PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 PENDAHUUAN atar Belakang Hail urey Organiai Keehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah enderita kencing mani (diabete melitu) di Indoneia ekitar 7 juta orang (86% dari jumlah enduduk) atau menduduki urutan terbear ke-4 etelah India Cina dan Amerika Serikat. Berdaarkan hal terebut erlu kiranya dilakukan enelitian yang mengarah ada embuatan alikai yang daat mendeteki timbulnya enyakit diabete ehingga daat menurunkan jumlah enderita diabete. Salah atu teknik yang daat digunakan untuk melakukan eneluuran ada data hitori untuk mengidentifikai ola dan memrediki trend yaitu data mining. Data mining meruakan roe ektraki informai atau ola dalam bai data yang berukuran bear. (Han & Kamber 200). Teknik data mining yang digunakan yaitu klaifikai. Klaifikai meruakan alah atu metode dalam data mining untuk memrediki label kela yang tidak diketahui. Kone fuzzy yang diterakan dalam klaifikai daat lebih baik dalam menangani nilai numerik karena himunan fuzzy memerhalu bataan yang tega. Data diabete berifat numerik ehingga daat diterakan teknik data mining dengan kone fuzzy. Teknik klaifikai yang digunakan yaitu klaifikai dengan metode derajat keanggotaan dalam fuzzy. Prini daar dari metode derajat keanggotaan dalam fuzzy yaitu menghitung nilai kemenarikan antara dua atau lebih linguitic term. Perhitungan nilai kemenarikan dilakukan dengan menggunakan analii reidual. Dengan menerakan data mining diharakan daat ditemukan aturan atau fungi klaifikai untuk memrediki oteni eeorang tererang enyakit diabete. Tujuan Penelitian Tujuan dari enelitian ini adalah :. enerakan alah atu metode data mining yaitu teknik klaifikai menggunakan metode derajat keanggotaan dalam fuzzy. 2. enemukan aturan-aturan klaifikai ada data diabete untuk memrediki aakah eeorang dinyatakan oitif atau negatif diabete berdaarkan data hail emerikaan laboratorium. Ruang ingku Penelitian Penelitian ini mencaku eneraan teknik klaifikai dengan menggunakan derajat keanggotaan dalam fuzzy ada data hail emerikaan laboratorium dan data catatan medi rawat ina dari tahun 2004 amai Jumlah atribut dalam enelitian ini yaitu lima buah atribut yang terdiri dari emat atribut kuantitatif dan atu atribut kategorikal ebagai atribut kela target. anfaat Penelitian Dengan adanya uatu alikai yang daat digunakan untuk memrediki oteni enyakit diabete maka terjadinya enyakit ini ada eeorang daat dirediki edini mungkin ehingga daat dilakukan tindakan antiiai. TINJAUAN PUSTAKA Knowledge Data Dicoery (KDD) Knowledge dicoery in databae (KDD) adalah roe menemukan informai yang berguna dan ola-ola yang ada dalam data (Goharian & Gromann 2003). KDD meruakan ebuah roe yang terdiri dari erangkaian roe iteratif yang terurut dan data mining meruakan alah atu langkah dalam KDD (Han & Kamber 200). Pada Gambar daat dilihat tahaan roe KDD ecara berurut. Tahaan roe KDD menurut Han & Kamber (200) yaitu :. Pemberihan data Pemberihan terhada data dilakukan untuk menghilangkan data yang tidak koniten dan data yang mengandung noie. 2. Integrai data Proe integrai data dilakukan untuk menggabungkan data dari berbagai umber. 3. Seleki data Proe eleki data mengambil data yang relean digunakan untuk roe analii. 4. Tranformai data Proe menranformaikan atau menggabungkan data ke dalam bentuk yang teat untuk di-mining. 5. Data mining Data mining meruakan roe yang enting dimana metode-metode cerda dialikaikan untuk mengektrak ola-ola dalam data.

2 2 6. Ealuai ola Ealuai ola dierlukan untuk mengidentifikai beberaa ola-ola yang menarik yang merereentaikan engetahuan. 7. Rereentai engetahuan Penggunaan iualiai dan teknik rereentai untuk menunjukkan engetahuan hail enggalian gunung data keada engguna. Data Warehoue Data Cleaning Pattern Ealuation Data mining Tak-releant Data Data Integration Databae Selection and Tranformation Gambar Tahaan Proe KDD (Han & Kamber 200) Data mining Data mining meruakan roe ektraki informai data berukuran bear (Han & Kamber 200). enurut Kantardzic (2003) data mining meruakan keeluruhan roe mengalikaikan komuter dan bermacam teknik untuk menemukan informai dari ekumulan data. Dari udut andang analii data data mining daat diklaifikai menjadi dua kategori yaitu decritie data mining dan redictie data mining. Decritie data mining menjelakan ekumulan data dalam cara yang lebih ringka. Ringkaan terebut menjelakan ifat-ifat yang menarik dari data. Predictie data mining menganalii data dengan tujuan mengkontruki atu atau ekumulan model dan melakukan rediki erilaku dari kumulan data yang baru. Alikai data mining telah banyak diterakan ada berbagai bidang eerti analia aar dan manajemen analii eruahaan dan manajemen reiko telekomunikai aurani dan keuangan. Klaifikai Klaifikai adalah roe menemukan model (fungi) yang menjelakan dan membedakan kela-kela atau kone dengan tujuan agar model yang dieroleh daat digunakan untuk memredikikan kela atau objek yang memiliki label kela yang tidak diketahui. Klaifikai termauk ke dalam kategori redictie data mining. odel yang diturunkan didaarkan ada analii dari training data. Teknik klaifikai adalah endekatan itemati untuk embuatan model klaifikai (claifier) dari ebuah data et inut. Proe klaifikai dibagi menjadi dua fae yaitu learning dan teting (Han & Kamber 200). Pada fae learning ebagian data yang telah diketahui kela datanya (training et) digunakan untuk membentuk model. Selanjutnya ada fae teting model yang udah terbentuk diuji dengan ebagian data lainnya (tet et) untuk mengetahui akurai dari model terebut. Jika akurainya mencukui maka model terebut daat diakai untuk rediki kela data yang belum diketahui. Himunan Fuzzy Kone logika fuzzy ertama kali dierkenalkan oleh Prof. otfi A Zadeh dari Unierita California ada bulan Juni 965. ogika fuzzy meruakan generaliai dari logika klaik yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan 0 dan. Dalam logika fuzzy nilai kebenaran uatu ernyataan berkiar dari eenuhnya benar ke eenuhnya alah. Inti dari himunan fuzzy yaitu fungi keanggotaan yang menggambarkan hubungan antara domain himunan fuzzy dengan nilai derajat keanggotaan. Derajat keanggotaan menunjukkan nilai keanggotaan uatu objek ada uatu himunan. Nilai keanggotaan ini berkiar antara 0 amai. Dengan teori himunan fuzzy uatu objek daat menjadi anggota dari banyak himunan dengan derajat keanggotaan yang berbeda dalam maingmaing himunan (Cox 2005). Peubah inguitik Peubah linguitik meruakan eubah yang memunyai nilai linguitik berua kumulan kata (linguitic term) yang bereuaian dengan derajat keanggotaan dalam uatu himunan. Peubah linguitik dikarakteriai oleh quintale ( x T ( x) X G ) dengan x adalah nama eubah T(x) adalah kumulan dari linguitic term X menunjukkan nilai interal x G adalah aturan intak yang membangkitkan term dalam T(x) adalah aturan emantik yang bereuaian dengan nilai linguitik (A) dengan (A) menunjukkan

