Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s"

Transkripsi

1 Sudarato Sudirham Aalii agkaia Litrik Di Kawaa 6- Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

2 BAB 6 Aalii Pada Sitem Pegeala pada item ii bertujua agar kita memahami ial dalam pegertia ag lebih lua; memahami pegertia tetag item; mampu membagu diagram blok uatu item; mampu mereduki diagram blok uatu item. 6.. Sial Di awal buku ii kita telah mempelajari betuk gelombag ial ag merupaka uatu peramaa ag meataka ial ebagai fugi dari waktu. Dalam aalii ragkaia litrik, ial-ial ag kita tagai biaaa berupa tegaga ataupu aru litrik. Pegertia ii dapat kita perlua mejadi uatu pegertia ag tidak haa mecakup ial litrik aja tetapi juga mecakup ial-ial o-litrik ag juga merupaka fugi waktu. Dega perluaa pegertia ii maka kita mempuai defiii utuk ial ebagai, Sial adalah uatu fugi ag meataka variai terhadap waktu dari uatu peubah fiik. Fugi ag kita tetapka utuk meataka uatu ial kita ebut repreetai dari ial atau model ial da proe peetua repreetai ial itu kita ebut pemodela ial. Suatu ial ag tergatug dari peubah riil t da ag memodelka peubah fiik ag berevolui dalam waktu ata diebut ial waktu kotiu. Sial waktu kotiu dituli ebagai uatu fugi dega peubah riil t eperti miala xt. Sebagaimaa telah diebutka di awal buku ii, ial jei iilah ag edag kita pelajari. Utuk memberi cotoh dari ial o-litrik, kita baagka uatu beda ag medapat gaa. Beda ii aka bergerak euai dega arah gaa., poiia aka berubah dari waktu ke waktu. Dega megambil uatu kooordiat referei, perubaha poii beda aka merupaka fugi waktu da aka mejadi alah atu peubah fiik dari beda terebut da merupaka uatu ial. Selai perubaha poii, beda juga 6-

3 mempuai kecepata ag juga merupaka fugi dari waktu; kecepata juga merupaka uatu ial. Jika poii beda dalam cotoh di ata merupaka uatu ial, apakah ia dapat dijadika uatu mauka iput pada ebuah ragkaia? Baagkalah beda ag bergerak itu adalah ebuah peawat terbag. Kita igi megamatia dega megguaka ebuah teropog, da utuk itu teropog kita arahka pada peawat. Setiap aat peawat berubah poii, keduduka teropog kita euaika edemikia rupa ehigga baaga peawat elalu terlihat oleh kita melalui teropog. Kita kataka bahwa poii peawat merupaka mauka pada kita utuk megubah arah teropog; dalam hal ii kita da teropog mejadi ebuah ragkaia. Apakah dari ragkaia ii ada uatu keluara output? Keluara dari ragkaia ii adalah berupa perubaha arah teropog. Jelalah bahwa ada hubuga tertetu atara arah teropog ebagai keluara dega poii peawat ebagai mauka, da hubuga keluara-mauka demikia ii udah biaa kita lihat pada ragkaia litrik. Kalau kita ag meeropog peawat terebut digatika oleh ebuah mei peggerak otomati da teropog digati dega ebuah meriam, maka jadilah ebuah ragkaia mei peembak peawat. Mei peembak ii dapat kita ebut ebagai uatu peragkat ag mampu meetapka arah meriam jika medapatka mauka megeai poii peawat itilah peragkat di ii kita beri pegertia ebagai gabuga dari baak pirati utuk mejalaka fugi tertetu. Dega kata lai atara ial keluara dega ial mauka terdapat hubuga ag epeuha ditetuka oleh perilaku peragkat; hal ii berarti bahwa peragkat memiliki atura ag meetapka bagaimaa betuk keluara utuk euatu mauka ag ia terima. 6.. Sitem Dega cotoh di ata, kita ampai pada pegertia megeai item aitu : item merupaka atura ag meetapka ial keluara dari adaa ial mauka. atau item membagkitka ial keluara tertetu dari adaa ial mauka tertetu. Jika kita igat megeai pegertia eleme ebagai model pirati dalam ragkaia litrik, maka item dapat dipadag ebagai model dari 6- Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

4 peragkat. Dega demikia ragkaia-ragkaia litrik ag udah perah kita pelajari, ag juga meetapka hubuga atara keluara da mauka, dapat kita padag ebagai uatu item. Kalau ragkaia terebut merupaka bagia lai dari ragkaia dalam hubuga kakade miala kita dapat memadaga ebagai ub-item. ubuga keluara-mauka dari uatu item dapat kita ataka ebagai [ x ] t t 6. dega t ial keluara da xt ial mauka. ubuga ii dapat kita gambarka dega diagram berikut. ial mauka xt t ial keluara Gb.6.. Diagram uatu item. Perhatikalah bahwa item didefiiika meurut ial keluara da maukaa. Jadi kita memadag item dari udut padag ial mauka da keluara. Selai dari pada itu, Gb.6.. mempelihatka bahwa arah propagai ial adalah euai dega arah aak paah. Jadi ial beraal dari mauka meuju ke keluara. Peggambara ii euai dega defiii kita aitu bahwa uatu item membagkitka ial keluara dari ial mauka. Suatu item dapat mempuai atu mauka atau lebih; demikia juga keluaraa bia haa atu atau lebih. Sitem dega atu mauka da atu keluara diebut igle-iput-igle-output SISO tem atau kita terjemahka dega item mauka-tuggal-keluara-tuggal MTKT. Jika mauka da keluaraa lebih dari atu diebut multi-iput-multioutput MIMO tem atau kita terjemahka item mauka-gadakeluara-gada MGKG Model Sitem Perataa matemati ecara ekpliit dari uatu item eperti pada 6. diebut repreetai item atau model item. Proe utuk memperoleh model item kita ebut pemodela item. Ada dua cara ag dapat ditempuh utuk membagu model item. Cara pertama adalah meuruka lagug dari hukum-hukum fiika da cara kedua adalah melalui obervai empiri. Cara pertama dapat diguaka apabila proeproe fiika terdefiii dega jela da difahami. Model item ag 6-3

5 6-4 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3 dituruka harulah cukup ederhaa utuk keperlua aalii da imulai. Cara kedua diguaka utuk item ag agat komplek da agat ulit utuk diaalii lagug, da perilaku diamika tidak difahami ecara baik. Utuk melakuka obervai empiri diperluka ial mauka ag haru dipilih ecara cermat, da ial keluaraa diamati. Model item diperoleh dega melakuka perhituga balik dari kedua ial terebut. Pembagua model item melalui cara obervai ial mauka da keluara ii diebut idetifikai item. Kita telah melihat bahwa ada empat macam cara utuk meataka hubuga atara ial keluara da ial mauka, aitu peramaa difereial, traformai Laplace, kovolui, da traformai Fourier. Sejala dega itu, kita megeal empat macam repreetai item atau model item ebagai berikut.. Peramaa Difereial. Betuk ii kita keal miala item orde kedua t f t b dt t d a dt t d Betuk umum dari model ii diataka dalam peramaa difereial : 0 0 t x b t x b t x b t a t a t a t m m m m L & L. 0, 0,, 0, 0 0 & L 6. Dalam 6. kita megaggap bahwa koefiie a k da b k adalah bilaga riil kota tidak tergatug waktu. Kita juga megaggap m. Mauka item adalah xt da keluaraa adalah t. Orde dari peramaa difereial ii adalah.. Fugi Alih Laplace 0 0 T a a a b b b m m m m L L X Y 6.3

6 Di ii ial keluara da mauka diataka di kawaa, aitu Y da X. T adalah fugi alih Laplace, ag utuk elajuta aka kita guaka ebagai repreetai item di bab ii da kita tulika ebagai. 3. Itegral Kovolui dega h t { } 4. Fugi Alih Fourier t h tλ x λ dλ L. dega F{ h t } Y ω ω X ω 6.5 ω adalah fugi alih Fourier. Utuk elajutaa, kita aka megguaka cara repreetai item ag ke-dua, aitu megguaka fugi alih Laplace Diagram Blok Peggambara Sitem Dega Diagram Blok Diagram blok adalah repreetai dari fugi alih dega megguaka gambar. Diagram blok agat bermafaat utuk meggambarka truktur item, terutama jika item teruu dari baak ub-item pejelaa pegertia ub-item aka diberika kemudia. Diagram ii juga bermafaat utuk melakuka aalii item. Di ubbab ii kita megambil model item dega traformai Laplace di kawaa. ubuga mauka- keluara item aka berbetuk : Y atau Y X 6.6 X Diagram blok dari item ii adalah eperti terlihat pada Gb.6.. Diagram blok X Y eperti ii telah kita keal dalam aalii ragkaia Gb.6.. Diagram blok. litrik. aa di ii kita mempuai pegertia ebagai repreetai dari item. Diagram blok ii ekivale dega peramaa aljabar 6.6. Jadi uua diagram blok merupaka perataa operai- 6-5

7 operai matemati. al ii berbeda dega Gb.6.. ag haa merupaka diagram utuk memperjela defiii tetag item. Suatu item ag komplek teruu dari item-item ag lebih ederhaa. Diagram blok dapat kita guaka utuk meataka hubuga dari item-item ag lebih ederhaa terebut utuk membetuk item ag komplek. Diagram blok aka mempelihatka truktur dari item ag komplek aitu iterkoeki dari kompoekompoe item. Lebih dari itu, diagram blok juga dapat dimafaatka ebagai alat utuk melakuka perhituga-perhituga; fugi alih item dituruka dari diagram blok ag teruu dari baak kompoe terebut ubuga-ubuga Sitem Berikut ii kita aka melihat hubuga-hubuga ederhaa dari item ag aka mejadi daar bagi kita utuk memadag item ag lebih komplek. Kita aka meijau dua item aitu da. Utuk meghubugka dua item, atau dua blok, haru ada titik-titik hubug. Titik ubug. Ada dua macam titik hubug ag perlu kita perhatika aitu titik pecabaga pickoff poit da titik pejumlaha. Titik pecabaga adalah titik tempat terjadia duplikai ial; ial-ial ag meiggalka titik pecabaga ama dega ial ag memauki titik pecabaga. al ii digambarka pada Gb.6.3.a. Pada titik pejumlaha, beberapa ial dijumlahka. Sial ag keluar dari titik pejumlaha adalah jumlah dari ial ag mauk ke titik pejumlaha. Jika ial ag mauk bertada maka ia dijumlahka da jika bertada ia dikuragka. Utuk titik pejumlaha ii ada kovei, aitu bahwa haa ada atu ial aja ag meiggalka titik pejumlaha. al ii digambarka pada Gb.6.3.b. X titik pecabaga a. titik pecabaga X X X X X 3 Gb.6.3. Titik-titik hubug. b. titik pejumlaha X X X 3 ubuga Kakade atau ubuga Seri. ubuga eri atara dua item terjadi jika keluara dari item ag atu merupaka mauka 6-6 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

8 pada item berikuta eperti terlihat pada Gb.6.4. Fugi alih dari hubuga kakade, ag merupaka fugi alih total, adalah hail kali dari fugi alih item ag meuua. Jadi hubuga kakade item da dapat digatika oleh atu item. al ii euai dega kaidah ratai ag telah kita pelajari dalam aalii ragkaia di kawaa. X Y X Y Gb.6.4. ubuga eri ubuga Paralel. ubuga paralel atara dua item terjadi jika kedua item medapat mauka ag ama edagka keluaraa merupaka jumlah dari keluara kedua item terebut, eperti terlihat pada Gb.6.4.b. Jadi hubuga paralel atara dua item da dapat digatika oleh atu item dega fugi alih. X Y X Y Gb ubuga paralel. ubuga Umpa Balik. Pada hubuga umpa balik, keluara dari item pertama mejadi mauka pada item kedua da keluara item kedua mejadi pegurag pada ial dari luar ; ial hail peguraga ii mejadi mauka pada item pertama. ubuga ii diperlihatka pada Gb.6.6. X Y X Y Y Gb.6.6. ubuga umpa balik. 6-7

9 6-8 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3 Dari diagram blok pada Gb.6.6. diperoleh peramaa berikut. [ ] [ ] Y Y Y X Y [ ] Y Y Y Dega hubuga umpa balik eperti pada Gb.6.6. fugi alih item keeluruha mejadi Fugi alih adalah fugi alih dari uatu item ag diebut item loop terbuka edagka adalah fugi alih dari item ag diebut item loop tertutup. Jika pada titik pejumlaha terdapat tada egatif pada jalur umpa balik maka item ii diebut item dega umpa balik egatif. Jika fugi alih maka item mejadi item dega umpa balik egatif atu atua. Sub-Sitem. Jika kita memiahka alah atu bagia dari diagram blok uatu item ag teruu dari baak bagia da bagia ag kita piahka ii merupaka uatu item juga maka bagia ii kita ebut ubitem. dalam cotoh hubuga paralel di ata merupaka alah atu ub-item Pembetuka Diagram Blok Berikut ii kita aka melihat cotoh peggambara diagram blok da peederhaaa diagram blok. Sebagaimaa telah diebutka, walaupu kita telah megembagka pegertia item aka tetapi dalam cotohcotoh ag aka kita lihat di ii kita membatai diri pada item litrik Diagram Blok Eleme agkaia Defiii item meataka bahwa dari ial mauka tertetu uatu item aka memberika ial keluara tertetu. Defiii ii dipeuhi oleh eleme-eleme ragkaia eperti, L, da C, karea eleme-eleme

10 ii aka memberika ial keluara tegaga atau aru tertetu jika diberi ial mauka aru atau tegaga tertetu ag kita keal ebagai karakteritik i-v dalam aalii ragkaia litrik. Jika item dapat diviualiaika megguaka diagram blok, maka eleme-eleme ragkaia litrik dapat pula digambarka dega diagram blok. eitor. Gb.6.7. memperlihatka diagram blok dari reitor. ubuga tegaga-aru reitor adalah V I atau I / V. Kedua relai memberika diagram blok eperti ditujukka pada gambar. I I V V V I Gb.6.7 Diagram blok reitor. Kapaitor. Gb.6.8. memperlihatka diagram blok dari kapaitor. ubuga tegaga-aru kapaitor adalah V / C I atau I C V. Kedua relai memberika diagram blok eperti ditujukka pada gambar. C I V I V C C V I Gb.6.8. Diagram blok kapaitor. Berbeda dega reitor, kapaitor adalah eleme diamik. ubuga ag pertama megambil peubah tatu, aitu tegaga kapaitor, ebagai keluara da dapat dituli ebagai V / C/ I da diagram bloka mejadi : I V C 6-9

11 Di kawaa t hubuga terebut adalah v t / C idt. Oleh karea itu blok diebut ebagai blok itegrator. Iduktor. Gb.6.9. memperlihatka diagram blok dari iduktor. ubuga tegaga-aru iduktor adalah V L I atau I / L V. Kedua relai memberika diagram blok eperti ditujukka pada gambar. L I V I V Gb.6.9. Diagram blok iduktor. Seperti hala kapaitor, iduktor adalah eleme diamik. ubuga ag kedua megambil peubah tatu, aitu aru iduktor, ebagai keluara da dapat dituli ebagai I / L/ V. Dega blok itegrator diagram bloka mejadi : L L V L I. V I Pembetuka Diagram Blok Dalam cotoh-cotoh berikut ii kita aka melihat bagaimaa diagram blok dibetuk. Kita meggabugka pemahama megeai ragkaia litrik dega pemahama hubuga-hubuga item. 6-0 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

12 CO TO-6.: Gambarka diagram blok ragkaia-ragkaia berikut. I a I I Peeleaia : I V a. [ ] V I V I b I I I I L Diagram blok ragkaia ii adalah: V I c I I C V I V V LI L I I L I Diagram blok ragkaia ii adalah: V b. [ ] I L V V c. [ ] V I C C I I Diagram blok ragkaia ii adalah: I I C C V 6-

13 CO TO-6.: Gambarka diagram blok ragkaia-ragkaia berikut. I Peeleaia : L a I I V V V I I I I L Diagram blok: a. [ ] L I C b I I V I V b. V I [ I I ] [ I C V ] Diagram blok: C I V Tegaga V pada cotoh 6..b. da 6..c. harulah idetik dega tegaga pada cotoh 6.. karea tegaga ii adalah tegaga pada hubuga paralel dari dua eleme. Walaupu demikia kita medapatka diagram blok ag berbeda pada kedua cotoh terebut. Kita aka meguji apakah kedua diagram blok terebut idetik dega mecari fugi alih maig-maig. Utuk itu kita aka memafaatka formulai hubuga blok paralel. Utuk ragkaia -L paralel di kedua cotoh terebut di ata kita peroleh : 6- Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

14 I L V L L L V L/ L I I V L V / L L I Utuk ragkaia -C paralel kita peroleh : I C V / C / C V 3 / C/ / C I C I V / C V 4 C / C I Fugi alih dari kedua hubuga paralel tererbut terata ama ag tidak lai adalah impedai total ragkaia -L da -C paralel. Jadi diagram blok ag diperoleh pada kedua cotoh di ata adalah idetik. 6-3

15 CO TO-6.3: Bagulah diagram blok dari ragkaia litrik ag telah ditraformaika ke kawaa di bawah ii. V i I C I 3 V L I C I 5 I 4 V o Peeleaia : Dalam membagu diagram blok ragkaia ii, kita aka meempuh lagkah-lagkah ag kita mulai dari tegaga keluara da mecari formulaia ecara berurut meuju ke arah mauka. Tegaga V o dapat diataka ebagai I 5 ataupu /C I 4. Kita ambil ag kedua.. V o I 4 C I 4 C V o. I4 I3 I5 I3 Vo I 3 I 4 C V o 3 o L 3. I [ V V ] 6-4 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

16 V 3 C C 4. V I [ I I ] L I 3 I 4 C V o I C V L I 3 I 4 C V o 5. I [ Vi V ] V i I C V L I I 3 4 C V o Pada lagkah ke-5 ii terbetuklah diagram blok ag kita cari. Walaupu diagram ii terlihat cukup rumit, tetapi eugguha etiap blok meggambarka pera dari etiap eleme. Perhatika pula bahwa dalam diagram blok ii diguaka blok-blok itegrator eduki Diagram Blok Dalam Cotoh-6.3 kita melihat bagaimaa diagram blok dibetuk. Diagram blok ii cukup pajag. Dega megguaka relai-relai ekivalei item terhubug eri da paralel kita dapat meederhaaka diagram blok terebut. Peederhaaa diagram blok ii diebut reduki diagram blok. Karea diagram blok ekivale dega peramaa ragkaia, maka peederhaaa diagram blok aka meuju pada diperoleha fugi alih. 6-5

17 Selai ekivalei eri da paralel, dalam melakuka reduki diagram blok kita memafaatka juga kaidah-kaidah pemidaha titik pecabaga ebagai berikut. Keluara Y tidak aka berubah jika pemidaha titik pecabagaa ke depa melampaui blok diikuti dega peambaha atu blok eri ag ekivale dega blok. Keluara Y 3 tidak aka berubah jika pemidaha titik pecabagaa ke belakag melampauai blok diikuti dega peambaha atu blok eri /. Perhatikalah Gb.6.0. Gambar b diperoleh dega jala memidahka titik pecabaga di gambar a. Pecabaga keluara Y di pidah ke depa melewati blok da pecabaga keluara Y 3 ke belakag melewati blok. Y X Y a. Y 3 Y X Y b. Y 3 Gb.6.0. Pemidaha titik pecabaga. CO TO-6.4: Lakukalah reduki pada diagram blok berikut ii. V i V o 6-6 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

18 Peeleaia :. ubuga paralel dari blok da / dega / mejadi: dapat digatika ehigga diagram blok V i A V o. Titik pecabaga A dapat dipidahka ke belakag da terjadi hubuga eri da ag dapat digati dega. Diagram blok mejadi : V i V o 3. Umpa balik lagug dari V o pada blok ama dega memparalel blok ii dega blok walaupu tidak tergambarka dalam diagram. ubuga paralel ii dapat digati dega / Diagram blok mejadi { / }. 6-7

19 V i B V o. Titik pecabaga B dapat dipidahka ke belakag ag aka meebabka terjadia hubuga eri atara blok da ag dapat digati dega Diagram blok mejadi : V i V o 5. Selajuta paralel dega 3 3 da 3 eri dega ehigga diagram blok mejadi : 6-8 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

20 V i 3 V o 6. Diagram blok paralel terakhir ii memberika 3 / 4 3 / da diagram blok mejadi V i V o eduki diagram blok pada akhira aka memberika fugi alih dari item aitu Sub-Sitem Stati da Diami Perhatikalah bahwa dalam diagram blok ag diperoleh pada cotoh 6.3. terdapat blok-blok ag berii ilai kota da ada ag berii fugi atau lebih tepat blok ag meggambarka fugi alih berilai kota da blok ag meggambarka fugi alih ag merupaka fugi dari peubah Laplace. Blok ag berii ilai kota beraal dari eleme tati reitor, da ag berii fugi beraal dari eleme diamik C ataupu L. Suatu ub-item diebut diami jika fugi trafera merupaka fugi peubah Laplace. Jika fugi aliha berilai kota gai kota maka ub-item itu diebut tati Diagram Blok Itegrator Suatu diagram blok ag eluruh blok-blok diamia berupa blok itegrator diebut diagram blok itegrator. Sebagaimaa telah dibaha, blok itegrator beraal dari eleme diamik apabila kita megambil peubah tatu ebagai keluara. Utuk kapaitor V / C/ I da utuk iduktor I / L/ V. Pembetuka diagram blok itegrator dari uatu fugi alih dapat dilakuka karea fugi alih ag berbetuk raio poliomial dapat kita uraika mejadi uku-uku : 6-9

21 6-0 Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3 m p k p k p k p p p z z z K L L L al ii telah kita lihat pada waktu kita membaha traformai Laplace. Selajuta, etiap uku dari fugi alih ag berbetuk b a dapat dituli ebagai / / b b b a ag diagram bloka merupaka hubuga eri atara blok tati b a dega blok berumpa balik ag jalur umpa-balik-a berii blok tati b. Dega demikia maka diagram blok dari dapat dibuat haa terdiri dari blok tati da blok itegrator aja.

22 Soal-Soal. Suulah diagram blok dari ragkaia-ragkaia berikut, lakuka reduki diagram blok, tetuka fugi aliha. a. v i 0Ω 0Ω v o µf v i kω kω µf v o b. 00m v i kω kω v kω o c. µf e. kω µf v i 0µ 0k kω 5kΩ v o f. i kω i 0. kω µf v o i i 5m µf g. kω v o. Lakuka reduki diagram blok da carilah fugi alih dari diagram blok berikut. a. X X 0 k Y Y b. ω 6-

23 c. X Y X 3 Y c. 4 d. X 3 4 Y X 4 Y e Sudarato Sudirham, Aalii agkaia Litrik 3

24 6-3

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II adaa eori Bab ii meyajika kajia item da teori-teori yag aka medaari da diguaka dalam mecari betuk model tereduki. Beberapa hal yag aka dikaji dalam bab ii adalah item PV da beberapa teori daar yag

Lebih terperinci

Watak Dinamis Sensor. Laila Katriani.

Watak Dinamis Sensor. Laila Katriani. Watak Diami Seor Laila Katriai laila_katriai@uy.ac.id Defiii Fugi Trafer uatu item liear didefiiika ebagai perbadiga traformai Laplace iyal output terhadap iyal iput dega aumi emua kodii awal ama dega

Lebih terperinci

INTERVAL KEPERCAYAAN

INTERVAL KEPERCAYAAN INTERVAL KEPERCAYAAN Tujua utama diambil ebuah ampel dari ebuah populai adalah utuk memperoleh iformai megeai parameter populai.. Ada cara meetuka parameter populai yaitu peakira da pegujia hipotei. Peakira

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA A. Dekripi Data Peelitia ii megguaka peelitia ekperime, ubyek peelitiaya dibedaka mejadi dua kela, yaitu kela kotrol da kela ekperime. Kela kotrol pada peelitia ii merupaka

Lebih terperinci

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial Bab 7 Peelesaia Persamaa Differesial Persamaa differesial merupaka persamaa ag meghubugka suatu besara dega perubahaa. Persamaa differesial diataka sebagai persamaa ag megadug suatu besara da differesiala

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

Mata Kuliah: Statistik Inferensial STATISTIK INFERENSIAL Prof. Dr. H. Almadi Syahza, SE., MP Email: ayahza@yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU DISTRIBUSI SAMPLING 2 Bagia I Statitik Iduktif Metode da Ditribui

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

BAB IV ENTROPI GAS SEMPURNA

BAB IV ENTROPI GAS SEMPURNA BAB IV ENROPI GAS SEMPURNA Itilah etroi ecara literatur berarti traformai, da dierkealka oleh lauiu. Etroi adalah ifat termodiamika yag etig dari ebuah zat, dimaa hargaya aka meigkat ketika ada eambaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan dua model

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan dua model 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jei Peelitia Tujua peelitia ii yaki membadigka kemampua berpikir kriti dega kemampua berpikir kreatif dega megguaka dua model pembelajara yaitu model pembelajara berbai maalah

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PEMODELAN ANTRIAN HAULER PENGANGKUTAN OVERBURDEN PADA JALAN 7F

BAB III ANALISIS PEMODELAN ANTRIAN HAULER PENGANGKUTAN OVERBURDEN PADA JALAN 7F BAB III AALISIS EMODELA ATRIA HAULER EGAGKUTA OVERBURDE ADA JALA 7F 3.. edahulua ada Bab II telah dijelaka beberapa teori yag diguaka utuk melakuka aalii yag tepat dalam memecahka maalah yag ada. ada bab

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al Azhar-3

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al Azhar-3 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai da Sampel Peelitia Populai dalam peelitia ii adalah emua iwa kela I IPA SMA Al Azhar-3 Badar Lampug tahu ajara 0/0 yag berjumlah 48 iwa da terebar dalam empat kela.

Lebih terperinci

Pedahulua Pedugaa Parameter Pedugaa Parameter Populai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel, Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi µ. diguaka ebagai peduga bagi σ 3. p atau p$ diguaka ebagai peduga

Lebih terperinci

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM 4.1 Peduga dega Kerel Seragam Pada bab ii diguaka peduga dega kerel eragam. Hal ii karea aya belum berail memperole ebara aimtotik dari

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval Pedugaa Parameter. Pedahulua Pedugaa Parameter Popoulai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi. diguaka ebagai peduga bagi 3. p atau p diguaka ebagai peduga bagi

Lebih terperinci

SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGEN. Sangadji* 1

SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGEN. Sangadji* 1 Summabilita Cearo pada Operai Dere Diverge (Sagadji) SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGE Sagadji* ABSTRAK SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGE Bayak orag uka membicaraka tetag deret

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER. Ledhyane Ika Harlyan

PENDUGAAN PARAMETER. Ledhyane Ika Harlyan PENDUGAAN PARAMETER Ledhyae Ika Harlya Jurua Pemafaata Sumberdaya Perikaa da Kelauta Uiverita Brawijaya 03 Statitik Ifereia Mecakup emua metode yag diguaka dalam pearika keimpula atau geeraliai megeai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibaa daar-daar teori yag aka diguaka dalam peulia kripi ii, yaitu megeai metode peakira maximum likeliood, metode peakira oit maximum likeliood da fier iformatio..1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar 7 III. METDE PENELITIAN A. Populai Peelitia Populai peelitia ii yaitu eluruh iwa kela MA Negeri Badar Lampug dega ampel kela, pada emeter geap Tahu Pelajara 0/0. B. ampel Peelitia Tekik pegambila ampel

Lebih terperinci

MENENTUKAN SPECTRUM SUATU GRAF BERBANTUAN MATLAB

MENENTUKAN SPECTRUM SUATU GRAF BERBANTUAN MATLAB LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN BERSAMA MAHASISWA MENENTUKAN SPECTRUM SUATU GRAF BERBANTUAN MATLAB KETUA TIM PENELITI ABDUSSAKIR, M.Pd JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

BAB 2. TRANSFORMASI LAPLACE 2.1 Pengertian Transformasi Latar Belakang Penggunaan Transformasi Contoh Sederhana Penggunaan Transformasi

BAB 2. TRANSFORMASI LAPLACE 2.1 Pengertian Transformasi Latar Belakang Penggunaan Transformasi Contoh Sederhana Penggunaan Transformasi BAB. TRANSFORMASI LAPLACE. Pegeria Traformai.. Laar Belakag Pegguaa Traformai.. Cooh Sederhaa Pegguaa Traformai. Pegeria Traformai Laplace da ivere Traformai Laplace.. Laar Belakag Pegguaa Traformai Laplace..

Lebih terperinci

BAB II ESTIMASI STATISTIK 2.1 Pengertian Estimasi a. Estimasi merupakan suatu metode dimana kita dapat memperkirakan nilai Populasi dengan memakai

BAB II ESTIMASI STATISTIK 2.1 Pengertian Estimasi a. Estimasi merupakan suatu metode dimana kita dapat memperkirakan nilai Populasi dengan memakai 3 BAB II ESTIMASI STATISTIK. Pegertia Etimai a. Etimai merupaka uatu metode dimaa kita dapat memperkiraka ilai Populai dega memakai ilai ampel. b. Etimai merupaka kegiata pearika keimpula tatitik yag berawal

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval Pedugaa Parameter Pedahulua Pedugaa Parameter Populai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi. diguaka ebagai peduga bagi 3. p atau p diguaka ebagai peduga bagi

Lebih terperinci

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks Bab IV Pedereta Fugsi Kompleks Sebagaimaa pada fugsi real, fugsi kompleks juga dapat dideretka pada daerah kovergesiya. Semua watak kajia kovergesi pada fugsi real berlaku pula pada fugsi kompleks. Secara

Lebih terperinci

Diagram Kendali Simpangan Baku Eksak untuk Proses Berdistribusi Normal dengan Parameter σ Diketahui

Diagram Kendali Simpangan Baku Eksak untuk Proses Berdistribusi Normal dengan Parameter σ Diketahui Statitika, Vol. No., 5 6 Mei Diagram Kedali Simpaga Baku Ekak utuk Proe Berditribui Normal dega Parameter Diketahui Aceg Komarudi Mutaqi, Suwada Program Studi Statitika Fakulta MIPA Uiverita Ilam Badug,

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN DISPERSI

A. PENGERTIAN DISPERSI UKURAN DISPERSI A. PENGERTIAN DISPERSI Ukura diperi atau ukura variai atau ukura peyimpaga adalah ukura yag meyataka eberapa jauh peyimpaga ilai-ilai data dari ilaiilai puatya atau ukura yag meyataka eberapa

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT Prosidig Semiar Nasioal Matematika da Terapaya 06 p-issn : 0-0384; e-issn : 0-039 PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT Liatus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL DARI KARAKTER TAMBAHAN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL DARI KARAKTER TAMBAHAN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO UTUK VARIAI POPULAI MEGGUAKA KUARTIL DARI KARAKTER TAMBAHA PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Ari Elvita *, Arima Ada, Hapoa irait Mahaiwa Program Matematika Doe Jurua Matematika Fakulta Matematika da

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

2. Fungsi Bessel Persamaan Diferensial Bessel 2.2. Sifat-sifat Fungsi Bessel 2.3. Fungsi-fungsi Hankel, Bessel Orde-fraksional, Bessel Sferis

2. Fungsi Bessel Persamaan Diferensial Bessel 2.2. Sifat-sifat Fungsi Bessel 2.3. Fungsi-fungsi Hankel, Bessel Orde-fraksional, Bessel Sferis . Fugi Beel.. Peramaa Difereial Beel.. Sifat-ifat Fugi Beel.3. Fugi-fugi Hakel, Beel Orde-frakioal, Beel Sferi Pegguaa Fugi Beel Mecari olui eparai variabel dari peramaa Laplace da Helmholtz dalam koordiat

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan IX-X

Metode Statistika Pertemuan IX-X /7/0 Metode Statitika Pertemua IX-X Statitika Ifereia: Pedugaa Parameter Populai : Parameter Cotoh : Statitik Statitik merupaka PENDUGA bagi parameter populai Pegetahua megeai ditribui amplig PENDUGA TAK

Lebih terperinci

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real: BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan Istitut Tekologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Sistem dalam Persamaa Keadaa Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Latiha Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Istilah-istilah Dalam Persamaa Keadaa Aalisis Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

SOAL PELATIHAN 1. File_Imamgun_Statistik Inferensial

SOAL PELATIHAN 1. File_Imamgun_Statistik Inferensial SOAL PELATIHAN. Jelaka pegertia hipotei?. Seorag peeliti biaaya tertarik meguji atu hipotei dari eam alteratif hipotei. Sebutka eam alteratif hipotei terebut? 3. Apa yag dimakud dega pegujia hipotei? 4.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN RICCATI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

PENYELESAIAN PERSAMAAN RICCATI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE Vol. 10. No., 01 Jural Sai, Tekologi da Idutri PENYELESAIAN PERSAMAAN RICCATI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE Wartoo *), M. N. Muhaijir Jurua Matematika, Fakulta Sai da Tekologi UIN

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Korelasi dan Regresi. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Korelasi dan Regresi. Adam Hendra Brata Probabilitas da Statistika da Adam Hedra Brata Dua Peubah Acak dua perubah acah X da Y dega rata-rata da diberika oleh rumus : E(XY) - - - Sifat Sifat Sifat kovariasi utuk X da Y diskrit : f(, ) f(, )

Lebih terperinci

Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran

Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran Karakteristik Diamik Eleme Sistem Pegukura Kompetesi, RP, Materi Kompetesi yag diharapka: Mahasiswa mampu merumuskaka karakteristik diamik eleme sistem pegukura Racaga Pembelajara: Miggu ke Kemampua Akhir

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Vol. 6. No., 97-09, Agustus 003, ISSN : 40-858 METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Robertus Heri Jurusa Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Tulisa ii membahas peetua persamaa ruag

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TRANSFORMASI LINEAR DARI R KE R

SIFAT SIFAT TRANSFORMASI LINEAR DARI R KE R SIF SIF RNSFORMSI LINER m DRI R KE R Diuu utuk memeuhi uga Mata Kuliah ljabar Liear Doe Pegampu : Dr. Suroo, M. Pd Diuu oleh : Kelompok. ge Chritie rii ( 84.55 ). dik Setyo Nugroho ( 84.65 ). Beti Lutvi

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN KOMPLEKS

BAB I BILANGAN KOMPLEKS BAB I BILANGAN KOMPLEKS Di dalam bab ii, kita aka meelidiki struktur aljabar da geometri dari sistim bilaga kompleks. Kita aggap bahwa berbagai sifat ag berhubuga dega bilaga real sudah diketahui.. PENJUMLAHAN

Lebih terperinci

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

STATISTICS. Confidence Intervals (Rentang Keyakinan) Confidence Intervals (1)

STATISTICS. Confidence Intervals (Rentang Keyakinan) Confidence Intervals (1) STATISTICS Cofidece Iterval (Retag Keyakia) Cofidece Iterval () Etimai Parameter Ditribui abilita memiliki ejumlah parameter. Parameter-parameter tb umumya tak diketahui. Nilai parameter terebut diperkiraka

Lebih terperinci

MINGGU KE XII PENDUGAAN INTERVAL

MINGGU KE XII PENDUGAAN INTERVAL MINGGU KE XII PENDUGAAN INTERVAL Tujua Itrukioal Umum :. Mahaiwa mampu memahami apa yag dimakud dega pedugaa iterval. Mahaiwa mampu memahami pedugaa iterval utuk ample bear da utuk ample kecil 3. Mahaiwa

Lebih terperinci

Pendugaan. Parameter HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIV. ANDALAS LOGO

Pendugaan. Parameter HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIV. ANDALAS LOGO Pedugaa Parameter HAZMIRA YOZZA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIV. ANDALAS LOGO Kompetei meyebutka klp ifereia tatitika & ruag ligkupya mejelaka metode pedugaa klaik da yarat-yarat peduga yag baik pada pedugaa

Lebih terperinci

Bab 3 MODEL-MODEL UNTUK SISTEM DAN SINYAL

Bab 3 MODEL-MODEL UNTUK SISTEM DAN SINYAL Bab 3 MODEL-MODEL UNTUK SISTEM DAN SINYAL 3. Tipe-tipe model Model matematika da model siyal Model matematika adalah deskripsi sistem dimaa hubuga atara variael da siyal model diyataka dalam betuk-betuk

Lebih terperinci

LEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1

LEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1 LEVELLING 1 PENGUKURAN SIPAT DATAR Salmai,, ST, MS, MT 21 PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Jika dua titik mempuyai ketiggia yag berbeda, dikataka mempuyai beda tiggi. Beda tiggi dapat

Lebih terperinci

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 3. Ragkaia Logika Kombiasioal da Sequesial Ragkaia Logika secara garis besar dibagi mejadi dua, yaitu ragkaia logika Kombiasioal da ragkaia logika Sequesial. Ragkaia logika Kombiasioal adalah ragkaia yag

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

ESTIMASI. Jika parameter populasi disimbolkan dengan θ maka θ yang tidak diketahui harganya ditaksir oleh harga

ESTIMASI. Jika parameter populasi disimbolkan dengan θ maka θ yang tidak diketahui harganya ditaksir oleh harga ESTIMASI Salah atu aek utuk mearik keimula megeai uatu oulai dega memakai amel yag diambil dari oulai terebut megguaka etimai (eakira) Jika arameter oulai diimbolka dega θ maka θ yag tidak diketahui hargaya

Lebih terperinci

Kompleksitas Waktu untuk Algoritma Rekursif. ZK Abdurahman Baizal

Kompleksitas Waktu untuk Algoritma Rekursif. ZK Abdurahman Baizal Kompleksitas Waktu utuk Algoritma Rekursif ZK Abdurahma Baizal Algoritma Rekursif Betuk rekursif : suatu subruti/fugsi/ prosedur yag memaggil diriya sediri. Betuk dimaa pemaggila subruti terdapat dalam

Lebih terperinci

5/12/2014. Tempat Kedudukan Akar(Root Locus Analysis) ROOT LOCUS ANALYSIS

5/12/2014. Tempat Kedudukan Akar(Root Locus Analysis) ROOT LOCUS ANALYSIS 5//04 Matakulah: T EDALI Tahu : 04 Pertemuaa 45 Tempat eduduka Akar(Root Lou Aaly) Learg Outome Pada akhr pertemua, dharapka mahawa aka mampu : meerapka aal da aplka Tempat keduduka Akar dalam dea tem

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT) BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan dengan Distribusi z (Tabel hal 175) Nilai α dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara lain:

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan dengan Distribusi z (Tabel hal 175) Nilai α dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara lain: Peahulua Peugaa Parameter Peugaa Parameter Populai ilakuka ega megguaka ilai Statitik Sampel, Mial :. x iguaka ebagai peuga bagi µ. iguaka ebagai peuga bagi σ 3. p atau p$ iguaka ebagai peuga bagi π Peugaa

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 5 I PENDAHULUAN Latar Belakag Persaaa diferesial adalah suatu persaaa ag egadug sebuah fugsi ag tak diketahui dega satu atau lebih turuaa [Stewart, 3] Persaaa diferesial dapat dibedaka eurut ordea, salah

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3 PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter 1

Pendugaan Parameter 1 Topik Bahaa: Pedugaa Parameter 1 (Selag Pedugaa, Pedugaa Selag 1 Rata-Rata) Pertemua ke II 1 Ilutrai Statitika Ifereia : Mecakup emua metode yag diguaka utuk pearika keimpula atau geeraliai megeai populai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas. BAB 1 PENDAHUUAN 1.1 atar Belakag Pada dasarya masalah optimisasi adalah suatu masalah utuk membuat ilai fugsi tujua mejadi maksimum atau miimum dega memperhatika pembatas pembatas yag ada. Dalam aplikasi

Lebih terperinci

Fisika Statistik. Jumlah SKS : 3. Oleh : Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Fisika Statistik. Jumlah SKS : 3. Oleh : Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Fiika Statitik Jumlah SKS : 3 Oleh : Rahmawati M, S.Si., M.Si. Jurua Fiika Fakulta Matematika da Ilmu Pegetahua Alam Uiverita Mulawarma Pertemua 2 da 3 Pedahulua (Termodiamika) 2. Statitik Maxwell-Boltzma.

Lebih terperinci

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2 Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

--Fisheries Data Analysis-- Perbandingan ragam. By. Ledhyane Ika Harlyan. Faculty of Fisheries and Marine Science Brawijaya University

--Fisheries Data Analysis-- Perbandingan ragam. By. Ledhyane Ika Harlyan. Faculty of Fisheries and Marine Science Brawijaya University --Fiherie Data Aalyi-- Perbadiga ragam By. Ledhyae Ika Harlya Faculty of Fiherie ad Marie Sciece Brawijaya Uiverity Tujua Itrukioal Khuu Mahaiwa dapat megguaka aalii tatitika ederhaa dega berfoku ukura

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia sikap kosume terhadap kopi ista Kopiko Brow Coffee ii dilakuka di Wilaah Depok. Pemiliha dilakuka secara segaja (Purposive) dega pertimbaga

Lebih terperinci

MODUL PEMBANGKITAN SINYAL

MODUL PEMBANGKITAN SINYAL si(t) MODUL PEMBANGKITAN SINYAL I. Tujua. Peserta megerti cara membagkitka siyal megguaka Matlab 2. Peserta dapat membagkitka ada dasar megguaka Matlab II. Peragkat Yag Diperluka set PC yag dilegkapi dega

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. (a). Kambing PE Kondisi A, (b). Kambing PE Kondisi B, (c). Kambing PE Kondisi C, (d). Kambing PE Kondisi D.

MATERI DAN METODE. Gambar 1. (a). Kambing PE Kondisi A, (b). Kambing PE Kondisi B, (c). Kambing PE Kondisi C, (d). Kambing PE Kondisi D. MATERI DAN METODE Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakaaka elama bula, yaitu dari bula Jauari ampai Februari 0. Pelakaaa peelitia dilakuka di peteraka kambig perah Cordero, peteraka kambig perah

Lebih terperinci

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi; Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika

Lebih terperinci

JFET (Junction Field Effect Transistor)

JFET (Junction Field Effect Transistor) JFET (Juctio Field Effect Trasistor) truktur JFET rai () rai () - ate () ate () V ource () V ource () JFET Kaal JFET Kaal Perhatika (uutk kaal ) bahwa terdaat struktur juctio atara ate () dega ource(),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jei da Deai Peelitia. Jei Peelitia Jei peelitia ii adalah peelitia ekperime. Metode peelitia ekperime merupaka metode peelitia yag diguaka utuk mecari treatmet (perlakua)

Lebih terperinci

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital Aplikasi Iterpolasi Biliier pada Pegolaha Citra Digital Veriskt Mega Jaa - 35408 Program Studi Iformatika Sekolah Tekik Elektro da Iformatika Istitut Tekologi Badug, Jl. Gaesha 0 Badug 403, Idoesia veriskmj@s.itb.ac.id

Lebih terperinci

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Deret Fourier Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDAHULUAN ada modul ii dibahas masalah ekspasi deret Fourier Sius osius utuk suatu fugsi periodik ataupu yag diaggap periodik, da dibahas pula trasformasi

Lebih terperinci

REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA

REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA Jural Matematika UNAND Vol. 3 No. Hal. 7 34 ISSN : 33 9 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA EKA RAHMI KAHAR, DODI DEVIANTO Program

Lebih terperinci

Aji Wiratama, Yuni Yulida, Thresye Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru

Aji Wiratama, Yuni Yulida, Thresye Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru Jural Matematika Muri da Terapa εpsilo Vol.8 No.2 (24) Hal. 39-45 APLIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENENTUKAN FORMULA TRANSFORMASI LAPLACE Aji Wiratama, Yui Yulida, Thresye Program Studi Matematika

Lebih terperinci

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1 Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Struktur alabar adalah suatu himpua yag di dalamya didefiisika suatu operasi bier yag memeuhi aksioma-aksioma tertetu. Gelaggag ( Rig ) merupaka suatu struktur

Lebih terperinci

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai 37 Gambar 4-3. Layout Model Awal Sistem Pelayaa Kedai Jamoer F. Aalisis Model Awal Model awal yag telah disusu kemudia disimulasika dega waktu simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalaka, aimasi

Lebih terperinci

METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI. Pemodelan & Simulasi TM09

METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI. Pemodelan & Simulasi TM09 METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI Pemodela & Simulasi TM09 Metode Numerik ( Metode umerik dpt diklasiikasika mjd:. Metode satu-lagka atau sigle-step. Metode multistep Metode sigle-step Pada metode ii, utuk

Lebih terperinci

III PERBANDINGAN MODEL-MODEL BINOMIAL. : harga saham : tingkat harapan pendapatan. yaitu

III PERBANDINGAN MODEL-MODEL BINOMIAL. : harga saham : tingkat harapan pendapatan. yaitu III PERBANDINGAN MODEL-MODEL BINOMIAL 3. Model Kotiu da Model Diskret Perkembaga Harga Saham Saham merupaka aset fiasial yag ilaiya berubah-ubah megikuti harga pasar, sehigga dalam jagka waktu tertetu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

HOMOMORFISMA RING DERET PANGKAT TERITLAK MIRING

HOMOMORFISMA RING DERET PANGKAT TERITLAK MIRING J. Sai MIPA Agutu 2009 Vol. 5 No. 2 Hal.: 9-24 ISSN 978-873 HOMOMORFISMA RING DERET PANGKAT TERITLAK MIRING Ahmad Faiol Jurua Matematika FMIPA Uiverita Lampug Badar Lampug 3545 Idoeia Email: faiol_mathuila@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Universitas Riau, Riau 1 Kampus Binawidya Pekanbaru 28293, Indonesia Jurusan Matematika Universitas Riau, Riau 2 ABSTRACT

Jurusan Matematika Universitas Riau, Riau 1 Kampus Binawidya Pekanbaru 28293, Indonesia Jurusan Matematika Universitas Riau, Riau 2 ABSTRACT Proidig emirata05 bidag MIPA BK-PT Barat Uiverita Tajugpura Potiaak PEAKIR RAIO DA PRODUK EKPOEIAL YAG EFIIE UTUK VARIAI POPULAI PADA AMPLIG ACAK EDERHAA EXPOETIAL RATIO AD PRODUCT ETIMATIO FOR POPULATIO

Lebih terperinci

1. Ilustrasi. Materi 2 Pendugaan Parameter

1. Ilustrasi. Materi 2 Pendugaan Parameter Materi Pedugaa Parameter. Ilutrai Ifereia Statitika : Mecaku emua metode yag diguaka utuk earika keimula atau geeraliai megeai oulai dega melakuka egambila amel (amlig) Etimai / Pedugaa Parameter Yaitu

Lebih terperinci

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,

Lebih terperinci

Mekanika Fluida II. Aliran Berubah Lambat

Mekanika Fluida II. Aliran Berubah Lambat Mekaika Fluida II Alira Berubah Lambat Itroductio Perilaku dasar berubah lambat: - Kedalama hidrolis berubah secara lambat pada arah logitudial - Faktor pegedali alira ada di kombiasi di hulu & hilir -

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. telepon PT. Pos Indonesia cabang Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan melihat

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. telepon PT. Pos Indonesia cabang Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan melihat BAB 3 METODOLOGI EMECAHAN MASALAH 3. Meetapka Ukura Kierja Dalam ebuah item atria, ada dua kompoe yag petig, yaitu populai dari pelagga bagaimaa mereka memauki item atria yag ada da waktu pelayaa itu ediri

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS TUMPUAN TERHADAP FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK LENTUR

PENGARUH JENIS TUMPUAN TERHADAP FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK LENTUR PENGARUH JENIS TUMPUAN TERHADAP FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK LENTUR Naharuddi 1 1 Staf Pegajar Jurusa Tekik Mesi, Utad Abstrak. Tujua peelitia ii adalah utuk meetuka ilai frekuesi pribadi getara

Lebih terperinci