Bilangan Dominasi Jarak Dua Pada Graf Hasil Operasi Amalgamasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bilangan Dominasi Jarak Dua Pada Graf Hasil Operasi Amalgamasi"

Transkripsi

1 Bilangan Dominasi Jarak Dua Pada Graf Hasil Operasi Amalgamasi Ilham Saifudin ) ) Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknik, Universias Muhammadiyah Jember Jl. Karimaa No. 49 Jember Kode Pos 68 ) ilham.saifudin@unmuhjember.ac.id ABSTRAK Unuk seiap graf G = (, E), S (G) dapa dikaakan himpunan dominasi dari G jika seiap simpul u (G) bereangga dengan S. Dengan demikian unuk seiap simpul u (G), ada simpul v S dimana jarak anara u dan v maksimal sau. Kardinalias minimum pada himpunan dominasi di graf G disebu dengan bilangan dominasi. Pada paper ini akan dienukan himpunan dominasi jarak dua pada graf G yang didefinisikan dengan S (G), dimana unuk seiap simpul u (G) ada simpul w S dimana jarak anara u dan w maksimal dua. Kardinalias minimum pada himpunan dominasi jarak dua di graf G disebu dengan bilangan dominasi jarak dua. Graf G yang dimaksud pada paper ini yaiu graf hasil operasi amalgamasi, dianaranya graf hasil operasi amalgamasi graf Helm, graf hasil operasi amalgamasi graf Bunga, graf hasil operasi amalgamasi graf Friendship. Kaa Kunci : Bilangan Dominasi Jarak Dua, Graf Hasil Operasi Amalgamasi. PENDAHULUAN Bilangan dominasi merupakan salah sau opik yang menarik pada eori graf. Bilangan dominasi sudah ada sejak ahun 850, bilangan dominasi ini muncul pada kalangan penggemar caur di Eropa yaiu penenuan berapa banyaknya rau yang harus diempakan pada papan caur 8 8, sehingga semua peak pada papan caur dapa dikuasai oleh rau dan jumlah rau yang dileakkan pada papan caur harus minimal. Hasil peneliian sebelumnya dianaranya enang bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi oleh Wicha dan Slamin. Bilangan dominasi dapa dikaakan sebagai banyaknya simpul pendominasi dalam suau graf yang dapa mendominasi simpul-simpul erhubung di sekiarnya, dengan simpul pendominasi berjumlah minimal. Bilangan dominasi dinoasikan dengan γ(g). Bilangan dominasi juga elah banyak diaplikasikan dalam kehidupan. Sebagai conoh pada penempaan mobil lisrik pada lahan perkebunan, penempaan CCT pada sudu-sudu erenu agar dapa menjangkau area di sekiarnya pada jarak erenu. Tujuan menerapkan himpunan dominasi pada penempaan mobil lisrik aaupun CCT yaiu agar lebih efisien dalam menempakannya sera dapa meminimalisir jumlahnya, sehingga lebih maksimal dalam penggunaannya. Dalam paper ini penulis menelii bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi (Carlson, K. 006) dan (Maryai, e al 00), dianaranya adalah graf hasil operasi amalgamasi graf Helm aau Amal (H n, v, ), graf hasil operasi amalgamasi graf Bunga aau Amal (Fl n, v, ), dan graf hasil operasi amalgamasi graf Friendship aau Amal (f n, v, ).

2 JUSTINDO, Jurnal Sisem & Teknologi Informasi Indonesia, ol., No., Februari 07. TINJAUAN PUSTAKA Himpunan dominasi (dominaing se) S pada graf G adalah subse dari (G) sedemikian seiap simpul G yang bukan elemen S erhubung dan berjarak sau erhadap S (Harary, e al F. 969) dan (Haynes, T. W, e al. 996). Kardinalias minimum di anara himpunan dominasi pada graf G disebu bilangan dominasi (dominaing number) dari graf G yang dinoasikan dengan γ(g). Himpunan dominasi jarak dua dinoasikan dengan S yaiu subse dari (G) sedemikian simpul G yang bukan elemen S erhubung dan memiliki jarak maksimal erhadap S (Darmaji, e al. 04), (Sridharan, N, e al. 00), dan (Umilasari, R. 05). Bilangan dominasi jarak dua dari suau graf dinoasikan dengan γ (G), yaiu kardinalias minimum dari himpunan dominasi jarak dua. Dalam menenukan simpul dominasi pada sebarang graf dapa menggunakan sebuah algorima yang dinamakan algorima greedy (Hedeniemi, S. T, e al. 986) dan (Munir, R. 004). Lema yang digunakan Lema. Bilangan dominasi jarak dua pada sebarang graf reguler G berderaja r adalahγ (G) r + Buki. Graf G adalah graf reguler jumlah simpul sebanyak dan deraja seiap simpul adalah r. Berdasarkan observasi, simpul maksimal yang dapa didominasi oleh sebuah simpul pendominasi adalah r +. Dengan demikian jumlah minimal simpul pendominasi adalah r +. Jadi, γ (G) r +. Selanjunya akan diunjukkan bahwa adalah jumlah simpul r + pendominasi minimal yang dapa mendominasi semua simpul di graf G. Andaikan γ G, maka r + banyak simpul maksimal yang dapa didominasi adalah r + r + +r r + r + =. Arinya, banyak simpul maksimal yang dapa didominasi adalah, maka erdapa minimal sau simpul yang belum erdominasi. Dengan demikian S = γ G. Karena adalah r + r + jumlah minimal simpul pendominasi yang dapa mendominasi semua simpul di G maka γ (G). r + Lema. Bilangan dominasi jarak dua pada sebarang graf G adalah γ (G) + (G) + N. (ikade e al, 06, 06) Buki. Graf G adalah sebarang graf dengan jumlah simpul sebanyak, misal x adalah sebuah simpul dengan deraja maksimal (G) maka x sebagai himpunan dominasi dan N [x] merupakan simpul berjarak dua dari x. Sehingga γ (G). + (G) + N Selanjunya akan diunjukkan bahwa + (G) + N adalah jumlah simpul pendominasi minimal. Andai γ G, maka banyak simpul + G + N maksimal yang dapa didominasi adalah + G + N + + G + N G + N =. + G + N Arinya banyak simpul yang dapa didominasi adalah, maka erdapa minimal sau simpul yang idak didominasi. Dengan demikian S =

3 Ilham Saifudin, Bilangan Dominasi Jarak hlm -40 γ G + G + N, karena + (G) + N adalah jumlah simpul pendominasi minimal maka γ (G). + (G) + N Teorema yang digunakan Teorema. Diberikan sebarang graf erhubung G sebanyak kopi maka bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi adalah γ Amal G, v, ; unuk diam(g) = γ G + ; unuk diam G yang lain (ikade e al, 06, 06) Buki. Dikeahui Amal(G, v, ) merupakan hasil operasi amalgamasi dari graf G sebanyak kopi dengan v adalah simpul erminal. Jika sebuah graf G memiliki n simpul, maka Amal(G, v, ) memiliki n + simpul. Beriku ini akan dibukikan bilangan dominasi jarak dua pada hasil operasi amalgamasi sebarang graf G yang memiliki diameer diam(g). Sebuah graf G dengan diam(g), jika dioperasikan amalgamasi, mengakibakan hasil operasi amalgamasi Amal(G, v, ) memiliki diameer kurang dari aau sama dengan 4. Sehingga sebuah simpul pendominasi yang dileakkan di simpul erminal akan dapa mendominasi semuruh simpul pada Amal(G, v, ). Dengan demikian γ (Amal(G, v, )) = dengan diam(g) 4. Selanjunya unuk membukikan hasil operasi amalgamasi pada sebarang graf G dengan diam(g) > akan dibagi menjadi dua kasus yaiu v S dan v bukan elemen S, dimana v adalah simpul erminal pada graf Amal(G, v, ) dan S adalah himpunan simpul dominasi jarak dua pada suau graf G. Kasus. v S Pada kasus dimana v S unuk jumlah kopian ke- sampai kopian ke, bilangan dominasi jarak dua pada Amal(G, v, ) akan membenuk barisan arimaika sebagai beriku. = γ (G) = γ (G) + = γ(g) = γ G) + = γ(g) = γ (G) + Maka dengan menggunakan barisan arimaika akan didapa bilangan dominasi jarak dua dari graf hasil operasi amalgamasi sebanyak kopi adalah γ (G) +. Berikunya akan dibukikan bilangan dominasi ersebu dengan menggunakan induksi maemaika sebagai beriku. γ (Amal(G, v, )) = γ (G) + Akan dibukikan unuk = adalah benar γ (Amal(G, v, )) = γ (G) + γ G = γ (G) Asumsikan unuk = k adalah benar γ (Amal(G, v, k)) = γ (G)k k + Akan dibukikan unuk = k + juga benar γ (Amal(G, v, k + )) = γ (Amal(G, v, k)) + beda γ (G)(k + ) (k + ) + = γ (G)k k + + γ (G) γ (G)k + γ (G) k + = γ (G)k + γ (G) k γ (G)k + γ (G) k = γ (G)k + γ (G) k

4 JUSTINDO, Jurnal Sisem & Teknologi Informasi Indonesia, ol., No., Februari 07 Dengan demikian pada kasus v S graf hasil operasi amalgamasi memiliki γ (Amal(G, v, )) = γ (G) +. Kasus. v bukan elemen S Pada kasus dimana v bukan elemen S unuk jumlah kopian ke- sampai kopian ke-, bilangan dominasi jarak dua pada Amal(G, v, ) akan membenuk barisan arimaika sebagai beriku. = γ (G) = γ (G) = γ (G) = γ (G) Maka dengan menggunakan barisan arimaika akan didapa bilangan dominasi jarak dua dari graf hasil operasi amalgamasi sebanyak kopi adalah γ (G). Berikunya akan dibukikan dere bilangan dominasi dengan menggunakan induksi maemaika sebagai beriku. γ (Amal(G, v, )) = γ (G) Akan dibukikan nuk = adalah benar γ (Amal(G, v, )) = γ (G) γ (G) = γ (G) Asumsikan unuk = k adalah benar γ (Amal(G, v, k)) = γ (G)k Akan dibukikan unuk = k + juga benar γ (Amal(G, v, k + )) = γ (Amal(G, v, k)) + beda γ (G)(k + ) = γ (G)k + γ (G) γ (G)k + γ (G) = γ (G)k + γ (G) Dengan demikian pada kasus v bukan elemen S graf hasil operasi amalgamasi memiliki γ (Amal(G, v, )) = γ (G). Dari kasus dan dapa dikeahui bahwa γ G + γ G maka γ Amal G, v, = γ G +. Selanjunya akan dibukikan bahwa γ G + adalah jumlah simpul pendominasi minimal pada graf Amal G, v,. Andaikan S Amal G, v, = γ G + = γ G maka simpul maksimal yang dapa didominasi oleh S adalah + (N + N ) n + +(N +N ) + (N + N ) n ++(N +N ) +(N +N ) n. = Dengan demikian idak semua simpul dapa didominasi, dengan demikian S (Amal(G, v, )) γ (G). Karena γ (G) + adalah jumlah simpul pendominasi yang minimal maka erbuki bahwa γ (Amal(G, v, )) = γ (G) +.. METODE PENELITIAN Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah pendeeksian pola, yaiu dengan cara mencari himpunan dominasi sedemikian hingga diemukan bilangan kardinalias yang minimum. Selain iu meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah dedukif aksiomaik yaiu meode peneliian yang menggunakan prinsip-prinsip pembukian dedukif yang berlaku dalam logika maemaika dengan menggunakan aksioma aau eorema yang elah ada unuk memecahkan masalah. Peneliian ini akan menghasilkan eorema-eorema baru yang elah dibukikan secara dedukif sehingga kebenarannya berlaku secara umum. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil peneliian akan dibahas enang bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi, dianaranya adalah graf hasil operasi amalgamasi graf Helm aau Amal (H n, v, ), graf hasil operasi 4

5 Ilham Saifudin, Bilangan Dominasi Jarak hlm -40 amalgamasi graf Bunga aau Amal (Fl n, v, ), dan graf hasil operasi amalgamasi graf Friendship aau Amal (f n, v, ). Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi Amalgamasi Graf Helm Pada bagian ini akan diunjukkan eorema mengenai bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi graf Helm aau Amal (H n, v, ) dengan n dan. Teorema 0. Diberikan graf Helm H n sebanyak salinan dengan dan n, maka hasil bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi adalah γ (Amal(H n, v, )) =. Buki. Dikeahui Amal(H n, v, ) merupakan hasil operasi amalgamasi dari graf Helm H n sebanyak salinan dengan v adalah simpul erminal. Jika sebuah graf Helm H n memiliki n + simpul, maka Amal(H n, v, ) memiliki n + simpul. Selanjunya akan diunjukkan bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi Amal(H n, v, ) dengan barisan arimaika yang dapa diliha pada Tabel. Table. Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi Amal H n, v, Jumlah Salinan () Bilangan Kardinalias (γ ) Unuk memperkua buki, disajikan conoh graf hasil operasi graf Helm seperi yang erliha pada Gambar. Gambar. Simpul Dominasi pada Amal H 6, v, 4 5

6 JUSTINDO, Jurnal Sisem & Teknologi Informasi Indonesia, ol., No., Februari 07 Maka dengan menggunakan barisan arimaika akan didapakan bilangan dominasi jarak dua dari graf hasil operasi amalgamasi pada graf Helm H n adalah. Berikunya akan dibukikan bilangan dominasi ersebu dengan menggunakan induksi maemaika sebagai beriku. γ (Amal(H n, v, )) = Akan dibukikan unuk = adalah γ (Amal(H n, v, )) = Akan dibukikan unuk = k adalah γ (Amal(H n, v, k)) = k Akan dibukikan unuk = k + adalah γ (Amal(H n, v, k + )) = γ (Amal(H n, v, k)) + beda γ H n k + = k + γ (H n ) k + γ (H n ) = k + k + = k + Selanjunya akan dibukikan bahwa simpul pendominasi ersebu dapa mendominasi seluruh simpul Amal(H n, v, ) berdasarkan Lema adalah n + +n =. Amal H n, v, + G +N = Selanjunya akan diunjukkan bahwa adalah jumlah simpul pendominasi minimal. Andai γ Amal H n, v, = maka banyak simpul maksimal yang akan didominasi adalah n + n ++n + n + n +n +n = n. Arinya banyak simpul yang didominasi adalah n, maka erdapa minimal sau simpul yang idak didominasi. Dengan demikian γ (Amal(H n, v, )), karena adalah jumlah minimal simpul pendominasi maka γ (Amal(H n, v, )) =. Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi Amalgamasi Graf Bunga Beriku ini akan dibahas bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi graf Bunga aau Amal (Fl n, v, ) yang dapa diliha pada Teorema 0.. Teorema 0. Diberikan graf Bunga Fl n sebanyak salinan dengan dan n, maka hasil bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi adalah γ (Amal(Fl n, v, )) =. Buki. Dikeahui Amal(Fl n, v, ) merupakan hasil operasi amalgamasi dari graf Bunga Fl n sebanyak salinan dengan v adalah simpul erminal. Jika sebuah graf Bunga Fl n memiliki n + simpul, maka Amal (Fl n, v, ) memiliki n + simpul. Selanjunya akan dibukikan bilangan dominasi jarak dua pada graf Amal(Fl n, v, ) dengan membagi kedalam dua kasus sebagai beriku. Kasus. v S Pada kasus dimana v S unuk jumlah salinan ke- sampai salinan ke-, Amal(Fl n, v, ) memiliki sebuah simpul pendominasi yang dileakkan pada simpul erminal sehingga γ (Amal(Fl n, v, )) =. Kasus. v S Pada kasus dimana v S unuk salinan ke- sampai salinan ke-, bilangan dominasi jarak dua pada graf Amal(Fl n, v, ) akan membenuk barisan arimaika sebagai beriku. 6

7 Ilham Saifudin, Bilangan Dominasi Jarak hlm -40 Tabel. Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi Amal(Fl n, v, ) Jumlah Salinan () Bilangan Kardinalias (γ ) Maka dengan barisan arimaika akan didapa bilangan dominasi jarak dua dari graf hasil operasi amalgamasi pada graf Bunga Fl n adalah. Unuk memperkua buki, disajikan conoh graf hasil operasi graf Bunga seperi yang erliha pada Gambar. Gambar. Simpul Dominasi padaamal(fl 4, v, ) Beriku akan dibukikan bilangan dominasi ersebu dengan menggunakan induksi maemaika sebagai beriku. γ (Amal(Fl n, v, )) = Akan dibukikan unuk = adalah γ (Amal(Fl n, v, )) = Akan dibukikan unuk = k adalah γ (Amal(Fl n, v, k)) = k Akan dibukikan unuk = k + adalah γ (Amal(Fl n, v, k + )) = γ (Amal(Fl n, v, k)) + beda γ Fl n k + = k + γ (Fl n ) k + γ (Fl n ) = k + k + = k + Dengan demikian pada kasus v S γ (Amal(Fl n, v, )) =. Dari kasus dan kasus dapa dikeahui bahwa maka γ (Amal(Fl n, v, )) =, karena berdasarkan definisi bilangan kardinalias adalah jumlah minimal dari simpul pendominasi. Selanjunya akan dibukikan bahwa simpul pendominasi ersebu dapa mendominasi seluruh simpul Amal(Fl n, v, ) berdasarkan Lema adalah γ Amal Fl n, v, n + n + = =. + G +N = Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi Amalgamasi Graf Friendship Beriku ini akan dibahas bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi graf Friendship aau Amal (f n, v, )yang dapa diliha pada Teorema 0.4. Teorema 0.4 Diberikan graf Friendship f n sebanyak salinan dengan dan n, maka hasil bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi adalahγ Amal (f n, v, ) =. 7

8 JUSTINDO, Jurnal Sisem & Teknologi Informasi Indonesia, ol., No., Februari 07 Buki. Dikeahui Amal (f n, v, ) merupakan hasil operasi amalgamasi dari graf Friendship f n sebanyak salinan dengan v adalah simpul erminal. Jika sebuah graf Friendship f n memiliki n + simpul, maka Amal (f n, v, ) memiliki n + simpul. Kasus. v S Pada kasus dimana v S unuk jumlah salinan ke- sampai salinan ke-, Amal (f n, v, ) memiliki sebuah simpul pendominasi yang dileakkan pada simpul erminal sehingga γ Amal (f n, v, ) =. Kasus. v S Pada kasus dimana v S unuk salinan ke- sampai salinan ke-, bilangan dominasi jarak dua pada graf Amal (f n, v, )akan membenuk barisan arimaika sebagai beriku. Tabel. Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi Amal (f n, v, ) Jumlah Salinan () Bilangan Kardinalias (γ ) Maka dengan barisan arimaika akan didapa bilangan dominasi jarak dua dari graf hasil operasi amalgamasi pada graf Friendship f n adalah. Beriku akan dibukikan bilangan dominasi ersebu dengan menggunakan induksi maemaika sebagai beriku. γ Amal (f n, v, ) = Akan dibukikan unuk = adalah γ Amal (f n, v, ) = Akan dibukikan unuk = k adalah γ Amal (f n, v, k) = k Akan dibukikan unuk = k + adalah γ (Amal (f n, v, k + )) = γ (Amal (f n, v, k)) + beda γ f n k + = k + γ f n k + γ f n = k + k + = k + Dengan demikian pada kasus v S γ Amal (f n, v, ) =. Dari kasus dan kasus dapa dikeahui bahwa maka γ Amal (f n, v, ) =, karena berdasarkan definisi bilangan kardinalias adalah jumlah minimal dari simpul pendominasi. Selanjunya akan dibukikan bahwa simpul pendominasi ersebu dapa mendominasi seluruh simpul Amal (f n, v, ) berdasarkan Lema adalah γ Amal (f n, v, ) n + n + = =. + G +N = Unuk memperkua buki, disajikan conoh graf hasil operasi graf Friendship seperi yang erliha pada Gambar. 8

9 Ilham Saifudin, Bilangan Dominasi Jarak hlm -40 Gambar. Simpul Dominasi pada Amal (f 4, v, 4) 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis dan pembahasan adalah sebagai beriku :. Bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi graf Helm aau Amal(H n, v, ) dengan n dan adalah γ (Amal(H n, v, )) =.. Bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi graf Bunga aau Amal(Fl n, v, ) dengan n dan adalahγ (Amal(Fl n, v, )) =.. Bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi graf Friendship aau Amal(f n, v, ) dengan n dan adalah γ (Amal(f n, v, )) =. Berdasarkan hasil peneliian mengenai bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi amalgamasi, dianaranya adalah graf hasil operasi amalgamasi graf Helm, graf hasil operasi amalgamasi graf Bunga, graf hasil operasi amalgamasi graf Friendship. Maka peneliian selanjunya dapa dikembangkan dengan menenukan bilangan dominasi jarak dua pada graf hasil operasi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Carlson, K Generalized Books and Cm-Snakes are Prime Graphs. Ars Combinaoria. Darmaji dan Umilasari, R. 04. Dominaing Se Berjarak Dua pada Graf Jahangir dan Prisma. Tidak Dierbikan. Paper. Surabaya: ITS. Harary, F. dan Fruch, R Graph Theory. Philippines: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Haynes, T. W., Hedeniemi, S. T., dan Slaer, P. J Fundamenal of Dominaions in Graphs. New York: Marcel Dekker, Inc. Hedeniemi, S. T., Laskar, R., dan Pfaff, J A Linear Algorihm for Finding a Minimum Dominaing Se in Cacus. Discree Applied Mahemaics in Norh Holland. : 9

10 JUSTINDO, Jurnal Sisem & Teknologi Informasi Indonesia, ol., No., Februari Maryai, Salman, Baskoro, Ryan, dan Miller. 00. On H-supermagic Labelings for Cerain Shackles and Amalgamaions of a Conneced Graph. Uilias Mahemaica. 8: - 4. Munir, R Algorima Greedy. Deparemen Teknik Informaika Insiu Teknologi Bandung. Sridharan, N., Subramanian,. S. A dan Elias, M. D. 00. Bounds on he Disance Two-Dominaion Number of Graph. Graphs and Combinaorics. 8: Umilasari, R. 05. Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf-graf Hasil Operasi Korona dan Comb. Tidak Dierbikan. Tesis. Surabaya: ITS. ikade, W. D. 06. Bilangan Dominasi Jarak Dua pada Graf Hasil Operasi. Tidak Dierbikan. Tesis. Jember: Universias Jember 40

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n untuk d = 1 atau d = 2

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n untuk d = 1 atau d = 2 Jurnal Maemaika UNAND Vol. No. 1 Hal. 3 36 ISSN : 303 910 c Jurusan Maemaika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n unuk d = 1 aau d = DINA YELNI Program Sudi Maemaika,

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA

STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA LAPORAN PENELITIAN STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA Oleh: 1. Mushofa, S.Si 2. Karyai, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU

PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU LEMMA VOL I NO. 2, MEI 215 PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU Siskha Handayani STKIP PGRI Sumaera Bara Email: siskhandayani@yahoo.com Absrak. Dalam peneliian ini akan dibahas penyelesaian dari sisem

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet JURNAL FOURIER Okober 6, Vol. 5, No., 67-8 ISSN 5-763X; E-ISSN 54-539 Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan eori Floque Syarifah Inayai Program Sudi Maemaika, Fakulas Maemaika dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu Mah Educa Jurnal () (7): 86-95 Jur na l Maem aika Pend i di ka n Maema i ka Email: mejuinibpag@gmailcm Hubungan anara Keerbservasian Keerknsruksian Sisem Linier Kninu Berganung Waku Ezhari Asfa ani adris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga Dimensi Metrik Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga Ilham Saifudin 1) 1) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Jl Karimata No 49 Jember Kode Pos 68121 Email : 1)

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Ulul Azmi 1, Dafik 2, Susi Setiawani 3

Ulul Azmi 1, Dafik 2, Susi Setiawani 3 KEANTIAJAIBAN SUPER TOTAL SELIMUT PADA COMB SISI GRAF TANGGA SEGITIGA DENGAN AMALGAMASI GRAF SIKEL DAN KAITANNYA DENGAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Ulul Azmi 1, Dafik 2, Susi Seiawani 3 ululazmi29011995@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

RUANG METRIK FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA

RUANG METRIK FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA RUANG METRIK FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Yogyakara Unuk Memenuhi Sebagai Persyaraan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono Bulein Ilmiah Ma. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 5, No. 3 (216), hal 195 24. PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO Naufal Helmi, Mariaul

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL ALIRAN POLUTAN DI TIGA DANAU YANG SALING TERHUBUNG ANDRI TRI WIBOWO

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL ALIRAN POLUTAN DI TIGA DANAU YANG SALING TERHUBUNG ANDRI TRI WIBOWO PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL ALIRAN POLUTAN DI TIGA DANAU YANG SALING TERHUBUNG ANDRI TRI WIBOWO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR

SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR Jurnal Maemaika Vol. 8, No., Desember 5: 7-77 SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR S. B. Waluya Jurusan Maemaika FMIPA Universias Negeri Semarang sevanusbudi@yahoo.com

Lebih terperinci

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1 BAB 7 LIMIT FUNGSI Sandar Kompeensi Menggunakan konsep i fungsi dan urunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompeensi Dasar. Menjelaskan secara inuiif ari i fungsi di suau iik dan di akhingga. Menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Pendahuluan Modul yang ke- dari maa kuliah Aljabar Linear ini akan mendiskusikan beberapa konsep yang berguna bagi kia sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Aljabar C* dan Mekanika Kuantum 1

Aljabar C* dan Mekanika Kuantum 1 Aljabar C* dan Mekanika Kuanum 1 Oleh: Rizky Rosjanuardi rizky@upi.edu Jurusan Pendidikan Maemaika FPMIPA Universias Pendidikan Indonesia Absrak Pada makalah ini dibahas konsep aljabar-c* dan kaiannya

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON * PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV HAMILON * BERLIAN SEIAWAY, YANA ADHARINI DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus IPB

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Silabus : Aljabar Linear Elemener MA SKS Bab I Mariks dan Operasinya Bab II Deerminan Mariks Bab III Sisem Persamaan Linear Bab IV Vekor di Bidang dan di Ruang Bab V Ruang Vekor Bab VI Ruang Hasil Kali

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUHG/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 8 VEKTOR DAN NILAI EIGEN /5/7 9.9 Beberapa Aplikasi Ruang Eigen Uji Kesabilan dalam sisem dinamik Opimasi dengan SVD pada pengolahan Cira Sisem Transmisi dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci