OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI Ani Kariaus Sholihah, Drs. Widjiano, M.Ko, Hari Wisodo, S.Pd, M.Si Mahasiswa Fisia, Faulas Maeaia dan Ilu Pengeahuan Ala, Universias Negeri Malang Dosen Fisia, Faulas Maeaia dan Ilu Pengeahuan Ala, Universias Negeri Malang Dosen Fisia, Faulas Maeaia dan Ilu Pengeahuan Ala, Universias Negeri Malang Alaa e-ail: Absra Saa ini endaraan beroor erupaan ebuuhan poo ehidupan anusia. Ala penyerap ejuan obil pada sise suspensi erupaan bagian yang pening pada endaraan unu elindungi penupang dari gearan. Shoc Absorber endaraan dirancang agar apu enghadapi ondisi perubahan jalan, ecepaan dan assa uaan. Shoc Absorber diaaan bai saa eilii redaan yang opial. Peneliian berujuan unu endapaan oefisien redaan yang opial. Peneliian Shoc Absorber enggunaan odel redaan sebagai fungsi ecepaan c(v) = v n, c(v) = exp ( v n ), dan c(v) = arcan (v). Dari hasil peneliian Shoc Absorber pada odel sise suspensi, oefisien redaan yang paling efeif adalah v n. Dari hasil visualisasi, oefisien redaan c(v) = v n dapa digunaan pada assa yang ecil aupun besar. Pada assa yang relaif ecil oefisien redaan c(v) = exp ( v n ) lebih efeif digunaan, arena lebih cepa elauan redaan dibanding c(v) = v n dan c(v) = arcan (v). Berdasaran hasil peneliian ini disaranan agar dilauan peneliian lebih lanju isal eninjau gaya pada jalan, eperaur dari Shoc Absorber. Dala perancangan perlu diperhaian hal-hal yang epengaruhi sise suspensi. Kaa Kunci : Koefisien Reda, Gear, Sise Suspensi, Fungsi Kecepaan. I.Pendahuluan Osilasi erjadi jia suau sise diganggu dari posisi eseibangan sabilnya. Osilasi yang diasusian anpa eperhiungan gaya gese disebu osilasi haroni. Pada enyaaannya ida ada benda di ala yang elauan osilasi haroni. Secara uu, sipangan osilasi seain laa aan seain ecil dan ahirnya berheni. Osilasi ersebu erupaan osilasi ereda. Sebagai conoh sebuah obil elewai jalan ulus ursi bergera horisonal. Keia elewai jalan yang bergelobang, ursi dala obil bergera secara verial dan berosilasi. Unu engurangi aaupun ereda pengaruh gearan/guncangan yang dirasaan pengguna endaraan aa diperluan suau sise suspensi endaraan aau pereda gearan. Sise suspensi engonrol apliudo osilasi sehingga seain laa seain ecil dan ahirnya berheni. Unu endapaan redaan yang opial diperluan pengebangan desain suspensi pada endaraan (Peceliunas d, 5:7). Suspensi endaraan dirancang agar apu enghadapi ondisi perubahan jalan, perubahan ecepaan dan assa uaan (Susaio, 6:). Pada sise suspensi endaraan erdapa Shoc Absorber yang berfungsi ereda gearan unu elindungi penupang aau barang. Shoc Absorber erdiri dari pegas dan daper. Shoc Absorber diaaan bai saa eilii eapuan reda opial. Banya jenis dari Shoc Absorber, fluida MR dapa enjadi salah sau alernaif jenis pereda pada Shoc Absorber. Fluida agneorheological (fluida MR) adalah cairan yang berubah sifa fisisnya eia erena edan agne. Blanchard d enelii beberapa oefisien redaan sebagai fungsi ecepaan unu endapaan hasil redaan yang opial. Model fungsi redaan yang dielii adalah c(v) = v, c(v) = exp ( v ), c(v) = arcan(v), dengan diperoleh hasil peneliian odel c(v) = exp( v ) adalah yang paling opial. Peneliian ini digunaan odel oefisien redaan sebagai fungsi panga (n) yaiu c(v) = v n dan fungsi esponensial c(v) = exp( v n ). Lebih lanju odel-odel c(v) = v n dan c(v) = exp( v n ) diapliasian unu endapaan redaan yang opial pada odel sise suspensi. Redaan yang opial yang diasud peneliian ini adalah eia diperoleh penurunan apliudo pada urva diagra fase ecepaan dan posisi secara perlahan dan berahap. II.Teori Saa sebuah obil elewai jalan yang bergelobang erasa ada guncangan. Guncangan ersebu aiba adanya gaya luar yang beerja sehingga erjadi penarian pegas pada shoc breaer sebesar Δy. Pegas berubah dari posisi seibangnya. Wau erjadinya pergeraan awal shoc absorber saa berubah dari posisi seibangnya ersebu adalah pada saa =. Gaya luar ida lagi beerja dala sise. Shoc absorber ersebu berubah dari posisi seibangnya anpa ecepaan awal. Posisi

2 = g = g = g berubah dari posisi seibangnya sebesar Δy. Perubahan posisi Δy adalah peregangan pegas sebesar y pada ondisi dia yaiu y = sehingga dapa dieahui Δy = y y = y = y. c Δy Gabar. Sea Sise Shoc Absorber Sise pada Gabar. dapa dianalisis dengan persaaan osilasi ereda yaiu d² y c dy y d² d III. Meode Peneliian dilauan dengan analisis opuaif. Bahasa perograan yang dipaai adalah Wolfra Maheaica 8. Persaaan uu osilasi ereda yang elah dieahui, didefinisian e dala bahasa perograan. Syara awal digunaan unu enunjuan eadaan awal sise. Hasil visualisasi progra diunjuan oleh diagra fase ecepaan pada seiap posisi, grafi sipangan erhadap wau. IV. Hasil Peneliian Hasil Visualisasi Koefisien Redaan c(v) = v n Hasil visualisasi persaaan suspensi dengan oefisisen reda gear sebagai fungsi ecepaan panga (n), c(v) = v n sehingga erpenuhi persaaan n d² y v d² dy y. d c (.) panga n pada fungsi c(v) = v n diaeer lingaran seain besar. Gabar. saa ecepaan awal bernilai /s benda dala posisi seibang yaiu y =. Kecepaan urun /s pada posisi,6. Pada saa ecepaan bernilai nol, erjadi sipangan asiu y =. Pada ondisi sabil diagra fase berbenu elips dengan diaeer yang relaif enurun yaiu dengan ecepaan gera perpindahan, /s dengan apliudo,. Penurunan ecepaan obye pada urva Gabar. erjadi secara perlahan dan berahap sapai pada nilai, /s dan perpindahannya juga urun secara berahap. Gabar. pada awalnya ecepaan /s dan ecepaan urun enjadi /s pada saa sipangannya, secara cepa. Terjadi sipangan asial yaiu,9 pada saa ecepaannya bernilai nol. Osilasi berlangsung dan erjadi pengurangan apliudo sapai ondisi sabil dengan ecepaan obye,6 /s dan apliudo,6. Gabar. pada awalnya v = /s. Kecepaan urun enjadi /s dengan perpindahan endeai nol dan erjadi osilasi. Terjadi pengurangan apliudo hingga pada ondisi sabil apliudo,8 dengan ecepaan,8 /s. Pada Gabar. pengurangan ecepaan obye erjadi secara cepa hingga /s dan pada ondisi sabil diagra fase berbenu elips. v =, /s v = /s v = /s (d) (e) (f) Gabar. Diagra Kecepaan erhadap Perpindahan dengan Variasi Panga n pada c(v) = v n. Pada Gabar. variabel onrol adalah assa = g, oefisien pegas = Ns/, ecepaan awal v() = /s, oefisien redaan c(v) = v n dan posisi awal y() =. Gabar. digunaan unu encari oefisien redaan paling efeif dengan n sebagai variabel bebas pada fungsi c(v) = v n. Gabar. pada Gabar ( a) dengan n =, Gabar n =, Gabar n =. Gabar. apa bahwa seain besar Gabar (g) (h) Diagra Fase Hubungan Perpindahan dan Kecepaan dengan Variasi Massa dan Kecepaan Awal pada Redaan c(v) = v. (i)

3 Variabel onrol Gabar. adalah oefisien pegas = N/, oefisien redaan c(v) = v dan posisi awal y =. Variabel bebas dari Gabar. diaas adalah assa dan ecepaan awal. Gabar. pada Gabar dieahui = g dan v =, /s, Gabar = g dan v = /s, Gabar = g dan v = /s, Gabar (d) = g dan v =, /s, Gabar (e) = g dan v = /s, Gabar (f) = g dan v = /s, Gabar (g) = g dan v =, /s, Gabar (h) = g dan v = /s, dan Gabar (i) = g dan v = /s. Dari Gabar., perubahan assa ida berpengaruh saa ecepaan awal relaif rendah yaiu v =, /s. Pada ecepaan awal yang relaif besar, yaiu v = /s dan v = /s erdapa perbedaan yang signifian pada hasil visualisasi aiba perubahan assa. Seain besar assa benda, seain besar ecepaan gera benda dan apliudonya yang diunjuan dengan seain besar diaeer lingaran.seain besar ecepaan awal ida engaibaan perubahan yang signifian. Hasil visualisasi persaaan suspensi dengan oefisisen reda gear sebagai fungsi ecepaan, c(v) = v diunjuan pada Gabar.6 sebagai urva ecepaan erhadap posisi dari persaaan (.). Variabel onrol yang digunaan adalah = g dan v = /s. Variabel bebasnya adalah onsana pegas, unu Gabar. = N/, unu Gabar. = N/, dan unu Gabar. = N/. Dari Gabar. dengan nilai onsana pegas yang berbeda ida epengaruhi laju penurunan apliudo. Dari Gabar. perpindahan relaif ecil dibanding nilai onsana pegas yang lebih ecil Gabar. Diagra Fase Kecepaan erhadap Posisi dan dengan Variasi Konsana Pegas. Variabel onrol dan variabel bebas yang digunaan pada Gabar. adalah saa dengan variabel yang digunaan pada Gabar.. Dari Gabar. periode gera seain ecil dengan nilai onsana pegas seain besar. Dari Gabar. periode seain ecil dibanding Gabar. dan Gabar Gabar. Grafi Sipangan erhadap Wau dengan Variasi Konsana Pegas. Hasil Visualisasi Koefisien Redaan Model c(v) = exp( v n ). Beriu ini disajian hasil visualisasi persaaan suspensi dengan oefisisen reda gear sebagai fungsi ecepaan panga (n), c(v) = v n sehingga erpenuhi persaaan d² y exp( v d² n ) dy y. d (.) Gabar.5 Diagra hubungan perpindahan dan ecepaan dengan variasi panga n pada c(v) = exp( v n ). Gabar.5 adalah diagra fase hubungan anara ecepaan dan perpindahan hasil dari persaaan (.). Gabar.5 enggunaan oefisien redaan c(v) = exp( v n ) dan variabel onrol dan variabel bebas yang digunaan saa dengan Gabar.. Gabar.5 apa seain besar panga n pada fungsi c(v) = exp( v n ), diaeer lingaran seain besar. Dari Gabar.5 redaan yang paling efeif fungsi c(v) = exp( v n ) pada saa n < yaiu diunjuan Gabar.5. Dari urva pada Gabar.5, apa erjadi penurunan ecepaan obye secara cepa dan berahap. Kurva fase enurun sapai pada nilai erenu yang relaif rendah dibanding nilai n yang lebih besar pada oefisien redaan c(v) = exp( v n )

4 = g = g = g v =, /s v = /s v = /s (d) (e) (f). g dan v = /s. Variabel bebasnya adalah onsana pegas, unu Gabar. = N/, unu Gabar.7 = N/, dan unu Gabar.7 = N/. Gabar.7 grafi ecepaan erhadap posisi yang erbenu adalah linasan elips dan ida erjadi pengurangan apliudo. Osilasi pada Gabar.7 erupaan osilasi periodi dengan ecepaan /s. Dari Gabar.7 perpindahan gera benda relaif ecil dibanding nilai onsana pegas yang lebih ecil. Nilai onsana pegas ida epengaruhi laju gera api hanya berpengaruh pada perpindahan benda (g) (h) (i) Gabar.6 Diagra Fase Hubungan Perpindahan dan Kecepaan dengan Variasi Massa dan Kecepaan Awal pada c(v) = exp( v n )... 5 Gabar.6 adalah visualisasi sise suspensi dengan oefisien redaan c(v) = exp( v ). Variabel bebas dan variabel onrol yang digunaan saa dengan Gabar.. Dari Gabar.6 seain besar ecepaan awal dan assa, diaeer lingaran seain besar. Pada ecepaan relaif ecil yaiu v =, /s hanya pada assa yang relaif ecil yaiu = g erjadi penurunan ecepaan pada seiap posisi. Pada assa yang relaif ringan yaiu = g ecepaan perpindahannya cepa urun dibanding assa yang lebih besar. Pada assa yang sanga besar yaiu pada = g daper ida beerja sehingga ida erjadi redaan... Gabar.8 Grafi Sipangan erhadap Wau dengan Variasi Konsana Pegas. Gabar.8 grafi sipangan erhadap wau erupaan osilasi periodi. Dari Gabar.8 nilai apliudo relaif ecil dibanding osilasi yang diberian onsana pegas yang lebih ecil. Periode Gabar.8 relaif lebih ecil dibanding osilasi benda yang epunyai onsana pegas lebih ecil. Hasil Visualisasi Koefisien Redaan Model c(v) = arcan(v). Beriu ini disajian hasil visualisasi persaaan suspensi dengan oefisisen reda gear sebagai fungsi ecepaan, c(v) = arcan(v) sehingga erpenuhi persaaan Gabar.7 Diagra Fase Kecepaan erhadap Posisi dan dengan Variasi Konsana Pegas. Gabar.7 adalah diagra fase posisi dengan ecepaan dengan variasi onsana pegas pada odel redaan c(v) = exp( v ). Variabel onrol yang digunaan adalah = d² y arcan( v) dy y. d² d (.) Gabar.9 adalah diagra fase hubungan anara ecepaan dan perpindahan hasil dari persaaan (.). Gabar.9 enggunaan oefisien redaan c(v) = arcan(v) dan variabel onrol dan variabel bebas yang digunaan saa dengan Gabar..

5 = g = g = g v =, /s v = /s v = /s osilasi periodi dengan ecepaan perpindahan benda /s dan apliudo. Gabar.8(f) dan Gabar.8(i) visualisasi yang dihasilan saa linasan berbenu lingaran dengan jari jari. Terjadi osilasi periodi dengan ecepaan /s dan apliudo. (d) (e) (f) Gabar.9 Diagra Fase Kecepaan erhadap Posisi dan dengan Variasi Konsana Pegas Gabar.8 (g) (h) (i) Diagra Fase Hubungan Perpindahan dan Kecepaan dengan Variasi Massa dan Kecepaan Awal pada c(v) = arcan( v). Dari Gabar.8 osilasi yang erjadi adalah osilasi haroni. Tida erjadi pengurangan ecepaan gera benda dan apliudo pada odel oefisien c(v) = arcan (v). Koefisien redaan ini ida efeif digunaan pada sise suspensi. Gabar.8 pada posisi seibang y = ecepaannya adalah, /s. Osilasi erjadi sipangan asiu pada y =,9 pada saa v = dan ii bali iniu pada posisi y =, dengan ecepaan gera bernilai nol. Gabar.8 pada y = ecepaannya adalah /s. Kecepaan erus nai hingga encapai ecepaan asiu yaiu 7 /s. Pada ii bali iniu yaiu y = 5 dan pada sipangan asiu y = ecepaannya nol. Gabar.8 pada y = ecepaannya adalah /s. Kecepaan erus nai hingga encapai ecepaan asiu yaiu 6 /s pada y = 6. Terjadi ii bali iniu pada y = 58 dan sipangan asiu pada y = saa ecepaannya bernilai nol. Gabar.8(d) dan Gabar.8(g) visualisasi yang dihasilan saa yaiu linasan berbenu lingaran dengan jari jari,. Terjadi osilasi periodi dengan ecepaan yang relaif rendah yaiu, /s dan apliudo,. Gabar.8(e) dan Gabar.8(h) visualisasi yang dihasilan saa yaiu linasan berbenu lingaran dengan jari jari. Terjadi Hasil visualisasi Gabar.9 saa dengan Gabar.7 yaiu grafi ecepaan erhadap posisi yang erbenu adalah linasan elips dan ida erjadi pengurangan apliudo. Osilasi pada Gabar.9 erupaan osilasi periodi dengan ecepaan /s. Dari Gabar.9 perpindahan gera benda relaif ecil dibanding nilai onsana pegas yang lebih ecil. Nilai onsana pegas ida epengaruhi laju gera api hanya berpengaruh pada perpindahan benda Gabar. Grafi Sipangan erhadap Wau dengan Variasi Konsana Pegas. Hasil visualisasi Gabar. saa dengan Gabar.8 yaiu grafi sipangan erhadap wau erupaan osilasi periodi. Dari Gabar. nilai apliudo relaif ecil dibanding osilasi yang diberian onsana pegas yang lebih ecil. Periode Gabar. relaif lebih ecil dibanding osilasi benda yang epunyai onsana pegas lebih ecil.

6 V.Kesipulan Koefisien redaan sebagai fungsi v unu odel suspensi yang paling opial adalah c(v) = v n dengan n <. Dari hasil visualisasi saa dienai oefisien c(v) = v n erjadi pengurangan apliudo pada assa yang ecil aupun besar, apliudo pada eadaan sabil relaif ecil dibandingan jia dienai oefisien redaan c(v) = exp ( v ), c(v) = arcan(v). Unu assa yang ecil yaiu < oefisien redaan sebagai fungsi ecepaan c(v) = exp ( v n ) dengan n < lebih cepa elauan redaan dibandingan saa diberian oefisien redaan c(v) = v, c(v) = arcan(v). Keadaan ersebu sesuai dengan penelian Blanchard yang elah enelii beberapa oefisien redaan yaiu c(v) = v, c(v) = exp ( v ), c(v) = arcan(v). Menggunaan Paduan Shape Meory. Pusa Pengebangan Tenologi Keselaaan Nulir-BATAN. Serpong Tangerang. Vol., No. Peceliunas, Roberas.5. Experien Research Vehicle Oscillaion In The Case Of Changeble Deceleraion. Transpor. Vol.XX :7-75 Poling, John. Dfield and pplane, (Online), (hp://ah.rice.edu/%7edfield/dfpp.hl), diases April Wong, Alan..Acive Shoc Absorber. Journal of Applied Technology in Environenal Saniaion, Vol (): -5. VI.Saran. Menelii bahan yang epunyai oefisien reda yang sesuai sise yang diinginan sebagai pengebangan.. Ada inda lanju sebagai pengebangan enologi.. Dala peneliian selanjunya sebainya dilauan perbaian dari segi analiis aupun nueri. VII. Dafar Rujuan Aa.P, Arya Inroducion Of Clasical Mechanic. Englewood diffs : Pracice Hall. Blanchard, Paul.. Differenial Equaions. nd ed. Unied Saes: Broos/Cole. Dolu, Anwar. Analisis Gearan Non Linier dan Fenoena Chaos Pada Solusi Persaaan Differensial Duffing. Jurnal SMARTe. Vol. 9 No. :7-86. Fauzi, Achad.. Analisis Ayunan Sederhana dengan Siulasi Spherd Shee. Orbih.Vol. 6.No.: Fauzi, Achad.. Analisis Gera Haroni Tereda (Daped Haronic Oscillaion) Spherd Shee Exel. Orbih.Vol. 7.No.: 8. Firia, Nurul.. Siulasi Hailonian Chaos Pada Osilasi Haroni Dan Redaan Menggunaan Borland Delphi 7. ISSN 85 8 : -7. Heran, RL.6. An Inroducion o Maheaical Phisic Via Oscillaion.New Yor: Acadeic Press. Kunlesyowai, H..Model Osilasi Haroni Pada Gera Beban Dengan Massa Yang Berubah Secara Linier Terhadap Wau. Siga-Mu. Vol. No.. Nasir,Muhaad.. Model Maiaia Ala Penyerap Kejuan Mobil Yang

Kajian Teoritik Sistem Peredam Getaran Satu Derajat Kebebasan

Kajian Teoritik Sistem Peredam Getaran Satu Derajat Kebebasan JURNL TEKNIK MESIN Vol., No., Oober 999 : 56-6 Kajian Teorii Sise Pereda Gearan Sau Deraja Kebebasan Joni Dewano Dosen Faulas Teni, Jurusan Teni Mesin Universias Krisen Pera bsra Gearan yang erjadi pada

Lebih terperinci

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU 1 MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU MODEL OF HARMONIC LOGARITHMIC MOTION OSCILLATION WITH THE MASSCHANGING LINEARLY WITH TIME Kunlesiowai

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x

D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x D. GY EGS ESISIS. Elastisitas adalah : ecenderungan pada suatu benda untu berubah dala bentu bai panjang, lebar aupun tingginya, tetapi assanya tetap. Hal itu disebaban oleh gayagaya yang enean enarinya,

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

DINAMIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DINAMIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA DINAMIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Analisis respon gepa pada bangunan: Analisis sai eivalen Beban gepa diodelan sebagai beban erpusa pada asingasing inga/lanai sruur gedung,

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku:

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

SIMULASI PERSAMAAN GERAK PADA SISTEM SUSPENSI DENGAN KOEFISIEN REDAM GETAR BERUPA FUNGSI KECEPATAN DAN PERUBAHAN MASSA BEBAN

SIMULASI PERSAMAAN GERAK PADA SISTEM SUSPENSI DENGAN KOEFISIEN REDAM GETAR BERUPA FUNGSI KECEPATAN DAN PERUBAHAN MASSA BEBAN SIMULASI PERSAMAAN GERAK PADA SISTEM SUSPENSI DENGAN KOEFISIEN REDAM GETAR BERUPA FUNGSI KECEPATAN DAN PERUBAHAN MASSA BEBAN I Gde Kadek Rizal, Widjianto, Hari Wisodo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGGUNAAN SINYAL QPSK PADA KOMUNIKASI FM

PEMODELAN PENGGUNAAN SINYAL QPSK PADA KOMUNIKASI FM Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara PEMODELN PENGGUNN SINYL QPSK PD KOMUNIKSI FM Pius Yozy Merucahyo Teni Elero, FST, Universias Sanaa Dhara Eail: yozy@usdacid BSTRCT Nowadays,

Lebih terperinci

einstein cs Fisika Soal

einstein cs Fisika Soal [OSN-Kabupaten 2008] 1. Sebuah elevator nai e atas dengan percepatan a e. Saat etinggian elevator terhadap tanah adalah h dan ecepatannya adalah v e (anggap t = 0), sebuah bola dilepar vertial e atas dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet JURNAL FOURIER Okober 6, Vol. 5, No., 67-8 ISSN 5-763X; E-ISSN 54-539 Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan eori Floque Syarifah Inayai Program Sudi Maemaika, Fakulas Maemaika dan

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang. dengan Kondisi Batas Dirichlet dan Neumann

Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang. dengan Kondisi Batas Dirichlet dan Neumann Okober 16, Vol. 1, No.1. ISSN: 57-618 Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang, dengan Kondisi Baas Dirichle dan Neumann Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA

MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA JMP : Vol. 8 No., Des. 06, hal. 9-3 ISSN 085-456 MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang Email: rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

LKTIS UNDIP Oleh: Rezzy Eko Caraka

LKTIS UNDIP Oleh: Rezzy Eko Caraka PEMODELAN LAJU INFLASI DENGAN MODEL REGRESI SPLINE MULTIVARIABEL DALAM MENJAGA STABILITAS EKONOMI INDONESIA LKTIS UNDIP 204 Oleh: Rezz Eo Caraa Negara Mau Laar Belaang Sabilias Eonoi Julah Uang Beredar

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST)

PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) Seinar Nasional Psioeri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST Ei Rahawai Universias Suaera Uara ey.rahawai@gail.co ABSTRAK. Inelligenz Sruur Tes (IST erupaan sau dari banya es

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. Waktu : 3 jam

SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. Waktu : 3 jam SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 05 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA Waku : 3 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

BAB 3 MODEL LEE-CARTER BAB 3 MODEL LEE-CARTER 3. Pendahuluan Model Goperz yang elah dibahas di Bab 2 banyak diodifikasi oleh para Saisikawan. Pada waku iu (sekiar ahun 980-990), Saisikawan eliha odel ini cukup bagus unuk erepresenasikan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu Suhu erupakan ukuran relaif (deraja) panas aau dingin suau benda aau sise. Pada kasus dua buah benda yang berbeda suhu dan keduanya disenuhkan sau saa lain, aka kr akan engir dari benda yang lebih panas

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,

Lebih terperinci

UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG

UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG Mata Pelajaran : Fisia Hari/tanggal : Juat, 10 Januari 2014 Kelas : XII IPA Watu : 07.30 09.30 WIB Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara enghitaan

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

9/21/2012 [ A] Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi. Reaksi order satu. Reaksi order satu. Reaksi order satu

9/21/2012 [ A] Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi. Reaksi order satu. Reaksi order satu. Reaksi order satu 9// Jurusan Kimia - FMIP Universias Gajah Maa (UGM) KINETIK KIMI Penenuan Laju Reasi Bagian. Penjabaran persamaan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Labrarium Kimia Fisia,, Jurusan Kimia Faulas Maemaia an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA 55 Unju Kerja Call Admission Conrol Berbasis SR pada Sisem Seluler CDMA Suwadi Mulimedia Telecommunicaion Research Group, Dep of Elecrical Engineering, TS Surabaya ndonesia 60111, email: suwadi@eeisacid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

DISKRETISASI MODEL LORENZ DENGAN ANALOGI PERSAMAAN BEDA

DISKRETISASI MODEL LORENZ DENGAN ANALOGI PERSAMAAN BEDA DISKRETISASI MODEL LOREN DENGAN ANALOGI PERSAMAAN BEDA Sii Shifaul Azizah Polieknik Koa Malang e-ail: shifa_9@yahoo.ac.id ABSTRAK Diskreisasi odel erupakan prosedur ransforasi odel koninu ke odel diskre.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran KISI-KISI SOAL Sauan Pendidikan Kelas Maa Pelajaran Maeri Waku : Sekolah Menengah Perama (SMP) : VIII C : IPA : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda : 2 jam pelajaran No Kompeensi Dasar Indikaor Soal Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci