Pengembangan Formula SCF untuk Analisa Kelelahan Joint (Sambungan) T pada Struktur Bangunan Lepas Pantai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Formula SCF untuk Analisa Kelelahan Joint (Sambungan) T pada Struktur Bangunan Lepas Pantai"

Transkripsi

1 awekal, Vol. 13 No. kk. 1 Januari 6 urnal EKNIK SIPIL Pengembangan Formula unuk Analisa Kelelahan Join (Sambungan) paa Srukur Bangunan Lepas Panai Ricky L awekal 1) Firiany ) M. aufan ukuboya 3) Absrak Beban paa sambungan ubular akan menimbulkan egangan hospo, yaiu egangan maksimum paa kaki sambungan yang besarnya beberapakali ari egangan nominal sehingga memacu percepaan imbulnya kelelahan paa srukur akiba beban yang berulang (siklik). Perbaningan anara egangan-egangan hospo an egangan nominal isebu Sress Concenraion Facor (). Paa makalah ini, ikembangkan rumus empiris baru engan manggunakan pemoelan elemen hingga. Perangka lunak ANSYS versi 9 igunakan unuk menganalisis egangan paa sambungan ubular srukur berupa join. Rumus emipiris baru ikembangkan berasarkan aa geomeris ubular uama (chor) an ubular sekuner (brace), yaiu iameer chor (), iameer brace (), keebalan chor (), keebalan brace (), panjang chor (L), panjang brace (l), engan mengacu paa rasio perbaningan geomeris yang igunakan unuk persamaan paramerik. Kaa-kaa Kunci:, kelelahan, sambungan ubular, rumus empiris, paramerik. Absrac Loaing on ubular joins will creae hospo sresses a inersecion which several imes higher han he nominal sress so ha accelerae faigue o he joins ue o cyclic loaings. he raio of hospo sress an he nominal sress is calle Sress Concenraion Facor (). In his paper, new empirical formulas of are evelope by using finie elemen moeling. ANSYS sofware is use o analyze sresses a join..he new empirical formula of is evelope base on geomeric aa of chor an brace, namely iameer of chor (), iameer of brace (), hickness of chor (), hickness of brace (), lengh of chor (L), lengh of brace (l), by having reference geomeric comparison for parameric formula. Keywors:, faigue, ubular join, empirical formula, parameric. 1. Penahuluan Srukur lepas panai akan selalu mengalami pembebanan akiba lingkungan seperi akiba angin, gelombang an arus. Gaya hiroinamik akiba gelombang merupakan perimbangan uama alam analisa kelelahan (faigue) karena egangan yang imbul akiba beban ini merupakan egangan siklik yang erjai erus menerus meskipun egangan yang erjai lebih kecil ari egangan paa konisi eksrim. Srukur anjungan lepas panai ipe jacke merupakan suau konsruksi yang sanga kompleks yang eriri ari berbagai macam elemen srukur seperi siliner, pela, rangka, balok, an lain-lain. Srukur anjungan lepas panai harus mampu menganisipasi beban yang bekerja sesuai engan krieria yang berlaku. Bagian srukur i bawah permukaan air (jacke) umumnya eriri ari srukur siliner engan penampang lingkaran (ubular member) alam berbagai ukuran. Permasalahan uama ari srukur ubular aalah sambungan anara ubular uama (Chor) engan ubular sekuner (braces) apa menjaikan posisi sambungan kriis, karena posisi pengerjaan pengelasan an fabrikasi yang susah sera karakerisik sambungan erhaap beban menjai kompleks. Permasalahan lain ari sambungan ubular aalah egangan paa sambungan ubular apa 1. Saf Pengajar, PS Kelauan, Fakulas eknik Sipil an Lingkungan-IB.. Mahasiswa Rekayasa Kelauan, Program Magiser eknik Sipil FSL-IB. 3. Mahasiswa Rekayasa Srukur, Program Magiser eknik Sipil FSL-IB. Caaan : Usulan makalah ikirimkan paa 19 April 5 an inilai oleh peer reviewer paa anggal April 5-8 Mei 5. Revisi penulisan ilakukan anara anggal 1 Juni 5 hingga 9 esember 5. Vol. 13 No. 1 Januari 6 33

2 Pengembangan Formula unuk Analisa Kelelahan Join (Sambungan)... menimbulkan egangan hospo yaiu egangan maksimum paa sambungan (inersecion) yang apa memacu percepaan imbulnya kelelahan paa srukur (faigue) akiba beban yang berulang. Karena iu, faigue merupakan salah sau moa kerunuhan bangunan lepas panai yang pau iwaspaai eruama paa srukur yang mempunyai banyak sambungan ubular. Benuk kegagalan suau sambungan ubular paa asarnya merupakan fungsi aripaa jenis sambungan, parameer sambungan an konisi pembebanan srukur. Perbaningan anara egangan-egangan hospo an egangan nominal isebu Sress Concenraion Facor (). ini berpengaruh erhaap masa layan (service life) suau srukur lepas panai. alam makalah ini akan ibahas perhiungan an pengembangan formula empiris sambungan ubular berasarkan geomeri ubular uama (chor) an ubular sekuner (brace), yaiu iameer brace (), iameer chor (), keebalan brace (), keebalan chor (), panjang brace (l), panjang chor (L), sera kombinasi perubahan parameer ersebu. Pembuaan moel elemen hingga ari sambungan ubular ilakukan engan program, hasil yang iperoleh berupa gambaran penyebaran egangan akiba berbagai jenis pembebanan an gambaran pengaruh perubahan parameer erhaap konsenrasi egangan yang erjai paa sambungan ubular yang akan ianalisa. egangan yang iperoleh ari analisa elemen hingga berupa egangan Von Misses. Kemuian ari hasil pengamaan paa sambungan join engan pengua ersebu akan ianalisa perbaningannya an akan irumuskan kealam sebuah persamaan empiris baru unuk analisa.. eori Kelelahan paa Sambungan.1 Kegagalan sambungan akiba kelelahan alam sambungan ubular yang seerhana, bagian brace ilas secara erseniri kepaa bagian chor paa kaki jacke. Chor berfungsi unuk menyalurkan beban ari sau brace ke brace yang lainnya, an menahan egangan momen lenur erlokalisasi yang besar paa saa srukur ibebani. Paa saa chor menyalurkan beban erhaap brace maka egangan paa join ersebu akan mencapai maksimum. Sambungan chor an brace yang ilas, alam proses fabrikasi, paa saa las meningin akan erbenuk reak mikro paa ujung-ujung las. Reak mikro ini akan melebar bila member mengalami egangan siklik an akan merekah hingga penampang member iak lagi kua unuk menransfer beban, akibanya member akan runuh. Perisiwa inilah yang isebu kegagalan akiba faigue (seperi erliha paa Gambar 1). Kenyaan bahwa wele join rawan erhaap kegagalan karena kelelahan (faigue failure) menyebabkan analisis an esain harus ilakukan erhaap join-join erenu yang kriis, unuk umur srukur yang irencanakan.. Geomeri sambungan ubular Geomeri sambungan ubular iperlihakan paa Gambar..3 Perhiungan (Sress Concenraion Facor) egangan nominal paa bagian srukur akiba momen an gaya aksial yang iperoleh ari analisa srukur belum mencukupi unuk analisa faigue. Karena belum memberikan egangan hospo, yang iefinisikan sebagai egangan erburuk paa kaki sambungan ubular yang iukur paa moel es aau yang ihiung engan eori yang keakuraannya bisa ibaningkan. Sress Concenraion Facor (), aalah perbaningan anara egangan hospo an egangan nominal, yang perumusannya seperi i bawah ini : σ HS = (1) σ N Perhiungan egangan hospo umumnya melibakan eori cangkang yang cerma an elii, analisa elemen - elemen hingga aau analisa egangan eksperimenal. Unuk esain ruin, igunakan rumus empiris yang berasarkan paa konsep punching shear yang elah berkembang unuk menangani perimbangan baas kekuaan sais an kelelahan. yang erjai paa sambungan apa iakibakan oleh beban aksial, momen ou-plane an momen inplane, seperi paa Gambar Persamaan Empiris ubular J.G Kuang Persamaan empiris J.G Kuang ikembangkan unuk range geomeri erenu yaiu : 8,333 γ 33,3, τ,8,3 β,8 6,667 α 4 σ 9 J.G Kuang merumuskan suau persamaan empiris unuk perhiungan, berasarkan eksperimen yang ilakukan. Rumus empiris ini akan ijaikan bahan perbaningan engan hasil analisis ari pengamaan 34 Jurnal eknik Sipil

3 awekal, kk. moel elemen hingga paa ANSYS unuk join. Parameer yang igunakan alam persamaan J. G. Kuang aalah: β = L α = τ = γ = imensi-imensi i aas mengacu paa imensi yang iunjukkan paa Gambar. Persamaan J.G Kuang aalah sebagai beriku : Join akiba beban aksial,88 1,333 3,57 1,694 =1,981γ τ exp( 1, β ) α sin θ () Chor BRACE = 3,751 γ,55 τ exp (-1,35β 3 ) α,1 sin 1,94 θ (3) Join akiba momen in plane CHOR =,7 γ,6 τ,86 β( -,4) sin,57 θ (4) BRACE = 1,31 γ,3 τ,38 β (-,38) sin,1 θ (5) Join akiba momen ou plane CHOR = 1,4 γ 1,14 τ,889 β,787 sin 1,557 θ,3 β,55 (6) Gambar 1. Kegagalan akiba faigue (W.J Graff, 1981) Chor θ Brace L Gambar. Geomeri sambungan CHOR =,46 γ 1,14 τ,889 β (-,619) sin 1,557 θ,55 β,75 BRACE = 1,5 γ,85 τ,543 β,81 sin,33 θ,3 β,5 4. Pemoelan Elemen Hingga BRACE =,796 γ,85 τ,543 β (-,81) sin,33 θ,55 β,75 Sambungan ubular 4.1 Pengumpulan aa (7) (8) (9) Pengumpulan aa yang akan igunakan paa peneliian ini eriri ari aa geomeris yang mengacu paa Gambar. Yaiu: = iameer luar ari chor (=R), = iameer luar ari brace (=r), = keebalan chor, = keebalan brace, L = panjang chor. Penenuan parameer geomeris ersebu harus mengacu paa rasio perbaningan geomeris yang melipui rasio i bawah ini (imensi-imensinya mengacu paa Gambar ). = iameer luar ari chor (=R) = iameer luar ari brace (=r) = keebalan chor = keebalan brace L = panjang chor β = = rasio perbaningan iameer brace an chor P M M L α = = rasio kelangsingan ubular uama (chor) a. Akiba beban aksial b. Akiba momen in-plane c. Akiba momen ou-plane Gambar 3. Jenis gaya an momen yang bekerja paa sambungan τ = γ = = rasio perbaningan keebalan brace ke chor = rasio iameer erhaap keebalan chor Vol. 13 No. 1 Januari 6 35

4 Pengembangan Formula unuk Analisa Kelelahan Join (Sambungan)... Perbaningan geomeri ersebu aalah variabel yang iak berimensi yang igunakan unuk persamaan paramerik yang harus memenuhi rasio perbaningan yang berlaku i bawah ini : 8,333 γ 33,3, τ,8,3 β,8 6,667 α 4 σ 9 4. Moel elemen hingga engan perangka lunak Perhiungan Sress Consenraion Facor () paa sambungan menggunakan perangka lunak. aalah salah sau perangka lunak kompuer engan konsep meoe elemen hingga yang sering igunakan unuk menyelesaikan masalah - masalah konsruksi mesin an konsruksi srukur, eruama paa kasus-kasus yang memerlukan analisa yang harus eail an akura. apa menganalisa egangan an eformasi ari suau konsruksi. Beriku akan ijelaskan meoe, aa masukan, proses perhiungan an aa keluaran yang ihasilkan oleh program alam menyelesaikan masalah konsruksi srukur khususnya sui kasus sambungan alam makalah ini. 4.3 Parameer inpu program 36 Paa makalah ini, moel yang igunakan menggunakan parameer parameer inpuan yaiu ipe elemennya shell elasic 63 yang merupakan elasic shell 3 engan eraja kebebasan (egree of freeom): UX, UY, UZ, ROX, ROY, ROZ. Maerial yang igunakan aalah maerial isoropic engan moulus Young (EX) = 9 psi, poisson raio(nuxy) =.3 sera shear moulus (GXY) = 11 psi. Analisis aa paa pembuaan moel Join memasukkan aa-aa berupa parameer-parameer beriku: 1. aa geomeri moel, eriri ari iameer chor, iameer brace, ebal chor, ebal brace, panjang chor, an panjang brace (mengacu paa Gambar ). aa mesh generaion, merupakan informasi iik noal koorina, jumlah iik noal, an iik egangan yang aa unuk semua elemen yang akan ipakai. alam peneliian ini ukuran meshing erbagi menjai beberapa blok area, engan ujuan unuk membua meshing yang ukurannya kecil paa aerah lasan chor an brace sebagai acuan unuk menganalisa ari egangan Von Misses, seangkan blok area yang lebih jauh ari injauan Jurnal eknik Sipil pengamaan bisa ibua ukuran meshing yang agak besar, hal ini bisa mengurangi lamanya waku runningan program engan hasil yang akura, jika ibaningkan moel anpa pembagian area. 3. aa egree of freeom Consrain. Unuk analisis srucural menggunakan enam eraja kebebasan UX, UY, UZ, ROX, ROY, ROZ. alam pembuaan moel unuk join, semua umpuannya (consrain) ijepi (fixe) paa ujung-ujung chornya sehingga menggunakan ke enam eraja kebebasan ersebu. 4. aa gaya (force), yaiu gaya aksial, momen in plane an momen ou plane. Gaya aksial isimbolkan engan Fy, seangkan momen in plane isimbolkan engan mx an momen ou plane isimbolkan engan mz. 5. Analisis Hasil Perhiungan 5.1 Perhiungan ren eksponensial aa yang elah memenuhi rasio perbaningan geomeri kemuian igunakan unuk pembuaan moel an ianalisis engan meoe elemen hingga sehingga iapakan egangan paa chor an brace unuk iap-iap pembebanan, yakni: pembebanan aksial, momen in plane an momen ou plane. Selanjunya, hasil ari aa an hasil percobaan ihiung ren eksponensial logarimanya paa keiga pembebanan ersebu. Perhiungan ren eksponesial ibua unuk menganisipasi apabila aa yang ihasilkan ernyaa iak bisa linier sera iolak uji regresi kelinierannya. Karena hal ersebu, maka paa peneliian ini igunakan meoe eksponensial logarima unuk menguji regresi kelinearannya i bawah ini iampilkan abel perhiungan ekponensial logarima unuk Join Chor paa pembebanan aksial, momen in plane an momen ou plane. Penjelasan perhiungan eksponensial logarima abel 1 aalah sebagai beriku : b Y ' = a x (eksponensial) LogY ' = log a + b * log x (regresi linier logarima) LogY ' = Y ' Loga = a LogX = Y ' = a + Persamaan normal : 1.. a X b. x n = b x = x b x =. y. a maka :. +. x y

5 awekal, kk. 5. Perhiungan persen kesalahan Seelah ihiung unuk semua ren eksponensial, kemuian ilanjukan engan perhiungan unuk mengeahui seberapa besar kesalahan aa geomeris an aa pengujian moel. Makin kecil gala (error) ari aa yang iperoleh maka hasil analisa nani semakin inggi pula keakuraannya. Perhiungan persen kesalahan ini iasarkan paa meoe jumlah kesalahan kuara (J. Supranano, 1987). Perhiungan persen kesalahan inipun ibua unuk sambungan paa pembebanan aksial, momen in plane an momen ou plane. i bawah ini iunjukkan abel perhiungan persen kesalahan sambungan paa chor unuk beban aksial. abel 1. Perhiungan ren eksponensial unuk Join paa gaya aksial No. L X = Log y = Logy X X.Y = n XoYo XoYo b = = n Xo ( Xo) a = n XoYo XoYo b = (1) n Xo ( Xo) a = log a = Yo b Xo log a = Yo b Xo = (11) abel menunjukkan bahwa persen kesalahan yang iemukan aalah.%. Selain iu, Gambar 4 menunjukkan bahwa aa-aa beraa eka engan ren line. Maka, aa bisa ianggap cukup bagus unuk ijaikan acuan alam pengolahan aa selanjunya. 6. Pengembangan Persamaan Empiris baru 6.1 Penenuan persamaan empiris engan meoe skala logarima Apabila iasumsikan bahwa variasi ari engan parameer geomerik alam benuk pangka ari masing-masing parameer ersebu, maka plo ari engan parameer erenu alam skala logarima akan apa igunakan alam menghasilkan persamaan empiris. Beriku aalah conoh pola pembuaan rumus empiris engan skala logarima unuk Sambungan. Paa peneliian ini rumus empiris yang menjai acuan pembuaan rumus empiris unuk Sambungan aalah rumus empiris ari J.G. Kuang. Langkah langkah membua persamaan rumus empiris engan skala logarima aalah sebagai beriku: Langkah langkah membua persamaan rumus empiris engan skala logarima aalah sebagai beriku: a. Plokan log yang iapa ari peneliian yang menggunakan sofware erhaap log(/7), ari regresi linier iapakan kemiringan m1. b. Plokan log m1 erhaap log ( ), ( ) ari regresi linier iapakan kemiringan m c. Plokan log m1 m L erhaap log m3 (( ).( ).( ) ) ari regresi linier iapakan kemiringan m3.. Plokan log erhaap log L ( ), m1 m e. a p a k a n (( ).( ) ) harga a o ari regresi linier iapakan kemiringan m4. ari perhiungan ren ekspnensial yang erapa paa abel 1, a o ersebu iperoleh ari hubungan a +.x.m4 = y. engan L x = log an y = log ( ).( ) ansys L.( ) m1 m m3 ), Vol. 13 No. 1 Januari 6 37

6 Pengembangan Formula unuk Analisa Kelelahan Join (Sambungan)... abel. Perhiungan persen kesalahan unuk Join paa gaya aksial No. Hasil Observasi (y) y = Logy x L Log Hasil ren Yi = a + b.x = Selisih (ei) E E E-6 Jumlah kesalahan kuara = (ei) Persen jumlah kesalahan kuara =.1994 % f. Sehingga persamaan empiris yang baru unuk Join : m1 m L m 3 ( a + x. m 4 ) = ( ).( ).( ) ) * Persamaan empiris unuk sambungan i bawah ini akan ipaparkan proses pembuaan rumus empiris Sambungan paa aerah chor, yang iinjau unuk seiap pembebanan aksial, momen inplane an momen ou-plane Pengembangan persamaan empiris Join paa chor akiba beban aksial 1. Langkah a iunjukkan alam Gambar 5. ari hasil plo ersebu iapa kemiringan m1 = Langkah b iunjukkan alam Gambar 6. ari hasil plo ersebu iapa kemiringan m = Langkah c iunjukkan alam Gambar 7. ari hasil plo ersebu iapa kemiringan m3 = Langkah iunjukkan alam Gambar 8. ari hasil plo ersebu iapa kemiringan m4= Paa langkah e, sesuai hubungan a +. x.m4 = y, ao ari perhiungan ren eksponensial yang erapa paa abel 1, maka iperoleh harga: a = Sehingga persamaan empiris join paa chor aalah : CHOR = γ τ β (-.145). 1 ( α) (1) engan cara yg sama, iapa persamaan empiris unuk sambungan paa chor akiba beban,momen in-plane an momen ou-plane sebagai beriku: Akiba beban momen in-plane: cor = γ τ.315. β (-.45) ( α) (13) Akiba beban momen ou-plane : cor = γ τ.53. β (-1.834). 1 ( α) (14) 38 Jurnal eknik Sipil

7 awekal, kk. Hasil analisis chor join- akiba penerapan beban aksial selanjunya apa iliha paa Gambar 9. Paa Gambar 1. erliha bahwa hasil analisis chor menggunakan formula baru memiliki nilai yang relaive cukup eka erhaap hasil analisis menggunakan formula Kuang. Perbaningan anara nilai chor join- yang iperoleh ari formula baru yang ikembangkan i aas erhaap hasil analisis chor yang menggunakan formula Kuang, apa iliha alam Gambar 1. i bawah. 7. Kesimpulan log(y) Grafik Uji Kesalahaan uk chor (Beban Aksial) log(l/) Gambar 4. Hubungan paa perhiungan kesalahan unuk Join paa gaya aksial Pengembangan persamaan empiris baru bisa ilakukan engan memanfaakan hasil perhiungan Meoa Elemen Hingga unuk egangan hospo paa sambungan akiba beban aksial, momen in-plane, an momen ou-plane. Unuk kesempurnaan peneliian ini, isarankan unuk ilanjukan engan pembuaan moel fisik i laboraorium. isarankan pula aanya peneliian lebih lanju unuk rumus paa Join seerhana lainnya yaiu Join Y, Join X, join K an lain sebagainya, sera peneliian lebih lanju unuk rumus paa Join yang lebih kompleks permasalahannya misalnya paa muliple Join an overlappe Join. log log / Vs log y =.8185x -.38 R = log / Gambar 5. Plo langkah a Linear () afar Pusaka American Peroleum Insiue,, Recommene Pracice for Planning, esigning an Consrucing Fixe Offshore Plaforms Working Sress esign. Buch, A., 1988, Faigue Srengh Calculaion, rans ech Publicaions Fuchs, H.O., Sephens, R.I., 198, Meal Faigue In Engineering, John Wiley & sons,inc log /(/) m1 log / Vs log (/(/) m1 )) log / y = 1.16x +. R = Linear () Miller, Kj., e los Rios, ER., 1986, he Behaviour of Shor faigue Cracks, Mechanical Engineering Publicaion Limie. Gambar 6. Plo langkah b log / Vs log (/(((/) m1 )*((/) m ))) log (/((/) m1) *(/) m )).4 y = -.145x R = log / Linear () Gambar 7. Plo langkah c Vol. 13 No. 1 Januari 6 39

8 Pengembangan Formula unuk Analisa Kelelahan Join (Sambungan)... log L/ Vs log (/(((/) m1 )*((/) m )*((/) m3 ))) log /((/) m1 *(/) m *(/) m3 ) y =.538x R = log L/ Linear () Gambar 8. Plo langkah chor Join ubular paa rumus baru (Beban Aksial) / Gambar 9. Hasil analisis chor Join akiba beban aksial ari formula baru yang ikembangkan Grafik Hubungan / Vs chor (beban aksial) / Kuang baru Gambar 1. Perbaningan chor Sambungan ari formula baru yang ikembangkan erhaap formula J.G. Kuang 4 Jurnal eknik Sipil

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada Bab 3 Migrasi Daa Seismik Migrasi ilakukan unuk meminahkan posisi reflekor yang erliha paa rekaman aa seismik menjai posisi yang sebenarnya sesuai engan posisi i bawah permukaan. Unuk srukur geologi yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut: PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri

Lebih terperinci

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL BAB COTOH - COTOH MODEL. Penahuluan Dalam bab ini kia akan mempelajari sejumlah conoh-conoh seerhana moel yang ibangun ari area yang berbea. Tujuan uamanya aalah unuk mengilusrasikan cara berpikir keika

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS )

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) Pasak igunakan unuk menyambung ua bagian baang (poros) aau memasang roa, roa gigi, roa ranai an lain-lain paa poros sehingga erjamin iak berpuar paa poros. Pemilihan jenis pasak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Peremuan 0 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Jika Y z F (z) f() Y F[f()] (Fungsi Tersusun) p p q q r r Auran Ranai Meneferensialkan : Benuk Y [f()] g() V Aau Y imana V f() g() Y V Y V V ln V + Penerivaifan

Lebih terperinci

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., -6 Analisis Moel Kinemaik Peluru Kenali Paa Penembakan Targe Menggunakan Meoe Kenali Opimal Resu Tri Asui, Subchan [], an Kamiran [] Maemaika, Fakulas Maemaika an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA MALANG BULAN JANUARI SAMPAI BULAN JUNI TAHUN 013 MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Rosy M., Raharjo S., Susiswo Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN Bulein Ilmiah Ma. Sa. an Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 1 (2015), hal 63 68. OTIMALISASI WAKTU RODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INUT-OUTUT SISTEM LINEAR MAKS-LUS WAKTU INVARIAN Wina Firi Winari,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2,

1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2, ANALISA SETTING RELAY PENGAMAN GENERATOR PLTG DI PT INDONESIA POWER UBP BALI UNIT PESANGGARAN I.G.N. Ruy, I. W. Rinas, I. M. Suarika,, JurusanTeknikElekro, FakulasTeknik,UniversiasUayana Email: swee.black9@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS) SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS) Jenis sambunan enan menunakan paku kelin, merupakan sambunan eap karena sambunan ini bila ibuka harus merusak paku kelinnya an iak bisa ipasan lai, kecuali menani

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORITIS

BAB 2 URAIAN TEORITIS BAB URAIAN EORIIS Paa bab ini akan ibaas enang masala opimisasi berpembaas persamaan. Sebelum membaas masala opimisasi berpembaas persamaan maka erlebi aulu iberikan pengerian an sia-sia eksrim ari suau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi BAB I PENAHUUAN. AAR BEAKANG Penggunaan aang rismais aa geagar aja eah sering ijumai aa konsruksi-konwsruksi yang menggunakan aja seagai komonen srukurnya, eai sekarang ini aa konisi-konisi erenu aang

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Energetika Gelombang. Bab 4. Penyusun: Andhy Setiawan

Energetika Gelombang. Bab 4. Penyusun: Andhy Setiawan Bab 4 Energeika Gelombang Penyusun: nhy Seiawan Penahuluan Paa bab ini na akan mempelajari mengenai energi yang irambakan gelombang sera pemanuan an ransmisi gelombang engan arah aang normal erhaap biang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENGUJIAN SAMBUNGAN FINGER JOINT UNTUK MENGKAJI KUAT LENTUR PADA BALOK KAYU

PENGUJIAN SAMBUNGAN FINGER JOINT UNTUK MENGKAJI KUAT LENTUR PADA BALOK KAYU Media Teknik Sipil, Volume X, Juli 010 ISSN 141-0976 PENGUJIAN SAMBUNGAN FINGER JOINT UNTUK MENGKAJI KUAT LENTUR PADA BALOK KAYU Endah Safiri 1), Purnawan Gunawan ) 1), ) Jurusan Teknik Sipil, Fakulas

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci