PEMODELAN PENGGUNAAN SINYAL QPSK PADA KOMUNIKASI FM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN PENGGUNAAN SINYAL QPSK PADA KOMUNIKASI FM"

Transkripsi

1 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara PEMODELN PENGGUNN SINYL QPSK PD KOMUNIKSI FM Pius Yozy Merucahyo Teni Elero, FST, Universias Sanaa Dhara Eail: yozy@usdacid BSTRCT Nowadays, analog FM radio syse is popular he sae ie, digial echnology is growing in applicaion I boh syses can be cobined, i will give ore advanage or he people In his paper, odel o cobinaion o FM analog and digial syse will be buil in an inegraed syse Syse digial is represened wih QPSK signal The audio signal will be replaced wih QPSK signal as odulaing signal The resul is he siple odel o cobining FM and QPSK Keywods : Frequency Modulaion FM, QPSK, Noral Disribuion I PENDHULUN Saa ini radio asih eilii pendengar yang sanga luas yang elipui seua alangan dala asyaraa Melalui radio ia dapa eperoleh berbagai inorasi, bai inorasi iliah aaupun hiburan dan berbagai aca suguhan siaran radio yang lainnya Saa ini sebagian besar sudio radio enggunaan eni odulasi analog Pada saa yang saa enologi digial juga seain berebang dan dapa dieria oleh asyaraa Kedua enologi ersebu diharapan dapa saling enunjang sehingga enologi FM analog dala penyiaran radio yang selaa ini ada dapa engaoodasi sise digial secara opial Sehubungan dengan hal di aas aa aan dicoba dibua odel ouniasi FM yang apu engirian yal digial, dala hal ini enggunaan odulasi digial QPSK Pada ahirnya diharapan dengan odel ini ergi anara sise FM analog dan digial cuup enggunaan eode aau pirani yang sederhana sehingga perpindahan penyiaran analog e digial dapa dilauan dengan penabahan pirani yang sederhana dan berbiaya urah Pada ulisan ini aan dihasilan odel penggunaan ouniasi FM unu yal digial dengan eniiberaan pada peneriaan yal FM digial elalui inerpreasi yal peodulasi I QPSK Quadraure Phase Shi Keying QPSK adalah salah sau benu dari PSK Phase Shi Keying PSK adalah odulasi digial yang enyapaian daa inorasi dengan engubah aau eodulasi ase dari yal asal gelobang pebawa Sea odulasi digial ini enggunaan sejulah yal pebeda unu erepresenasian daa digial Seiap ase erupaan anda aau ode dari sau inorasi aau sibol dapun variasi inorasi pada QPSK julahnya adalah epa Isilah quadraure pada QPSK enunjuan epa eunginan ase yang dapa digunaan unu enyapaian inorasi Pada seiap periode wau sibol, sau ase dapa berubah sau ali Oleh arena ada epa eunginan ase aa ada dua bi inorasi yang dapa disapaian dala sau slo wau aau durasi sibol Gabar Konselasi ase QPSK 9

2 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara Gelobang QPSK dapa digabaran sebagai beriu: Sibol Sibol Sibol 3 Sibol 4 Gabar Sinyal Sibol QPSK Secara aeais gelobang QPSK dapa diruusan sebagai beriu I Frequency Modulaion FM [ Φ ] S c c Φ ase penunju dibi inorasi yang diransisian, jara anar ase 9 Frequency Modulaion FM adalah yal erodulasi sudu yang enyapaian inorasi elalui gelobang pebawa erodulasi dengan engubah-ubah reuensi Dala apliasi analog, reuensi sesaa gelobang pebawa adalah berbanding lurus dengan nilai yal asuan peodulasi pliudo yal pebawa eap onsan FM relai ahan erhadap gangguan sehingga di pilih unu sebagai odulasi sandar unu reuensi inggi Siaran radio yang paling populer di asyaraa adalah siaran radio FM yang enggunaan reuensi pebawa seiar an Mhz Dengan deiian sise ini eilii jangauan yang paling luas, sehingga pengebangan sise ini aan engunungan asyaraa arena asyaraa dapa eniai layanan FM yang lebih bai dengan biaya yang urah Conoh dari gelobang requency odulaion adalah sebagai beriu: Gabar 3Gelobang FM Pada ulisan ini yal yang digunaan adalah yal hasil pebangian Indirec FM yang diruusan sebagai beriu: [ ] s diana : s gelobang pebawa FM reuensi gelobang pebawa apliudo gelobang pebawa sudu ase gelobang pebawa

3 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara dapun sudu ase gelobang pebawa dapa diruusan sebagai beriu : d3 relai ecil dibanding radian sehingga dapa digunaan ruus sebagai beriu : [ ] [ ] reuensi odulaor reuensi/apliudo diana: geloba ng peodul asi sensiivi as Dari persaaan dan 3 diperoleh ruus gelobang FM sebagai beriu: s 4 d Dala hal ini erupaan yal QPSK, aa persaaan aan enjadi : [ ] 5 sehingga didapa aprosiasi persaaan yal gelobang FM pada sisi peancar adalah sebagai beriu: [ ] s d 6 Sinyal peodulasi Tapis Lolos Bawah Produc odulaor Gelobang FM Gelobang Pebawa Gabar 4 Blo Pebangi Indirec FM I3 Tapis Lolos Bawah Low Pass Filer Tapis Lolos Bawah adalah apis yang elewaan yal reuensi rendah eapi eleahan apliudo yal dengan reuensi yang lebih inggi daripada reuensi cuo Dala ulisan ini apis lolos bawah adalah apis yang ideal sehingga reuensi yang inggi dileahan sapai bernilai nol dan ida eperhiungan daerah ransisi Hal ini sesuai dengan penggunaan pada ulisan ini diana reuensi yang dilewaan dan yang dihilangan eilii jara yang jauh

4 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara Tanggapan reuensi Freuensi Gabar 5 Karaerisi Tapis Lolos Bawah I4 Probabilias Disribusi Noral Penenuan sibol yang diirian oleh peneria adalah berdasaran probabilias noral Gaussian Ruus dari rando variabel noral adalah x μ σ X e 7 x σ Gabar 6 Fungsi Noral Gaussian II PEMBHSN Dala eadaan ideal yal FM yang dieria adalah saa dengan yal yang diiri yaiu sebagai beriu: [ ] s d 6 Pada sisi peneria, yal persaaan diaas aan dianalisa sebagai beriu [ ] d d 8 d Nilai adalah onsan selaa durasi bi Oleh arena iu sanga pening eepaan engenali awal dan ahir durasi bi aupun besaran apliudo Pada ulisan ini diasusian proses

5 3 pengabilan daa aura, arena esalahan sedii saja engenai besarnya egangan aupun esalahan pewauan aan sanga berpengaruh pada eberhasilan proses secara eseluruhan Karena nilai aa persaaan di aas dapa diruusan sebagai beriu : 9 d d d Dari persaaan 6 dan 9, persaaan yal FM yang dieria enjadi sebagai beriu : s Jia persaaan di aas dialian dengan yal usoidal yang berreuensi saa dengan reuensi gelobang pebawa yaiu dengan ujuan eperbesar jara anar reuensi aa perhiungannya dapa diliha di bawah ini : s Dari perhiungan di aas napa bahwa jara reuensi anar yal seain besar Sinyal persaaan I dan III eilii reuensi yang sanga inggi yaiu enjadi sebesar dua ali reuensi gelobang pebawa Sedangan yal persaaan II eilii reuensi sebesar reuensi audio Secara enis, yal persaaan I dan yal persaaan III aan udah dipisahan dari yal persaaan II dan dihilangandengan apis lolos rendah Hasil penapisan enghasilan yal yang dapa diruusan sebagai beriu: s LPF I II III Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara

6 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara Seperi elah dinyaaan di aas bahwa nilai adalah onsan aa diusahaan agar yal yang erupaan ungsi dapa diunculan yaiu dengan cara dipisahan dari yal yang lain Caranya adalah engalian persaaan dengan sehingga didapaan perhiungan sebagai beriu: s 3 [ - ] Pada pengaaan selaa durasi bi aa nilai onsan aau berreuensi nol dengan apis lolos rendah ideal aa yal onsan aau berreuensi nol dapa dipisahan dengan yal yang lain sehingga didapaan persaaan yal yang ersisa adalah sebagai beriu: slpf 3 Dari napa bahwa sauannya adalah sauan apliudo Hal ini disebaban sauan adalah reuensi/sauan apliudo Hal ini ebua pengaaan enjadi lebih sederhana arena hanya dibuuhan pirani pendeesi apliudo egangan yal yang dieria Hasil penapisan di aas enunjuan bahwa yal yang ersisa erupaan suau yang onsan aau dala perhiungan erupaan suau onsana Unu endapaan eadaan ini dibuuhan pirani deesi ecepaan dan eauraan yang inggi sehingga yal yang dieria pada suau durasi wau erenu erupaan suau yalonsan Di saping iu pirani ersebu dapa endeesi awal dan ahir durasi bi sehingga pirani epunyai wau yang cuup unu endapaan nilai penguuran yal dieria sebagai yal yang onsan Proses pengabilan daa nilai yal dan eode perhiungan di aas eudahan deesi aas yal yang dieria, yang awalnya suau yal ungsi wau yang oples, pada ahirnya enjadi suau yal onsan au dengan aa lain perbedaan aas epa sibol yang ungin dala sise QPSK erdeesi sebagai variasi apliudo egangan onsan saja Dala hal ini pirani penguuran reuensi ida diperluan arena hanya dibuuhan pirani penguur apliudo egangan dapun blo peneria yal QPSK dengan enggunaan sise FM adalah sebagai beriu : 4

7 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara Sinyal dieria s X s Tapis Lolos Bawah LPF s LPF X s 3 Tapis Lolos Bawah LPF Sibol Sibol Sibol 3 Sibol 4 Pirani pengabil epuusan s LPF Gabar 7 Blo Peneria Pada blo di aas hanya eerluan dua pirani pengali dan dua apis lolos bawah yang ida erlalu ea dala penapisan arena yal yang dilewaan dan yang dihilangan eilii jara reuensi yang panjang Jadi daerah ransisi dari apis ida perlu eilii eiringan anggapan reuensi yang besar Ini berari juga orde apis ida erlalu inggi sehingga pirani yang digunaan enu lebih sederhana Pirani pengabil epuusan endasaran inerpreasi sibol dengan eode disribusi noral Gaussian Sebenarnya eode jara erdea Leas Mean Square juga dapa digunaan an eapi berhubung edaangan sibol e suau peneria sanga besar aa eode yang epa adalah disribusi noral Gaussian Di aas elah dienuan bahwa jara sudu anar sibol adalah 9, aa peilihan onselasi sudu harus enghindari onselasi sudu yang enghasilan dua nilai cous aau lebih yang saa Konselasi yang perlu dihindari isalnya onselasi,9, 8,7 Selain iu onselasi lain yang dihindari adalah 45, 35, 5, 35 Dala ulisan ini digunaan onselasi 6,5, 4,33 Jia pada nilai dilauan proses noralisisi sehingga nilainya adalah aa variasi egangan yang uncul adalah : Tegangan opial sibol -5 Tegangan opial sibol 866 Tegangan opial sibol 3 5 Tegangan opial sibol Dari peribangan di aas ahirnya dapa dienuan onselasi sudu seperi pada gabar 8 5

8 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara Sibol '' 5 9 Sibol '' Sibol '4' Sibol '3' Gabar 8 Konselasi sudu QPSK yang dipilih Selanjunya variasi onselasi dapa diebangan sesuai dengan ebuuhan aaupun eadaan riil Misalnya jara anar sudu sibol ida epa 9 aau engaur apliudo ag-ag sibol ida epa saa Hal ini sesuai dengan eode odulasi digial yang enggabungan variasi perbedaan apliudo dan sudu posisi unu ebenu onselasi yal digial Unu pada -array PSK yang lebih besar aa oplesias onselasi yal aan seain inggi Hal ini disebaban eunginan dua aau lebih nilai yang saa aan seain besar Cara engaasi hal ersebu adalah dengan peilihan secara epa nilai sudu posisi yang aan digunaan 3 5 Tegangan Opial Sibol'' -5 Sibol'' 866 Sibol'3' 5 Sibol'4' -866 Sibol'' Sibol'' Sibol'3' Sibol'4' Tegangan Sinyal Dieria Gabar 9 Inerpreasi Sinyal Dieria Inerpreasi yal dieria enggunaan auran disribusi noral Gaussian Hal ini disebaban pada enyaaannya julah bi yang daang e suau peneria sanga besar Julah yang besar ini sesuai dengan ruusan disribusi noral Gaussian yang engasusian julah daa yang diaai ida erhingga Dari gabar 9 napa bahwa eia egangan yal dieria saa dengan nol aan erjadi esulian enginerpreasi sibol dari yal yang daang Oleh arenanya perlu ada eanise unu enenuan apan ada pengirian yal apan ida erjadi pengirian Di beberapa posisi 6

9 Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara erjadi perpoongan anar grai Pada perpoongan ersebu pendeesi engalai esulian unu enenuan sibol ana yang sebenarnya diirian Salah sau cara engaasi asalah-asalah ersebu adalah dengan eanise perinaan pengirian ulang sibol yang diiri pabila ida dilauan aa yang erjadi adalah gala pengirian III KESIMPULN Berdasaran pebahasan diaas dapa disipulan bahwa: Kouniasi dengan yal QPSK pada sise ouniasi FM dapa dibuian Unu endeesi sibol QPSK dilauan dengan endeesi apliudo yal-yal DC pada peneria 3 Unu inerpreasi yal QPSK cuup enggunaan dua pirani pengali dan dua pirani apis pelolos bawah yang sederhana 4 Fungsi probabilias noral Gaussian dapa digunaan unu inerpreasi peneriaan sibol QPSK Daar Pusaa [] Hayin, Sion, 989, nalog & Digial Counicaions John Wiley & Sons, Inc, Canada [] Hsu, Hwei, P, 996, Probabiliy, Rando Variables, & Rando Processes McGraw-Hill,New Jersey [3] Proais, John G, 995, Digial Counicaions McGraw-Hill, Singapore [4] Zieer, Rodger E, dan Peerson, Roger L, 985, Digial Counicaions and spread Specru Syses McGraw-Hill, New Jersey 7

Modul #04. PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) Kelas TE-29-02

Modul #04. PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) Kelas TE-29-02 Modul #04 TE3113 SISTEM KOMUNIKASI 1 MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulaion) & FM (Frequeny Modulaion) Kelas TE-29-02 Progra Sudi S1 Teknik Telekounikasi Depareen Teknik Elekro - Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

BAB 3 MODEL LEE-CARTER BAB 3 MODEL LEE-CARTER 3. Pendahuluan Model Goperz yang elah dibahas di Bab 2 banyak diodifikasi oleh para Saisikawan. Pada waku iu (sekiar ahun 980-990), Saisikawan eliha odel ini cukup bagus unuk erepresenasikan

Lebih terperinci

PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST)

PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) Seinar Nasional Psioeri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST Ei Rahawai Universias Suaera Uara ey.rahawai@gail.co ABSTRAK. Inelligenz Sruur Tes (IST erupaan sau dari banya es

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku:

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

Kajian Teoritik Sistem Peredam Getaran Satu Derajat Kebebasan

Kajian Teoritik Sistem Peredam Getaran Satu Derajat Kebebasan JURNL TEKNIK MESIN Vol., No., Oober 999 : 56-6 Kajian Teorii Sise Pereda Gearan Sau Deraja Kebebasan Joni Dewano Dosen Faulas Teni, Jurusan Teni Mesin Universias Krisen Pera bsra Gearan yang erjadi pada

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI

OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI Ani Kariaus Sholihah, Drs. Widjiano, M.Ko, Hari Wisodo, S.Pd, M.Si Mahasiswa Fisia, Faulas Maeaia dan Ilu Pengeahuan

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU 1 MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU MODEL OF HARMONIC LOGARITHMIC MOTION OSCILLATION WITH THE MASSCHANGING LINEARLY WITH TIME Kunlesiowai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA 55 Unju Kerja Call Admission Conrol Berbasis SR pada Sisem Seluler CDMA Suwadi Mulimedia Telecommunicaion Research Group, Dep of Elecrical Engineering, TS Surabaya ndonesia 60111, email: suwadi@eeisacid

Lebih terperinci

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC 8 BAB DAYA PADA ANGKAAN L Pengerian daya : perkalian anara egangan yang diberikan dengan hasil arus yang engalir. Secara aeais : P suber searah aau D Daya dikaakan psiif, keika arus yang engalir bernilai

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Ketut Buda Artana. Staf pengajar Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS. Abstrak

Ketut Buda Artana. Staf pengajar Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS. Abstrak APLIKASI MULTIPLE CRITERIA DECISIO MAKI G (MCDM) U TUK PEMILIHA LOKASI FLOATI G STORAGE A D REGASIFICATIO U IT (FSRU) DA SISTEM PE AMBATA YA (STUDI KASUS SUPLAI L G DARI LADA G TA GGUH KE BALI) Keu Buda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Mendisain Rangkaian Power Supply pada Rancang Bangun Miniatur Pintu Garasi Otomatis.

Mendisain Rangkaian Power Supply pada Rancang Bangun Miniatur Pintu Garasi Otomatis. Suwino, Mendisain Rangkaian Power Supply... Mendisain Rangkaian Power Supply pada Rancang Bangun Miniaur Pinu Garasi Ooais. Suwino Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Riau e-ail : suwinoanisa

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH)

Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Meode Capbell Dudek Sih (CDS) dan Nawaz Enscore Ha (NEH) Roy Khrisan P, Evi Febriani, Lely Herlina,, Jurusan Teknik Indusri Universias Sulan Ageng Tirayasa roypanjaian9@yail.co,

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

JakaIman, Asnul S., Kawkab M., Royadi

JakaIman, Asnul S., Kawkab M., Royadi DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON TERMAL DAYA 2 MW PADA POSISI IRADIASI B-6, D-9 DAN G-7 REAKTOR RSG-GAS JakaIan, Asnul S., Kawkab M., Royadi PRSG-BATAN, Gd.31 L.2, KawasanPuspipek, Serpong, Tangerang, Banen, 15310,

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK AUS DAN TEGANGAN BOAK BAK GG nduksi yang dihasilkan jika kuparan berpuar di dala edan agne aau kuparan yang dipengaruhi oleh perubahan fluks agneik, berupa egangan yang arah nya berubah ubah seiap seengah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ADAPTIVE BACKGROUND DENGAN METODE GAUSSIAN MIXTURE MODELS UNTUK REAL-TIME TRACKING

ADAPTIVE BACKGROUND DENGAN METODE GAUSSIAN MIXTURE MODELS UNTUK REAL-TIME TRACKING ADAPTIVE BACKGROUND DENGAN METODE GAUSSIAN MIXTURE MODELS UNTUK REAL-TIME TRACKING Silvia Rosianingsih 1, Rudy Adipranaa, Fredy Seiawan Wibisono Jurusan Teni Informaia, Faulas Tenologi Indusri, Universias

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI FLEXIBLE FLOWSHOPS DENGAN SEQUENCE-DEPENDENT.. (Herry Christian Palit, et al.)

PENJADWALAN PRODUKSI FLEXIBLE FLOWSHOPS DENGAN SEQUENCE-DEPENDENT.. (Herry Christian Palit, et al.) PENJADWALAN PRODUSI FLEXIBLE FLOWSHOPS DENGAN SEQUENCE-DEPENDENT.. (Herry Chrisian Pal, e al.) PENJADWALAN PRODUSI FLEXIBLE FLOWSHOPS DENGAN SEQUENCE-DEPENDENT SETUP TIMES MENGGUNAAN METODE RELASASI LAGRANGIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

MODULASI AM(DSB- SC,SSB dan VSB) SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

MODULASI AM(DSB- SC,SSB dan VSB) SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI MODULASI AM(DSB- SC,SSB dan VSB) 1 SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 Apa iu Modulasi? Modulasi adalah pengauran parameer dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrequency inggi

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) PRODI D3 TT TELKOM UNIVERSITY

SISTEM KOMUNIKASI MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) PRODI D3 TT TELKOM UNIVERSITY SISTEM KOMUNIKASI MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulaion) & FM (Frequeny Modulaion) PRODI D3 TT TELKOM UNIVERSITY PENDAHULUAN Lahirnya Konsep modulasi rekuensi diurunkan dari konsep modulasi sudu/asa Apa

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25 No. /Tahun VII. April 4 ISSN 979-49 ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-5 Triarjo, Sugeng Riano, Dedi Haryadi Pusa Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB II MODULASI AMPLITUDO

BAB II MODULASI AMPLITUDO BAB II MODULASI AMPLITUDO Secara umum, modulasi adalah suau proses dimana properi aau parameer dari suau gelombang divariasikan secara proporsional erhadap gelombang yang lain. Parameer yang diubah erganung

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

2 Modulasi Amplitudo

2 Modulasi Amplitudo Mdulasi Ampliud dari 3 Mdul 3 Mdulasi Ampliud Tujuan pengajaran: Seelah mempelajari mdul ini, mahasiswa diharapkan bisa memahami. ujuan dari prses mdulasi dan manfaanya. karakerisik dari mdulasi ampliud

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x

D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x D. GY EGS ESISIS. Elastisitas adalah : ecenderungan pada suatu benda untu berubah dala bentu bai panjang, lebar aupun tingginya, tetapi assanya tetap. Hal itu disebaban oleh gayagaya yang enean enarinya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

=====O0O===== c) Tumbukan tidak lenting, e = 0 A. MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.

=====O0O===== c) Tumbukan tidak lenting, e = 0 A. MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku. A. MOMENTUM DAN TUMUKAN Teori Singka :. Perkalian anara assa dan keceaan disebu oenu P P. Hasil kali anara gaya F dan selang waku enghasilkan erubahan oenu P disebu ula Iuls I I P F d c Tubukan idak lening,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

LKTIS UNDIP Oleh: Rezzy Eko Caraka

LKTIS UNDIP Oleh: Rezzy Eko Caraka PEMODELAN LAJU INFLASI DENGAN MODEL REGRESI SPLINE MULTIVARIABEL DALAM MENJAGA STABILITAS EKONOMI INDONESIA LKTIS UNDIP 204 Oleh: Rezz Eo Caraa Negara Mau Laar Belaang Sabilias Eonoi Julah Uang Beredar

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

DINAMIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DINAMIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA DINAMIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Analisis respon gepa pada bangunan: Analisis sai eivalen Beban gepa diodelan sebagai beban erpusa pada asingasing inga/lanai sruur gedung,

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 013/014 8 Mare 014 Kuliah ang Lalu 1.1 Fungsi dua aau lebih peubah 1. Turunan Parsial 1.3 Limi dan Kekoninuan 1.4 Turunan ungsi dua peubah 1.5 Turunan berarah

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci