PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST)"

Transkripsi

1 Seinar Nasional Psioeri EVALUASI KARAKTERISTIK PSIKOMETRI INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST Ei Rahawai Universias Suaera Uara ABSTRAK. Inelligenz Sruur Tes (IST erupaan sau dari banya es enguur ineligensi yang asih sering digunaan esipun usianya lebih dari ahun seja peraa seali diadapasi e dala versi Indonesia. Measian bahwa aieaie IST asih eilii ualias yang bai unu digunaan sebagai dasar pengabilan epuusan dirasaan perlu agar ida erjadi esalahan dala pengabilan epuusan aiba penggunaannya. Peneliian ini berujuan unu engevaluasi apaah IST asih eilii ualias yang bai dengan enganalisis inga esuaran aie, daya disriinasi aie, dan peluang ebaan seu enggunaan pendeaan ie response heory dengan eode arginal asiu lielihood enggunaan Progra R. Pendeaan ie response heory digunaan arena eapuan eori ini engesiasi araerisi psioeri aie anpa erganung oleh araerisi pesera, dan sebalinya araerisi pesera anpa erganung pada araerisi psioeri aie sehingga dapa enghasilan penguuran yang equivalen pada pesera dari berbagai elopo peneliian yang berbeda dan lebih dapa dipercaya. Hasil analisis enunjuan bahwa.% dari aieaie IST yang dianalisis eilii araerisi psioeri yang urang bai enuru baasan psioeri. Kaa unci : Karaerisi Psioeri, Ie Response Theory, Inelligenz Sruur Tes (IST A. Laar Belaang Hasil penguuran yang dapa dipercaya, diperoleh dari es yang eilii ualias yang dapa dipercaya. Measian bahwa es yang ia gunaan eilii ualias yang bai adalah erupaan eharusan. Terlebih pada eses yang hasilnya aan dipergunaan sebagai dasar pengabilan epuusan unu enenuan posisi pening individu seperi dala pelasanaan reruen, penepaan, bai dala seing pendidian aupun organisasi. Penggunaan es dala bidang Psiologi adalah suau yang sanga sering dilauan dala pengabilan epuusan. Bahan ida jarang, hasil dari es yang dilauan digunaan sebagai sausaunya peribangan dala engabil epuusan. Tes yang asih sanga sering digunaan sapai saa ini berdasaran pengaaan penelii, eruaa adalah Inelligenz Sruure Tes (IST. IST pernah dievaluasi elalui peneliian yang dilauan oleh beberapa penelii dari Faulas Psiologi Universias Suaera Uara pada ahun. Evaluasi araerisi IST yang elah dilauan enggunaan pendeaan eori lasi. Pendeaan yang digunaan dala evaluasi araerisi psioeris sebuah es juga enenuan hasil evaluasi. Mesipun pendeaan eori lasi erupaan pendeaan yang eilii dasar yang sanga ua eapi ada beberapa eerbaas yang diilii yang aan epengaruhi paraeer yang diesiasi. Sebuah pendeaan yang relaif lebih baru elengapi eori es lasi dala bidang penguuran. Pendeaan yang dienal dengan Ie Response Theory, elengapi eori es lasi dengan engaasi eerganungan uuran ciri pesera erhadap ciri aie, sera eerganungan uuran ciri aie erhadap pesera es. Sehingga dapa enghasilan penguuran yang equivalen pada pesera dari berbagai elopo esperien yang berbeda. Hal ini eilii peranan yang sanga pening unu eliha perbedaan pada suau aribu dala peneliian linas budaya. Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

2 Seinar Nasional Psioeri Inelligenz Sruur Tes (IST erupaan sau dari banya es yang asih sering digunaan. Dengan deiian, easian apaah IST asih eilii ualias yang bai dan apaah es ini benarbenar presisi digunaan sebagai dasar pengabilan epuusan dirasaan perlu agar ida erjadi esalahan dala pengabilan epuusan aiba penggunaannya. Menginga evaluasi yang elah dilauan asih enggunaan pendeaan eori lasi aa dirasa belu cuup unu easian ualias IST. Oleh arena iu, peneliian ini dilauan unu engevaluasi araerisi IST enggunaan pendeaan ie response heory. B. Kajian Pusaa. Teori Respons Aie Ie response heory endasaran diri pada sifasifa aau eapuan laen yang endasari inerja aau perforansi pesera erhadap aie es erenu. Hableon, d ( engeuaan bahwa ie response heory bersandar pada posula dasar, yaiu : a. Perforansi pesera dala suau es dapa dipredisi dengan seupulan faor yang disebu rai, ciri laen aau eapuan. b. Hubungan anara perforansi pesera dengan seupulan rai yang endasarinya dapa digabaran dengan fungsi yang eninga secara onoon yang disebu ie characerisic curve (ICC. Fungsi ini enunjuan bahwa bila erjadi peningaan rai, probabilias jawaban benar juga eninga. Asusi Ie Response Theory Sebelu enggunaan ie response heory, ada beberapa asusi yang harus dipenuhi unu enenuan apaah ie response heory erupaan ehni yang epa unu digunaan. Menuru Hableon, d (, Naga (, Scheunean dan Bleisein ( asusi yang harus dipenuhi adalah unidiensi, independensi loal, dan ie characerisic curve (ICC.. Unidiensi Ie response heory ensyaraan seiap aie hanya enguur sau ciri pesera. Unidiensi diuur sebagai deraja eerganungan suau aie secara saisi. erganungan diarian sebagai rai aau eapuan unggal (Crocer & Algina,.. Independensi loal Bila enggunaan ie response heory, diasusian bahwa respon pada aie yang sau bebas dari pengaruh respon pada aie lain jia eapuan yang epengaruhi perforansi dibua onsan. Sehingga jia eapuan disaaan pada aie, aie ida saling berhubungan (Hableon, d,. Asusi independensi loal erpenuhi jia asusi unidiensi erpenuhi. Naun asusi independensi loal dapa erpenuhi pada es esipun asusi unidiensi ida erpenuhi. Menuru Fennessy, d, Thissen, d, Seinberg dan Mooney, jia independensi loal ida erpenuhi aa hasil esiasi paraeer aie, paraeer eapuan, dan saisi es yang lain ida aura (Zenisy, d,. Kurva araerisi aie Ie characerisic curve (ICC dapa ereflesian hubungan yang sebenarnya anara eapuan dan respon pesera erhadap aie es, oleh arena iu paraeer aie dan paraeer pesera harus invarian. (Naga,. a. ParaeerParaeer dala Ie Response Theory Ie characerisic curve (ICC dala ie response heory dibenu dengan iga unsur, yaiu paraeer aie, paraeer pesera dan jawaban pesera erhadap aie. Seenara iu jawaban pesera erhadap aie dienuan oleh paraeer aie dan paraeer pesera. Paraeer aie erdiri dari inga esulian aie yang dilabangan dengan b, daya beda aie yang dilabangan dengan a dan peluang ebaan seu yang dilabangan dengan c, Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

3 Seinar Nasional Psioeri sedangan paraeer pesera dilabangan dengan hea ( dan respon pesera erhadap aie dinyaaan dala benu probabilias enjawab benar yang dilabangan dengan P i ( (Naga,.. Paraeer eapuan ( apuan pesera ida dapa diuur secara langsung, oleh arena iu eapuan diesiasi lewa respon pesera erhadap suau aie. Hal ini yang enyebaban sering disebu sebagai eapuan laen yang endasari suau es. Pada ie response heory, paraeer ebenu suau oninu. Secara eoriis nilainya ebenang dari negaif ida erhingga sapai posiif ida erhinggga. Teapi secara prais nilai yang dianggap cuup berari erlea anara sapai + (Naga,.. Paraeer inga esuaran aie (b Paraeer esulian aie erupaan paraeer loasi yang enunjuan posisi ie characerisic curve (ICC dala sala eapuan. Bila nilai b lebih besar, lebih besar eapuan yang diperluan pesera unu dapa enjawab aie dengan benar, yang berari aie lebih suli. Ie characerisic curve (ICC pada aie yang lebih suli berada disebelah anan aau seain inggi eapuan yang dibuuhan unu enjawab aie dengan benar, lea KKA seain eanan. Seain udah aie aau seain rendah eapuan lea KKA seain eiri (Hableon d,. Menuru Hableon dan Swainahan ( nilai b bergera dari sapai dengan +.. Paraeer daya disriinasi aie (a Dala praenya, indes Daya disriinasi aie enunjuan seberapa bai suau aie dapa ebedaan anara pesera yang eilii eapuan yang inggi dan pesera yang eilii eapuan yang rendah. Nilai daya disriinasi aie bergera dari sapai dengan (Hableon, d,.. Paraeer peluang ebaan seu (c Paraeer c elabangan probabilias pesera yang eilii eapuan rendah dapa enjawab aie suli dengan benar. Secara uu disebu juga dengan paraeer ebaan arena diasusian pesera dapa enjawab aie dengan benar dengan cara eneba. Secara eoriis, nilai c bergera dari sapai dengan. Teapi enuru Baer ( nilai c di aas, ida dapa dieria. b. ModelModel dala Ie Response Theory Paraeer aie dan paraeer pesera dihubungan dengan suau odel ruus yang dienal dengan fungsi araerisi aie (ie characerisic funcion oleh arena iu seelah seua asusi dasar dipenuhi, dipilih odel ie response heory yang aan digunaan. Unu enenuan odel yang epa, perlu dibua asusi enang fungsi araerisi aie. Asusi ini aan ebanu enenuan julah paraeer yang dibuuhan dala odel yang digunaan (Harvey & Thoas,. udian paraeer ersebu digunaan unu eperoleh ie characerisic curve (ICC. Modelodel ie response heory yang sering digunaan adalah odel logisi,, dan paraeer (Hableon, d,.. Model logisi paraeer Model Logisi paraeer sering juga disebu odel Rasch. Sesuai dengan naanya dala odel ini hanya enggunaan paraeer b unu ebedaan anar aie. Dala odel logisi paraeer diasusian hanya esulian aie sebagai araer yang epengaruhi perforansi pesera. Dengan deiian, paraeer a dan paraeer c diasusian onsan unu seua aie.. Model logisi paraeer Model logisi paraeer irip dengan odel logisi paraeer. Hanya ada penabahan eleen dala benu aeaianya, yaiu paraeer daya beda (a dan D. D adalah faor pensalaan, Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

4 Seinar Nasional Psioeri sehingga sala enjadi coco dengan disribusi uulaif noral aau fungsi ogive noral (Hableon, d,. Unu eperoleh odel logisi yang sanga dea dengan odel ogive noral diperluan nilai D =,, arena dengan nilai D =, selisih anara odel ogive noral dengan odel logisi urang dari,, sehingga ia dapa engalihan perhiungan odel ogive noral e perhiungan odel logisi.. Model logisi paraeer Pada odel es pilihan berganda, pesera ungin unu eneba jawaban yang benar. Berbagai eunginan ebaan enyebaban seseorang dengan eapuan yang sanga rendah dapa enjawab aie dengan benar. Bahan eia erea eilii probabilias ejawab aie dengan benar yang sanga rendah pada inga eapuan erea (Harvey & Thoas,. Dengan alasan ini, Birbau pada ahun (Johnson, engebangan generalisasi odel logisi paraeer yang fungsi respon aienya eilii asyo ida endeai nol. c. cocoan Model Alasan uaa peilihan suau odel erenu adalah ecocoannya dengan eadaan daa yang sebenarnya sera seberapa rinci odel ersebu apu enggabaran eadaan daa yang sebenarnya. Seelah odel ia pilih, aa seluruh analisis aan didasaran pada odel ersebu. Suryabraa ( engeuaan bahwa odelodel respon aie pada ie response heory dapa palsu, arinya suau odel respon aie dapa coco dengan suau peranga daa es erenu dapa pula ida, jadi odel ersebu ungin ida dapa secara bai enjelasan daa yang ada. Oleh arena iu, seiap penerapan ie response heory erupaan hal yang esensial unu enguji esesuaian odel dengan daa yang ada. Inelligenz Sruur Tes (IST erupaan es ecerdasan yang disusun berdasaran odel srucural ecerdasan.. IST yang saa ini banya digunaan di Indonesia adalah IST versi hasil adapasi Faulas Psiologi Universias Padjadjaran pada ahun, yang dionsru oleh Rudolf Ahauer di Franfur Jeran pada ahun dan elah engalai beberapa ali revisi. Subes dala IST adalah Sazergänzung (SE elengapi alia, Worauswahl (WA persaaan aa, Analogien (AN analogi verbal, Geeinsaeien (GE sifa yang saa, Rechenaufgaben (RA berhiung, Zahlenreihen (ZR dere anga, Figurenauswahl (FA peilihan gabar/peilihan benu, Würfelaufgaben (WU ugas ubus/laihan balo, dan Meraufgaben (ME ingaan (LPSP UI,. C. Meode Peneliian Daa yang digunaan dala peneliian ini adalah respon jawaban IST dari pesera yang engiui es di Pusa Peneliian dan Pengabdian pada Masyaraa (PM Universias Suaera Uara. Paraeer diesiasi dengan enggunaan pendeaan ie response heory dengan eode esiasi arginal axiu lielihood enggunaan progra R versi.. D. Disusi Dan Pebahasan. Hasil Peneliian a. Hasil Analisis Uji cocoan Model Hasil analisis uji ecocoan odel pada edelapan subes IST disajian pada Tabel. Tabel. Hasil Uji cocoan Model No Subes Model SE PL WA PL AN PL RA PL ZR PL FA PL WU PL ME PL. Inelligenz Sruur Tes (IST Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

5 Berdasaran hasil analisis dieahui bahwa daa pada e ujuh subes IST dapa dijelasan dengan bai oleh odel PL dan subes dengan odel PL. b. Hasil Analisis Paraeer Aie Hasil analisis paraeer aie yang elipui indes esuaran aie, indes daya disriinasi aie, dan peluang ebaan Aie... PROCEEDING Seinar Nasional Psioeri pada asingasing subes IST enggunaan eode Marginal Masiu Lielihood disajian beriu ini : Subes SE Hasil analisis pada aieaie subes SE dieuan bahwa aie subes SE eilii inga esuaran diaas., aie eilii indes daya disriinasi diaas., dan ida ada aie yang eilii nilai peluang ebaan diaas.. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes SE IK Aie IK IDD A A IDD erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran A; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie... Subes WA Hasil esiasi araerisi aieaie subes WA didapaan bahwa aie eilii inga esuaran lebih ecil dari. dan aie diaas. sera aie eilii indes daya disriinasi lebih ecil dari nol. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes WA Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

6 Seinar Nasional Psioeri Aie IKA IDD Aie IKA IDD. Dl Dl Dl erangan : IKA = Indes suaran Aie; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie Subes AN Hasil esiasi araerisi aie subes AN bahwa eseluruhan aie eilii peluang ebaan dibawah., sebanya aie eilii inga esuaran diaas. dan lebih ecil dari.. Sera aie eilii indes daya disriinasi diaas.. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Aie.. Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes AN IK Aie IK IDD A A IDD Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

7 Seinar Nasional Psioeri erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran A; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie Subes RA Hasil esiasi araerisi aieaie subes RA bahwa eseluruhan aie eilii peluang ebaan dibawah., aie yang eilii inga esuaran diaas. dan lebih ecil dari.. sera aie eilii indes daya disriinasi diaas.. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes RA Aie IKA IDD Aie IKA IDD Dl..... erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran A; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie Subes ZR Hasil esiasi araerisi aie subes ZR bahwa eseluruhan aie eilii peluang ebaan dibawah., hanya aie yang eilii inga esuaran lebih ecil dari. dan aie eilii indes daya disriinasi diaas.. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

8 Seinar Nasional Psioeri Aie Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes ZR IK ID Aie IK A D A ID D erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran A; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie Subes FA Hasil esiasi araerisi pada aieaie subes FA dieahui aie eilii peluang ebaan diaas., sebanya aie eilii inga esuaran di aas. dan hanya lebih ecil dari.. Dua aie eilii indes daya disriinasi diaas. dan aie lebih ecil dari nol. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Aie Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes FA IK ID Aie IK ID Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

9 Seinar Nasional Psioeri A D A D erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran A; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie Subes WU Hasil esiasi araerisi aie subes WU dieahui erdapa aie eilii peluang ebaan diaas. dengan eseluruhan aie eilii indes esuaran diaas. dan lebih ecil dari.. Sera erdapa aie yang eilii indes daya disriinasi lebih besar dari.. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Aie Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes WU IK ID Aie IK A D A ID D..... Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

10 Seinar Nasional Psioeri erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran Aie; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie Subes ME Hasil esiasi araerisi aieaie subes ME dieahui eseluruhan aie eilii peluang ebaan dibawah. sera eilii indes esuaran lebih besar dari. dan lebih ecil dari.. Epa belas aie eilii indes daya disriinasi diaas.. Ranguan hasil analisis disajian pada Tabel. Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

11 Seinar Nasional Psioeri Tabel. Karaerisi Psioeris Aie Subes ME Aie IKA IDD Aie IKA IDD erangan : = Peluang Tebaan; IKA = Indes suaran A; IDD = Indes Daya Disriinasi Aie c. Ranguan Hasil Esiasi Paraeer Aie Berdasaran hasil analisis paraeer aie pada asingasing subes, beriu disajian ranguan hasil analisis aieaie yang asu dala aegori eilii paraeer yang bai dan ida bai berdasaran baasan psioeris. Tabel. Ranguan Hasil Esiasi Paraeer berdasaran baasan paraeer aie Parae Baasan erang SE W AN RA ZR FA WU ME er Nilai an A b b Bai ( ( ( ( ( ( ( ( b <, b > Tida Bai ( a a Bai ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

12 Seinar Nasional Psioeri a <, a > Tida Bai ( c c. Bai ( ( ( ( c >. Tida Bai ( ( erangan : anga di dala urung dala persenase ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( Tabel erangu hasil analisis aie berdasaran baasan paraeer daya beda aie, inga esulian aie, dan peluang ebaan secara bersaasaa abel. Ranguan hasil esiasi paraeer berdasaran baasan eiga paraeer aie Paraeer b ; a ; c. b < aau b > ; a < aau a > ; c >. erang an SE WA AN RA ZR FA WU ME Toal Bai (. (. (. (. (. (. (. (. (. Tida Bai (. (. (. (. (. (. (. erangan : anga di dala urung dala persenase (. (.. Pebahasan Sebagai ala es yang asih sanga sering digunaan dala berbagai ujuan eruaa dala selesi bai dala bidang pendidian aupun lingungan organisasi, IST asih sanga harus diperhaian. Karena berdasaran analisis araerisi dengan eode Marginal Masiu Lielihood enggunaan pendeaan ie response heory dieuan bahwa.% dari aie IST yang dianalisis eilii indes daya disriinasi yang asu dala aegori ida bai,. % dari eilii inga esuaran dala aegori ida bai dan.% eilii peluang ebaan dala aegori ida bai. Banyanya aie yang eilii indes daya disriinasi yang urang bai dapa ebuian bahwa eang benar adanya dugaan bahwa ala es ini sudah bocor di asyaraa sehingga aie sudah ida dapa berfungsi dengan bai unu ebedaan anara individu yang eilii aribu yang sedang diuur. Hal ini sanga diduung oleh hasil esiasi erhadap peluang ebaan pada aieaie IST. Dari aie, hanya.% aie yang eilii ecenderungan yang inggi unu dijawab oleh responden dengan benar dengan cara dieba, pada hal erdapa.% aie yang eilii indes esuaran yang sanga inggi bahan jauh dari eenuan. Selain iu erdapa. % aie yang eilii indes esulian yang sanga rendah bahan encapai. yaiu pada aie noor pada subes WA. Berdasaran hasil analisis dengan enggunaan rieria peluang ebaan, indes esuaran aie dan indes daya disriinasi secara bersaasaa dieahui bahwa dari aie yang dianalisis hanya.% yang eilii ualias yang asih bai. Hal ini enunjuan bahwa aieaie IST sudah engalai perubahan dari fungsinya saa dionsra. Salah sau penyebabnya adalah individu sudah failiar dengan aieaienya, hal ini dapa disebaban oleh usia es ini juga sudah hapir encapai ahun seja peraa ali diadapasi di Indonesia dan adanya dugaan adanya ebocoran di asyaraa. Dengan deiian penggunaan IST sebagai sausaunya dasar Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

13 Seinar Nasional Psioeri peribangan pengabilan epuusan dala selesi benarbenar harus diperibangan ulang. E. sipulan, Saran, Dan erbaasan Peneliian. sipulan Berdasaran hasil analisis paraeer aie peluang ebaan, indes esuaran aie, dan indes daya disriinasi aie pada daa subje dengan eode esiasi arginal asiu lielihood dengan pendeaan ie response heory aa dapa disipulan bahwa.% aie IST yang dianalisis eilii ualias yang urang bai enuru baasan psioeris.. Saran Berdasaran hasil peneuan dari peneliian ini, aa penelii enyaranan beberapa hal :. Penggunaan IST sebagai sausaunya dasar peribangan pengabilan epuusan dala selesi harus dihindari.. Melauan revisi pada aieaie IST yang eilii ualias yang ida bai jia penggunaan IST asih aan erus dilauan.. erbaasan Peneliian Pada peneliian ini hanya dilauan analisis araerisi psioeris aieaie pada edelapan subes IST. Aieaie subes GE belu dianalisis bagaiana araerisi psioerinya, sehingga belu endapa gabaran secara enyeluruh enang ualias aie IST berdasaran paraeer daya beda aie, inga esulian aie, dan peluang ebaan. Hableon, R. K. (. Principles and seleced applicaions of ie response heory. In R. L. Linn (Ed., Educaional Measureen.. Hableon. R. K. & Swainahan. H. (. Ie response heory. Boson : Kluwer Nijhoff Publisher. Hableon. R. K., Swainahan. H, & Rogers. H. J. (. Fundaenals of ie response heory. California : SAGE Publicaion, Inc. Harvey, R.J. & Thoas, L. A. (. Using ie response heory o score he yersbriggs ype indicaor: raional and research findings. Journal of Psychological Type,,. Johnson. M. S. (. Aie response odels and heir use in easuring food insecuriy and hunger. Ciy Universiy of New Yor. LPSP UI. (. Inelligenz Sruur Tes, Manual dan Nora. Jaara. LPSP Faulas Psiologi UI. Naga. D. S. (. Penganar Teori Sor. Jaara. Gunadara. Scheunean. J. D. & Bleisein. C. A. (. A Consuers s guide o saisics for idenifying differenial ie funcioning. Applied Measureen in Educaion, (,. Suryabraa. S. (. Pengebangan ala uur psiologis. Yogyaara: ANDI. Zenisy. A. L., Hableon. R. K., & Robin. F. (. Deecion of differenial ie funcioning in largescale sae assessens: A Sudy evaluaing a wosage approach. Educaional and Psychological Measureen, (,. DAFTAR PUSTAKA Baer. F. B. (. The basics of ie response heory. New Yor : Cleringhouse on Assessen and Evaluaion. Crocer. L. & Algina. J. (. Inroducion o classical and odern es heory. New Yor : Hol, Rinehar and Winson, Inc. Faulas Psiologi Universias Muhaadiyah Suraara

PEMODELAN PENGGUNAAN SINYAL QPSK PADA KOMUNIKASI FM

PEMODELAN PENGGUNAAN SINYAL QPSK PADA KOMUNIKASI FM Seinar Nasional pliasi Sains dan Tenologi 8 IST KPRIND Yogyaara PEMODELN PENGGUNN SINYL QPSK PD KOMUNIKSI FM Pius Yozy Merucahyo Teni Elero, FST, Universias Sanaa Dhara Eail: yozy@usdacid BSTRCT Nowadays,

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku:

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

BAB 3 MODEL LEE-CARTER BAB 3 MODEL LEE-CARTER 3. Pendahuluan Model Goperz yang elah dibahas di Bab 2 banyak diodifikasi oleh para Saisikawan. Pada waku iu (sekiar ahun 980-990), Saisikawan eliha odel ini cukup bagus unuk erepresenasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

LKTIS UNDIP Oleh: Rezzy Eko Caraka

LKTIS UNDIP Oleh: Rezzy Eko Caraka PEMODELAN LAJU INFLASI DENGAN MODEL REGRESI SPLINE MULTIVARIABEL DALAM MENJAGA STABILITAS EKONOMI INDONESIA LKTIS UNDIP 204 Oleh: Rezz Eo Caraa Negara Mau Laar Belaang Sabilias Eonoi Julah Uang Beredar

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI

OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI OPTIMALISASI KOEFISIEN REDAM GETAR FUNGSI KECEPATAN PADA SUATU MODEL SISTEM SUSPENSI Ani Kariaus Sholihah, Drs. Widjiano, M.Ko, Hari Wisodo, S.Pd, M.Si Mahasiswa Fisia, Faulas Maeaia dan Ilu Pengeahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X Saviri Herdianawai, Herlina Firihidajai, Tarzan Purnomo Biologi, FMIPA, Universias Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Kajian Teoritik Sistem Peredam Getaran Satu Derajat Kebebasan

Kajian Teoritik Sistem Peredam Getaran Satu Derajat Kebebasan JURNL TEKNIK MESIN Vol., No., Oober 999 : 56-6 Kajian Teorii Sise Pereda Gearan Sau Deraja Kebebasan Joni Dewano Dosen Faulas Teni, Jurusan Teni Mesin Universias Krisen Pera bsra Gearan yang erjadi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan ` Hubungan Karaerisi Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Rosia Saragih SKM, MKes 1, Naalina Rumapea 2 1 Dosen Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Ketut Buda Artana. Staf pengajar Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS. Abstrak

Ketut Buda Artana. Staf pengajar Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS. Abstrak APLIKASI MULTIPLE CRITERIA DECISIO MAKI G (MCDM) U TUK PEMILIHA LOKASI FLOATI G STORAGE A D REGASIFICATIO U IT (FSRU) DA SISTEM PE AMBATA YA (STUDI KASUS SUPLAI L G DARI LADA G TA GGUH KE BALI) Keu Buda

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PADA PERILAKU KESEHATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH ABSTRACT

ANALISIS KORELASI KANONIK PADA PERILAKU KESEHATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH ABSTRACT ANALISIS KOELASI KANONIK PADA PEILAKU KESEHATAN DAN KAAKTEISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH Diah Sairi, Paramia Indrasari Program Sudi Saisia FMIPA UNDIP Alumni Program Sudi Saisia FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

METODE NUMERIK STEPEST DESCENT TERINDUKSI NEWTON

METODE NUMERIK STEPEST DESCENT TERINDUKSI NEWTON Uomo, R. B. Jurnal Pendidian Maemaia STKIP Garu METODE NUMERIK STEPEST DESCENT TERINDUKSI NEWTON DALAM PEMECAHAN MASALAH OPTIMISASI TANPA KENDALA INDUCTED NEWTON STEEPEST DESCENT AS A NUMERICAL METHOD

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci