Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1
|
|
- Hadian Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aljabar Linier Lanjut Kuliah 1
2 Materi Kuliah (Review) Multiset Matriks Polinomial Relasi Ekivalensi Kardinal Aritmatika 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 2
3 Multiset Definisi Misalkan S himpunan tak kosong. Suatu multiset M pada himpunan S adalah himpunan pasangan terurut M = s i, n i s i S, n i Z +, s i s j untuk i j Bilangan n i dissebut sebagai multiplisitas dari unsur s i di M. Jika pada himpunan dari suatu multiset adalah berhingga, dikatakan bahwa multiset adalah berhingga. Ukuran dari multiset M adalah jumlah dari multiplisitas dari semua unsur-unsurnya. Contoh Misalkan M = a, 2, b, 3, c, 1 adalah multiset pada himpunan S = a, b, c. Unsur a mempunyai multiplisitas 2, b mempunyai multiplisitas 3, dan c mempunyai multiplisitas 1. Himpunan M dapat juga ditulis dalam bentuk M = a, a, b, b, b, c 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 3
4 Matriks Himpunan matriks m n dengan entri-entri dalam lapangan F, disimbolkan dengan M m,n (F), yaitu: M m,n F = A = a ij i = 1,, m; j = 1, n; a ij F Catatan: M m,n F dapat ditulis M m,n atau M Jika m = n maka ditulis M n,n F atau M n F atau M n Matriks identitas berukuran n n disimbolkan dengan I n 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 4
5 Definisi : Misalkan A M m,n (F). Transpos dari matriks A, ditulis dengan A T adalah matriks berukuran n m yang didefinisikan dengan A T = a ij T = aji. Jika A = A T maka matriks A dikatakan simetri. Jika A T = A maka matriks A dikatakan skew-simetri. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 5
6 Teorema 0.1 (Sifat-sifat Transpos) Misalkan A, B M m,n (F), maka: 1. A T T = A 2. A + B T = A T + B T 3. ra T = ra T untuk semua r F 4. AB T = B T A T ( AB perkalian matriks, ingat definisinya!) 5. det A T = det(a) 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 6
7 Partisi dan Perkalian Matriks Misalkan M matriks berukuran m n. Jika B 1,2,, m dan C 1,2,, n maka submatriks M B, C adalah matriks yang diperoleh dari M dengan baris-baris tetap dalam indeks di B dan kolom-kolom dengan indeks di C. Dengan demikian, baris dan kolom untuk M B, C mempunyai ukuran B C Catatan: Perkalian matriks dapat dilakukan dengan menggunakan partisi dari suatu matriks (dengan asumsi ukuran partisi matriks dapat dilakukan perkalian matriks) 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 7
8 Blok Matriks Misalkan M matriks. Jika B i,j adalah matriks dengan ukuran tertentu, maka blok matriks dari M B 1,1 B 1,2 B 1,n M = B m,1 B m,2 B m,n blok Adalah matriks yang mempunyai submatriks kiri bawah adalah B 1,1 dan seterusnya. B i,j adalah submatriks dari M dan bukan entri. Matriks bujursangkar berbentuk B M = B n blok Di mana setiap B i adalah bujur sangkar dan 0 adalah submatriks nol, dan dikatakan blok matriks diagonal. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 8
9 Operasi Baris Elementer 1. Baris ke-i ditukar dengan baris ke-j 2. Baris ke-i dikalikan dengan suatu scalar yang tidak nol. 3. Baris ke-i ditukar dengan mengalikan dirinya dengan suatu scalar dan ditambah dengan k kali baris ke-j. Catatan: Matriks Elementer adalah matriks yang diperoleh dari matriks identitas yang dilakukan operasi baris elementer yang tunggal. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 9
10 Definisi Suatu matriks R dikatakan bentuk eselon baris tereduksi jika: 1. Unsur pertama tak nol di setiap baris adalah 1 (yang disebut leading/utama) 2. Untuk sebarang dua baris yang berurutan, unsur utama untuk baris yang di bawahnya terletak di sebelah kanan. 3. Baris nol di R - jika ada adalah baris terakhir. 4. Sebarang kolom yang memuat unsur utama mempunyai unsur 0 di posisi lainnya. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 10
11 Teorema 0.2 Misalkan A, B M m,n (F). Matriks A dikatakan ekivalen baris dengan matriks B jika matriks B dapat diperoleh dari matriks A dengan operasioperasi baris elementer. Ditulis A~B. 1. Reduksi baris adalah relasi ekivalensi, yaitu a. A~A b. Jika A~B, maka B~A c. Jika A~B dan B~C, maka A~C 2. Sebarang matriks ekivalen ke hanya satu matriks R, yaitu dalam bentuk eselon baris tereduksi. Matriks R disebut bentuk eselon tereduksi dari matriks A. Selanjutnya diperoleh A = E 1 E 2 E k R di mana matriks E i, i = 1,2,, k matriks yang mereduksi A ke bentuk eselon baris tereduksi. 3. Matriks A invertibel jika dan hanya jika R matriks identitas. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 11
12 Matriks segitiga Definisi Suatu matriks bujur sangkar disebut matriks segitiga atas jika semua entri di bawah diagonal utama adalah 0. Suatu matriks bujur sangkar disebut matriks segitiga bawah jika semua entri di atas diagonal utama adalah 0. Suatu matriks bujur sangkar disebut matriks diagonal jika semua entri selain entri di diagonal utama adalah 0. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 12
13 Teorema 0.3 Misalkan A M n (F). Maka determinan dari A (det(a)) adalah unsur dari F. 1. Untuk sebarang A, B M n F, det AB = det A det(b) 2. Matriks A nonsingular (invertibel) jika dan hanya jika det(a) Determinan dari matriks segitiga atas atau segitiga bawah adalah hasil kali unsur-unsur di diagonal utamanya. 4. Misalkan A(i, j) adalah matriks yang diperoleh dengan menghapus baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A. Adjoint dari A (adj(a)) didefinisikan sebagai berikut: adj(a) ij = 1 i+j det(a i, j ) 5. Jika A invertibel, maka A 1 = 1 det A adj(a) 6. Jika M matriks bujur sangkarnyang mempunyai bentuk blok diagonal B Maka det M = det(b i ) M = B n blok 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 13
14 Polinomial Jika F adalah lapangan, maka F x adalah himpunan semua polinomial dalam varibabel x, dengan koefisien-koefisien berada dalam F. F x = a 0 + a 1 x + a 2 x a n 1 x n 1 + a n x n a i F Jika p x = a 0 + a 1 x + a 2 x a n 1 x n 1 + a n x n adalah polinomial dengan a n 0, maka a n disebut koefisien utama dari p(x) dan derajat p(x) (ditulis deg(p x ) adalah n. Jika koefisien utama dari p x adalah 1, maka polinomial p(x) disebut monik. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 14
15 Fungsi Definisi Misalkan f fungsi dari himpunan S ke himpunan T, ditulis f: S T, maka: 1. Domain dari f adalah S 2. Image atau range dari f, ditulis Im(f) adalah himpunan Im f = f(s) s S 3. Fungsi f dikatakan injektif (satu-satu), jika x y, maka f(x) f(y). 4. Fungsi f dikatakan surjektif (onto atau pada), Im f = T. 5. Fungsi f dikatakan bijektif (korespondensi satu-satu) jika f injektif dan surjektif. 6. Asumsikan bahwa 0 T, support dari f adalah supp f = s S f(s) 0 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 15
16 Relasi Ekivalensi Definisi Misalkan S himpunan tak kosong. Relasi biner ~ pada S disebut relasi ekivalensi pada S jika memenuhi: 1. Refleksif; a~a untuk semua a S. 2. Simetri; jika a~b maka b~a untuk semua a, b S. 3. Transitif; jika a~b dan b~c maka a~c untuk semua a, b, c S. Definisi Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Untuk a S, himpunan a = b S b~a Disebut kelas ekivalensi dari a. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 16
17 Teorema 0.8 Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Maka: 1. b a jika dan hanya jika a a jika dan hanya jika a = b. 2. Untuk sebarang a, b S, diperoleh a = b atau a b. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 17
18 Definisi Misalkan S himpunan tak kosong. Suatu partisi dari S adalah koleksi himpunan bagian tak kosong A 1, A 2,, A n dari S, yang disebut blok-blok, di mana: 1. A i A j = untuk semua i j. n 2. S = i=1 A i 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 18
19 Teorema Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Maka himpunan kelaskelas ekivalensi yang berbeda yang terkait dengan ~ adalah blok-blok partisi dari S. 2. Sebaliknya, jika P suatu partisi dari S, relasi biner ~ yang didefinisikan oleh a~b jika dan hanya jika a dan b berada diblok yang sama dari P adalahrelasi ekivalensi pada S, yang kelas-kelas ekivalensinya adalah blok-blok dari P. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 19
20 Definisi Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Fungsi f: S T, dimana T sebarang himpunan, disebut invariant dari ~ jika a~b maka f a = f b. Fungsi f: S T disebut invariant komplit jika a~b jika dan hanya jika f a = f b. Koleksi f 1, f 2,, f k yang invariant disebut sistem komplit invariant dari invariant-invariant jika a~b jika dan hanya jika f i a = f i (b) untuk semua i = 1,2,, n. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 20
21 Definisi Misalkan ~ relasi ekivalensi pada S. Suatu himpunan bagian C S dikatakan himpunan bentuk kanonik ( atau bentuk kanonik) untuk ~ jika untuk setiap s S, terdapat tepat satu c C sehingga c~s. Dengan kata lain, setiap kelas ekivalensi pada ~ memuat tepat satu anggota dari C. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 21
22 Himpunan Terurut Parsial Definisi Himpunan terurut parsial (Partially Orderet Set = Poset) adalah himpunan tak kosong P, bersama dengan suatu urutan parsial pada P. Urutan parsial adalah relasi biner yang disimbolkan dengan dan dibaca dengan kurang dari atau sama dengan, dengan sifat-sifat sebagai berikut: 1. Untuk semua a P, a a (Refleksif). 2. Untuk semua a, b P, jika a b dan b a maka a = b (Antisimetris). 3. Untuk semua a, b, c P, jika a b dan b c maka a c. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 22
23 Definisi Jika P himpunan terurut parsial dan Jika m P mempunyai sifat m p mengakibatkan m = p, maka m disebut unsur maksimal di P. Jika n P mempunyai sifat bahwa tidak terdapat unsur lebih kecil di P, yaitu p P, p n maka p = n, disebut n unsur minimal 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 23
24 Definisi Misalkan P himpunan terurut parsial dan misalkan a, b P. 1. Jika terdapat u P dengan sifat: a u dan b u Jika a x dan b x, maka u x Maka dikatakan u batas atas terkecil dari a dan b, dan ditulis u = lub a, b. 2. Jika terdapat l P dengan sifat: l a dan l b Jika x a dan x b, maka x l Maka dikatakan l batas bawah terbesar dari a dan b, dan ditulis l = glb a, b 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 24
25 Catatan: 1. Dalam himpunan terurut parsial mungkin saja tidak semua unsur dapat dibandingkan. Dengan kata lain, mungkin diperoleh x, y P dengan sifat x y dan y x. 2. Dalam suatu himpunan terurut parsial dimana semua pasangan unsur-unsurnya dapat dibandingkan disebut himpunan terurut total atau himpunan terurut linier. 3. Sebarang himpunan bagian dari himpunan terurut total P disebut rantai di P. 4. Misalkan S himpunan bagian dari himpunan terurut parsial P. Dikatakan unsur u P batas atas untuk S jika s u untuk semua s S. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 25
26 Teorema 0.10 (Lemma Zorn) Misalkan P himpunan terurut parsial dimana setiap rantainya mempunyai batas atas. Maka P mempunyai unsur maksimal. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 26
27 Kardinalitas Dua himpunan S dan T dikatakan mempunyai kardinalitas yang sama dan ditulis S = T jika terdapat fungsi bijektif antara himpunan S dan T. Jika S berkorespondensi satu-satu dengan suatu himpunan bagian dari T, ditulis S T. Jika S berkorespondensi satu-satu dengan himpunan bagian sejati dari T, dan jika S T, ditulis S < T. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 27
28 Catatan: Kardinalitas himpunan. dalam hal ini adalah merepresentasikan ukuran dari suatu Lebih mudah membicarakan dua himpunan yang memiliki sama atau berbeda ukuran (kardinalitas)-nya daripada menentukan secara ekplisit ukuran (kardinalitas) dari himpunan yang diberikan. Jadi, dikaitkan setiap himpunan S suatu bilangan cardinal, ditulis dengan S atau card(s), yang dimaksudkan untuk mengukur ukuran dari suatu himpunan. Suatu himpunan S disebut berhingga jika dapat dibuat korespondensi satu-satu dengan himpunan yang berbentuk Z n = 0,1,, n 1 untuk suatu bilangan bulat positif n. Bilangan kardinal (kardinalitas) dari himpunan berhingga adalah jumlah unsurunsur dalam himpunan tersebut. Bilangan cardinal dari himpunan bilangan asli N adalah ℵ 0 (dibaca aleph nought). Oleh karena itu N = Z = Q = ℵ 0. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 28
29 Catatan Sebarang himpunan berhingga terhitung. dengan kardinalitas ℵ 0 disebut himpunan tak Sebarang himpunan berhingga atau terhitung disebut himpunan terhitung. Jika S dant himpunan berhingga, maka jika S T dan T S maka S = T Ingat himpunan kuasa P(S) dari himpunan S adalah himpunan semua himpunan bagian dari S. Jika S berhingga, maka himpunan kuasa dari S selalu lebih besar dari dirinya sendiri, yaitu: Jika S = n maka P(S) = 2 n 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 29
30 Teorema 0.11 (Well-ordering principle) Setiap himpunan tak kosong mempunyai suatu pengurutan yang baik. Teorema 0.11 (Teorema Schr oder-berntein) Untuk sebarang himpunan S dan T, jika S = T. S T dan T S maka (Teorema Cantor s) Jika P(S) P(S). adalah himpunan kuasa dari himpunan S, maka S < Jika P 0 (S) adalah himpunan semua himpunan bagian dari S, dan S himpunan tak berhingga, maka S = P 0 (S). 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 30
31 Definisi Misalkan κ dan λ bilangan cardinal. Jumlah κ + λ adalah bilangan kardinal dari S T, di mana S dan T adalah himpunan yang saling asing, dengan S = κ dan T = λ. Hasil kali κλ adalah bilangan kardinal dari S T, dimana S dan T sebarang himpunan dengan S = κ dan T = λ, dan S T (produk kartesian) adalah himpunan pasangan-pasangan terurut S T = s, t s S, t T κ λ adalah bilangan cardinal dari S T, di mana S dan T adalah sebarang himpunan, dengan S = κ dan T = λ, dan S T adalah himpunan semua fungsi dari T ke S. 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 31
32 Teorema 0.13 Misalkan κ, λ dan μ bilangan cardinal, maka berlaku sifat-sifat berikut ini: 1. Assosiatif: κ + λ + μ = κ + λ + μ dan κ λ μ = (κλ)μ. 2. Komutatif: κ + λ = λ + κ dan κλ = λκ. 3. Distributif: κ λ + μ = κλ + κμ 4. Sifat eksponen: κ λ+μ = κ λ κ μ κ λ μ = κ λμ κλ μ = κ μ λ μ 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 32
Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2
Aljabar Linier Elementer Kuliah 1 dan 2 1.3 Matriks dan Operasi-operasi pada Matriks Definisi: Matriks adalah susunan bilangan dalam empat persegi panjang. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut
Lebih terperinciAljabar Linier Elementer. Kuliah 7
Aljabar Linier Elementer Kuliah 7 Materi Kuliah Ekspansi kofaktor Aturan Cramer 2 2.4 Espansi Kofaktor; Aturan Cramer Definisi: Jika A adalah matriks bujur sangkar, maka minor dari entri a ij dinyatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang
Lebih terperinciMatematika Teknik INVERS MATRIKS
INVERS MATRIKS Dalam menentukan solusi suatu SPL selama ini kita dihadapkan kepada bentuk matriks diperbesar dari SPL. Cara lain yang akan dikenalkan disini adalah dengan melakukan OBE pada matriks koefisien
Lebih terperinciBAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS
BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS A. OPERASI ELEMENTER TERHADAP BARIS DAN KOLOM SUATU MATRIKS Matriks A = berdimensi mxn dapat dibentuk matriks baru dengan menggandakan perubahan bentuk baris dan/atau
Lebih terperinciMATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.
MATRIKS A. Definisi Matriks 1. Definisi Matriks dan Ordo Matriks Matriks adalah susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda kurung. Jika suatu matriks tersusun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dibicarakan mengenai matriks yang berbentuk bujur sangkar dengan beberapa definisi, teorema, sifat-sifat dan contoh sesuai dengan matriks tertentu yang dibicarakan yang
Lebih terperinciAljabar Linier. Kuliah
Aljabar Linier Kuliah 13 14 15 Materi Kuliah Transformasi Linier dari F n ke F m Perubahan Matriks Basis Matriks dari Transformasi Linier Perubahan Basis untuk Transformasi Linier Matriks-matriks Ekivalen
Lebih terperinciBAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI
BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi suatu himpunan
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
CATATAN KULIAH ALJABAR LINEAR MUSTHOFA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 20 SISTEM PERSAMAAN LINEAR Tujuan : Menyelesaikan sistem persamaan linear. OPERASI BARIS ELEMENTER
Lebih terperinciII. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3
11 II. M A T R I K S Untuk mencari pemecahan sistem persamaan linier dapat digunakan beberapa cara. Salah satu yang paling mudah adalah dengan menggunakan matriks. Dalam matematika istilah matriks digunakan
Lebih terperinciAljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5
Aljabar Linear & Matriks Pert. 5 Evangs Mailoa Pengantar Determinan Menurut teorema 1.4.3, matriks 2 x 2 dapat dibalik jika ad bc 0. Pernyataan ad bc disebut sebagai determinan (determinant) dari matriks
Lebih terperinci8 MATRIKS DAN DETERMINAN
8 MATRIKS DAN DETERMINAN Matriks merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem persamaan linear. Oleh karenanya aljabar matriks sering juga disebut dengan aljabar linear. Matriks dapat digunakan untuk
Lebih terperinciMUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR
MUHG3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN Determinan Matriks Determinan Matriks Sub Pokok Bahasan Permutasi dan Determinan Matriks Determinan dengan OBE Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Beberapa Aplikasi
Lebih terperinciPELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.
PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU JULI s.d. AGUSTUS MATRIKS Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3
LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3 Sebelum membuktikan Teorema 2.3, terlebih dahulu diberikan beberapa definisi yang berhubungan dengan pembuktian Teorema 2.3. Definisi 1 (Matriks Eselon Baris)
Lebih terperinciG a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.
2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,
Lebih terperinciPertemuan 2 Matriks, part 2
Pertemuan 2 Matriks, part 2 Beberapa Jenis Matriks Khusus 1. Matriks Bujur Sangkar Suatu matriks dengan banyak baris = banyak kolom = n disebut matriks bujur sangkar berukuran n (berordo n). Barisan elemen
Lebih terperinciAljabar Linier Elementer. Kuliah 27
Aljabar Linier Elementer Kuliah 27 Materi Kuliah Transformasi Linier Invers Matriks Transformasi Linier Umum //24 Yanita, Matematika FMIPA Unand 2 Transformasi Linier Satu ke satu dan Sifat-sifatnya Definisi
Lebih terperinciPart III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti
Part III DETERMINAN Oleh: Yeni Susanti Perhatikan determinan matriks ukuran 2x2 berikut: Pada masing-masing jumlahan dan Terdapat wakil dari setiap baris dan setiap kolom. Bagaimana dengan tanda + (PLUS)
Lebih terperinciSISTEM PERSAMAAN LINEAR
SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 1 Dr. Abdul Wahid Surhim POKOK BAHASAN 1.1 Pengantar Sistem Persamaan Linear (SPL) 1.2 Eliminasi GAUSS-JORDAN 1.3 Matriks dan operasi matriks 1.4 Aritmatika Matriks, Matriks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks
1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang menjadi pembahasan penting dalam ilmu matematika. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aplikasi
Lebih terperinciBAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :
BAB I MATRIKS DEFINISI : Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun/dijajarkan berbentuk persegi panjang (menurut baris dan kolom). Skalar-skalar itu disebut elemen matriks.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilangan Bulat Bilangan Bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga negatif dari bilangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian
Lebih terperinciMODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI
214 MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI Astri Fitria Nur ani Aljabar Linear 1 1/1/214 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I MATRIKS DAN SISTEM PERSAMAAN A. Pendahuluan... 1 B. Aljabar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Linier Sistem Persamaan dengan m persamaan dan n bilangan tak diketahui ditulis dengan : Dimana x 1, x 2, x n : bilangan tak diketahui a,b : konstanta Jika SPL
Lebih terperinciMATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )
MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat dari suatu unsur-unsur pada beberapa sistem aljabar. Unsur-unsur tersebut bisa berupa bilangan dan juga suatu peubah.
Lebih terperinci1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.
Bab MATRIKS DAN OPERASINYA Memahami matriks dan operasinya merupakan langkah awal dalam memahami buku ini. Beberapa masalah real dapat direpresentasikan dalam bentuk matriks. Masalah tersebut antara lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan penulisan penelitian diperlukan beberapa pengertian dan teori yang berkaitan dengan pembahasan. Dalam subbab ini akan diberikan beberapa teori berupa definisi,
Lebih terperinciMATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT)
MATRIKS DAN OPERASINYA Nurdinintya Athari (NDT) MATRIKS DAN OPERASINYA Sub Pokok Bahasan Matriks dan Jenisnya Operasi Matriks Operasi Baris Elementer Matriks Invers (Balikan) Beberapa Aplikasi Matriks
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalarskalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Setiap skalar yang terdapat dalam
Lebih terperinciAljabar Linier. Kuliah 2 30/8/2014 2
30/8/2014 1 Aljabar Linier Kuliah 2 30/8/2014 2 Bab 1 Subpokok Bahasan Ruang Vektor Subruang Subruang Lattice Jumlah Langsung Himpunan Pembangun dan Bebas Linier Dimensi Ruang Vektor Basis Terurut dan
Lebih terperinciMatematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi
Matematika Diskret Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara Pemodelan dan Simulasi RELASI 1 9/26/2017 Hasil Kali Kartesian Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan
Lebih terperinci1 P E N D A H U L U A N
1 P E N D A H U L U A N 1.1.Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang terdefenisi dengan baik (well defined). Artinya bahwa untuk sebarang objek x yang diberikan, maka kita selalu akan dapat
Lebih terperinciDeterminan. Untuk menghitung determinan ordo n terlebih dahulu diberikan cara menghitung determinan ordo 2
Determinan Determinan Setiap matriks bujur sangkar A yang berukuran (nxn) dapat dikaitkan dengan suatu skalar yang disebut determinan matriks tersebut dan ditulis dengan det(a) atau A. Untuk menghitung
Lebih terperinci(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66
MATRIKS Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, 2012 1 / 66 Topik Bahasan 1 Matriks 2 Operasi Matriks 3 Determinan matriks 4 Matriks Invers 5 Operasi
Lebih terperinciMATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI
MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI SAP (1) Buku : Suryadi H.S. 1991, Pengantar Aljabar dan Geometri analitik Vektor Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor Susunan
Lebih terperinciOleh : Winda Aprianti
Oleh : Winda Aprianti Relasi Definisi Relasi Relasi antara himpunan A dan himpunan B merupakan himpunan yang berisi pasangan terurut yang mengikuti aturan tertentu (relasi biner). Relasi biner R antara
Lebih terperinciSebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :
Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : a x + a y = b Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear dalam peubah x dan y. Definisi
Lebih terperinciMatematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015
Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015 Dadang Amir Hamzah (STT) Matematika Teknik I Semester 3, 2015 1 / 33 Outline 1 Matriks Dadang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung proses penelitian. 2.1 Teori Grup Definisi 2.1.1 Operasi Biner Suatu operasi biner pada suatu himpunan adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai teori grup. 2.1 Grup Dalam struktur aljabar, himpunan
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 467 Teknik Numerik Sistem Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF 2 3 CONTOH 4 SIMPULAN
Lebih terperinciPart II SPL Homogen Matriks
Part II SPL Homogen Matriks SPL Homogen Bentuk Umum SPL homogen dalam m persamaan dan n variabel x 1, x 2,, x n : a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n = 0 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n = 0 a m1 x 1 + a
Lebih terperinci6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1
6- Operasi Matriks Contoh 6-1 : Budi diminta tolong oleh ibunya untuk membeli 2 kg gula dan 1 kg kopi. Dengan uang Rp. 10.000,- Budi mendapatkan uang kembali Rp. 3.000,-. Dihari yang lain, Budi membeli
Lebih terperinciDIKTAT MATEMATIKA II
DIKTAT MATEMATIKA II (MATRIK) Drs. A. NABABAN PURNAWAN, S.Pd.,M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2004 MATRIKS I. PENGERTIAN
Lebih terperinciMendeskripsikan Himpunan
BASIC STRUCTURE 2.1 SETS Himpunan Himpunan adalah koleksi tak terurut dari obyek, yang disebut anggota himpunan Notasi. a A : a adalah anggota himpunan A a A : a bukan anggota himpunan A Contoh 1. Himpunan
Lebih terperinci5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.
1. Persamaan Linier 5. PERSAMAAN LINIER Persamaan linier adalah suatu persamaan yang variabel-variabelnya berpangkat satu. Disamping persamaan linier ada juga persamaan non linier. Contoh : a) 2x + 3y
Lebih terperinciAljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand
Aljabar Linier Kuliah 3 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand 1 Materi Kuliah 3 Jumlah Langsung, Hasilkali Langsung Himpunan Pembangun (Spans) dan Bebas Linier 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand 2
Lebih terperinciMendeskripsikan Himpunan
BASIC STRUCTURE 2.1 SETS Himpunan Himpunan adalah koleksi tak terurut dari obyek, yang disebut anggota himpunan Notasi. a A : a adalah anggota himpunan A a A : a bukan anggota himpunan A Contoh 1. Himpunan
Lebih terperinciALJABAR LINIER DAN MATRIKS
ALJABAR LINIER DAN MATRIKS MATRIKS (DETERMINAN, INVERS, TRANSPOSE) Macam Matriks Matriks Nol (0) Matriks yang semua entrinya nol. Ex: Matriks Identitas (I) Matriks persegi dengan entri pada diagonal utamanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bilangan Kompleks Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sistem bilangan yang dikenal saat ini merupakan hasil perkembangan
Lebih terperinciMATRIKS. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
MATRIKS Slide : Tri Harsono PENS - ITS 1 Sifat Matriks Perkalian dua matriks tidak komutatif Perkalian dua matriks bersifat assosiatif dan distributif tidak komutatif AB BA (AB)C = A(BC) A(B+C) = AB +
Lebih terperinciMATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.
Page- MATRIKS Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom. Notasi: Matriks dinyatakan dengan huruf besar, dan elemen elemennya
Lebih terperinciOperasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)
MATRIKS a a a... a n a a a... an A a a a... a n............... am am am... a mn Matriks A dengan m baris dan n kolom (A m n). Notasi Matriks : a, dimana a adalah elemen pada baris ke i kolom ke j Kesamaan
Lebih terperinciuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH... 1 B. PEMBATASAN MASALAH... 2 C.
Lebih terperinciALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)
ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) 1 MATERI ALJABAR LINIER VEKTOR DALAM R1, R2 DAN R3 ALJABAR VEKTOR SISTEM PERSAMAAN LINIER MATRIKS, DETERMINAN DAN ALJABAR MATRIKS, INVERS MATRIKS
Lebih terperinciDefinisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:
Definisi : Determinan dari matrik bujursangkar A berorde n adalah jumlah semua permutasi n (n!) hasil kali bertanda dari elemen-elemen matrik. Dituliskan : det(a) atau A (jr j r...j n ).a jr a j r...am
Lebih terperinciInduksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.
Induksi Matematika Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan: Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah
Lebih terperinciBagian 2 Matriks dan Determinan
Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika
Lebih terperinciInvers Tergeneralisasi Matriks atas Z p
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p Evi Yuliza 1 1 Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya evibc3@yahoocom PM A-1 - Abstrak Sebuah matriks
Lebih terperinciALJABAR LINEAR ELEMENTER
BAHAN AJAR ALJABAR LINEAR ELEMENTER Disusun oleh : Indah Emilia Wijayanti Al. Sutjijana Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Desember, 22 ii Daftar Isi Sistem Persamaan Linear dan Matriks.
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum
Bab I. Sekilas Tentang Konsep Dasar Grup antonius cp 2 1. Tertutup, yakni jika diambil sebarang dua elemen dalam G maka hasil operasinya juga akan merupakan elemen G dan hasil tersebut adalah tunggal.
Lebih terperinciPengantar Teori Bilangan
Pengantar Teori Bilangan Kuliah 2 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 1 Materi Kuliah 2 Teori Pembagian dalam Bilangan Bulat Algoritma Pembagian Pembagi Persekutuan Terbesar 2/2/2014 2 Algoritma Pembagian
Lebih terperinciM AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR
M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL TO N I BAKHTIAR I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR 2 0 1 2 Kesetimbangan Dua Pasar Permintaan kopi bergantung tidak hanya pada harganya tetapi juga pada harga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Definisi A.1 Diberikan A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong. Suatu cara atau aturan yang memasangkan atau mengaitkan setiap elemen dari himpunan A dengan tepat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai konsep dasar tentang matriks meliputi definisi matriks, jenis-jenis matriks, operasi matriks, determinan, kofaktor, invers suatu matriks, serta
Lebih terperinciAljabar Linier Elementer. Kuliah 26
Aljabar Linier Elementer Kuliah 26 Materi Kuliah Transformasi Linier Umum Kernel dan Range 10/11/2014 Yanita, Matematika FMIPA Unand 2 Transformasi Linier Umum Definisi Misalkan V dan W adalah ruang vektor
Lebih terperinciSoal-soal Latihan Pra UTS MATDAS. 1. Periksalah apakah argumen berikut valid secara logis atau tidak? p q q. ( p)
Soal-soal Latihan Pra UTS MATDAS 1. Periksalah apakah argumen berikut valid secara logis atau tidak? p q p q q ( p) p 2. Periksalah apakah argumen berikut valid secara logis atau tidak? r s r t t r s 3.
Lebih terperinciBAB 2. DETERMINAN MATRIKS
BAB. DETERMINAN MATRIKS DETERMINAN MATRIKS . Definisi DETERMINAN Determinan : produk (hasil kali) bertanda dari unsur-unsur matriks sedemikian hingga berasal dari baris dan kolom yang berbeda, kemudian
Lebih terperinci2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks
2. MATRIKS 1. Pengertian Matriks Matriks adalah himpunan skalar yang disusun secara empat persegi panjang menurut baris dan kolom. Matriks diberi nama huruf besar, sedangkan elemen-elemennya dengan huruf
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah
Lebih terperinciPENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015
PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,
Lebih terperinciMETODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n
METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV Norma Puspita, ST MT Matriks Matriks adlah susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk persegi panjang Matriks dinotasikan
Lebih terperinciMUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR
MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 1 Matriks dan Operasinya MATRIKS DAN OPERASINYA Sub Pokok Bahasan Matriks Jenis-jenis Matriks Operasi Matriks Operasi Baris Elementer Matriks Invers (Balikan)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang
BAB II KAJIAN TEORI Pada Bab II ini berisi kajian teori. Di bab ini akan dijelaskan beberapa definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang mendasari teori kode BCH. A. Grup
Lebih terperinciBAB 3 FUNGSI. 1. Pengertian Fungsi. dengan satu dan hanya satu elemen B; f disebut fungsi dari A ke B, ditulis f : A
BAB 3 FUNGSI 1. Pengertian Fungsi Fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap objek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik f(x) dari himpunan kedua.
Lebih terperinci6 Sistem Persamaan Linear
6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus
Lebih terperinciKAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT
KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT Nama Mahasiswa : Aprilliantiwi NRP : 1207100064 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1 Soleha, SSi, MSi 2 Dian Winda Setyawati,
Lebih terperinciDiktat Kuliah. Oleh:
Diktat Kuliah TEORI GRUP Oleh: Dr. Adi Setiawan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 Kata Pengantar Aljabar abstrak atau struktur aljabar merupakan suatu mata kuliah yang menjadi kurikulum nasional
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan autokomutator yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama ini akan dibahas tentang teori
Lebih terperinciRELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi)
Outline RELASI DAN FUNGSI (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi) Drs., M.App.Sc PS. Pendidikan Matematika FKIP PS. Sistem Informasi University of Jember Indonesia Jember, 2009 Outline
Lebih terperinciMATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS
MATRIKS Beberapa pengertian tentang matriks : 1. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut baris-baris dan kolom-kolom.
Lebih terperinciHimpunan. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Himpunan Dra. Kusrini, M.Pd. PENDAHULUAN D alam Modul 1 ini ada 3 kegiatan belajar, yaitu Kegiatan Belajar 1, Kegiatan Belajar 2, dan Kegiatan Belajar 3. Dalam Kegiatan Belajar 1, Anda akan mempelajari
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1
Aljabar Linear Elementer MA SKS 7//7 : MA- Aljabar Linear Jadwal Kuliah Hari I Hari II jam jam Sistem Penilaian UTS 4% UAS 4% Quis % 7//7 : MA- Aljabar Linear Silabus : Bab I Matriks dan Operasinya Bab
Lebih terperinciHasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan terurut (a, b) untuk a A dan b B.
III Relasi Banyak hal yang dibicarakan berkaitan dengan relasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah relasi bisnis, relasi pertemanan, relasi antara dosen-mahasiswa yang disebut perwalian
Lebih terperinciBAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar
BAB II MATRIKS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers
Lebih terperinciPENGERTIAN RING. A. Pendahuluan
Pertemuan 13 PENGERTIAN RING A. Pendahuluan Target yang diharapkan dalam pertemuan ke 13 ini (pertemuan pertama tentang teori ring) adalah mahasiswa dapat : a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan
Lebih terperinciMatriks. Baris ke 2 Baris ke 3
Matriks A. Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam kurung
Lebih terperinciMATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom)
MTRIKS DEFINISI Bentuk umum =(aij),i=,,...m J=,,...m a a a n baris a a..a n baris MTRIKS Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris
Lebih terperinciTEORI HIMPUNAN. Bahan Ajar - PS S1 Matematika - FMIPA UGM. Sri Wahyuni. Tahun Laboratorium ALJABAR, Jurusan MATEMATIKA, FMIPA UGM
TEORI HIMPUNAN Bahan Ajar - PS S1 Matematika - FMIPA UGM Sri Wahyuni Laboratorium ALJABAR, Jurusan MATEMATIKA, FMIPA UGM Tahun 2014 Silabus Teori Himpunan Ekuipoteni Dua Himpunan, Himpunan Denumerabel
Lebih terperinciVektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor
Universitas Muhammadiyah Sukabumi Artikel Aljabar Vektor dan Matriks Oleh : Zie_Zie Vektor Vektor 1. Pengertian Vektor a. Definisi Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah. Contohnya
Lebih terperinciMATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. (17), hal 7 34. MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER Ardiansyah, Helmi, Fransiskus Fran INTISARI Pada
Lebih terperinciMATRIKS Nuryanto, ST., MT.
MateMatika ekonomi MATRIKS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat : 1. Pengertian matriks 2. Operasi matriks 3. Jenis matriks 4. Determinan 5. Matriks invers 6.
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.
BAB PENDAHULUAN Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi Himpunan Real Ada beberapa notasi himpunan yang sering digunakan dalam Analisis () merupakan
Lebih terperinciBAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu
BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu pengetahuan. Di bidang ilmu ukur, diperlukan untuk mencari titik potong dua garis dalam satu bidang. Di bidang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Matriks 1. Pengertian Matriks Definisi II.A.1 Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan kolom. Contoh II.A.1: 9 5
Lebih terperinci