III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 25 III METODOLOGI PENELITIAN 3 Kerangka Pendekaan Sudi Penerapan kebijakan pemasangan rumpon sebagai ala banu penangkapan ikan yang dilaksanakan pada aun 2002, ela meruba pola sebgian nelayan dalam melakukan penangkapan ikan Unuk mengevaluasi kebijakan ersebu, maka perlu dilakukan kajian pengaru penggunaan rumpon eradap kelesarian sok/biomass ikan dan kesejaeraan nelayan Kerangka pendekaan sudi disajikan pada Gambar 5 Sumberdaya Ikan Pelagis Besar Perumbuan ( r ) Carrying Capaciy (K) Emigrasi (E) Naalias (N) Bio-Ekologi + Koefisien Tangkapan (q) Tangkapan () Upaya Tangkapan (E) Sosio- Ekonomi Discoun Rae (δ) - Sok Eksraksi KEBIJAKAN (Rumpon) Moralias (M) Imigrasi (I) Kondisi Saa Ini ANALISA PEMANFAATAN Harga & Biaya ANALISA BIOEKONOMI Keerangan : Tidak dianalisis MODEL DINAMIK PENGELOLAAN IKAN TUNA KECIL Gambar 5 Kerangka Pendekaan Sudi

2 26 Peneliian ini dilakukan di wilaya Pelabuan Perikanan Nusanara (PPN) Palabuanrau, Kabupaen Sukabumi selama sau bulan Juli Agusus 2007 Meode yang digunakan dalam peneliian ini adala sudi kasus (case sudy) dengan menggunakan daa sekunder Tujuan sudi kasus unuk memberikan gambaran enang laar belakang, sifa-sifa sera karaker yang kas dari kasus, ipe pendekaan dan penelaannya eradap sau kasus dilakukan secara inensif, mendalam, mendeail dan kompreensif (Faisal, 200) Sauan kasusnya adala wilaya perairan Teluk Palabuanrau, Kabupaen Sukabumi Menuru Singarimbun e al (2000) analisis daa sekunder adala peneliian yang berujuan menganalisis lebi lanju daa yang suda ersedia agar diperole sesuau yang berguna Dalam analisis ini daa dikumpulkan dan dikelompokkan dari berbagai sumber, kemudian dianalisis dengan meode diskripif Meode dikripif melipui upaya penelusuran dan pengungkapan informasi relevan yang erkandung dalam daa dan penyajian asilnya dalam benuk lebi ringkas dan sederana dan pada akirnya mengara kepada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran 32 Meode Pengumpulan Daa Jenis daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini erdiri aas dua sumber daa, yaiu : a) daa primer, yaiu daa yang diperole dari pengamaan langsung di lapangan, dan b) daa sekunder, yaiu daa yang diperole dari pengamaan piak lain, yaiu dengan mengumpulkan daa dari Dinas Kelauan dan Perikanan Kabupaen Sukabumi, Bappeda Kabupaen Sukabumi, Pelabuan Perikanan Nusanara Palabuanrau dan BPS Kabupaen Sukabumi Daa primer diperole melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner (dafar peranyaan) yang ela disusun sebelumnya, yang melipui : Karakerisik masyaraka, seperi : umur, pendidikan, pekerjaan dan persepsi masyaraka eradap sumberdaya perikanan di perairan Teluk Palabuanrau Kabupaen Sukabumi 2 Daa perikanan, seperi : produksi, biaya produksi, arga, invesasi dan sebagainya

3 Kebuuan daa dan sumber daa yang dianalisis dalam peneliian ini disajikan pada Tabel 27 Tabel Jenis dan Sumber Daa yang Digunakan No Jenis Daa Sumber Daa Oupu Daa Primer Biaya operasional dan arga ikan Survei Lapangan Wawancara nelayan Besaran biaya dan arga ikan Daa Sekunder Daa produksi (landing) Saisik Perikanan PPN Produksi aunan 2 Inpu produksi yang Pelabuanrau Effor aunan digunakan (effor) 3 Indeks Harga Konsumen Kab Dalam Angka/Indikaor Ekonomi Kab Sukabumi Biaya riil Harga riil 4 Jumla RTP, ala angkap, musim penangkapan, dan daera penangkapan Saisik Perikanan Kab Sukabumi / Saisik Perikanan PPN Palabuanrau Karakerisik nelayan dan usaa perikanan Sedangkan daa sekunder berupa daa lieraur yang diperole dari lembaga-lembaga erkai, yaiu : Kanor Badan Pusa Saisik (BPS) Kabupaen Sukabumi mengenai daa-daa saisik seperi jumla penduduk, luas wilaya, baas wilaya, produksi perikanan lau dan sebagainya 2 Kanor Dinas Kelauan dan Perikanan Kabupaen Sukabumi mengenai daa: jumla nelayan, jumla ala angkap, poensi perikanan, produksi perikanan dan sebagainya 3 Pelabuan Perikanan Nusanara (PPN) Palabuanrau mengenai : jumla nelayan, jumla ala angkap, poensi perikanan, produksi perikanan, arga dan sebagainya Daa biaya operasional penangkapan ikan, arga ikan dan jumla ari melau penangkapan ikan diperole dengan wawancara kepada nelayan Jumla nelayan yang dijadikan sebagai respon diiungkan berdasarkan rumus Fauzi (200) sebagai beriku : 2 NZ x025 n = (9) 2 2 { d x( N )} + ( Z x025) n= jumla cono N=jumla populasi d=ingka kesalaan Z=sandar deviasi (Z=,4395, unuk ingka kepercayaan 85 % aau ingka kesalaan 5 %)

4 28 Dengan menggunakan formula diaas, dipili cono (responden) unuk nelayan payang sebanyak 20 orang (3,25 %), nelayan gill ne (jaring insang ) sebanyak 8 orang (23,07 %) dan nelayan pancing onda sebanyak 9 orang (70 %) Adapun asil periungan seperi disajikan pada Lampiran 33 Meode Analisis Daa Menuru Fauzi dan Anna (2005), ada beberapa langka yang dapa dilakukan dalam pemodelan bioekonomi Gordon-Scaefer seperi pada Gambar 6 Gambar 6 Langka-Langka Pemodelan Bioekonomi Menyusun daa produksi dan upaya (inpu aau effor) dalam benuk series (uru waku) Daa yang digunakan dalam peneliian ini adala daa produksi perikanan aun Melakukan sandarisasi ala angkap Langka ini diperlukan karena ada

5 29 variasi aau keragaman dari kekuaan ala angkap Ala angkap yang dijadi basis dalam peneliian ini adala payang 3 Melakukan uji saionary daa Langka ini kusus diperlukan bagi mereka yang suda berpengalaman di bidang pemodelan Dalam peneliian ini, langka uji saionary daa idak dilakukan, al ini dikarenakan kompleksias prosedur pengujian Diasumsikan daa bersifa saionary 4 Jika dilakukan uji saionary namun idak diemukan daa yang sasioner maka dapa dilakukan differencing daa 5 Melakukan pendugaan eradap parameer biologi dengan eknik Ordinary Leas Square (OLS) 6 Melakukan esimasi parameer ekonomi berupa arga per kg aau per on dan biaya memanen per rip aau per ari melau 7 Melakukan periungan nilai opimal berdasarkan formula yang suda dieapkan Langka ini dilakukan dengan sofware excell maupun MAPLE 95 yang memudakan repeisi (unuk analisis sensiivias) maupun unuk keperluan membua grafik 8 Melakukan analisis konras dengan daa riil unuk melia sejau mana asil pemodelan dapa dierima sesuai dengan daa riil yang ada 33 Sandarisasi Ala Tangkap Ala angkap yang digunakan unuk melakukan usaa penangkapan ikan una kecil di perairan Teluk Palabuanrau erdiri aas : payang, jaring insang (gillne) dan pancing onda (rolling) Unuk iu, guna mengukur dengan sauan yang seara, dilakukan sandarisasi effor anar ala angkap Ala yang dijadikan basis adala payang Sandarisasi effor dilakukan dengan eknik sandarisasi yang dikembang ole King (995) diacu dalam Anna (2003) dimana : E j = ψ j D j (20) dengan : ψ j = U j /U s (2) dimana : E j = effor dari ala angkap j pada waku yang disandardisasi D j = jumla ari melau (fising day) dari ala angkap j pada waku

6 30 ψ j = nilai fising power dari ala angkap j pada periode U j = ca per uni effor (CPUE) dari ala angkap j pada waku U s = ca per uni effor (CPUE) dari ala angkap yang dijadikan basis sandardisasi (payang) 332 Analisis Bioekonomi 332 Pendugaan Parameer Biologi Berdasarkan daa uru waku produksi oal dan oal sandar effor, maka diperole CPUE sandar (CPUE = ca per uni effor aau produksi per uni upaya sandar) Karena fungsi merupakan fungsi kuadraik, maka unuk dapa dilakukan pendugaan dengan model regesi, maka daa CPUE dikonversi menjadi daa logarima Model bioekonomi yang digunakan dalam peneliian ini adala model surplus produksi Esimasi parameer biologi r, q dan K dilakukan dengan eknik non-linier Esimasi parameer biologi merujuk meode yang dikembangkan ole Clarke, Yosimoo dan Pooley (992) diacu dalam Fauzi dan Anna (2005) Dengan menggunakan eknik weiged leas square (WLS), yaiu dengan membagi fungsi (q,k,e) ersebu dengan E (U=/E), maka persamaaan dapa diranformasikan menjadi persamaan linier, seingga meode regresi biasa (ordinary leas square, OLS) dapa digunakan unuk mengesimasi parameer biologi fungsi diaas Adapun fungsi persamaan Clarke, Yosimoo dan Pooley (992) sebagai beriku : 2r 2 r q ln( U + ) = ln( qk) + ln( U ) ( E ) + ( E+ ) (22) (2 + r) 2 + r 2 + r Y = B + B 2 X 2 - B 3 X 3 (23) Berdasarkan nilai koefisien persamaan (23) diaas, maka diperole nilai r, q dan K esimasi model esimasi Clarke, Yosimoo dan Pooley dengan rumus : B 2 r = 2 (24) + B2 q = B 3 (2 + r) (25) exp K = q 2+ r B 2r (26)

7 Dengan diperolenya nilai parameer biologi, maka dapa dikeaui kondisi pengelolaan perikanan, yaiu : a) Kondisi Maximum Economic Yield (MEY) Pengelolaan perikanan pada kondisi MEY juga dikenal dengan rezim pengelolaan Sole Owner (Fauzi, 2004) Manfaa ekonomi dari eksraksi sumberdaya ikan pada kondisi MEY adala : q π = p qke E ce (27) r Dengan menggunakan parameer biologi yang diperole, eradap effor (E) mengasilkan : * r c E = 2q pqk Dengan ingka panen opimal sebesar : * rk c c = + 4 pqk pqk Dengan ingka biomass opimal ; qe (28) (29) * * x = (30) * Selanjunya dengan mensubsiusikan nilai E* (persamaan 28) dan * (persamaan 29) kedalam persamaan akan (27) akan diperole manfaa (rene) ekonomi yang opimal 3 b) Kondisi Maximum Susainable Yield (MSY) Manfaa ekonomi dari eksraksi sumberdaya ikan pada kondisi Maximum Susainable Yield (MSY) adala : π = p (3) MSY ce MSY Dengan menggunakan parameer biologi yang diperole, eradap effor (E) mengasilkan : r E MSY = (32) 2q Dengan ingka panen lesari sebesar : rk MSY = (33) 4

8 32 Dengan ingka biomass lesari : MSY x MSY = (34) qemsy Dengan mensubsiusikan nilai E MSY (persamaan 32) dan MSY (persamaan 33) kedalam persamaan (3) akan diperole manfaa (rene) ekonomi yang lesari c) Kondisi Open Access (OA) Manfaa ekonomi dari eksraksi sumberdaya ikan pada kondisi open access sebesar : π = p (35) OA ce OA Dengan memakai parameer biologi yang diperole, eradap effor (E) mengasilkan : r c E = OA q pqk (36) Dengan ingka panen maksimal sebesar : rc c = OA pq pqk (37) Dengan ingka biomass maksimal : c x OA = (38) p q Dengan mensubsiusikan nilai E OA (persamaan 36) dan OA (persamaan 37) kedalam persamaan (35) akan diperole manfaa (rene) ekonomi yang maksimal 3322 Analisis Laju Degradasi Sumberdaya Ikan Selanjunya parameer r, q dan K digunakan unuk menduga kurva angkapan aau produksi lesari (yield effor curve) sebagai beriku: 2 q K 2 Fungsi Logisik qke ( E ) Fungsi Gomperz = (39) r qe r = qke exp (40) Keerangan : = produksi lesari, E = effor, K = Carrying capaciy r = perumbuan alami, q = koefisien daya angkap

9 Dengan dikeaui produksi lesari dan produksi akual, maka dapa dikeaui besaran degradasi sumberdaya yang erjadi Pengiungan laju degradasi sumberdaya ikan mengacu meode yang dikembang ole Amman dan Duraiappa (200) yang diacu dalam Anna (2003) sebagai beriku : s a D% = (4) s Dimana: D = Prosenasi degradasi s = produksi lesari a = produksi akual Semenara koefisien degradasi diiung berdasarkan persamaan beriku: φ D = (42) s a + e dimana : φ D = koefisien aau laju degradasi s = produksi lesari a = produksi akual Pendugaan Discoun Rae Pengiungan discoun rae unuk eksraksi sumberdaya perikanan dengan mengacu kepada meode yang dikemukan Clark (990) Periungan discoun rae diperole dari persamaan : dimana : ( ) δ = ln + (43) riil i riil i i inf (44) riil = nom δ riil =discoun rae riil i riil = ineres rae riil i nom = ineres rae nominal inf = ingka inflasi

10 Pendugaan Parameer Dampak Rumpon Sedangkan unuk menduga parameer dampak keberadaan rumpon, mengikui meode yang dikembangkan ole Handerson Tugweil sebagai beriku : U U = α βe + γr (45) + = α β E β2 + E + E γr (46) 2 Keerangan : U = Ca Per Uni Effor (Produksi / Effor ) E = effor aun ke- R = produksi dari rumpon aun ke- (bersifa dummy, ada produksi =, idak ada produksi = 0) 333 Pengelolaan Sumberdaya Secara Opimal Eksploiasi opimal dari sumberdaya perikanan sepanjang waku dikeaui dengan pendekaan eori kapial ekonomi sumberdaya yang dikembangkan ole Clark dan Munro (975) dalam Fauzi (2004) Parameer ekonomi dienukan ole besaran c (biaya per uni effor), p (arga ikan), dan δ (discouned rae) adala ingka diskon yang diberikan unuk mengeksraksi sumberdaya ikan Berdasarkan parameer biologi dan ekonomi, dengan menggunakan persamaan (2), persamaan (3) dan persamaan (4) akan diperole ingka biomass opimum (x * ), ingka arves (produksi) opimum ( * ) dan ingka upaya opimum (E * ) Hasil dari solusi ersebu kemudian dapa digunakan unuk menunjukkan seberapa besar rene aau nilai sekarang dari sumberdaya ikan di wilaya peneliian 334 Analisis Dinamik Pengelolaan Perikanan Unuk melakukan analisis dinamik, suau sisem persaman ODE (Ordinary Differenial Equaion) dipecakan melalui eknik numerik dengan menggunakan sofware MAPLE 95, dan MS Excell Hal ini disebabkan karena, seperi dikemukakan ole Sydsaeer dan Hammond (995) diacu dalam Fauzi dan Anna (2005), pemecaan persamaan dinamik yang kompleks biasanya suli diperole solusi secara eksplisi Ole karenanya, didalam analisis sisem dinamik yang kompleks, pemecaan eksplisi

11 idak selalu arus dilakukan, namun cukup menganalisis beberapa properies (sifasifa) dari sisem dinamik ersebu Teknik ini disebu sebagai Qualiaive Teory of ODE, dimana asil analisis yang diperole berupa eksisensi dan keunikan dari solusi, sensiiviy analysis dan perilaku eradap sabilias dari keseimbangan (equilibria) Analisis dinamik dalam peneliian ini dilakukan dinamika base line model anara biomass dan effor yang merupakan model sandar Willen s open acces dinamic Model ersebu diulis sebagai beriku : x x = rx ( ) qx E(47) K E = π ( E, x) = ( pqx c)(48) persamaan diaas adala persamaan Willen s open acces dengan koefisien penyesuaian (adjusmen coefficiens) sama dengan sau Inerpreasi simbol-simbol dari persamaan diaas mengikui yang ela dijelaskan pada bagian erdaulu Solusi keseimbangan dari kedua persamaan sisem dinamik diaas dengan mencari solusi x = 0 dan E = 0 Isoline dalam ruang (x,e) diperole sebagai beriku : 0 x = x = 0 r rx E = (49) q qk semenara isoline E = 0 diulis sebagai : 35 0 E = E = 0 c x = (50) pq Selanjunya, dilakukan analisis dinamik dampak keberadaan rumpon Keberadaan akan meningkakan produksi asil angkapan, dengan demikian unuk ingka produksi yang sama dengan kondisi sebelum adanya rumpon, maka effor yang dibuukan pada kondisi adanya rumpon akan menurun ( + σ ) = qxe(5) = qxe(52) ( + σ ) Seingga model keberadaan rumpon diulis sebagai beriku : x x = rx ( ) qx E(53) K

12 E = ( p ce) = p qx E ( + σ ) c E ( + σ ) = E ( pqx ( + σ ) 36 c)(54) Model yang keiga diasumsikan keberadan rumpon mengalami dinamika sendiri, seingga modifikasi model menjadi : x x = = rx ( ) + γr qx E (55) K E = E ( pqx c)(56) ( + σ ) R == γr 099 (57) Selanjunya model disimulasikan dengan sofware MS Excell 2003 Langka-langka dalam analisis dinamik dengan simulasi, dilakukan dengan : Membangun srukur model simulasi dan sysem inking dari model yang dibenuk; 2 Menenukan sok variabel (reservoir), variabel-variabel inflow (masuk) dan ouflow (keluar) dari sok variabel; 3 Memasukkan nilai parameer r, q, K, p, c, dan iniial value asil analisis bioekonomi ke dalam sok variabel; 4 Menjalankan (Run) model simulasi dan validasi model simulasi 5 Menenukan skenario model simulasi yang akan digunakan; 6 Analisis asil simulasi: 34 Definisi Operasional dan Asumsi ) Yang dimaksud dengan perikanan una kecil dalam peneliian ini adala ikan cakalang (Kasuwonus pelamis) dan ikan ongkol (Euynnus affinis dan Auxis azard) 2) Harga ikan nominal adala arga raa-raa aunan dari ikan cakalang dan ongkol dari aun , sedangkan arga riil merupakan arga yang ela dijusifikasi dengan menggunakan indeks arga konsumen (IHK) pada periode yang sama Taun dasar yang digunakan adala aun 2002

13 37 3) Biaya operasional penangkapan ikan (cos per uni effor) adala biaya oal yang dikeluarkan unuk melakukan penangkapan ikan per uni effor 4) Tingka upaya penangkapan adala banyaknya fising days penangkapan ikan per aun 5) Tingka diskon (social discoun rae) adala ingka suku bunga riil unuk eksraksi sumberdaya perikanan dengan mengacu kepada meode yang dikemukan Clark (990) : δ = ln( + ) riil i riil 6) Perikanan open access adala kondisi dimana seiap nelayan dapa dengan muda unuk masuk aaupun keluar dalam usaa / indusri penangkapan ikan 7) Pemanfaaan sumberdaya ikan berlebi (over fising) secara biologi adala kondisi dimana pemanfaaan ikan ela melebii poensi maksimum lesari (maximum susainable yield, MSY) dari sumberdaya ikan di suau perairan 8) Pemanfaaan sumberdaya ikan berlebi secara ekonomi adala kondisi pemanfaaan ikan dimana inpu (effor) yang digunakan ela melebi inpu (effor) lesari aau opimal Asumsi yang digunakan dalam peneliian ini mengikui asumsi yang dikembangkan ole Clark (985) : ) Populasi ikan menyebar secara meraa 2) Sok ikan mengalami kendala yang sama dari daya dukung lingkungan di perairan Teluk Palabuanrau 3) Tidak ada kejenuan penggunaan uni upaya penangkapan ikan di wilaya perairan Teluk Palabuanrau 4) Biaya penangkapan ikan per uni upaya penangkapan ikan adala konsan dan proporsional eradap upaya 5) Harga ikan per sauan asil angkapan adala konsan

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian ini berlokasi di pulau-pulau kecil wilaya Kabupaen Bengkalis Propinsi Riau, yang dilaksanakan pada bulan Desember 3 sampai dengan Agusus 4. Pea lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam usaha unuk memenuhi kebuuhan hidupnya manusia berupaya mengeksploiasi sumberdaya alam yang ada di sekiarnya. Keerganungan manusia erhadap sumberdaya alam elah erjadi sejak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI

OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI J. Bijak dan Rise Sosek KP. Vol.4 No.1, 2009 1 OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI Yesi Dewia Sari¹, Sonny Koeshendrajana¹ dan Benny Osa Nababan²

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal Alokasi Opimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanrau : Sumberdaya Ikan Demersal YUDI WAHYUDIN 1, TRIDOYO KUSUMASTANTO 2, dan MOCH. PRIHATNA SOBARI 3 1. Divisi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat 23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan alasan dan kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

VI. ANALISIS BIOEKONOMI 111 VI. ANALISIS BIOEKONOMI 6.1 Sumberdaya Perikanan Pelagis 6.1.1 Produksi dan Upaya Penangkapan Data produksi yang digunakan dalam perhitungan analisis bioekonomi adalah seluruh produksi ikan yang ditangkap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelauan. Vol. 1. No. 2 Mei 2011: 71-80 ISSN 2087-4871 ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN (BIO-TECHNIQUE ASPECT OF BLUE SWIMMING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

3 METODE UMUM PENELITIAN

3 METODE UMUM PENELITIAN 3 METODE UMUM PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waku Peneliian Lokasi peneliian dienukan secara sengaja (purposive) di dua lokasi, masing-masing mewakili daerah pada nelayan dan daerah yang relaif rendah kegiaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

ESTIMASI POPULASI / STOK IKAN

ESTIMASI POPULASI / STOK IKAN ESTIMASI POPULASI / STOK IKA Populasi ikan didefinisikan sebagai kelompok individu sau spesies aau sau sub-spesies yang secara spasial, geneic, aau demografi erpisah dengan kelompok yang lain. Pengelola

Lebih terperinci

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI (Bio-Technique Aspec of Anchovy Resources Uilizaion in Palabuhanrau Waer Sukabumi Disric) Diniah 1, Moch.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci