KINEMATIKA GERAK LURUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINEMATIKA GERAK LURUS"

Transkripsi

1 Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan : Bagaimana sifa-sifa gerak ersebu (besaran-besaran yang erkai)? Kedua : Mengapa benda iu bisa bergerak? Peranyaan perama inilah yang dapa dijelaskan dengan pokok bahasan Kinemaika Gerak. Sedangkan peranyaan kedua dapa dijawab pada pokok bahasan Dinamika Gerak (bab berikunya). Sebagai conoh gerak sepeda moor pada gambar di aas. Unuk maeri kinemaika cukup dianya berapa panjang linasannya, bagaimana kecepaan dan percepaannya? Maeri-maeri seperi inilah yang dapa kalian pelajari pada bab ini. Dan seelah belajar bab ini kalian diharapkan dapa: 1. membedakan perpindahan dan jarak empuh, 2. membedakan kecepaan dan kelajuan baik nilai raa-raa maupun sesaanya, 3. membedakan percepaan dan perlajuan baik nilai raa-raa maupun sesaanya, 4. menyimpulkan karakerisik gerak lurus berauran (GLB), 5. menyimpulkan karakerisik gerak lurus berubah berauran (GLBB), 6. menerapkan besaran-besaran GLBB pada gerak jauh bebas.

2 46 Fisika SMA Kelas X Y A. Besaran-besaran pada Gerak A II Gambar 3.1 Ruang kelas dapa menjadi bidang koordina Caresius. ΔS Δy α A C Δx Gambar 3.2 Resulan perpidahan pada arah sumbu X dan sumbu Y. B B I X Di SMP kalian elah belajar enang gerak. Beberapa besaran yang elah kalian pelajari adalah jarak, kecepaan dan percepaan. Di kelas X SMA ini kalian diharapkan dapa memperdalam kembali. Cobalah kalian pelajari dan perdalam maeri ini dengan mencermai penjelasan-penjelasan beriku. 1. Perpindahan dan Jarak Pernahkah kalian mendengar kaa posisi? Semua enu akan menjawab : pernah. Sering kalian menerima elepon dari eman. Kemudian kalian beranya : Dimana posisimu sekarang? Teman kalian menjawab : Di koa A. Maka kalian langsung berfikir bahwa posisi iu berjarak erenu dan arah erenu. Jika ingin kesana haruslah melakukan perpindahan. Kejadian sehari-hari ini sanga berkaian dengan maeri enang gerak ini. Seiap belajar maeri ini selalu imbul peranyaan. Apakah gerak iu? Bagaimana benda dapa dikaakan bergerak? Unuk memahami jawabannya dapa kalian amai Gambar 3.1. Sebuah ruang kelas dapa dibua menjadi bidang Caresius. Seorang siswa berjalan dari meja A menuju meja B. Apakah siswa ersebu melakukan gerak? Jawabannya erganung pada acuannya. Jika acuannya ruang kelas maka siswa ersebu idak bergerak. Teapi jika acuannya eman aau pusa koordina XY maka siswa iu elah melakukan gerak, karena siswa ersebu posisinya berubah dari meja A ke meja B. Dari penjelasan conoh di aas, dapa dibua suau definisi enang gerak. Suau benda dikaakan bergerak jika benda ersebu mengalami perubahan posisi. Posisi adalah leak aau kedudukan suau iik erhadap acuan erenu. Conohnya seperi pada Gambar 3.1, acuan posisi iiknya adalah pusa koordina. Gerak siswa dari meja A ke meja B pada Gambar 3.1 ada dua linasan yaiu I dan II. Dari definisi di aas maka perpindahan siswa ersebu idak dipengaruhi linasan eapi hanya posisi awal dan akhir saja. Coba kalian amai pada gerak linasan I, siswa berpindah sebesar Δx ke arah sumbu X dan sebesar Δy ke arah sumbu Y. Perpindahan ini memenuhi: Δx = x B x A Δy = y B y A... (3.1) Perpindahan merupakan besaran vekor. Persamaan 3.1 di aas berlaku pada perpindahan sau dimensi aau garis lurus. Teapi banyak perpindahan benda pada bidang aau dua dimensi. Unuk gerak dua dimensi dapa dilakukan perhiungan resulan dari Δx dan Δy persamaan 3.1.

3 Kinemaika Gerak Lurus 47 Besar resulan dari perpindahan kedua arah iu memenuhi dalil Pyhagoras seperi beriku. ΔS 2 = Δx 2 + Δy 2... (3.2) dan g α = Bagaimana dengan jarak empuh? Jarak empuh didefinisikan sebagai panjang linasan gerak benda. Berari kalian sudah bisa memahami bahwa jarak empuh iu dipengaruhi oleh linasan. Jalur I dan jalur II gerak siswa pada Gambar 3.1 akan memiliki jarak empuh yang berbeda. Pada linasan I, jarak empuhnya S = Δx + Δy. Sedangkan linasan II, jarak empuhnya sesuai dengan panjang linasannya. Berari dapa dibua suau simpulan kesamaan jarak empuh sebagai beriku. S = panjang linasan... (3.3) Dari penjelasan di aas maka harus kalian keahui perbedaan dua jenis besaran di aas. Perpindahan merupakan besaran vekor sedangkan jarak empuh merupakan besaran skalar. Dari perbedaan ini maka kalian harus hai-hai menggunakannya. Akiflah Perpindahan dipengaruhi oleh nilai (besar) dan arahnya. Diskusikan: a. Kapan suau gerak benda memiliki besar perpindahan yang sama dengan jarak empuhnya? b. Carilah perbedaan besar perpindahan dan jarak empuh! CONTOH 3.1 Sebuah parikel bergerak dari iik A menuju iik B kemudian menuju iik C pada sumbu koordina seperi gambar di bawah. Tenukan perpindahan dan jarak empuh parikel dari A hingga C! C A B Gambar X Sumbu koordina Penyelesaian Perpindahan parikel pada sumbu x memenuhi: Δx = x C x A = -3 1 = -4 m Perpindahannya adalah 4 m ke kiri (sumbu X negaif). Jarak empuh parikel memenuhi: S AC = S AB + S BC = 5 m + 9m = 14 m Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Pada sumbu koordina yang sama enukan perpindahan dan jarak empuh parikel yang bergerak dari A ke C kemudian menuju B!

4 48 Fisika SMA Kelas X 2. Kecepaan dan Laju a. Definisi kecepaan dan laju Kecepaan berasal dari kaa cepa. Seberapa seringkah kalian mendengar kaa cepa? Jawabannya enu sanga sering. Teapi perlu diinga bahwa kecepaan pada bab ini memiliki pengerian lebih khusus. Pada bab gerak kecepaan berkaian era dengan perpindahan. Sebagai conoh seorang siswa berpindah 30 m ke kanan dalam selang waku 15 deik, maka siswa iu dapa dikaakan bergerak dengan kecepaan 30 m iap 15 deik ke kanan aau 2 m iap sau deik ke kanan. Dari conoh di aas dapa diambil definisi enang kecepaan. Kecepaan adalah perpindahan yang erjadi iap sau sauan waku. Namun perlu diperhaikan bahwa kecepaan benda dapa berubah seiap saa, sehingga dikenal dua jenis kecepaan yaiu kecepaan raa-raa dan kecepaan sesaa. Jika perpindahan yang erjadi diambil dalam waku yang cukup besar maka kecepaannya ermasuk kecepaan raa-raa. Dari definisi ersebu, kecepaan raa-raa dapa dirumuskan seperi di bawah. Gambar 3.4 Kecepaan iap Akiflah Banyak ala ransporasi. Seperi sepeda moor, mobil, pesawa dan kapal lau dilengkapi dengan ala yang disebu spedomeer. Diskusikan: a. Mengapa disebu spedomeer? b. Dapakah gerak ala ransporasi dienukan kecepaan sesaanya? =... (3.4) dengan : = kecepaan raa-raa (m/s) ΔS = perpindahan benda (m) Δ = selang waku (s) Bagaimana dengan kecepaan sesaa? Sudahkah kalian mengeri? Dari namanya enu kalian sudah bisa memahami bahwa kecepaan sesaa merupakan kecepaan yang erjadi hanya pada saa iu saja. Secara maemais dapa digunakan persamaan 3.4 eapi dengan pendekaan Δ mendekai 0 (Δ 0). v sesaa = v pada saa iu saja... (3.5) dengan : v = kecepaan sesaa (m/s) Conoh kecepaan sesaa ini dapa diliha pada Gambar 3.4. v pada = 2 s sebesar 10 m/s. Kecepaan ini hanya boleh sesaa yaiu = 2 s saja. Selain kecepaan, dalam gerak dikenal juga besaran kelajuan. Perbedaan pokok yang perlu diperhaikan dari kedua besaran ini adalah enang nilai dan arahnya. Kecepaan merupakan besaran vekor sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Karena merupakan besaran skalar, maka kelajuan sanga berkaian dengan jarak empuh. Dengan mengacu pada definisi kecepaan dapa diperoleh definisi kelajuan. Kelajuan raa-raa adalah jarak yang diempuh iap sau sauan waku.perumusannya sebagai beriku.

5 Kinemaika Gerak Lurus 49 =... (3.6) dengan : = kelajuan raa-raa (m/s) S = jarak empuh (m) Δ = selang waku (s) Kelajuan juga memiliki nilai sesaa. Seiap gerak benda akan memiliki kelajuan sesaa yang sama dengan nilai kecepaan sesaanya. Dalam bahasa Inggris, kelajuan diarikan sama dengan speed, sehingga ala pengukur kelajuan sesaa disebu speedomeer. Berari speedomeer juga dapa mengukur besar kecepaan sesaa. CONTOH 3.2 Seorang siswa dimina berlari di lapangan sepak bola. Dari iik pojok lapangan dia berlari ke Timur hingga sejauh 80 m dalam waku 25 sekon. Kemudian melanjukan ke arah uara hingga sejauh 60 m dalam waku 15 sekon. Tenukan: a. Jarak yang diempuh siswa, b. Perpindahan siswa, c. Kecepaan raa-raa siswa, d. Kelajuan raa-raa siswa! Penyelesaian Gerak siswa dapa digambarkan seperi pada Gambar 3.5(a). Dari gambar ersebu dikeahui : Δx = 80 m, Δ 1 = 25 s Δy = 60 m, Δ 2 = 15 s Dengan besaran-besaran ini dapa diperoleh: a. Jarak empuh siswa: jarak empuh = panjang linasan S = Δx + Δy = = 140 m b. Perpindahan siswa merupakan besaran vekor yaiu ΔS dan besarnya memenuhi dalil Pyhagoras: ΔS = = = = 100 m dan arahnya: g α = = = 0,75 α = 37 o dari arah imur ke uara c. Kecepaan raa-raa siswa memenuhi: A (a) A (b) B U S T ΔS α Δx = 80 m B Δy = 60 m B C C Gambar 3.5 (a) Gerak siswa di lapangan sepak bola. (b) Perpindahan benda dari A ke B ke C.

6 50 Fisika SMA Kelas X = = = 2,5 m/s searah perpindahannya d. Kelajuan raa-raa siswa memenuhi: S (m) (a) S (m) (b) A 1 α 2 Δ 3 Β ΔS Gambar 3.6 Grafik S- gerak benda = = = 3,5 m/s Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Sebuah benda ingin dipindahkan dari iik A ke iik C eapi melalui linasan AB kemudian BC seperi pada gambar 3.5 (b). Pada gerak AB membuuhkan waku 20 sekon dan BC membuuhkan waku 30 sekon. Jika sau peak mewakili 1 m maka enukan: a. perpindahan benda, b. jarak yang diempuh benda, c. kecepaan raa-raa benda, d. kelajuan raa-raa benda! b. Grafik gerak benda Gerak suau benda dapa digambarkan melalui suau grafik. Misalnya grafik S - seperi pada Gambar 3.6. Dari grafik S - (S = jarak dan = waku) dapa dikeahui perubahan jarak empuh benda erhadap waku. Perhaikan grafik S- pada bagian (a) Gambar 3.6. S berambah secara berauran erhadap perubahan. Besar kecepaan raa-raanya dapa memenuhi = dan ada hubungan erhadap sudu kemiringan kurva, g α = Berari kecepaan raa-raa dari grafik S- menenukan kemiringan kurva sehingga: = g α... (3.7) Pada grafik S- Gambar 3.6(a) kemiringan kurva dari iik A hingga B eap berari kecepaan sesaanya akan selalu sama dengan kecepaan raa-raa. Bagaimana dengan gerak benda yang memiliki grafik S- seperi pada Gambar 3.6(b)? Jika perubahan S erhadap idak eap maka kecepaan pada saa dapa dinyaakan sebagai kemiringan (gradien) garis singgung kurvanya. Perhaikan grafik ersebu! Pada 1 ( < 2 ), garis singgung naik berari kemiringan garis posiif dan v posiif. Sebaliknya pada 3 ( > 2 ) kecepaannya akan negaif karena kemiringan negaif (urun). Dari penjelasan di aas dapa disimpulkan bahwa ; kecepaan sesaa dapa dienukan dari gradien garis singgung kurva pada grafik S-. Unuk lebih memahami konsep ini dapa kalian cermai conoh beriku.

7 Kinemaika Gerak Lurus 51 CONTOH 3.3 Gerak sebuah mobil pada linasan lurus memiliki perubahan jarak dari acuan erhadap waku seperi yang diunjukkan pada Gambar 3.7. Dari grafik ersebu enukan: a. kecepaan raa-raa benda dari = 0 sampai dengan = 5 s, b. kecepaan raa-raa dari = 5 s sampai dengan = 10 s, c. kecepaan pada saa = 3 s, d. kecepaan pada saa = 9 s! Penyelesaian a. Unuk inerval 0 < < 5s: 1 = 0 S 1 = 100 m 2 = 5 s S 2 = 150 m kecepaan raa-raanya memenuhi: = g α Akiflah Grafik di bawah menggambar kan perubahan jarak empuh benda dalam deik. Diskusikan: a. Tenukan cara unuk menenukan kecepaan benda saa deik. b. Hiung kecepaan benda pada saa = 10 s. S (m) = = = 10 m/s b. Unuk inerval 5s < <10s: 2 = 5 s S 2 = 150 m 3 = 10 s S 3 = 0 kecepaan raa-raanya memenuhi: = g β = = = -30 m/s S (m) α β c. Unuk inerval waku 0 < < 5 s, kurva S- nya linier berari kecepaannya eap sehingga kecepaan pada saa = 3 s memenuhi: v(3) = = 10 m/s d. Unuk inerval waku 5 s < < 10 s, kurvanya juga linier berari dapa diperoleh: v(9) = = -30 m/s Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Grafik S- sebuah benda yang bergerak memenuhi perubahan seperi pada Gambar 3.8. Tenukan: a. kecepaan raa-raa dari = 0 s.d = 30 s, b. kecepaan pada = 10 s, c. kecepaan saa = 25 s! 0 5 Gambar 3.7 Grafik hubungan S dan gerak mobil. 400 S (m) Gambar

8 52 Fisika SMA Kelas X (a) v v 0 0 (b) Gambar 3.9 Grafik v- gerak benda Seelah belajar grafik S-, mungkin kalian imbul peranyaan juga unuk grafik v-. Grafik v- dapa menggambarkan perubahan kecepaan gerak benda erhadap waku. Coba kalian perhaikan conoh grafik ersebu pada Gambar 3.9. Informasi apakah yang dapa diperoleh dari grafik ersebu? Secara langsung kalian dapa mengeahui perubahan nilai kecepaan melalui grafik v- ersebu. Pada Gambar 3.9 bagian (a) kurvanya mendaar berari kecepaan benda ersebu eap. Sedangkan pada bagian (b) kurvanya linier naik berari besar kecepaannya berubah berauran. Informasi lebih jauh yang dapa diperoleh dari grafik v- adalah luas di bawah kurva hingga sumbu. Luas inilah yang menyaakan besar perpindahan benda yang bergerak. Misalnya sebuah benda bergerak dengan grafik v- seperi pada Gambar 3.9(b). Jika jarak benda dari iik acuan mula-mula S 0 maka seelah deik jarak benda ersebu dapa memenuhi persamaan beriku. S = S 0 + ΔS S = S 0 + luas (daerah erarsir)... (3.8) v F CONTOH 3.4 Sebuah roli yang diarik pada lanai mendaar dapa bergerak lurus dan perubahan kecepaannya dapa erdeeksi seperi grafik v- pada Gambar 3.10(b). Tenukan jarak yang diempuh roli pada saa = 4 s dan = 10 s jika roli bergerak dari iik acuan! (a) 5 5 Gambar 3.10 Gerak roli dan grafiknya Pening Luas rapesium sama dengan seengah jumlah sisi sejajar kali inggi. a b (b) 4 10 (c) Penyelesaian Troli bergerak dari iik acuan berari S 0 = 0 Berari jarak empuh roli memenuhi: S = luas (kurva) Luas kurva ini dapa digambarkan seperi pada Gambar 3.10(c). Unuk = 4 s S 4 = luas (rapesium erarsir) = L 1 L 1 2 L 2 L = (a + b). = (2 + 5). 4 = 14 m

9 Kinemaika Gerak Lurus 53 Unuk = 10 s S 4 = luas (daerah erarsir) = L 1 + L 2 = 14 + (10-4). 5 = 29 m Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Pada gerak sebuah mobil yang linasannya lurus dapa erukur besar kecepaan sesaanya dengan perubahan memenuhi grafik pada Gambar Berapakah besar perpindahan yang dialami mobil pada saa mobil elah bergerak : (a) 0,5 jam, (b) 1 jam dan (c) 2,5 jam. v (km/jam) 72 0,5 Gambar (jam) 3. Percepaan Kalian elah belajar enang perubahan besaranbesaran pada gerak. Perubahan posisi dinamakan perpindahan, sedang perpindahan iap deik disebu kecepaan. Apakah kecepaan dapa berubah? Tenu kalian sudah dapa menjawabnya bahwa kecepaan gerak benda dapa berubah iap saa. Perubahan kecepaan iap saa inilah yang dinamakan percepaan. Sesuai dengan kecepaan, percepaan juga memiliki dua nilai yaiu nilai raa-raa dan sesaa. Dari penjelasan di aas maka percepaan raa-raa dapa didefinisikan sebagai perubahan kecepaan iap selang waku erenu. Dengan mengacu definisi ini dapa dibua perumusan sebagai beriku. =... (3.9) dengan : = percepaan raa-raa (m/s 2 ) Δv = perubahan kecepaan (m/s) Δ = selang waku (s) Percepaan sesaa adalah percepaan yang erjadi hanya pada saa iu saja. Masih inga perumusan kecepaan sesaa? Perumusan ersebu dapa digunakan unuk percepaan sesaa. Percepaan sesaa dapa dienukan dari nilai limi percepaan raa-raa dengan Δ mendekai nol. Jika dikeahui grafik v- gerak maka percepaan sesaa menyaakan gradien garis singgung kurva. Coba kalian perhaikan kembali persamaan 3.5 dan 3.7. Misalkan besar kecepaan gerak benda berubah iap saa sesuai grafik v- pada Gambar Dengan mengacu pengerian percepaan sesaa di aas maka dapa diuliskan perumusannya: Akiflah Tiga buah benda yang bergerak memiliki kecepaan yang dapa diukur iap saa. Kecepaan ersebu dapa digambarkan grafiknya seperi pada gambar di bawah. v v (a) Benda A v (b) Benda B (c) Benda C Diskusikan : a. Bagaimana sifa kecepaan benda ersebu? b. Bagaimana percepaan benda ersebu?

10 54 Fisika SMA Kelas X α a =... (3.10) Dan unuk grafik v- pada Gambar 3.13, besar percepaan benda pada saa dapa memenuhi: a = g α... (3.11) Gambar 3.12 CONTOH α 4 Δv = 6 Sebuah benda bergerak dengan kecepaan awal 4 m/s. Kemudian kecepaannya berubah secara berauran menjadi 10 m/s selama 10 sekon seperi grafi v - pada Gambar Tenukan: a. percepaan raa-raa dari = 0 s.d = 10 s, b. percepaan pada saa = 5 s! Penyelesaian = 0 v 0 = 4 m/s = 10 s v = 10 m/s a. Besar percepaan raa-raanya dapa diperoleh: 5 10 = Gambar 3.13 = = 0,6 m/s 2 b. Besar percepaan sesaa. Percepaan sesaa ini dapa dihiung dengan menggambarkan grafik v-. Karena v berubah secara berauran maka kurvanya linier naik seperi pada Gambar Kurvanya linier berari percepaannya eap dan percepaan pada saa = 5 s dapa dienukan dari gradien kurva yaiu: a = g α = = 0,6 m/s 2 Perhaikan hasil poin (a) dan (b) mengapa sama? Gambar Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Kecepaan sebuah benda yang bergerak dapa diukur iap saa sehingga diperoleh grafik seperi pada Gambar Tenukan: a. percepaan raa-raa dari = 0 s.d = 10 s, b. percepaan pada saa = 3 s, c. percepaan pada saa = 9 s!

11 Kinemaika Gerak Lurus 55 LATIHAN Sebuah benda bergerak dari iik A ke iik B dengan iga alernaif linasan seperi gambar. linasan 1 A linasan 3 a. Bagaimana perpindahan benda dari keiga alernaif linasan? b. Bagaimana jarak empuh benda dari keiga alernaif linasan? 2. Seekor semu bergerak dari iik P ke iik Q dengan linasan seengah lingkaran seperi pada gambar. linasan 2 Semu ersebu sampai di iik Q seelah 10 deik. Berapakah: a. jarak empuh semu, b. perpindahan semu? 3. Sebuah parikel dipindahkan dari iik pusa koordina (sumbu X) ke iik A eapi harus melalui iik B erlebih dahulu seperi pada sumbu X beriku. A O B X (m) Dari iik O ke iik B membuuhkan waku 10 s dan dari B ke A memerlukan waku 20 s. Tenukan : a. perpindahan parikel, b. kecepaan raa-raa parikel, c. jarak empuh parikel, d. laju raa-raa parikel! 4. Sebuah perahu bergerak ke selaan hingga jarak empuh 120 m dalam waku 1 meni kemudian belok epa ke imur hingga menempuh jarak 160 m dalam waku 0,5 meni. Tenukan: a. kecepaan raa-raa perahu, b. kelajuan raa-raa perahu! 5. Mula-mula ada sebuah mobil yang diam dan berjarak 20 m dari perempaan jalan P B Q 14 cm (acuan). Kemudian mobil ersebu bergerak pada jalan yang lurus dan mencapai jarak 100 m seelah 10 deik. Berapakah kecepaan raa-raa mobil ersebu? Dapakah kecepaan pada saa = 5 s dihiung? 6. Jarak mobil yang bergerak lurus selalu berubah erhadap iik acuannya. Perubahan jarak ersebu dapa digambarkan di bawah. S (m) Dari grafik ersebu enukan: a. kecepaan raa-raa dari = 0 s s.d = 10 s, b. kecepaan raa-raa dari = 0 s s.d = 30 s, c. kecepaan pada saa = 5 s, d. kecepaan pada saa = 30 s! 7. Kecepaan gerak benda berubah dari 30 m/s ke uara menjadi 20 m/s ke selaan karena percepaan. Tenukan percepaan ersebu! 8. Sebuah mobil bergerak dari iik acuan dalam keadaan diam. Kemudian dipercepa hingga mencapai kecepaan 72 km/jam dalam waku 15 meni. Kecepaan mobil berikunya dapa digambarkan seperi pada grafik beriku. v (km/jam) 72 (meni) Tenukan : a. percepaan raa-raa mobil dari = 15 meni s.d = 60 meni, b. Percepaan mobil pada = 10 meni, c. Percepaan mobil pada = 20 meni, d. Percepaan mobil pada = 45 meni, e. Jarak empuh mobil seelah = 30 meni!

12 56 Fisika SMA Kelas X B. Gerak Lurus Berauran (a) v (b) S (m) v S 0 (c) Gambar 3.15 (a) Grafik v- dan (b) grafik S- gerak GLB (m) 1. Pengerian Sudah ahukah kalian dengan apa yang dinamakan gerak lurus berauran? Gerak lurus berauran yang disingka dengan GLB merupakan nama dari suau gerak benda yang memiliki kecepaan berauran. Bagaimanakah kecepaan berauran iu? Tenu kalian sudah bisa mengeri bahwa kecepaan berauran adalah kecepaan yang besar dan arahnya eap sehingga linasannya pasi berupa garis lurus. Kalian mungkin pernah naik mobil dan meliha spedomeernya yang menunjukkan nilai eap dan arahnya eap pula (misal 72 km/jam ke uara) maka pada saa iulah mobilnya bergerak GLB. Pesawa erbang yang sedang erbang pada keinggian sabil dan kerea api pada jalan yang jauh dari sasiun akan bergerak relaif GLB. Disebu relaif GLB karena kecepaannya ada perubahan yang sanga kecil. Conoh lain benda yang bergerak GLB adalah mobil mainan oomais. Sifa gerak benda GLB dapa dijelaskan melalui grafik. Grafiknya dapa dienukan dari eksperimen gerak mobil mainan dengan menggunakan keras keik. Grafik besar kecepaan v erhadap wakunya dapa diliha seperi pada Gambar 3.5(a). Grafik v- ini dapa dilukis kembali dengan kurva lurus mendaar karena kecepaannya eap seperi pada Gambar 3.15(b). Jarak benda yang bergerak dari iik acuan dapa dienukan dari persamaan 3.8 yaiu dihiung dari luas kurva v-. Coba kalian amai kembali. Dari persamaan iu dapa diperoleh: S = S 0 + ΔS S = S 0 + luas (kurva erarsir) S = S 0 + v. Dari penjelasan dan perumusan persamaan di aas, dapa disimpulkan ciri-ciri gerak lurus berauran (GLB) sebagai beriku. v = eap S = S 0 + v... (3.12) Jarak benda yang bergerak GLB juga dapa dijelaskan melalui grafik. Dengan menggunakan rumus jarak pada persamaan 3.12 dapa diperoleh grafik S- seperi pada Gambar 3.15(c). CONTOH 3.6 Kerea api mencapai kecepaan eap seelah me-nempuh jarak 1 km dari sasiun. Kecepaannya sebesar 72 km/jam. Jika waku dihiung seelah 1 km maka enukan: a. kecepaan kerea saa = 0,5 jam, b. grafik kecepaan erhadap waku, c. grafik jarak erhadap waku, d. jarak kerea dari sasiun seelah = 2 jam!

13 Kinemaika Gerak Lurus 57 Penyelesaian v = 72 km/jam (eap) dan S 0 = 1 km a. = 0,5 jam Gerak kerea GLB (v eap) berari kecepaan saa = 0,5 jam adalah eap. v = 72 km/jam b. Grafik v- linier mendaar seperi pada Gambar 3.16(a). c. Grafik S- linier naik seperi pada Gambar 3.16(b). d. Unuk = 2 jam dapa diperoleh jarak kerea dari sasiun memenuhi: S = S 0 + v. = = 145 km Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Mobil mainan oomais dapa diaur sehingga mampu bergerak dengan kecepaan eap 1,5 m/s. Mobil mainan iu mulai bergerak dari iik acuan. Tenukan: a. Kecepaan mobil mainan seelah = 10 s, b. grafik v- dan S- gerak mobil mainan, c. jarak mobil mainan dari iik acuan seelah bergerak 15 s! v (km/jam) 72 (a) S (km) S 1 (b) Gambar 3.16 (jam) (jam) 2. Gerak Relaif Apakah gerak relaif iu? Kalian enunya elah memahami mengapa benda dikaakan bergerak. Pada pengerian gerak di depan, gerak benda sanga berkaian dengan iik acuan. Benda dikaakan bergerak jika posisinya berubah erhadap iik acuan. Karena ada acuannya inilah gerak iu disebu gerak relaif. Pada gerak GLB ini gerak relaif benda dapa memiliki acuan berupa benda yang bergerak. Conohnya gerak sepeda moor iu relaif lebih cepa dibanding gerak sepeda pancal. Konsep gerak relaif ini dapa digunakan unuk mempermudah penyelesaian suau gerak benda. Kalian pasi masih inga pengerian relaif vekor pada bab 2. Relaif vekor adalah pengurangan vekor. Pada gerak GLB selalu berkaian dengan perpindahan dan kecepaan. Besaran inilah yang akan memenuhi nilai relaif dan perumusan secara vekor sebagai beriku. Δv = ΔS =... (3.13) Dengan Δv = kecepaan relaif dan ΔS = perpindahan relaif. Unuk memahami konsep gerak relaif GLB ini dapa kalian cermai conoh soal beriku. Pening Kecepaan relaif aau perpindahan relaif dapa menggunakan auran: diambah jika berlawanan arah dikurang jika searah

14 58 Fisika SMA Kelas X CONTOH 3.7 Mobil A bergerak dengan kecepaan eap 72 km/jam di depan mobil B sejauh 1,5 km. Mobil B sedang mengejar mobil A ersebu dengan kecepaan eap 75 km/jam. a. Berapakah waku yang dibuuhkan mobil B unuk mengejar mobil A? b. Berapa jarak yang diempuh mobil B? Penyelesaian Gerak mobil A dan B merupakan gerak GLB dan dapa digambarkan seperi pada Gambar v B v A empa menyusul Gambar 3.17 Gerak relaif 1,5 km S B S A v A = 72 km/jam, v B = 75 km/jam S AB = 1,5 km Dari Gambar 3.17 dapa diperoleh hubungan S A dan S B sebagai beriku. S B = S A + 1,5 v B = v A + 1,5 75. = ,5 3 = 1,5 beari = = 0,5 jam Mobil B menyusul mobil A seelah = 0,5 jam dan jarak empuh mobil B: S B = v B = 75. 0,5 = 3,75 km Konsep Gerak relaif Gerak mobil A dan B dapa digunakan konsep relaif. Mobil B bergerak relaif menuju mobil A dengan: jarak relaif ΔS = 1,5 km kecepaan relaif Δv = v B v A = = 3 km/ jam Jadi waku menyusul memenuhi: ΔS = Δv 1,5 = 3 berari = 0,5 jam

15 Kinemaika Gerak Lurus 59 Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Parikel P dan Q mula-mula berjarak 5 m pada suau linasan yang lurus. Kedua parikel bergerak saling mendeka dengan kecepaan 0,6 m/s dan 0,4 m/s. Kapan dan dimana kedua parikel akan beremu? LATIHAN Coba kalian jelaskan apa syara-syara gerak suau benda dapa dikaegorikan sebagai gerak GLB? 2. Bagaimanakah cara menjelaskan gerak benda GLB dengan menggunakan grafik? 3. Coba kalian analisa dua grafik di bawah. Grafik ersebu merupakan hubungan S (jarak empuh) dan waku suau gerak benda. a. Apakah persamaan dari kedua grafik ersebu? b. Apakah perbedaan dari kedua grafik ersebu? S (m) S (m) (a) (b) 4. Sebuah benda bergerak dengan kecepaan eap 20 m/s pada linasan lurus. Gerak benda dimulai dari iik yang berjarak 2 m erhadap iik acuan. Tenukan: a. kecepaan benda pada = 5 s, b. grafik v- gerak benda dengan inerval 0 < < 10 s, c. grafik S- gerak benda dengan inerval 0 < < 10 s! 5. Dua mobil P dan Q bergerak dari iik yang sama dan linasan yang sama. Jarak yang diempuh mobil ersebu berubah erhadap waku sesuai grafik beriku. Bagaimanakah perbandingan kecepaan mobil P dan Q? Jelaskan bagaimana cara kalian menemukan perbandingan ersebu! 6. Ari berlari dengan kecepaan eap 3 m/s menuju perempaan yang berjarak 100 m. Tenukan jarak Ari dari perempaan pada saa 5 s, 10 s dan 15 s! 7. Gerak sebuah mobil dapa diukur jarak empuhnya pada seiap saa sehingga memiliki perubahan seperi grafik gambar beriku. a. Tenukan kecepaan mobil pada saa = 3 s dan = 10 s! b. Jelaskan jenis gerak mobil ersebu! 250 S (km) 8. Dhania berlari dengan kecepaan 2 m/s pada jalan yang lurus. Seelah menempuh jarak 200 m Aghnia mengejarnya dengan kecepaan 4 m/s pada linasan yang sama. Tenukan kapan dan dimana Aghnia dapa mengejar Dhania jika kecepaan keduanya eap! P Q O 5 15 (jam)

16 60 Fisika SMA Kelas X C. Gerak Lurus Berubah Berauran (a) v v 0 (b) a (m/s) a (c) S (m) S S 0 (d) Gambar 3.18 Grafik (a) a-, (b) v- dan (c) S- gerak lurus berubah berauran. 1. Definisi dan Perumusan GLBB a. Sifa-sifa gerak GLBB Pernahkah kalian meliha benda jauh? Tenu saja pernah. Jika kalian mencermai benda yang jauh maka kecepaan benda iu akan berambah semakin besar. Jika benda kalian lemparkan ke aas maka kecepaannya akan berkurang. Conoh gerak ini memiliki kecepaan yang berubah secara berauran dan linasannya lurus. Gerak seperi ini dinamakan gerak lurus berubah berauran disingka GLBB. Conoh lainnya adalah gerak pesawa saa akan ake of maupun saa landing. Dari conoh dan pengerian di aas dapakah kalian menjelaskan sifa-sifa gerak GLBB? Kalian pasi menginga linasannya yaiu harus lurus. Kemudian kecepaannya berubah secara berauran, berari pada gerak ini memiliki percepaan. Agar v berubah berauran maka a harus eap. Grafik kecepaan gerak GLBB dapa digambar dari hasil eksperimen gerak jauh yang direkam pada keras keik (dengan anda iik) dan hasilnya seperi Gambar 3.18(a) dan grafik v - iu dapa digambarkan dengan kurva linier seperi pada bagian (b) dan sifa percepaan gerak benda ini dapa dijelaskan melalui grafik a- seperi pada Gambar 3.18(a). b. Kecepaan sesaa Bagaimanakah hubungan percepaan benda a dengan kecepaan sesaa benda v? Tenu kalian sudah mengeri bahwa hubungan ini dapa dirumuskan secara maemais. Melalui grafik a-, perubahan kecepaan benda dapa menyaakan luas kurva (diarsir), liha Gambar 3.18(c)! Jika kecepaan awal benda v 0 maka kecepaan benda saa memenuhi: v = v 0 + Δv v = v 0 + luas {daerah erarsir bagian (c)} v = v 0 + a Jadi hubungan v dan a gerak GLBB memenuhi persamaan beriku. v = v 0 + a... (3.14) dengan : v = kecepaan sesaa (m/s) v 0 = kecepaan awal (m/s) a = percepaan (m/s 2 ) = selang waku (s) CONTOH 3.8 Sebuah mobil pembalap memulai geraknya dengan kecepaan 10 m/s. Mesin mobil ersebu mampu memberikan percepaan yang eap 2 m/s 2. Berapakah kecepaan mobil ersebu seelah bergerak 10 s?

17 Kinemaika Gerak Lurus 61 Penyelesaian v 0 = 10 m/s, a = 2 m/s 2, = 10 s Kecepaan mobil ersebu seelah 10 s memenuhi: v = v 0 + a = = 30 m/s Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Dari awal geraknya sebuah benda elah mengalami percepaan eap 1,5 m/s 2. Jika saa 20 s seelah bergerak kecepaannya menunjukkan nilai 45 m/s maka berapakah kecepaan awal benda ersebu? c. Jarak empuh benda Grafik kecepaan dan persamaannya elah kalian pelajari di sub bab ini. Tenu kalian bisa mengembangkannya unuk menenukan hubungan jarak empuh benda dengan kecepaan dan percepaan pada gerak GLBB. Jika dikeahui grafik v- maka jarak empuh benda dapa dienukan dari luas yang dibaasi oleh kurvanya. Coba kalian inga kembali persamaan 3.8. Persamaan ini dapa dierapkan pada grafik v- gerak GLBB yang erliha pada Gambar 3.18(b). Perhaikan gambar ersebu! Jika benda awal di iik acuan maka jarak benda seelah deik memenuhi: S = luas (rapesium) rapesium : daerah erarsir Gambar 3.18(b) Akiflah Percepaan gerak benda ada dua macam yaiu percepaan (kecepaan berambah) dan perlambaan (kecepaan berkurang). Coba kalian diskusikan bersama eman-eman kalian: a. Bagimana benuk grafik a-, v- dan S- gerak ersebu? b. Coba perkirakan apa yang erjadi pada gerak diperlamba seelah berheni! S = (jumlah sisi sejajar). inggi S = (v 0 + v) Subsiusikan nilai v dari persamaan 3.14 dapa diperoleh: S = (v 0 + v 0 + a ) = v 0 + a 2 Jadi jarak empuh benda pada saa deik memenuhi persamaan beriku. S = v 0 + a 2... (3.15) Hubungan persamaan 3.15 ini dapa digambarkan dengan grafik S- dan hasilnya akan sesuai dengan grafik pada Gambar 3.18(c). CONTOH 3.9 Sebuah pesawa erbang dipercepa dari kecepaan 20 m/s menjadi 40 m/s dalam waku 10 sekon. Berapakah jarak yang diempuh pesawa dalam waku ersebu?

18 62 Fisika SMA Kelas X Penyelesaian v 0 = 20 m/s, v = 40 m/s = 10 s Percepaan pesawa dapa dienukan dengan persamaan v = v0 + a Pening Penggunaan persamaan 3.15 memang banyak dan sering digunakan. Teapi jika dikeahui v 0 dan v seperi soal pada conoh 3.9 maka hubungan: S = (v 0 + v ) dapa mempercepa. Perhaikan penyelesaian beriku. S = (v 0 + v) = ( ). 10 = 300 m 20 = 40 + a. 10 a = 2 m/s 2 Dari nilai percepaan ini dapa dienukan jarak empuh pesawa sebagai beriku. S = v 0 + a 2 = = 300 m Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Kerea api yang sedang melaju dengan kecepaan 30 m/s harus diperlamba karena sudah deka dengan sasiunnya. Agar kerea epa berheni di empa sasiun iu dan kerea mampu diperlamba 5 m/s 2 maka berapakah jarak dari sasiun iu kerea mulai diperlamba? Persamaan 3.14 dan 3.15 dapa digolongkan menjadi hubungan baru. Coba kalian perhaikan persamaan Dari persamaan ini dapa dienukan waku memenuhi persamaan beriku. = Nilai ini dapa kalian subsiusikan pada persamaan Perhaikan subsiusi beriku. S = v 0 + a 2 S = v 0 + a S = + S = 2 as = v 2 v 0 2 Dari persamaan di aas diperoleh hubungan S, v dan a pada gerak GLBB seperi persamaan di bawah. v 2 = v as... (3.16)

19 Kinemaika Gerak Lurus 63 CONTOH 3.10 Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan kecepaan 10 m/s. Karena jalannya sepi dan lurus pengemudinya mempercepa mobilnya sebesar 0,5 m/s 2 hingga kecepaannya menjadi 30 m/s. Berapakah jarak yang diempuh mobil selama iu? Penyelesaian v 0 = 10 m/s v = 30 m/s a = 0,5 m/s 2 Jarak empuh benda memenuhi: v 2 2 = v a S 30 2 = ,5. S 900 = S S = 800 m Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Pesawa erbang dapa dipercepa 10 m/s 2 unuk menyiapkan lepas landasnya. Pesawa bergerak dari keadaan diam dan pesawa mulai erangka seelah kecepaannya 150 m/s. Berapakah jarak landasan minimal yang dibuuhkan pesawa ersebu? 2. Gerak Jauh Bebas a. Gerak verikal Benda jauh enu idak asing lagi bagi kalian. Bahkan mungkin kalian pernah jauh dari pohon. Benda jauh ini merupakan conoh dari gerak lurus dengan percepaan eap (GLBB) yaiu sama dengan percepaan graviasi. Percepaan graviasi dapa digunakan pembulaan sebesar g = 10 m/s 2. Percepaan graviasi ini juga bekerja pada benda yang dilemparkan ke aas eapi akan memperlamba gerak benda. Sehingga secara umum percepaan graviasi berlaku unuk gerak verikal. Persamaan-persamaan pada gerak verikal dapa menggunakan persamaan 3.14, 3.15 dan 3.16 dengan jarak menggunakan keinggian dan percepaannya g. Dari persamaan iu dapa diurunkan hubungan beriku. (a) v = v 0 ± g dengan : v (b) h = v 0 ± g 2... (3.17) (c) v 2 = v 0 2 ± 2 g h = kecepaan benda (m/s) Pening Persamaan 3.16 ini sanga bermanfaa unuk menenukan hubungan v 0 dengan a dan S pada benda yang diperlamba hingga berheni (v = 0). Hubungannya adalah: 2 v 0 = 2 a S Cobalah membukikannya! h Gambar 3.20 Gerak benda bebas

20 64 Fisika SMA Kelas X v 0 = kecepaan awal benda (m/s) h = keinggian benda (m) g = percepaan graviasi (10 m/s 2 ) = waku gerak (s) (±) = operasi yang berari (+) jika bergerak ke bawah dan ( ) jika bergerak ke aas CONTOH 3.11 h v v 0 Gambar 3.21 Akiflah Sebuah bau dilemparkan ke aas dengan kecepaan awal v 0 dari aas gedung seinggi h. Jika dianya waku yang dibuuhkan bau saa mencapai anah maka diskusikan: a. Apakah bisa diselesaikan dengan gerak verikal (a = g)? b. Jika bisa, bagaimana langkah-langkah kalian? c. Bagaimana jika digunakan a = + g? Sebuah benda dilemparkan ke aas dengan kecepaan awal 20 m/s. Berapakah keinggian benda ersebu saa kecepaannya menjadi 5 m/s? Penyelesaian v 0 = 20 m/s v = 5 m/s g = 10 m/s 2 Waku yang dibuuhkan benda dapa dienukan dengan persamaan kecepaan beriku. v = v 0 g (( ) karena ke aas) 5 = = 1,5 s Berari keinggiannya dapa diperoleh: h = v 0 g 2 = 20. 1,5.10. (1,5) = 18,75 m Meode kedua Nilai h dapa dienukan dari persamaan 3.17(c). v 2 2 = v 0 2 g h 20 2 = h 400 = h h = 18,75 m Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Benda dilemparkan ke bawah dengan kecepaan awal 10 m/s. Tenukan: a. kecepaan benda seelah 5 s, b. jarak empuh benda seelah 5 s, c. jarak empuh benda saa kecepaan benda 20 m/s!

21 Kinemaika Gerak Lurus 65 b. Gerak jauh bebas Seperi penjelasan di depan, gerak jauh ermasuk gerak verikal. Teapi apa yang dimaksud dengan jauh bebas? Kaa bebas diambahkan unuk gerak jauh yang idak memiliki kecepaan awal (v 0 = 0). Pada zaman Arisoeles, orang-orang berpandangan bahwa benda jauh akan membuuhkan waku yang erganung pada massa bendanya. Arisoeles berpandangan: benda yang bermassa lebih besar akan sampai di anah lebih cepa. Pandangan ini masih banyak dianggap benar oleh masyaraka sekarang yang idak memahaminya. Padahal pandangan Arisoeles ini elah dienang oleh Galileo. Galileo ( ) seorang ilmuwan yang membuka pandangan baru enang peningnya bereksperimen. Galileo melakukan eksperimen enang benda jauh bebas, dianaranya melakukan pengukuran benda jauh di menara Pisa. Hasil eksperimen iu menunjukkan bahwa waku yang dibuuhkan benda jauh idak erganung pada massanya eapi erganung pada keinggiannya. Benarkah pandangan Galileo iu? Kebenarannya dapa kalian bukikan dengan eksperimen sendiri aau secara maemais dari persamaan Coba kalian subsiusikan nilai v 0 = 0 pada persamaan 3.17(b). Hasilnya sebagai beriku. Gambar 3.22 Galileo Galilei h = v 0 + g 2 h = 0 + g 2 = Jadi seiap benda jauh dari keinggian h seperi pada Gambar 3.23 akan membuuhkan waku sebesar: =... (3.18) Dari persamaan 3.18 erliha bahwa pandangan Galileo adalah benar. Bagaimana dengan kecepaan jauhnya? Unuk mendapakan kecepaan jauh benda yaiu kecepaan benda jauh sesaa sampai di anah dapa kalian subsiusikan nilai v 0 = 0 dan di aas pada persamaan 3.17(a) sehingga diperoleh seperi beriku. v = v 0 + g v = 0 + g v =... (3.19)

22 66 Fisika SMA Kelas X CONTOH 3.12 Akiflah Sebuah benda bermassa m dilemparkan epa verikal ke aas dengan kecepaan v dan mencapai keinggian maksimum h. Percepaan grafiasi sama dengan g. a. Tenukan hubungan v dengan h! b. Bagaimanakah hubungan persamaan yang kalian peroleh dengan persamaan 3.19? Buah mangga (m = 0,3 kg) jauh dari pohonnya dengan keinggian 2 m. Sedangkan buah kelapa (m = 0,3 kg) jauh dari aas pohonnya berkeinggian 8 m. Tenukan: a. perbandingan waku jauh buah mangga dan buah kelapa, b. perbandingan kecepaan jauh buah mangga dan buah kelapa! Penyelesaian h 1 = 2 m (mangga) h 2 = 8 m (kelapa) g = 10 m/s 2 a. waku jauh Waku jauh buah mangga memenuhi: 1 = = = s Dengan persamaan yang sama dapa diperoleh waku jauh buah kelapa sebesar: 2 = = = s Perbandingannya: b. Kecepaan jauh Kecepaan jauh buah mangga sebesar: v 1 = = = 2 m/s Dengan persamaan yang sama diperoleh kecepaan jauh buah kelapa sebesar: v 2 = = = 4 m/s Berari perbandingan kecepaan jauh buah mangga dan buah kelapa dapa diperoleh:

23 Kinemaika Gerak Lurus 67 Konsep Kesebandingan: Jika dianyakan perbandingan maka dapa dienukan dengan kesebandingan dua besaran. waku jauh : ~ Berari : = = = Kecepaan jauh : v ~ Berari : = = = Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Sebuah bau dijauhkan dari keinggian h di aas anah memiliki waku jauh 1 s. Tenukan: a. kecepaan jauh benda ersebu, b. waku jauh jika keinggiannya dijadikan 4 h! 3. Gerak Relaif Seiap gerak benda dapa dianggap sebagai gerak relaif. Tidak hanya gerak lurus berauran (GLB) seperi di depan, pada gerak lurus berubah berauran (GLBB) juga berlaku gerak relaif. Pada gerak GLBB ini akan dikenal jarak relaif, kecepaan relaif dan percepaan relaif. Sesuai dengan gerak relaif pada GLB maka pada gerak relaif GLBB akan berlaku: ΔS = S 2 S 1 Δv = v 2 v 1... (3.20) Δa = a 2 a 1 Dari persamaan 3.20 erliha adanya ambahan percepaan relaif. Unuk lebih memahami gerak relaif pada gerak lurus berubah berauran (GLBB) ini cermai conoh soal beriku. CONTOH 3.13 Pesawa A dari kecepaan 160 m/s dipercepa 6 m/s 2 unuk mengejar pesawa B yang berada di depannya. Melalui pendeeksi radar, pesawa B dikeahui pada saa iu sedang bergerak dengan kecepaan 120 m/s dan percepaan 8 m/s 2. Jika jarak saa erdeeksi 400 m maka berapa waku yang dibuuhkan pesawa A hingga dapa mengejar pesawa B? Akiflah Benda A dan B mengalami percepaan dengan besar dan arah seperi gambar. Coba kalian enukan percepaan benda A relaif erhadap benda B. a. Gerak mendaar : A a A = 4 m/s 2B a B = 2 m/s 2 b. Benda jauh A g g B

24 68 Fisika SMA Kelas X v A v B empa beremu Gambar 3.23 Gerak relaif pesawa A 400 m B S B C S A Penyelesaian Pesawa A dapa beremu dengan pesawa B saa di iik C sehingga berlaku hubungan seperi erliha pada Gambar Dari gambar ersebu berlaku: S B = S A Pening Relaif vekor berari pengurangan vekor. Jika dua vekor berlawanan arah maka dapa menjadi penjumlahan. v 1 v 2 v rel = v 1 v 2 v 1 -v 1 v rel = v 1 ( v 2 ) = v 1 + v v B + a B 2 = v A +. a A = (120 60) + (4 3) 2 = = 0 ( 20) ( 20) = 0 = 20 s Konsep gerak relaif Pesawa A mengejar pesawa B berari dapa digunakan gerak relaif A erhadap B. ΔS = 400 m Δv = v A v B = = 40 m/s Δa = a A a B = 6 8 = 2 m/s 2 Dari nilai-nilai ini berlaku: ΔS = Δv + Δa = (-2) = 0 = 20 s Unuk lebih memahami conoh ini dapa kalian coba soal beriku. Peluru A dan peluru B diembakkan epa verikal ke aas dengan kecepaan awal masing-masing 100 m/s dan 90 m/s. Tenukan jarak kedua peluru pada 5 deik perama!

25 Kinemaika Gerak Lurus 69 LATIHAN Coba kalian jelaskan mengapa suau gerak benda dinamakan gerak lurus berubah berauran! 2. Sebuah benda yang bergerak GLBB memiliki grafik kecepaan v erhadap waku seperi gambar beriku. Gambarkan grafik percepaan erhadap waku (a-) dan jarak empuh erhadap waku (S-) gerak benda dari grafik v- ersebu! v Pada suau perlombaan balap sepeda moor, seorang pembalap langsung memberikan kecepaan awal pada sepedanya sebesar 15 m/s. Percepaan yang dihasilkan dari mesinnya 3 m/s 2. Tenukan: a. kecepaan sepeda moornya pada 20 s perama, b. jarak empuh sepeda moor pada 20 s perama! 4. Pada saa landing, sebuah pesawa dapa diperlamba sebesar 10 m/s 2. Pada saa pesawa epa menyenuh landasan kecepaannya masih 40 m/s. Jika perlambaannya eap maka enukan: a. waku yang dibuuhkan pesawa hingga berheni, b. panjang landasan minimal yang dibuuhkan pesawa! 5. Gerak sebuah mobil dapa dideeksi kecepaannya. Kecepaan mobil ersebu berubah erhadap waku sesuai grafik beriku. Tenukan: a. percepaan mobil pada = 20 s dan = 100 s, b. jarak empuh mobil pada = 40 s dan = 120 s! Sebuah peluru diembakkan verikal ke aas dengan kecepaan awal 100 m/s. Percepaan graviasi g = 10 m/s 2. Tenukan: a. keinggian peluru pada 5 s perama, b. keinggian maksimum, c. waku yang dibuuhkan hingga peluru kembali ke iik awal! 7. Sebuah balon naik epa verikal sambil membawa beban dengan kecepaan eap 10 m/s. Keika balon berada pada keinggian 75 m, sebuah beban dilepaskan. Berapakah waku yang dibuuhkan beban ersebu unuk mencapai anah? 8. Coba kalian jelaskan, fakor-fakor apa saja yang dapa mempengaruhi waku jauh dan kecepaan jauh? Bukikan penjelasan kalian! 9. Sebuah bola bekel dijauhkan dari keinggian 8 m di aas anah. Percepaan graviasi g = 10 m/s 2. Tenukan: a. kecepaan bola saa ingginya 3 m di aas anah, b. waku jauh bola saa ingginya 3 m di aas anah! 10. Benda A dilemparkan verikal ke bawah dari keinggian 100 m dari anah dengan kecepaan awal 10 m/s. Pada saa yang bersamaan benda B dilempar verikal ke aas dengan kecepaan awal 40 m/s dari anah epa segaris benda A. Tenukan: a. kapan kedua benda beremu, b. keinggian dari anah kedua benda beremu!

26 70 Fisika SMA Kelas X Rangkuman Bab 3 1. Besaran-besaran pada Gerak Pada kinemaika gerak lurus dikenal dua jenis besaran yaiu besaran vekor dan besaran skalar dengan definisi sebagai beriku. Besaran Vekor 1. Perpindahan, yaiu perubahan posisi. ΔS 2 = Δx 2 + Δy 2 Δx = x 2 x 1 Δy = y 2 y 1 2. Kecepaan raa-raa adalah perpindahan iap sau sauan waku. = Kecepaan sesaa adalah kecepaan pada saa i u s a j a. P a d a g r a f i k S- menyaakan gradien garis singgung kurva. v = g α 3. Percepaan raa-raa adalah perubahan kecepaan iap sau sauan waku. Besaran Skalar 1. Jarak empuh, yaiu panjang linasannya. S = Δx + Δy 2. Kelajuan raa-raa adalah jarak empuh iap sau sauan waku. = Kelajuan sesaa sama dengan besar kecepaan sesaa. 3. Perlajuan raa-raa adalah perubahan kelajuan iap sau sauan waku. Grafik v- gerak GLB: v Grafik S- gerak GLB: S = Percepaan sesaa adalah percepaan pada saa iu saja. Pada grafik v- menyaakan gradien garis singgung kurva. a = g α = Perlajuan sesaa menyaakan besar percepaan sesaa. 2. Gerak lurus berauran (GLB) Gerak GLB adalah gerak yang memiliki sifa-sifa: a. linasan lurus, b. percepaan nol, kecepaan eap, v = eap S = S 0 + v c. grafiknya memenuhi gambar di samping.

27 Kinemaika Gerak Lurus Gerak lurus berubah berauran (GLBB) GLBB adalah gerak yang memiliki sifa-sifa: a. linasan lurus, b. percepannya eap (a = eap), c. kecepaannya berubah berauran, v = v 0 + a S = v 0 + a 2 v 2 = v a S d. grafiknya memenuhi gambar di samping. 4. Gerak verikal Gerak verikal merupakan conoh dari gerak lurus berubah berauran dengan sifa-sifa: a. percepaannya a = ± g (g = 10 m/s 2 ), nilai (+) unuk gerak verikal ke bawah dan ( ) unuk verikal ke aas. b. jaraknya sama dengan keinggian h, c. Berlaku persamaan: v = v 0 ± g Grafik a- gerak GLBB : a a Grafik v- gerak GLBB : v v 0 Grafik S- gerak GLBB : S h = v 0 ± g 2 v 2 = v 0 2 ± 2 g h 5. Gerak jauh bebas Gerak jauh bebas ermasuk gerak verikal ke bawah dengan kecepaan awal nol (v 0 = 0). Sehingga diperoleh: waku jauh : = kecepaan jauh : v =

28 72 Fisika SMA Kelas X Evaluasi Bab 3 Pilihlah jawaban yang benar pada soal-soal beriku dan kerjakan di buku ugas kalian. 1. Sebuah parikel bergerak pada sumbu X dari iik A ingin menuju B eapi melalui iik C erlebih dahulu, ernyaa membuuhkan waku 10 sekon. Jika seiap skala 1 m maka parikel elah menempuh linasan sepanjang... B A C X A. 3 m D. 8 m B. 4 m E. 10 m C. 7 m 2. Dari soal nomor 1, maka kecepaan raa-raa parikel sebesar... A. 0,3 m/s D. 0,4 m/s B. 0,4 m/s E. 1 m/s C. 1 m/s 3. Seseorang berjalan lurus 30 m ke bara dalam waku 70 sekon dan kemudian 20 m ke imur dalam waku 30 sekon. Kelajuan raa-raa dan kecepaan raa-raa orang ersebu dalam perjalanannya adalah... A. 0,5 m/s dan 0,1 m/s ke bara B. 0,1 m/s dan 0,1 m/s ke imur C. 0,1 m/s dan 0,1 m/s ke bara D. 0,5 m/s dan 0,1 m/s ke imur E. 0,5 m/s dan 0,5 m/s ke uara 4. Grafik di bawah menyaakan hubungan anara jarak (S) dan waku () dari benda yang bergerak. Bila S dalam meer dan dalam deik, maka kecepaan raaraa benda adalah S... (m) A. 0,60 m/s 10 B. 1,67 m/s C. 2,50 m/s 5 D. 3,00 m/s E. 4,60 m/s (EBTANAS, 2001) 5. Perubahan besar kecepaan iap saa sebuah benda yang bergerak dapa diliha seperi gambar. Jarak yang diempuh seelah 10 sekon adalah... v (km/jam) A. 720 m B. 360 m 72 C. 200 m D. 72 m E. 20 m Sebuah benda bergerak dari sebuah iik yang berjarak 10 m dari A melalui garis lurus menuju A. Jika kecepaan parikel 1,5 m/s maka seelah 4 sekon kedudukan benda dari A sejauh... A. 16 m D. 4 m B. 14 m E. 2 m C. 6 m 7. Dua koa A dan B berjarak 200 km. Dari A berangka mobil dengan kecepaan eap 30 km/jam ke arah koa B. Pada saa yang bersamaan dari koa B berangkalah mobil dengan kecepaan eap 20 km/jam menuju A. Kedua mobil akan beremu seelah. A. 20 jam, 600 km dari A B. 20 jam, 400 km dari B C. 20 jam, 60 km dari A D. 4 jam, 120 km dari A E. 4 jam, 120 km dari B 8. Dua orang pelari, dari empa yang sama berlari menuju arah yang sama. Orang perama bergerak dengan kecepaan 5 m/s, 4 sekon kemudian orang kedua bergerak dengan kecepaan 8 m/s. Seelah berapa sekon orang kedua bergerak menyusul orang perama... A. sekon B. sekon

29 Kinemaika Gerak Lurus 73 C. sekon E. sekon D. sekon 9. Sebuah Perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 meer dan kecepaan arus airnya 4 m/s. Bila perahu diarahkan menyilang egak lurus sungai dengan kecepaan 3 m/ s, maka seelah sampai di seberang perahu elah menempuh linasan sejauh... A. 180 m D. 320 m B. 240 m E. 360 m C. 300 m (UMPTN, 1990) 10. Sebuah benda bergerak dengan kecepaan awal 2 m/s arah sumbu X posiif kemudian diperlamba hingga dalam waku 5 deik mencapai kecepaan 6 m/s arah sumbu X negaif. Percepaan raa-raa gerak benda adalah... A. 0,8 m/s 2 arah X posiif B. 0,8 m/s 2 arah X negaif C. 1,6 m/s 2 arah X posiif D. 1,6 m/s 2 arah X negaif E. 8 m/s 2 arah X negaif 11. Sebuah mobil bergerak lurus dengan grafik kecepaan erhadap waku seperi gambar. Pada inerval waku anara 10 hingga 12 deik, mobil bergerak A. lurus diperlamba dengan perlambaan 10 m/s 2 B. lurus dipercepa dengan percepaan 10 m/s 2 C. lurus dipercepa dengan percepaan 5 m/s 2 D. lurus diperlamba dengan perlam-baan 5 m/s 2 E. lurus berauran dengan kecepaan eap 10 m/s 12. Sebuah mobil mula-mula diam. Kemudian mobil iu dihidupkan dan mobil bergerak dengan percepaan eap 2 m/s 2. Seelah mobil bergerak selama 10 s mesinnya dimaikan, mobil mengalami perlambaan eap dan mobil berheni 10 s kemudian. Jarak yang masih diempuh mobil mulai dari saa mesin dimaikan sampai berheni adalah. A. 210 m D. 100 m B. 200 m E. 20 m C. 195 m (SPMB, 2002) 13. Seorang mengendarai mobil dengan kecepaan 90 km/jam, iba-iba meliha seorang anak kecil di engah jalan pada jarak 200 m dimukanya. Jika mobil direm dengan perlambaan maksimum sebesar 1,25 m/s 2, maka erjadi perisiwa... A. mobil epa akan berheni di muka anak iu B. mobil langsung berheni C. mobil berheni jauh di muka anak iu D. mobil berheni sewaku menabrak anak iu E. mobil baru berheni seelah menabrak anak iu (UMPTN, 1995) 14. Sebuah benda berubah gerak secara berauran dari kecepaan 2 m/s sampai diam, jarak yang dicapainya adalah 1 meer. Gerak benda iu dapa diunjukkan oleh grafik kecepaan (v) erhadap waku (). A. C B. 2 D

30 74 Fisika SMA Kelas X E (UMPTN, 1996) 15. Di bawah merupakan grafik yang menunjukkan hubungan v dan sebuah gerak pesawa. Berapakah percepaan pesawa saa 10 jam perama? v (km/jam) A. 5 km/jam 2 B. 10 km/jam 2 C. 15 km/jam 2 D. 50 km/jam 2 E. 100 km/jam 2 10 (jam) 16. Berdasarkan grafik di bawah ini, jarak yang diempuh benda unuk = 4 deik adalah... A. 20 m 80 B. 60 m 60 C. 80 m D. 140 m E. 200 m Grafik hubungan anara kecepaan v dan wakunya dari mobil P dan mobil Q seperi gambar beriku ini, maka mobil P menyalip mobil Q seelah P menempuh jarak... A m B m P C. 800 m D. 400 m E. 200 m 20 Q Sebuah bau dilempar verikal ke aas dari menara yang ingginya 80 m dan mencapai anah dalam waku 10 deik. Jika g = 10 m/s 2, maka kecepaan awal bau dilemparkan adalah. A. 12 m/s D. 50 m/s B. 42 m/s E. 60 m/s C. 48 m/s 19. Sebuah bola dilempar verikal ke aas. Agar bola kembali ke empa asal pelemparan dalam waku 6 sekon, bola harus memiliki kecepaan awal. A. 15 m s -1 D. 60 m s -1 B. 30 m s -1 E. 120 m s -1 C. 45 m s Bola besi dengan massa 0,2 kg dilepaskan dari keinggian 6 m, jika g = 10 m/s 2, maka kecepaan pada keinggian 1 meer di aas anah adalah... A. 5 m/s D. 10 m/s B. m/s E. 2 m/s C. 5 m/s 21. Benda A dan B masing-masing massanya m A dan m B. Pada saa bersamaan dilepaskan dari keinggian yang sama. Bila waku unuk sampai dianah masing masing A dan B, maka. A. A > B, bila m A > m B B. A < B, bila m A < m B C. A = B, idak dipengaruhi massa D. A > B, bila m A < m B E. A < B, bila m A > m B 22. Buah kelapa dan mangga jauh bersamaan dari keinggian h 1 dan h 2. Bila h 1 : h 2 = 2 : 1, maka perbandingan waku jauh anara buah kelapa dengan buah mangga adalah... A. 1 : 2 D. 2 : 1 B. 1 : 2 E. 2 : 1 C. : Pada waku bersamaan dua buah bola dilempar ke aas, masing-masing dengan kelajuan v 1 = 10 m/s (bola I) dan v 2 = 20 m/s (bola II). Jarak anara kedua bola pada saa bola I mencapai iik eringgi adalah... A. 30 m D. 15 m B. 25 m E. 10 m C. 20 m (UMPTN,1997)

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 01

Xpedia Fisika. Mekanika 01 Xpedia Fisika Mekanika 01 Doc. Name: XPFI0101 Doc. ersion : 2012-07 halaman 1 01. Manakah pernyaaan di bawah ini yang benar? (A) Perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran vekor. (B) Perpindahaan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

BAB I PERSAMAAN GERAK

BAB I PERSAMAAN GERAK BAB I PERSAMAAN GERAK. Seseorang mengendarai mobil menuju sebuah koa A ang berjarak 6 km dengan arah imur lau. Naakan ekor perpindahan r dalam noasi ekor sauan dengan menggunakan sisem koordina ke imur,

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1 Chaper 4 hogasaragih.wordpress.com 1 7. Sebuah kerea dengan kecepaan konsan 60 km/jam menuju ke imur dalam waku 40 meni, kemudian bergerak ke imur degngan sudu 50 dari uara dalam waku 0 meni dan kemudian

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

Gerak Lurus. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

Gerak Lurus. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran Bab II Tujuan Pembelajaran Anda dapa menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepaan dan percepaan konsan. Sumber: Caalogue (GK) 1998 Pada peluncuran sebuah roke, roke akan menempuh linasan lurus

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata 7//8 Mengunakan deekor ulrasonic Mengukur jarak suau objek dengan gelombang ulrasonic Bagaimana cara kerjana? Sensor memancarkan pulsa ulrasonic Mengukur waku anara dipancarkan dan dierima Mengukur jarak

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran KISI-KISI SOAL Sauan Pendidikan Kelas Maa Pelajaran Maeri Waku : Sekolah Menengah Perama (SMP) : VIII C : IPA : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda : 2 jam pelajaran No Kompeensi Dasar Indikaor Soal Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v Tryou SBMPTN Fisika Doc. Name: TOSBMPTN1FIS Doc. ersion : 216-5 halaman 1 m v H 1/ 2m θ 1 2 v Dua meriam menembak bersamaan. Massa bola meriam yang diembakan dari anah seengah kali massa bola meriam yang

Lebih terperinci

Kinematika. Posisi ; kedudukan suatu benda disuatu saat relatif terhadap suatu titik acuan.

Kinematika. Posisi ; kedudukan suatu benda disuatu saat relatif terhadap suatu titik acuan. Kinemaika mempelajari erak benda anpa mempelajari penyebabnya. Posisi ; kedudukan suau benda disuau saa relaif erhadap suau iik acuan. Linasan ; S ab perpindahan suau benda dari suau posisi ke ab p p p

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS 1 BAB MOMENTUM DAN IMPULS Conoh 8.1 Sebuah benda bermassa 5 kg yang bergerak dengan kecepaan 3 m/s ke arah imur dikenai gaya yang menyebabkan kecepaannya berubah menjadi 7 m/s dalam arah semula. Tenukan

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1988

Fisika EBTANAS Tahun 1988 Fisika TANAS Tahun 1988 TANAS-88-01 Dua buah kapasior masing-masing mempunyai kapasias µf dan 4 µf dirangkai seri. Kapasias pengganinya A. 1 µf. 6 1 µf 3 µf 4 C. D. 4 µf 3. 6 µf TANAS-88-0 Gaya gerak lisrik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

II. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya?

II. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya? rumus luas layang-layang dengan pendekaan luas segiiga 1. Memahami konsep luas segiiga 2. Memahami layang-layang dan unsur-unsurnya (pengerian layanglayang dan diagonal-diagonalnya) Langkah 1 Gb. 11.2

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Pendahuluan Modul yang ke- dari maa kuliah Aljabar Linear ini akan mendiskusikan beberapa konsep yang berguna bagi kia sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah. Peranyaan 40-41 berhubungan dengan elekroskop yang diunjukan pada gambar di bawah. 41. Keika baang bermuaan posiif berada di deka kepala elekroskop, elekroskop dihubungkan dengan anah melalui sebuah kawa.

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1 BAB 7 LIMIT FUNGSI Sandar Kompeensi Menggunakan konsep i fungsi dan urunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompeensi Dasar. Menjelaskan secara inuiif ari i fungsi di suau iik dan di akhingga. Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

[1.7 Hukum Kekekalan Energi]

[1.7 Hukum Kekekalan Energi] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 07 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [.7 Hukum Kekekalan Eneri] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 07 .7

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Indikator Ketercapaian Kompetensi Merumuskan. Alokas i Waktu 8x45. Tingkat Ranah. Tingkat Ranah. Materi Pembelajaran

Indikator Ketercapaian Kompetensi Merumuskan. Alokas i Waktu 8x45. Tingkat Ranah. Tingkat Ranah. Materi Pembelajaran SILABUS Nama Sekolah : SMA N 78 JAKARTA Maa Pelajaran : MATEMATIKA LANJUTAN Beban Belajar : 2 sks STANDAR KOMPETENSI: 1. Menyusun lingkaran dan garis singgungnya. Dasar 1.1 Menyusun lingkaran yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci