SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KAMPUS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA (UNIKOM) Wawang Juwandi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KAMPUS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA (UNIKOM) Wawang Juwandi"

Transkripsi

1 SISTE INFORASI GEOGRAFIS (SIG) KAPUS UNIVERSITAS KOPUTER INDONESIA (UNIKO) Oleh Wawang Juwandi Dalam tulisan ini, penulis membangun sebuah Sistem Infomasi Geogafis (SIG) kampus Univesitas Kompute Indonesia (UNIKO). Tujuan dai pembuatan sistem infomasi geogafis ini adalah membantu mahasiswa dosen bau dalam melakukan pencaian uangan seta jadwal dimiliki oleh setiap uangan ada di kampus UNIKO. Dai hasil pengujian, dipeoleh kesimpulan bahwa Sistem Infomasi Geogafis (SIG) dibangun dapat membatu paa mahasiswa khususnya mahasiswa bau dalam melakukan pencaian uangan ada, seta membeikan kemudahan dalam melakukan pencaian jadwal uangan kosong. Kata kunci : Sistem Infomasi Geogafis,UNIKO, SIG BAB 1Pendahuluan 1.1 Lata Belakang asalah dengan Univesitas Univesitas lain Univesitas Kompute ada di Indonesia. Sehingga dai Indonesia (UNIKO) meupakan tahun ke tahun peminat masuk univesitas ke menjadikan UNIKO Teknologi Infomasi sebagai visi peningkatan. misi UNIKO, hal ini tebukti mendoong pihak kampus beusaha dengan aya matakuliah wajib meningkatkan kualitas fasilitas behubungan dengan Teknologi dengan Infomasi bagi semua juusan penambahan ada di UNIKO.. Inilah mulai dai penambahan uangan, lab, menjadikan UNIKO bebeda Hal mengalami melakukan, inilah penambahan- saana pasaana

2 sampai pembagunan gedung bau. Sampai saat ini UNIKO telah Selain itu, kaena tidak memiliki 5 (lima ) gedung seagamnya ukuan uangan ada digunakan seing tejadi ketidaksesuaian antaa poses pekuliahan. kuota uangan dipegunakan Kaena begitu banyaknya dengan jumlah mahasiswa akan uangan ada, sehingga tidak mempegunakan sedikit akibatnya mengalami mahasiswa bau kesulitan ketika dosen uangan tesebut, haus mencai uangan kosong dengan ukuan meeka akan mengikuti kegiatan sesuai. pekuliahan Untuk menanggulangi pemasalahan petamakali. Selain poses tesebut maka, pelu dibuat sebuah pekuliahan, meeka juga Sistem Infomasi Geogafis dapat mengalami kesulitan pada saat membeikan infomasi tentang letak akan melakukan egistasi, kaena uangan meeka belum mengetahui letak fasilitas dimiliki setiap uangan dijadikan tempat uangan UNIKO. melakukan egistasi tesebut, hal sepeti itu tidak 1.2 kampus UNIKO ada di seta kampus Identifikasi asalah hanya tejadi pada mahasiswa bau, dosen bau juga seing mengalami hal sama. Bedasakan lata belakang, maka masalah akan dibahas dalam tugas akhi ini adalah :

3 Bagaimana membangun sebuah Sistem Geogafis mendapatkan infomasi tentang Kampus Univesitas Kompute letak uangan beseta kapasitas Indonesia (UNIKO). tampung uangan akan 1.3 Infomasi 3. empemudah dosen dalam dipegunakan kegiatan aksud Tujuan pekuliahan. Bedasakan pemasalahan di atas, maka maksud dai penulisan tugas akhi ini adalah membuat infomasi suatu geogafis sistem kampus Univesitas Kompute Indonesia (UNIKO). Segkan melakukan pencaian uangan kosong. 5. empemudah pihak univesitas dalam melakukan pembagian uangan dengan melihat daya tampung uangan, tujuan akan dicapai dalam pembuatan sistem infomasi geogafis ini adalah : aga uangan dipegunakan pekuliahan akan dalam nanti poses seimbang, antaa jumlah mahasiswa 1. embeikan infomasi tentang kampus fasilitas ada di UNIKO. 2. empemudah. empemudah dosen dalam melakukan uangan kelas. akan menggunakan uangan dengan kapasitas dimiliki oleh uangan itu sendii. mahasiswa pencaian

4 BAB 2Landasan Teoi 2.1 Konsep Dasa Infomasi tedapat di pemukaan bumi posisinya diketahui. Sistem Defenisi Geogafis SIG selalu beubah kaena SIG meupakan big (SIG) kajian ilmu teknologi Sistem infomasi geogafis elatif meupakan gabungan dai tiga pengetian dai ketiga unsu ini akan sangat membantu memahami SIG. bagian dai spasial (Keuangan), istilah Infomasi mengandung infomasi tempat mengenai tempatteletak dipemukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek beada di pemukaan bumi infomasi mengenai keteangan keteangan digunakan memasukan (captuing), menyimpan, memeikasa, mengintegasikan, memanipulasi (atibut) - behubungan dengan posisi-posisi di pemukaan bumi [1]. Geogafis pengetian Bebeapa SIG adalah sistem kompute menampilakan Istilah Geogafis meupakan bau. defenisi dai SIG adalah: unsu pokok: sistem, infomasi, geogafis. Dengan demikian masih SIG adalah kombinasi peangkat keas peangkat lunak memungkinkan mengolah (manage), menganalisa, memetakan infomasi spasial beikut atibutnya dengan akuasi katogafi [1]. SIG meupakan suatu sistem mengoganisi peangkat

5 keas (hadwae), peangkat GIS membutuhkan kompute lunak (softwae),, seta dapat mendaya gunakan sistem pempoesan. Ukuan dai penyimpanan, pengolahan, sistem komputeisasi begantung maupun analisis secaa pada tipe SIG itu sendii. SIG simultan, dapat dengan skala kecil hanya membutuhkan sehingga dipeoleh infomasi bekaitan dengan aspek penyimpanan kompute) PC (pesonal kecil keuangan.[1] sebaliknya. Ketika SIG SIG meupakan manajemen dibuat spasial non-spasial pelukan spesifikasi kompute bebasis kompute dengan tiga besa pula seta host kaakteistik dasa, yaitu: client machine mendukung mempunyai fenomena aktual penggunaan multiple use. (vaiabel non-lokasi) beskala besa di Hal tesebut disebabkan behubungan dengan topik digunakan dalam pemasalahan di lokasi SIG baik vekto maupun besangkutan, meupakan suatu kejadian di suatu lokasi membutuhkan uang besa mempunyai dimensi waktu [3]. dalam poses analisanya 2.2 Komponen SIG aste membutuhkan penyimpanannya memoi besa poseso cepat. a. Peangkat Keas Untuk mengubah peta ke dalam

6 bentuk digital dipelukan input tansfomasi disebut geogafis, Sistem anajemen digitize. Alat masukan Basis Data (DBS), tools (digitize, scanne, keyboad mendukung quey geogafis, kompute, CD eade, diskette analisa visualisasi eade). Alat penyimpan Gaphical pengolah (GUI) hadwae (kompute dengan had disk-nya, tapes o penyaji keluaan/infomasi (monito kompute, pinte, plotte) memudahkan Inti dai softwae SIG adalah softwae SIG itu sendii mampu menyediakan fungsi-fungsi b. Peangkat Lunak penyimpanan, pengatuan, link, Dalam pembuatan SIG di pelukan Inteface akses pada tools geogafi. catidge unit, CD wite). Alat penampil Use softwae quey analisa geogafi. Bebeapa contoh softwae SIG menyediakan fungsi tools adalah mampu AcInfo melakukan AcView, apinfo, SIG; CAD penyimpanan, analisis sistem enty gaphic menampilkan ; ERDAS seta ER- infomasi geogafis. Dengan demikian, AP poses elemen haus tedapat sensing dalam komponen softwae SIG peangkat lunak SIG: modul adalah: Tools melakukan pemasukan. odul emote dasa pembetulan

7 , modul penyimpanan baik dikejakan oleh oang pengoganisasian, modul - oang memiliki keahlian pemosesan penyajian, modul tansfomasi, modul tingkatan. inteaksi dengan pengguna 2.3 tepat pada semua Data Spasial (input quey) Data c. Data Infomasi Geogafi SIG dapat mengumpulkan menyimpan infomasi dipelukan baik secaa tidak langsung dengan caa meng-impot-nya dai peangkat - peangkat SIG lain maupun secaa langsung dengan caa mendijitasi spasialnya memasukan dai peta atibutnya dai table - tabel lapoan dengan menggunakan keyboad. d. anajemen Suatu poyek SIG akan behasil jika di manage dengan spasial mempunyai pengetian sebagai suatu mengacu pada posisi, obyek, hubungan diantaanya dalam uang bumi. Data spasial meupakan salah satu item dai infomasi, dimana didalamnya tedapat infomasi mengenai bumi temasuk pemukaan bumi, dibawah pemukaan bumi, peaian, kelautan bawah atmosfi (Rajabidfad Williamson, 2000a). Data spasial infomasi tuunannya digunakan menentukan identifikasi posisi suatu pemukaan bumi elemen dai di (Radjabidfad 2001). Lebih lanjut lagi apping Science Committee (1995) dalam

8 Rajabidfad (2001) meneangkan keputusan mengenai spasial pentingnya peanan posisi lokasi yaitu, a. besifat Pengetahuan mengenai lokasi dai kompleks. odel Data Spasial suatu a. Tedapat dua model dalam aktifitas spasial, yaitu model aste memungkinkan hubungannya selain dalam dalam tegantung hasil odel tesebut meupakan epesentasi dai obyek-obyek memungkinkan geogafi teekam sehingga dipehitungkann dapat dikenali diposes jaak, oleh kompute. pembuatan peta, membeikan membuat itu bebeda, akhi akan dihasilkan. Lokasi aahan dai masukan bedekatan. ya vekto. memiliki pemanfaatannya sama atau lokasi b. kaakteistik lain atau elemen daeah model Keduanya dengan aktifiktas lain dalam b.

9 Tingkat keakuasian model ini DATA SPASIAL sangat tegantung pada ukuan ODEL DATA VEKTOR ODEL DATA RASTER piksel NON-TOPOLOGI biasa disebut dengan esolusi. odel ini TOPOLOGI DATA SEDERHANA (SIPLE DATA) atau DATA TINGKAT TINGGI (HIGHER-DATA LEVEL) biasanya emote TIN (TRIANGULATED IRREGULAR NETWORK) REGIONS digunakan dalam sensing cita satelit DYNAIC SEGENTATION bebasiskan maupun aibone (pesawat tebang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital (DE-Digital Elevatin odel) model pemukaan Gamba 2. 1 Klasifikasi odel Data Spasial odel). c. odel Data Raste odel digital (DT-Digital Teain aste odel aste mempunyai stuktu membeikan infomasi spasial tesusun dalam bentuk matiks tehadap pemukaan di bumi atau piksel membentuk dalam bentuk gambaan gid. Setiap piksel memiliki di genealisasi. Repesentasi nilai tetentu memiliki dunia nyata disajikan sebagai atibut elemen matiks atau piksel nilai tesendii, koodinat temasuk unik. membentuk gid

10 homogen. Pada setiap piksel meepesentasikan mewakili setiap obyek atau teekam ditandai dengan kategoi. Nilai sel/piksel dapat nilai-nilai memiliki tetentu. Secaa fenomena gambaan dai nilai suatu positif atau konseptual, model aste negatif, intege, meupakan model spasial point dapat paling sedehana. meepesentasikan nilai cotinuous. floating Data aste Sel/Piksel disimpan dalam suatu uutan nilai sel/piksel. Sebagai contoh, 80, 7, 5, 5, seteusnya. 3, Bais Kolom Gamba 2. 2 Stuktu odel Data Raste Kaakteistik utama Gamba 2. 3 Stuktu Penyimpanan odel Data Raste aste adalah bahwa dalam setiap sel/piksel mempunyai nilai. Nilai sel/piksel d. odel Data Vekto

11 odel ini bebasiskan meepesentasikan pada titik (points) dengan nilai koodinat (x,y) obyek dalam satu dimensi. 3. Aea (Poligon) membangun obyek spasialnya. Poligon Obyek dibangun tebagi epesentasi obyek dalam menjadi tiga bagian lagi yaitu dua dimensi. beupa titik (point), gais (line), 2. meupakan Basis Data aea (polygon). Basis adalah kumpulan 1. Titik (point) Titik epesentasi meupakan gafis paling sedehana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam laya koleksi disimpan dai pada - alat penyimpanan tetentu dengan stuktu penyimpanan khas digunakan peangkat lunak memanipulasinya. Sistem pemosesan basis dimaksudkan mengatasi kelemahan - kelemahan ada pada sistem pemosesan bekas. Sistem sepeti ini monito.. dikenal 2. Gais (line) Gais meupakan bentuk linea menghubungkan dua atau lebih atau titik dengan sebutan DBS (Database anagement System). Secaa umum, DBS diatikan sebagai suatu pogam kompute digunakan memasukkan, mengubah, menghapus, memanipulasi,

12 mempeoleh atau infomasi d. Use, tedii dai end use, dengan paktis efisien. DBS pemogam memiliki empat keunggulan, yaitu : base administato. a. Kepaktisan aplikasi, Dalam basis suatu sistem b. Kecepatan infomasi, hubungan anta c. enguangi kejemuan digambakan oleh model Entity d. Kekinian Relationship (E-R). Komponen utama DBS dapat dibagi Bahasa digunakan dalam basis menjadi empat macam, yaitu : adalah : a. Hadwae, beupa kompute bagian - bagian a. DDL (Data Definition Language) di Yang temasuk dalam kelompok DDL dalamnya, sepeti pocesso, ini adalah CREATE, ALTER, memoy, haddisk. DROP. b. DL Komponen inilah melakukan pemosesan juga menyimpan basis. anipulation Language) Yang temasuk dalam kelompok DL ini b. Data, di dalam basis, (Data adalah SELECT, INSERT, DELETE, UPDATE. mempunyai sifat tepadu c. DCL (Data Contol Language) (integated) bebagi Yang temasuk dalam kelompok DCL (shaed). c. Softwae, bepean melayani pemintaan - pemintaan use. ini adalah GRANT, REVOKE, LOCK TABLE

13 BAB 3 ANALISIS DAN dikaenakan meeka tidak PERANCANGAN SISTE 3.1 mengetahui letak uangan Analisis asalah digunakan tempat Pencaian uangan kelas di UNIKO adalah pemasalahan keap sekali muncul 3. dikalangan ini penulis mengatasi akan dosen bau mencai uangan kelas akan dipegunakan kegiatan pekuliahan. 2. Sulitnya melakukan. egistasi tidak sesuai akan mengikuti Sulitnya mencai infomasi jadwal uangan, sehingga dosen measa kesulitan mencai uangan pengganti uangan sesuai. mahasiswa dipegunakan pekuliahannya. tentang mahasiswa dapat dengan jumlah mahasiswa pemasalahan dihadapai. Adapun Sulitnya akan kuotanya Geogafis (SIG) menangani 1. kosong membuat sebuah Sistem Infomasi diantaanya : kesulitan dipegunakan ketika uangan mencoba pemasalahan seing muncul measa uangan mana cocok pemasalahan tesebut, dalam tugas akhi Dosen mencai infomasi tentang saat ini belum ada fasilitas dapat melakukan egistasi. mahasiswa dosen bau. Sampai digunakan sebagai ada jika tidak

14 3.2 Analisis Basis Data meupakan diagam global dai sistem Entity Relationship Diagam (ERD) suatu objek menggambakan alian - alian Entity Relationship Diagam adalah infomasi dai entitas - entitas masuk dapat kelua dai sistem. didefinisikan dalam lingkungan pemakai. Adapun Gamba 3. 2 Diagam Konteks Sistem ERD dai sistem ini dapat dilihat pada Infomasi Geogafis UNIKO gamba dibawah ini: 3. Gedung Data Flow Diagam (DFD) DFD 1..1 emiliki seing digunakan 1..N menggambakan suatu sistem Lantai 1..1 emiliki Jadwal N emiliki 1..N 1..N Ruangan telah ada atau sistem bau akan 1..N Penggunaan Inventais 1..N dikembangkan secaa logika tanpa emiliki 1..1 Jenis Ruangan mempetimbangkan lingkungan Gamba 3. 1 ERD Sisitem Infomasi Geogafis fisik UNIKO dimana tesebut akan disimapan. DFD meupakan alat 3.3 Diagam Konteks Diagam memiliki menggambakan konteks tujuan digunakan dibentuk sepeti hubungan keseluuhan daipada sistem dengan entitas - entitas ada. Diagam konteks adalah diagam tingkat atas pada metodologi pengembangan sistem testuktu, selain itu meupakan alat cukup popula dikaenakan dapat menggambakan aus didalam sistem secaa jelas testuktu.

15 Pihak Univesitas jadwal, uangan inventais dicai, login Admin Info jadwal, info uangan Info inventais, info login jadwal uangan dicai Sistem Infomasi Geogafis UNIKO Info gedung, Info lantai, Info uangan, Info inventais,info penggunaan inventais, Info jadwal, info login, info pengguna, info jenis uangan Pencai infomasi Info jadwal info uangan Data Pengguna Data gedung, lantai, uangan, inventais, penggunaan inventais jadwal, login, pengguna, jenis uangan Data Pengguna Info pengguna Geogafis T.Datapengguna UNIKO Data Pengguna Data pengguna 2 Pengolahan pengguna Data pengguna, status pengguna T.Datapengguna Data pengguna, status pengguna Data pengguna Login Invalid Login valid Data login 1 Login Login valid Data login T.Gedung Data gedung T.Lantai Data gedung Info lantai Login Invalid Admin lantai Login valid Data gedung, lantai, uangan, jenis uangan, Data inventais, penggunaan inventais, jadwal Data jenis uangan 3 Pengolahan SIG Info Data jenis uangan T.Jenis Ruangan Info gedung, Info lantai, Info uangan, Info jenis uangan, Info inventais, Info penggunaan inventais, Info jadwal Info Data uangan Data jadwal Data Inventais Info Data jadwal Data uangan T.Jadwal Tjenisuangan T.Ruangan Info Data Inventais Data jadwal Info Data penggunaan inventais T.inventais PK Penyajian SIG Data uangan akan dicai, Data jadwal akan di cai Pencai Infomasi PK nama_jenis_uangan Data penggunaan inventais T.penggunaan inventais Tuangan kode_jenis_uangan Info uangan dicai, info jadwal dicai, Info infentais Info uangan dicai, info jadwal di cai FK1 Pihak Univesitas Data uangan dicai, jadwal dicai Gamba 3. 3 DFD Level 1 Sisitem Infomasi Tjadwal FK1 Geogafis (SIG) Univesitas Kompute nomo_uangan jam hai matakuliah dosen kelas tingkat FK2 PK nama_uangan nomo _lantai ukuan kapasitas posisi_x posisi_y gamba _uangan sifat_uangan induk _uangan kode_jenis _uangan Tlantai PK nomo_lantai FK1 nomo _gedung gamba _lantai PK nomo_gedung Tpenggunaan _inventais Tinventais Indonesia (UNIKO) kode _inventais FK2 FK1 nama _inventais 3.5 nomo_uangan Data uangan Data penggunaan inventais nomo_uangan kode_inventais jumlah Tgedung nama_gedung alamat gamba _gedung Relasi Tabel Poses elasi anta tabel meupakan gabungan anta tabel mempunyai kunci utama sama, sehingga tabel-tabel tesebut menjadi satu kesatuan dihubungkan oleh field kunci tesebut. Pada poses ini Gamba 3. Skema Relasi Sistem Infomasi Geogafis UNIKO elemen-elemen dikelompokkan menjadi satu file base beseta entitas hubungannya. Beikut adalah tabel elasi Sistem Infomasi Tpengguna PK Use_id passwod nama_pengguna status keteangan Gamba 3. 5 Tabel Refeence Dipakai

16 3.6 Stuktu File Di dalam pembuatan pogam Nama nomo_lantai nomo_gedung nama_gamba_lantai dibutuhkan suatu spesifikasi file dimaksudkan dapat melakukan kegiatan - kegiatan dalam pengatuan pencaian pembuatan lapoan dapat memudahkan Type Intege Intege Long blob Ukuan - Tabel 3. Stuktu File Jenis Ruangan Nama Type Kode_jenis_uangan Vacha Vaca Nama_jenis_uanga n Wana sistem Ukua n 5 Intege Tabel 3. 5 Stuktu File Ruangan pengolahan ini membutuhkan nomo_uangan nama_uangan spesifikasi file mempemudah Kode_jenis_uangan dalam nomo_lantai ukuan vacha Vacha Vacha Intege Vacha Intege Intege Intege Long blob itu melakukan sistem kegiatan pemogaman kompute, dapat dilihat pada tabel beikut : Tabel 3. 1 Stuktu File Pengguna Nama Type use_id Vacha Vacha Vacha Vacha Vacha passwod nama_penggun a Status keteangan Ukua n 25 keteangan PK Type Intege Vacha Vacha Long blob kapasitas posisi_x Posisi_Y Nama_gamba_uanga n Tabel 3. 3 Stuktu File Lantai keteangan 5 FK 20 FK PK - Nama Type Kode_inventai s nama_inventai s Vacha Vacha Ukua n 5 keteangan PK 30 Tabel 3. 7 Stuktu File Penggunaan Inventais 10 Ukuan Ukua n 5 25 Tabel 3. 6 Stuktu File Inventais 15 Tabel 3. 2 Stuktu File Gedung Nama nomo_gedung nama_gedung Alamat gamba_gedung PK Type Untuk keteangan 25 Nama kompute. keteangan PK FK keteangan PK Nama Type nomo_uangan kode_inventai s jumlah Intege Vacha Intege Ukua n 5 keteangan FK FK Tabel 3. 8 Stuktu File Jadwal Nama nomo_uangan hai Type Intege Vacha Ukuan 10 keteangan FK

17 Time Vacha Vacha jam matakuliah dosen FA Logo Unikom - Klik Halaman muka maka akan masuk ke F02 Heade - klik Pengguna akan masuk ke F03 - klik Gedung akan masuk ke F0 - klik Lantai akan masuk ke F05 enu Halaman uka - Jika kuso beada diatas Data Ruangan maka akan muncul P01 disebelahkanannya. Pencaian Letak Ruangan 30 Penggunaan Inventais - Jika kuso beada diatas Data Inventais maka akan muncul P02 disebelahkanannya. Gamba Gedung 3D Kelua - klik Jadwal akan masuk ke F10 - Klik Kelua maka akan kelua pesan Ukuan 102 x 768 wana biu gadasi hitam Font 12 type Times new Roman wana putih Peancangan Antamuka Peancangan anta muka tedii dai peancangan stuktu menu, peancangan fom peancangan keluaan. Beikut ini Gamba 3. 7 Tampilan Fom Pihak Univesitas adalah peancangan anta muka sistem infomasi geogafis 3.8 Jaingan Semantik UNIKO., 08 6, 0 03, 08, F30B FCai T , T 19, T Tampilan Fom Admin T1 F30A T1 F03 F0A 5 T2 T0 T 05 T27 8 T6 T , T5 3 F08A T13 T55 T F08B F09A Pihak T5 T 8 T5 F09B Univesitas T 05 T T3 9, T 0 PR2 F08 Fom T3 F07A F09 2. Tampilan F06A T39 P02 F10A 9 T5 Gamba 3. 6 Tampilan Fom Admin 06 T33 F07 F10 1 T6 3, T0 0 6 T3 F06 T0 8 T10 : Klik Kelua maka akan kelua pesan 0 F06A 2 T3 T0 7 9 Ukuan 102 x 768 wana biu gadasi hitam Font 12 type Times new Roman wana putih 6 FO2 P01 T09 : klik Jadwal akan masuk ke F10 Kelua F05B 06 T07 : Jika kuso beada diatas Data Ruangan maka akan muncul P01 disebelahkanannya. T01 T01 F01 T0 Data Jadwal F05 T0 T08 : Jika kuso beada diatas Data Inventais maka akan muncul P02 disebelahkanannya. Data Inventais 06 FAO2 T26 Gamba Gedung 3D Data Ruangan 03 F12 Data Gedung, T06 : klik Lantai akan masuk ke F05 06 Data Pengguna F10 1, T1 0 T05 : klik Gedung akan masuk ke F0 F05A 01, 02, 03, 0 F11 Halaman uka Data Lantai F0 T0 : klik Pengguna akan masuk ke F03 enu F0B T2 1 T03 : Klik Halaman muka maka akan masuk ke F02 07 Heade, 06 T2 0 Logo Unikom T 23 F10A F02 PR1

18 Gamba 3. 8 Jaingan Semantik Indonesia (UNIKO). Pada tahap ini akan ditampilkan tampilan setiap menu BAB IPLEENTASI DAN ada. PENGUJIAN Pada bab ini meupakan tahap.2 Implementasi Database ysql penejemahan kebutuhan pembuatan.0 aplikasi Langkah kedalam epesentasi peangkat lunak sesuai dengan hasil analisis telah dilakukan. Implementasi dilakukan meliputi implementasi posedu, implementasi peangkat lunak, pembuatan petama aplikasi tabel - tabel dibentuk : 1. Tabel gedung CREATE TABLE `gedung` ( `nomo_gedung` int(11) NOT NULL default '0', `nama_gedung` pengujian pada peangkat lunak hasil default longblob, PRIARY Implementasi tahap di mana hasil dai setiap tahapan peancangan akan diteapkan dalam sebuah pogam. Pogam dimaksud adalah sistem infomasi geogafis (`nomo_gedung`) Tahap implementasi meupakan vacha(25) `alamat` text, `gamba_gedung` implementasi. analisis yaitu pembuatan basenya beikut adalah segkan pengujian meliputi.1 ini dalam akan dibangun di Univesitas Kompute ) TYPE=InnoDB; 2. Tabel gedung3d CREATE TABLE `gedung3d` ( `nomo_gedung` int(11) default `nama_gedung` vacha(25) default `dept` float default `height` float default

19 `width` float default CONSTRAINT `x` float default `lantai_ibfk_1` `y` float default `z` float default REFERENCES `anggle` float default (`nomo_gedung`) ON UPDATE ON `nomo_gedung_fk` (`nomo_gedung`), `gedung3d_ibfk_1` FOREIGN (`nomo_gedung`) REFERENCES (`nomo_gedung`) `gedung` CASCADE DELETE RESTRICT CONSTRAINT FOREIGN `gedung` (`nomo_gedung`) ON UPDATE ON CASCADE ) TYPE=InnoDB;. Tabel Jenis uangan CREATE TABLE `jenis_uangan` ( `kd_jenis_uangan` vacha(5) NOT NULL default '', DELETE RESTRICT `nama_jenis_uangan` ) TYPE=InnoDB; vacha(25) default `publish` vacha(10) default 3. Tabel lantai CREATE TABLE `lantai` ( `kd_lantai` vacha(6) NOT NULL default '', PRIARY (`kd_jenis_uangan`) ) TYPE=InnoDB; `nomo_lantai` int(11) default 5. Tabel Ruangan `nomo_gedung` int(11) default `nomo_uangan` vacha(5) `nama_lantai` vacha(25) default PRIARY NOT NULL default '', `nomo_lantai` vacha(6) (`kd_lantai`), `nomo_gedung_fk` (`nomo_gedung`), CREATE TABLE `uangan` ( default `nama_uangan` vacha(25) default `jenis_uangan` vacha(5) default

20 `ukuan` vacha(20) default CREATE TABLE `inventais` ( `kd_inventais` vacha(5) `kapasitas` int(11) default NOT NULL default '', `nama_inventais` vacha(30) `posisi_x` int(11) default default PRIARY `posisi_y` int(11) default (`kd_inventais`) ) TYPE=InnoDB; `gamba_uangan` longblob, PRIARY (`nomo_uangan`), 7. Tabel Penggunaan Inventais CREATE `nomo_lantai_fk` `penggunaan_inventais` ( (`nomo_lantai`), `nomo_uangan` vacha(5) `jenis_uangan` default (`jenis_uangan`), `kd_inventais` vacha(5) CONSTRAINT `uangan_ibfk_1` default FOREIGN (`nomo_lantai`) REFERENCES (`kd_lantai`) `jumlah` int(11) default `lantai` ON UPDATE `nomo_uangan_fk` (`nomo_uangan`), CASCADE, CONSTRAINT `uangan_ibfk_2` TABLE `kd_inventais_fk` (`kd_inventais`), FOREIGN CONSTRAINT (`jenis_uangan`) `penggunaan_inventais_ibfk_1 REFERENCES ` `jenis_uangan` (`nomo_uangan`) (`kd_jenis_uangan`) ON FOREIGN REFERENCES `uangan` UPDATE CASCADE (`nomo_uangan`) ) TYPE=InnoDB; UPDATE CASCADE, 6. Tabel Inventais ON CONSTRAINT `penggunaan_inventais_ibfk_2

21 ` FOREIGN (`nomo_uangan`) (`kd_inventais`) REFERENCES REFERENCES `inventais` `uangan` (`nomo_uangan`) ON (`kd_inventais`) ON UPDATE UPDATE CASCADE CASCADE ) TYPE=InnoDB; ) TYPE=InnoDB; 9. Tabel Pengguna CREATE TABLE `pengguna` ( 8. Tabel Jadwal `use_id` vacha(25) NOT CREATE TABLE NULL default '', `jadwal_bau` ( `passwod` `nomo_uangan` vacha(5) vacha(25) default default `nama_pengguna` vacha(25) `senin` vacha(50) default default `bagian` vacha(20) default `selasa` vacha(50) default `online` vacha(8) default `abu` vacha(50) default `status` vacha(15) default `kamis` vacha(50) default PRIARY (`use_id`) `jumat` vacha(50) default ) TYPE=InnoDB; `sabtu` vacha(50) default.3 `jam` vacha(20) default `nomo_uangan_fk` Beikut adalah bebeapa contoh fom telah dibuat menggunakan Delphi 7.0 (`nomo_uangan`), CONSTRAINT `jadwal_bau_ibfk_1` FOREIGN Implementasi Anta uka Fom Login dengan

22 Pada tampilan fom login ini use haus masukan use id Passwod supaya bisa mengakses Gamba. 2 Fom Halaman uka Fom Data Pengguna Fom pengguna menu pogam lainnya, beikut meupakan tampilannya : pengolahan akses setiap use fom akan mengggunakan pogam aplikasi ini, beikut tampilannya : Gamba. 1 Fom Login Tampilan Awal Pogam Gamba. 3 Fom Data Pengguna Fom Data Gedung Fom meupakan melakukan gedung fom pengatuan tata

23 letak gedung dalam poses denah lantai penggantian penambahan gedung bau nama lantai beikut adalah melakukan tampilannya: peubahan gedung beikut tampilannya : Gamba.9 Fom Data Lantai Fom Data Inventais Gamba.6 Fom gedung Fom inventais adalah fom melakukan pengolahan sepeti Fom Data Lantai Fom lantai adalah fom pengolahan lantai sepeti penambahan lantai, pengeditan lantai sepeti penggantian inventais, inventais penambahan pengubahan penghapusan. jenis

24 Fom jadwal adalah fom melakukan penambahan jadwal dimiliki oleh setiap uangan ada. Gamba. Fom Data Inventais Fom Penggunaan Inventais Fom Gamba. 6 Fom Jadwal Fom Info Ruangan penggunaan inventais adalah fom melakukan penambahan pengubahan inventais digunakan oleh setiap uangan ada. Gamba. 7 Fom Info Ruangan Gamba. 5 Fom Penggunaan Inventais Fom Jadwal

25 BAB 5KESIPULAN DAN SARAN memudahkan pengguna dalam Pada bagian teakhi ini akan melakukan pencaian jadwal uangan kosong. dikemukakan kesimpulan dapat dipeoleh dai pembahasan bab-bab 5.2 sebelumnya seta saan besifat membangun. 5.1 Saan Sistem Infomasi Geogafis (SIG) kampus UNIKO ini masih Kesimpulam dapat dikembangkan seiing dengan Setelah melewati pembangunan pekembangan spesifikasi kebutuhan Sistem Infomasi Geogafis (SIG) pengguna sistem haus dipenuhi kampus UNIKO seta melakukan dalam mencapai tahap lebih pengujian, tinggi kineja sistem lebih maka dapat diambil kesimpulan sebagai beikut : baik. Beikut adalah bebeapa saan 1. Sistem Infomasi Geogafis (SIG) pengembangan lebih lanjut : dibangun dapat memudahkan pengguna dalam melakukan 1. Dihaapkan pengolahan uangan beseta pengembangan selanjutnya, inventoy nya. animasi 3D digunakan 2. Sistem Infomasi tidak hanya pada gedungnya Geogafis saja. (SIG) dibangun dapat memudahkan pengguna dalam melakukan pencaian uangan. 3. Sistem Infomasi Geogafis (SIG) dibangun dapat 2. Untuk pengembangan selanjutnya, dihaapkan sistem infomasi geogafis dibangun dapat

26 melakukan 3. penambahan. Untuk pengembangan gedung diwilayah lain. selanjutnya, Bentuk sistem ini dapat menangani gedung dibangun lebih bepaiatif. dihaapkan pemesanan uangan kuliah.

27 DAFTAR PUSTAKA [ 1 ]Daniel Hay Pasetyo, Sistem Infomasi Geogafis (SIG) Tata Guna Lahan, (15 Desembe 2007, 20:00 WIB). [ 2 ]Dhani Gumela, Data spasial, (15 Desembe 2007, 20:00 WIB). [ 3 ]Eddy Pahasta, Konsep-konsep dasa Sistem Infomasi Geogafis, Bandung, Infomatika. [ ]Heiady, Pemogaman Gafik 3D menggunakan C & OpenGl, Gaha Ilmu,Yogyakata 2007 [ 5 ]Pessman, Roge S., Ph. D, Rekayasa Peangkat Lunak: Pendekatan Paktis (Buku Satu), Andi, Yogyakata, 2002 [ 6 ] (15 Novembe 2007, 20:00 WIB).

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 216/217 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI E-BUSINESS PADA TOKO GLOBAL KOMPUTER BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI E-BUSINESS PADA TOKO GLOBAL KOMPUTER BERBASIS WEB SISTEM IFORMASI E-BUSIESS PADA TOKO GLOBAL KOMPUTER BERBASIS WEB Samila Silvi Juusan Sistem Infomasi STMIK Pingsewu Lampung Jl. Wisma Rini o.09 Pingsewu Lampung website: www.stmikpingsewu.ac.id E-mail

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY GOODS WEB-BASED ON THE STATE PROSECUTOR TERNATE

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 215/216 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS CLIENT SERVER PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS CLIENT SERVER PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS CLIENT SERVER PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Oleh Alhuze Puta 2008.01.0093 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN

SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN D e s k i p s i M a t a K u l i a h 1 Deskipsi Mata Kuliah Infomasi

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP Devi Yunita 1, Eka Ridhawati 2 Juusan Sistem Infomasi, STMIK Pingsewu Lampung Jl.Wisma Rini No. 09 Pingsewu

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System ISSN 248-6438 SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE DATA PROCESSING INFORMATION

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Techno.COM, Vol. 12, No. 4, Novembe 201: 198-207 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Emiia Winda Kismanto 1, Setia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Semina SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi Novembe Infomasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedigantaaan (SENATIK) Vol. II, 26 Novembe 2016, ISSN: 2528-1666 AI- 95 IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI STIE CANDA BHIRAWA KEDIRI 2012 STIE Canda Bhiawa Kedii SOP SKRIPSI Tanggal belaku Tanggal

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Pemakai Dari hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Maluku dan hasil observasi diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran

Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Peancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alu Pelayaan Sempit dan Dangkal bebasis Kepakaan Agni Rohmana Anggaini (4206 100 054) Dosen Pembimbing D.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

PENERAPAN FORWARD CHAINING PADA NAVIGASI ROBOT KAKI ENAM

PENERAPAN FORWARD CHAINING PADA NAVIGASI ROBOT KAKI ENAM Univesitas Puta Indonesia YPTK Padang - 23 Oktobe 2015 ISSN : 2460-4690 PENERAPAN FORWARD CHAINING PADA NAVIGASI ROBOT KAKI ENAM Teknik Infomatika Magiste Kompute, UPI YPTK, Padang 3), Teknik Infomatika

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Bab II. Konsep Dasar

Bab II. Konsep Dasar Bab II Konsep Dasa Konsep dasa mengenai gaf dan jaingan dikutip dai Bondy dan Muty [1], Diestel [2], dan Fleische [3]. Beikut ini dibeikan bebeapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian gaf dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 50 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Lebih terperinci