3 3 fungi keanggotaan untuk himunan fuzzy dalam X. Sebagai contoh jika umur diinterretaikan ebagai eubah linguitik maka himunan dari linguitic term T(umur) menjadi : T(umur) = {angat muda muda tua} Setia term dalam T(umur) dikarakteriai oleh himunan fuzzy dalam X. Aturan intak membangkitkan term dalam T(x) edangkan aturan emantik menunjukkan fungi keanggotaan dari etia nilai ada himunan linguitic term (Kantardzic 2003). inguitic term inguitic term didefiniikan ebagai kumulan himunan fuzzy yang didaarkan ada fungi keanggotaan yang bereuaian dengan eubah linguitik (Au & Chan 200). D kumulan dari record yang terdiri dari kumulan atribut I = { I... In} dengan I =... n. Atribut I daat berua atribut numerik atau kategorikal. Untuk etia record d elemen D d [ I ] menotaikan nilai i dalam record d untuk atribut I. Kumulan linguitic term daat didefiniikan ada eluruh domain dari atribut kuantitatif. Himunan fuzzy daat didefiniikan untuk etia r dengan r r =... menotaikan linguitic term yang beraoiai dengan atribut I. Himunan fuzzy r r =... didefiniikan ebagai : µ ( i ) dom( I ) r jika dikret i I r = µ ( i ) dom( I ) r jika I kontinu i untuk emua i dom( I ) dengan dom I ) = i... i. ( { m } Derajat keanggotaan dari nilai i dom( I ) dengan beberaa linguitic term r dinotaikan oleh µ. Untuk atribut r kategorikal linguitic term r r =...m direreentaikan oleh himunan fuzzy ebagai : r r = ir Secara umum untuk atribut numerik dan kategorikal himunan linguitic term dinotaikan oleh = { =... n r =... } r dengan = m elama linguitic term digambarkan ebagai himunan fuzzy maka himunan linguitic term daat dinyatakan ebagai himunan fuzzy. Diberikan record d D linguitic term r nilai derajat dan himunan fuzzy r keanggotaan dalam d dengan linguitic term dinotaikan oleh µ d[ I ]). r ( r d dikarakteriai oleh term r dengan derajat keanggotaan µ ( d[ I ]). Jika r µ ( d ) = d ecara utuh dikarakteriai I r [ ]. Jika ( d[ ]) = 0 oleh term r µ I r d tidak dikarakteriai oleh term r. Jika 0 µ ( d I ) < ecara arial d < r [ ] dikarakteriai oleh term r. d daat dikarakteriai oleh lebih dari atu term. Diberikan I ϕ dengan r { ϕ } I ϕ = I beraoiai oleh linguitic term ϕr r =... φ dengan =. Notai ϕ menotaikan ubet ϕ ϕ dari bilangan integer ϕ = {... m }... {... n}... m m dan ϕ = h. dengan Setia ϕr didefiniikan oleh kumulan linguitic term r... mr. Nilai m derajat dengan d dikarakteriai oleh term λ d didefiniikan oleh : ( ) ϕr ( ) ϕr ( d[ I ])... d[ ] λ ϕ r = min µ r µ m rm ( ) I m D daat direreentaikan oleh kumulan data fuzzy F yang dikarakteriai oleh kumulan atribut linguitik = (... n ). Untuk etia atribut linguitik nilai dari dalam record t F adalah

4 4 [ ] = {( )...( )} t µ µ dengan k ebagai linguitic term dan µ k ebagai derajat keanggotaan dengan { } k... ϕ. Untuk t F o q menotaikan nilai derajat dengan t dikarakteriai oleh linguitic term q dan φ yang didefiniikan oleh : o = min ( µ ) q ψ k µ q () Jumlah dari derajat uatu record dalam F yang dikarakteriai oleh linguitic term q dan didefiniikan oleh : deg q = o t F q (2) Dengan menggunakan linguitic term daat ditemukan uatu aturan fuzzy dari ejumlah data fuzzy dan merereentaikannya dengan cara yang mudah diahami oleh manuia (Au & Chan 200). Algoritma Derajat Keanggotaan dalam Fuzzy Prini dari algoritma data mining fuzzy yaitu menyajikan aturan fuzzy dengan beberaa orde. Orde ertama dari aturan fuzzy didefiniikan oleh aturan yang hanya melibatkan ebuah linguitic term dalam anteeden orde kedua melibatkan dua buah linguitic term orde ketiga melibatkan tiga buah linguitic term dan elanjutnya. Algoritma data mining fuzzy daat dilihat ada Gambar 2. Untuk mencari nilai kemenarikan (interetingne) dari orde ertama digunakan ukuran kemenarikan objektif. Setelah ditemukan nilai kemenarikan maka diiman ada eubah R. Aturan di R digunakan untuk membangkitkan orde kedua yang teriman dalam R 2. R 2 akan digunakan untuk membangkitkan aturan orde ketiga yang teriman ada R 3 dan begitu eterunya. Fungi intereting ( q ) menghitung nilai hubungan kemenarikan antara q dengan. Jika fungi intereting ( q ) menghailkan nilai benar maka aturan fuzzy terebut dibangkitkan oleh fungi rulegen kemudian dihitung nilai bobot bukti. Semua aturan fuzzy yang dibangkitkan oleh rulegen diiman dalam R dan akan digunakan untuk roe rediki. ) R { firt - order fuzzy rule} = 2) for ( m = 2; R m φ; m + + ) do 3) begin 4)C = {each condition in the antecedent of r r R m- } 5) forall ϕ comoed of m element in C do 6) begin 7) forall t F do 8) forall ( q µ q ) t[ ] ( µ ϕ k ) t[ ϕ ] ϕ do 9) deg + = min ( µ q µ ) ; q 0) forall ( q µ q ) t[ ] ( µ ϕ k ) t[ ϕ ] ϕ do ) if interetin g ( q ) then 2) Rm = Rm rulegen ( q ) ; 3) end 4) end 5) R = U R ; m m Gambar 2 Algoritma data mining fuzzy (Au & Chan 200) Aturan Kemenarikan dalam Data Fuzzy Hubungan antara q dengan dikatakan menarik jika nilai P r ( ) q = ϕ k jml derajat dari berbeda dengan nilai ( ) P = r q dengan jml derajat dari jml derajat dari record ϕ record yang dikarakteriai oleh q dan record yang dikarakteriai oleh yang dikarakteriai oleh q = deg. Nilai u= i = u ϕ i erbedaan terebut ecara objektif daat diealuai menggunakan nilai adjuted reidual yang didefiniikan oleh : z q d = q (3) γ q dengan z q adalah nilai tandardized reidual yang didefiniikan oleh : deg e q q z = q e (4) q

5 5 dengan e q adalah jumlah derajat dari record yang diduga dikarakteriai oleh q dengan yang didefiniikan oleh : ϕ deg deg qϕi u i= u= e = q (5) dan γ q adalah nilai maximum likelihood etimate dari ragam z q yang didefinikan oleh : γ ϕ i= = q deg qϕi u= deg u (6) Jika d q >.96 (nilai erentil dari ditribui normal) daat diimulkan bahwa nilai antara Pr ( q ) dan P( r q ) ecara ignifikan berbeda ehingga hubungan antara q dengan menarik (intereting). Perhitungan Nilai Bobot Bukti Diberikan linguitic term yang beraoiai dengan linguitic term q daat dibentuk uatu aturan fuzzy q [ w ] q dengan w adalah q ϕ k nilai bobot bukti. Selama hubungan antara q dengan menarik maka terdaat bukti berua record yang dikarakteriai oleh q memunyai. Perhitungan nilai bobot bukti dikenal ebagai informai mutual. Informai mutual menghitung nilai ketidakatian dari q ada uatu record yang memunyai yang didefiniikan oleh : P ( : ) ( : ) log r q ϕ I k q ϕ k = (7) P r ( ) dengan berdaarkan nilai informai mutual erhitungan bobot bukti didefiniikan ebagai: q w q = I ( ) q : I ( ) U i i q P ( ) = log P r r U i q q i (8) w q ϕ daat diinterretaikan ecara intuitif k ebagai erhitungan erbedaan dari record yang dikarakteriai oleh q dan i i q. Diberikan yang didefiniikan oleh kumulan linguitic term r... m r m daat dibentuk aturan fuzzy ada tingkat yang lebih tinggi (high-order) ebagai :... [ ] r w r m m q q dengan... m ϕ (Au & Chan 200). Prediki Nilai Yang Tidak Diketahui enggunakan Aturan Fuzzy Diberikan uatu record d dom( I )... dom( I )... dom( I n ) d dikarakteriai oleh n atribut α... α... α n dengan α adalah nilai yang akan dirediki. =... ϕ adalah linguitic term dari atribut kela I. l linguitic term dengan domain dom( I ) = {... }. Nilai dari α didefiniikan oleh nilai l. Untuk memrediki nilai l digunakan endekatan aturan fuzzy dengan q dom ( I ) ebagai konekuen. Kombinai dari nilai atribut α ϕ dari d dikarakteriai oleh linguitic term ϕ dengan derajat λ () d untuk etia k {... ϕ }. Nilai bobot bukti dari... [ ] r w r m m q q untuk emua k ζ {... ϕ } didefiniikan oleh : ( d ) w α = w. λ (9) q ϕ k ζ q ialkan n- atribut (tana α ) α []... α[ j ]... α[ β ] dengan

6 6 α [ j] = { αi i (... n) { } ditemukan untuk menyamakan atu atau lebih aturan maka bobot bukti untuk nilai l diberikan oleh : β w = w (0) q j= α q [ j ] Nilai α didefiniikan oleh w... w... w. {( ) ( ) ( )} q q Jika I kategorikal l diberikan ke c jika wc > w g g =... ' dan g c () dengan ' ( ) adalah linguitic term yang tercantum dalam aturan dan α diberikan ke i c dom( I ). Jika I kuantitatif diberikan linguitic term... bobot bukti w... w µ ' ( i ) bobot derajat keanggotaan dari i u dom( I ) dengan himunan fuzzy u u {... }. µ ' i didefiniikan u oleh : µ ' ( ) w u ( i ) u i =. µ (2) u i dan u {... }. dengan dom( I ) Nilai defuzifikai = U F u u= didefiniikan ebagai : F = u= ( i ). i untuk α dom( I ) U u = (3) µ '... µ ' ( ) dom I... ( i ). di di dengan µ () i = max ( µ ' ( i) µ ' ( i) ) X Y X Y untuk himunan fuzzy X dan Y. Untuk mengealuai hail erhitungan digunakan root-mean-quared error. Nilai root-mean quared error (rm) didefinikan oleh : rm = 2 tr or l n u u l r D (4) dengan D ekumulan tet record n ebagai jumlah tet record dalam D untuk record r D dan [ l u] R ebagai atribut kela t r ebagai nilai target dari atribut kela dalam r dan o r nilai yang dirediki (Au & Chan 200). K-Fold Cro Validation K-Fold Cro Validation dilakukan untuk membagi training et dan tet et. K-Fold Cro Validation mengulang k-kali untuk membagi eluruh himunan contoh ecara acak menjadi k ubet yang aling beba etia ulangan diiakan atu ubet untuk engujian dan ubet lainnya untuk elatihan (Fu 994). Pada metode terebut data awal dibagi menjadi k ubet atau fold yang aling beba ecara acak yaitu S S 2 S k dengan ukuran etia ubet kira-kira ama. Pelatihan dan engujian dilakukan k kali. Pada iterai ke-i ubet S i dierlakukan ebagai data elatihan. Pada iterai ertama S 2 S k menjadi data elatihan dan S menjadi data engujian ada iterai kedua S S 3 S k menjadi data elatihan dan S 2 menjadi data engujian dan eterunya. ETODE PENEITIAN Proe Daar Sitem Data yang digunakan dalam enelitian ini adalah data hail emerikaan laboratorium dan data catatan medi rawat ina dari tahun 2004 amai Tahaan roe daar item daat dilihat ada amiran. Proe terebut daat diuraikan ebagai berikut : a. Pemberihan data dilakukan jika ditemukan data yang mengandung noie nilai hilang dan data yang dulikat. b. Tranformai data roe tranformai data ke bentuk yang daat di-mining. Sebelum di-mining data diabete diubah ke dalam bentuk data fuzzy. c. Alikai teknik data mining meruakan taha yang enting karena ada taha ini teknik data mining dialikaikan terhada data. Teknik data mining yang digunakan yaitu klaifikai. Klaifikai dilakukan melalui dua tahaan roe yaitu :. embangun model untuk menemukan aturan klaifikai (training). Taha embangunan model memerlukan

PENERAPAN TEKNIK KLASIFIKASI DENGAN METODE DERAJAT KEANGGOTAAN PADA DATA DIABETES RATIH KUSUMAWARDANI G

PENERAPAN TEKNIK KLASIFIKASI DENGAN METODE DERAJAT KEANGGOTAAN PADA DATA DIABETES RATIH KUSUMAWARDANI G PENERAPAN TEKNIK KASIFIKASI DENGAN METODE DERAJAT KEANGGOTAAN PADA DATA DIABETES RATIH KUSUMAWARDANI G6403008 DEPARTEMEN IMU KOMPUTER FAKUTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN AAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB IV AMPLITUDE VARIATION WITH OFFSET (AVO) AVO (Amplitude Variation with Offset) adalah analisa perubahan amplitudo

BAB IV AMPLITUDE VARIATION WITH OFFSET (AVO) AVO (Amplitude Variation with Offset) adalah analisa perubahan amplitudo BAB I AMLITUDE ARIATION WITH OFFSET (AO I. rini Daar AO AO (Amlitude ariation with Offet adalah analia erubahan amlitudo inyal terantul ebagai fungi dari offet. ariai dari amlitudo terhada offet ini diebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik. Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik

Lebih terperinci

Page 1

Page 1 MOUL Pengenalan Pengolahan Citra Citra Itilah citra atau citra monochrome digunakan untuk menatakan intenita cahaa dua dimeni dalam fungi f dimana menatakan koordinat aial dan nilai dari f ada titik menatakan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd

Bahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd ahan jar Fiika Momentum, Imul dan Tumbukan SMK Negeri Rangkabitung PEMERINTH KUPTEN LEK DINS PENDIDIKN & KEUDYN SMK NEGERI RNGKSITUNG Jl. Dewi Sartika No 6L. Tel (05 0895 05349 Rangkabitung 434 MOMENTUM,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Prosiding SPMIPA; pp: ; 2006 ISBN:

Prosiding SPMIPA; pp: ; 2006 ISBN: Proiding SPMIPA; : 96-101; 006 ISBN: 979.70.7.0 SUKU BANYAK BIKUADRATIK TAK-TEREDUKSI DENGAN FAKTORISASI MODULO BILANGAN PRIMA Suryoto Juruan Matematika FMIPA Univerita Dionegoro Jl. Prof. H. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY

EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY Ihait a, * a Program Studi Pendidikan Fiika Univerita Ahmad Dahlan Jl. Pro. Dr. Soeomo, S.H. Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x Standar Kometei : Menerakan kone kelitrikan dan kemagnetan dalam berbagai enyeleaian maalah dan roduk teknologi. Kometeni Daar Memformulaikan kone induki Faraday dan aru bolak-balik, erta eneraannya ndikator

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Perancangan Kontroler : Kontroler Proporsional dan Differensial

TE Dasar Sistem Pengaturan. Perancangan Kontroler : Kontroler Proporsional dan Differensial TE09346 Daar Sitem Pengaturan Perancangan ontroler : ontroler Proorional an Differenial Ir. Jo Pramuijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FTI ITS Tel. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.i Daar Sitem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

KARAKTERISASI RESERVOIR BATU PASIR TERSATURASI GAS MENGGUNAKAN INVERSI SIMULTAN DAN ANALISIS AVO PADA LAPANGAN F

KARAKTERISASI RESERVOIR BATU PASIR TERSATURASI GAS MENGGUNAKAN INVERSI SIMULTAN DAN ANALISIS AVO PADA LAPANGAN F KARAKTERISASI RESEROIR BATU PASIR TERSATURASI GAS MENGGUNAKAN INERSI SIMULTAN DAN ANALISIS AO PADA LAPANGAN F Fiky Firdau Program Studi Fiika, Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univerita Indoneia,

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK

KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK Wibawa Endra Juwana 1 Suyitno 1 Tri Itanto Abtract : The objective of thi reearch i to etimate diffuion coefficient

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MATEMATIS

LATAR BELAKANG MATEMATIS 8 II LATAR BELAKANG MATEMATIS Derii : Bab ini memberian gambaran tentang latar belaang matemati ang digunaan ada item endali eerti eramaan linear diferenial orde (atu), orde (dua), orde tinggi, tranformai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN KOMPONEN TRUK PENGANGKUT SAMPAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KERUGIAN MASYARAKAT

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN KOMPONEN TRUK PENGANGKUT SAMPAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KERUGIAN MASYARAKAT INTERVAL PENGGANTIAN PENEGAHAN KOMPONEN TRUK PENGANGKUT SAMPAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KERUGIAN MASYARAKAT (Studi Kau PD Keberihan Wilayah Oeraional Bandung Timur) Kumaningrum, Liza Yulia, Suy Suanti Juruan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

ASSOSIASI PRIMA PADA MODUL FRAKSI ATAS SEBARANG RING

ASSOSIASI PRIMA PADA MODUL FRAKSI ATAS SEBARANG RING ASSOSIASI PRIMA PADA MODUL FRAKSI ATAS SEBARANG RING Uha Inaini 1 dan Indah Emilia Wijayanti 2 S2 Matematika FMIPA UGM, uhainaini@mail.ugm.ac.id 2 Juruan Matematika FMIPA UGM, ind wijayanti@ugm.ac.id Abtrak.

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

Analisis Perkuatan Wire Rope

Analisis Perkuatan Wire Rope Analii Perkuatan Wire Roe dan Tulangan Konvenional Balok Beton Bertulang Tamang T Momen Negatif Menggunakan Metode Layer (Mengabaikan Tulangan Saya) Dima Langga Chandra Galuh Program Studi Teknik Siil,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 JURNAL TEKNOLOI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 86 498 VOL. 5 NO. SEPTEMBER PERANCANAN KOMPENSATOR PI LEAD PADA KESTABILAN TEANAN BUCK CONVERTER Irma Hunaini Anil ABSTRACT Thi aer decribe a combination two

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri)

ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri) ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kau : Dea Mangunharjo, Jatiurno, Wonogiri) Demarda Kalimanto 1), Niken Silmi Surjandari 2), Raden Harya

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, bahwa 177 juta penduduk dunia mengidap penyakit diabetes mellitus atau biasa disingkat diabetes. Jumlah ini akan terus meningkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN KENDALI PID DENGAN MATLAB. Sri Sukamta ABSTRAK

PERANCANGAN KENDALI PID DENGAN MATLAB. Sri Sukamta ABSTRAK Jurnal Teknik Elektro Vol. No.1 1 PERANCANGAN ENAL P ENGAN MATLAB Sri Sukamta ABSTRA Perancangan P elama ini menggunakan metoda trial and error dengan erhitungan yang memakan waktu lama. MatLab yang dilengkai

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG 38-714 MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID Tedy Ade Wijaya 08 100 639 Simulai Sidang Tuga Akhir januari 011 Pembahaan Materi Pendahuluan Perancangan

Lebih terperinci

PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri)

PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri) PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG (Studi Kau : Dea Mangunharjo, Jatiurno, Wonogiri) M. Zikry Tawakkal 1), Niken Silmi Surjandari 2), R. Harya Dananjaya 3) 1) Mahaiwa

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN RESERVOIR BATUPASIR

ANALISIS INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN RESERVOIR BATUPASIR ANALISIS INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN RESERVOIR BATUPASIR Skrii Untuk memenuhi alah atu yarat mencaai derajat endidikan Strata Satu (S-1) Sebagai Sarjana Sain ada Juruan Fiika.

Lebih terperinci

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

APLIKASI MINING DATA MAHASISWA DENGAN METODE KLASIFIKASI DECISION TREE

APLIKASI MINING DATA MAHASISWA DENGAN METODE KLASIFIKASI DECISION TREE Seinar Naional Alikai Teknologi Inforai 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022 APLIKASI MINING DATA MAHASISWA DENGAN METODE KLASIFIKASI DECISION TREE Sunjana Univerita Widyataa unjana@widyataa.ac.id ABSTRAKS

Lebih terperinci

MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL

MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL PROSDG SB : 978 979 6353 3 T MODEL SR UTUK KETAHAA BEHAVOURAL KEASH BATAR Matematika Terapan, Juruan Pendidikan Matematika Fakulta Matematika dan lmu Pengetahuan Alam Univerita egeri Yogyakarta, Yogyakarta

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

Sumber tegangan AC variabel

Sumber tegangan AC variabel Kode FIS.3 Ameremeter Ameremeter? Sumber tegangan AC variabel Voltmeter Lamu 5 watt BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

1 AB I B ENDAHULUAN.1 aala Belg atar L angat melaju teknologi erkemangan ingkat waktu kurun Dalam manuia tahu ingin raa kera kerja hail meru erkemangan eat. Dengan manuia. memermudah har akhirnya ada hal

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014 JURNAL TEKNOLOI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 86 498 VOL. 7 NO. Maret 4 IMPLEMENTASI KOMPENSATOR PI-LEAD PADA KESTABILAN TEANAN KELUARAN BUCK KONVERTER. Irma Hunaini Anil Amirin Suriyatno 3 ABSTRACT Thi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE Kompeteni Mahaiwa mampu. Menentukan nilai tranformai Laplace untuk fungi-fungi yang ederhana. Menggunakan ifat-ifat tranformai untuk menentukan nilai tranformai Laplace untuk

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci