KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK"

Transkripsi

1 KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK Wibawa Endra Juwana 1 Suyitno 1 Tri Itanto Abtract : The objective of thi reearch i to etimate diffuion coefficient D A B ) around Critical Moiture Content (CMC) in Mahagony wood drying. The diffuion coefficient in thi reearch how the movement velocity of moiture from wood to the air drier. Heat and ma tranfer analogy aroximation i alied to etimate that coefficient. Reult indicate that the value of average diffuion coefficient (D AB ) increae with increaing drying temerature, for region above CMC a well a below CMC. The increment of average D AB i exonential function of drying temerature. For above CMC region, D AB equation a function of drying temerature ( o C) i; D A B 2E-5e,14T, meanwhile for below CMC; D AB 2E-5e,126T. The value of average D AB above CMC region i larger than below CMC. Keyword : diffuion coefficient, drying, wood, moiture PENDAHULUAN Pengeringan meruakan roe emindahan ubtani yang mudah mengua (kandungan air) dari adatan. Pada engeringan kayu terjadi roe erindahan ana dan maa (Mujumdar, A.S., 1995). Selama roe engeringan kayu, ermukaan kayu akan lebih ceat kering dibandingkan bagian dalam kayu, karena terjadi roe enguaan ( evaoration) kandungan air ada ermukaan. Proe enguaan kandungan air ini daat dinyatakan dengan roe difui kandungan air dari ermukaan kayu ke udara. Laju ergerakan air dalam kayu ebanding dengan laju ergerakan air dari ermukaan kayu ke udara (D AB ). D AB adalah koefiien difui, meruakan kontanta keceatan ergerakan air antara kayu dan udara. Harga D AB daat juga diandang ebagai koefiien erindahan maa. D AB angat diengaruhi oleh temeratur. Dierkirakan, emakin bear temeratur, harga D AB akan meningkat. Harga D AB di ata dan di bawah kandungan air kritik ( Critical Moiture Content CMC) dierkirakan memunyai karakter yang berbeda, hal ini diebabkan erilaku ergerakan air dalam kayu di ekitar titik CMC juga berbeda. CMC adalah titik dimana terjadi erubahan laju engeringan dari laju engeringan kontan menjadi laju engeringan turun. Koefiien difui meruakan hal yang angat enting dalam roe engeringan dan untuk emodelan ifat-ifat higrokoi dari kayu (Mukam Foting, J. 2). Penelitian ini bertujuan menentukan engaruh temeratur engeringan terhada nilai koefiien difui (D AB ) rata-rata di ekitar kandungan air kritik ada roe engeringan kayu. Penelitian tentang koefiien difui ada roe engeringan telah dilakukan oleh beberaa eneliti (Haini, L., 24, Liu, J.Y, 2, Mukam Foting, J.A., 2). Dari enelitian-enelitian yang telah dilakukan ternyata belum ada metoda tandard untuk engujian koefiien difui ada roe engeringan. Dalam enelitian ini untuk analii digunakan endekatan analogi erindahan ana dan maa dari Chilton- Colburn. Di dalam laian bata termal dan konentrai, harga D AB daat dieroleh dengan melakukan erangkaian roe engujian erindahan ana dan maa. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Chilton-Colburn, koefiien erindahan ana konveki (h) dan 1 Staf Pengajar Juruan Teknik Mein FT Univerita Sebela Maret Surakarta

2 Wibawa Endra Juwana, dkk., Koefiien Difui ada Proe engeringan erindahan maa (h m) daat dihubungkan dengan : (Incroera, F.P., 1996) St. Pr Stm. Sc (1) dimana: St bilangan Stanton untuk erindahan ana St m bilangan Stanton untuk Perindahan maa Pr bilangan Prandtl Sc bilangan Schmidt Dengan : h St. Pr.Pr. V. c r (2) hm Stm. Sc. Sc V (3) Dari eramaan (1), (2), dan (3) dieroleh : h m h m h Pr. c. r Sc koefiien erindahan maa konveki (m/) (4) h koefiien erindahan ana konveki (W/m 2.K) c ana eifik dari udara (kj/kg.k) ρ maa jeni dari udara (kg/m 3 ) Pr bilangan Prandtl Sc bilangan Schmidt Koefiien erindahan ana di dalam laian bata untuk temeratur ermukaan kayu kontan ( iothermal) daat dihitung dari eramaan : h k T f T (5) k f konduktivita ana dari udara (W/m. K) T temeratur ermukaan kayu (K) T temeratur udara ada aliran beba (K) gradien temeratur udara di ata kayu mulai di ata kayu dicari dalam engujian. (K/m). Harga ini Dengan mengetahui harga koefiien erindahan ana ini, maka koefiien erindahan maa daat dicari dari eramaan (4). Menurut Incroera & De Witt (1996), bearnya koefiien erindahan maa juga meruakan fungi dari koefiien difui dan erbedaan maa jeni di ermukaan iothermal dan di udara beba eerti terlihat ada eramaan (6). r D AB hm (6) r r Dengan aumi ua air diangga ebagai ga emurna, maka : PV P r (dimana RT kontan) eramaan (6) diubah menjadi: h m (7) Dengan demikian harga D AB daat dicari etelah harga h m,,, dan 8 diketahui.harga mrt r RT D AB dicari dari ekerimen yang meruakan gradien erubahan tekanan ua dihitung teat di ata ermukaan kayu. Dari eramaan (4), (5), (7) didaatkan eramaan untuk D AB : 23

3 GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 27 D AB Pr 2 k 3 f.pr C. r. n D AB k f A A C T T.( ). 2 3.( T T ). koefiien difui (m 2 /) konduktivita termal udara (W/m.K) bilangan Prandtl 3 (8), tekanan arial ua air ermukaan kayu (atm), tekanan arial ua air aliran beba ( free tream) (atm) gradien temeratur terhada y (K/m) ana eifik udara (KJ/kg.K) temeratur ermukaan kayu (K) temeratur aliran udara beba ( free tream) (K) kelembaban daat juga digunakan untuk menghitung tekanan arial ua air (Shairo, Moran., 2) A w,622 (9) A w tekanan camuran yang terukur manometer (abolut) (atm) tekanan arial ua air (atm) raio kelembaban (kg /kg udara kering) Raio kelembaban (w) daat dicari dengan mengetahui temeratur bola kering (T DB ) dan temeratur bola baah (T WB) menggunakan grafik ikrometrik. Sedangkan (tekanan camuran) diukur dengan manometer, eerti terlihat ada gambar 1. Seifikai manometer yang diakai ebagai berikut : Fluida Alkohol 7 % ( r 617,8 kg/m 3 alk ) q 7 o h L. inq g 9,81 m/ 2 ab atm (1) A ( r g h) alk Gambar 1. Inclined manometer gradien tekanan terhada y (atm/m) Pada roe engeringan kayu terdaat camuran antara ua air dan udara kering. Bearnya komoii camuran ini daat dicari dengan menggunakan raio kelembaban. Raio METODE PENELITIAN Seimen enelitian yang digunakan adalah kayu Mahoni ( Mahagony) dengan ukuran anjang 3 cm; lebar 15 cm dan tebal 5 cm. Peralatan yang digunakan dalam enelitian ini eerti terlihat ada gambar 2. Udara luar oleh blower dialirkan melewati heater untuk dianakan. Udara ana terebut akan 24

4 Wibawa Endra Juwana, dkk., Koefiien Difui ada Proe engeringan mengalir ke air duct ehingga melewati ermukaan ata eimen uji. Camuran udara ana dan ua air dari kayu kemudian di keluarkan ke lingkungan. Pada eralatan uji dibuat erindahan ana dan maa ada kayu adalah 1 dimeni dan ermukaan ata kayu diuahakan kontan. Untuk mencaai makud terebut, keemat ii aming kayu diiolai dan bagian bawah ditiu dengan kia. Proedur engambilan data ada enelitian ini adalah ebagai berikut : 1. Membuat kadar air awal kayu eragam ± 45% (untuk eimen diata CMC) dan kadar air awal ± 25 % (untuk eimen di bawah CMC). 2. Mengukur dan menimbang amel awal dengan dimeni yang telah ditentukan. 3. Menyeting dan mengkalibrai eralatan enelitian dengan keceatan udara memauki air duct kontan 5 m/, temeratur aliran udara kontan (4 o C, 6 o C, 8 o C, 1 o C dan 11 o C). 4. Memaukkan eimen uji ke air duct. 5. Memaang termokoel yang udah dihubungkan dengan data akuiii, diata ermukaan eimen uji ada jarak ( mm, 1 mm, 2 mm, 3 mm, 5 mm, 7 mm dan 1 mm) di ata eimen uji. 6. Menghidukan data akuiii dan menyiman data etia atu jam ekali ebelum enimbangan eimen. 7. Mengukur tekanan dengan manometer ada jarak ( mm, 1 mm, 2 mm, 3 mm, 5 mm, 7 mm dan 1 mm) di ata eimen uji. 8. Mengukur maa amel etia atu jam ekali. 9. Proe engeringan dilakukan amai eimen mencaai kadar air yang diinginkan (eimen diata CMC dari 45 % amai kadar air kritik, dan eimen di bawah CMC dari 25 % amai kadar air 12 %). Dari enelitian endahuluan dengan variai temeratur engeringan yang ama didaatkan bahwa nilai kadar air kritik (CMC) kayu mahoni berkiar antara 18-28% d.b. dengan rata-rata 24,5% d.b. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan analogi erindahan ana dan maa daat dieroleh harga koefiien difui (D AB ). D AB dihitung berdaarkan eramaan (8), 1. Harga meruakan gradien yang didaatkan dengan mendeferenialkan eramaan T DB yang dihailkan ada titiktitik diata ermukaan kayu. 2. Harga meruakan gradien tekanan arial ua air yang didaatkan dengan mendeferenialkan eramaan P A yang dihailkan ada titik-titik diata ermukaan kayu. Keterangan : 1. Blower 2. Heater 3. Kia 4. Temat eimen 5. Air duct Gambar 2. Skema eralatan enelitian 25

5 GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI Harga meruakan harga tekanan arial ua air yang didaatkan dari eramaan (9). w meruakan raio kelembaban yang daat dicari dengan diagram ikometrik dengan mengetahui harga T DB dan T W B. Sedangkan meruakan tekanan abolut ada titik-titik diata ermukaan kayu yang didaatkan dari engukuran manometer. 4. Harga k, Pr,,, di evaluai ada f C r n T f. DAB (m 2 /) P A Grafik D AB v Temeratur T ( o C) Dari gambar 3 terlihat bahwa nilai D AB kayu mahoni emakin naik dengan makin tingginya temeratur engeringan, baik untuk daerah diata CMC mauun dibawah CMC. Nilai D AB untuk daerah diata CMC lebih tinggi dibanding dengan nilai D AB untuk daerah dibawah CMC. Hal ini menunjukkan bahwa keceatan berindahnya maa air dari kayu mahoni ke udara ada daerah diata CMC, lebih ceat dibanding daerah dibawah CMC. Fenomena ini diebabkan karena di daerah ata CMC, air yang keluar elama engeringan adalah air beba. Pengeringan di daerah bawah CMC menyebabkan air terikat dalam erat kayu akan menuju ke ermukaan dan keluar dari kayu. Perbedaan jeni air yang dikeluarkan ini, akan memengaruhi bear keceatan berindahnya maa air ke udara. Dari hail engujian untuk berbagai temeratur engeringan ada daerah dibawah CMC mauun diata CMC, maka didaatkan nilai D AB rata-rata eerti terlihat ada tabel 1. Semakin bear temeratur engeringan menyebabkan kenaikan D AB. Kenaikan Tabel 1.Hail erhitungan D AB rata-rata ada engujian nilai D AB rata-rata untuk kayu mahoni meruakan fungi ekonenial dari T ( o C) D AB (m 2 /) temeratur engeringan. Hal ini Di ata Di bawah menunjukkan bahwa keceatan E E-5 berindahnya maa air ke udara E E-5 emakin ceat aabila temeratur E-5 4.2E-5 engeringan meningkat. Fenomena ini E E-5 menunjukkan bahwa meningkatnya temeratur engeringan akan E E-5 memermudah ergerakan molekul air dalam ori ke ermukaan. 1.E-4 9.E-5 8.E-5 7.E-5 6.E-5 5.E-5 4.E-5 3.E-5 2.E-5 1.E-5.E+ D AB 2E-5e.14T R D AB 2E-5e.126T R ata CMC bawah CMC Gambar 3. Pengaruh temeratur engeringan terhada D AB rata-rata kayu mahoni diata CMC dan dibawah CMC Dari gambar 3 terlihat bahwa terjadi eningkatan nilai D AB yang ignifikan aat mencaai temeratur 1 o C, karena ada temeratur ini terjadi erubahan faa dari faa air ke faa ua, ehingga terjadi erubahan mekanime erindahan maa. KESIMP ULAN Dari enelitian yang telah dilakukan daat diimulkan bahwa : 1. Nilai koefiien difui (D AB) ratarata engeringan kayu mahoni naik eiring dengan naiknya temeratur engeringan, baik di daerah ata CMC mauun dibawah CMC. 2. Penelitian dengan eimen ini menghailkan eramaan D AB ebagai fungi temeratur engeringan (T o C), D AB 2E-5e,14T untuk daerah diata CMC dan D AB 2E-5e,126T untuk daerah dibawah CMC. 26

6 Wibawa Endra Juwana, dkk., Koefiien Difui ada Proe engeringan 3. Nilai koefiien difui (D AB) engeringan kayu mahoni untuk daerah diata CMC lebih tinggi dibanding daerah dibawah CMC, hal ini menunjukkan berindahnya maa air dari ermukaan kayu mahoni ke udara ada daerah diata CMC lebih ceat dibandingkan daerah dibawah CMC. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucakan terima kaih keada DP3M DIKTI yang telah mendukung enelitian ini melalui Proyek Penelitian Ilmu Pengetahuan Daar dengan kontrakno: 7 / P2IPT / DPPM / PID / III /24. DAFTAR PUSTAKA Haini, L, Azzouz, S., and Belghith, A., 24, Etimation of The Moiture Diffuion Coefficient of Potato During Hot-Air Drying, Proceeding of the 14 th International Drying Symoium (IDS 24) Sao Paulo, Brazil, Augut 24, vol. B., Incroera, F.P. and De Witt, D.P., 1996, Fundamental of Heat and Ma Tranfer, Third Edition, John Wiley & Son. Liu. J.Y., Simon, W.T., and Verrill, S.P., 2, An Invere Moiture Diffuion Algorithm For The Determination Of Diffuion Coefficient, Proceeding of the 12 th International Drying Symoium, IDS2 Paer No 24, Augut 2Noordwijkerhout the Netherland Mujumdar, A.S., 1995, Baic Proce Calculation in Drying, dalam Mujumdar, A.S (ed), Hand Book of Indutrial Drying, 2 nd ed, vol. 1, Marcel Dekker, In.C, USA. Mukam Foting, J. 2, Exerimental Determination of The Diffuion Coefficient of Wood in Iothermal Condition, Univerity of Younde Cameroon Shairo, Moran, 2, Fundamental of Engineering Thermodynamic 4 th Edition, John Wiley and Son, Inc. 27

ANALISIS PENGARUH BEBAN PANAS (Q) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI NATURAL PELAT DATAR

ANALISIS PENGARUH BEBAN PANAS (Q) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI NATURAL PELAT DATAR ANALISIS PENGARUH BEBAN PANAS (Q) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI NATURAL PELAT DATAR Pieter W. Teteleta * Abstract Exerimental studies conducted to investigate the effect of a flat late

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd

Bahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd ahan jar Fiika Momentum, Imul dan Tumbukan SMK Negeri Rangkabitung PEMERINTH KUPTEN LEK DINS PENDIDIKN & KEUDYN SMK NEGERI RNGKSITUNG Jl. Dewi Sartika No 6L. Tel (05 0895 05349 Rangkabitung 434 MOMENTUM,

Lebih terperinci

PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri)

PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri) PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG (Studi Kau : Dea Mangunharjo, Jatiurno, Wonogiri) M. Zikry Tawakkal 1), Niken Silmi Surjandari 2), R. Harya Dananjaya 3) 1) Mahaiwa

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Analisis Perkuatan Wire Rope

Analisis Perkuatan Wire Rope Analii Perkuatan Wire Roe dan Tulangan Konvenional Balok Beton Bertulang Tamang T Momen Negatif Menggunakan Metode Layer (Mengabaikan Tulangan Saya) Dima Langga Chandra Galuh Program Studi Teknik Siil,

Lebih terperinci

Sebaran Suhu pada Pengering Surya Efek Rumah Kaca (ERK) Tipe Kabinetdalam Proses Pengeringan Komoditi Pertanian

Sebaran Suhu pada Pengering Surya Efek Rumah Kaca (ERK) Tipe Kabinetdalam Proses Pengeringan Komoditi Pertanian Sebaran Suhu ada Pengering Surya Efek Rumah Kaca (ERK) Tie Kabinetdalam Proses Pengeringan Komoditi Pertanian Yayat Ruhiat Email: yruhiat@fki.untirta.ac.id Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri)

ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri) ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kau : Dea Mangunharjo, Jatiurno, Wonogiri) Demarda Kalimanto 1), Niken Silmi Surjandari 2), Raden Harya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENERAPAN JENIS DAN TEBAL ISOLASI THERMAL TERHADAP KOEFISIEN KONVEKSI OVEN RUMAH TANGGA. Pieter W. Tetelepta * Abstract

PERBANDINGAN PENERAPAN JENIS DAN TEBAL ISOLASI THERMAL TERHADAP KOEFISIEN KONVEKSI OVEN RUMAH TANGGA. Pieter W. Tetelepta * Abstract PERBANDINGAN PENERAPAN JENIS DAN TEBAL ISOLASI THERMAL TERHADAP KOEFISIEN KONVEKSI OVEN RUMAH TANGGA Pieter W. Teteleta * Abstract An exerimental study was conducted to investigate the effect of tye and

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN SUHU PAD BAGIAN-BAGIAN KABEL BERISOLASI PVC Said Sunardiyo

PENGARUH KENAIKAN SUHU PAD BAGIAN-BAGIAN KABEL BERISOLASI PVC Said Sunardiyo Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.2 117 PENGARUH KENAIKAN SUHU PAD BAGIAN-BAGIAN KABEL BERISOLASI PVC Said Sunardiyo ABSTRAK Pada emakaian kabel ering diberi beban lebih dari kemamuan ebenarnya ebagaimana

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

BAB IV AMPLITUDE VARIATION WITH OFFSET (AVO) AVO (Amplitude Variation with Offset) adalah analisa perubahan amplitudo

BAB IV AMPLITUDE VARIATION WITH OFFSET (AVO) AVO (Amplitude Variation with Offset) adalah analisa perubahan amplitudo BAB I AMLITUDE ARIATION WITH OFFSET (AO I. rini Daar AO AO (Amlitude ariation with Offet adalah analia erubahan amlitudo inyal terantul ebagai fungi dari offet. ariai dari amlitudo terhada offet ini diebabkan

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik. Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik

Lebih terperinci

Simulasi numerik gaya dielektroforesis pada biopartikel berbentuk bola

Simulasi numerik gaya dielektroforesis pada biopartikel berbentuk bola Youngter Phyic Journal ISSN: 232-7371 Simulai numerik gaya dielektroforei ada bioartikel berbentuk bola M. Azam Deartemen Fiika, Fakulta Sain dan Matematika, Univerita Dionegoro, Semarang E-mail: azamfiika@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 JURNAL TEKNOLOI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 86 498 VOL. 5 NO. SEPTEMBER PERANCANAN KOMPENSATOR PI LEAD PADA KESTABILAN TEANAN BUCK CONVERTER Irma Hunaini Anil ABSTRACT Thi aer decribe a combination two

Lebih terperinci

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB III STATIKA FLUIDA A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)

Lebih terperinci

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi DEGRADAI DAAR UNGAI Ole : Imam uardjo Abtraki Degradai daar ungai umumnya merupakan akibat adanya eroi dan ebagai perantara utama adala air yang dipengarui ole kecepatan aliran. tudi ini bertujuan mengidentifikai

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

Pak Anang. 1 Pembahasan soal oleh FISIKA SMA/MA IPA. A-FIS-ZD-M /2012

Pak Anang. 1 Pembahasan soal oleh  FISIKA SMA/MA IPA.  A-FIS-ZD-M /2012 SANGAT RAHASIA 1 Pembahaan oal oleh htt://ak-anang.blogot.com Pak Anang htt://ak-anang.blogot.com SANGAT RAHASIA 2 Pembahaan oal oleh htt://ak-anang.blogot.com Mata Pelajaran Jenjang Program Studi Hari/Tanggal

Lebih terperinci

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH

4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH Penetapan Berat Jeni Partikel Tanah 35 1. PENDAHULUAN 4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH Fahmuddin Agu dan Setiari arwanto Berat jeni partikel, ρ, adalah perbandingan antara maa total fae padat tanah

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: Chapter 6, pp. 358-370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England. Degradai

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. WAKU DAN EMPA Penelitian dilakukan di UP F echnoark Fakultas eknologi Pertanian (FAEA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret -

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Perancangan Pengendali PID Intitut Teknologi Seuluh Noember Materi Contoh Soal Latihan Ringkaan Materi Contoh Soal Perancangan Pengendali P Perancangan Pengendali PI Perancangan Pengendali PD Perancangan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф ) FSKA KELAS X PA - KURKULUM GABUNGAN 08 Sei NGAN NDUKS ELEKTROMAGNETK nduki elektromagnetik adalah gejala terjadinya GGL induki ada enghantar karena erubahan fluk magnetik yang melingkuinya. A. FLUKS MAGNETK

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN Khairil Anwar* * Abtract Thi reearch aimed to ind out heat traner rate between cooling air upply and clinker in grate cooler o cement indutry.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI Oleh ILHAM AL FIKRI M 04 04 02 037 1 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar

Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar Vol., No., Mei 00 ISSN : 085-887 Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar Budiman Sudia Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Haluoleo, Kendari.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014 JURNAL TEKNOLOI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 86 498 VOL. 7 NO. Maret 4 IMPLEMENTASI KOMPENSATOR PI-LEAD PADA KESTABILAN TEANAN KELUARAN BUCK KONVERTER. Irma Hunaini Anil Amirin Suriyatno 3 ABSTRACT Thi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

SISTEM PENDINGINAN ABSORPSI SURYA PADAT DAN TERPADU

SISTEM PENDINGINAN ABSORPSI SURYA PADAT DAN TERPADU SISTEM PENDINGINAN ABSORPSI SURYA PADAT DAN TERPADU Mulyanef ) dan K.Soian ) ) Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta ) Jabatan Kejuruteraan Mekanik dan Bahan Universiti Kebangsaan Malaysia ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpre.com LOGO TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Elatiita ebagai % perubahan variabel dependen ebagai akibat perubahan variabel independen ebear 1% Teori

Lebih terperinci

Studi Pengendalian Parallel Cascade pada Kolom Distilasi

Studi Pengendalian Parallel Cascade pada Kolom Distilasi Proiding SNTP VI 2004 ISSN 14109891 Studi Pengendalian Parallel acade ada olom Ditilai Rudy Agutriyanto, Yuuf H, Tatang Budiman Juruan Teknik imia Univerita Surabaya, Jl.Raya alirungkut, Surabaya 60292

Lebih terperinci

x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x Standar Kometei : Menerakan kone kelitrikan dan kemagnetan dalam berbagai enyeleaian maalah dan roduk teknologi. Kometeni Daar Memformulaikan kone induki Faraday dan aru bolak-balik, erta eneraannya ndikator

Lebih terperinci

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI ISSN 4-735 MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI Setiyadi, Suratno Lourentiu, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S. Juruan Teknik Kimia, Fakulta Teknik, Univerita Katolik Widya Mandala,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI Oleh IRFAN DJUNAEDI 04 04 02 040 1 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks: SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan SIFAT SIFAT TERMIS Pendahuluan Apliai pana ering digunaan dalam proe pengolahan bahan hail pertanian. Untu dapat menganalii proe-proe terebut ecara aurat maa diperluan informai tentang ifat-ifat thermi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali Umpan Balik

Perancangan Pengendali Umpan Balik 04 Peranangan Pengendali Uman Balik Tujuan: Mh mamu meranang item engendalian uman balik ada uatu unit roe dan menganalii ifat dinamik item terkendali. Materi:. ungi Tranfer dan diagram blok Loo Tertutu

Lebih terperinci

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi BAB Perhitungan Perubahan Entali.1. ransisi Fasa ransisi Fasa terjadi dari fasa adat menjadi fasa air, dari fasa air menjadi fasa gas, dan sebaliknya. Pada roses transisi ini terjadi erubahan entali (dan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

Analisa Pengeringan Secara Konveksi Butiran Teh pada Fluidized Bed Dryer Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD)

Analisa Pengeringan Secara Konveksi Butiran Teh pada Fluidized Bed Dryer Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Pengeringan Secara Konveksi Butiran Teh pada Fluidized Bed Dryer Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) *MSK Tony

Lebih terperinci

EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY

EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY EKSPERIMEN EFEK DOPPLER DARI SUMBER BUNYI BERGERAK LURUS DENGAN SISTEM MULTIMEDIA BASED LABORATORY Ihait a, * a Program Studi Pendidikan Fiika Univerita Ahmad Dahlan Jl. Pro. Dr. Soeomo, S.H. Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PENDAHUUAN atar Belakang Hail urey Organiai Keehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah enderita kencing mani (diabete melitu) di Indoneia ekitar 7 juta orang (86% dari jumlah enduduk) atau menduduki urutan

Lebih terperinci

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Optika

Getaran, Gelombang dan Optika Getaran, Gelombang dan Otika GELOMNG UNY. Skalu 977 Gelombang longitudinal tidak menunjukkan eritiwa. embiaan C. diraki E. olariai. emantulan D. dieri Jawab E Gelombang longitudinal adalah gelombang yang

Lebih terperinci

Metode Transfer Beban untuk Analisis Pondasi Dalam - Tinjauan Tegangan Efektif dengan Metode Fellenius (2002) Studi Kasus Tiang Bor Berintrumentasi

Metode Transfer Beban untuk Analisis Pondasi Dalam - Tinjauan Tegangan Efektif dengan Metode Fellenius (2002) Studi Kasus Tiang Bor Berintrumentasi Proiding Seminar Naional Kowil4, Vol.1, Juli 2006 ISSN : 0216-9681, halaman.d Metode Tranfer Beban untuk Analii Pondai Dalam - Tinjauan Tegangan Efektif dengan Metode Felleniu (2002) Studi Kau Tiang Bor

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik PROSIDING SEMINR NSIONL REKYS KIMI DN PROSES 4 ISSN : 1411-416 Siulai Kinetika Reaki Menggunakan Peraaan Model idrodinaik Endang Srihari, Lie wa, adi Wijaya S. dan Selvi Litiany Juruan Teknik Kiia Fakulta

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MATEMATIS

LATAR BELAKANG MATEMATIS 8 II LATAR BELAKANG MATEMATIS Derii : Bab ini memberian gambaran tentang latar belaang matemati ang digunaan ada item endali eerti eramaan linear diferenial orde (atu), orde (dua), orde tinggi, tranformai

Lebih terperinci

Sumber tegangan AC variabel

Sumber tegangan AC variabel Kode FIS.3 Ameremeter Ameremeter? Sumber tegangan AC variabel Voltmeter Lamu 5 watt BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

PERANCANGAN KENDALI PID DENGAN MATLAB. Sri Sukamta ABSTRAK

PERANCANGAN KENDALI PID DENGAN MATLAB. Sri Sukamta ABSTRAK Jurnal Teknik Elektro Vol. No.1 1 PERANCANGAN ENAL P ENGAN MATLAB Sri Sukamta ABSTRA Perancangan P elama ini menggunakan metoda trial and error dengan erhitungan yang memakan waktu lama. MatLab yang dilengkai

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-653

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-653 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (206) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) B-653 Rancang Bangun dan Studi Ekperimen Alat Penukar Pana untuk Memanfaatkan Energi Refrigerant Keluar Kompreor AC ebagai Pemana Air

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Oleh : Awal Mu amar 2404 100 030 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT Fitri Adi Ikandarianto

Lebih terperinci

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN KOMPONEN TRUK PENGANGKUT SAMPAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KERUGIAN MASYARAKAT

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN KOMPONEN TRUK PENGANGKUT SAMPAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KERUGIAN MASYARAKAT INTERVAL PENGGANTIAN PENEGAHAN KOMPONEN TRUK PENGANGKUT SAMPAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KERUGIAN MASYARAKAT (Studi Kau PD Keberihan Wilayah Oeraional Bandung Timur) Kumaningrum, Liza Yulia, Suy Suanti Juruan

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN RESERVOIR BATUPASIR

ANALISIS INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN RESERVOIR BATUPASIR ANALISIS INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN RESERVOIR BATUPASIR Skrii Untuk memenuhi alah atu yarat mencaai derajat endidikan Strata Satu (S-1) Sebagai Sarjana Sain ada Juruan Fiika.

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI RESERVOIR BATU PASIR TERSATURASI GAS MENGGUNAKAN INVERSI SIMULTAN DAN ANALISIS AVO PADA LAPANGAN F

KARAKTERISASI RESERVOIR BATU PASIR TERSATURASI GAS MENGGUNAKAN INVERSI SIMULTAN DAN ANALISIS AVO PADA LAPANGAN F KARAKTERISASI RESEROIR BATU PASIR TERSATURASI GAS MENGGUNAKAN INERSI SIMULTAN DAN ANALISIS AO PADA LAPANGAN F Fiky Firdau Program Studi Fiika, Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univerita Indoneia,

Lebih terperinci

Prosiding SPMIPA; pp: ; 2006 ISBN:

Prosiding SPMIPA; pp: ; 2006 ISBN: Proiding SPMIPA; : 96-101; 006 ISBN: 979.70.7.0 SUKU BANYAK BIKUADRATIK TAK-TEREDUKSI DENGAN FAKTORISASI MODULO BILANGAN PRIMA Suryoto Juruan Matematika FMIPA Univerita Dionegoro Jl. Prof. H. Soedarto

Lebih terperinci

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN DARI SIRIP-SIRIP PIN ELLIPS SUSUNAN SEGARIS DALAM SALURAN SEGIEMPAT

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN DARI SIRIP-SIRIP PIN ELLIPS SUSUNAN SEGARIS DALAM SALURAN SEGIEMPAT 150 PENGUJIAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN DARI SIRIP-SIRIP PIN ELLIPS SUSUNAN SEGARIS DALAM SALURAN SEGIEMPAT Tri Itanto 1, Wibawa Endra J 1, Yutiiaji Deworo 1 Staf Pengajar -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Umum Pile a meruakan alah atu elemen enting dari uatu truktur. Hal ini dikarenakan ile a memiliki eranan enting dalam enditribuian beban truktur ke tiang anang untuk kemudian

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV, No., April 208, hal. 34-38 FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN

Lebih terperinci

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 4 No.1. April 2010 (7-15) Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap I Gst.Ketut Sukadana, Made Sucipta & I Made Dhanu

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER FISIK TANAH DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK

STUDI PARAMETER FISIK TANAH DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK Surabaya, 11 Juli 01, ISSN 301-675 STUDI PARAMETER FISIK TANAH DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK 1, SUDJANARKO S 1, YUDHI L Juruan Teknik Siil, ITS Surabaya, email : yudhi.latiaih@gmail.com Abtrak Parameter

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KOMPONEN SISTEM 3.1.1 Blower Komponen ini digunakan untuk mendorong udara agar dapat masuk ke system. Tipe yang dipakai adalah blower sentrifugal dengan debit 400 m 3 /jam.

Lebih terperinci

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif No. Indikator Butir Soal 1. Siwa mampu menetukan bentuk penyajian data Tabel berikut untuk menjawab oal 6-7. Hail penelitian faktor klimatik dan edafik uatu ekoitem adalah ebagai berikut : Tabel 2. Hail

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci