Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680, 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680, 2"

Transkripsi

1 JPSL Vol. (): 37 45, Jul 0 PENGELOLAAN PERIKANAN PELAGIS KECIL BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN DI KEPULAUAN SANGIHE (Managemen of Small Pelagc Fsery Based on Envronmen Carryng Capacy) Acmad Nasr Basane, Akmad Fauz, Danel R. Monnja 3, Ded Soedarma 3 Sekola Pascasarjana, Insu Peranan Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 6680, e-mal : acmadnasr_gc@yaoo.co.d Deparemen Ekonom dan Sumberdaya Lngkungan, Fakulas Ekonom dan Manajemen, Insu Peranan Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Guru Besar Fakulas Ilmu Kelauan dan Perkanan, Insu Peranan Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor, 6680 Absrac One of e poency for developmen of Sange Islands s sea and e avalably of fs resources wc s relavely g, bo n erms of quany and dversy. One of e fs ypes w g quany n s area are pelagc fs group. Ts researc ams o analyze e managemen of small pelagc fsng n order o manan s susanably. Te researc resul ndcae a e average susanable producon of e small pelagc for 0 years ( ) observaon was 3,8.45 ons/year. Deprecaon value as reduced e rens value receved by fsermen. W e meod of e presen value, e revenues from e marke a dscoun rae of 5% sould be Rp bllon. However, due o deprecaon, e amoun receved jus Rp 8.59 bllon only. For e opmal and susanable fseres managemen, e effor level for small pelagc capure sould be 5,34 rps/year a dscoun rae of 5%. To manan e susanably, e level sould be lowered down around 46% from e presen level n small pelagc managemen. Keywords : Sange arcpelago,cyp, MAPLE, developmen of e small pelagc fses Pendauluan Kepulauan Sange memlk 05 pulau, dan sebanyak 6 pulau (4.76 %) yang berpenduduk ssanya 79 pulau (75.4 %) dak berpenduduk, sera memlk 5 (lma) pulau sebaga penenu gars baas erluar dar Indonesa, yau: P. Marore, P. Kawo, P. Mauuang, P. Kawaluso, dan P. Lpang. Poens lau yang cukup luas dung dar kewenangan 4 ml lau yau 6 km², dengan demkan poens perkanan akan sanga menenukan ara pembangunan Kepulauan Sange. Kerjasama perkanan anar Kabupaen Kepulauan Sange dengan pasar ekspor negara eangga Flpna akan memberkan peluang yang cukup berar bag pengembangan ekonom Kabupaen Kepulauan Sange. Sala sau poens pengembangan Kepulauan Sange adala kepemlkan luas lau dan ersedanya sumber daya kan (SDI) yang relaf ngg bak dar ss kuanas maupun keanekaragaman. Anggoro (00) menyaakan sasaran pembangunan perkanan d masa mendaang dak anya dujukan unuk penngkaan pendapaan masyaraka, perolean devsa, kesempaan kerja, eap juga dunu unuk eap memperaankan daya dukung (carryng capacy) dan kualas lngkungan agar eap lesar bag generas sekarang dan yang akan daang. Penelan n membaas pada kelompok kan pelags kecl, melpu: kan layang (Decaperus spp.), kan selar (Selar spp.), kan julung-julung (Tylosurus spp.), dan kan sunglr (Elagasb pnnulaus). Unuk mela sejau mana poens perkanan pelags kecl Kepulauan Sange dapa memberkan konrbus eradap pembangunan daera dan kesejaeraan masyaraka, maka drumuskan peranyaan penelan, sebaga berku: () apaka sumber daya perkanan pelags kecl d Kabupaen Kepulauan Sange ela erdegradas?; () berapa besar poens lesar?; (3) seberapa besar depresas sumber daya perkanan pelags kecl yang erjad d Kabupaen Kepulauan Sange? dan (4) bagamana mengelola sumber daya perkanan pelags kecl agar opmal. Penelan n secara umum berujuan merumuskan alernaf kebjakan dan program pengelolaan PK perbaasan Kepulauan Sange berbass geopolk, daya dukung ekonom dan lngkungan. Secara kusus, penelan n berujuan: () mengevaluas dan menganalss degradas sumber daya perkanan; () mengevaluas dan menenukan produks lesar; (3) mengevaluas dan menganalss depresas sumber daya perkanan; dan (4) menganalss dan meneapkan pengelolaan sumber daya perkanan yang opmal. Meode Penelan Penelan dlakukan sejak bulan Aprl 008 sampa dengan bulan Desember 009 yang berlokas d Kabupaen Kepulauan Sange Provns Sulawes Uara. Ruang lngkup penelan dbaas pada beberapa analss yang mempunya kaan era dengan ujuan penelan, yau: () raa-raa produks akual kan 37

2 JPSL Vol. (): 37 45, Jul 0 pelags kecl; () pendugaan sandardsas effor; (3)pendugaan parameer bolog; (4) analss produks lesar; (5) analss degradas; (6) analss depresas; (7) pengelolaan perkanan yang opmal. Daa yang dkumpulkan dalam penelan n erdr aas daa prmer dan daa sekunder. Daa prmer adala daa yang belum erseda dan dperole dengan cara pengamblan langsung d lapangan. Daa n dperole melalu surve. Penelan n juga banyak memanfaakan daa sekunder yang runun waku (me seres) yang melpu daa landng (produks) kan, npu yang dgunakan (effor), arga per un oupu (arga kan per kg), ndeks arga konsumen (consumers prce ndex), dan lan-lan. Sumber daa berasal dar BPS,, Dnas Kelauan dan Perkanan provns/kabupaen, kecamaan, keluraan/desa, dan oko masyaraka. Ala angkap yang dgunakan d peraran Kepulauan Sange cukup beragam, ole karena u dlakukan sandardsas ngka upaya (effor) dengan menggunakan formula yang dkembangkan ole Kng (985) sebagamana dkup ole Anna (003), dengan formula sebaga berku: E 38 D, dmana () U U Dmana: E = Tngka upaya (effor) dar ala angkap pada waku yang dsandardsas D = Jumla ar melau (fsng days) dar ala angkap pada waku. = Nla kekuaan menangkap (fsng power) dar ala angkap pada waku. U = Jumla produks per ala angkap (cac per un effor, CPUE) dar ala angkap U sd pada waku. = Jumla produks per ala angkap (cac per un effor, CPUE) dar ala angkap yang djadkan sebaga bass sandar. Parameer bolog yang dduga dalam penelan n melpu r adala perumbuan nrnsk (alam), q adala koefsen kemampuan penangkapan dan K adala daya dukung lngkungan (carryng capacy). Nla r, q dan K dkaj melalu persamaan yang dkembangkan ole CYP (99) sebaga berku: r ( r) q ln( U ) ln( qk) ln( U ) ( E E ) ) r ( r) ( r) () Unuk memecakan persamaan () ersebu dmula dengan memsalkan r qk a r ln (3) r b (4) r q b (5) r sd Sengga persamaan () dapa dsederanakan sebaga berku: lnu a b lnu b E E (6) Koefsen penduga a, b dan b dapa dung dengan menggunakan eknk ordnary leas square (OLS). Pemecaan OLS dlakukan dengan menggunakan perangka kompuer dengan meode excel. Daa yang dgunakan adala daa runun waku (me seres) selama kurang leb 0 aun. Selanjunya parameer r, q dan K dapa dperole dar persamaan (3), (4) dan persamaan (5). Jens ala angkap yang danalss mengku sandardsas jens ala yang opmal dgunakan. Ole karenanya unuk memperole nla un upaya yang benar, seluru un (effor) dsandardsas berdasarkan purse sene base. Terdapa dua benuk model fungsonal unuk menggambarkan sok bomas, yau benuk Logsk dan benuk Gomperz, sebagamana persamaan dbawa n: dx (7) d dx rx ( K / X ) H (8) d Benuk Logsk: rx X K H Benuk Gomperz: Dmana r adala laju perumbuan nrnsk, K adala daya dukung lngkungan. Benuk fungsonal Logsk adala smers, semenara benuk Gomperz dak. Dasumskan bawa laju penangkapan lnear eradap bomas dan effor sebagamana duls sebaga berku: H qe X (9) dmana q adala koefsen kemampuan penangkapan dan E adala upaya penangkapan. Dengan mengasumskan konds kesembangan maka kurva angkapan-upaya lesar (yeld-effor curve) dar kedua fungs d aas dapa duls sebaga berku: q K Logsk : H qke E r (0) qe r Gomperz : H qke e Esmas parameer r, K dan q unuk persamaan yeld-effor dar kedua model d aas (Logsk dan Gomperz) melbakan eknk non-lnear. Nla parameer r, q dan K kemudan dsubsuskan ke dalam persamaan (0) bak dalam benuk Logsk maupun dalam benuk Gomperz. Tngka degradas unuk SDI dlakukan dengan pendaaan npu/effor dan asl angkapan dar kan yang erera dalam daa seres. Dar kedua daa ersebu dapa dung pendugaan sok dan panen lesar (susanable yeld), kemudan dengan membandngkan konds eksraks akual dan susanable dengan analss rend dan conras akan dapa dkeau laju degradas. Dalam penelan n, fungs degradas sumber daya perkanan dung berdasarkan formula Anna (003) yang dmodfkas dar Amman dan Duraappa (00), sebaga berku: () e s a

3 D mana degradas pada perode, adala koefsen aau ngka s adala produks lesar pada perode, dan a adala produks akual dalam perode. Srukur baya merupakan daa komponen ekonom yang sanga penng dalam penelan n yang menyangku srukur baya dar penggunaan ala angkap pada waku operas penangkapan dengan menggunakan daa cross secon. Daa cross secon dperole dar responden unuk masng-masng ala angkap. Baya per un sandard effor dar grup kan masng-masng ala angkap ersebu. Baya per un sandardsas effor dar grup kan yang dgunakan dalam analss dsesuakan dengan ndeks arga konsumen kan segar aunan dar Badan Pusa Sask unuk mengaslkan baya seres selama aun pengamaan. Secara maemas, baya per un effor sandard dapa duls sebaga berku: n n TC CP () Ce n E j k 00 D mana: C = baya per un sandardzed effor pada perode. e TC = baya oal unuk ala angkap unuk =,, 3,...m E = oal sandardzed effor unuk ala angkap = produks ala angkap pada perode.... = oal produks kan yang j m danalss unuk seluru ala angkap N= jumla ala angkap CPI = ndeks arga konsumen pada perde. Parameer ekonom yang dperlukan dalam penelan n juga menyangku arga. Parameer arga oupu dperole dengan cara mengkonvers arga nomnal per sauan kan yang dangkap (ex-vessel prce) ke dalam arga rl dengan cara menyesuakannya dengan ndeks arga konsumen. Arnya, nla yang dperole dar surva aaupun daa sekunder arus dkonvers ke pengukuran rl, dengan cara menyesuakan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), sengga pengaru nflas dapa delmnr. Jad arga nomnal pada perode bsa dkonvers dengan arga rl. Pendugaan parameer arga dlakukan dengan: m CP P P... Pj * (3) n 00 D mana P = arga kan pada perode dan P... P adala arga jens kan sampa j (sanga erganung dar beberapa jens kan), m dan n adala aun yang djadkan bass perungan raaan geomerk. Raaan n kemudan dgunakan unuk mengesmas arga aunan selama pengamaan. j JPSL Vol. (): 37 45, Jul 0 Unuk menenukan nla dscoun rae pemanenan SDI dalam suau penelan dgunakan real dscoun rae dengan pendekaan Ramsey. Dalam pendekaan n eknk yang dgunakan adala yang dkembangkan ole Kula (984) dan eknk n ela dlakukan aau dadops ole beberapa penel. Kula (984) mengembangkan eknk n dengan menggunakan formula yang sama dengan formula yang dkembangkan ole Ramsey. Real dscoun rae (r) Kula ddefnskan sebaga: r g (4) Dmana: r = pure me preference konsums SDA, yang ddasarkan kepada nomnal dscoun rae; = elassas pendapaan eradap eksraks SDI; dan g = laju perumbuan ekonom karena eksraks SDA. Kemudan laju perumbuan ekonom yang dakbakan ole eksraks SDI dung dar laju konsums sumber daya perkanan yang ddeka dengan PDRB perkanan, dengan perungan melalu formula: ln C a a ln (5) 0 D mana C adala PDRB perkanan d lokas penelan pada aun ke, sengga derva persamaan d aas dapa dperole nla elassas konsums sumber daya alam yau: ln C a (6) ln yang kemudan secara maemas dapa duls sebaga berku: C C g (7) Mengku eknk Bren yang dkup ole Anna (003), dengan menggunakan sandar elassas pendapaan eradap konsums sumber daya alam sebesar, dan menggunakan nla dscoun rae saa n dar Ramsey sebesar 5%, maka dperole nla real dscoun rae sebaga berku: r markedscoun rae ( g) (8) Dalam sud n dlakukan dua skenaro perungan depresas, yau dengan mengunakan dua nla dscoun rae yang berbeda, yau socal dscoun rae dan nomnal dscoun rae Ramsey, dengan asums bawa kurva permnaan bersfa elass. Unuk perungan laju depresas pada dasarnya sama dengan laju degradas, anya menggunakan parameerparameer ekonom, sebaga berku: r e s a (9) D mana adala laju depresas, s adala rene susanable dan a adala rene produks akual. Persamaan-persamaan yang dgunakan d aas pada dasarnya anya menggambarkan suau ssem perkanan berbass fakor bolog, sedangkan dalam suau ssem perkanan dkenal dengan fakor ekonom. Ole karena u Gordon (954) dalam Basane (0) 39

4 JPSL Vol. (): 37 45, Jul 0 mengnroduks parameer ekonom seper arga (prce, p) per sauan bera dan baya dar npu (cos, c) dmasukkan ke dalam model Scaefer unuk mengaslkan kesembangan bo-ekonom. Kesembangan bo-ekonom n kemudan dkenal dengan kesembangan sak Gordon Scaefer. Suau kesembangan bo-ekonom dperole pada saa TR = TC aau oal revenue sama dengan oal cos yau pada saa upaya (effor) berada pada level akses erbuka (open access). Dalam konds TR=TC, maka keunungan nol 0. Blamana TR = p dan Ex, maka TR = pqex, sedangkan blama TC = ce, maka fungs keunungan adala: pqex ce (0) Pada kesembangan bo-ekonom model Gordon Scefer (954), d mana revenue sama dengan nol, maka dengan kaa lan keunungan bomas (x) sebandng dengan baya eksraks per un effor (c) dbag dengan arga per sauan bera (p) dan koefsen daya angkap (q) aau dapa dnoaskan sebaga berku: c x OA () pq Hasl dan Pembaasan Jens kan yang danalss Jens kan yang danalss dalam penelan n adala: kan layang (Decaperus sp.),kan selar (Selar sp.), kan julung-julung (Tylosurus sp.) dan kan sunglr (Elagasb pannulaus). Produks akual kan yang danalss selama kurun waku 0 aun ( ) perode pengamaan dsajkan dalam Tabel. Tabel memberkan araan bawa produks kan yang erngg dar jens yang danalss adala kan layang dengan raa-raa produks akual selama 0 aun ( ) pengamaan sebesar on/aun, menyusul kan julung-julung on/aun, kan selar 36.4 on/aun, dan erakr kan sunglr dengan raa-raa produks selang 0 aun ( ) pengamaan sebanyak 6.7 on/aun. Raa-raa produks akual kan yang ddarakan d Kepulauan Sange sebesar on/aun selama 0 aun ( ) perode pengamaan, yang apabla dbandngkan dengan jumla produks kan yang danalss sebanyak on/aun. Pendugaan sandardsas effor Kalbras dlakukan mengnga daa mengena upaya unuk speses arge yang dgunakan dalam penelan n dak erseda. Menuru Fauz (998), agregas upaya merupakan sau-saunya cara pengukuran upaya yang dapa dandalkan pada perkanan mul-speces. Penelan n menggunakan un rp dar ala angkap yang dgunakan, yang erleb daulu sandardsas dar un upaya (effor). Sandardsas dlakukan menggunakan daa produks dan rp ala angkap dar aun , dengan menggunakan ala angkap yang domnan dalam seap penangkapan kan pelags kecl (Tabel ). Tabel Produks akual kan pelags kecl d Kepulauan Sange Produks (on) Pelags Kecl Toal Taun Ikan Ikan Ikan Ikan Prod.kan Layang Selar Julung Sunglr Pel.kecl GEOMEAN Sumber: Hasl olaan daa Dnas Kelauan dan Perkanan (008) dan BPS (008) Tabel CPUE dan effor sandar ala angkap dar jens kan pelags kecl Cac per un effor (cpue) Fsng power ndex (fp) Sandardsas effor Toal Taun Puka Payang Puka J.nsang J.nsg Payang Puka J.nsang J.nsng Puka Payang Puka J.nsang J.nsang Effor Cncn Pana Hanyu Lngkar Pana Hanyu Lgkar Cncn Pana Hanyu Lngkar

5 JPSL Vol. (): 37 45, Jul GEOMEA Tabel menunjukkan bawa produkvas asl angkapan yang dlambangkan dengan cac per un effor (CPUE) menunjukkan bawa CPUE puka cncn sebesar 0.34 on/rp, payang sekar 0.0 on/rp, puka pana sebesar 0.07 on/rp, jarng nsang anyu on/rp, dan jarng nsang lngkar sebesar on/rp. Toal effor dalam penangkapan kan pelags yang dsandardsas sekar rp/aun, dengan dsrbus unuk puka cncn 5 4 rp/aun, payang 0 rp/aun, puka pana sebesar 45 rp/aun, jarng nsang anyu sebesar 43 rp/aun, dan jarng nsang lngkar dengan upaya sebesar 65 rp/aun. Pendugaan parameer bolog Parameer bolog dduga dengan model Clarke e al. (99). Parameer yang dduga adala ngka perumbuan nrnsk (r), daya dukung lngkungan (carryng capacy) (K), dan koefsen daya angkap (q). Sebelum pendugaan parameer bolog dung koefsen pendugaan,, dan dpecakan melalu eknk ordnary leas square (OLS) dengan banuan mcrosof excel. Parameer bolog yang dperole adala r =.3836; q = ; dan K = on/aun. Produks lesar Dengan menggunakan nla r, q, dan K ersebu d aas dung dengan menggunakan fungs produks Gomperz melalu MAPLE vers 3. Dar fungs produks ersebu d aas dapa dung produks lesar dengan banuan mcrosof excel, sebagamana dsajkan dalam Tabel 3. Dar Tabel 3 erla bawa raa-raa produks lesar kan pelags kecl sebesar on/aun dengan effor sebesar rp dan produks akual sebesar on/aun. Depresas sumber daya perkanan Unuk menla depresas SDI dgunakan meode presen value. Arnya bawa seluru rene yang akan daang (fuure value of ren) yang darapkan daslkan dar SDI dung dengan nla masa sekarang (presen value). Perungan depresas dalam penelan n menggunakan dua nla dscoun rae yang berbeda yau marke dscoun rae 5% dan real dscoun rae Kula (4.94%). Teknk n banyak dgunakan ole para penel seper Resosudarma (995) dan Fauz (998). Nla real dscoun rae Kula memberkan ndkas bawa ngka resko berusaa akan sanga besar d wlaya peraran Kepulauan Sange dan juga memberkan pedoman pengelolaan bawa perlakuan kusus perlu derapkan dalam pengelolaan perkanan d Kepulauan Sange. Daa depresas kelompok kan pelags kecl dsajkan dalam Tabel 4. Tabel 3 Effor, produks akual dan produks lesar kan pelags kecl Taun Effor Prod.Akual Prod Lesar (rp) (on) (on)

6 JPSL Vol. (): 37 45, Jul Geomean Selama 0 aun ( ) perode pengamaan dalam penangkapan kan pelags kecl ela erjad depresas dengan ksaran Rp 860 jua sampa dengan Rp 69.6 mlar dengan oal depresas Rp mlar. Jumla rene yang searusnya derma dar penangkapan kan pelags kecl sekar Rp mlar pada marke dscoun rae 5% eap karena erjad depresas maka rene ekonom menjad Rp 8.59 mlar. Depresas erjad pada sekar aun dar 0 aun ( ) pengamaan, yau: pada aun 990, 99, 99, 995, 996, 997, 999, 00, 004, 006, dan aun 007. Selanjunya perungan rene pada real dsconu rae 4.94% mengaslkan rene sebesar Rp mlar eap depresas yang erjad sebesar Rp mlar menyebabkan berkurangnya rene menjad Rp mlar selama 0 aun ( ) perode pengamaan. Perungan rene sumber daya perkanan pelags kecl dengan menggunakan dscoun rae yang leb konservaf dar Kula (4.94%) depresas kan pelags kecl erjad pada aun yang sama dengan marke dscoun rae 5% dengan ksaran Rp 6. mlar sampa Rp mlar. Pengelolaan sumber daya perkanan yang opmal Sumber daya perkanan merupakan ase kapal yang dalam pengelolaannya arus dkelola secara opmal juga memerlukan kapal. Dalam konds akual, jarang sekal erjad pemanfaaan sumber daya perkanan pada penangkapan maupun effor yang opmal, padaal dengan pemanfaaan pada ngka opmal nla, perkanan angkap akan lesar. Harwck (990) menyaakan pengeauan mengena perbedaan anara ngka angkapan dan upaya akual dan opmal dgunakan unuk menyesuakan kebjakan angkap agar dapa memnmalsas opporuny cos dalam benuk ekonom opmal yang lesar, yang Tabel 4 Perubaan rene ekonom (depresas) kelompok kan pelags kecl lang karena pemanfaaan SDI pada ngka saa n. Pemanfaaan opmal dar SDI sepanjang waku dkeau dengan menggunakan eor capal ekonom sumber daya yang dkembangkan ole Clark & Munro (975). Analss pengelolaan opmal dlakukan program MAPLE vers 3 menympulkan bawa apabla sumber daya perkanan pelags kecl akan dkelola secara opmal pada dscoun rae 5% maka nla opmal bomas (x*) arus berada pada on/aun, dan asl produks angkapan secara opmal (*) sebesar on/aun sera npu opmal (E*) unuk kan pelags kecl berada pada effor 534 rp/aun. Selanjunya apabla sumber daya perkanan pelags kecl akan dkelola secara opmal pada dscoun rae 4.94% maka nla opmal bomas (x*) arus berada pada on/aun, dan asl produks angkapan secara opmal (*) sebesar on/aun sera npu opmal (E*) unuk kan pelags kecl berada pada effor rp/aun. Dar angka ersebu erla bawa nla opmal bomass (x*) pada dscoun rae 5% leb kecl dbandngkan dengan nla x* pada dscoun rae 4.94%. Hasl n sejalan dengan pernyaaan penelan erdaulu yau nla dscoun rae yang leb ngg akan menyebabkan penngkaan laju opmal dar eksploas sumber daya erbarukan, dengan demkan kemungknan akan erjad kepunaan semakn besar (Clark 97 dalam Hanesson 987; Clark 996). Jka sumber daya kan pelags kecl dkelola secara opmal maka produks arus mengku rajekor opmal dengan npu level yang sesua dengan perungan pada marke dscoun rae 5% maupun pada real dscoun rae dar Kula 4.94%, akan dperole nla keunungan opmal yang dapa dukur dengan arga saa n (presen value) sebagamana dsajkan dalam Tabel 5. Dar Tabel 5 erla bawa keunungan secara opmal (opmal ren) dalam pengelolaan sumber daya kan pelags kecl selama 0 aun ( ) perode pengamaan raa-raa sebesar Rp.78 mlar/aun pada marke dscoun rae 5% dan Rp.8 mlar/aun pada real dscoun rae 4.94%. Nla keunungan n apabla dukur dengan presen value dperole masng-masng Rp 78.5 mlar/aun dan Rp mlar/aun. Sejalan dengan pengelolaan opmal, maka penaaan npu level unuk pengelolaan perkanan pelags kecl perlu dlakukan. Ole karena u dperlukan pengkajan effor akual dan opmal sera susanable ren dan opmal ren. Daa perbandngan effor akual dan opmal unuk perkanan pelags kecl dsajkan dalam Tabel 6. Taun Sus Rev TC Sus Ren Dscoun rae PV Ra PV.Ra PV Rb PV.Rb (Rp.Jua) (Rp. Jua) (Rp. Jua) Marke Real (Rp.Jua) (Rp.Jua)

7 JPSL Vol. (): 37 45, Jul Keerangan PVRa : presen value susanable ren dengan δ marke 5% Sus Rev : penermaan lesar (susanable revenue) PVRb : presen value susanable ren dengan δ real 4.94% TC : oal cos PVRa : perubaan presen value susanable ren dengan δ marke 5% Sus Ren : rene lesar (susanable ren) PVRb : perubaan presen value susanable ren dengan δ real 4.94% Tabel 5 Opmal ren dan presen value pengelolaan kan pelags kecl Opmal ren Presen value Taun δ = 5% (Jua Rp) δ = 4.94% (Jua Rp) δ = 5% (Jua Rp) δ = 4.94% (Jua Rp) GEOMN Tabel 6 Persenase perbedaan effor dan ren dar opmal dan lesar kan pelags kecl Taun Sd Effor Op Effor Sus Ren Op ren % Perbedaan (rp) (rp) (Rp.Jua) (Rp Jua) Effor Ren

8 JPSL Vol. (): 37 45, Jul RATA-RATA Tabel 6 menunjukkan bawa pengelolaan kan pelags kecl memerlukan penurunan npu level dar seap effor sebesar 46% dar effor yang ada saa n, yang akan menakan pendapaan sekar 6.97 persen dar pendapaan yang derma saa n Kesmpulan Berdasarkan asl analss yang dlakukan, maka dapa drumuskan beberapa kesmpulan sebaga berku: () Depresas yang erjad ela menurunkan nla rene yang arus derma ole nelayan. Dengan meode presen value penermaan dalam penangkapan kan pelags kecl pada marke dscoun rae 5% searusnya derma sebesar Rp mlar eap karena erdepresas maka jumla yang derma anya Rp 8.59 mlar, demkan pula unuk dscoun rae 4.94% jumla yang derma sekar Rp mlar. () Pola ubungan anara effor dan depresas dak sekeka erjad pada saa u, melankan erjad lag sengga depresas baru akan erjad pada perode berkunya. Depresas yang erjad adala karena perkembangan effor yang berleban (excessve) pada perode sebelumnya sengga walaupun effor cenderung renda pada perode ersebu, namun depresas sumber daya kan pas akan erjad. (3) Semakn ngg dscoun rae akan mendorong ngka eksploas sumber daya leb eksrakf sengga akan memperngg ekanan eradap sumber daya pada glrannya akan mempercepa laju degradas yang berdampak kepada kepunaan. Berdasarkan kesmpulan ersebu d aas, dapa dsarankan yau pengelolaan SDI secara opmal dan lesar sanga mendesak unuk derapkan agar dapa mengurang degradas dan depresas yang erjad dan cukup memprankan. Saran Berdasarkan kesmpulan ersebu d aas, dapa dsarankan yau pengelolaan SDI secara opmal dan lesar sanga mendesak unuk derapkan agar dapa mengurang degradas dan depresas yang erjad dan cukup memprankan. Dafar Pusaka Anggoro K. 00. Kebjakan pembangunan perkanan arus druba [Inerne]. [dkunjung anggal 7 Jul 007]. Terseda pada: p:// com/kompas-ceak/004/09/daera/keb.0.m. Anna S Model embedded dnamk ekonom neraks perkanan pencemaran [dseras]. Bogor: Insu Peranan Bogor. [BPS] Badan Pusa Sask Kabupaen Kepulauan Sange Dalam Angka. BPS Tauna. Basane AN. 0. Kebjakan Pengelolaan Pulau-pulau Kecl Perbaasan Berbass Geopolk, Daya Dukung Ekonom dan Lngkungan (Kasus Pulau Perbaasan d Propns Sulawes Uara) [dseras]. Bogor: Insu Peranan Bogor. Clark RB Marne Poluon. Clarendom Press. New York: Oxford Unversy Press. 45

9 Clarck CW, Munro G Te economcs of fsng and modern capal eory: A smplfed approac. Journal Envronmenal Economc. Marc. :9-96. Clarke RP, Yosmoo SS, Pooley SG. 99. A boeconomc analyss of e Nor-Wesern Hawaan slan lobser feres. Marne Resources Economc. 7(): [DKP] Dnas Kelauan dan Perkanan Kabupaen Kepulauan Sange Poens dan Sask Kelauan dan Perkanan Kabupaen Kepulauan Sange. Dnas Kelauan dan Perkanan, Tauna Fauz A Te managemen of compeng mul speces fseres: a case of a small pelagc fsery on e nor coas of Ceneral Java [ess]. Vancouver, Canada: Deparemen of Economcs Smon Fraser Unversy. JPSL Vol. (): 37 45, Jul 0 Hanneson R Te effec of dscoun rae on e opmal exploaon of renewable resouces. Marne Resources Economc. 3(4): Hawck J Naural resources, naural accounng and economc deprecaon. Journal of Publc Economcs. 43: Kulla E Dervaon of socal me preference raes for e Uned Saes and Canada. Quarely Journal Econ. 99: Resosudarma B Te consrucon of e boeconomc model of Indonesa flyng fsery. Marne Resource Economc. 0:

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pendekatan Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pendekatan Penelitian 36 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pendekaan Penelan Unuk mencapa ujuan penelan seper ercanum dalam Bab 1, maka dbualah suau alur fkr (road map) penelan seper erlha pada Gambar 1. Alur n mencoba melha

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III METODOLOGI PENELITIAN 3 Kerangka Pendekaan Sudi Penerapan kebijakan pemasangan rumpon sebagai ala banu penangkapan ikan yang dilaksanakan pada aun 2002, ela meruba pola sebgian nelayan dalam melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian ini berlokasi di pulau-pulau kecil wilaya Kabupaen Bengkalis Propinsi Riau, yang dilaksanakan pada bulan Desember 3 sampai dengan Agusus 4. Pea lokasi

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam usaha unuk memenuhi kebuuhan hidupnya manusia berupaya mengeksploiasi sumberdaya alam yang ada di sekiarnya. Keerganungan manusia erhadap sumberdaya alam elah erjadi sejak

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Penelitian

BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Penelitian A VIII PENUTUP 8.. Kesmpulan Peneltan Dalam peneltan yang tela dlakukan, dperole nformas knerja transms dan spektrum gelombang serta stabltas terumbu ottle Reef TM sebaga peredam gelombang ambang terbenam

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal Alokasi Opimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanrau : Sumberdaya Ikan Demersal YUDI WAHYUDIN 1, TRIDOYO KUSUMASTANTO 2, dan MOCH. PRIHATNA SOBARI 3 1. Divisi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Teknk Spl dan Lngkungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SABTU, JULI OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara bole menggunakan komputer untuk mengerjakan soal- soal ujan n. Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

ABSTRACT. Mathematics, IPB. For censored data, survival time using Exponential method is St ˆ( ) = e λ

ABSTRACT. Mathematics, IPB. For censored data, survival time using Exponential method is St ˆ( ) = e λ ANALII DATA URVIVAL WAKTU TUNGGU MENDAPATKAN PEKERJAAN PERTAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKPONENIAL DAN WEIBULL MARLINA RAHMAWATI G5433 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTA MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K Isaro Elevas Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K SABTU JULI OPE N BOOK WAKTU ME NIT PETUNJUK ) Saudara bole menggunaan ompuer unu mengerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Solusi Numerik Model Umum Epidemik Susceptible, Infected, Recovered (SIR) dengan Menggunakan Metode Modified Milne-Simpson

Solusi Numerik Model Umum Epidemik Susceptible, Infected, Recovered (SIR) dengan Menggunakan Metode Modified Milne-Simpson JURNAL SAINTIFIK VOL. NO. JULI 0 Slus Numerk Mdel Umum Epdemk Suscepble Ineced Recvered SIR denan Menunakan Mede Mded Mlne-Smpsn Wayudn Nur Nurul Muklsa Abdal Prram Sud Maemaka FMIPA Unversas Sulawes Bara

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PENDUGAAN MODEL PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN SPASIAL POPULASI RUSA TIMOR (Cervus timorensis de Blainville, 1822) DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO JAWA TIMUR

PENDUGAAN MODEL PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN SPASIAL POPULASI RUSA TIMOR (Cervus timorensis de Blainville, 1822) DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO JAWA TIMUR Meda Konservas Vol., o. Aprl 00 : 7 PEDUGAA MODEL PERTUMBUHA DA PEYEBARA SPASIAL POPULASI RUSA TIMOR (Cervus morenss de Blanvlle, ) DI TAMA ASIOAL ALAS PURWO JAWA TIMUR (Esmaon The Growh Model and Populaon

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR i TAHUN 2011 TENTANG. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN INSEMINASI BUATAN j DI KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 20 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGATAN NSEMNAS BUATAN j D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUAN YANG MAHA ESA Menmbang : a. b. BUPAT PACTAN, bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i

i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i BXJPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 4 TAHUN 202 \ TENTANG PELMPAHAN SEBAGAN KEWENANGAN PENGELOLAAN BDANG PERZNAN KEPADA KEPALA KANTOR PELAYANAN PERZNAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIN 4.. Obek Penelan Obek penelan adalah Provns Sulawes Tengah, yang ddasarkan aas beberapa permbangan. Perama, Provns Sulawes Tengah memlk sumberdaya sekor peranan dan ndusr pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat 23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci