1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2,"

Transkripsi

1 ANALISA SETTING RELAY PENGAMAN GENERATOR PLTG DI PT INDONESIA POWER UBP BALI UNIT PESANGGARAN I.G.N. Ruy, I. W. Rinas, I. M. Suarika,, JurusanTeknikElekro, FakulasTeknik,UniversiasUayana ABSTRAK Pembangki Lisrik Tenaga Gas i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran memiliki oal aya erpasang sebesar 5.5 MW an oal aya mampu sebesar 07.5 MW. Salah sau conoh gangguan yang pernah erjai i Pesanggaran yaiu gangguan yang menyebabkan arus lebih paa generaor PLTG erjai rip (lepas). Analisa perhiungan seing relay over curren relay an groun aul relay pengaman generaor PLTG. Unuk mensimulasikan gangguan hubung singka paa sisem kelisrikan i pesanggaran menggunakan program ETAP. Hasil analisa ini menunjukkan perhiungan seing arus relay OCR generaor PLTG & sebesar 5 A, PLTG & sebesar 7 A. Seangkan perhiungan nilai seing arus relay GFR generaor PLTG & sebesar 09 A, PLTG & sebesar 6 A. Perhiungan waku una OCR generaor PLTG & sebesar,9 eik, PLTG & sebesar,7 eik. Seangkan perhiungan waku una GFR generaor PLTG & sebesar,7 eik, PLTG & sebesar 0,79 eik. Perhiungan waku kerja OCR generaor PLTG & sebesar,9 eik PLTG & sebesar,8 eik. Seangkan hasil perhiungan waku kerja GFR generaor PLTG & sebesar, eik, PLTG & sebesar,9 eik. Koorinasi anara relay OCR an relay GFR erliha ari jenis gangguan hubung singka yang erjai. Paa gangguan hubung singka iga asa an hubung singka anar asa yang bekerja sebagai pengaman uama aalah relay OCR, seangkan relay GFR iak bekerja karena paa gangguan ersebu paa kawa neral iak mengalir arus gangguan. Kaa kunci : Hubung Singka, Over Curren Relay, Groun aul relay, seing. PENDAHULUAN Uni Bisnis Pembangkian Bali aalah salah sau uni pembangki milik PT Inonesia Power yang menyeiakan enaga lisrik khusus unuk Pulau Bali. Pembangki Lisrik Tenaga Gas i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran memiliki oal aya erpasang sebesar 5.5 MW an oal aya mampu sebesar 07.5 MW. Terapa uni PLTG i Pesanggaran yang memiliki kapasias generaor yang berbea-bea. Salah sau conoh gangguan yang pernah erjai paa generaor PLTG yaiu Salah sau conoh gangguan yang pernah erjai i Pesanggaran yaiu gangguan yang menyebabkan arus lebih paa generaor PLTG erjai rip (lepas) []. Selain iu, bahaya yang mungkin erjai akiba aanya gangguan aalah sabilias sisem erganggu an isolasi kumparan saor generaor akan rusak karena panas yang belebihan. Gangguan asa ke anah aalah gangguan yang erjai akiba kerusakan isolasi saor maupun ini besi erlaminasi paa generaor. Kerusakan yang erjai erganung paa besarnya arus gangguan yang erjai. perlu ilinungi engan peralaan pengaman yang apa berungsi unuk meneeksi aanya gangguan hubung singka, maka iperlukan perhiungan an analisa agar seing relay apa bekerja secara baik sesuai ungsinya sebagai pengaman, sehingga sisem kelisrikan generaor PLTG akan beroperasi engan baik keika ibuuhkan unuk penyeiaan energi lisrik [] Peneliian ini membahas enang analisa perhiungan seing relay over curren relay an groun aul relay pengaman generaor PLTG. Unuk mensimulasikan gangguan hubung singka paa sisem kelisrikan i pesanggara menggunakan program ETAP. Hasil simulasi hubung singka ersebu igunakan unuk menenukan arus gangguan maksimum an arus gangguan minimum, sera waku una an waku kerja relay. Seelah iapa hasilnya, ilanjukan I.G.N Ruy,I. W. Rinas, I. M. Suarika. 65

2 menghiung waku una an waku kerja relay, Hasil yang i harapkan unuk mengeahui koorinasi over curren relay an groun aul relay, agar pengaman bekerja secara baik.. KAJIAN PUSTAKA. Pengerian Proeksi Tenaga Lisrik Proeksi aalah suau peralaan aau sisem yang berungsi unuk meneeksi perubahan parameer sisem, mengisolasi an memisahkan bagian yang berubah parameernya aau erkena gangguan ari suau keaaan yang iak normal []... Pemuus Daya Pemuus Daya aalah peralaan unuk mempermuah alam membuka an menuup suau rangkaian alam suau sisem enaga lisrik baik alam keaaan normal maupun alam keaaan gangguan, maka anar keua rangkaian yang berekaan ipasang peralaan yang isebu pemuus beban aau pemuus aya (PMT) []. Circui Breaker (CB) aalah salah sau peralaan pemuus aya yang berguna unuk memuuskan an menghubungkan rangkaian lisrik alam konisi erhubung ke beban secara langsung an aman, baik paa konisi normal maupun saa erapa gangguan []... Karakerisik Over Curren Relay (OCR) OCR akan bekerja bila besaran penggerak aau arus yang mengalir alam beliannya (Ir) melebihi arus yang elah ienukan (Ip) [] aau apa inyaakan engan Persamaan an engan simbol: Ir>Ip ().. Prinsip OCR OCR bekerja engan membaca inpu berupa besaran arus kemuian membaningankan engan nilai seing, apabila nilai arus yang erbaca oleh relay melebihi nilai seing, maka relay akan mengirim perinah rip (lepas) kepaa Pemuus Tenaga (PMT) aau Circui Breaker CB seelah waku una yang ierapkan paa seing. Relay OCR memproeksi insalasi lisrik erhaap gangguan anar asa. [], apa iliha paa Gambar: Gambar. Rangkaian Dasar Relay OCR.. Seing OCR Sebagai asar alam seing OCR ersebu igunakan rumus (Plug Seing Muliplier), Faul Curren (Arus Gangguan), CT Raio (Raio Trao Arus), Curren Seing (seing Arus) [] engan Persamaan sebagai beriku: (OCR)= () Paa zone pengaman relay arus aanya penenuan nilai arus pengaman aalah arus gangguan yang ibawah seing relay yang ihasilkan paa pembangki aau biasa juga ikaakan arus gangguan minimum [], Unuk gangguan Tiga Fasa apa icari engan Persamaan sebagai beriku: = V I Cosφ. () Kemuian mencari nilai arus nominal engan Persamaan sebagai beriku: Inom= () Dengan: = Daya beban (Wa) V = Tegangan saluran (Vol) I = Arus nominal (A) Cosφ = Fakor kerja saluran I.G.N Ruy,I. W. Rinas, I. M. Suarika. 66

3 Seing arus (Is) paa relay OCR umumnya iasarkan paa hasil arus gangguan, engan emikian gangguan hubung singka i beberapa seksi berikunya, maka relay arus akan bekerja. Syara unuk menenukan waku una () ari relay arus lebih [], apa iliha paa Gambar. I = aalah arus gangguan maksimum = aalah waku kerja. Karakerisik Groun Faul Relay (GFR) Relay GFR paa asarnya memiliki prinsip kerja sama engan relay arus lebih OCR namun memiliki perbeaan alam kegunaannya. Bila relay OCR meneeksi aanya arus lebih erhaap gangguan anar asa. Seangkan relay GFR meneeksi aanya aanya arus gangguan asa ke anah saa erjai gangguan hubung singka ke anah []... Prinsip GFR Paa konisi normal, nilai arus sama besar, sehingga paa kawa neral iak imbul arus an GFR iak ialiri arus. Bila erjai arus yang iak seimbang aau erjai gangguan hubung singka ke anah, maka akan imbul arus uruan nol paa kawa neral, sehingga GFR akan bekerja []. Gambar Kurva karakerisik Over Curren Relay Maka waku una erhaap gangguan minimum apa icari engan Persamaan sebagai beriku Dengan : I = P. S. M 0, 0,0 (5) I = aalah arus gangguan minimum = aalah waku una Waku kerja relay erhaap gangguan maksimum apa icari engan Persamaan sebagai beriku: Dengan 0, = 0,0 I P S M.. (6).. Seing GFR Sebagai asar alam seing GFR ersebu igunakan rumus (Plug Seing Muliplier), Faul Curren (Arus Gangguan), VT Raio (Raio Trao Tegangan), Curren Seing (seing Arus) [] Persamaan sebagai beriku: (GFR)= (7) Paa zone pengaman relay arus aanya penenuan nilai arus pengaman aalah arus gangguan yang ibawah seing relay yang ihasilkan paa pembangki aau biasa juga ikaakan arus gangguan minimum [], Unuk gangguan Tiga Fasa apa icari engan persamaan () an mencari nilai arus nominal engan Persamaan (): Seing arus (Is) paa GFR paa umumnya iasarkan paa hasil arus gangguan, engan emikian gangguan hubung singka, maka relay arus akan bekerja. Syara unuk menenukan waku una ( ) ari GFR [] paa Gambar. Maka waku una ( ) apa icari engan Persamaan (5) an waku kerja ( ) Persamaan (6): I.G.N Ruy,I. W. Rinas, I. M. Suarika. 67

4 . Curren Transormer (CT) an Volage Tranormer (VT). Curren Transormer (CT) aalah suau peralaan ransormaor yang ileakkan alam rangkaian enaga lisrik yang berguna sebagai peralaan ukur yang ihubungkan engan relay pengaman. Volage Tranormer (VT) aalah suau peralaan ransormaor yang berungsi unuk menurunkan egangan yang lebih inggi ke egangan yang lebih renah engan menggunakan seing relay [].. METODOLOGI PENELITIAN Aapun ahapan yang ilakukan alam peneliian ini aalah sebagai beriku :. Pengumpulan aa aa eknis seperi, single line iagram, aa generaor PLTG uni, aa relay yang erpasang paa generaor PLTG, i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran.. Menggambarkan single line iagram sesuai aa sisem kelisrikan PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran.. Analisa hubung singka paa busbar kv an busbar 50 kv engan menggunakan program ETAP. Menghiung nilai waku una an waku kerja ari OCR an waku una an waku kerja ari GFR paa generaor PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran. 5. Mengeahui koorinasi anara OCR an GFR PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhiungan Nilai Seing Over Curren Relay (OCR) Paa PLTG i PT. Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran Menenukan arus yang bekerja paa ala pengaman generaor PLTG. Raio rao arus (CT): 000/5 Seing OCR [5] apa icari engan Persamaan (): ( OCR) = Dikeahui:Faul Curren = 505 A, Curren Seing =,05 -,. Sehingga : = / 5, Jai nilai.(ocr) aalah: = 5 A Dengan rumus yang sama apa icari perhiungan seing arus () OCR imasing-masing generaor PLTG PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran apa iliha paa Tabel sebagai beriku: NO Lokasi Gangguan PLTG PLTG PLTG PLTG Tabel. Seing OCR Seing waku relay OCR generaor PLTG Waku kerja ari relay arus lebih generaor PLTG ienukan sebesar = eik Sehingga waku unanya apa icari engan Persamaan (5) sebagai beriku: I = P. S. M 0, 0,0 Dikeahui: I = 7 A = eik Sehingga : ( 7 5) = 0, =,9 eik 0,0 Jai waku kerja OCR apa icari engan Persamaan (6): Sehingga : = 0, ( 505 5) 0,0 (OCR) (A) ,,9 I.G.N Ruy,I. W. Rinas, I. M. Suarika. 68

5 =,9 eik Dari perhiungan i aas iapakan hasil seing arus OCR () generaor PLTG sebesar 5 A. Seangkan waku una relay () generaor PLTG iapa hasil sebesar,9 eik. Dan waku kerja OCR generaor PLTG iapa hasilnya yaiu sebesar,9 eik. Dengan rumus yang sama apa icari perhiungan seing arus, waku una an waku kerja OCR paa pengaman generaor PLTG imasing-masing generaor PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran paa Tabel sebagai beriku: Tabel. Perhiungan Waku Tuna an Waku Kerja Over Curren Relay Pengaman PLTG i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran No Lokasi Gangguan PLTG PLTG PLTG & CT Raio (A) Seing Analisa Waku Tuna (Deik) Waku Kerja (Deik) 000/5 5,9,9 000/5 5,9,9 000/5 7,7,8. Perhiungan Nilai Seing Groun Faul Relay (GFR) Paa PLTG i PT. Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran Unuk menenukan nilai seing arus GFR paa generaor PLTG, perama-ama ienukan arus gangguan asa yang bekerja paa pengaman generaor PLTG ersebu. Nilai arus ersebu selanjunya imasukkan ke alam rumus waku una an waku kerja GFR. Menenukan arus yang bekerja paa ala pengaman generaor PLTG. Raio rao egangan (VT):500/0 [5]. Seing relay arus arus gangguan asa ke anah (Groun Faul Relay) apa icari engan persamaan (7): (GFR) = Dikeahui: Faul Curren = 07 A Curren Seing = (,05 -,). Sehingga = /0, Jai nilai.(gfr) aalah: = 09 A Dengan rumus yang sama apa icari perhiungan seing relay seing arus () GFR imasing-masing generaor PLTG PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran apa iliha paa Tabel sebagai beriku: NO Tabel.Seing GFR Lokasi Gangguan PLTG PLTG PLTG PLTG GFR (A) Dengan rumus yang sama apa icari perhiungan seing relay arus gangguan asa ke anah GFR () imasing-masing generaor PLTG PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran abel sebagai beriku:. No Tabel. Perhiungan Waku Tuna an Waku Kerja Groun Faul Relay Pengaman PLTG i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran. Lokasi Gangguan PLTG PLTG PLTG & VT Raio Seing Analisa Waku Waku Tuna Kerja (A) (eik) (eik) 500/0 09,7, 500/0 09,7, 800/0 6 0,79,9. Koorinasi Over Curren Relay (OCR) an Groun Faul Relay (GFR) PLTG i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran Koorinasi OCR an GFR PLTG PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran apa iliha paa Tabel sebagai beriku: I.G.N Ruy,I. W. Rinas, I. M. Suarika. 69

6 Tabel 5. Perbeaan seing P.SM, waku una an waku kerja OCR (over curren relay) an seing, waku una an waku kerja GFR (groun aul relay) OCR GFR Lokasi Gangguan NO Waku una Waku Kerja Waku una Waku Kerja (A) (eik) (eik) (VA) (eik) (eik) PLTG 5.9,9 09,7, PLTG 5.9,9 09,7, PLTG 7.7,8 6 0,79,9 PLTG 7.7,8 6 0,79,9 Koorinasi anara relay OCR an relay GFR erliha ari jenis gangguan hubung singka yang erjai. Paa gangguan hubung singka iga asa an hubung singka anar asa yang bekerja sebagai pengaman uama aalah relay OCR, seangkan relay GFR iak bekerja karena paa gangguan ersebu paa kawa neral iak mengalir arus gangguan [6]. 5. KESIMPULAN Berasarkan hasil analisa sisem pengaman generaor PLTG i PT Inonesia Power UBP Bali Uni Pesanggaran, maka apa iarik beberapa kesimpulan sebagai beriku::. Perhiungan seing arus relay OCR generaor PLTG & sebesar 5 A, PLTG & sebesar 7 A. Seangkan perhiungan nilai seing arus relay GFR generaor PLTG & sebesar 09 A, PLTG & sebesar 6 A.. Perhiungan waku una OCR generaor PLTG & sebesar,9 eik, PLTG & sebesar,7 eik. Seangkan perhiungan waku una GFR generaor PLTG & sebesar,7 eik, PLTG & sebesar 0,79 eik.. Perhiungan waku kerja OCR generaor PLTG & sebesar,9 eik PLTG & sebesar,8 eik. Seangkan hasil perhiungan waku kerja GFR generaor PLTG & sebesar, eik, PLTG & sebesar,9 eik.. Koorinasi anara relay OCR an relay GFR erliha ari jenis gangguan hubung singka yang erjai. Paa gangguan hubung singka iga asa an hubung singka anar asa yang bekerja sebagai pengaman uama aalah relay OCR, seangkan relay GFR iak bekerja karena paa gangguan ersebu paa kawa neral iak mengalir arus gangguan. 6. DAFTAR PUSTAKA [] Anaa Isimaroh, Nasrun Hariyano, Syahrial. 0. Penenuan Seing Rele Arus Lebih an Rele Dierensial Transormaor Uni PLTA Ciraa II: Jurusan Teknik Elekro Insiu Teknologi Nasional (Ienas) Banung. [] I Mae Aris Sasrawan. 00. Analisa Seing Rele Ocr (Over Curren Relay) Paa Sisem 50 Kv Bali Pasca Dioperasikannya Pembangki Celukan Bawang (Tugas Akhir). Buki Jimbaran: Universias Uayana [] Iran Aani Analisa Seing Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan anah Paa Penyulang Saewa Di GI Cawang (Tugas Akhir). Depok: Universias Inonesia. [] Muassir an Syamsurijal, Proeksi Saluran Uara Tegangan Tinggi 50 Kv Paa Sisem Kelisrikan SulselbarIran Aani Analisa Seing Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan anah Paa Penyulang Saewa Di GI Cawang (Tugas Akhir). Depok: Universias Inonesia. [5] PLN (Persero), PT Pelaihan Perhiungan Seelan Relay an Scanning. Sioarjo : PT PLN (Persero) PB JB Region Jawa Timur an Bali. [6] Soekaro, J. Proeksi Sisem Disribusi Tegangan Menengah. LMK PT. PLN (Persero). I.G.N Ruy,I. W. Rinas, I. M. Suarika. 70

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut: PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri

Lebih terperinci

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada Bab 3 Migrasi Daa Seismik Migrasi ilakukan unuk meminahkan posisi reflekor yang erliha paa rekaman aa seismik menjai posisi yang sebenarnya sesuai engan posisi i bawah permukaan. Unuk srukur geologi yang

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORITIS

BAB 2 URAIAN TEORITIS BAB URAIAN EORIIS Paa bab ini akan ibaas enang masala opimisasi berpembaas persamaan. Sebelum membaas masala opimisasi berpembaas persamaan maka erlebi aulu iberikan pengerian an sia-sia eksrim ari suau

Lebih terperinci

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL BAB COTOH - COTOH MODEL. Penahuluan Dalam bab ini kia akan mempelajari sejumlah conoh-conoh seerhana moel yang ibangun ari area yang berbea. Tujuan uamanya aalah unuk mengilusrasikan cara berpikir keika

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM KELISTRIKAN LARANTUKA (NTT) AKIBAT PENAMBAHAN PLTU 2 X 4 MW PADA TAHUN 2013

ANALISIS STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM KELISTRIKAN LARANTUKA (NTT) AKIBAT PENAMBAHAN PLTU 2 X 4 MW PADA TAHUN 2013 ANALISIS STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM KELISTRIKAN LARANTUKA (NTT) AKIBAT PENAMBAHAN PLTU 2 X 4 MW PADA TAHUN 2013 Nurul Azizah, Onoseno Penangsang, Adi Soeprijano Jurusan Teknik Elekro-TI ITS Absrak

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS )

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) Pasak igunakan unuk menyambung ua bagian baang (poros) aau memasang roa, roa gigi, roa ranai an lain-lain paa poros sehingga erjamin iak berpuar paa poros. Pemilihan jenis pasak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC BAB III POWE MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK POSES PENEKUKAN ACYLIC 3.1. Gaya Usaha Dan Daya Lisrik Mesin Tekuk Acrylic Bila kia hendak memindahkan suau benda dari sau empa keempa yang lain, aau mengangkanya

Lebih terperinci

II. TUJUAN Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah bagaimana cara untuk meminimalkan gangguan yang terjadi pada Jaringan

II. TUJUAN Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah bagaimana cara untuk meminimalkan gangguan yang terjadi pada Jaringan EVLUS KOODNS ELE POTEKS PD FEEDE DSTBUS TEHDP KEMUNGKNN GNGGUN SYMPHTHETC TPPNG PD GNGGUN STU SLUN KE TNH manah Kurniawai r. Juningyasui Mochammad Faca, ST, MT Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN Bulein Ilmiah Ma. Sa. an Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 1 (2015), hal 63 68. OTIMALISASI WAKTU RODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INUT-OUTUT SISTEM LINEAR MAKS-LUS WAKTU INVARIAN Wina Firi Winari,

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali

Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) A-1 Kajian Poensi Kerugian Akiba Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sisem Jawa Bali Luqman Nur Imansyah, Rony Seo Wibowo,

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan Ke Makalah M-8 SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1 Oleh: Muhamma Fauzan Absrak Dalam ulisan ini akan iunakan Terema Funamenal alculus Variains an Lemma Funamenal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

S vt. Penyisihan AMSO Fisika

S vt. Penyisihan AMSO Fisika Penyisihan O Fisika. l berangka ari rumahnya menuju rumah El yang berjarak 80 km engan kecepaan 00 km/jam. Tenyaa El juga berangka menuju rumah l engan kelajuan 60 km/jam 4 meni sebelum l berangka. Jika

Lebih terperinci

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., -6 Analisis Moel Kinemaik Peluru Kenali Paa Penembakan Targe Menggunakan Meoe Kenali Opimal Resu Tri Asui, Subchan [], an Kamiran [] Maemaika, Fakulas Maemaika an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

8.2. Langkah-langkah perhitungan gangguan kilat pada menara

8.2. Langkah-langkah perhitungan gangguan kilat pada menara MODUL 14 8.. Lanka-lanka periunan anuan kila paa menara Unuk meniun anuan kila paa menara, aiu anuan karena lmpaan api balik back flascver, iunakan eri elmban berjalan an lanka-lanka periunanna iberikan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka Sisem persediaaan ini pernah dibua oleh Yuri Prasyo (27) yaiu dengan judul Kompuerisasi sysem persediaan barang pada grahadia compuer sukoharjo.

Lebih terperinci

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi)

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi) Analisis Sisem Penanahan Gardu Induk Bagan Bau Dengan Benuk Konsruksi Grid (Kisi-Kisi) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik, Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI Renha L. Daalok (1, Ir. Syahrawardi ( Konsenrasi Teknik Energi Lisrik, Deparemen Teknik Elekro

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS) SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS) Jenis sambunan enan menunakan paku kelin, merupakan sambunan eap karena sambunan ini bila ibuka harus merusak paku kelinnya an iak bisa ipasan lai, kecuali menani

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Peremuan 0 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Jika Y z F (z) f() Y F[f()] (Fungsi Tersusun) p p q q r r Auran Ranai Meneferensialkan : Benuk Y [f()] g() V Aau Y imana V f() g() Y V Y V V ln V + Penerivaifan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci