BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakeri. Penggunaan anibioik khususnya berkaian dengan pengobaan penyaki infeksi, meskipun dalam bioeknologi dan rekayasa geneika juga digunakan sebagai ala seleksi erhadap muan aau ransforman (Tri Amojo, 2006). Anibioik adalah za-za yang dihasilkan oleh suau mikroba jenis lain. Oba yang digunakan unuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifa oksisias selekif seinggi mungkin. Arinya oba ersebu haruslah bersifa sanga oksik unuk mikroba, eapi relaif idak oksik unuk hospes (Abidin, 2010) Jenis Anibioik Penggolongan anibioik berdasarkan aas spekrum akiviasnya dapa dibagi aas beberapa golongan (Abidin, 2010), yaiu: 1) Anibioik dengan spekrum luas, efekif erhadap gram posiif maupun gram negaif. Sebagai conoh adalah urunan erasiklin, urunan amfenikol, urunan aminoglikosida, urunan miklorida, rifamfisin, beberapa urunan pinisilin Universias Sumaera Uara

2 (ampisilin, amoxisilin, bekampisin, karbenisilin, heasilin, dan lain-lain dan sebagian besar urunan xefalosporin). 2) Anibioik yang akiviasnya lebih dominan erhadap bakeri gram posiif. Sebagai conohnya adalah: basirin, erirosimin, sebagian besar urunan penisilin seperi benzil penisilin, kloksasili, penisilin G prokain dan beberapa urunan sefalosporin. 3) Anibioik yang akiviasnya lebih dominan erhadap bakeri gram negaif. Sebagai conoh adalah kolisin, polimiksin B sulfa dan sulfomisin. 4) Anibioik yang akivias dominan pada Mycobaceriae Kebijakan oba di Puskesmas Puskesmas adalah uni pelaksana eknis (UPT) dari Dinas Kesehaan Kabupaen/Koa yang beranggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehaan di sau aau sebagian wilayah kecamaan (Kepmenkes No. 128 ahun 2004). Dinas Kesehaan Propinsi dan Dinas Kesehaan Kabupaen/Koa wajib menyediakan oba esensial dengan nama generik unuk kebuuhan Puskesmas dan uni pelaksana eknis lainnya sesuai kebuuhan (Permenkes RI Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010). Dinas Kesehaan Propinsi/Kabupaen/Koa wajib membua perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyediaan, pengelolaan dan pendisribusian oba kepada puskesmas dan pelayanan kesehaan lain ermasuk anibioik (Permenkes RI Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010). Universias Sumaera Uara

3 2.2 Peramalan Pengerian Peramalan Prakiraan adalah melakukan peramalan enang suau perisiwa berdasarkan hasil perhiungan rasional aau kejiuan analisis daa. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan aau perkiraan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan daang (Suprano, 1981). Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waku anara kesadaran akan dibuuhkannya suau kebijakan baru dengan waku pelaksanaan kebijakan ersebu (Assauri, 1984) Jenis-jenis Peramalan Peramalan dapa dibedakan aas beberapa segi anara lain: 1. Diliha dari sifa penyusunannya, peramalan dibedakan aas dua macam: a. Peramalan yang subyekif, yaiu peramalan yang didasarkan aas perasaan aau inuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan aau judgemen dari orang yang menyusunnya sanga menenukan baik idaknya hasil ramalan ersebu. b. Peramalan yang objekif, adalah peramalan yang didasarkan aas daa yang relevan pada masa lalu dengan menggunakan eknik-eknik dan meodameoda dalam penganalisaan daa ersebu. 2. Diliha dari jangka waku ramalan yang disusun, peramalan erbagi aas dua macam: Universias Sumaera Uara

4 a. Peramalan jangka panjang, yaiu peramalan yang dilakukan unuk penyusunan hasil ramalan yang jangka wakunya lebih dari sau seengah ahun aau iga semeser. b. Peramalan jangka pendek, yaiu peramalan yang dilakukan unuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waku yang kurang dari sau seengah ahun aau iga semeser. 3. Berdasarkan sifa ramalan yang elah disusun, peramalan dibedakan aas: a. Peramalan Kualiaif, yaiu peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga erganung pada orang yang menyusunnya. Hal ini pening karena hasil peramalan ersebu dienukan berdasarkan pemikiran yang bersifa inuisi, judgemen, aau pendapa, dan pengeahuan sera pengalaman dari penyusunnya. b. Peramalan Kuaniaif, yaiu peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga erganung pada meode yang dipergunakan dalam peramalan ersebu. Dengan meode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda, adapun yang perlu diperhaikan dari penggunaan meode-meode ersebu, adalah baik idaknya meode yang dipergunakan, sanga dienukan oleh perbedaan aau penyimpangan anara hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi. Peramalan kuaniaif hanya dapa digunakan apabila erdapa iga kondisi sebagai beriku: 1. Adanya informasi enang keadaan yang lain 2. Informasi ersebu dapa dikuanifikasikan dalam benuk daa Universias Sumaera Uara

5 3. Dapa diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjuan pada masa yang akan daang Kegunaan Peramalan Dalam hal penyusunan suau rencana dalam rangka pencapaian ujuan dan sasaran organisasi sering erjadi adanya perbedaan waku anara kegiaan penyusunan rencana yang berupa penenuan kegiaan apa saja yang perlu aau harus dilakukan, kapan waku pelaksanaannya dan oleh siapa dilaksanakan (Assauri, 1984). Apabila perbedaan waku ersebu panjang, maka peranan peramalan menjadi pening dan sanga dibuuhkan, eruama dalam menenukan kapan suau perisiwa akan erjadi aau suau kebuuhan akan imbul sehingga dapa dipersiapkan indakanindakan apa yang perlu dilakukan. Efekif idaknya suau rencana yang disusun sanga dienukan oleh kemampuan para penyusunnya unuk meramalkan siuasi dan kondisi pada saa rencana iu dilaksanakan (Assauri, 1984). 2.3 Analisis Daa Berkala (Analysis of Time Series) Daa berkala (ime series) adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk memberikan gambaran enang perkembangan suau kegiaan. Analisis daa berkala memungkinkan unuk mengeahui perkembangan waku aau beberapa kejadian sera hubungan dan pengaruhnya erhadap kejadian lain (Suprano, 1994). Time series adalah peramalan di masa daang didasarkan pada nilai sebuah variebel masa lalu aau kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan Time series ini Universias Sumaera Uara

6 mencakup menelii pola daa yang digunakan unuk meramalkan dan melakukan eksrapolasi ke masa mendaang (Manurung, 1990). Tahapan yang pening dalam pemilihan meode ime series yang epa yaiu: membua asumsi erhadap jenis benuk daa, dan meode yang paling epa ersebu diuji erhadap daa ersebu (Seiadi, 2003). Benuk daa yang dimaksud dikelompokkan menjadi 4 (empa) jenis: 1. Benuk daa horizonal/sasioner/irregular Terjadi apabila nilai daa berflukuasi di sekiar nilai raa-raanya 2. Benuk daa musiman Bila seriesnya dipengaruhi oleh fakor musiman 3. Benuk daa siklis Daa dipengaruhi oleh flukuasi ekonomi yang panjang seperi dihubungkan dengan siklis bisnis dan lain-lain 4. Benuk rend Bila penurunan/kenaikan daa erjadi berkepanjangan Menuru Assauri (1984), secara maemais ime series dapa disimbolkan dengan Y, erdiri dari beberapa komponen, yaiu: 1. Trend jangka panjang (rend seculer) 2. Variasi siklis (cyclical variaion) 3. Variasi musiman (seasonal variaion) 4. Gerakan idak berauran (variasi residu/irregular) Universias Sumaera Uara

7 Secara simbolis dapa dinyaakan dengan persamaan sebagai beriku: Y = T.C.S.I Dimana: Y = Time series T = Trend jangka panjang (rend seculer) C = Variasi siklis (cyclical variaion) S = Variasi musiman (seasonal variaion) I = Gerakan idak berauran (variasi residu/irregular) a. Trend jangka panjang (rend seculer) Trend jangka panjang (rend seculer) disimbolkan T adalah gerakan eraur aau gerakan raa-raa dalam jangka waku yang panjang. Trend seculer memiliki benuk yang beraneka ragam, dapa berupa garis meningka, menurun, horizonal aau naik urun secara halus mirip huruf S yang memanjang. Y = f(x) Y = f(x) Y = f(x) Y = f(x) Waku (x) Waku (x) Waku (x) Waku (x) Trend naik Trend urun Trend eap Trend flukuasi Gambar 2.1 Kurva Trend jangka panjang b. Variasi siklis (cyclical variaion) Universias Sumaera Uara

8 Variasi siklis (cyclical variaion) disimbolkan C adalah gerakan jangka panjang disekiar rend, lima ahun aau lebih), eapi juga idak erulang dalam jangka waku yang sama. Pada siklis ersebu erdapa iik eringgi (puncak) dan iik erendah (lembah). Pergerakan dari puncak ke lembah dinamakan konraksi, sebaliknya pergerakan dari lembah ke puncak dinamakan ekspansi. Waku yang diperlukan unuk melewai sau siklis dinamakan lama siklis. Y = f(x) Waku (x) Gambar 2.2 Kurva Variasi Siklis c. Variasi musiman (seasonal variaion) Variasi musiman (seasonal variaion) disimbolkan S adalah variasi yang berulang-ulang aau pola musiman yang menunjukkan puncak dan lembah seperi pada siklis dengan periode yang pendek yaiu sau ahun aau kurang. Pada umumnya gerakan musiman erjadi pada daa bulanan yang dikumpulkan dari ahun ke ahun akan eapi juga berlaku bagi daa harian, mingguan aau sauan waku yang lebih kecil. Universias Sumaera Uara

9 Pola variasi musim dinyaakan dalam benuk angka indeks yang disebu indeks musiman dapa dikeahui dengan meode rasio erhadap rend. Meode rasio erhadap rend menggunakan nilai-nilai rend sebagai dasar perhiungan. Langkah-langkah penyelesaian dengan Meode rasio erhadap rend (Giosudarmo) adalah sebagai beriku: 1. Menenukan persamaan rend ahunan dengan meode leas square. 2. Mengubah persaman rend ahunan menjadi persamaan rend bulanan. Trend bulanan adalah rend dari bulan ke bulan, misalnya dari bulan Januari ke bulan Februari dan dari bulan Mare ke bulan April. Sama hanya rend ahunan yang merupakan rend dari ahun ke ahun. Dari rend ahunan (sauan x -nya ahun) bisa dibua menjadi rend bulanan (sauan x -nya bulan) dilakukan dengan cara membagi nilai a dengan 12 dan nilai b dengan 12 2 aau 144. Jika persamaan rend ahunan Yi = a+bxi Maka persamaan rend bulanan adalah a b Yi = Xi Menenukan nilai-nilai rend unuk masing-masing bulan, dengan persamaan: a b Yi = Xi Menyaakan daa berkalanya (Yi) sebagai persenase erhadap nilai rend 5. Menenukan raa-raa seiap bulan 6. Jumlahkan raa-raa bulan Januari sampai Desember 7. Menenukan indeks musimnya: Universias Sumaera Uara

10 Indeks musim = raa raa raa bulan x raa dari raa raa b kumulaif x100% Dimana: b. Kumulaif = nilai b x periode waku Maka prakiraan dengan menggunakan Meode Rasio erhadap rend adalah: S Ramalan = T x 100 dimana, T = Trend bulanan, S = Indeks musiman Variasi musiman biasanya disebabkan pengaruh-pengaruh, seperi musiman dan kebiasaan. Y = f(x) Waku (x) Gambar 2.3 Kurva Variasi musiman d. Gerakan idak berauran (Variasi residu / irregular) Gerakan idak berauran (variasi residu/irreguler) disimbolkan I, merupakan gerakan yang berbeda beda dalam waku yang singka, idak diikui pola yang Universias Sumaera Uara

11 eraur, sera idak dapa diperkirakan. Gerakan imbul dari gerakan-gerakan yang erjadi secara mendadak aau idak diperhiungkan sebelumnya. Y = f(x) Waku (x) Gambar 2.4 Kurva Variasi residu 2.4 Meode Peramalan Pengerian Meode Peramalan Meode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuaniaif apa yang akan erjadi pada masa depan, berdasarkan daa yang relevan pada masa lalu, maka meode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan yang objekif. Disamping iu, meode peramalan juga merupakan cara memperkirakan secara kuaniaif, maka oleh karena iu meode peramalan ermasuk dalam kegiaan peramalan kuaniaif (Assauri, 1984). Keberhasilan suau peramalan sanga dienukan oleh meode peramalan yang digunakan dan baik idaknya informasi kuaniaif yang digunakan (Assauri, 1984). Meode peramalan sanga bermanfaa karena akan membanu dalam menganalisis, pengerjaan dan pemecahan masalah yang sisemais dan pragmais sehingga memberikan ingka keyakinan yang lebih aas keepaan hasil ramalan yang dibua (Assauri, 1984). Universias Sumaera Uara

12 2.4.2 Jenis-jenis Meode Peramalan Pada dasarnya meode peramalan kuaniaif ini dapa dibedakan aas: 1. Meode peramalan yang didasarkan aas penggunaan analisis pola hubungan anara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang memengaruhinya bukan waku yang disebu meode korelasi aau sebab akiba (causal mehods). Meode ini erdiri dari: a. Meode regresi dan korelasi, sanga epa unuk peramalan jangka pendek b. Meode ekonomeri unuk peramalan jangka panjang dan jangka pendek c. Meode analisis inpu oupu unuk proyeksi rend ekonomi jangka panjang 2. Meode peralaman yang didasarkan aas penggunaan analisa pola hubungan anara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waku yang merupakan dere waku dari daa berkala (Time series). Meode ini erdiri dari Meode Smoohing, Meode Box Jenkins, dan Meode Proyeksi rend dengan regresi. 1. Meode Smoohing Meode Smoohing merupakan eknik meramal dengan cara mengambil raaraa dari nilai beberapa periode yang lalu unuk menaksirkan nilai pada periode yang akan daang. Dalam meode ini daa hisoris digunakan unuk memperoleh angka yang dilicinkan aau diraakan. Melipui: Meode raa-raa bergerak (Moving average) dan Meode Exponenial Smoohing (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). Universias Sumaera Uara

13 Meode ini digunakan unuk melicinkan (Smoohing) dan mengurangi flukuasi ramalan. Meode ini sanga kurang epa digunakan unuk peramalan jangka panjang. Daa yang dibuuhkan unuk penggunaan meode ini minimum selama dua ahun (Assauri, 1984). a. Moving Averages Dengan Moving averages (raa-raa bergerak) ini kia dapa melakukan peramalan dengan mengambil sekelompok nilai pengamaan, mencari raaraanya lalu menggunakan raa-raa ersebu sebagai ramalan unuk periode berikunya (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). 1). Single Moving Average Persamaan maemais dari Single moving averages adalah: F + 1 X = + X X n+ N Keerangan: F +1 = Ramalan unuk Periode ke + 1 X 1 = Nilai riil periode ke 1 n = Jangka waku raa-raa bergerak N = Jumlah observasi yang dipergunakan dalam menghiung raa-raa bergerak 2). Double Moving Average Beberapa langkah dalam menenukan ramalan dengan meode Double Moving Average (Giosudarmo dan Najmudin, 2001), yakni: Universias Sumaera Uara

14 a) Menghiung Moving Average (raa-raa bergerak) perama diberi simbol ' S. Ini dihiung dari daa hisoris yang ada. Hasilnya dileakkan pada periode erakhir moving average perama. b) Menghiung Moving Average (raa-raa bergerak) kedua diberi simbol '' S. Ini dihiung dari raa-raa bergerak perama. Hasilnya dileakkan pada periode erakhir moving average kedua. c) Menenukan besarnya nilai a (konsana) a = S ' + ( S ' S '' ) d) Menenukan besarnya nilai b (slope) b ' 2 ( S S = V 1 '' ) V adalah jangka waku moving average kedua e) Menenukan besarnya forecas: + = a + b (m) F m M adalah jangka waku forecas ke depan b. Exponenial Smoohing Meode Exponenial Smoohing merupakan pengembangan dari Meode Moving Average. Dalam meode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhiungan secara erus-menerus dengan menggunakan daa erbaru. Dua meode Universias Sumaera Uara

15 dalam Exponenial Smoohing dianarannya Single Exponenial Smoohing dan Double Exponenial Smoohing (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). 1. Single Exponenial Smoohing Persamaan Maemais dari meode ini adalah: F ) F + 1 = α X + (1 α Dengan: F +I = Ramalan unuk periode ke +1 X F α = Nilai rill periode ke = Ramalan unuk periode ke = Parameer Smoohing (0<α<1) Dari persamaan ersebu besarnya forecas yang akan daang dijelaskan sebagai beriku: F ) F + 1 = α X + (1 α F +1 = α X + F α F F +1 = F +α X α F F ( X F ) + 1 = F + α (X - F ) merupakan kesalahan forecas aau forecas error periode ke. Dengan demikian dapa dikaakan bahwa forecas pada periode yang akan daang adalah ramalan periode sebelumnya diambahkan alpha (α) dikalikan dengan kesalahan forecas sebelumnya. Dalam melakukan peramalan dengan meode Single Exponenial Smoohing besarnya alpha (α) dienukan secara rial dan error sampai Universias Sumaera Uara

16 diemukan alpha (α) yang menghasilkan forecas error erkecil (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). 2. Double Exponenial Smoohing Meode ini merupakan model linier yang dikemukakan oleh Brown. Pada Meode ini proses penenuan ramalan dimulai dengan menenukan besarnya alpha (α) secara rial dan error (Giosurdarmo dan Najmudin, 2001). Tahap ahap dalam menenukan ramalan adalah sebagai beriku: a. Menenukan Smoohing perama ( S ) ' S ' ' ( α ) S = α X Dimana: ' S = Smoohing perama periode α = Berdasarkan nilai mean square error erkecil dari 0,1 sampai 0,9 X = Nilai riil periode ' S 1 = Smoohing perama periode -1 b. Menenukan Smoohing kedua ( S ) S '' ( α ) S '' ' = α S Dimana: '' '' S = Smoohing kedua periode ' S = Smoohing perama periode '' S 1 = Smoohing kedua periode -1 Universias Sumaera Uara

17 c. Menenukan besarnya konsana ( a ) a = S S ' '' 2 d. Menenukan besarnya slope ( b ) b α = 1 α ( S ' S '' ) e. Menenukan besarnya forecas ) ( F + m F + m = a + b (m) Dimana m adalah jumlah periode kedepan yang diramalkan Dari kedua meode Smoohing yang elah dijelaskan, dikaakan bahwa keepaan ramalan yang dilakukan dengan meode raa-raa bergerak (Moving Average) adalah rendah. Oleh karena alasan ersebu, maka meode aau eknik raaraa bergerak idak digunakan dalam peramalan. Sehingga dapa dipergunakan meode yang lebih baik yaiu meode Exponenial Smoohing (Assauri,1984). 2. Meode Proyeksi Trend dengan Regresi Meode ini merupakan dasar garis rend unuk suau persamaan sisemais, sehingga dengan dasar persamaan ersebu dapa diproyeksikan hal yang dielii unuk masa depan. Meode ini sanga baik keepaanya unuk peramalan jangka panjang. Unuk memproyeksi hal yang dielii, erlebih dahulu rend dienukan. Unuk menenukan nilai rend dapa digunakan beberapa cara yaiu meode angan bebas (free hand), meode seengah raa-raa (semi average), meode raa-raa bergerak Universias Sumaera Uara

18 (moving average) dan meode kuadra erkecil (leas square) (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). a. Meode Tangan Bebas (Free Hand) Meode angan bebas merupakan meode yang sanga sederhana dimana pembuaan rend bebas dilakukan anpa menggunakan formula maemais. Pada meode ini garis rend dienukan secara bebas eapi idak berari dienukan anpa perimbangan-perimbangan erenu. Namun demikian penenuan garis rend eap sanga subjekif, yang seiap orang mempunyai perimbangan sendiri-sendiri (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). Langkah-langkah unuk menenukan garis rend dengan menggunakan Meode Tangan Bebas adalah sebagai beriku: 1) Membua sumbu egak yang diberi simbol Y dan sumbu mendaar X dimana Y adalah variabel kuanias sedangkan X adalah variabel waku. 2) Bua scaer plo berdasarkan daa hisoris yang ada. 3) Menarik garis rend yang dianggap mampu mewakili aau mendekai semua iik yang membenuk koordina scaer plo ersebu. 4) Menghiung nilai slope dan inercep unuk membua persamaan rend Y = a+bx berdasarkan garis rend yang erbenuk. 5) Menghiung nilai proyeksi unuk periode berikunya berdasarkan persamaan yang erbenuk. Cara menarik garis rend dengan angan bebas merupakan cara yang paling mudah, akan eapi sifanya sanga subjekif. Maksudnya kalau ada lebih dari sau orang dimina unuk menarik garis rend dengan cara ini akan memperoleh garis Universias Sumaera Uara

19 rend lebih dari sau. Sebab masing-masing orang mempunyai pilihan sendiri sesuai dengan anggapannya, garis mana yang mewakili scaer plo ersebu (Suprano, 2000). b. Meode Seengah Raa-raa (Semi Average) Dengan meode seengah raa-raa nilai rend sudah mulai dienukan dengan perhiungan-perhiungan, yang berari unsur subjekif mulai berkurang. Meode ini dapa digunakan apabila daa yang dihadapi jumlahnya genap sehingga dapa dibagi menjadi dua kelompok sama besar (Giosudarmo dan Najmudin, 2001). Cara menenukan rend dengan meode seengah raa-raa dengan prosedur sebagai beriku 1. Daa yang ada dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah yang sama. Jika jumlah ahunnya ganjil maka yang berada diengah idak diikukan aau dihilangkan dalam perhiungan. 2. Tahun dasar ada pada engah-engah kelompok I. 3. Pada masing-masing kelompok dienukan nilai X (skor), semi oal dan semi Average. 4. Jumlah nilai-x (skor) pada kelompok 1 harus nol 5. Melanjukan penyekoran pada kelompok daa yang kedua 6. Proyeksi (forecas) di ahun yang akan daang erganung besarnya nilai X. Nilai rend dihiung dengan formula: Y = a + bx i Dimana : a = Raa-raa kelompok Universias Sumaera Uara

20 b = raa raa kelompok II raa raa kelompok I n n = Jumlah daa masing-masing kelompok X i = Nilai yang dienukan berdasarkan ahun dasar (skor) c. Meode Raa-raa Bergerak (Moving Average) Meode raa-raa bergerak jika seelah raa-raa dihiung, diikui gerakan sau periode ke belakang. Meode raa-raa bergerak disebu juga raa-raa erpusa, karena raa-raa bergerak dileakkan pada pusa periode yang digunakan. Jika ingin menghiung raa-raa bergerak dengan n genap langkah-langkalmya adalah sebagai beriku: 1. Menenukan jumlah gerak n ahun dan menempakan diengah n periode yang jauh di anara dua ahun. 2. Menempakan jumlah bergerak pada sau ahun bukan dianara ahun, karena iu disebu bergerak erpusa 2n daa berkala. 3. Menenukan jumlah bergerak erpusa yang merupakan penjumlahan dari 2n nilai daa. 4. Menenukan raa-raa bergerak erpusa yang merupakan pembagian jumlah bergerak erpusa dengan jumlah ahun ersedia. d. Meode Kuadra Terkecil (Leas Square) Meode kuadra erkecil menganu prinsip bahwa garis yang paling sesuai unuk menggambarkan suau dere berkala adalah garis yang jumlah kuadra dari selisih daa ersebu dengan garis rendnya erkecil aau minimum. Sifa-sifa kuadra erkecil iu adalah: Universias Sumaera Uara

21 ' 1) ( Y Y ) = 0 2 ' 2) ( Y Y ) = erkecil Dipakai unuk mencari persamaan garis aau kurva rend. Dari persamaan ini kia dapa menghiung nilai-nilai rend. Persamaan rend linier : Benuk umum: Y i = a + bx i Keerangan : Y i = Nilai rend unuk periode erenu Y i = a, jika X i = 0 b = Kemiringan garis rend, arinya bersarnya perubahan Y jika perubahan sau besaran periode waku X i = Kode periode waku ( 1 ) Dengan meode ini, nilai a dan b dari persamaan rend linier diaas dienukan dengan rumus: Y i Yi X a = dan b = 2 n X Dimana n adalah banyaknya pasangan daa. i i 3. Variasi musiman (Seasonal Variaion) Variasi musiman disimbolkan S, merupakan variasi yang berulang-ulang aau pola musiman yang menunjukkan puncak dan lembah seperi pada siklis dengan Universias Sumaera Uara

22 periode yang pendek yaiu sau ahun aau kurang. Pada umumnya gerakan musiman erjadi pada daa bulanan yang dikumpulkan dari ahun ke ahun, dan juga berlaku bagi daa harian,mingguan aau ahunan yang lebih kecil. Pola variasi musiman dinyaakan dalam benuk indeks yang disebu indeks musiman. Indeks musiman dapa dikeahui dengan meode rasio erhadap rend. Meode rasio erhadap rend menggunakan nilai-nilai rend sebagai dasar perhiungan. Langkah-langkah penyelesaian dengan meode rasio erhadap rend adalah sebagai beriku: 1. Menenukan persamaan rend ahunan dengan meode leas square 2. Mengubah persamaan rend ahunan menjadi persamaan rend bulanan. Trend bulanan adalah rend dari bulan ke bulan, misalnya dari bulan Januari ke bulan Februari dan bulan Mare ke bualan April. Sama halnya rend ahunan yang merupakan rend dari ahun ke ahun. Dari rend ahunan (sauan X-nya ahun) bisa dibua menjadi rend bulanan (sauan X-nya bulan) dilakukan dengan cara membagi nilai a dengan 12 dan nilai b dengan 12 2 aau 144. Jika persamaan rend ahunan Y i = a + bx i Maka persamaan rend bulanan adalah a b Y = i X i Menenukan nilai-nilai rend unuk masing-masing bulan, dengan persamaan : a b Y = i X i Universias Sumaera Uara

23 4. Menyaakan daa berkalanya (Y i ) sebagai persenase erhadap nilai rend 5. Menenukan raa-raa seiap bulan 6. Jumlahkan raa-raa bulan Januari sampai Desember. Universias Sumaera Uara

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN Peramalan 93 BAB IX TEKNIK PERAMALAN Kepuusan persediaan yang dihasilkan dari pembelian cenderung bersifa jangka pendek dan hanya unuk produk yang khas. Peramalan yang mengarah pada kepuusan ini harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci