PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG"

Transkripsi

1 PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG Prima Fihri 1, Annise Sindikia 1 1 Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias Andalas, Padang ima@f.unand.ac.id Absrac Invenory of raw maerials is he mos imporan hing o produce he produc. Invenory conrol of he raw maerials quaniyalso refers o he producion process a he facory. PT Semen Padang used raw maerials including cemen manufacure clay, limesone, silica, gypsum, pozzolan and sand iron or copper slag. Among he raw maerials, he mos used is pozzolan. This research will be carried ou daa processing for invenory conrol using he EOQ (Economic Order Quaniy) and POQ (Periodic Order Quaniy) o compare wih invenory conrol has been implemened by he company. The daa colleced for his sudy include daa processing is he use of hisorical daa pozzolan maerial per period in 2012 and 2013, he cos of raw maerials ordering pozzolan, pozzolan sorage coss of raw maerials and lead ime, accepance of pozzolan from suppliers o sorage. Daa processing is performed o deermine he invenory conrol of raw maerials sand pozzolan in The resuls and conclusions obained are forecasing he use of pozzolan in 2014 is ,77 ons i means will be more han in previous years and he invenory conrol wih POQ (Periodic Order Quaniy) produces he minimum invenory coss wih price Rp ,61. Keywords: forecasing, invenory, EOQ, POQ Absrak Persediaan bahan baku merupakan elemen erpening dalam produksi yang dilakukan oleh perusahaan unuk menghasilkan produk. Pengendalian persediaan erhadap kuanias bahan baku yang dilakukan gudang juga merujuk ke proses produksi yang dilakukan oleh pabrik. Pabrik-pabrik di PT Semen Padang ersebu menggunakan bahan baku pembuaan semen dianaranya anah lia (clay), bau kapur, bau silika, gypsum, pozzolan dan pasir besi aau copper slag. Dianara bahan baku ersebu, pemakaian erbanyak adalah pemakaian pozzolan. Pada peneliian ini akan dilakukan pengolahan daa unuk pengendalian persediaan dengan menggunakan meode EOQ (Economic Order Quaniy) dan POQ (Periodic Order Quaniy) unuk membandingkan dengan pengendalian persediaan yang elah dierapkan oleh perusahaan. Daa yang dikumpulkan unuk pengolahan daa peneliian ini dianaranya yaiu daa hisoris pemakaian bahan baku pozzolan per periode pada ahun 2012 dan 2013, biaya pemesanan bahan baku pozzolan, biaya penyimpanan bahan baku pozzolan dan waku enggang (lead ime) penerimaan pozzolan dari pemasok ke gudang. Pengolahan daa yang dilakukan adalah unuk menenukan pengendalian persediaan bahan baku pasir pozzolan di ahun Hasil dan kesimpulan yang diperoleh adalah peramalan pemakaian pozzolan di ahun 2014 akan lebih banyak dibanding ahun-ahun sebelumnya yaiu dengan oal pemakaian sebanyak ,77 on dan pengendalian persediaan dengan meode POQ (PeriodicOrderQuaniy) menghasilkan biaya persediaan yang lebih minimum yaiu sebesar Rp ,61. Kaa kunci: peramalan, persediaan, EOQ, POQ 1. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan ini berisi laar belakang, perumusan masalah, ujuan peneliian dan baasan masalah yang digunakan Laar Belakang Persediaan bahan baku merupakan elemen erpening dalam produksi yang dilakukan oleh perusahaan unuk menghasilkan produk. Persediaan bahan Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 665

2 baku ini berkaian dengan jumlah perminaan erhadap produk yang akan dihasilkan sera jumlah pemakaian kuanias bahan baku ersebu dalam produksi. Peningnya persediaan bahan baku ini dikarenakan produksi baru bisa dilakukan apabila bahan baku pembuaan produk ersebu elah ersedia cukup sesuai kuaniasnya unuk produksi. Bila idak, maka produksi idak bisa dilakukan sehingga produksi harus diunda sampai persediaan cukup. Penundaan produksi ini dapa mengakibakan berkurangnya produkivias perusahaan dan menyebebkan besar erjadi kemungkinan idak dapa dipenuhinya perminaan konsumen. Perimbangan akan peningnya keersediaan bahan baku sesuai kuanias produksinya ini menyebabkan bahan baku ersebu harus selalu siap sedia sebanyak kuaniasnya iap periode produksi. Agar persediaan bahan baku ini selalu erpenuhi dengan biaya minimum, maka diperlukan pengendalian dari bahan baku ersebu di gudang. Berdasarkan daa hisoris ahun 2012 dan 2013 mengenai banyaknya pemakaian bahan baku curah, pozzolan berada di posisi eringgi dengan raa-raa pemakaian erbanyak.gambar 1 menampilkan grafik perbandingan iap bahan baku di aas unuk ahun Gambar 1. Grafik Pemakaian Bahan Baku Curah Tahun 2012 Bukan hanya pada ahun 2012, pemakaian bahan baku curah erbanyak pada ahun 2013 masih oleh pozzolan. Gambar 2 menunjukkan grafik pemakaian pada ahun Gambar 2. Grafik Pemakaian Bahan Baku Curah Tahun Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

3 Berdasarkan daa-daa hisoris dari banyaknya pemakaian pozzolan di aas, didapa bahwa pozzolan ini sanga diperlukan dalam proses produksi semen yang dilakukan. Berangka dari peningnya pengendalian bahan baku ersebu, sebenarnya perusahaan elah melakukan pengendalian erhadap bahan baku dengan menggunakan meode min-max sehingga gudang dapa mengeahui berapa sok minimum yang harus ada di gudang unuk memenuhi kapasias kuanias produksi sera berapa sok maksimum bahan baku di gudang agar idak erjadi pemborosan biaya persediaan. Namun biaya persediaan perusahaan saa ini masih ergolong besar dan masih erjadi sok berlebih. Oleh karena iu, pada peneliian ini akan dilakukan pengolahan daa unuk pengendalian persediaan dengan menggunakan meode lain, yaiu meode EOQ (Economic Order Quaniy) dan POQ (Periodic Order Quaniy) unuk membandingkan dengan pengendalian persediaan yang elah dierapkan oleh perusahaan Perumusan Masalah Perumusan masalah yang digunakan adalah bagaimana pengendalian persediaan pozzolan unuk ahun 2014 agar opimal dan dapa meminimalkan biaya persediaan dengan cara membandingkan pengelolaan persediaan yang elah dieapkan oleh perusahaan dengan pengelolaan persediaan menggunakan meode EOQ (Economic Order Quaniy) dan POQ (Periodic Order Quaniy) Tujuan Peneliian Tujuan yang ingin dicapai dari peneliian ini dianaranya: 1. Meramalkan pemakaian pozzolan unuk 12 periode ke depan di ahun Menghiung pengendalian persediaan pozzolan ahun 2014 dengan menenukan oal biaya persediaan, safey sock, reorder poin dan maximum invenory. 3. Membandingkan pengendalian persediaan yang dierapkan perusahaan dengan pengendalian persediaan yang dilakukan menggunakan meode EOQ (Economic Order Quaniy) dan POQ (Periodic Order Quaniy). 1.4 Baasan Masalah Baasan masalah yang digunakan pada peneliian adalah sebagai beriku: 1. Peneliian dibaasi mengenai pengendalian persediaan unuk bahan baku pozzolan berdasarkan daa yang dapa diperoleh di Bidang Penerimaan Barang Curah PT Semen Padang. 2. Daa hisoris pengelolaan pozzolan yang digunakan adalah daa ahun 2012 dan Peramalan hanya dilakukan unuk 12 periode ke depan, yaiu unuk ahun TINJAUAN PUSTAKA Peneliian dan pengolahan daa yang dilakukan berdasarkan pada eori-eori pendukung Peramalan [1] Pada kegiaan perencanaan peramalan produksi dimulai dengan melakukan peramalan-peramalan (forecas) unuk erlebih dulu mengeahui apa dan berapa yang perlu diproduksikan pada waku yang akan daang. Peramalan juga diarikan sebagai ala banu unuk suau perencanaan yang efekif dan efisien. Peramalan produksi dimaksudkan unuk memperkirakan perminaan akan barang-barang aau jasajasa di perusahaan Meode-meode Peramalan Pada peramalan erdapa dua pendekaan sebagai beriku: 1. Pendekaan Kualiaif Peramalan kualiaif merupakan peramalan yang dilakukan oleh para ahli aau pakar. 2. Pendekaan Kuaniaif Pendekaan kuaniaif adalah peramalan yang merupakan analisis dari daa masa lalu unuk mendapakan kebijaksanaan di masa yang akan daang. Meode kuaniaif erdiri aas dua eknik, yaiu [2]: a. Teknik Dere Berkala (Time Series) b. Meode Eksplanaoris aau Kausal Meode yang ermasuk ke dalam meode eksplanaoris ini adalah meode regresi. Meode regresi erdiri dari 2 bagian, yaiu regresi sederhana dan regresi berganda yang dijelaskan sebagai beriku: 1) Regresi Sederhana Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 667

4 Meode regresi sederhana ini erbagi aas beberapa meode yaiu: a) Meode Konsan b) Meode Linear Meode peramalan ini digunakan jika erjadi ^ flukuasi daa hisoris berupa b b garis lurus baik ke arah aas aau ke arah bawah dari bidang X dan Y sepanjang waku. Proses penyesuaian dengan menggunakan meode linear dimulai dengan menghiung nilai b, yaiu dengan persamaan : ^ b N 1 N Y N Y ( ) Y ( ) N N 2 N 1 N 1 ^ ^ ^ N ( ) N a b 1 ^ b 2 N Y ( ) ^ ^ 1 b c N N ^ 1 1 a ^ ^ Y ( ) ae ^ N b N N N 2 (1) (2) c) Meode Kuadrais Simulasi yang diberikan pada persamaan ersebu yaiu nilai a, b dan c yang didapakan dengan membua persamaan nol unuk masing-masing parameer. Persamaan yang digunakan yaiu: (3) Seelah nilai b didapakan, maka dapa dilakukan perhiungan unuk nilai c dengan persamaan: (4) Kemudian, dapa diperoleh nilai a dengan persamaan: (5) d) Meode Eksponensial Meode Eksponensial ini menggunakan persamaan: (6) e X i e) Meode Siklis Meode ini merupakan meode yang mengikui siklus dari perminaan akual. Adapun per samaan unuk meode ini adalah (Makridakis, dkk, 1999): y' = a + b.sin (2π/n) + c.cos (2π/n) (7) 2) Regresi Berganda Gala Error Peramalan Parameer penerimaan dibuuhkan dalam implemenasi peramalan di perencanaan produksi yang dijelaskan dalam benuk ukuran-ukuran kesalahan aau gala error dari hasil peramalan dan dinyaakan sebagai beriku: i F i Dengan: ei = Kesalahan periode ke-i Xi = Daa akual periode ke-i Fi = Nilai peramalan ke-i (8) Perhiungan gala error menggunakan Mean Absolue Percen Error (MAPE) yaiu: 100 n i 1 yi yi' / yi n Verifikasi Hasil Peramalan (9) Verifikasi dari hasil peramalan yang elah dilakukan, diperlukan unuk meliha apakah meode peramalan yang diperoleh represenaif erhadap daa. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan pea moving range. Pea moving range digunakan unuk membandingkan nilai pengamaan akual dengan nilai peramalan dari suau perminaan. Harga moving range diperoleh dari : MR n MR n (10) 2 1 Dimana : MR = (y y ) (y -1 y -1) (11) Baas kendali aas dan bawah pada pea moving range adalah : BKA = +2,66 MR (12) BKB = -2,66 MR (13) 668 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

5 Berdasarkan pea ini, naninya akan erliha apakah sebaran daa masih dalam baas konrol aau idak. Jika sebaran berada diluar baas konrol, maka fungsi aau meode peramalan ersebu idak sesuai aau idak represenaif Persediaan [3] Persediaan merupakan suau akiva yang melipui barang-barang milik perusahaan dengan maksud unuk dijual dalam suau periode usaha erenu, aau persediaan barang-barang yang masih dalam proses produksi, aaupun persediaan bahan baku yang masih menunggu penggunaannya dalam suau proses produksi. Tujuan dari dilakukannya pengendalian persediaan ini anara lain sebagai beriku: 1. Memenuhi kebuuhan normal. 2. Memenuhi kebuuhan mendadak. 3. Memungkinkan pembelian aas dasar jumlah ekonomis. Secara umum model-model pengendalian persediaan adalah: 1. Model pengendalian deerminisik. Model pengendalian deerminisik adalah model yang menganggap semua parameer elah dikeahui dengan pasi. Unuk menghiung pengendalian persediaan digunakan meode EOQ (Economic Order Quaniy), yang merupakan model persediaan yang sederhana. Model ini berujuan unuk menenukan ukuran pemesanan yang paling ekonomis yang dapa meminimasi biaya-biaya dalam persediaan. Modelmodel lain yang dapa digunakan unuk pengendalian persediaan deerminisik anara lain: Producion Order Quaniy (POQ), Quaniy Discoun, Economic Lo Size (ELS), dan Back Order Invenory. 2. Model pengendalian probabilisik. Model pengendalian probabilisik digunakan apabila salah sau dari perminaan, lead ime aau keduanya idak dapa dikeahui dengan pasi Meode EOQ (Economic Order Quaniy) EOQ (Economic Order Quaniy) adalah kuanias bahan yang dibeli pada seiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal [3]. Model yang digunakan dalam menghiung EOQ adalah: EOQ= Q* = 2AD h (14) Dimana: A = Ongkos seiap kali pesan D = Demand/ perminaan per periode perencanaan h = ongkos simpan/uni/periode. Berdasarkan ukuran pemesanan EOQ (Q) di aas, dapa dienukan frekuensi pemesanan dalam seahun dengan persamaan: F = D Q (15) [3] Unuk dapa mencapai ujuan ersebu maka perusahaan harus memenuhi beberapa fakor enang persediaan bahan baku. Adapun fakor-fakor ersebu adalah: 1. Perkiraan penggunaan. 2. Harga dari bahan. 3. Biaya-biaya persediaan. Daa biaya persediaan yaiu: a. Biaya penyimpanan (holding cos/ carrying cos) Rumus: Biaya penyimpanan = Q (hxc) (16) 2 Dimana: Q: Kuanias bahan baku dalam seiap kali pembelian h: Persenase biaya penyimpanan erhadap harga beli per uni bahan C: Harga per uni bahan b. Biaya pemesanan aau pembelian (ordering cos/ procuremen cos) Rumus : Biaya pemesanan = D x (A) (17) Q Dimana: D= Demand/ perminaan per periode perencanaan Q= Ukuran pemesanan A = Ongkos seiap kali pesan Toal biaya persediaan yang disebabkan dengan pemesanan sejumlah EOQ ini dihiung dengan: Toal Cos = Biaya pemesanan + Biaya simpan = AD hq (18) Q 2 Dimana: A = Ongkos seiap kali pesan D = Demand/ perminaan per periode perencanaan Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 669

6 h = Ongkos simpan/uni/periode F = Frekuensi pemesanan Q = Ukuran pemesanan m = jumlah persediaan raa-raa 4. Pemakaian senyaanya 5. Waku unggu Pengendalian persediaan dengan meode EOQ dapa dienukan persediaan pengaman bahan baku di gudang. [3] Persediaan pengaman (safey sock) merupakan suau persediaan yang dicadangankan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan karena dalam kenyaaannya jumlah bahan baku yang diperlukan unuk proses produksi idak selalu epa seperi yang direncanakan. Perhiungan safey sock adalah sebagai beriku: SS = Zα x SD x l (19) Dimana: SS = Safey Sock Zα = Service Level SD = Sandar Deviasi l = Lead Time Reoder poin adalah saa aau waku erenu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga daangnya pesanan ersebu epa dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan meode EOQ [3]. Perhiungan ROP adalah sebagai beriku: ROP = Safey Sok + (Lead Time x Q) (20) [3] Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar kuanias persediaan yang ada di gudang idak berlebihan sehingga idak erjadi pemborosan modal kerja yang dihiung dengan rumus: MI = Safey Sock + EOQ (21) Meode POQ (Periodic Order Quaniy) Pendekaan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapa dipakai pada periode bersifa perminaan diskri, eknik ini dilandasi oleh meode EOQ. Dengan mengambil dasar perhiungan pada meode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan inerval periode pemesanannya adalah seahun. Penggunaan rumus unuk meode ini adalah sebagai beriku [4]. EOI = EOQ R = 2C R Ph Dimana: EOI = banyaknya periode pemesanan C = biaya pemesanan/pesan R = banyaknya pemakaian Ph = biaya penyimpanan (22) Perhiungan safey sock unuk meode POQ (Periodic Order Quaniy) sama dengan perhiungan yang digunakan pada meode EOQ (Economic Order Quaniy). Perhiungan biaya persediaan adalah dengan menggunakan rumus beriku ini [4]. Biaya oal persediaan = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safey Sock) x Biaya simpan) (23) Meode Min-Max Perhiungan yang digunakan dalam meode Min-Maks ini adalah: 1. Safey Sock SS = A/N (24) Dimana : SS = Safey Sock A = Demand (perminaan) N = Jumlah periode (frekuensi ransaksi) 2. Minimum sok Min Sock = (A L) + SS (25) 3. Maksimum sok Max Sock = 2 (A L) + SS (26) 4. Kuanias pesanan (Order Quaniy) Q = (Max-Sock) - (Min-Sock) (27) 5. Average Invenory Level I = SS + ( ½ ) Q (28) 6. Turn Over Raio TOR=A/I (29) 7. Toal Invenory Cos TC = A C+(A/Q) Co+(i. A C) (30) 670 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

7 3. METODOLOGI PENELITIAN Meodologi peneliian yang dilakukan digambarkan dalam flowchar beriku. Mulai Sudi Lieraur Teori yang mendukung mengenai pengendalian persediaan Idenifikasi Masalah Pengelolaan persediaan bahan baku pozzolan ahun 2014 Perumusan Masalah Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku pozzolan ahun 2014 yang opimal agar meminimalkan biaya persediaan dengan cara membandingkan pengelolaan persediaan yang digunakan oleh perusahaan dengan pengelolaan persediaan menggunakan meode EOQ (Economic Order Quaniy) dan POQ (Periodic Order Quaniy) Daa yang dikumpulkan: 1. Daa hisoris pemakaian pozzolan ahun 2012 dan Biaya pemesanan pozzolan 3. Biaya penyimpanan pozzolan 4. Waku enggang penerimaan pasokan pozzolan (lead ime) Pengumpulan dan Pengolahan Daa Peramalan pemakaian pozzolan ahun 2012 dan 2013 menggunakan meode eksponensial, kuadrais, linier, siklis dan rend siklis. Perhiungan gala peramalan menggunakan MAPE Verifikasi daa Peramalan pemakaian pozzolan 12 periode ke depan di ahun 2014 menggunakan meode erpilih Perhiungan ukuran dan frekuensi pemesanan dengan EOQ dan POQ Perhiungan biaya oal persediaan Perhiungan safey sock Perhiungan reorder poin Perhiungan maximum invenory A ` B Gambar 3. Flowchar Meodologi Peneliian Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 671

8 A B Analisis Analisis pengendalian persediaan dengan meode EOQ dan POQ Analisis perbandingan pengendalian persediaan dari perusahaan dengan meode EOQ dan POQ Penuup Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3. Flowchar Meodologi Peneliian (lanjuan) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyelesaian kasus dilakukan dengan pengumpulan daa dan pengolahan daa. Beriku ini akan dijelaskan penyelesaian kasus ersebu Pengumpulan Daa Daa yang dikumpulkan dalam penyelesaian kasus ini dianaranya daa hisoris pemakaian pozzolan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan waku enggang (lead ime) Daa Hisoris Pemakaian Pozzolan Daa hisoris pemakaian pozzolan yang digunakan unuk pengolahan daa adalah pemakaian pada ahun yang akan diunjukkan pada Tabel 1. Daa hisoris ersebu dapa diliha grafiknya pada Gambar Biaya Penyimpanan Pozzolan Rekap raa-raa biaya penyimpanan pozzolan per on per ahun disajikan dalam Tabel Lead Time Penerimaan Pozzolan Pemesanan pozzolan erhadap pemasok yang berbeda-beda dan dengan kuanias yang berbeda-beda pula. Lead ime yang diberikan unuk seluruh pemasok adalah sama, yaiu selama 1 bulan aau 30 hari Daa Safey Sock yang Digunakan Perusahaan PT Semen Padang menerapkan meode min-max unuk menenukan sock minimum dan maksimum yang semesinya ada di gudang. Sock minimum unuk pozzolan dieapkan sebanyak on dan on unuk sock maksimumnya Biaya Pemesanan Pozzolan Pozzolan di PT Semen Padang dipesan ke beberapa pemasok, dianaranya CV. Farel, PT. Yasiga Sarana Uama, Aur Serumpun, Saribana, PT. Sosma Karya, PT. Kasumi Sejai, PT. Sumbar Perkasa Jaya, Kogapen- SP. Biaya pemesanan pozzolan unuk masing-masing pemasok ini berbeda-beda dengan raa-raa esimasi biaya pemesanan sebesar Rp ,93 unuk sekali pesan Pengolahan Daa Pengolahan daa mengenai pengendalian produksi unuk ahun 2014 akan dijelaskan di bawah ini. 672 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

9 Tabel 1. Daa Hisoris Pemakaian Pozzolan Tahun Bulan Periode () Jumlah Pemakaian (y) (Ton) Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Tabel 2. Biaya Penyimpanan Pozzolan Biaya simpan Raa-raa Rp 2, Rp 2, Rp 2, Peramalan Pemakaian Pozzolan Beriku ini perhiungan dari masingmasing meode yang digunakan. Gambar 4. Grafik Pemakaian Pozzolan Tahun Peramalan Pemakaian Pozzolan Meode Eksponensial Hasil peramalan yang diperoleh dengan meode eksponensial adalah seperi yang ampak pada Gambar 5. Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 673

10 Tabel 3. Peramalan Meode Eksponensial Tahun Bulan 2 y ln y x ln y y' Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Peramalan Pemakaian Pozzolan Meode Kuadrais Tabel 4 menunjukkan peramalan pemakaian pozzolan dengan meode kuadrais. Hasil peramalan yang diperoleh dengan meode kuadrais adalah seperi yang ampak pada Gambar 6. Gambar 5. Grafik Peramalan Meode Eksponensial 674 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

11 Tabel 4. Peramalan Meode Kuadrais Tahun Bulan y y y 2 y' Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Peramalan Pemakaian Pozzolan dengan Meode Linier Tabel 5 menunjukkan peramalan pemakaian pozzolan dengan meode linier. Hasil peramalan yang diperoleh dengan meode linier adalah seperi yang ampak pada Gambar 7. Gambar 6. Grafik Peramalan Meode Kuadrais Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 675

12 Tabel 5. Peramalan Meode Linier Tahun Bulan 2 y y y' Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Peramalan Pemakaian Pozzolan dengan Meode Siklis Peramalan pemakaian pozzolan dengan meode siklis diampilkan dalam Tabel 6. Hasil peramalan yang diperoleh dengan meode siklis adalah seperi yang ampak pada Gambar 8. Gambar 7. Grafik Peramalan Meode Linier 676 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

13 Tabel 6. Peramalan Meode Siklis sin cos sin sin 2.. cos sin cos cos n n n n n n n n Tahun Bulan y y y y' Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Peramalan Pemakaian Pozzolan dengan Meode Trend Siklis Hasil peramalan pemakaian pozzolan dengan meode rend siklis diampilkan dalam Tabel 7. Hasil peramalan yang diperoleh dengan meode rend siklis adalah seperi yang ampak pada Gambar 9. Gambar 8. Grafik Peramalan Meode Siklis Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 677

14 Tabel 7. Peramalan Meode Trend Siklis Tahun Bulan 2 y y sin cos cos y cos sin y sin sin cos. 2.. sin cos n n n n n n n n n n y' Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Berdasarkan perhiungan dengan meodemeode di aas, diperoleh rekap pada Tabel 8. Gambar 9. Grafik Peramalan Meode Trend Siklis 678 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

15 Tabel 8. Rekap Peramalan Pozzolan Tahun Bulan Periode () Eksponensial Kuadrais Linier Siklis Trend Siklis Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Jumlah Pemakaian (y) (Ton) Peramalan Pemakaian (y') (Ton) Gala Peramalan Pemakaian Pozzolan Berdasarkan perhiungan gala masingmasing meode, dipilih sau meode dengan nilai gala MAPE erkecil pada Tabel 9. Tabel 9. Meode Terpilih Berdasarkan Gala No. Meode MAPE Gala 1 Eksponensial Kuadrais Verifikasi Daa Peramalan Meode Terpilih Seelah erpilih sau meode peramalan berdasarkan gala di aas, dilakukan verifikasi erhadap daa-daa ersebu agar daa yang akan diolah naninya seragam aau berada dalam baas konrol. Tabel 10 menunjukkan hasil verifikasi yang dilakukan. Hasil akhir verifikasi dapa diliha pada Gambar Linier Siklis Trend Siklis Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 679

16 Tabel 10. Verifikasi Peramalan Meode Terpilih y y' z MR Toal MR Raa-raa BKA BKB Peramalan dengan Meode Terpilih Berdasarkan hasil verifikasi di aas, kemudian dilakukan perhiungan peramalan menggunakan meode erpilih dengan daadaa yang masuk pada baas konrol ersebu. Peramalan ini dapa diliha pada Tabel 11. Gambar 11. Verifikasi Peramalan Meode Terpilih 680 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

17 Tabel 11. Peramalan Meode Terpilih sin cos sin cos ysin y cos sin cos sin cos n n n n n n n n n n Bulan 2 y y y' Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Januari Februari Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Toal Peramalan 12 Periode Ke Depan Berdasarkan perhiungan peramalan dengan meode erpilih di aas, dapa dikeahui peramalan unuk 12 periode ke depan di ahun 2014 pada Tabel 12. Tabel 12. Peramalan 12 Periode Ke Depan Tahun Bulan Periode () Peramalan Jumlah Pemakaian (y) (Ton) Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober Nopember Desember Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 681

18 Perhiungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan dengan EOQ Ukuran dan frekuensi pemesanan yang ekonomis dihiung dengan menggunakan meode EOQ (Economic Order Quaniy) sebagai beriku. Ukuran pemesanan unuk sekali pesan: EOQ = Q* = = 2AD H 2x13886,93x , ,29 = 3300,19on = 3301 on Frekuensi pemesanan dalam seahun: D ,77 f 343,94 344kali Q Perhiungan Biaya Persediaan dengan EOQ Beriku ini perhiungan biaya persediaan pozzolan. Biaya oal persediaan = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safey Sock) x Biaya simpan) 2 = (344 x Rp ,93) + (( ,44) xrp 2.895,29) = Rp , Perhiungan Ukuran dan Frekuensi Pemesanan dengan POQ POQ (Period Order Quaniy) merupakan perkembangan dari EOQ (Economic Order Quaniy), dimana menggunakan konsep persediaan dengan jumlah pemesanan yang ekonomis.beriku ini perhiungan persediaan pozzolan dengan meode POQ. EOI = EOQ R = 2C R Ph 2 x 13886,93 = ,77 x 2895,29 = 1,13 hari = 1 hari (pembulaan ke bawah) Sehingga frekuensi pemesanan adalah seiap hari, yaiu sebanyak 365 kali dengan ukuran pemesanan sebanyak 3111 on Perhiungan Biaya Persediaan dengan POQ Biaya oal persediaan = Biaya pesan + Biaya simpan = (Frekuensi pesan x Biaya pesan) + (( Q + Safey Sock) x Biaya simpan) 2 = (365 x Rp ,93) + ((15552, ,44) x Rp 2.895,29) = Rp , Perhiungan Safey Sock (SS) Perhiungan safey sock adalah seperi di bawah ini: SS = Z x SD x = 1,65 x 6592,858 x = 59582,44 on l 30 on Perhiungan Reorder Poin ROP pozzolan dapa dienukan dengan perhiungan beriku ini: ROP = SS x (l x Q) = 59582,44 x (30 x 3110,56) on = on Perhiungan Maximum Invenory Maximum invenory pozzolan di gudang dapa dienukan dengan melakukan perhiungan: MI = SS + EOQ = 59582, on = 62883,44 on Perhiungan Meode Min-Max Perusahaan menerapkan meode minmax dimana pada meode ini dapa dihiung sok minimum, sok maksimum, sok pengaman (safey sock) dan iik pemesanan kembali (reorder poin). Berdasarkan meode ini, perusahaan dari ahun ke ahun elah meneapkan ukuran sok minimum sebesar on dan sok maksimum on. Di bawah ini akan dilakukan perhiungan dengan menggunakan meode min-max sebagai acuan perhiungan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Tahun 2012: Safey Sock = (maksimum pemakaian raa-raa pemakaian) x lead ime = (46235,38 on 35169,63 on) x 1 bulan = 11065,75 on Min sock = (raa-raa pemakaian x lead ime) + safey sock 682 Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

19 = (35169,63 on x 1 bulan) ,75 on = 46235,4 on Max sock = 2 x (raa-raa pemakaian x lead ime) = 2 x ((35169,63 on x 1 bulan) = 70339,3 on Reorder Poin = max sock min sock = 70339,3 on 46235,4 on = 24103,9 on Biaya Persediaan = ((oal pemakaian/reorder poin) x biaya pesan) +(biaya simpan x oal pemakaian) = ((422035,57 on / 24103,9 on) x Rp ,33) + (Rp 2.895,29 x ,57 on) = Rp ,09 Tahun 2013: Safey Sock = (maksimum pemakaian raa-raa pemakaian) x lead ime = (63649,68 on 52180,40 on) x 1 bulan = 11469,3 on Min sock = (raa-raa pemakaian x lead ime) + safey sock = (52180,40 on x 1 bulan) ,3 on = 63649,7 on Max sock = 2 x (raa-raa pemakaian x lead ime) = 2 x ((52180,40 on x 1 bulan) = on Min sock = (raa-raa pemakaian x lead ime) + safey sock = (94612,98 on x 1 bulan) ,8 on = ,78 on Max sock = 2 x (raa-raa pemakaian x lead ime) = 2 x ((94612,98 on x 1 bulan) = ,96 on Reorder Poin = max sock min sock = ,96 on ,78 on = 89097,183 on Biaya Persediaan = ((oal pemakaian/reorder poin) x biaya pesan) +(biaya simpan x oal pemakaian) = (( ,77 on / 89097,183 on) x Rp ,33) + (Rp 2.895,29 x ,77 on) = Rp , Analisis Analisis dari hasil pengolahan daa yang elah dilakukan di aas akan dijelaskan pada bagian ini Analisis Peramalan Pemakaian Pozzolan Diperoleh kombinasi peramalan pemakaian pozzolan ahun 2014 dan pemakaian akual ahun pada Gambar 12. Reorder Poin = max sock min sock = on 63649,7 on = 40711,1 on Biaya Persediaan = ((oal pemakaian/reorder poin) x biaya pesan) + (biaya simpan x oal pemakaian) = ((626164,74 on / 40711,1 on) x Rp ,33) +(Rp 2.895,29 x ,74 on) = Rp ,60 Tahun 2014: Safey Sock = (maksimum pemakaian raa-raa pemakaian) x lead ime = (100128,78 on 94612,98 on) x 1 bulan = 5515,8 on Gambar 12. Perbandingan Toal Pemakaian Pozzolan Jumlah pemakaian pozzolan yang erus meningka dari ahun ke ahun dikarenakan seiring dengan jumlah perminaan konsumen yang semakin banyak membuuhkan semen dan wilayah disribusi yang semakin luas menyebabkan semen yang diproduksi juga semakin banyak dan pemakaian bahan baku yang semakin banyak pula. Selain iu, penggunaan pozzolan di PT Semen Padang ini merupakan Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 683

20 bahan baku ambahan unuk ipe semen PPC dimana ipe semen ini adalah yang paling laku di pasaran dan paling banyak diminai konsumen. Pembukian ini bisa juga diliha dari proyek yang sedang dilakukan PT Semen Padang saa ini, yaiu proyek pembangunan Indarung VI sebagai ambahan pabrik baru agar perusahaan bisa memproduksi semen lebih banyak dalam rangka meningkakan kapasias produksiagar mempunyai kapasias yang akan mampu memenuhi perminaan konsumen sera dalam rangka beradapasi erhadap perambahan perminaan aas produk yang dijual Analisis Perbandingan Pengendalian Persediaan oleh Perusahaan dengan Hasil Pengolahan Daa PT Semen Padang menerapkan meode min-max unuk menenukan banyaknya sock minimum dan sock maksimum yang semesinya ersedia di gudang. Sedangkan pada pengolahan daa digunakan meode pembanding dengan EOQ (Economic Order Quaniy) dan POQ (Periodic Order Quaniy). Tampak perbandingan kasarnya dengan grafik pada Gambar 13. Gambar 13. Perbandingan Toal Biaya Persediaan Berdasarkan pengolahan daa dengan menggunakan meode EOQ dan POQ diperoleh biaya oal persediaan yang lebih minimum daripada meode yang digunakan oleh perusahaan. Namun, kedua meode ini menyebabkan seringnya pemesanan bahan baku, eruama dengan meode POQ yaiu pemesanan dilakukan seiap hari yang berari bahwa PO (Purchase Order) dikeluarkan kepada pemasok seiap hari. Hal ini dapa mengakibakan berkurangnya efisiensi dari pemesanan bahan baku iu sendiri. Bila efisiensi erganggu, maka bisa pula berdampak buruk pada pengendalian persediaan iu sendiri ke depannya. Selain iu, ampak adanya perbedaan jumlah sok anara yang dieapkan oleh perusahaan dengan jumlah sok yang diperoleh dengan pengolahan daa padahal meode yang digunakan adalah sama, yaiu meode min-max. Penyebab imbulnya perbedaan ini dianaranya: 1. Perusahaan menggunakan sandar sok maksimum dan minimum yang sama dari ahun ke ahun. Sedangkan sok yang diperoleh dari perhiungan berdasarkan pada kondisi akual dan perubahan yang erjadi iap waku. Semesinya dilakukan pembaruan iap ahun unuk menyesuaikan dengan perubahan yang ada, diambah lagi erjadinya penambahan perminaan yang dialami perusahan iap ahun. 2. Pengendalian sok yang dilakukan perusahaan dengan memperimbangkan kapasias gudang sedangkan pada pengolahan daa di aas idak memperimbangkan kapasias gudang karena pendekaan yang digunakan adalah pencapaian persediaan sesuai perminaan. 3. Pengendalian persediaan oleh perusahaan khusus unuk bahan baku pozzolan dipengaruhi oleh fakor klinker. Fakor klinker ini berperan dalam pemakaian pozzolan unuk produksi. Hal ini dikarenakan pozzolan merupakan bahan baku ambahan yang porsi penggunaannya disesuaikan dengan banyaknya penggunaan klinker. Berdasarkan penjelasan di aas, dikeahui bahwa masing-masing meode memiliki keunggulan dan kekurangan masingmasing.perbedaan ini dapa diliha rangkumannya pada Tabel Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

21 Tabel 13. Perbedaan Masing-masing Meode Persediaan Biaya Kaegori Perusahaan min-max PTSP min-max EOQ POQ Rp Rp Pengolahan Daa Rp 3,287,620, Rp 1,777,645, Rp 1,775,179, Fakor Klinker Sok beradapasi ya idak idak idak erhadap perubahan demand idak ya ya ya Ukuran pesan on 3000 on 3301 on 3111 on Perbandingan di aas menunjukkan adanya keunggulan yang diberikan oleh meode EOQ dan POQ, yaiu minimasi biaya. Namun hingga saa ini perusahaan masih menggunakan meode yang sama dari ahun ke ahun disebabkan oleh beberapa fakor yang diunjukkan pada Gambar 14. Kepemimpinan Perusahaan Sisem kepemimpinan yang dijalankan idak berubah Meode yang Ada Sekarang Gambar 14. Fishbone Diagram Gudang Kapasias gudang erbaas Jumlah kapasias gudang eap iap ahun Memperimbangkan fakor klinker Tidak menimbulkan banyak permasalahan Meode pengendalian sama iap ahun 5. KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisi kesimpulan dan saran dari peneliian yang dilakukan. Beriku ini akan akan dipaparkan Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari peneliian yang dilakukan yaiu: 1. Peramalan pemakaian pozzolan di ahun 2014 akan lebih banyak dibanding ahunahun sebelumnya, yaiu sebanyak ,31 on. 2. Pengendalian persediaan dengan meode EOQ (Economic Order Quaniy) menghasilkan ukuran pemesanan 3301 on dengan frekuensi pemesanan 344 kali, safey sock sebanyak 59582,44 on, reorder poin pada persediaan sebanyak on dan maximum invenory sebanyak 62883,44 on. Pengendalian persediaan dengan meode POQ (Periodic Order Quaniy) menghasilkan ukuran pemesanan 3111 on dengan frekuensi pemesanan 365 kali Saran Sebagai perbaikan unuk peneliian selanjunya, erdapa beberapa saran dianaranya: 1. Sebaiknya pengolahan daa idak hanya erbaas unuk bahan baku pozzolan sebagai pemakaian erbanyak saja, api juga semua bahan baku yang erliba dalam proses produksi agar perbandingan meode pengendalian persediaan akan erliha lebih jelas. 2. Daa hisoris yang digunakan sebaiknya diambah agar daa lebih inggi ingka keakuraannya. 3. Akan lebih baik jika peramalan dilakukan unuk lebih dari 1 ahun namun beberapa ahun ke depan sebagai perencanaan jangka panjang. DAFTAR PUSTAKA [1] Handoko, T Hani., Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakara, Pengendalian Persediaan Pozzolan...(P. Fihri e al.) 685

22 [2] Hamzah, Bayu Dwipura. Perhiungan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kare Masak Panas Tipe 178 dan 185 pada PT Gunung Pulo Sari, Universias Andalas, Padang, [3] Ruauw, Eyverson. Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Conoh Pengendalian pada Usaha Grenda Bakery Lianli, Manado), ASE, Vol. 7, No. 1, pp. 1-11, [4] Henmaidi. Evaluasi dan Penenuan Kebijakan Persediaan Bahan Baku Kanong Semen Tipe Pased pada PT Semen Padang, Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Universias Andalas, Padang, Jurnal Opimasi Sisem Indusri, Vol. 13 No. 2, Okober 2014:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU DI INDUSTRI MANUFAKTURING PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MEDAN SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA 050803021 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL Aulia Bahar, Sarwosri Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknologi Informasi, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR i MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR ii Judul: EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM)

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM) Jurnal SIMETRIS, Vol 3 No 1 April 013 ISSN: 5-4983 PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM) Muchamad Sahli Fakulas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) Arseo Pramono 1) 1) S1/Jurusan Sisem Informasi, STIKOM Surabaya, email: oejayaraya@gmail.com

Lebih terperinci

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin) ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Persediaan Persediaan merupakan salah sau asse ermahal bagi banyak perusahaan, dan berjumlah sekiar 50 persen dari oal modal yang dianamkan (Render dan Heizer, 2005, p60). Menuru

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sisem Produksi Produksi dalam pengerian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan unuk menghasilkan produk aau jasa. Sisem produksi merupakan kumpulan dari

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Persediaan Persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal bagi perusahaan, mencerminkan oal 40% dari oal modal yang diinvesasikan (Render dan Heizer, 997, p34). Oleh karena

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan) ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Sudi Kasus : Home Indusry Arwana Food Tembilahan) Sii Wardah *), Iskandar Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer, Universias

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN Peramalan 93 BAB IX TEKNIK PERAMALAN Kepuusan persediaan yang dihasilkan dari pembelian cenderung bersifa jangka pendek dan hanya unuk produk yang khas. Peramalan yang mengarah pada kepuusan ini harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci