BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboatoium biokimia FMIPA Univesitas Riau selama 4 (empat) bulan Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan Adapun alat-alat yang akan digunakan adalah kotak bening beukuan ±20X13X15 cm, oven, neaca timbang, C. binotalis, buet, seta pealatan lainnya sepeti yang tesebut dalam posedu keja Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah EM-4 poduksi PT. Songgolangit, lautan gula meah, tanaman seai {Cymbopogon citatus D.C.), tanaman babadotan (Ageatum conyzoides L.), daun sawi sega yang dipeoleh dai pasa lokal dan hama ulat sawi spesies Cocidolomia binotalis Z. yang dipeoleh dai tanaman sawi, lautan NaOH 0,1 N, indikato PP 1%, lautan H2C2O4.2H2O dan bahan-bahan lainnya sepeti yang tesebut dalam posedu keja Metoda Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pengujian bioaktivitas ETT tanaman seai dan babadotan keing dengan menggunakan metode pilihan dan pencelupan daim menuut Pijono (1999). Penentuan total asam hasil fementasi dilakukan dengan metode titasi alkalimeti, sedangkan penentuan total aktivitas antioksidan menuut Lindsey dkk. (2002). Adapun secaa keseluuhan ancangan metode penelitian dapat diangkum sebagaimana yang telihat pada skema dibawah ini 23

2 Pesiapan ekstak tanaman tefeimentasi (ETT) seai dan babadotan keing Pengadaan hama Cocidolomia binotalis Z. Pengujian bioaktivitas E11 seai dan babadotan dengan metode pencelupan daun sawi sebagai pakan hama menuut Piyono (1999) Analisis total asam hasil fementasi menggunakan metode alkalimeti Analisis aktivitas antioksidan menuut Lindsey dkk. (2002) 3.4. Posedu Penelitian Pesiapan ekstak tanaman tefementasi (ETT) seai (Cymbopogon citatus D.C.) dan babadotan (Ageatum conyzoides L.). ETT dibuat dengan menggunakan bahan dai tanaman keing dalam bentuk sebuk. Oleh sebab itu tanaman seai dan babadotan haus dikeingkan telebih dahulu. Tanaman seai yang digvinakan adalah mulai dai bagian pangkal tanaman sampai ujung daun, sedangkan bagian tanaman babadotan yang digunakan adalah bagian dauimya. Pembuatan sebuk keing tanaman seai maupun babadotan dilakukan dengan caa, sebanyak 250 gam masing-masing tanaman diajang halus dan dikeingkan dalam oven pada suhu 40 C. Selanjutnya daun keing tesebut dihaluskan hingga menjadi sebuk halus. Caa pembuatan ETT adalah sebagai beikut, masing-masing sebuk keing tanaman seai dan babadotan dimasukkan ke dalam botol plastik beukuan 1,5 lite. Ai ditambahkan sebanyak 1 lite pada masing-masing botol. Lautan gula meah dan EM-4 dimasukkan sebanyak 5% dai jumlah ai (50 ml), diaduk ata dan ditutup apat (suasana anaeob). Gas yang tebentuk selama fementasi 24

3 dikeluakan secaa bekala (2 hai sekali atau sesuai keadaan gas) selama 7-15 hai (gas tidak tebentuk lagi). ETT sudah dapat digunakan dengan pengencean sesuai dengan konsentasi yang akan digunakan yaitu konsentasi 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%, 25 %, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan ETT mumi untuk ETT babadotan, sedangkan untuk ETT seai hanya tahap konsentasi 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5% Pengadaan hama Cocidolomia binotalis Z. dai sawi Jenis hama yang digvinakan adalah ulat kop {Cocidolomia binotalis Zelle). Penyediaan hama dilakukan dengan caa, lava dalam bentuk insta 1 dikumpulkan dai sawi dan ditunggu bebeapa hai hingga menjadi insta ketiga. Hama yang digunakan haus seagam aga memiliki kemampuan makan yang elatif sama Uji bioaktivitas Uji bioaktivitas dilakukan di laboatoium dengan menggunakan metoda pilihan dan metoda pencelupan daun menuut Pijono (1999). Metoda pilihan digunakan untuk menguji kemampuan antifeedant ETT tehadap hama, sedangkan metoda pencelupan daun diambil sebagai metoda pelakuan ETT tehadap pakan hama. Pada metoda pilihan, daun bepelakuan dan daun kontol yang sama banyaknya ditempatkan dalam wadah yang sama, bebeapa eko seangga uji dibiakan memilih makanan dalam wadah tesebut. Banyaknya daun pelakuan (dalam satuan jumlah daun) dibandingkan dengan kontol setelah selang waktu 24 jam. Caa kejanya adalah daun sawi yang dibeli dai pasa tadisional dibesihkan dengan ai mengali aga tebebas dai sisa-sisa pestisida. Pelakuan sepeti ini dilakukan sebanyak 3 kali, untuk lebih meyakinkan daim telah tebebas dai sisa pestisida. Selanjutnya daun tesebut dibuat cakam (bundaan) dengan diamete 5 cm dengan menggunakan cetakan. Bundaan dicelupkan satu pe satu ke dalam ETT yang telah diencekan dengan konsentasi tetentu selama vaiasi waktu yang ditentukan yakni 30 detik, 60 detik dan 60 menit, selanjutnya dikeingkan di udaa bebas. Daun kontol hanya diendam dalam ai saja. 25

4 Enam (6) cakam daun diletakkan dalam kotak bening, masing-masing 3 daun kontol dan 3 daun pelakuan kemudian dimasukkan 5 eko hama Cocidolomia binotalis. Hama uji dibiakan memilih makanan dalam wadah tesebut. Setelah 24 jam, jumlah keusakan daun akibat dimakan hama, dihitung dengan melihat luas lembaan yang tesisa. Untuk setiap taaf konsentasi atau kontol digunakan tiga ulangan (3X5 lava) Keusakan pada daun yang mendapat pelakuan dibandingkan dengan keusakan pada daun kontol. Masing-masing pelakuan juga dibandingkan antaa konsentasi satu dengan yang lainnya xmtuk melihat konsentasi yang paling tidak disukai oleh hama ulat Cocidolomia binotalis Z. Setiap konsentasi dipetakan tehadap keusakan daun yang dimakan oleh hama ulat ini. Pebandingan daun kontol yang dimakan dan daun pelakuan yang dimakan dilakukan penghitungan Indeks Hambatan Makan (IHM) menuut Syahputa (2001), bedasakan amus beikut: Indeks Hambatan Makan (IHM) = (JK - JP) / (JK + JP) Keteangan JK : Jumlah daun kontol yang dimakan JP : Jumlah daim pelakuan yang dimakan Analisis total asam Sebanyak 2ml bahan ektak tanaman tefementasi, dititasi menggunakan lamtan standad NaOH 0,1 N dan ditambah 2-3 tetes indikato PP 1%, pesentase total asam dihitung dengan amus beikut menuat Fox, J.D. (1981). T * T A /T^A^o/ ml NaOH x N NaOH x 0,09 Y inno/ Total Asam (TA) % = - X 100% ml bahan Analisis aktivitas antioksidan Metode yang digunakan adalah metode Lindsey dkk (2002). Sampel sebanyak 5 gam digeas, lalu dimasukkan ke dalam labu taka 10 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda batas. Ekstak sayuan disentifuse selama 10 menit. Asam linoleat (50 al) dimasukkan ke dalam tabung eaksi yang beisi 5 ml etanol absolut. Supematan (50 ^1) ditambahkan ke dalam laatan, lalu divotex. 26

5 Lautan didiamkan di tempat gelap pada suhu 25*^0 selama 24 jam. FeCl2 0,014 M sebanyak 20 j,l dan KSCN 30% sebanyak 20 \il ditambahkan ke dalam tabung eaksi. Pengulangan dilakukan 3X. Absobansi diukvi pada panjang gelombang 500 nm. Absobansi blanko diuku pada waktu 0 dan setelah 24 jam. Blanko ekstak tanaman adalah ekstak tanaman itu sendii ditambahkan FeCb dan KSCN. Blanko adalah campuan dai etanol absolut, asam linoleat, FeCli dan KSCN. % hambatan= 1- {AbsSampelj2i - AbsEkstakj^^) - AbsSampel TO AbsBlankoj2^ - AbsBlankOj^ 1 X 100% 3.5. Analisis Data Data yang dipeoleh dalam penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan gafik hubungan antaa konsentasi pelakuan tehadap keusakan daun. Pebandingan beat daun yang dimakan antaa kontol dan pelakuan dihitung sebagai Indeks Hambatan Makan (IHM) menuut Syahputa (2001). IHM dan total aktivitas antioksidan dianalisis secaa statistik menggunakan analisis ANOVA, dan uji lanjut Duncan's Multiple Range Test (DMRT) jika membeikan pebedaan yang signifikan pada taaf 5%. 27