah pendapatan nasonal, dan lan sebaganya. Data kuanttatf dapat berupa: a. Data Kontnu adalah data yang angka-angkanya merupakan deretan angka yang sambung-menyambung atau berkelanjutan. Contoh: tngg badan, berat badan, dan lan-lan. b. Data dskrt adalah data statstk yang tdak berkelanjutan. Contoh: Jumlah penduduk, Jumlah anak dan lan-lan.. Data Kualtatf, yatu data non-angka. Informas yang dkandung bukan berupa angka. Contoh: data jens kelamn penduduk, tngkat penddkan dan sebaganya. Data jens n harus dubah terlebh dahulu menjad data kuanttatf sebelum dolah.

2 1.3 Jens-jens Skala Pengukuran Skala pengukuran yang dapat dgunakan dalam pengolahan data statstk adalah sebaga berkut: 1. Data Nomnal Data nomnal adalah data statstk yang cara menyusunnya atas golongan atau klasfkas tertentu. Contoh: Jumlah mahasswa dar seg tngkat kelas dan kelamn.. Data Ordnal Data ordnal adalah data statstk yang cara menyusunnya ddasarkan pada urutan, kedudukan dan rangkng/tngkatan data. Contoh: Panda, kurang panda dan tdak panda. 3. Data Interval Data nterval adalah data statstk dmana terdapat jarak yang sama. Dar satu data ke data yang lan ntervalnya sama. Contoh: Mahasswa yang mendapat nla 1 sampa 1, petan yang mempunya hasl panen antara sampa 15 kwntal, dan sebaganya. 4. Data Raso Data raso adalah data yang tergolong dalam data kontnum tap mempunya cr (syarat) tertentu. Contoh: Berat badan Paman 6 Kg, Berat badan Sagung 15 Kg. Dengan demkan, berat badan Ibu adalah 4 kal berat badan An. 1.4 Populas dan Sampel Populas adalah sekumpulan objek yang akan djadkan sebaga bahan peneltan dengan cr mempunya karakterstk yang sama. Populas selalu memlk sfat-sfat yang serupa. Beberapa macam populas ddasarkan pada jumlah anggotanya adalah sebaga berkut: a. Populas berhngga Populas berhngga adalah sekumpulan objek yang akan djadkan sebaga kajan yang jumlahnya tertentu. Contoh: Populas mahasswa fakultas ekonom, jumlah kendaraan bermotor dar merk tertentu yang beredar d jalan, jumlah sswa kelas III dar suatu Sekolah Dasar, dan lan sebaganya.

3 3 b. Populas tak berhngga Populas tak berhngga adalah sekumpulan objek yang akan dtelt berjumlah tdak terhngga banyak. Contoh: Populas amoeba dalam suatu part, jumlah pelanggan supermarket, jumlah partkel d udara, dan lan-lan.

4 4 II. STATISTIKA DESKRIPTIF.1 Daftar Dstrbus Frekuens Dafatr dstrbus frekuens adalah penyusunan urutan data ke dalam kelas-kelas nterval, untuk kemudan dtentukan jumlah frekuensnya berdasarkan data yang sesua dengan batas-batas nterval kelasnya. Tahap penyusunan data menjad daftar dstrbus frekuens antara lan adalah: 1. Menghtung jumlah data. Mencar data tertngg dan terendah 3. Menetapkan range Range ( R) X max X mn 4. Merencanakan jumlah kelas Jumlah kelas dhtung dengan menggunakan kaedah Sturges: b 1 3,3 log n, dmana n adalah jumlah data 5. Menentukan panjang kelas Panjang kelas dtentukan dengan persamaan berkut: p x max x b mn R b 6. Menentukan ujung bawah pada kelas nterval Ujung bawah kelas nterval dtentukan dengan cara menjumlahkan data terkecl yang dtetapkan sebaga ujung bawah kelas nterval pertama dengan nla panjang kelas (p). Contoh.1: Jumlah kelas: 8 P=9 Data terkecl= Maka ujung bawah nterval adalah:, 31, 4,.dan seterusnya. 7. Menetapkan nla ujung atas kelas nterval Ujung atas kelas nterval dmula dengan nterval kelas pertama sampa dengan kelas terakhr.

5 5 a. Jka ujung-ujung bawah adalah blangan bulat, maka nla-nla dar ujung atas pada nterval kelas pertama, kedua dan seterusnya mempunya selsh 1 dengan nla ujung bawah berkutnya. Contoh.: Perhatkan kembal Contoh.1, maka ujung atas ntervalnya adalah: 3, 39, 48,..dan seterusnya. b. Jka ujung-ujung bawah adalah blangan 1 desmal, maka nla ujung-ujung atas pada nterval kelas pertama, kedua dan seterusnya mempunya selsh,1 dengan nla ujung bawah berkutnya. Contoh.3: Msalkan ujung atas nterval kelas data adalah: 5, 31,5 38, 44,5 dan seterusnya. Sehngga dperoleh ujung atas ntervalnya adalah: 31,4 37,9 44,4 dan seterusnya. Begtu seterusnya untuk blangan desmal, 3 desmal dan selanjutnya. 8. Menetukan batas bawah dan batas atas kelas nterval Batas bawah nterval dapat dhtung dengan persamaan berkut: Batas bawah nterval ujung bawah -.5 (untuk ujung yangberupa blangan bulat) Batas bawah nterval ujung bawah -.5 (untuk ujung yang berupa blangan 1desmal) Batas bawah nterval ujung bawah -.5 (untuk ujung yangberupa blangan desmal) dan seterusnya sedangkan batas atas dapat dhtung dengan persamaan berkut:

6 6 Batas atas nterval ujung atas.5 (untuk ujung yangberupa blangan bulat) Batas atas nterval ujung atas.5 (untuk ujung yang berupa blangan 1desmal) Batas atas nterval ujung atas.5 (untuk ujung yangberupa blangan desmal) dan seterusnya 9. Menentukan nla tengah Nla tengah dapat dtentuan sebaga berkut: x ujung bawah ujung atas 1. Frekuens Banyak data dalam setap nterval kelas yang dperoleh dar hmpunan data dsesuakan dengan batas-batas nterval kelas. Adapun macam-macam dstrbus frekuens adalah: a. Dstrbus frekuens relatf Dstrbus frekuens relatf dapat dnyatakan dalam bentuk relatf (persentase). Frekuens relatf kadang-kadang dnyatakan dalam bentuk perbandngan ataupun desmal. Contoh.4: Msalkan jumlah seluruh data adalah 15, maka dperoleh: % 9,6% % 8% 15 dan seterusnya. Sehngga dperoleh tabel dstrbus berkut n: Tabel.1 Dstrbus frekuens relatf dar Contoh.4 No. Interval Frekuens Frekuens relatf ,6% % dan seterusnya dan seterusnya b. Dstrbus frekuens kumulatf Dstrbus frekuens kumulatf adalah dstrbus yang berskan frekuens kumulatf. Frekuens kumulatf adalah frekuens yang djumlahkan. Ada dua macam dstrbus frekuens kumulatf, yatu dstrbus frekuens kumulatf kurang dar dan lebh dar.

7 7 a. Dstrbus Frekuens Kumulatf kurang dar, adalah dstrbus frekuens yang memuat jumlah frekuens yang memlk nla kurang dar nla batas kelas suatu nterval tertentu. b. Dstrbus Frekuens Kumulatf lebh dar, adalah dstrbus frekuens yang memuat jumlah frekuens yang memlk nla lebh dar nla batas kelas suatu nterval tertentu. Contoh.5: Berkut n adalah data 5 mahasswa dalam perolehan nla statstk pada Penddkan Matematka Unverstas T semester II tahun 1: Nyatakan data-data tersebut ke dalam bentuk tabel dstrbus frekuens kurang dar dan lebh dar! Penyelesaan: Tabel 3. Tabel dstrbus frekuens kurang dar dan lebh dar No. Interval Frekuens Frekuens kumulatf ( f k ) Nla f k Kurang dar < < < < < < < < 98 5 (a) Tabel dstrbus frekuens kumulatf kurang dar No. Interval Frekuens Frekuens kumulatf ( f k ) Nla f k Kurang dar > > 44 41

8 > > > > > > 98 (b) Tabel dstrbus frekuens kumulatf lebh dar Contoh Soal.1: Msalkan terdapat sekelompok data berkut n: Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu dstrbus frekuens! Penyelesaan: 1. Jumlah data =. x dan x 1 max 8 mn 3. Range ( R ) x x Jumlah kelas: max mn b 1 3,3log n 1 3,3log 1 3,3 1,31 5,9 Pembulatan dlakukan ke bawah sehngga dperoleh: b 5, Panjang nterval R 18 p b 5 3,6667 Pembulatan dlakukan ke atas sehngga dperoleh: p 3, Dar nformas-nformas yang dperoleh tersebut, maka ddapatkan daftar dstrbus sebaga berkut: Tabel.3 Daftar dstrbus frekuens dar Contoh Soal.1 No. Interval Kelas Frekuens

9 Lathan Soal.1 1. Msalkan terdapat sekelompok data berkut n: Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu dstrbus frekuens, dstrbus frekuens relatf, dstrbus frekuens kumulatf kurang dar dan lebh dar!. Msalkan terdapat sekelompok data berkut n: Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu tabel dstrbus frekuens, dstrbus frekuens relatf, dstrbus frekuens kumulatf kurang dar dan lebh dar!. Ukuran Kepusatan Ukuran kepusatan suatu kelompok data terdr atas: 1. Bagamana tngkat penympangan data terhadap rata-rata datanya. Bagamana varas data yang dmlk 3. Seberapa besar kemrngan kurvanya terhadap nla rata-rata 4. Bagamana ukuran keruncngan kurva (menunjukkan konds penyebaran data terhadap nla rata-rata) Terdapat beberapa ukuran kepusatan yang akan dbahas dalam sub bab n, yatu: 1. Rata-rata data bak yang belum maupun yang sudah dkelompokkan

10 1. Modus dar data bak yang belum maupun yang sudah dkelompokkan 3. Medan dar data yang belum maupun yang sudah dkelompokkan 4. Kuartl dar data yang belum maupun yang sudah dkelompokkan 5. Desl dar data yang belum maupun yang sudah dkelompokkan..1 Rata-rata Dalam sub bab n terdapat beberapa macam rata-rata yang akan djelaskan, dantaranya adalah: a. Rata-rata Htung Rata-rata htung sesungguhnya merupakan hasl jumlah semua data dbag dengan banyak data. Rata-rata htung basa dlambangkan dengan x. Msalkan suatu kelompok data dapat dnyatakan dalam barsan x,, x, 1 xn. Maka ratarata htung dar data yang belum dkelompokkan (data tunggal) tersebut dapat dnyatakan dengan persamaan: x n 1 n x x1 x xn. n Sedangkan untuk data yang sudah dkelompokkan ke dalam suatu tabel dstrbus frekuens, rata-rata htungnya dapat dnyatakan ke dalam persamaan berkut: atau dapat juga dgunakan persamaan: dmana: x x x f Rata - rata data Md Pont Md Pont (nla tengah) kelas ke - Frekuens kelas f x x.(.1) f f C x x p.(.) f (nla tengah) nterval kelas ke - p panjang kelas nterval pada kelas dasar x x C skala (codng) kelas ke -, C p yang djadkan dasar tertentu dan bukan yang djadkan dasar

11 11 Penentuan kelas dasar dalam mencar rata-rata htung dapat dlakukan secara random. Setap orang dapat menentukan nla x yang berbeda-beda. Contoh soal. Perhatkan kembal Contoh.1. Carlah rata-rata htung data tersebut bak sebelum maupun sesudah dkelompokkan ke dalam tabel dstrbus frekuens sepert tampak pada Tabel.3. Penyelesaan: Dketahu: n n x x 1 1 x n Selanjutnya, perhatkan Tabel.3 data-data tersebut dnyatakan ke dalam suatu tabel dstrbus frekuens. Dar Tabel.3 dperoleh beberapa nformas yang dapat dsajkan dalam Tabel.4. Tabel.4. Informas dar data berkelompok Contoh Soal.1 (a) No. Interval Kelas Frekuens f x f x ,5 34, , , ,5 117, , Sehngga jka rata-rata htung dtentukan dengan menggunakan Persamaan.1, maka dperoleh: x f x f 38 18,9

12 1 Kemudan, jka rata-rata htung dcar dengan menggunakan Persmaan (.) dan jka dambl nla x 15, 5 maka dperlukan pula beberapa nformas sepert yang tampak pada Tabel.5 berkut: Tabel.5. Informas dar data berkelompok Contoh Soal.1(b) No. Interval Kelas Frekuens f x C f C , , , , , Sehngga dperoleh rata-rata htung: f C x x p f 17 15,5 4 15,5 3,4 18,9 b. Rata-rata Ukur Rata-rata ukur basa dgunakan pada kumpulan data yang mempunya sfat berurutan tetap arau hampr tetap. Dengan kata lan, rata-rata ukur dapat dgunakan untuk menghtung rata-rata data yang bersfat kelpatan tetap (hampr tetap. Msalkan terdapat sekumpulan data yang memenuh sfat-sfat d atas, yatu x,, x, 1 x n. Maka rata-rata ukur dapat dhtung dengan menggunakan persamaan berkut: U n x 1 x x n..(.3) dengan n adalah jumlah data. Persamaan (.3) dapat dturunkan sebaga berkut: U x x x 1 log U log n 1 n x x x 1 1 n n 1 logu log x 1 x x n.(.4) n

13 13 Sehngga untuk data yang telah dkelompokkan dapat dgunakan persamaan berkut: f log x log U.(.5) f Contoh.3 Msalkan sekelompok data: Data tersebut dapat dnyatakan ke dalam tabel dstrbus frekuens berkut: Tabel.6 Tabel dstrbus frekuens Contoh.3 No. Interval Frekuens x log x f log x ,5 1,6185 4, ,5 1,7449 1, ,5 1, , ,5 1,9165 5, ,88945 Car rata-rata ukurnya! Penyelesaan: U 1 6, , Atau dapat dhtung dengan menggunakan Persamaan (.4) sepert tampak d bawah n: logu U log , , log ,7818 6, 51 Untuk data yang telah dkelompokkan dalam Tabel.3 dapat dperleh rata-rata ukur berkut: logu U log f 1 log x f 1, , 5 17, ,

14 14 c. Rata-rata Untuk Suatu Data Yang Bersfat Tumbuh Nla rerata untuk suatu data yang bersfat tumbuh dapat dperoleh dengan menggunakan persamaan: x Pt P 1 1 Keterangan: P t P x Data akhr Data awal Rata - rata data t Selang waktu t Contoh data yang bersfat tumbuh adalah perkembangan modal usaha selama kurun waktu tertentu atau perkembangan jumlah penduduk suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Contoh.4 Jumlah penduduk suatu daerah pada tahun 1998 adalah 3, juta dan pada tahun 11 jumlahnya bertambah menjad 13,5 juta. Berapakah pertambahan rata-rata penduduk setap tahunnya? Penyelesaan: P t x P 1 1 t

15 15 log P t t log x P 1 1 log P log P log3 log 135 x log1 1 x t log1 1 t x 13 log1 1 x log1 8,1 6,5515 1, x 1 1, x, x 33,16 34 Jad, rata-rata pertambahan penduduk per tahunnya adalah 34 jwa... Modus Modus adalah besaran yang menyatakan keterpusatan data ddasarkan pada frekuens palng serng munculnya data. Selanjutnya, data yang mempunya lebh dar satu nla modus dsebut data multmodal. Untuk data yang telah dkelompokkan menjad tabel dstrbus frekuens, modus dapat dhtung dengan menggunakan persamaan berkut: Keterangan: M o Nla modus p panjang nterval M o b Batas bawah dmana modus terdapat b b 1 b1 b p b1 b selsh antara frekuens modus dengan frekuens sebelumnya selsh antara frekuens modus dengan frekuens sesudahnya Contoh.5 1. Msalkan sekelompok data: 1, 4, 3, 1, 31, 4 Maka modus dar data tersebut adalah 1 (muncul kal).

16 16. Lhat kembal data dalam Contoh.1. Tampak bahwa frekuens tertngg ada pada kelas kedua. Sehngga dperoleh nformas sebaga berkut: b 13,5 b1 3 b M o 3 13,5 15,9 3 Hal n mengandung art bahwa nla-nla data terletak palng banyak d sektar nla 15,9...3 Medan Medan adalah nla data tengah (sekelompok data dbag menjad bagan yang sama). Ingat bahwa medan dcar setelah data durutkan terlebh dahulu. Untuk data yang belum dkelompokkan, penghtungan medan dapat dlakukan dengan cara, yatu: a. Untuk data ganjl Contoh.6 Msalkan sekelompok data: 8, 1, 5, 3, 16, 7,, 3, 8 Data setelah durutkan:, 3, 3, 5, 7, 8, 8, 1, 16 Sehngga dperoleh medan data adalah: M 7 b. Untuk data genap Contoh.7 Msalkan sekelompok data: 8, 1, 5, 3, 16, 7,, 3, 8, 17 Data setelah durutkan:, 3, 3, 5, 7, 8, 8, 1, 16, Sehngga dperoleh medan data adalah: M e 7, 5. Selanjutnya, untuk kumpulan data yang telah dkelompokkan ke dalam dstrbus frekuens, medan data tersebut dapat dtentukan dengan persamaan d bawah n: Keterangan: n F M b p e f e

17 17 b Batas bawah kelas medan (dmana medan berada) p panjang kelas kelas medan (dmana medan berada) n jumlah data F f Contoh.8 frekuens kumulatf frekuens kelas medan sebelum kelas medan Msalkan terdapat sekelompok data yang telah dsajkan dalam tabel dstrbus frekuens berkut n: Medan terletak pada data ke: 9 45 Tabel.7. Tabel dstrbus frekuens data Contoh.8 No. Interval Frekuens (f) frekuens kumulatf (F) Karena data ke 45 terletak pada kelas ke-5, maka dperoleh nformas berkut: b 71,5 7,5 p 1 F 3 f 6 M e ,5 1 75, Kuartl Kuartl adalah nla sekumpulan data yang dbag 4 bagan yang sama. Oleh sebab tu, terdapat 3 kuartl, yatu: K 1, K, K3. Untuk data yang belum dkelompokkan ke dalam tabel dstrbus frekuens, maka kuartl data dapat dhtung sesua dengan langkah-langkah berkut:

18 18 Contoh.9 1. Urutkan data dar data terkecl ke data terbesar. Tentukan letak kuartl dengan persamaan: K ( n 1), n banyak data 4 3. Tentukan nla kuartl yang dmnta tersebut 1. Msalkan dketahu data ganjl sebaga berkut: 1,8, 1,, 18, 4, 9 Sehngga dperoleh data setelah durutkan: 4, 8, 9, 1, 1, 18, Letak kuartl: 1(7 1) K 1 maka, kuartl pertama ( K 1) terletak pada data ke-, yatu: 8 4 (7 1) K 4 maka, kuartl pertama ( K ) terletak pada data ke-4, yatu: 1 4 3(7 1) K 3 6 maka, kuartl pertama ( K 1) terletak pada data ke-6, yatu: Msalkan dketahu data genap: 8, 1, 5, 3, 7,, 3, 8 Sehngga data terurut:, 3, 3, 5, 7, 8, 8, 1 Letak kuartl: K 1(8 1) 4 1 Nla K K1,5 Data ke-+(,5(data ke-3 data ke-)) 3+(,5(3-3)) 3 (8 1) 4 Nla K K1 4,5 Data ke-4+(,5(data ke-5 data ke-4)) 5+(,5(7-5)) 6 3(8 1) 4 3 Nla K3 6,5 Data ke-6+(,5(data ke-7 data ke-6)) 8+(,5(8-8)) 8

19 19 Sedangkan untuk data yang telah dkelompokkan ke dalam tabel dstrbus frekuens, kuartl data dapat dhtung dengan menggunakan langkah-langkah berkut: 1. Tentukan letak kuartl dengan persamaan: K n, n banyak data 4. Menentukan nla kuartl dengan persamaan berkut: n F Nla K b p 4 f Keterangan: b batas bawah kelas kuartl p panjang nterval n jumlah data F f frekuens kumulatf frekuens kelas kuartl sebelum kelas kuartl Contoh.1 Perhatkan Tabel.7. Tentukan nla kuartl ketganya ( K 3 )! Letak kuartl kedua ( K 3 ): 39 K 3 67,5, maka kuartl ketga terletak pada kelas ke-6 4 Sehngga dperoleh nformas berkut: b 81,5 8,5 p 1 F 58 f Nla K 8, ,4 1 Lathan Soal Msalkan terdapat sekumpulan data berkut:

20 Carlah modus, medan dan ketga kuartl dar data tersebut bak sebelum maupun sesudah dkelompokkan ke dalam tabel dstrbus frekuens!

21 1 III. ANALISA KORELASI LINEAR SEDERHANA Analss korelas adalah metode statstk yang dgunakan untuk menentukan kuat tdaknya (derajat) hubungan lner antara varabel atau lebh. Analsa korelas sederhana, menelt hubungan dan bagamana eratnya tu, tanpa melhat bentuk hubungan. Jka kenakan ddalam suatu varabel dkut dengan kenakan varabel yang lan, maka dapat dkatakan bahwa kedua varabel tersebut mempunya korelas yang postf. Tetap jka kenakan ddalam suatu varabel dkut penurunan varabel yang lan maka kedua varabel tersebut mempunya korelas negatf. Jka tdak ada perubahan pada suatu varabel,meskpun varabel yang lan mengalam perubahan, maka kedua varabel tersebut, tdak mempunya hubungan (uncorrelated). Ilmu ekonom dan penddkan banyak mempelajar hubungan antar berbaga varabel. Dar adanya hubungan tersebut dgunakan untuk mempredks pengaruh satu varabel terhadap varabel lannya. Msalnya, hubungan antara jumlah permntaan suatu barang terhadap besarnya harga yang dapat dnyatakan dengan (f(p)). Fungs tersebut menunjukkan fakta yang muncul sebaga akbat atau dsebabkan munculnya suatu yang lan. Hal n menghadapkan kta pada fakta kausaltas. Dar contoh tersebut dapat djelaskan bahwa jumlah barang yang dmnta akan berubah sebaga akbat adanya perubahan harga. Hubungan-hubungan fungsonal tersebut menjelaskan ketergantungan varabel terkat (dependent varable) pada varabel-varabel bebas (ndependent varable) dalam bentuk yang spesfk. Hubungan fungsonal n bsa jad merupakan hubungan yang sederhana antar varabel. Pada kenyataannya, lebh serng djumpa hubungan fungsonal yang rumt dan sult untuk djelaskan. Alat yang serng dgunakan untuk mendekat kejadan tersebut adalah regres, bak regres lnear sederhana maupun regres berganda. Langkah awal yang harus dlakukan (sebelum menganalss regres) adalah mengetahu bahwa dua varabel yang akan danalss memlk hubungan yang kuat. Hal n dapat dlakukan dengan melakukan analss korelas. Analss korelas adalah sekumpulan teknk statstka yang dapat dgunakan untuk mengukur keeratan hubungan (korelas) antara dua varabel. Msalkan suatu perusahaan berpendapat bahwa dengan mendemonstraskan cara pemakaan produk akan dapat menngkatkan angka penjualan. Dar contoh tersebut, maka dapat dkatakan bahwa demonstras pemakaan produk dsebut varabel bebas, sedangkan angka penjualan dsebut varabel terkat.

22 Hubungan antara dua varabel jka dtnjau dar seg arahnya dapat dbedakan menjad jens, yatu: 1. Hubungan searah (korelas postf) Dua varabel (atau lebh) dkatakan memunya hubungan searah jka dua varabel (atau lebh) berjalan secara paralel. Hal n mengandung makna bahwa hubungan antara dua varabel (atau lebh) menunjukkan arah yang sama. Jad apabla varabel X menngkat (bertambah) maka varabel Y juga mengalam penngkatan. Sebalknya, apabla varabel X menurun (berkurang) maka varabel Y juga menurun. Contoh 3.1 Berkut n adalah beberapa contoh hubungan searah antara dua varabel: 1. Kenakan harga BBM akan dkut dengan kenakan harga sembako. Naknya frekuens pemberan tugas akan menyebabkan naknya hasl belajar 3. Naknya kedsplnan anak ddk dkut dengan menngkatnya hasl belajar anak ddk bersangkutan. Gambaran umum mengena korelas postf d atas dapat dlhat dalam Gambar 3.1 berkut: X (a) Y X Y (b) Gambar 3.1 Arah Korelas postf. Hubungan berlawanan arah (korelas negatf) Dua varabel (atau lebh) dkatakan mempunya hubungan yang berlawanan arah jka kedua varabel (atau lebh) tersebut bergerak dengan arah yang berlawanan. Hal n mengandung makna bahwa hubungan antara dua varabel (atau lebh) menunjukkan arah yang berkebalkan. Jad, apabla varabel X menngkat (bertambah) maka varabel Y juga mengalam penurunan. Sebalknya, apabla varabel X menurun (berkurang) maka varabel Y juga mengkat.

23 3 Contoh 3. Berkut n adalah beberapa contoh hubungan antara dua varabel yang berlawanan arah: 1. Semakn menngkatnya kedsplnan dalam berkendara akan dkut dengan berkurang/menurunnya angka kecelakaan lalu lntas.. Semakn menurunnya harga buku pelajaran akan menngkatkan tngkat pengetahuan sswa. berkut: Gambaran umum mengena korelas postf d atas dapat dlhat dalam Gambar 3.1 X (a) Y X Y (b) Gambar 3.1 Arah Korelas postf Postf atau negatfnya korelas antara dua varabel dapat juga dlhat dar angka korelasnya. Angka korelas (koefsen korelas) adalah koefsen yang dapat dgunakan untuk melhat besar-keclnya, tngg-rendah atau kuat-lemahnya suatu korelas. Jad, koefsen korelas adalah sebuah angka yang dapat djadkan petunjuk untuk mengetahu seberapa besar kekuatan korelas d antara varabel yang sedang dseldk korelasnya. Lambang koefsen korelas berbeda-beda sesua dengan teknk korelas yang dgunakan, yatu: r xy koefsen korelas product moment koefsen korelas spearmann koefsen korelas ph r pb koefsen korelas pont bseral Besarnya nla mutlak angka korelas berada dalam nterval,1. menandakan tdak ada korelas d antara varabel-varabel yang dseldk dan angka 1 menunjukkan adanya korelas yang maksmal. Jka dperoleh angka korelas yang lebh dar 1 atau kurang dar -1, maka dalam perhtungan past terjad kesalahan.

24 4 Jka tanda koefsen korelas adalah postf ( plus ) maka korelas yang terjad adalah korelas postf. Sedangkan jka tanda angka/koefsen korelas adalah negatf ( mnus ) maka korelas antara varabel-varabel yang dseldk adalah korelas negatf. Terdapat beberapa teknk korelas yang dapat dgunakan untuk mencar angka/koefsen korelas antar varabel, dantaranya adalah: 1. Teknk korelas product moment (pearson) Teknk korelas product moment dgunakan untuk mencar koefsen korelas untuk data kontnu, populasnya bersfat homogen atau mendekat homogen dan regresnya adalah regres lnear.. Teknk korelas tata jenjang (rank spearman) Teknk korelas rank spearmann dgunakan untuk mencar koefsen korelas untuk data ordnal (berjenjang). 3. Teknk korelas ph Teknk korelas ph dgunakan untuk mencar koefsen korelas untuk data dskrt. 4. Teknk korelas pont bseral Teknk korelas pont bseral dgunakan untuk mencar koefsen korelas untuk data kontnu dan dskrt. Dalam bab n hanya akan dbahas mengena teknk korelas product moment. Sepert yang telah dsebutkan sebelumnya bahwa lambang untuk angka korelas product moment adalah r xy, yang dapat dtentukan dengan persamaan berkut: Keterangan: X Varabel bebas Y Varabel terkat n Jumlah data r xy X Y n XY r..(3.1) xy n X X n Y Y koefsen korelas product moment Koefsen n dapat dnterpretas dengan cara, yatu: 1. Dengan cara kasar menggunakan tabel penentu Jka koefsen yang dperoleh dar Persmaan (3.1) dnterpretaskan dengan menggunakan cara kasar (tabel penentu) maka dgunakan Tabel 3.1 berkut:

25 5 Tabel 3.1 Tabel nterpretas koefsen korelas dengan cara kasar Nla koefsen korelas Interpretas Antara varabel X dan Y terdapat korelas yang sangat lemah sehngga, korelas tersebut dapat dabakan (danggap tdak ada korelas antara varabel X dan Y),,4 Antara varabel X dan Y terdapat korelas yang lemah,4,7 Antara varabel X dan Y terdapat korelas yang sedang,7,9 Antara varabel X dan Y terdapat korelas yang kuat,9 1 Antara varabel X dan Y terdapat korelas yang sangat kuat Interpretas dar koefsen korelas dapat dambl dengan menggunakan Tabel 3.1 sesua dengan nla yang dperoleh dan dsesuakan dengan nterval yang ada d dalam tabel.. Dengan menggunakan uj-r Jka nterpretas dlakukan dengan menggunakan uj-r, maka terdapat beberapa langkah yang harus dtempuh, yakn: a). Membuat hpotesa nol H dan hpotesa alternatf ( H a ) H a = Terdapat korelas postf/negatf yang sgnfkan antara varabel X dan Y H = Tdak terdapat korelas postf/negatf yang sgnfkan antara varabel X dan Y b). Menguj kebenaran hpotesa berkut: Dengan menggunakan tabel r product moment dengan menggunakan ketentuan sebaga df derajat kebebasan n k n jumlah data k banyaknyavarabel yang dkorelaskan taraf sgnfkan s dmana krtera ujnya adalah: Jka r xy Jka r xy r maka H t r t maka H 5% atau 1% dtolak dan H dterma dan H a dterma a dtolak

26 6 3. Dengan menggunakan uj-t Sepert pada nterpretas dengan uj-r, dalam nterpretas uj-t juga dperlukan beberapa langkah berkut: a). Membuat hpotesa nol H dan hpotesa alternatf ( H a ) H a = Terdapat korelas postf/negatf yang sgnfkan antara varabel X dan Y H = Tdak terdapat korelas postf/negatf yang sgnfkan antara varabel X dan Y b). Menguj kebenaran hpotesa Dengan menggunakan tabel t dengan menggunakan ketentuan sebaga berkut: df derajat kebebasan n k n jumlah data k banyaknyavarabel yang dkorelaskan taraf sgnfkan s 5% atau 1% Dan t htung dtentukan dengan persamaan berkut: t ht r xy n 1 r xy dmana krtera ujnya adalah: Jka t Jka t ht ht t t t t maka H maka H dtolak dan H dterma dan H a dterma a dtolak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

UKURAN GEJALA PUSAT &

UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN LETAK UKURAN GEJALA PUSAT & LETAK Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengena suatu populas atau sampel Ukuran yang merupakan wakl kumpulan data mengena populas atau sampel

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

Ringkasan Statistika Kelas XI SMA Tarakanita 1 Jakarta BAB I STATISTIKA

Ringkasan Statistika Kelas XI SMA Tarakanita 1 Jakarta BAB I STATISTIKA BAB I STATISTIKA 1. PENGENALAN STATISTIKA A. PENGERTIAN DASAR STATISTIKA 1. Statstka dan Statstk Statstka adalah lmu tentang pengolahan dan analss suatu data hngga penarkan kesmpulan dar data tu. Statstk

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA

UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA Hazmra Yozza Izzat Rahm HG Jurusan Matenatka FMIPA Unand LOGO Kompetens Khusus Menghtung ukuran pemusatan data Menghtung ukuran keragaman data 3 4 Menghtung ukuran poss data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN Tujuan Instruksonal Umum :. Mahasswa mampu memaham apa yang dmaksud dengan ukuran penyebaran. Mahasswa mampu memaham berbaga pengukuran untuk mencar nla ukuran penyebaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FREKUENSI

DISTRIBUSI FREKUENSI BAB DISTRIBUSI FREKUENSI Kompetens Mampu membuat penyajan data dalam dstrbus frekuens Indkator 1. Menjelaskan dstrbus frekuens. Membuat dstrbus frekuens 3. Menjelaskan macam-macam dstrbus frekuens 4. Membuat

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y. ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL 1. KWARTIL Kwartl merupakan nla yang membag frekuens dstrbus data menjad empat kelompok yang sama besar. Dengan kata lan kwartl merupakan nla yang membag tap-tap 25% frekuens

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-8 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-8 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini STATISTIKA ; MODUL ; ; 8; ; ; PENDAHULUAN Modul n adalah modul ke-8 dalam mata kulah Matematka. Is modul n membahas tentang statstka. Modul n terdr dar kegatan belajar. Pada kegatan belajar akan dbahas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci