SIMULASI PERSAMAAN GERAK PADA SISTEM SUSPENSI DENGAN KOEFISIEN REDAM GETAR BERUPA FUNGSI KECEPATAN DAN PERUBAHAN MASSA BEBAN
|
|
- Suharto Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SIMULASI PERSAMAAN GERAK PADA SISTEM SUSPENSI DENGAN KOEFISIEN REDAM GETAR BERUPA FUNGSI KECEPATAN DAN PERUBAHAN MASSA BEBAN I Gde Kadek Rizal, Widjianto, Hari Wisodo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri malang rizaldekgut@gmail.com Abstrak Suspension is a collection of the given components that serves quell surprise, vibrations that occur on a vehicle by the uneven road that could boost comfort drive and control a vehicle. To get damping appropriate, required the development of design suspension on a vehicle. The principal component of which is designed to quell the beat is a shock absorber. Shock absorber of motor vehicle designed to be able to change the way, facing conditions the speed and a mass charge. This research is aiming to get a coefficient of damping appropriate, by using several models damping speed, as a function of the coefficients that is, c(v) = v n, c(v) = 1 exp ( 10v n ) and c(v) = arctan (v). In this research also reviewed payload mass change and using several constants k/m. The results of visualization of damped oscillation motion in the suspension system, obtained a coefficient of damping model which corresponds most is a model c(v) = v n. On the outcome of visualization with the value of the n = 8 it appears that the speed and amplitude oscillations depopulate quickly and on a stable oscillation condition diagrams converted elliptical with the most small amplitude. Based on the results of this research was advised to do further research e.g. review of shock absorber oil temperature. Keywords: The Suspension System, A Coefficient Damping, The Payload Mass, Constant k/m. PENDAHULUAN Di Indonesia, penggunaan kendaraan bermotor setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat pesat. Salah satu bagian terpenting dari alat transportasi ini adalah pada bagian suspensinya. Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Untuk mendapatkan redaman yang optimal diperlukan pengembangan desain suspensi pada kendaraan (Peceliunas dkk, 2005:172). Komponen utama yang didesain untuk meredam hentakan tersebut ialah Peredam kejut atau Shock Absorber. Shock Absorber kendaraan bermotor dirancang agar mampu menghadapi kondisi perubahan jalan, kecepatan dan massa muatan. Banyak jenis dari Shock Absorber, salah satunya adalah Shock Absorber yang berisi fluida magnetorheological (fluida MR) yang dapat menjadi alternatif jenis peredam pada Shock Absorber. Fluida MR adalah cairan yang berubah sifat fisisnya ketika terkena medan magnet (Wong, 2003). Dalam kaitannya dengan dunia Fisika, gejala fisis yang tampak pada shock absorber ini adalah peristiwa gerak osilasi teredam. Pada osilasi teredam, amplitudo osilasi semakin lama akan semakin kecil dan 1
2 akhirnya berhenti (King, 2009:33). Contohnya sebuah mobil melewati jalan mulus kursi bergerak horisontal. Ketika melewati jalan yang bergelombang, kursi di dalam mobil bergerak secara vertikal dan berosilasi. Di sini shock absorber akan mengontrol amplitudo osilasi sehingga getaran/ guncangan yang dirasakan pengguna kendaraan semakin lama semakin kecil dan akhirnya berhenti. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan mensimulasikan gerak sistem suspensi menggunakan model koefisien redaman fungsi kecepatan yang beragam, antara lain c(v) = v 4, c(v) = 1 exp( 10v 2 ) dan c(v) = arctan(v). Hasil yang diperoleh adalah didapatkan model c(v) = 1 exp( 10v 2 ) yang paling sesuai (Blanchard, 2002). Selain itu, penelitian lainnya juga meneliti beberapa koefisien redaman sebagai fungsi kecepatan untuk mendapatkan hasil redaman yang sesuai dengan menggunakan program Wolfram Mathematica 8. Model fungsi redaman yang diteliti adalah c(v) = v n, c(v) = 1 exp( 10v n ) dan c(v) = arctan(v), dengan diperoleh hasil penelitian model c(v) = v n (untuk n < 10) adalah yang paling sesuai (Sholikhah, 2013). Pada penelitian ini digunakan model koefisien redaman sebagai fungsi kecepatan dengan memvariasi nilai pangkat (n) yaitu c(v) = v n, fungsi eksponensial c(v) = 1 exp( 10v n ) dan c(v) = arctan(v), serta meninjau perubahan massa muatan dan divisualisasikan menggunakan program Borland Delphi 7. Penelitian ini juga menggunakan beberapa tetapan perbandingan antara koefisien pegas dengan massa muatan (k/m), sehingga nilai k bervariasi bergantung pada nilai m yang diinput-kan. Penambahan variabel massa dan koefisien pegas ini dimaksudkan untuk memperoleh penurunan amplitudo pada kurva diagram fase kecepatan dan posisi secara perlahan dan bertahap sehingga didapatkan redaman yang sesuai pada sistem suspensi. TEORI Saat sebuah mobil melewati jalan yang bergelombang terasa ada guncangan. Guncangan tersebut akibat adanya gaya luar yang bekerja sehingga terjadi penarikan pegas pada shock breaker sebesar Δy. Pegas berubah dari posisi setimbangnya. Waktu terjadinya pergerakan awal shock absorber saat berubah dari posisi setimbangnya tersebut adalah pada saat t = 0. Gaya luar tidak lagi bekerja dalam sistem. Shock absorber tersebut berubah dari posisi setimbangnya tanpa kecepatan awal. Posisi berubah dari posisi setimbangnya sebesar Δy. Perubahan posisi Δy adalah peregangan pegas sebesar y pada kondisi diam yaitu y0 = 0 sehingga dapat diketahui Δy = y y0 = y 0 = y. Gambar 2.1 Skema Sistem Shock Absorber Sistem pada Gambar 2.1 dapat dianalisis dengan persamaan osilasi teredam yaitu METODE Penelitian dilakukan dengan analisis komputatif. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah Delphi 7. Persamaan umum osilasi teredam yang telah diketahui, didefinisikan ke dalam bahasa pemrograman tersebut. Syarat awal digunakan untuk menunjukan keadaan awal sistem. Hasil visualisasi program ditunjukan oleh diagram 2
3 m = 100 kg fase kecepatan pada setiap simpangan osilasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Visualisasi Koefisien Redaman c(v) = v n Hasil visualisasi persamaan suspensi dengan koefisien redam getar sebagai fungsi kecepatan pangkat (n), c(v) = v n sehingga terpenuhi persamaan n = 2 n = 4 n = 8 (a) (b) (c) Gambar 4.1. Diagram Hubungan Kecepatan Variasi Pangkat n pada c(v) = v n Pada Gambar 4.1 variabel kontrol adalah massa m = 500 kg, koefisien pegas k = 2500 Ns/m, kecepatan awal v(0) = 4 m/s, koefisien redaman c(v) = v n dan posisi awal y(0) = 0. Gambar 4.1 digunakan untuk mencari koefisien redaman paling efektif dengan n sebagai variabel bebas pada fungsi c(v) = v n. Gambar 4.1 pada Gambar ( a) dengan n = 2, Gambar (b) n = 4, Gambar (c) n = 8. Tampak pada gambar 4.1 semakin besar nilai n pada fungsi c(v) = v n diameter elips semakin kecil. Gambar 4.1(a) saat kecepatan awal bernilai 4 m/s benda dalam posisi seimbang yaitu y = 0. Kecepatan turun 1 m/s pada posisi 1,7 m. Pada saat kecepatan bernilai nol, terjadi simpangan maksimum y = 1,8 m. Pada kondisi stabil diagram fase berbentuk elips dengan diameter yang relatif menurun yaitu dengan kecepatan maksimum 2,4 m/s dan amplitudo 1 m. Penurunan kecepatan obyek pada kurva Gambar 4.1 terjadi secara perlahan dan bertahap sampai pada nilai 1 m/s dan perpindahannya juga turun secara bertahap. Gambar 4.1(b) pada awalnya kecepatan 4 m/s kemudian turun secara cepat menjadi 1 m/s pada saat simpangannya 1,5 m. Terjadi simpangan maksimum yaitu 1,6 m pada saat kecepatannya bernilai nol. Osilasi berlangsung dan terjadi pengurangan amplitudo sampai kondisi stabil dengan kecepatan maksimum 1,5 m/s dan amplitudo 0,7 m. Gambar 4.1(c) pada awalnya v = 4 m/s. Kecepatannya turun menjadi 1 m/s dengan simpangan 0,8 m dan terjadi osilasi. Terjadi pengurangan amplitudo hingga pada kondisi stabil amplitudo 0,5 m dengan kecepatan maksimum 1,1 m/s. Pada Gambar 4.1(c) pengurangan kecepatan obyek terjadi secara cepat hingga 1,1 m/s dan pada kondisi stabil diagram fase berbentuk elips. Dari Gambar 4.1 redaman yang paling efektif adalah pada saat nilai pangkat n = 10 yaitu ditunjukan Gambar 4.1(c). Dari kurva pada Gambar 4.5(c), tampak terjadi penurunan kecepatan obyek secara cepat dan bertahap. Kurva fase menurun sampai pada nilai tertentu yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan nilai pangkat n yang lebih kecil pada koefisien redaman c(v) = v n. k/m = 5 k/m = 10 (a) (b) 3
4 m = 1000 kg m = 500 kg (c) (d) dibandingkan dengan Gambar 4.2(a), (c) dan (e). (e) (f) Hasil Visualisasi Koefisien Redaman Model c(v) = 1 exp( 10 v n ) Hasil visualisasi persamaan suspensi dengan koefisisen redam getar sebagai fungsi kecepatan pangkat (n), c(v) = 1-exp(- 10v n ) sehingga terpenuhi persamaan n = 2 n = 4 n = 8 (a) (b) (c) Gambar 4.2. Diagram Fase Hubungan Kecepatan Variasi Massa dan Tetapan k/m pada c(v) = v n Variabel kontrol Gambar 4.2 adalah kecepatan awal v 0 = 4 m/s dan posisi awal y 0 = 0 m. Variabel bebas dari Gambar 4.2 diatas adalah massa dan konstanta pegas. Gambar 4.2 pada Gambar (a) diketahui m = 100 kg dan k = 500 N/m, Gambar (b) m = 100 kg dan k = 1000 N/m, Gambar (c) m = 500 kg dan k = 2500 N/m, Gambar (d) m = 500 kg dan k = 5000 N/m, Gambar (e) m = 1000 kg dan k = 5000 N/m, Gambar (f) m = 1000 kg dan k = N/m. Dari Gambar 4.2, perubahan massa berpengaruh signifikan pada hasil visualisasi. Semakin besar massa benda, semakin besar pula amplitudo dan kecepatan osilasi dari pegas suspensi yang ditunjukan dengan semakin besar diameter elips. Dari Gambar 4.2, dengan nilai konstanta pegas yang berbeda dan massa yang sama memengaruhi laju penurunan amplitudo. Terlihat dari Gambar 4.2 amplitudo semakin kecil dengan perubahan konstanta pegas yang nilainya semakin besar. Pada Gambar 4.2(b), (d) dan (f) periode gerak osilasi pegas semakin kecil Gambar 4.3. Diagram Kecepatan terhadap Perpindahan dengan Variasi Pangkat n pada c(v)=1-exp(-10v n ) Gambar 4.3 adalah diagram fase hubungan antara kecepatan dan perpindahan hasil dari persamaan (4.2). Gambar 4.3 menggunakan koefisien redaman c(v) = 1 exp( 10 v n ) dan variabel kontrol dan variabel bebas yang digunakan sama dengan Gambar 4.1. Gambar 4.3(a) pada awalnya kecepatan 4 m/s kemudian turun secara cepat menjadi 1 m/s pada saat simpangannya 1,7 m. Terjadi simpangan maksimum yaitu 1,8 m pada saat kecepatannya bernilai nol. Osilasi berlangsung dan terjadi pengurangan amplitudo yang sangat kecil sampai kondisi stabil dengan kecepatan maksimum 3,7 m/s dan amplitudo 1,6 m. Proses yang sama juga terjadi untuk nilai pangkat n = 4 dan n = 8 (gambar 4.3(b) dan gambar4.3(c)). Pada Gambar 4.3 grafik kecepatan terhadap posisi yang terbentuk adalah lintasan elips dan tidak terjadi pengurangan amplitudo yang signifikan (pengurangan 4
5 m = 1000 kg m = 500 kg m = 100 kg amplitudo sekitar 0,2 m). Terlihat bahwa tidak ada pengaruh perubahan nilai pangkat n terhadap baik kecepatan maupun amplitudo obyek. k/m = 5 k/m = 10 (a) (c) (e) (b) (d) (f) Gambar 4.4. Diagram Fase Hubungan Kecepatan Variasi Massa dan Tetapan k/m pada c(v) = 1-exp(-10v n ) Gambar 4.4 adalah visualisasi sistem suspensi dengan koefisien redaman c(v) = 1 exp( 10v 2 ). Variabel bebas dan variabel kontrol yang digunakan sama dengan Gambar 4.2. Dari Gambar 4.4 semakin besar massa benda, diameter elips semakin besar. Tetapi penurunan kecepatan dan amplitudo dari gerak osilasi pada pegas hingga kondisi stabil justru semakin kecil. Pada Gambar 4.4(a) simpangan maksimum bernilai 1,8 m saat kecepatan bernilai nol. Kemudian terjadi pengurangan kecepatan dan amplitudo hingga kondisi stabil pada kecepatan maksimum 2,7 m/s dan amplitudo 1,2 m. Berbeda halnya dengan Gambar 4.4(c), meskipun kecepatan dan simpangan maksimumnya sama dengan Gambar (a), pada Gambar (e) osilasi lebih cepat menuju kondisi stabil dengan kecepatan maksimum 3,8 m/s dan amplitudo 1,7 m. Begitupun dengan Gambar (b) dan Gambar (f). Meskipun kecepatan dan simpangan maksimumnya sama (v = 4 m/s dan y = 1,3 m), tetapi untuk Gambar (b) kondisi stabilnya v = 2,7 m/s dan y = 0,8 m, sedangkan untuk Gambar (f) kondisi stabilnya v = 3,8 m/s dan y = 1,2 m. Pada massa yang sangat besar yaitu m = 1000 kg shock absorber cenderung tidak bekerja karena pengurangan amplitudo yang sangat kecil sehingga tidak terjadi redaman. Dari Gambar 4.4, Gambar dengan konstanta pegas yang lebih besar tetapi dengan massa yang sama (Gambar 4.4(b), (d) dan (f)) memiliki amplitudo yang lebih kecil dibandingkan dengan Gambar dengan nilai konstanta pegas yang lebih kecil (Gambar 4.2(b), (d) dan (f)). Nilai konstanta pegas tidak memengaruhi laju gerak tapi hanya berpengaruh pada amplitudo dan periode osilasi pegas. Hasil Visualisasi Koefisien Redaman Model c(v) = arctan(v) Hasil visualisasi persamaan suspensi dengan koefisisen redam getar sebagai fungsi kecepatan, c(v) = arctan(v) sehingga terpenuhi persamaan 5
6 m = 1000 kg m = 500 kg m = 100 kg k/m = 5 k/m = 10 (a) (b) (c) (d) (e) (f) dengan kecepatan maksimum yaitu 4 m/s dan amplitudo 1,3 m. Dari Gambar 4.5 osilasi yang terjadi adalah osilasi harmonik. Tidak terjadi pengurangan kecepatan dan amplitudo dari gerak osilasi pada pegas suspensi ketika massa benda bertambah besar. Koefisien redaman ini tidak efektif digunakan pada sistem suspensi. Pada Gambar 4.5(b), (d) dan (f) periode dan amplitudo pada gerak osilasi pegas semakin kecil dibandingkan dengan Gambar 4.5(a), (c) dan (e). Tampak bahwa nilai konstanta pegas yang lebih besar dengan massa yang tetap akan menghasilkan osilasi dengan periode dan amplitudo yang lebih kecil. Seperti pada dua model koefisien redaman sebelumnya, pada model ini nilai konstanta pegas tidak memengaruhi laju gerak tapi hanya berpengaruh pada amplitudo dan periode osilasi pegas. Gambar 4.5. Diagram Fase Hubungan Kecepatan Variasi Massa dan Tetapan k/m pada c(v) = arctan(v) Gambar 4.5 adalah diagram fase hubungan antara kecepatan dan perpindahan hasil dari persamaan (4.3). Gambar 4.5 menggunakan koefisien redaman c(v) = arctan(v) dan variabel kontrol dan variabel bebas yang digunakan sama dengan Gambar 4.2. Gambar 4.5(a), (c) dan (e) visualisasi yang dihasilkan sama yaitu lintasan berbentuk elips. Terjadi osilasi periodik dengan kecepatan maksimum yaitu 4 m/s dan amplitudo 1,8 m. Gambar 4.5(b), (d) dan (f) visualisasi yang dihasilkan sama yaitu lintasan berbentuk elips. Terjadi osilasi periodik KESIMPULAN Berdasarkan hasil program dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Koefisien redaman sebagai fungsi v untuk model suspensi yang paling sesuai adalah c(v) = v n dengan n = 8. Dari hasil visualisasi saat dikenai model koefisien redaman c(v) = v n terjadi pengurangan amplitudo pada massa yang kecil maupun besar, amplitudo pada keadaan stabil lebih kecil dibandingkan jika dikenai model koefisien redaman c(v) = 1 exp( 10v n ) maupun c(v) = arctan(v). Keadaan tersebut sesuai dengan penelitan Blanchard yang telah meneliti beberapa koefisien redaman yaitu c(v) = v 4, c(v) = 1 exp( 10v 2 ) dan c(v) = arctan(v). SARAN 1. Meneliti bahan yang mempunyai koefisien redam yang sesuai sistem yang diinginkan sebagai pengembangan. 6
7 2. Adanya tindak lanjut sebagai pengembangan teknologi dari sistem suspensi ini. DAFTAR RUJUKAN Anonim Shock Absorber. (Online), ( _s_contents=25&id_language=1), diakses 4 Desember Anonim Modul Product Knowledge Shock Absorber. (Online), ( diakses 4 Desember Atam.P, Arya Introduction Of Clasical Mechanic. Englewood diffs : Practice Hall. Boas, Mary L Mathematical Methods in the Physical Sciences. 3 nd edition. John Wiley & Sons Ltd. Borg, W.R. dan Gall, M.D Educational Research an Introduction. New York: Longman. Hasri Sistem Suspensi. (Online), ( om/2014/03/sistem-suspensi.html), diakses 4 Desember King, George C Vibrations and Waves. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd. Muhidin Peredam Kejut. (Online), ( /otomotif), diakses 4 Desember Peceliunas, Robertas Experimen Research Vehicle Oscillation In The Case Of Changeble Deceleration. Transport. Vol.XX : Sholikhah, Anik Karimatus Optimalisasi Koefisien Redam Getar Fungsi Kecepatan pada Suatu Model Sistem Suspensi. Malang: Universitas Negeri Malang. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wong, Alan Active Shock Absorber. Journal of Applied Technology in Environmental Sanitation, Vol 1 (4):
Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan
B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur
Lebih terperinciANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH ANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5 Disusun oleh : SUHANDOKO NIM : D200080001 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari berbagai macam fenomena alam dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peran ilmu fisika
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print)
E27 Rancang Bangun dan Analisis Karakteristik Dinamis Atmospheric Pressure Shock Absorber (APSA) dengan Diameter Silinder 60 mm dan Diameter Orifice 1 mm Pada Kendaraan Angkut Bima Adisetya Putra dan Harus
Lebih terperinciPengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciSimulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa
Simulasi Komputer untuk Analisis Larakteristik Model Sistem Pegas-Peredam Kejut-Massa (Oegik Soegihardjo) Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Oegik Soegihardjo
Lebih terperinciJAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK
JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK Kasus-kasus fisika yang diangkat pada mata kuliah Fisika Komputasi akan dijawab secara numerik. Validasi jawaban
Lebih terperinciAntiremed Kelas 11 FISIKA
Antiremed Kelas 11 FISIKA Gerak Harmonis - Soal Doc Name: K1AR11FIS0401 Version : 014-09 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Respon Dinamis Dari Kendaraan Yang Menggunakan Shock Absorber Hidrolis Dan Yang Menggunakan Sistem Peredam Dual Flywheel
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (25) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) F 49 Analisis Perbandingan Respon Dinamis Dari Kendaraan Yang Menggunakan Shock Absorber Hidrolis Dan Yang Menggunakan Sistem Peredam
Lebih terperinciPengembangan Dan Studi Karakteristik Prototipe Regenerative Shock Absorber Sistem Hidrolik
ISSN Cetak: 2087-4286; ISSN On Line: 2580-6017 Pengembangan Dan Studi Karakteristik Prototipe Regenerative Shock Absorber Sistem Hidrolik 1 Kadaryono, 2 Mualifi Usman 1,2 Teknik Mesin, Universitas Darul
Lebih terperinciEndang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT
Pengaruh Nilai Koefisien Aerodinamika... (Endang Mugia GS.) PENGARUH NILAI KOEFISIEN AERODINAMIKA DAN PADA KESTABILAN TERBANG GERAK PERIODE PENDEK (SHORT PERIOD) RKX-200 LAPAN [EFFECT OF AERODYNAMICS COEFFICIENT
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 3 ISSN (E) :
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 7 ISSN (P) : 46-8696 Buku 3 ISSN (E) : 54-7589 Pengembangan Analisa Suspensi Kendaraan Roda Empat menggunakan Pemodelan 3 DOF dengan SistemSeperempat Mobil Andang
Lebih terperinciRedesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)
E33 Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3) Dewani Intan Asmarani Permana dan Harus Laksana Guntur
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA
K Revisi Antiremed Kelas 0 FISIKA Getaran Harmonis - Soal Doc Name: RKAR0FIS00 Version : 06-0 halaman 0. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung
Lebih terperinciAnalisis Kenyamanan serta Redesain Pegas Suspensi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 SR (AT 4x4)
Analisis Kenyamanan serta Redesain Pegas Suspensi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 SR (AT 4x4) Puja Priyambada dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciGetaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu
Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu Kunlestiowati H *. Nani Yuningsih **, Sardjito *** * Staf Pengajar Polban, kunpolban@yahoo.co.id ** Staf Pengajar Polban, naniyuningsih@gmail.com
Lebih terperinciAnalisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo
Analisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo Apriyanto S. 247 1 6 Pembimbing : Ir. Jerri Susatio, M.T. 1954117 1983 1 5 Latar Belakang
Lebih terperinciSimulasi Gerak Harmonik Sederhana dan Osilasi Teredam pada Cassy-E
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.2 halaman 124 Oktober 2012 Simulasi Gerak Harmonik Sederhana dan Osilasi Teredam pada Cassy-E 524000 Anto Susilo 1, Mohtar Yunianto
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM PEGAS MASSA
SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA Dwi Candra Vitaloka 30, Moh Hasan 31, Rusli Hidayat 32 Abstract.Mass spring system is a system composed of objects that have mass and are connected by a spring. The series of
Lebih terperinciTUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara
Lebih terperinciFISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana
MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik
Lebih terperinciEFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh
EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI Oleh Drs. Defrianto, DEA Jurusan Fisika Fmipa UNRI Abstrak Sistem mekanik yang terdiri dari tabung,
Lebih terperinciPENGARUH GETARAN TERHADAP PENUMPANG KENDARAAN. Sutarno. Abstraction
PENGARUH GETARAN TERHADAP PENUMPANG KENDARAAN Sutarno Abstraction Comfortableness going up the motor vehicle in this time very wantek even sometimes become a compulsion. One of way of creating the comfort
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG
TUGAS AKHIR Studi Eksperimen Karakteristik Redaman dan Energi Bangkitan dari Hydraulic Electro Mechanic Shock Absorber (HEMSA) Dua Selang Compression Satu Selang Rebound dengan Variasi Pembebanan Listrik
Lebih terperinciPEMODELAN dan SIMULASI SISTEM SUSPENSI MOBIL ABSTRAK
PEMODELAN dan SIMULASI SISTEM SUSPENSI MOBIL Boby / 0622086 E-mail : boby_18jan@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 76
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 76 Pemodelan Dan Analisis Pengaruh Variasi Oli dan Diameter Orifice terhadap Gaya Redam Shock Absorber Dan Respon Dinamis Sepeda
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 113
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) F 113 Pemodelan dan Analisis Pengaruh Perubahan Parameter Orifice Sistem Hidrolik Terhadap Gaya Redam yang Dihasilkan dan Respon Dinamis
Lebih terperinciPENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA
PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA DANDAN LUHUR SARASWATI dandanluhur09@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciReferensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons
SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor adalah alat tranportasi yang memiliki beberapa kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor adalah alat tranportasi yang memiliki beberapa kelebihan diantara lain, ekonomis dalam penggunaan bahan bakar, tidak membutuhkan tempat parkir yang
Lebih terperinciTeori & Soal GGB Getaran - Set 08
Xpedia Fisika Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Doc Name : XPFIS0108 Version : 2013-02 halaman 1 01. Menurut Hukum Hooke untuk getaran suatu benda bermassa pada pegas ideal, panjang peregangan yang dijadikan
Lebih terperinciGERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana
GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN
Mata Pelajaran : Fisika Guru : Arnel Hendri, SPd., M.Si Nama Siswa :... Kelas :... EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik
Lebih terperinciTINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS
Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 67 TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS ANALITICALLY REVIEW WAVE EQUATIONS IN ONE-DIMENSIONAL WITH VARIOUS
Lebih terperinciSimulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi
Simulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi mochamad nur qomarudin, februari 015 mnurqomarudin.blogspot.com, alfiyahibnumalik@gmail.com bismillah. seorang kawan meminta saya mempelajari
Lebih terperinciKata kunci : regenerative shock absorber, orifice, gaya redam, daya bangkitan
Banjarmasin, 7-8 Oktober 15 Pengaruh Variasi Diameter Orifice Terhadap Karakteristik Dinamis Hydraulic Motor Regenerative Shock Absorber (HMRSA) dengan Satu Silinder Hidraulik Aida Annisa Amin Daman 1,
Lebih terperinciLaboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
2. Sistem Osilasi Pegas A. Tujuan 1. Menentukan besar konstanta gaya pegas tunggal 2. Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan sistem pegas 3. Menentukan konstanta gaya pegas gabungan (specnya)
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciAnalisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik
Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciUji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t
Lebih terperinciKarakteristik Gerak Harmonik Sederhana
Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 132 Pemodelan dan Analisa Reduksi Respon Getaran Translasi pada Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA
KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter
Lebih terperinciHusna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi
Pembentukan Model Ayunan (Osilasi) Dipakai: Resonansi Di dalam Pasal.6 kita telah membahas osilasi bebas dari suatu benda pada suatu pegas seperti terlihat di dalam Gambar 48. Gerak ini diatur oleh persamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif dari satu variabel
Lebih terperincimenganalisis suatu gerak periodik tertentu
Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak
Lebih terperinciANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA
SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA Disusun oleh Yonathan A. Kapugu (2106100019) Dosen pembimbing Prof. Ir. IN Sutantra, M.Sc.,
Lebih terperinciSNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.
SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan)
RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) Di muka telah disebutkan adanya jenis getaran selaras teredam, yang persamaan differensial geraknya diberikan oleh (persamaan (8.1 3b)
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran... (A) selalu sebanding dengan simpangannya (B) tidak bergantung
Lebih terperinciANTIREMED KELAS 11 FISIKA
ANTIRMD KLAS 11 FISIKA Persiapan UAS 1 Fisika Doc. Name: AR11FIS01UAS Version : 016-08 halaman 1 01. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r = 5t + 1, maka kecepatan rata-rata antara t
Lebih terperinciMateri Pendalaman 01:
Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati
Lebih terperinciJurnal MIPA 39 (1)(2016): Jurnal MIPA.
Jurnal MIPA 39 (1)(2016): 40-44 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm PENGENDALIAN KELAJUAN KENDARAAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER (FLC) PADA SISTEM CRUISE KONTROL Susanto, Sunarno
Lebih terperinciMata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan
Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK PENDAHULUAN Gerak dapat dikelompokan menjadi: Gerak di sekitar suatu tempat contoh: ayunan bandul, getaran senar dll. Gerak yang berpindah tempat contoh:
Lebih terperinciCatatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi
Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut
Lebih terperinciPROFIL GETARAN PEGAS DENGAN PENGARUH GAYA LUAR DAN VARIASI FAKTOR REDAMAN SKRIPSI
PROFIL GETARAN PEGAS DENGAN PENGARUH GAYA LUAR DAN VARIASI FAKTOR REDAMAN SKRIPSI Oleh : Rachmad Hadiyansyah NIM : 011810101088 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS
3.1 Tujuan Percobaan BAB III 1. Untuk memahami hubungan antara massa benda, kekakuan dari pegas dan periode atau frekuensi dari osilasi untuk sistem pegas massa sederhana yang mempunyai satu derajat kebebasan..
Lebih terperinciPENGEMBANGAN HYDRAULIC REGENERATIVE SHOCK ABSORBER. Muchamad Eko Jayadilaga
PENGEMBANGAN HYDRAULIC REGENERATIVE SHOCK ABSORBER Muchamad Eko Jayadilaga 2110106021 LATAR BELAKANG Hanya 10-16 % dari energi yang dihasilkan engine yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Sisanya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI Disusun oleh: Nama NIM : Selvi Misnia Irawati : 12/331551/PA/14761 Program Studi : Geofisika Golongan Asisten : 66 B : Halim Hamadi UNIT LAYANAN FISIKA DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK Nama : Ayu Zuraida NIM : 1308305030 Dosen Asisten Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramarta,M.Si. : 1. Gusti Ayu Putu
Lebih terperinciSNMPTN 2011 Fisika KODE: 559
SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA
J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Website
Lebih terperinciDINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)
DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan
Lebih terperinciLaboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
2. Sistem Osilasi Pegas A. Tujuan 1. Menentukan besar konstanta gaya pegas tunggal 2. Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan sistem pegas 3. Menentukan konstanta gaya pegas gabungan (specnya)
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran
Lebih terperinciPEMODELAN DAN ANALISIS PENGARUH VARIASI OLI DAN DIAMETER ORIFICE TERHADAP GAYA REDAM SHOCK ABSORBER DAN RESPON DINAMIS SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z
TUGAS AKHIR TM141585 PEMODELAN DAN ANALISIS PENGARUH VARIASI OLI DAN DIAMETER ORIFICE TERHADAP GAYA REDAM SHOCK ABSORBER DAN RESPON DINAMIS SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z 2008 NEWANDA ASA WAHID NRP. 2112100073
Lebih terperinciSimulasi Peredam Getaran TDVA dan DDVA Tersusun Seri terhadap Respon Getaran Translasi Sistem Utama. Aini Lostari 1,a*
Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics Submitted : 2017-09-15 ISSN: 2527-6212, Vol. 2 No. 1, pp. 11-16 Accepted : 2017-09-21 2017 Pres Univ Press Publication, Indonesia Simulasi Peredam Getaran
Lebih terperinciPENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS. Oleh:
PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS Oleh: Elisa 1 dan Yenni Claudya 2 2) 1) Mahasiswa Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA
PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan
Lebih terperinciGERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan
GERAK HARMONIK SEDERHANA Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Dalam mempelajari masalah gerak pada gelombang atau gerak harmonik, kita mengenal yang namanya PERIODE, FREKUENSI DAN
Lebih terperinciTanggapan Mahasiswa pada Pembelajaran Pemodelan Matematika dengan Program Maple (Studi Kasus: Pembelajaran Pemodelan Gerak Osilasi)
Tanggapan Mahasiswa pada Pembelajaran Pemodelan Matematika dengan Program Maple (Studi Kasus: Pembelajaran Pemodelan Gerak Osilasi) Yugowati Praharsi dan Benyamin Ardi Kusnanto yougo_281@yahoo.com, benyaminak@uksw.edu
Lebih terperinciLaboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
2. Sistem Osilasi Pegas 1. Tujuan 2. Menentukan besar konstanta gaya pegas tunggal 3. Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan sistem pegas 4. Menentukan konstanta gaya pegas gabungan 2. Alat
Lebih terperinci3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas
Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas)
1. EBTANAS-02-08 Grafik berikut menunjukkan hubungan F (gaya) terhadap x (pertambahan panjang) suatu pegas. Jika pegas disimpangkan 8 cm, maka energi potensial pegas tersebut adalah A. 1,6 10-5 joule B.
Lebih terperinciPembahasan Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X
Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X http://gurumuda.net Contoh soal hukum gravitasi Newton Pelajari contoh soal hukum Newton tentang gravitasi lalu kerjakan soal hukum Newton tentang gravitasi. 1.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TINGKAT REDAMAN SHOCK UPSIDE DOWN PADA KENDARAAN BERMOTOR YAMAHA BYSON 150 CC
ANALISIS PENGARUH TINGKAT REDAMAN SHOCK UPSIDE DOWN PADA KENDARAAN BERMOTOR YAMAHA BYSON 150 CC Dedy Muji Prasetyo, Eko Prasetyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unversitas Pancasila dedymuji@gmail.com,
Lebih terperinciMAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM
MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Getaran Mekanik Dosen Pengampu: Agus Nugroho, S.Pd., M.T. Disusun Oleh: 1. Andrika Hilman Hanif (5212415009)
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciBenda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B
1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara
Lebih terperinciPEMBENTUKAN MODEL : AYUNAN (OSILASI) BEBAS. Husna Arifah,M.Sc
PEMBENTUKAN MODEL : AYUNAN (OSILASI) BEBAS Husna Arifah,M.Sc Email : husnaarifah@uny.ac.id MEMBANGUN MODEL Suatu pegas yang digantungkan secara vertikal dari suatu titik tetap. Diujung bawah pegas diikatkan
Lebih terperinciBAB I PENDADULUAN. Suspensi pada mobil adalah kumpullan komponen seperti pegas, peredam
BAB I PENDADULUAN A. Latar Belakang Suspensi pada mobil adalah kumpullan komponen seperti pegas, peredam kejut dan lengan suspensi yang digabung menjadi satu. Setiap mobil menggunakan sistem suspensi ini
Lebih terperinciOsilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas
OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F 126
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (015) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) F 16 Pemodelan dan Analisis Pengaruh Penggunaan Adaptive Shock Absorber Menggunakan Terhadap Karakteristik Gaya Redam dan Respon Dinamis
Lebih terperinciLatihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang
Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH VARIASI PUTARAN ROLL GULUNGAN KERTAS TERHADAP PANJANG GELOMBANG AMPLITUDO PADA ALAT PEREDAM GETARAN
SKRIPSI PENGARUH VARIASI PUTARAN ROLL GULUNGAN KERTAS TERHADAP PANJANG GELOMBANG AMPLITUDO PADA ALAT PEREDAM GETARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Lebih terperinciD. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J
1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J
Lebih terperinciStudi Eksperimental Sistem Suspensi Sebagai Komponen Pengganti (Interchange) Sistem Suspensi Mobil Multiguna Pedesaan GEA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Eksperimental Sistem Suspensi Sebagai Komponen Pengganti (Interchange) Sistem Suspensi Mobil Multiguna Pedesaan GEA
Lebih terperinciKonsep Dasar Getaran dan Gelombang Kasus: Pegas. Powerpoint presentation by Muchammad Chusnan Aprianto
Konsep Dasar Getaran dan Gelombang Kasus: Pegas Powerpoint presentation by Muchammad Chusnan Aprianto Definisi Gerak periodik adalah gerakan maju dan mundur atau melingkar pada lintasan yang sama untuk
Lebih terperinciANALISA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA)
1 ANALISA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA) Amirul Huda dan Unggul Wasiwitono,ST.,M.Eng.Sc,Dr.Eng Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran
Lebih terperinciTES STANDARISASI MUTU KELAS XI
TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55
Lebih terperinciPerancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm
E126 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm Idestrian Adzanta dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON Pengantar Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya (resultan gaya) yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam,
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA STRUKTUR
BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR Gerakan dari struktur terapung akan dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dimana terdapat gaya gaya luar yang bekerja pada struktur dan akan menimbulkan gerakan pada struktur. Untuk
Lebih terperinciSudut VS Waktu Sampling (a=0.95)
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 1.1. Pengujian Accelerometer dan Low Pass Filter Pengujian ini dilakukan dengan mengganti nilai koefisien low pass filter, dari pergantian nilai tersebut akan terlihat
Lebih terperinciREDAMAN PADA SISTEM OSILASI PEGAS-BENDA DENGAN MASSA YANG BERKURANG SECARA KONTINYU SKRIPSI
REDAMAN PADA SISTEM OSILASI PEGAS-BENDA DENGAN MASSA YANG BERKURANG SECARA KONTINYU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi
Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Abdul Rohman 1,*, Harus Laksana Guntur 2 1 Program Pascasarjana Bidang
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
1/19 Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007 GETARAN DAN GELOMBANG Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id GETARAN Getaran adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciFUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON
FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa
Lebih terperinci